Anda di halaman 1dari 52

LUMUT (BRYOPHYTA)

17.1 What is a plant?

• Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang


mampu:
– 1. berfotosintesis,
– 2. multiseluler dan
– 3. eukariotik.
17.5 Klasifikasi Filogeni pada Tumbuhan

(Pterydophyta / Paku)
Tumbuhan berpembuluh tak berbiji

Gymnosperm
(e.g., conifer)
Charophyceans (sekelompok dengan alga hijau)

Bryophytes (Lumut)
Radiation of
flowering plants

Tumbuhan berbiji pertama

Tumbuhan berpembuluh pertama

Tumbuhan nenek moyang


Ciri-ciri Tumbuhan Bryophyta / Lumut

– Fotosintesis, multiseluler dan eukariotik


– menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap
hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar
dan daun sejati (talus)
– susunan sel-sel daun dan akar (rizoid) hanya terdiri dari
satu lapis.
– Rhizoid terdiri atas beberapa lapis deretan sel parenkim.
– Daun terdiri dari beberapa lapis sel yang disebut
mikrofil, umumnya tersusun rapat menutupi batang.
– Tak memiliki pembuluh angkut (xilem dan floem)
– Proses pengangkutan air dan zat mineral di dalam
tubuh berlangsung secara difusi dan dibantu oleh
aliran sitoplasma.
– ukuran relatif kecil, tingginya 2 sampai 50 cm.
– Mengalami pergiliran keturunan (dari
gametofit – sporofit)
– Gametofit lumut merupakan tumbuhan lumut
yang terlihat sehari-hari dan berfungsi untuk
fotosintesis.
– Reproduksi seksual dan aseksual
menyerupai ganggang karena :
• Memerlukan air untuk reproduksi,
• Tidak memiliki berkas pengangkut,
• Tidak dapat tumbuh tinggi karena tidak
mengalami lignifikasi,
• Tidak memiliki akar dan daun sejati.
menyerupai tumbuhan paku karena :
• Memiliki spora yang dindingnya dilindungi lilin
untuk mencegah dehidrasi,
• Sel pembentuk gamet dikelilingi sel-sel jaket
pelindung,
• Sel telur dan sperma dibentuk dalam ruangan
tertentu,
• Zigot tetap di dalam tubuh induk hingga
berkembang menjadi embryo.
MANFAAT

– Tempat berkecambah berbagai macam biji tumbuhan,


– Habitat berbagai jenis hewan kecil.
– Kemampuannya menyerap dan menyimpan air dalam
jumlah besar, misalnya sphagnum dapat menyerap air
hingga 90% bobot tubuhnya, sehingga lumut merupakan
lumbung air bagi kawasan hutan.
– Bioindikator perubahan iklim.
– sebagai vegetasi perintis: melapukkan batuan
– Mencegah erosi
– Media pertumbuhan tanaman
– Pengobatan
Pergiliran Keturunan / Metagenesis Tumbuhan Lumut
- Meliputi 1) fase gametofit : fase tumbuhan lumut yang menghasilkan gamet (sel
kelamin).
- Sel kelamin dihasilkan di bagian atas tumbuhan lumut pada struktur bernama
gametangium.
- Bila gametangium menghasilkan sel spermatozoid maka gametangium di sebut
anteridium
- Dan bila gametangiun menghasilkan sel ovum, maka gametangium di sebut
arkegonium
- 2) Fase sporofit : fase tumbuhan lumut yang menghasilkan spora
Figure 29.8 Siklus Hidup Polytrichum (layer 1)
Tetesan hujan
Key
Gametofit
jantan Haploid (n)
Sperma Diploid (2n)

Antheridium

Ovum

Gametophore
Gametofit
Arkegonium
betina

FERTILISASI

(Di dalam arkegonium)


Zygot

Arkegonium
Figure 29.8 Siklus Hidup Polytrichum (layer 2)
Tetesan hujan
Key
Gametofit
jantan Haploid (n)
Sperma Diploid (2n)

Antheridium

Ovum

Gametophore
Gametofit
Arkegonium
betina

Seta FERTILISASI

Kapsul (Di dalam arkegonium)


(sporangium) Kaliptra Zygot
Sporofit
dewasa Embryo

Arkegonium
Sporofit

Gametofit muda

betina
Figure 29.8 Siklus Hidup Polytrichum (layer 3)
Tetesan hujan
Key
Gametofit
jantan Haploid (n)
Sperma Diploid (2n)
“Tunas”

