Profil Kesehatan merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk
melaporkan hasil kinerja dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan
kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan standar pelayanan minimal di
bidang kesehatan dan pencapaian target indikator Sustainable Development Goals
bidang kesehatan.
Profil Kesehatan Puskesmas disusun sebagai bahan dukungan untuk
penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, Profil Kesehatan Propinsi dan Profil
Kesehatan Indonesia. Profil Kesehatan Puskesmas menyajikan data/informasi yang
relative lengkap meliputi situasi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya
kesehatan dan data umum serta lingkungan yang terkait dengan kesehatan yang
merupakan gambaran program kesehatan di wilayah binaan. Selanjutnya profil
kesehatan dapat digunakan sebagai alat monitoring untuk melihat kecenderungan
program dari tahun ke tahun serta dapat dijadikan sistim informasi karena dalam
penyusunannya didukung dengan data - data yang akurat.
Walapun Penyusunan Profil Puskesmas Bolo Tahun 2018 ini terdapat berbagai
keterbatasan tetapi tetap diupayakan agar data/informasi yang disajikan secara
lengkap, tepat waktu dan memberikan gambaran pembangunan kesehatan secara
menyeluruh di wilayah kerja.
Kepada semua pihak, semua staf Puskesmas Bolo yang telah berkontribusi
dalam penyusunan Profil Puskesmas Bolo 2018 ini, kami ucapkan terima kasih.
NURJANAH, S.Kep
NIP. 19770515 200003 2 005
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar..................................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................................. ii
Lampiran................................................................................................................................ iii
Daftar Tabel............................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
A.Latar Belakang............................................................................................................ 1
B.Tujuan............................................................................................................................ 3
C.Isi Ringkasan Profil.................................................................................................... 3
D.Sistematika Penyajian.............................................................................................. 4
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan juga tidak terlepas dari komitmen Indonesia
sebagai warga masyarakat dunia untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium
Development Goals (MDGs). Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa pembangunan
kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis. Setiap orang berhak atas kesehatan dan setiap orang mempunyai hak
yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan.
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi untuk
mencapai keberhasilan pembangunan bangsa. Oleh karena itu, diselenggarakan
pembangunan di bidang kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan,
dengan tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Derajat kesehatan yang rendah juga berpengaruh terhadap rendahnya
produktifitas kerja yang pada akhirnya menjadi beban masyarakat dan
pemerintah.
Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam tahapan hidup
manusia. Dengan kondisi yang sehat, manusia dapat melakukan aktivitas sehari-
harinya dengan baik, tanpa terganggu oleh kesehatan tubuh yang kurang optimal.
Masyarakat pada umumnya masih terbilang terbelakang dalam hal menjaga
kesehatan, mereka masih kurang menyadari akan pentingnya untuk menjaga
kesehtan diri, keluarga dan lingkungannya, yaitu memahami akan pentingnya
promotif dan preventif atau lebih kita kenal dengan lebih baik mencegah daripada
mengobati. Dengan kurangnya kesadaran tersebut mengakibatkan masyarakat
sangatlah mudah untuk terjangkit penyakit.
Melihat semua masalah kesehatan tersebut, perlu adanya perbaikan dibidang
kesehatan. Untuk itu, sangatlah perlu terselengaranya berbagai upaya kesehatan,
baik upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat yang
sesuai dengan azas penyelenggaraan. Yang hal tersebut merupakan salah satu
fungsi dari puskesmas.
Berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan untuk mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan yang semula
dititikberatkan pada upaya penyembuhan penderita (kuratif) secara berangsur-
angsur berkembang ke arah keterpaduan upaya kesehatan yang menyeluruh
yang terdiri atas upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan bersama antara pemerintah dan masyarakat.
Pembangunan Nasional di bidang kesehatan pada dasarnya ditujukan
kepada semua lapisan masyarakat. Namun pada operasionalnya ditujukan untuk
golongan tertentu dan dilakukan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas.
