PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim yang kaya akan biota laut. Potensi
kehidupan lautnya sebagai sumber senyawa bioaktif sangat besar. Salah satu
contohnya adalah spons. Spons merupakan hewan berpori yang menjadi inang
Spons dan simbion spons merupakan sumber yang sangat bagus untuk
antitumor, dan sitotoksik (Lee et al., 2001). Senyawa aktif yang diproduksi oleh
mikroba pada jaringan spons yang berperan sebagai simbion, baik simbion
simbionnya. Jika beberapa senyawa yang berasal dari mikroba simbiosis bisa
Mikroba terutama fungi dan bakteri merupakan sumber senyawa bioaktif yang
menjanjikan. Fungi asosiasi spons merupakan salah satunya. Fungi ini hidup
1
Kondisi tersebut akan membuat fungi menghasilkan senyawa untuk bertahan
hidup, oleh karena itu kemungkinan metabolit aktif dapat diperoleh dari fungi
yang berasosiasi. Penelitan terhadapa fungi yang berasosiasi dengan biota laut
mulai banyak dilakukan. Pada tahun 2006 hingga 2010 dilaporkan sudah lebih
dari 100 senyawa dihasilkan fungi asosiasi yang hidup di laut. Hal tersebut
meningkatkan jumlah marine drug yang tersedia di masa datang (Rateb dan Ebel,
pengendalian penyakit infeksi juga semakin maju. Sampai saat ini penyakit infeksi
yang cukup serius dan pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotik (Utami,
2012). Namun banyak kasus yang kemudian bermuculan tentang resistensi bakteri
Fungi asosiasi spons dan senyawa bioaktif yang dihasilkannya dapat menjadi
salah satu alternatif produk farmasetik yaitu sebagai antibiotik. Beberapa fungi
Gram positif dan bakteri Gram negatif serta Candida albicans (Prompanya et al.,
2014).
2
Penelitian terhadap fungi SAL 9 asosiasi spons Stylissa flabelliformis yang
berasal dari Pulau Menjangan Taman Nasional, Bali Barat belum pernah
antimikrobanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ekstrak etil asetat hasil fermentasi fungi SAL 9 asosiasi spons
2. Kapan waktu panen metabolit sekunder fungi SAL 9 yang paling optimum?
C. Tujuan Penelitan
1. Aktivitas antimikroba ekstrak etil asetat hasil fermentasi fungi SAL 9 asosiasi
D. Manfaat Penelitian
E. Tinjauan Pustaka
mempunyai organ dan sistem syaraf. Cara spons dalam memperoleh makanan
dengan cara menyaring air laut dalam jumlah besar. Air laut mengalir melalui
2014).
obat-obatan. Sejak 1950 hingga saat ini telah ditemukan kurang lebih 3.500
substansi aktif yang berhasil diisolasi dari sekitar 475 jenis spons yang hidup di
Simbion pada spons terdapat di dalam maupun diluar sel, dan setiap mikroba
simbion tersebut mempunyai habitat yang spesifik pada inangnya (Gambar 1).
Simbion ekstraselular akan berada di bagain luar dari spons sebagai exosymbionts
intranukleus akan tetap berada pada sel inang atau nukleusnya (Lee et al., 2001).
4
Gambar 1. Diagaram skematik hubungan simbiosis antara spons
dengan mikroorganisme. (A) ekstraselular eksosimbiosis; (B)
ekstaseluler endosimbiosis; (C) intraseluler simbiosis; dan (D)
intranukleus simbiosis (Lee et al., 2001).
Daerah permukaan dan internal pada spons merupakan sumber yang kaya
akan nutrisi daripada air laut sekitarnya oleh karena itu, spons menjadi habitat
spons juga berperan dalam sistem pertahanan untuk melawan predator (Lee et al.,
2001).
2. Metabolit sekunder
tersebut bukan merupakan kebutuhan pokok mikroba untuk hidup dan tumbuh.