Antheridium

Protonemata
“Tunas”

Ovum
Spora
Gametophore
Gametofit
Arkegonium
betina
Peristom
Rhizoid

Sporangium Seta FERTILISASI

MEIOSIS Kapsul (Di dalam arkegonium)


(sporangium) Kaliptra Zygot
Mature
Sporofit
sporophytes
dewasa Embryo

Arkegonium
Sporofit

Gametofit muda
Kapsul dgn
betina
peristom (LM)
KLASIFIKASI TUMBUHAN LUMUT
Terdiri dari 3 kelas:
1. Kelas Bryopsida/ Lumut Daun
2. Kelas Hepaticopsida / Lumut Hati
3. Kelas Antheroceropsida / Lumut Tanduk

Pengelompokan ini didasarkan:


•Bentuk talus,
•Daun,
•Perkembangan gametofit,
•Kapsul.
Klasifikasi Tumbuhan Lumut
Lumut Hati (Kelas Hepatycopsida)
Arkegonium pada
gametofit

Plagiochila
Dasar deltoidea,
Seta

Marchantia polymorpha, Kapsul


Dengan talusnya

500 µm
Sporofit Marchantia (LM)

Lumut Tanduk (Kelas Anthoceratopsida) Lumut Daun (Kelas Bryopsida)


Anthoceros, Polytrichum commune
Lumut tanduk

Sporofit
Sporofit

Gametofit
Gametofit
1. Kelas Bryopsida
Karakteristik:
•Memiliki struktur mirip akar, batang, dan daun
•batangnya tegak dan bercabang
• daunnya kecil, tersusun rapat
•Sporangium tumbuh membentuk tangkai yang ujungnya
terdapat kapsul betudung (kaliptra)
•Ketika spora matang, kapsul pecah dan tumbuh
menjadi filamen berwarna hijau dan disebut Protonema
•Bryopsida merupakan lumut sejati.
•Jumlahnya paling banyak dibandingkan spesies
dari dua kelas yang lain dan menutupi sekitar
3% dan permukaan daratan bumi.
•Mudah ditemukan di permukaan tanah,
tembok, batu-batuan, atau menempel di kulit
pohon.
•Di atas permukaan tanah yang lembap, lumut
daun tumbuh rapat, menyokong satu sama lain,
dan memiliki sifat seperti busa yang
memungkinkannya menyerap dan menahan air.
•Sporofit membentuk sporogonium yang
bentuknya bervariasi, antara lain bulat, kapsul
horizontal, kapsul tegak.
•Sporogonium memiliki sporangium yang di
dalamnya terdapat banyak spora.
•Spora yang berkecambah membentuk
filament, yang segera tumbuh menjadi
protonema, lalu berkembang menjadi kuncup
dan tumbuh menjadi gametofit berdaun.
•Selain dengan spora, lumut daun Spaghnum
dapat pula bereproduksi dengan fragmentasi.
•Susunan daunnya yang sangat rapat, mampu
menyerap air cukup banyak dengan tingkat
penguapan relatif kecil.
• Lumut daun mempunyai akar rizoid, batangnya
tegak dan bercabang, dan daunnya kecil.
Terdapat sekitar 10.000 spesies lumut daun, antara
lain Polytrichum commune, Polytrichum hyperboreum,
Sphagnum squarrosum, Sphagnum palustre,
Dichodontium, dan Campylopus, Funaria,
Andraea petrophila.
A. rupestris [4]
Sphagnum fimbriatum
S. squarrosum [4]
S. acutifolium [4]
Polytrichum commune [4]
Hypnodendron reinwardtii [4]
Mniodendron divaricatum [4]
Pogonatum cirrhatum [4]
Georgia pellucida [4]
Sphagnum
Polytrichum
Andraea petrophila
a