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
Bolo adalah terwujudnya Masyarakat Bolo Yang Sehat Dan Manidiri. Artinya
Puskesmas Bolo harus mampu melindungi kesehatan penduduk di wilayah
kerjanya dan memacu peningkatan kemandirian masyarakat untuk menolong
dirinya sendiri dalam bidang kesehatan serta membudayakan hidup sehat dan
norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada
visi pembangunan kesehatan Puskesmas di atas yakni terwujudnya kecamatan
sehat, yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta
wilayah kecamatan setempat.
Upaya-upaya kesehatan untuk mencapai Visi dan Misi diatas telah dilakukan,
namun hasilnya belum optimal. Pengelolaan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perorangan dilakukan melalui sistem manajemen kesehatan yang
didukung oleh sistem informasi kesehatan agar lebih berhasil guna dan berdaya
guna.
Puskesmas Bolo merupakan instansi yang bertanggung jawab atas
pembangunan kesehatan di Kecamatan Bolo. Kami telah banyak melakukan upaya-
upaya kesehatan untuk mengatasi permasalahan kesehatan di Kecamatan Bolo.
Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut diperlukan
indikator. Indikator yang dipakai adalah Indikator Kinerja dari Standar Pelayanan
Minimal bidang Kesehatan.
Agar penyelenggaraan pembangunan kesehatan, khususnya dalam
melakukan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan
penilaian dapat berjalan efektif dan efisien sangat diperlukan informasi tentang hasil
pembangunan kesehatan dan pendukungnya.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi, Puskesmas Bolo menyusun
Profil Kesehatan Tahun 2018, yang berisi tentang situasi dan kondisi kesehatan
Kecamatan Bolo Tahun 2018 beserta hasil dari upaya-upaya kesehatan yang telah
dilaksanakan selama tahun 2018 yang dianalisis secara sederhana dan ditampilkan
dalam bentuk tabel, peta dan grafik.
Penyusunan profil ini bertujuan untuk memberikan data dan informasi dalam
rangka proses perencanaan, pemantauan, dan mengevaluasi pencapaian hasil
pembangunan kesehatan di Bolo.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tersedianya data atau informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai
kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan
secara berhasil guna dan berdayaguna.
2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya acuan dan bahan rujukan dalam rangka pengumpulan data,
pengolahan, analisis serta pengemasan informasi
b. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh
berbagai sistim pencatatan dan pelaporan di unit-unit kesehatan
c. Memberikan analisis-analisis yang mendukung penyediaan informasi dalam
menyusun alokasi dana/anggaran program kesehatan
d. Tersedianya bahan untuk penyusunan profil kesehatan tingkat propinsi dan
nasional.
2. Wilayah Administrasi
Secara administrasi wilayah kerja Puskesmas Bolo terdiri dari 14 Desa
(Empat Belas) desa yang terdiri dari 68 dusun dan 180 RT yaitu:
No Nama Desa RT Dusun/RW
1. Tambe 19 5
2. Rasabou 14 5
3. Rato 18 6
4. Kananga 13 5
5. Leu 12 6
6. Tumpu 13 5
7. Rada 9 5
8 Nggembe 19 5
9. Timu 14 5
10. Bontokape 6 3
11. Darusalam 6 3
12. Sondosia 11 5
13. Sanolo 21 8
14. Kara 5 2
Tbl.1. Jumlah RT dan Dusun Dirinci Per Desa
Semua wilayah kerja Puskesmas Bolo dapat dijangkau dengan kendaraan
roda dua dan roda empat yang jarak tempuhnya tidak terlalu jauh dari desa ke
Puskesmas.
4) Keadaan Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Bolo dapat dilihat
pada tabel 5. adalah sebagai berikut :
Tabel 5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
JUMLAH
Sumber : Data Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Bolo tahun 2018
9 Ruang Persalinan 1
12 Ruang Laboratorium 1
15 Ruang Sterilisasi 1
20 Gudang Farmasi 1
21 Ruang Program 2
22 Gudang Umum 1
23 Mushala 1
24 Ruang Menyusi/ASI 1
25 Ruang Jaga Petugas 1
26 Ruang TB DOTS 1
28 Ruang Konseling 1
29 Pos Satpam 1
Sumber : Data Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Bolo tahun 2018
c. Sarana Penunjang
Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan pelayanan dan program,
Pukesmas Bolo juga didukung dengan sarana penunjang seperti pada table
berikut ini.
