Anda di halaman 1dari 23

Makalah

PERAMALAN, PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN

Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan
Dosen Pengampu: Arinal Muna, SE, M.Si, Akt

Disusun Oleh:
1. Lulu Permata (116040104)
2. Devi Sofianti (116040108)
3. Shelvy Alfianie (116040116)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
NOVEMBER, 2018
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah swt yang telah
senantiasa memberikan rahmat dan nikmat yang tiada terkira bagi kami. Sehingga
dengan nikmat dan rahmatNya kami mampu untuk menyelesaikan Tugas Makalah
dengan Judul “PERENCANAAN, PERAMALAN, DAN PENGANGGARAN
KEUANGAN”. Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu Tugas
Manajemen Keuangan .
Semoga tugas Makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai
referensi dalam belajar para mahasiswa ataupun para pembaca. Penyusun juga
meminta maaf apabila banyak kekurangan ataupun kesalahan dalam penulisan dan
pembahasan materi yang tidak lengkap ataupun kurang penjelasan.

Cirebon,29 November 2018

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................. i
Daftar Isi...................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan..................................................................................... 1
1. Latar Belakang................................................................................ 1
2. Rumusan Masalah........................................................................... 1
3. Tujuan Penulisan............................................................................. 2
BAB II Pembahasan..................................................................................... 3
1. Peramalan laporan keuangan ......................................................... 3
2. Ramalan penjualan......................................................................... 9
BAB III Penutup.......................................................................................... 19
1. Kesimpulan.................................................................................. 19
Daftar Pustaka.............................................................................................. 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perencanaan (planning) dan peramalan (forecasting) merupakan dua hal
yang selalu diperbandingkan. Perencanaan mengindikasikan apa yang seharusnya
terjadi di masa yang akan datang (normatif), sedangkan peramalan terkait dengan
apa yang akan terjadi di masa yang akan datang (positif). Agak sulit dipahami,
karena beda-beda tipis antara pengertian perencanaan di satu pihak dengan
peramalan di pihak lain.

Perencanaan dihubungkan dengan pengelolaan (how to manage):


Planning, Implementation and Evaluation. Planning adalah suatu uraian tugas
kegiatan usaha yang disusun secara logis, sistematik, terukur, dan dapat
dicapai.Tugas/kegiatan tersebut dilaksanakan, diorganisasikan, dipantau/diawasi,
dilakukan perbaikan seperlunya agar tidak menyimpang dari yang direncanakan.
Setiap tugas/kegiatan yang dilakukan dilaporkan dan dievaluasi dengan
membandingkannya dengan yang direncanakan apakah sesuai atau tidak.
Sementara peramalan kerap bertukar tempat dengan estimasi, prakiraan,
proyeksi, ekspektasi dan lain sebagainya (how to analyze). Jika how to manage
bersifat manajerial maka how to analyze bersifat akademis (scientific). Bantuan
akademik terhadap kebutuhan manajerial tidak bisa diabaikan. Karena
perencanaan yang baik sangat ditentukan hasil peramalan yang baik. Sebab,
peramalan yang baik sangat mengandalkan basis data/informasi (empiric) yang
baik.
2. Rumusan Masalah
1. Apa saja metode yang digunakan dalam peramalan penjualan.
2. Bagaimana perencanaan dan peramalan dalam keuangan.

3. Tujuan
1. Untuk memahami metode yang digunakan dalam peramalan penjualan.
2. Untuk memahami perencanaan dan peramalan dalam keuangan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2
1. RAMALAN LAPORAN KEUANGAN

Meramalkan dalam manajemen keuangan digunakan untuk


memperkirakan kebutuhan keuangan dimasa yang akan datang. Jika manajer
keuangan tidak mencoba untuk mengantisipasi kebutuhan pembiayaan masa
depan perusahaannya, maka krisis aka terjadi setiap kali penerimaan kas lebih
kecil pengeluaran kas,peramcanaan yag baik ditunjukan untuk mengantisipasi dan
mempersiapkan perusahaan untuk menghadapi kondisi masa depan, dimana ketika
perusahaan harus membutuhkan pembiayaan tambahan, dan juga ketika
perusahaan tidak mampu menghasilkan pemasukan kas. Adanya rencana
pertumbuhan berarti manajer keuangan mampu mengantisipasi kebutuha
pembiayaan perusahaan dan dengan adanya rencana keuangan yang baik, maka
perusahaan akan mampu memenuhi kebutuhan tersebut, adanya perencanaan
lanjutan,berarti bahwa manajer keuangan dapat menyelidiki lebih banyak
alternatif dan menghasilkan perencanaan keuangan yang baik dari waktu
pembiayaan yang tersedia.
Peramalan laporan keuangan membutuhkan banyak sekali perhitungan.
Peramalan ini bisa dilakukan menggunakan sebuah kalkulator, tetapi pada
kenyataannya kita perlu menggunakan sebuah spreadsheet seperti Exel. Contoh
ramalan Laporam Keuangan pada perusahaan Allied.
Ramalan Awal: “Bisnis Seperti Biasanya”
Allied, sepertikebanyakan perusahaan lain, mulai melakukan peramalan
laporan keuangannya dengan berasumsi bahwa peristiwa yang akan terjadi di
masa depan akan berjalan mirip seperti yang telah terjadi pada masa lalu. Ini
artinya, aset dan kewajibannya spontan akan tumbuh dengan tingkat yang sama
seperti penjualan, margin laba akan konstan, struktur modal tidak akan mengalami
perubahan secara material, dan kebijakan deviden tidak akan diubah secara
substansial. Kemudian kita akan meramalkan penjualan untuk tahun berikutnya,
dan, berdasarkan atas penjualan tersebut, perkiraan laporan laba rugi dan neraca di
masa depan dapat diramalkan. Peramalan biasanya dilaksanakan (di dalam