5
Fungi dapat menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang dapat berpotensi
turunan asam lemak. Asam asetat adalah building block dan kerangka dasar
dari golongan ini. Jumlah karbon golongan metabolit sekunder ini berjumlah
2 dan kelipatannya (C2 x n). Senyawa ini luas distribusinya, mulai dari dari
Oleh karena itu hampir semua makhluk hidup memproduksi senyawa ini, dari
makhluk hidup tingkat rendah bakteri, alga, jamur tumbuhan, dan mamalia
hingga manusia. Selain itu berbagai golongan antibiotik, asam lemak, bahkan
maka ia akan menjadi poliketida dan jika membentuk rantai alifatik panjang
gugus fungsionalnya pada lampu UV 366 nm. Untuk golongan asam lemak
6
transparan pada kertas serta jika diamati pada UV 366 nm tidak memberikan
yaitu rantai beranggota lima karbon bercabang metil pada karbon nomer 2
distribusinya pada tumbuhan dan makhluk hidup tingkat rendah seperti jamur
atau fungi, bakteri dengan struktur sangat beragam. Pada makhluk vertebrata
strukturnya dan tidak memiliki gugus yang uniform terkait reaktifitas kecuali
7
Jalur asam sikimat merupakan jalur biosintesis yang penting pada fungi,
terutama asam amino aromatik fenilalanin, tirosin, dan triptofan. Jalur asam
sikimat ini tidak ada pada hewan, dan asam amino tersebut merupakan asam
amino yang tergolong ke dalam asam amino esensial bagi manusia. Fenilalanin
dan tirosin tidak hanya prekusor penting pada banyak alkaloid tetapi juga pada
fenil propanoid, yang dikenal dengan C6C3 dan banyak ditemukan pada
dengan spons yaitu, senyawa poliketida yang dapat digunakan untuk antiinfeksi
telah diisolasi dari ekstrak miselia yang dihasilkan oleh fungi Penicillium
Streptomyces dendra sp. nov. yang berasosiasi dengan spons Dendrilla nigra
antibakteri dan senyawa steroid yang diisolasi dari fungi Penicillium citrinum
8
3. Fermentasi
Proses fermentasi telah dikenal oleh bangsa Mesir dan Sumeriah sebagai
teknik untuk mengubah butiran pati menjadi alkohol. Pada masa kini, fermentasi
perendaman kultur mikroba, sel tanaman dan sel hewan dengan tujuan produksi.
Whitaker, 1984).
Fermentasi pada medium cair dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu fermentasi
dalam fermentor, kecuali pemberian oksigen (udara steril), antibuih dan asam atau
basa untuk mengukur pH. Karena itu pada sistem tertutup ini, dengan semakin
esensial dalam medium semakin berkurang atau terjadi akumulasi autotoksin yang
pada fermentasi tertutup jumlah sel pada fase stasioner merupakan jumlah sel
mikroba akan mengalami empat fase pertumbuhan (Gambar 2) yaitu fase adaptasi,
Whitaker, 1984).
Whitaker, 1984).
dikeluarkan dari fermentor dengan volume yang sama. Penambahan medium baru
dengan kecepatan tertentu dapat menghasilkan keadaan steady state yaitu keadaan
jumlah sel-sel yang terbentuk sama dengan jumlah sel-sel yang dikeluarkan dari
volume kultur. Konsentrasi substrat yang rendah pada awal penambahan akan
c. Produksi biakan aktif dan murni dalam jumlah yang cukup untuk
11
d. Pertumbuhan organisme dalam media produksi dalam kondisi optimal
a. Media
mikroba agar tumbuh sesuai dengan yang diinginkan. Formulasi media yang
1) Media sintetik
Yaitu media yang dibuat secara sintesis kimia. Semua komponen yang
12
sumber energi, sumber nitrogen dan senyawa anorganik. Untuk organisme
sintetik akan naik signifikan. Media sintetik berguna untuk eksperimen yang
membutuhkan akurasi data yang tepat dan interpretasi hasil yang jelas.
Yaitu media yang dibuat secara sintetis tetapi terdapat komponen yang
tidak spesifik. Media semi sintetik berguna pada skala lab yang tidak
besar.
3) Media kompleks
bergam, dari sumber karbon dan nitrogen yang sumbernya lebih dari satu
1) Sumber karbon
Sebagai sumber energi bagi sel dan untuk bahan sintesis metabolit primer
2) Sumber Nitrogen
Diperlukan untuk pertumbuhan sel dan sintesis protein serta asam nukleat
3) Substrat lain
13
Substrat ini berupa elemen-elemen seperti kalsium, magnesium, fosfat,
Harvey, 2008).