Kondisi
No Jenis sarana/Prasarana Jumlah Rusak Rusak Rusak Keterangan
Ringan Sedang Berat
I Sarana Kesehatan
1. Puskesmas Pembantu 4 1 2 1
Polindes Desa
2. Polindes/Poskesdes 13 Rato Belum Ada
3. Rumah Dinas Dokter 3 2
4. Rumah Dinas Perawat 3 3
5. Rumah Dinas Bidan 1
6. Puskesmas Keliling Roda 4 2
7. Ambulance 1 1
8. Sepeda Motor 1
II Sarana Penunjang
1. Komputer
2. Laptop
Lemari Pendingin
3. besar/kecil
4. Frezeer
5. Telepon
6. TV besar/kecil
7. Sofa
8. Lemari kaca
9. Meja
10. Lemari es vaksin buka atas
11. Lemari es vaksin buka
samping
12. Kursi roda
13. Kursi putar
14. Sterilisator listrik
15. AC
16. Rak TV
17. Alat Pemadam Kebakaran 2
18. Tempat tidur pasien
19. Tempat tidur besi
20. Incinerator -
21. EKG 1
22. Handy cam -
23. Kamera Digital -
24. Proyektor 3 1
25. Vakum Cleaner -
Sumber : Data Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Bolo Tahun 2018
d. Sumber Pembiayaan
Pembiayaan puskesmas bersumber dari pendapatan puskesmas yang
digunakan kembali sebagai biaya operasional. Sumber pendapatan puskesmas
berasal dari jasa pelayanan pasien Umum, JKN, APBD, Jampersal dan Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK). Adapun pendapatan Puskesmas Bolo dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 11 Sumber dan Jumlah Pendapatan Puskesmas Bolo sampai Tahun 2018
Jumlah Per Tahun
No Sumber Pendapatan
2018 2018
1 APBD
2 JKN (BPJS)
3 BOK
JUMLAH
Sumber : Laporan Keuangan Puskesmas Bolo Th 2018
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Grafik 1 Angka Kematian Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Bolo Th 2016 s/d 2018
insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas (42 hari setelah
ibu hamil di Kecamatan Selemadeg Barat cukup baik. Disamping itu pula akses
praktek swasta sebagai jaringan yang dimiliki oleh Puskesmas Bolo merata di
C. Angka Kesakitan
Sepuluh penyakit yang paling banyak ditemukan pada kasus rawat
jalan di Puskesmas Bolo pada tahun 2015 s/d 2018 Angka kesakitan baik
insiden maupun prevalen dari suatu penyakit disebut morbiditas dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut:
Tabel14. Sepuluh Besar Penyakit Terbanyak di Puskesmas Bolo
1
2
3
4
5
7
8
9
10
Sumber: SP2TP Puskesmas Bolo tahun 2018
dengan orang yang mengidap IMS. Oleh karena IMS merupakan salah satu
• Melakukan konseling
Tahun 2018 jumlah penderita IMS (Infeksi Menular Seksual) sejumlah 11
kasus dengan distribusi perbanjar sebagai berikut :
b) Rabies
Rabies merupakan penyakit dengan CFR yang sangat tinggi, yang disebabkan
oleh infeksi virus rabies yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing,
kucing, kera yang di dalam tubuhnya mengandung virus rabies. Pada tahun 2016
s/d 2018 di Kecamatan Bolo tidak ada kasus rabies .
c) Keracunan Makanan
Terdapat 1 kasus kejadian keracunan makanan yang ada di wilayah kerja
puskesmas bolo akibat keracunan makanan. Berangkat dari kasus tersebut
petugas melakukan penyuluhan dan pelatihan mengenai pengolahan makanan,
mulai dari pembelian, peracikan, pengolahan, penyimpanan dampai dengan
penyajian dan keamanan pangan kepada para juru masak untuk mencegah
terjadinya keracunan.