3
komputer) secara bertahap. Diramalkan laporan laba rugi dan neraca “ putaran
pertama”, yang menganggap hubungan antara penjualan dan sebagian besar pos-
pos di dalam neraca tersebut adalah konstan. Disini, aset dan kewajiban yang naik
secara spontan bersama penjualan akan diramalkan, tetapi wesel bayar, utang
jangka panjang, dan saham biasa akan dinyatakan tetap konstan seperti tingkat
sebelumnya. Laba ditahan dalam neraca putaran pertama ditentukan sama dengan
laba ditahan sebelumnya ditambah laba ditahan tambahan seperti yang dihitung
dalam laporan laba rugi putaran pertama. Pada umumnya, neraca putara pertama
tidak akan balance-aset yang diramalkan lebih besar dibandingkan kewajiban dan
ekuitas yang diramalkan, dimana selisih tersebut jumlahnya sama dengan estimasi
awal AFN.
Tabel 17-1 dan 17-2 menyajikan laporan laba-rugi dan neraca Allied.
Kolom pertama menyajikan data tahun 2005. Kemudian, pada kolom kedua, kita
menyajikan laporan putaran pertama. Perhatikan bahwa secara putaran pertama
tidak balance.dan harus menandai AFN sebesar $108,7 juta. AFN putaran pertama
berarti wesel bayar, utang jangka panjang, dan saham biasa harus dinaikan sebesar
total $108,7 juta, dan ini akan membawa kita ke neraca putaran kedua dimana
pos-pos tersebut telah dinaikan. Ketika utang mengalami kenaikan dalam neraca
putaran kedua, hal ini menyebabkan beban bunga mengalami peningkatan, dan
akhirnya mengubah laporan laba rugi putaran kedua. Oleh karena beban bunga
yang lebih tinggi, laba bersih dan penambahan laba ditahan pada putaran kedua
akan turun, dan hal ini memnyebabkan kenaikan AFN yang makin tinggi,
selanjutnya menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan lain didalam laporan.
Perubahan AFN akan turun dalam setiap putaran, atau iterasi, dan setelah
empat putaran neraca akan balance sampai ke angka satu desimal. Dalam tabel
dibawah mrnyajikan untuk putaran pertama dan keempat, tetapi modelnya sendiri
menyajikan hasil untuk putaran kedua dan ketiga, berikut dengan penjelasan yang
rinci tentang bagaimana penyesuaian dilakukan. Tabel 17-1 dan 17-2 juga
menyajikan, dalam kolom terakhir, beberapa hasil “modifikasi”.
Tabel 17-3 menyajikan sekumpulan rasio didasarkan atas laporan
keuangan yang diperhitungkan. Tetapi bahwa ROE Allied untuk tahun 2005

4
berada dibawah ROE rata-rata industri sebesar 15 persen, sama halnya seperti
ROE putaran keempat.
TABEL 17-1 Laporan Laba Rugi Aktual Tahun 2005 dan Ramalan Tahun
2006

RAMALAN TAHUN 2006

Aktual Putaran Putaran


Keterangan Modifikasi
2005 Pertama Keempat
Penjualan $ 3.000,0 $ 3.300,0 $ 3.300,0 $ 3.300,0
Biaya selain penyusutan 2.616,2 2.877,8 2.877,8 2.854,5
Penyusutan 100,0 110,0 110,0 105,0
Total biaya operasi $2.716,2 $ 2.987,8 $ 2.987,8 $ 2.959,5
EBIT $ 283,8 $ 312,2 $ 312,2 $ 340,5
Dikurangi bunga 88,0 88,0 94,3 86,2
EBT $ 195,8 $ 224,2 $ 217,9 $ 254,3
Pajak (40%) 78,3 89,7 87,2 101,7
Laba Bersih $ 117,5 $ 134,5 $ 130,7 $ 152,6
Deviden biasa $ 57,5 63,3 $ 63,3 $ 63,3
Tambahan Laba ditahan $ 60,0 71,3 $ 67,5 $ 89,3
Catatan: Tabel 17-1 adalah kutipan dari model Exel.

