Faktor Risiko
Tinggal di daerah endemis dan padat penduduknya.
Curah hujan yang mengakibatkan banyak genangan air
Sanitasi lingkungan yang buruk.
Pemeriksaan Penunjang
Leukosit: leukopenia (lekosit< 5000/mm3)
Trombosit: trombositopenia untuk demam dengue trombosit
<150.000/mm3, sedang untuk demam berdarah dengue
trombosit <100.000/mm3 )
Peningkatan Hematokrit:
pada demam dengue 5-10% sebagai akibat dehidrasi.
Sedangkan pada demam berdarah peningkatan >20%
dibandingkan dengan data baseline saat pasien belum sakit
atau sudah sembuh atau adanya efusi pleura,asites, atau .
hipoproteinemia ( hipoalbuminemia)
Pemeriksaan serologi dengue positif
1) klinis
a. Demam tinggi mendadak berlangsung selama 2-7 hari
b. Terdapat manifestasi / tanda tanda perdarahan ditandai
dengan :
- Uji bendung positif
- Petekie, ekimosis, purpura
- Perdarahan mukosa , epistaksis,perdarahan gusi
- Hematemesis dan atau melena
c. Pembesaran hati
d. Syok ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan
tekanan nadi <20mmhg, hipotensi, kaki dan tangan dingin,
kulit lembab dan pasien tampak gelisah
2) Laboratorium
Klasifikasi
Derajat DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat
Derajat I : Demam disertai gejala tidak khas dan satu-
satunya manifestasi perdarahan ialah uji bendung
Derajat II : seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di
kulit (petekie), perdarahan gusi, epistaksis, atau perdarahan
lain ( menstruasi berlebihan, perdarahan saluran cerna)
Derajat III: Derajat I dan II disertai kegagalan sirkulasi, yaitu
nadi cepat dan lambat, tekanan nadi menurun (20mmHg
atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit
dingin dan lembab, anak tampak gelisah
Derajat IV : Seperti derajat III disertai syok berat, nadi tak
teraba, tekanan darah tak terukur.
Diagnosis Banding
Demam karena infeksi virus ( influenza , chikungunya, dan
lain-lain)
Demam tifoid
Komplikasi
Dengue Shock Syndrome (DSS)
Expanded dengue syndrome ( pasien dengan kerusakan berat
pada berbagai organ seperti liver, ginjal,otak, jantung, kejadian
ini mungkin berkaitan berhubungan dg koinfeksi, komorbiditis
atau komplikasi dari prolonged shock.
Plan/ Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
komprehensif Tirah baring selama demam
Terapi simptomatik dengan antipiretik Parasetamol 3 x 500
mg untuk dewasa, 10-15/kg BB/kali untuk anak
Kompres hangat
Pemberian cairan dan elektrolit peroral: susu, jus buah,
oralit, cairan elektrolit isotonic, air tajin dll
Pemberian cairan intravena diperlukan apabila:
1. Anak terus menerus muntah, tidak mau minum,
demam tinggi, sehingga dikhawatirkan terjadi
dehidrasi
2. Nilai hematokrit cenderung meningkat pada
pemeriksaan berkala, jumlah cairan yang diberikan
tergantung derajat dehidrasi dan kehilangan
elektrollit ikuti alur dibawah ini
Kriteria rujukan
Letargi
Penurunan kesadaran
Badan dingin dan lembab terutama pada tangan dan kaki,
capillary refill time > 2detik
Muntah terus menerus
Kejang
Perdarahan berupa mimisan, hematemesis, melena
Tanda2 kebocoran plasma ( asites dan efusi pleura)
Tidak BAK dlm 4-6 jam terahir
Nyeri abdomen.
A. Anamnesis
a. Keluhan : demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual,
muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal
Setiap penderita dengan keluhan demam atau riwayat demam harus selalu ditanyakan
riwayat kunjungan ke daerah endemis malaria
B. Pemeriksaan fisik
c. Sklera ikterik
C. Pemeriksaan laboratorium
c) Kepadatan parasit
Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan
menggunakan metoda imunokromatografi. Sebelum menggunakan RDT perlu dibaca
petunjuk penggunaan dan tanggal kadaluarsanya. Pemeriksaan dengan RDT tidak
digunakan untuk mengevaluasi pengobatan.
Pengobatan malaria falsiparum dan vivaks saat ini menggunakan ACT di tambah
primakuin. Dosis ACT untuk malaria falsiparum sama dengan malaria vivaks 1 kali
perhari selama 3 hari, Primakuin untuk malaria falsiparum hanya diberikan pada hari
pertama saja dengan dosis 0,75 mg/kgBB, dan untuk malaria vivaks selama 14 hari
dengan dosis 0,25 mg /kgBB. Pengobatan malaria falsiparum dan malaria vivaks adalah
seperti yang tertera di bawah ini: Dihidroartemisinin-Piperakuin(DHP) atau
ArtesunatAmodiakuin + Primakuin