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
6. Pelayanan Persalinan
1. Puskesmas Pembantu
2. Puskesmas Keliling
3. Bidan Desa
4. Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan
A. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial (UKM Esensial) dan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat
masalah kesehatan. Masalah kesehatan timbul bukan saja karena kuman penyakit,
tetapi juga perilaku manusia. Oleh karena itu program penanggulangan masalah
kesehatan harus pula mencakup aspek edukatif yang menangani masalah perilaku
Tabel 15. Data Posyandu Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas BoloTh. 2018
Grafik 4.4 Grafik Pemantauan PHBS Rumah Tangga Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Bolo Tahun
2018
Tabel 4.7 Data Murid Baru SMP di Wilayah Kerja Puskesmas Bolo Th 2018
Kls VII Kls VIII Kls IX JUMLAH
Nama Sekolah TOTA
L P JML L P JML L P JML L P
L
SMP 1 Selemadeg
Barat 77 77 154 93 81 174 95 81 176 265 239 504
SMP 2 Selemadeg
Barat 11 11 22 16 16 174 17 9 26 44 36 80
TOTAL 309 275 584
2) Pembinaan Dokter Kecil
Untuk pembinaan dokter kecil diambil 10% jumlah murid di masing-masing
sekolah. Sekolah yang dokter kecil dan KKR nya sudah dilatih mulai dari
sekolah SD, SMP yang berada di wilayah Puskesmas Bolo. Pembinaan KKR
dilaksanakan 6 kali yaitu di SD 1 Lalanglinggah, SD 2 Lalanglinggah, SD 1
Selabih, SD 2 Selabih, SD 1 Mundeh, SD 1 Antosari dan SMP 1 Selemadeg
Timur
3) Pembinaan Sekolah
Meliputi: pembinaan kantin, pembinaan lingkungan sekolah. Untuk tahun
2018 semua sekolah sudah dibina kantin dan lingkungannya serta sudah
diberi penyuluhan.
4) Pembinaan sekolah Lomba
Antara lain: Lomba dokter kecil, Lomba Kader Kesehatan Remaja (KKR),
Pembinaan Lomba PKTP (Penanggulangan Kanker Terpadu Paripurna).
Dalam pelaksanaan UKS masih ada beberapa kendala yang perlu diperbaiki
diantaranya hasil screening anak-anak yang memerlukan perawatan perlu
ditindaklanjuti dengan koordinasi antara petugas kesehatan, guru dan orang
tua.
7 1 1
8 2 5 5 4
9 8
10 3 8 1 6 1
11 3 9 4
Sumber : Pendataan Sasaran Kesling Tahun 2018
Cakupan pemakaian air bersih rumah tangga secara keseluruhan
masyarakat
sudah mencapai 100 %, baik diperoleh dari sarana umum maupun
pribadi/milik
sendiri.
2) Kaporitisasi
Kaporitisasi dilaksanakan oleh petugas Puskesmas, oleh kader dan
masyarakat sendiri, sebagian besar masyarakat telah mengetahui manfaat
dari kaporitisasi, namun masih ada yang belum mau menggunakan kaporit
karena bau dan rasa air kurang enak, Selain itu persedian Kaporit dari dinas
Kesehatan Kabupaten kerkadang kosong yang mengakibatkan lambatnya
distribusi kaporitisasi pada sumber air bersih yang dibutuhkan oleh warga.