TABEL 17-2 Neraca Aktual Tahun 2005 dan Ramalan Tahum 2006
RAMALAN TAHUN 2006
Aktual Putaran Putaran
Aset Modifikasi
2005 Pertama Keempat
Kas $ 10,0 $ 11,0 $ 11,0 $ 75,0
Piutang usaha 375,0 412,5 412,5 381,2
Persediaan 615,0 676,5 676,5 578,2
Total asset lancar $ 1.000,0 $ 1.100,0 $ 1.100,0 $1.304,4

5
Gedung dan peralatan 1.000,0 1.100,0 1.100,0 1.056,0
Total aset $ 2.000,0 $ 2.200,0 $ 2.200,0 $2.090,4
Kewajiban dan Ekuitas $ 60,0 $ 66,0 $ 66,0 $ 66,0
Utang usaha 110,0 110,0 117,0 91,1
Wesel bayar 140,0 154,0 154,0 154,0
Akrual $ 310,0 $ 330,0 $ 337,9 $ 311,1
Total kewajiban lancar 750,0 750,0 801,7 750,0
Obligasi jangka panjang $ 1.060,0 $ 1.080,0 $ 1.139,6 $1.061,1
Total utang 130,0 130,0 182,9 130,0
Saham biasa 810,0 881,3 877,9 899,3
Total ekuitas biasa $ 940,0 $ 1.011,3 $ 1.060,4 $1.029,3
Total kewajiban $ 2.000,0 $ 2.091,3 $ 2.200,0 $2.090,4

Tambahan dana
dibutuhkan (AFN) $ 108,7 $ 0,01 $ 0,0
AFN kumulatif $ 108,7 $ 112,50 -$ 18,9
Catatan: Tabel 17-2 adalah kutipan dari model Exel.
Yang bersasumsi tidak ada perubahan operasi signifikan. (ROE yang
diramalkan sedikit lebih kecil dibandingkan angka tahun 2005 karena, dalam
peramalan, rasio utang hanya mengalami sedikit penurunan). Manajemen melihat
rasio-rasio untuk mencoba menentukan mengapa Allied menunjukan kinerja lebih
buruk dibandingkan rata-rata industri. Mereka dengan segera melihat bahwa
perputaran persediaan hanya setengah dari rata-rata perusahaan didalam
industrinya, yang artinya Allied memiliki persediaan dua kali lebih besar untuk
tingkat penjualannya saat ini dibandingkan dengan rata-rata perusahaan didalam
industri. Jumlah hari piutang tak tertagih Allied juga jauh lebih tinggi
dibandingkan rata-rata, yang menunjukan adanya investasi yang berlebihan pada
piutang usaha. Investasi yang berlebihan pada persediaan da piutang melibatkan
biaya penggunaan investasi, yang menyebabkan rasio biaya operasi/penjualan
menjadi tinggi, dan menurunkan laba serta margin laba, yang sudah jelas akan
merugikan ROE.
Persamaan Du Pont di bagian bawah tabel menunjukan bahwa dalam
rencana operasinya saat ini margin laba Allied akan relatif rendah dan perputaran
asetnya juga di bawah rata-rata. Di lain pihak, Allied memiliki multipler ekuitas
diatas rata-rata, yang menaikan ROE-nya, tetapi dengan biaya berupa rasio utang

6
dan biaya bunga yang sangat tinggi. Ketika kita menyekutukan ketiga faktor
diatas, hasilnya adalah ROE yang relatif rendah.
Manajer Allied meninjau hasil aktual thun 2005 dan ramalan aktual untuk
tahun 2006 serta mencatat bahwa perusahaan memberikan kinerja dibawah rata-
rata industri. Mereka juga melihat bahwa ramalan tahun 2006 yang belum
dimodifikasi akan membutuhkan model eksternal sebesar $112,5, yang sebagian
besar berasal dari utang. Namun demikian, melihar rasio utang perusahaan yang
tinggi dan rasio TIE yang rendah, timbul pertanyaan tentang apakah kredtor
benar-benar akan memberikan dana yang dibuthkan oleh Allied, dan berapa biaya
pendanaan tersebut. Setelah peninjauan ini, manajemen mengembangkan suatu
rencana operasi yang dirancang untuk memperbaiki kinerja tahun 2006. Hasil-
hasil dari usulan rencana tersebut disajikan dalam tabel dikolom yang berjudul
“modifikasi”. Rencana tersebut mengharuskan ditingkatkannya perputaran
persediaan, menurunkan DSO, dan menurunkan rasio biaya operasi terhadap
penjualan. Seperti yang disajikan didalam Tabel 17-3, Allied memiliki arus kas
negatif pada tahn 2005, dan dalam kondisi saat ini, angka yang penting tersebut
besarnya hanya +$7,3 juta. Namun, dalam ramalan yang dimodifiksi arus kas
bebas akan naik menjadi $313,9 juta, sebagian besar disebabkan oleh penurunan
persediaan, piutang usaha, dan aset tetap, ditambah kenaikan laba bersih. Arus kas
bebas akan digunakan untuk meningkatkan arus kas, mengurangi utang jangka
panjang, dan mendanai aset yang dibutuhkan untuk mendukung kenaikan
penjualan.
Kesimpulan Akhirnya adalah sebagai berikut: jika manajemen memang dapat
menerapkan modifikasi yang diusulkan, maka modifikasi tersebut akan menghasilkan
laba dan arus kas yang jauh lebih tinggi serta ROE sebesar 14,8 persen, yang mendekati
rata-rata industri. Hasil-hasil tersebut dapat dipastikan akan meningkatkan harga saham
perusahaan, yang merupakan sasaran akhir manjemen.
Putaran Rata-
Modifikasi
Keterangan 2005 keempat rata
2006 2006 Industri
Rasio lancar 3,2 3,3 3,3 4,2
Perputaran persediaan 4,9 4,9 5,7 9,0