4) Inhibitor
c. Suhu
Pada suhu yang rendah dapat menyebabkan aktivitas metabolit dari fungi
berhenti, sedangkan pada suhu yang tinggi akan membunuh sel dari fungi
d. pH
permeabilitas pada dinding sel dan membran yang dapat menyerap atau
14
e. Sterilitas
utama
produk akhir
4. Aktivitas Antimikroba
Senyawa dari bahan alam masih menjadi salah satu sumber utama molekul
obat baru saat ini yang berasal dari bakteri prokariotik, mikroba eukariotik,
tanaman dan hewan. Senyawa dari mikroba dan tanaman menjadi sumber utama
oleh Clinical and Laboratory Standart Institute (CLSI) untuk uji terhadap
bakteri dan jamur. Prosedur dari metode ini adalah Agar dalam plate
antara lain; sederhana, murah, kemampuan untuk menguji lebih dari satu
b. Metode Dilusi
ataupun cair. Biasanya digunakan pengenceran dua kali lipat zat antimikroba.
Medium diinokulasi dengan bakteri dan diinkubasi. Tujuan dari metode ini
et al., 2007).
5. Mikroba uji
Mikroba uji yang digunakan pada penelitian ini adalah Candida albicans,
a. Candida albicans
untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang
16
berbentuk hifa semu. Perbedaan bentuk ini tergantung pada faktor eksternal
Domain : Eukaryota
Kingdom : Fungi
Phyllum : Ascomycota
Classis : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Familia : Debaryomycetaceae
Genus : Candida
mulut dan vagina (Kuleta, 2009). Infeksi yang disebabkan C.albicans disebut
sariawan sedangkan pada kulit yang luka akan cepat membentuk koloni
(Prescott, 2002).
b. Staphylococcus aureus
17
Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk bulat
seperti buah anggur, fakultatif anaerob, tidak membentuk spora, dan tidak
bergerak. Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum 37 °C, tetapi membentuk
pigmen paling baik pada suhu kamar (20-25°C). Koloni pada pertumbuhan
media padat berwarna abu-abu sampai kuning emas, berbentuk bulat, lembut
Divisi : Schizomycota
Kelas : Schizomycetes
Bangsa : Eubacteriales
Suku : Micrococcaceae
Marga : Staphylococcus
c. Escherichia coli
ditemukan pada usus manusia dan infeksi karena bakteri ini biasanya
terinfeksi bakteri ini adalah diare dan kram abdomen. Biasanya infeksi yang
disebabakan oleh bakteri tidak berbahaya, namun pada beberapa kasus infeksi
18
Divisi : Proteobacteria
Kelas : Schizomycetes
Bangsa : Enterobacteriales
Suku : Enterobateriaceae
Marga : Escherichia
(Pratiwi,2008) :
19
Mekanisme penghambatan yang dilakukan yaitu proses yang dapat
pertumbuhannya.
6. KLT-Bioautografi
a. KLT
20
sorpsi yang utama pada KLT adalah partisi dan adsorbsi (Gandjar dan
Rohman, 2007).
kromatogram, sifat dan ukuran fase diam, arah aliran fase gerak, volume dan
sebelum KLT. Deteksi paling sederhana adalah apabila senyawa secara alami
berwarna pada sinar tampak dan berpendar atau menyerap pada sinar UV.
apabila muncul bercak warna biru, violet, kuning, oranye dan coklat
(Spanberg, 2008).
21
4. Dinitrofenilhidrazin (2,4 DNPH) digunakan untuk mendeteksi adanya
ikatan rangkap karbonil, misalnya gugus aldehid dan keton. Hasil positif
2008).
1970).
b. Bioautografi
1) Bioautografi kontak
Senyawa antimikroba akan berdifusi dari plat KLT ke dalam media Agar
yang telah berisi mikroba uji. Setelah beberapa menit plat KLT yang
22
Penghambatan pertumbuhan ditandai dengan terbentuknya zona jernih yang
2) Bioautografi langsung
diantara dua lainnya. Pada metode ini plat KLT dimasukkan ke dalam atau
disemprot suspensi mikroba. Plat KLT diinkubasi pada suhu 25°C selama 48
jam pada kondisi lembab. Bercak yang tampak sebagai agen antimikroba
akibatnya akan timbul bercak berwana putih dengan latar belakang ungu pada
3) Bioautografi Overlay
langsung. Senyawa antimikroba berdifusi dari plat KLT ke dalam media Agar
seperti pada metode kontak namun, lapisan Agar tetap menempel pada
permukaan plat KLT selama inkubasi. Untuk mengetahui zona hambat yang
23
F. Keterangan Empiris
Escherichia coli ATCC 25922 serta terhadap jamur Candida albicans ATCC
10231. Pada fungi SAL 9 diketahui waktu panen metabolitnya dan golongan
24