3) Inspeksi Sumber Air Bersih
Kegiatan inspeksi sanitasi sarana air bersih dilakukan terhadap fisik sarana
selain PDAM yaitu perpipaan, Sumbur gali, sumur bor, perlindungan mata air,
pemapungan air hujan, sumur pompa tanggan. Inspeksi dilakukan dengan
mengunakan instrument Inspeksi sanitasi IKL (Inspeksi Kesehatan
Lingkungan Sumber Air Bersih), sehingga diketahui tingkat risiko pencemaran
pada sumber air tersebut adapun hasil inspeksi dapat dilihat pada tabel 2.18
sebagai berikut :
Tabel 4.10 Hasil Inspeksi Sanitasi Sumber Air Bersih di wilayah Puskesmas Bolo Th. 2018
Jumlah Hasil Risiko
No Desa Jumlah SAB SAB Pencemaran
yang di IS Ringan Sedang Tinggi Anat Tinggi
1 Lalanglinggah 31 5 5
2 Antosari 44 4 1 2 1
3 Selabih 13 2 2
4 Mundeh 91 3 3
5 Mundeh Kauh 14 2 2
6 Lumbung Kauh 6 2 2
7 Bengkel Sari 2 2 1 1
8 Tiyinggading 16 3 2 1
9 Lumbung 8 2 1 1
10 Angkah 19 3 2 1
11 Mundeh Kangin 16 3 1 2
TOTAL 260 31 15 15 1
Sumber: Hasil Inspeksi Sanitasi SAB Kesling
Dari hasil inspeksi sanitasi yang telah dilaksanakan ada beberapa sarana
sumur gali yang mempunyai resiko pencemaran ringan ( 0,5% ), sedang
( 0,4,9%) dan tinggi (0,01%). Dengan permasalahan : Sumber air tidak di
lengkapi dengan pelindung, bibir sumur kurang dari satu meter tidak
sempurna sehingga memungkinkan air
merembes ke dalam sumur, dinding sumur tidak disemen sepanjang
kedalaman 3 m, sewaktu-waktu ada genangan air di atas lantai. Ada jamban
dengan jarak kurang dari 10 meter sekitar sumur, tidak ada saluran air
limbah, ada sumber pencemaran lain. Upaya yang akan dilakukan dalam
mengatasi permasalahan ini adalah dengan advokasi perbaikan sarana dan
melaksanakan penyuluhan.
4) Pengambilan Sempel
Untuk mengetahui kualitas airnya didukung dengan hasil pemeriksaan
laoratorium
(untuk pemeriksaan bakteriologis) dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.11 Hasil Pemeriksaan Bakteriologis SAB di Wilayah Kerja Puskesmas Bolo Th. 2018
Hasil Pemeriksaan Bakteriologis
No Desa Diperiksa
Risiko
Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi
1 2 1 1
2 Antosari 1 1
3 Selabih 1 1
4 Mundeh 1 1
5 Mundeh Kauh 1 1
6 Lumbung Kauh 1 1
7 Bengkel Sari 1 1
8 Tiyinggading 1 1
9 Lumbung 1 1
10 Angkah 1 1
11 Mundeh Kangin 1 1
TOTAL 12 11 1
Sumber : Data pemeriksaan Sempel air Kesehatan Lingkungan Th. 2018
Dalam tahun 2018 ini ada pengambilan sampel yaitu baru 0,05% dari 260
sarana yang ada, hal ini disebabkan mungkin terbatasnya dana yang
ada.