7
Jumlah hari piutang belum
45,6 45,6 42,5 36,0
tertagih
Perputaran total aset 1,5 1,5 1,6 1,8
Rasio utang 53,0% 51,8% 50,8% 40,0%
Aset/ekuitas (Multiplier) 2,13 2,07 2,03% 1,67
TIE 3,23 3,31 3,95 6,0
Biaya operasi/penjualan 90,5% 90,5% 89,7% 87,0%
Margin laba 3,9% 4,0% 4,6% 5,0%
Pengembalian atas aset 5,9% 5,9% 7,3% 9,0%
Pengembalian atas ekuitas 12,5% 12,3% 14,8% 15,0%

Margin Perputaran Multiplier


Laba Total aset Ekuitas ROE
ROE Du Pont,2005 3,92% 1,50 2,13 12,50%
ROE Du Pont, putaran ke-
4 3,96% 1,50 2,07 12,33%
ROE Du pont, modifikasi 4,62% 1,58 2,03 14,82%
Industri 5,00% 1,80 1,67 15,03%

Keempat 2006
2005 2006 Modifikasi
($109,7) $7,3 $313,9

2. RAMALAN PENJUALAN
Unsur-unsur pokok dalam proses perencanaan perusahaan adalah meramalkan
penjualan. Perhitungan ini biasanya dihasilkan dari berbagai sumber informasi.
Setidaknya perkiraan penjualan untuk tahun depan akan mencerminkan :
(1) Kecenderungan penjualan masa lalu yang diharapkan terulang lagi pada
tahun berikutnya.
(2) Pengaruh setiap peristiwa apapun yang mungkin secara material
mempengaruhi kecenderungan itu. Contohnya, adalah kampanye
periklanan besar-besaran atas perubahan dalam kebijaksanaan harga yang
dilakukan perusahaan.

A. MERAMALKAN VARIABEL KEUANGAN


Ramalan keuangan tradisional menganggap meramalkan penjualan sebagai
variabel yang sudah pasti dan membuat proyeksi dengan melihat dampak pada
berbagai biaya, aktiva serta kewajiban perusahaan. Jumlah pendanaan seperti yang

8
akan kita bahas nanti sangat besar jika penjualan tumbuh 1 persen bahkan 5
persen atau bahkan 10 persen. Jumlah variasi tergantung pada pengaruh antara
variabel-variabel penting yang menentukan kebutuhan pembiayaan perusahaan.
B. PERAMALAN KEUANGAN DENGAN METODE PERSENTASE
PENJUALAN
Metode yang biasa digunakan untuk membuat perhitungan ini adalah
metode persentase penjualan. Metode persentase penjualan mencakup suatu
perkiraan tingkat biaya, aktiva, atau kewajiban periode waktu yang akan datang
sebagai persentase ramalan penjualan. Persentase yang digunakan bisa berasal
dari laporan keuangan terbaru sebagai persentase penjualan-penjualan sekarang,
dari perhitungan rata-rata beberapa tahun ini, dari pertimbangan analisis atau
beberapa kombinasi sumber-sumber tersebut.
Tabel 4-1 menyajikan contoh lengkap pengunaan metode persentase
penjualan dari peramalan keuangan. Pada contoh ini, masing-masing akun pada
neraca perusahaan, yang bervariasi terhadap penjualan, dikonversikan dalam
bentuk persentase terhadap penjualan 2003 yang sebesar $10 juta. Ramalan dan
neraca baru untuk masing-masing komponen kemudian dihitung dengan perkalian
waktu persentase ini sebesar $12 juta pada proyeksipenjualan untuk periode
perencanaan tahun 2004. Metode ramalan pembiayaan masa depan ini tidak
terperinci sebagaimana metode yang menggunakan anggaran kas yang akan
diperkenalkan nanti: tetapi metode ini menawarkan biaya yang murah dalam
penggunaan perkiraan, terutama perkiraan kebutuhan pembiayaan perusahaan
untuk periode yang akan datang.
Ingatlah bahwa pada contoh di Tabel 4-1, aktiva lancar dan aktiva tetap
diasumsikan berbeda untuk tiap tingkat penjualan perusahaan. Ini berarti bahwa
perusahaan tidak mempunyai kapasitas produksi yang cukup untuk menyerap
proyeksi kenaikan penjualan. Selanjutya, jika penjualan meningkat $1 aktiva tetap
akan
TABEL 4-1