Gambar 2. Sphagnum: a. sporofit, b. gametofit


Manfaat:
•Sebagai media penanaman tanaman hias pot
• pembungkus tanamanan hidup.
•Pengepakan barang
•Bahan pakaian
•Bioindikator pencemaran lingkungan
•Sebagai bahan bakar alternatif
•Pupuk organik (humus).
•Sebagai pengganti kapas untuk pembalut
•Fissidens japonicum, untuk membantu pertumbuhan
rambut.
•Rhodobryum giganteum : pengobatan tekanan darah
tinggi dan sebagai sedatif atau obat bius.
Cratoneuron filicinum, termasuk lumut daun yang
mengandung senyawa untuk mengobati penyakit
jantung.
Haplocladium catillatum: mengobati pneumonia.
2. Kelas Hepaticopsida / Lumut Hati
KaraktersistiK:
•Bentuk tubuh berupa lembaran dan banyak
lekukan
•Pada talusnya terdapat bentuk seperti mangkuk
(cekung), disebut gemma, Pada bagian ini akan
muncul anteridium (anteridiofor) ataupun
arkegonium (arkegoniofor) yang bentuknya lebih
terbuka.
•Aseksual: Gemma akan lepas dari induknya dan
tumbuh menjadi talus baru
Distribusinya yang sangat luas dan keberadaannya yang
melimpah
Tubuh lumut hati terbagi menjadi dua lobus seperti hati
yang disebut talus yang tidak terbentuk menjadi
akar, batang, dan daun.
Lumut hati dapat melakukan reproduksi aseksual
dengan sel yang disebut gemma (struktur seperti
mangkuk yang terdapat di permukaan gametofit).
Talus berbentuk lembaran, dan tidak dapat dibedakan akar,
batang dan daunnya
Tumbuh dikotom (bercabang dua)
Reproduksi secara :
a. aseksual, melalui pembentukkan gemma, fragmentasi
dan spora
b. seksual, melalui peleburan sel spermatozoid dengan sel
ovum
Protonema gametofit biasanya tidak diketahui, talus
dewasa selalu terletak dorsiventral dan
mengandung badan minyak.
Antheridium biasanya terbuka tidak teratur.
Kapsul sporofit biasanya mengalami pemanjangan
tangkai.
Contoh : Marchantiales, Jungermaniales, dan
Metzgeriales.
Contoh spesies: Marchantia polymorpha, Lunularia,
dan Porella.
•Kebanyakan hidup di tempat-tempat basah :
tubuhnya mempunyai struktur yang higromorf.
•Siklus hidup lumut hati sangat mirip dengan
siklus hidup lumut daun.
•Sebagian besar lumut hati tubuhnya tipis
seperti kulit, yang tumbuh memipih rata diatas
medium penunjangnya (air tenang atau tanah
basah).
•Gametofit berwarna hijau, pipih dorsiventral,
menempel pada tanah dengan rizoid.
Asterella california
Manfaat:
Marchantia polimorpha, sebagai obat penyakit hati
atau lever, hepatitis, menghilangkan racun akibat
gigitan ular.
Conocephalum conicum, berfungsi sebagai
antibakteri, antifungi, mengobati luka bakar dan luka
luar.
Frullania tamarisci, digunakan sebagai obat antiseptik.
3. Kelas Antheroceropsida / Lumut Tanduk
Karakteristik:
•Gametofit berbentuk lembaran seperti lumut hati
• Sporofit berbentuk pipa memanjang ke atas, seperti
tanduk
• Di dalam “tanduk” dihasilkan spora

•Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas


Anthoceros sp.
•Gametofit mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi
bertoreh
Sporofit lumut tanduk hanya terdiri dari kaki dan
kapsul, tanpa seta.
Sporofit ini paling unik di antara lumut lainnya karena
berklorofil dan di pangkal kapsulnya terdapat
meristem sehingga dapat tumbuh memanjang tidak
terbatas dan dapat hidup lama sesudah gametofitnya
mati.
•Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti
tanduk, panjangnya 10-15 cm.
•Lumut tanduk tumbuh di batuan atau tanah yang
lembap. Terdapat sekitar 100 spesies lumut tanduk,
antara lain Anthoceros punctatus, Phaeoceros laevis,
Folioceros, dan Leiosporoceros.
Gambar 1. Anthoceros: a. gametofit, b. sporofit
Tugas: materi dalam bentuk PPT(karakteristik,
klasifikasi, contoh spesies, gambar, nilai ekonomi)
Pembagian materi untuk masing-masing kelompok :
Alga:
1. CHLOROPHYTA
2. CHRYSOPHYTA
3. PHAEOPHYTA
4. PYRROPHYTA
5. CRYPTOPHYTA
6. EUGLENOPHYTA
7. RHODOPHYTA
Lichen:
8. ASCOLICHENS (Ascomycetes).
9. BASIDIOLICHENS (Basidiomycetes).
10. LICHENS IMPERFECTI (Duteromycetes)

Paku:
11. PSILOPSIDA
12. LYCOPSIDA
13. SPHENOPSIDA
14. PTEROPSIDA

Anda mungkin juga menyukai