5) Pengawasan Lingkungan Pemukiman
a) Pengawasan Jamban Keluarga ( Jaga )
Data akses Jaga di wilayah kerja Puskesmas Bolo dapat sebagai besar telah
memiliki jamban, persentase askses jamban tertinngi pada desa Mundeh
yaitu 99,76 % dan yang paling rendah desa Mundeh Kangin dengan
presentase 82,06 %, Persentase Akses Jamban Persentase akses jamban
keluarga sebanyak 97,08 %, masih adanya warga yang buang air besar
sembarangan seberas 1,34 %. Upaya yang dilaksanakan adalah dengan
melaksanakan penyuluhan dan pemicuan masyarakat dan aparatur di
masing-masing banjar yang angka BABSnya masih tinngi. Persentase Akses
Jamaban Keluarga di wilayah kerja Puskesmas Bolo dapat dilihat pada tabel
2.18
Tabel 4.12 Data Akses Jamban Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Bolo Tahun 2018
Jumla Akses Jamban
Nama
h %
No Kelurahan/ JSP JSSP Sharing BABS
KK Akses
Desa
K Jamba
KK % KK % KK % K % n
1 Mundeh Kangin 657 535 81,43 115 0,18 3 0,46 4 0,61 82,06
2 Mundeh Kauh 467 448 95,93 15 3,21 2 0,43 2 0,43 99,57
3 Selabih 479 438 91,44 34 7,10 2 0,42 5 1,04 98,96
4 Lalang Linggah 1216 1201 98,77 0 0,00 12 0,99 3 0,25 99,75
5 Mundeh 851 804 94,48 43 5,05 2 0,24 2 0,24 99,76
6 Tiying Gading 719 667 92,77 27 3,76 15 2,09 10 1,39 98,61
7 Bengkel Sari 447 406 90,83 9 2,01 19 4,25 13 2,91 97,09
8 Lumbung Kauh 377 348 92,31 21 5,57 3 0,80 5 1,33 98,67
9 Angkah 694 617 88,90 30 4,32 34 4,90 13 1,87 98,13
10 Lumbung Kauh 610 558 91,48 35 5,74 7 1,15 10 1,64 98,36
11 Antosari 590 507 85,93 51 8,64 14 2,37 18 3,05 96,95
TOTAL 7107 6529 91,30 380 4,1438 113 1,6433 85 1,341 97,08
Sumber : Data Baseline STBM
b) Pengawasan Rumah
Pengawasan rumah dilakukan dengan menggunakan indikator kartu
rumah. Secara keseluruhan rumah yang diperiksa dan memenuhi syarat
dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Ada beberapa jenis TTU yang ada di Wilayah Puskesmas Bolo , data jumlah
dan inspeksi sanitasi TTU yang ada di wilayah Puskesmas Bolo
dapat dilihat dapa tabel di bawah ini :
Tabel 4. 14 Data Pengawasan TTU di Wilayah Kerja Puskesmas Bolo Tahun 2018
JUMLAH HASIL
No JENIS SARANA JUMLAH DIPERIKSA PEMERIKSAAN
TERDATA JML % MS % TMS %
1 Kost Kosan 8 80,00% 8 100,0% 0 0%
/Losmen
2 Salon Kecantikan/
pangkas rambut
3 Tempat Rekreasi
Gedung
4 pertemuan
5 Masjid/musola
6 Gereja
7 Pura
8 Pasar
9 Apotik
10 Sarana kesehatan
TOTAL
Sumber : Laporan Inspeksi TTU Puskesmas Bolo Tahun 2018
TTU sehat di wilayah Puskesmas Bolo mencapai 90,28% dari jumlah TTU
yang diperiksa (169 tempat) ini masih belum mencapai target yaitu 100% ini
dikarenakan ada sebagian TTU belum memiliki sarana dasar sanitasi. Upaya
yang akan dilakukan antara lain pendekatan/pembinaan kepada pihak pengelola
TTU untuk mengupayakan membangun sarana sanitasi dasar dan
mengupayakan bantuan pemerintah dan masyarakat / pengelola untuk
pembuatan sarana sanitasi dasar.
Ada Beberapa jenis TPM di wilayah Kerja Puskesmas Bolo yang tersebar di
desa-desa Kecamatan selemadeg Barat. Pendataan dan inspeksi sanitasi
telah dilaksanakan pada 35 Tempat Pengolahan Makanan (55,14%) dan yang
memenuhi syarat 76,67% (30 Tempat Pengolahan Makanan) .Data TPM dan
hasil Inspeksi sanitasi TPM dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4. 15 Data Pengawasan TPM di Wilayah Kerja Puskesmas Bolo Tahun 2018
JUMLAH HASIL
No JENIS SARANA JUMLAH DIPERIKSA PEMERIKSAAN
TERDATA JML % MS % TMS %
1 Warung Makan
2 Rumah Makan
3 Industri Makanan &
minuman
4 Depot Air Minum
TOTAL
Sumber : Laporan Inspeksi Sanitasi TPM 2018
STBM merupakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang miliki 5 (lima) pilar
dalam pelaksanaannya diantaranya, (1) stop BABS (Buang Air Besar
Sembarangan) (2) Cuci Tangan Pakai Sabun (3) Pengolahan Sampah Rumah
Tangga (4) Pengolahan Limbah Rumah Tangga dan (5) Penolahan makanan
dan Minuman Rumah tangga. Untuk mewujutkan hal tersbut Puskesmas Bolo
telah Melaksanakan kegitan diantaranya :
a) Pemicuan Stop BABS
Program ini bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB). Adapun indikator yang harus dicapai dalam program ini,
target serta pencapaian program adalah sebagaimana tercantum dalam tabel
dibawah ini.