9
Persentase
Penjualan Proyeksi
Sekarang
Aktiva (penjualan (Berdasarkan Penjualan 2004 =$12
2003
2003 = $10 juta)
juta)

Aktiva lancar $2,0 M $2M = 20% 0,2 X $12M = $2,4M

$10M

Aktiva tetap $4,0M $4M = 40 % 0,4 X $12M = $4,8M


bersih
$10M

Jumlah $6,0M $7,2M

KEWAJIBAN DAN EKUITAS PEMEGANG USAHA

Hutang $1M = 10% 0,10 X $12M = $1,2M


$1,0M
usaha $10M

Beban yang $1M = 10% 0,10 X $12M = $1,2M


harus $1,0M
dibayar $10M

Wesel bayar $0,5M NAa Tidak berubah 0,5M

Hutang Tidak berubah 2,0M


a
jangka $2,0M NA
panjang

Jumlah $4,9M
$4,5M
kewajiban

Saham biasa $0,1M NAa Tidak berubah 0,1M

Modal yang Tidak berubah 0,2M


$0,2M NAa
disetor

$1,2M+[0,05 X $12M X (1- 1,5Mb


Saldo laba $1,2M
0,50)] =

Ekuitas $1,8M
$1,5M
saham biasa

10
Jumlah pembiayaan yang $6,7M
Jumlah $6,0M
tersedia

Tambahan pembiayaan yang 0,5Mc


dibutuhkan

Jumlah $7,2M

a. Tidak dapat ditetapkan neraca-neraca ini diasumsikan tidak bervariasi dengan


penjualan.
b. proyeksi saldo laba sama dengan tingkat awal ($1,2M) ditambahkan proyeksi
laba bersih kurang dari dmanapun. Dalam kasus ini laba bersih diproyeksikan
sama dengan 5% dari penjualan, dan deviden diproyeksikan sama dengan
separuh dari laba bersih : 0,5 X 1,2 M X (1-0,5) = $ 300.000.
c. tambahan pembiayaan yang dibutuhkan dengan total aktiva yang
diproyeksikan ($7,2 juta) dikurangi total kewajiban ($4,9 juta) dikurangi
ekuitas saham biasa yang diproyeksikan ($1,8 juta) atau $7,2 juta – 4,9 juta =
$500.000.
meningkat sebesar 4 sen, atau 40 persen dari proyeksi peningkatan penjualan,
catatan bahwa jika aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Cukup mendukung
tingkat proyeksi penjualan baru. (Seperti perusahaan menghadapi kelebihan
kapasitas), aktiva tersebut tidak boleh dibiarkan ikut berubah karena penjualan.
Bila demikian halnya, aktiva tetap tidak akan diubah ke dalam persentase
penjualan dan diproyeksikan tetap tak berubah pada saat periode peramalan.
Kita juga mencatat bahwa hutang usaha dan biaya yang harus dibayar
adalah satu-satunya hutang yang bisa berubah-rubah terhadap penjualan. Kedua
perhitungan tersebut bisa diharapkan untuk naik turun sesuai dengan tingkatan
penjualan perusahaan: maka gunakanlah persentase peramalan penjualan. Karena
kedua kategori hutang lancar ini secara normal berubah-ubah secara langsung
bersama tingkat penjualan, kedua hutang ini sering dikenal sebagai sumber
pembiayaan spontan. Yang mendiskusikan manajemen modal usaha, banyak
membahas pembiayaan ini. Wesel bayar, hutang jangka panjang, saham biasa, dan
modal yang disetor diharapkan tidak berubah-ubah secara langsung bersamaan

11
dengan tingkat penjualan perusahaan. Sumber pembiayaan ini dikenal dengan
istilah sumber pembiayaan diskresi (discretionary financing) artinya para
manajemen harus membuat suatu keputusan yang benar untuk mencari
pembiayaan tambahan dengan menggunakan salah satu dari sumber tersebut.
Suatu contoh pembiayaan bebas adalah wesel bayar bank yang memerlukan
negosiasi untuk dijalankan dan adanya persetujuan yang ditandai dengan
pengaturan waktu dan kondisi pendanaan. Akhirnya, kita mencatat bahwa tingkat
saldo sama dengan proyeksi laba setelah pajak (proyeksi laba bersih) sama dengan
5% penjualan, atau $600.000 dikurangi dengan deviden saham biasa sebesar
$300.000
Jadi, dengan menggunakan contoh tabel 4-1, kita memproyeksikan bahwa
penjualan perusahaan akan meningkat dari $10 juta menjadi $12 juta, yang akan
menyebabkan kebutuhan perusahaan untuk total aktiva mwningkat menjadi $7,2
juta. Aktiva ini kemudian akan dibiayai dengan kewajiban yang ada ditambah
kewajiban langsung sebesar $4,9 juta, dana pemilik perusahaan $1,8 juta,
termasuk $300.000 dari saldo laba pada penjualan tahun berikutnya; dan sebesar
$500.000 dari pembiayaan bebas yang ditingkatkan dengan mengeluarkan wesel
bayar, penjualan obligasi, penawaran saham biasa, atau beberapa kombinasi dari
sumber tersebut. Sejauh ini sumber yang sering digunakan dari pembiayaan bebas
adalah pinjaman bank. Seperti yang kita akan pelajari nanti ketika belajar tentang
kebijakan keuangan, jika kebutuhan pembiayaan tetap berlaku, maka perusahaan
bisa mengeluarka saham atau obligasi untuk membayar pinjaman bank.
Secara ringkas, kita dapat memperkirakan bahwa kebutuhan perusahaan
terhadap pembiayaan bebas, dengan menggunakan metode persentase penjualan
peramalan keuangan dengan mengikuti empat prosedur dibawah ini :
Langkah 1. Ubahlah setiap pos per aktiva dan kewajiban yang bervariasi secara
langsung dengan penjualan dalam bentuk persentase terhadap
penjualan tahun ini, sebagai contoh:

= = 0.2 atau 20%

12
Langkah 2. Proyeksi setiap pos aktiva dan kewajiban dalam neraca dengan
persentase penjualan yang sudah dihitung dikalikan dengan proyeksi
penjualan atau tetap membiarkan saldo akan tidak berubah mengikuti
perubahan tingkat penjualan, sebagai contoh:

Proyeksi aktiva lancar= proyeksi penjualan x

= $12 juta x 0,2 = $2,4 juta

Langkah 3. Proyeksi tambahan laba ditahan yang dapat digunakan untuk


membantu menangani kegiatan operasi perusahaan. Nilai ini sama
dengan proyeksi laba bersih perusahaan periode tersebut dikurangi
pembayaran deviden saham biasa yang direncanakan, sebagai contoh:
Proyeksi tambahan laba ditahan=

proyeksi penjualan x x (1 ̶ )

= $12 juta x 0,05 x (1-0,5) = $300.000


Langkah 4. Proyeksi tambahan dana yang dibutuhkan perusahaan yang didapat
dari total aktiva yang diproyeksikan dikurangi dengan proyeksi
kewajiban dan ekuitas pemilik, sebagai contoh:
Tambahan dana yang dibutuhkan =
proyeksi jumlah aktiva – proyeksi jumlah kewajiban – proyeksi
ekuitas pemilik
= $7,2 juta - $4,9 juta $1,8 juta = $500.000

C. MODEL PENDANAAN BERDASAR DISKRESI SESUAI


KEBUTUHAN (Discretionary Financing Needed – DFN)
Dalam pembahasan sebelumnya, kita telah memperkirakan tambahan dana
yang dibutuhkan adalah selisih antara proyeksi total aktiva dan jumlah kewajiban
serta ekuitas pemilik. Kita dapat memperkirakan proyeksi tambahan dana yang
dibutuhkan, yaitu DFNt+1 yang secara langsung menggunakan proyeksi perubahan

13
penjualan yang diperkirakan disamakan dengan perubahan dalam aktiva,
kewajiban, dan ekuitas, pemilik sebagai berikut:
DFNt+1 = proyeksi perubahan aktivat+1 – proyeksi perubahan kewajibant+1
̶ Proyeksi perubahan ekuitas pemilik t+1
Untuk menghitung DFNt+1 kita harus memperkirakan setiap komponen
yang ditemukan pada persamaan 4-1. Sebagai contoh kita bisa memproyeksikan
kebutuhan penggunaan aktiva perusahaan dengan hubungan antara aktiva dan
penjualan tahun sekarang dikalikan dengan proyeksi perubahan penjualan untuk
tahun yang akan datang

Proyeksi perubaha aktiva t+1 = ( )x

dengan cara yang sama, proyeksi perubahan kewajiban dapat dihitung dari
hasil rasio jumlah kewajiban perusahaan terhadap penjualan tahun sekarang dan
proyeksi perubahan penjualan perusahaan :

proyeksi perubahan kewajiban t+1 = ( )x

kita dapat memproyeksikan antisipasi perubahan pada ekuitas pemegang


saham biasa perusahaan untuk tahun yang akan datang dengan memperkirakan
pendapatan bersih untuk tahun yang akan datang sebagai hasil dari marjin laba
bersih untuk tahun yang akan datang, NPM t+1, dan pryeksi tingkat penjualan
perusahaan, kemudian mengalikan proyeksi laba bersih dengan persentase laba
bersih yang ditahan dan tidak dibayarkan dalam deviden. Catatan bahwa b
merupakan persentase pendapatan bersih yang dibayarkan dalam deviden
sehingga (1-b) merupakan bagian dari pendapatan bersih yang ditahan.
Bagaimana kita membuat perkiraan NPM t+1 ? salah satu pendekatan yang dapat
digunakan adalah marjin laba bersih untuk periode sekarang NPM t, jika penjualan
yang diharapkan berubah, maka marjin laba bersih perusahaan mungkin akan
berubah jua, jadi menggunakan NPM t hanya merupakan salah satu perkiraan
kasar.

14
Proyeksi perubahan ekuitas pemilik t+1 = x

Keterangan:
Aktiva t = aktiva dalam periode t yang diharapkan berubah secara proporsional
terhadap tingkat penjualan.
Penjualan t = tingkat penjualan untuk periode t
Kewajiban t = kewajiban dalam periode t yang diharapkan berubah secara
proporsional terhadap tingkat penjualan
NPM t+1 = marjin laba bersih yang diproyeksikan untuk periode t+1
b = rasio pembayaran deviden atau deviden sebagai persentase terhadap laba

bersih sehingga adalah bagian proyeksi laba bersih perusahaan yang akan

ditahan dan ditanam kembali kedalam perusahaan.


Pada contoh sebelumnya, kita telah memperkirakan bahwa semua aktiva,
hutang usaha, dan beban yang masih harus dibayar, berubah-ubah sesuai dengan
proyeksi perubahan penjualan. Wesel bayar dan hutang jangka panjang tidak
berubah dari tahun sekarang ke tahun-tahun proyeksi. Dengan menggunakan
angka-angka dari contoh kita, kita membuat perkiraan DFN 2001 adalah sebagai
berikut :

Proyeksi tambahan aktiva t+1 =( )x

= $1,2 juta

Proyeksi perubahan kewajiban 2001 =( )x

= $0,4 juta

Proyeksi perubahan ekuitas pemegang saham 2001 = x


= $0,3 juta

DFN2001 = $1,2 jta – 0,4 juta – 0,3 juta = $0,5 juta atau $500.000

15
D. MENGANALISIS PENGARUH LABA DAN KEBIJAKAN DEVIDEN
PADA DFN
Dengan menggunakan model DFN, kita dapat dengan cepat dan mudah
mengevaluasi sensitifitas proyeksi kebutuhan dana kita terhadap perubahan yang
pada variabel-variabel penting. Sebagai contoh, peggunaan informasi dari contoh
sebelumnya, kita dapat mengevaluasi pengaruh marjin laba bersih (NPM) sama
dengan 1 persen, 5 persen dan 10 persen dengan kombinasi rasio pembayarann
deviden 30%, 50%, 70% seperti dibawah ini:
DFN untuk Berbagai Marjin Laba Bersih dan Rasio Peembayaran Deviden
MARJIN LABA RASIO PEMBAYARAN DEVIDEN (deviden / laba
BERSIH bersih

30% 50% 70%

1% $716.000 $740.000 $764.000

5% $380.000 500.000 620.000

10% (40.000) 200.000 440.000

Semakin tinggi pesentase pembayaran deviden, maka akan lebih rendah


persentase laba ditahan (1-b). jadi, seperti yang kita liaht sebelumnya, ketika
membahas mengenai model DFN, kondisi ini menunjukan bahwa perusahaan
akan lebih sedikit berinvestasi kembali dan akan memerlukan lebih banyak dana
yang dibutuhkan. Mempertimbangkan garis yang berhubungan dengan marjin
laba bersih 5%. Jika perusahaan mengeluarkan 30% pendapatannya dalam bentuk
deviden (saldo laba 70%), kemudian tambahan kebutuhan dana bebas
diperkirakan menjadi $380.000, sedangkan 70% rasio pengeluaran deviden
memerlukan pembiayaan bebas sebesar $620.000.
DFN diperlukan merupakan suatu fungsi dari profitabilitas perusahaan.
Semakin tinggi marjin laba bersih, dengan pengandaian semua yang sama,
semakin rendah keburtuhan dana yang diperlukan. Sebagi contoh dengan 1 persen
marjin laba bersih dan 30% rasio pengeluaran deviden, perusahaan akan
membutuhkan tambahan dana sebesar $716.000. jika marjin laba bersih adalah

16
10% dengan rasio pengeluaran yang sama, perusahaan aka mempunyai kelebihan
dana sebesar $40.000 dengan demikian, DFN sebuah perusahaan bergeser dari
tahun ke tahun sesuai dengan profitabilitas perubahan. Perencanaan keuangan
sangat berperan pentingb bagi perusahaan untuk memperluas variabilitas
profitabilitas mereka dari tahun ke tahun.

E. KETERBATASAN METODE PERAMALAN PRESENTASI


PENJUALAN

Metode persentase penjualan dari perkiraan keuangan memberikan


perkiraan kebutuhan dana perusahaan yang wajar, hanya ketika persyaratan aktiva
dan sumber-sumber pendanaan dapat diramalkan secara akurat, sebagai persentase
penjualan tetap. Sebagai contoh peramalan persediaan dengan metode persentase
penjualan melibatkan persamaan peramalan berikut ini :
Persediaant
Persediaant+1 = x Penjualant+1
Penjualan
Bahwa model persentase perkiraan penjualan adalah suatu garis lurus
(straight line) sederhana yang melewati titik awal (yang memiliki intersep nol).
Model persentase penjualan akan sesuai jika tidak ada tingkat persediaan yang
konstan dengan mengabaikan tingkat penjualan perusahaan, dan persediaan naik
turun sesuai dengan perubahan pada tingkat penjualan.
Ada sejumlah contoh yang cukup lazim di mana tipe hubungan seperti ini
tidak berhasil menggambarkan hubungan antara kategori aktiva dan penjualan.
Dua contoh tersebut melibatkan aktiva dimana terdapat skala ekonomis serta
sejumlah aktiva yang harus dibeli dalam kuantitas diskrit (lumpy assets).
Skala ekonomi kadang-kadang direalisasikan dengan melakukan investasi
pada tipe aktiva tertentu seperti pesediaan barang jadi. Contohnya, sebuah toko
obat eceran membutuhkan sejumlah besar obat-obatan untuk bisa beroperasi.
Persediaan ini dapat dilengkapi lagi berdasarkan kegiatan sehari hari dalam
merespon penjualan perusahaan. Namun, suatu tingkat investasi yang tetap