Tabel 4. 16 Capaian Target Kinerja Program KIA Puskesmas Bolo Tahun 2018
Sasara CAPAIAN 2018
No Indikator n Target Absolu Ket
t (%)
1 Cakupan Kunjungan ANC pertama 227 100% 238 104%
(K1)
Cakupan pelayanan ANC
2 keempat 227 100% 210 93% Belum
(K4) sesuai standar Menyampai
Target
3 Cakupan Bumil Resti dideteksi 45 40% 98 217% Mencapai
Nakes target
4 Cakupan Bumil Resti dideteksi 45 60% 77 171,00 Mencapai
masyarakat % target
5 Cakupan pertolongan persalinan 216 100% 231 107% Mencapai
sesuai standar target
Cakupan komplikasi kebidanan
6 yang 45 80% 240 111% Mencapai
ditangani target
7 Cakupan pelayanan nifas KF 1 216 91% 231 107% Mencapai
target
8 Cakupan pelayanan nifas KF3 216 95% 234 114% Mencapai
target
9 Cakupan KN1 206 100% 231 112,14 Mencapai
% target
10 Cakupan KN3 234 98% 231 98,72% Mencapai
target
11 Cakupan neonatus dengan 41 90% 35 85,37% Belum
komplikasi yang ditangani mencapai
Target
12 Cakupan pelayanan bayi baru 204 100% 688 100% Mencapai
lahir/neonatal (usia 0-28 hari)
sesuai target
standar
Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Bolo Tahun 2018
Tabel 4.17 Capaian ANC (KN1) di Wilayah Puskesmas Bolo Tahun 2018
No DESA BUMIL BUMIL KUMULATIF
RESTI ABS %
1 LALANG LINGGAH 45 9 39,0 87%
2 LUMBUNG KAUH 10 2 12,0 120%
3 LUMBUNG 20 4 21,0 105%
4 MUNDEH 32 7 36,0 113%
5 MUNDEH KAUH 19 4 16,0 84%
6 MUNDEH KANGIN 21 4 20,0 95%
7 ANGKAH 23 4 22,0 96%
8 TIYING GADING 19 3 25,0 132%
9 ANTOSARI 13 3 19,0 146%
10 SELABIH 16 3 18,0 113%
11 BENGKEL SARI 9 2 10,0 111%
TOTAL 227 45 238,0
Sumber : Laporan Kegiana KIA Tahun 2018
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa ada 4 desa yang belum
mencapai target Kunjungan ANC (KN1) yaitu desa Lalanglinggah (87%),
Mundeh Kauh (84%), Mundeh Kangin (95%), Angkah (96%) dari target yang
telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan yaitu 100%. Tidak
tercapainya target disebabkan oleh banyaknya kasus kehamilan diluar nikah
saat usia kehamilan trimester I masih di rahasikan oleh ibu tersebut,
banyaknya ibu hamil yang tinggal tidak menetap di desa yang mengakibatkan
tidak melaksanakan ANC (KN1) di Puskesmas Bolo.