17
dibutuhkan untuk lurus dengan penjualan. Ingatlah, bahwa persediaan terhadap
persentase penjualan menurun dari 120% dimana penjualan sebesar $ 100,
menjadi 30% dengan penjualan sama dengan $ 1.000. kenyataan ini
menggambarkan bahwa ada komponen persediaan tetap (dalam hal ini $ 100)
yang harus dimiliki perusahaan dengan mengabaikan tingkat penjualan, ditambah
komponen variabel (20% penjualan). Dalam hal ini, persamaan peramalan untuk
persediaan adalah sebagai berikut:
Persediaant = a + b penjualant
Dalam contoh ini, intersep a sama dengan 100 dan kemiringan b sama dengan 20.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Meramalkan dalam manjemen keuangan digunakan untuk memperkirakan
kebutuhan keuangan dimasa yang akan datang. Jika mannajer keuangan tidak
memcoba untuk mengantisipasi kebutuhan pembiayaan masa depan perusahaan,
maka kriris akan terjadi setiap kali penerimaan kas lebih kecil pengeluaran kas,
perencanaan yang baik ditunjukan untuk mengantisipasi dan mempersiapkan

18
perusahaan untuk menghadapi dimasa depan, dimana ketika peusahaan harus
membutuhkan pembiayaan tambahan, dan juga ketika perusahaan tidak mampu
menghasilkan pemasukan kas.
Unsur-unsur pokok dalam proses perencanaan perusahaan adalah meramalkan
penjualan. Perhitungan ini biasanya dihasilkan dari berbagai sumber informasi.
Setidaknya perkiraan penjualan untuk tahun depan akan mencerminkan :
a. Kecenderungan penjualan masa lalu yang diharapkan terulang lagi
pada tahun berikutnya.
b. Pengaruh setiap peristiwa apapun yang mungkin secara material
mempengaruhi kecenderungan itu. Contohnya, adalah kampanye
periklanan besar-besaran atas perubahan dalam kebijaksanaan harga
yang dilakukan perusahaan.
Perkiraan hasil penjualan perusahaan dan biaya yang terkait menjadi dasar
untuk memproyeksikan kebutuhan keuangan dimasa yang akan datang. Metode
yang populer untuk mempersiapkan variabel keuangan adalah metode presentasi
penjualan.
Metode presentase penjualan memperkirakan bahwa aktiva atau kewajiban
yang diperkirakan merupakan presentase penjualan yang tetap untuksetiap tingkat
penjualan di masa yang akan datang. ada beberapa contoh dimana asumsi ini tidak
layak dan konsekuensinya, metode presentase penjualan tidak memberikan
perkiraan yang layak. Contoh sedimikan terjadi ketika terdapat skala ekonomi
dalam penggunaan aktiva yang sedang diramalkan. Misalnya, perusahaan
mungkin butuh paling tidak $10 juta persediaan untuk beroperasi untuk penjualan
hanya sebesar $100 juta per tahun. Bila penjualan meningkat menjadi $200 juta,
persediaan mungkin hanya naik menjadi $15 juta. Maka persediaan tidak naik
sesuai dengan penjualan dengan perbandingan yang tetap. Situasi pembelian
aktiva bersifat lumpy. Yakni bila kapasitas pabrik harus dibeli dengan tambahan
$50 juta, maka pabrik dan peralatan tidak akan tetap presentasenya terhadap
penjualan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Arthur J Keown, John D Martin, J William Petty, David F Scott Jr. 2011.
Manjajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan, Edisi Sepuluh, Jilid 1.
Jakarta: Penerbit Indeks. hlm. 111-120
Houton,Brigham.2014. Dasar-dasar Manajemen Keuangaan, Edisi 11, Buku 2.
Jakarta: Salemba Empat. Hlm. 323-327

20

Anda mungkin juga menyukai

  • Hamdallah
    Hamdallah
    Dokumen20 halaman
    Hamdallah
    Lulu PermaTa Riani
    Belum ada peringkat
  • Hamdallah
    Hamdallah
    Dokumen20 halaman
    Hamdallah
    Lulu PermaTa Riani
    Belum ada peringkat
  • Kel 4 Rumpun
    Kel 4 Rumpun
    Dokumen8 halaman
    Kel 4 Rumpun
    Lulu PermaTa Riani
    Belum ada peringkat
  • Kel 4 Rumpun
    Kel 4 Rumpun
    Dokumen8 halaman
    Kel 4 Rumpun
    Lulu PermaTa Riani
    Belum ada peringkat
  • Hamdallah
    Hamdallah
    Dokumen32 halaman
    Hamdallah
    Lulu PermaTa Riani
    Belum ada peringkat
  • Hamdallah
    Hamdallah
    Dokumen20 halaman
    Hamdallah
    Lulu PermaTa Riani
    Belum ada peringkat
  • 3E Lulu
    3E Lulu
    Dokumen29 halaman
    3E Lulu
    lulu permata
    Belum ada peringkat
  • Pajak Kini
    Pajak Kini
    Dokumen15 halaman
    Pajak Kini
    Lulu PermaTa Riani
    Belum ada peringkat