2) Cakupan ANC Keempat (K4) sesuai standar
Tabel 4.18 Cakupan ANC Keempat (KN4) di wilayah Puskesmas Bolo Tahun 2018
NO DESA SASARAN K4
BUMIL BUMIL KUMULATIF
RESTI ABS %
1 LALANG LINGGAH 45 9 39 86,7%
2 LUMBUNG KAUH 10 2 9 90,0%
3 LUMBUNG 20 4 20 100,0%
4 MUNDEH 32 7 25 78,1%
5 MUNDEH KAUH 19 4 16 84,2%
6 MUNDEH KANGIN 21 4 21 100,0%
7 ANGKAH 23 4 15 65,2%
8 TIYING GADING 19 3 28 147,4%
9 ANTOSARI 13 3 16 123,1%
10 SELABIH 16 3 14 87,5%
11 BENGKEL SARI 9 2 6 66,7%
TOTAL 227 45 209 92,1%
Sumber : Laporan KIA Tahun 2018
Tabel 4.19 Cakupan Bumil Resti perdesa di Wilayah Kerja Puskesmas Bolo Tahun 2018
NO DESA SASARAN Deteksi Dini resti oleh Nakes
BUMIL BUMIL KUMULATIF
RESTI ABS %
LALANG
1 LINGGAH 45 9 10 111,1%
2 LUMBUNG KAUH 10 2 1 50,0%
3 LUMBUNG 20 4 6 150,0%
4 MUNDEH 32 7 6 85,7%
5 MUNDEH KAUH 19 4 3 75,0%
6 MUNDEH KANGIN 21 4 2 50,0%
7 ANGKAH 23 4 8 200,0%
8 TIYING GADING 19 3 9 300,0%
9 ANTOSARI 13 3 7 233,3%
10 SELABIH 16 3 5 166,7%
11 BENGKEL SARI 9 2 2 100,0%
TOTAL 227 45 59 131,1%
Sumber: Laporan KIA Tahun 2018
4) Cakupan Bumil Resti dideteksi masyarakat
Tabel 4.20 Cakupan Bumil Resti Dideteksi Masyarakat di Wilayah Puskesmas Bolo Tahun 2018
Deteksi Dini resti oleh
NO DESA SASARAN Masy
BUMIL BUMIL KUMULATIF
RESTI ABS %
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
TOTAL
Sumber : Laporan KIA Tahun
2018
Tabel 4.22 Cakupan Komlikasi Kebidanan yang ditangani di Puskesmas Bolo Tahun 2018
Penanganan Komplikasi
NO DESA SASARAN Obstetri
BUMIL BUMIL KUMULATIF
RESTI ABS %
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
TOTAL
Sumber : Laporan KIA Tahun 2018
7) Cakupan pelayanan nifas KF 1
Kunjungan Nifas 3
NO DESA SASARAN
(KF3)
BULIN BUFAS KUMULATIF
ABS %
TOTAL
Sumber : Laporan KIA Tahun 2018
9) Cakupan KN1
KUNJUNGAN NEONATAL 1 ( KN
SASARAN 1)
NO DESA BAYI KUMULATIF
BAYI RESTI ABS %
L P JML L P JML L P JML L P
TOTAL
Sumber : Laporan KIA Tahun 2018
TOTAL
11) Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
TOTAL
Sumber : Laporan KIA Tahun 2018
12) Cakupan pelayanan bayi baru lahir/neonatal (usia 0-28 hari) sesuai standar
Tabel 4.28 Cakupan Pelayanan Bayi Baru Lahir/Neonatal (Usia 0-28 Hari) Sesuai Standar
di Wilayah Puskesmas Bolo Tahun 2018
SASARAN Kunjungan Bayi
KUMULATIF
NO DESA BAYI
ABS %
L P JML L P JML L P JML
1
Tujuan Program
1) Tujuan umum:
Agar semua balita umur 0-5 tahun dan anak prasekolah umur 5-6 tahun
tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya
sehingga berguna bagi nusa dan bangsa serta mampu bersaing di era global.
2) Tujuan khusus:
a) Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua balita
dan anak prasekolah di wilayah kerja Puskesmas.
b) Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang
pada semua balita dan anak prasekolah di wilayah kerja Puskesmas Bolo
Tabel 4.30 Data Jumlah Murid TK di Wilayak Selemadeg Barat Tahun 2018
JUMLAH
Grafik 4.32 Grafik Cakupan Kunjungan Bayi di Wilayah Puskesmas Bolo Tahun 2018