Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan
Dosen Pengampu: Arinal Muna, SE, M.Si, Akt
Disusun Oleh:
1. Lulu Permata (116040104)
2. Devi Sofianti (116040108)
3. Shelvy Alfianie (116040116)
Segala Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah swt yang telah
senantiasa memberikan rahmat dan nikmat yang tiada terkira bagi kami. Sehingga
dengan nikmat dan rahmatNya kami mampu untuk menyelesaikan Tugas Makalah
dengan Judul “PERENCANAAN, PERAMALAN, DAN PENGANGGARAN
KEUANGAN”. Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu Tugas
Manajemen Keuangan .
Semoga tugas Makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai
referensi dalam belajar para mahasiswa ataupun para pembaca. Penyusun juga
meminta maaf apabila banyak kekurangan ataupun kesalahan dalam penulisan dan
pembahasan materi yang tidak lengkap ataupun kurang penjelasan.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................. i
Daftar Isi...................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan..................................................................................... 1
1. Latar Belakang................................................................................ 1
2. Rumusan Masalah........................................................................... 1
3. Tujuan Penulisan............................................................................. 2
BAB II Pembahasan..................................................................................... 3
1. Peramalan laporan keuangan ......................................................... 3
2. Ramalan penjualan......................................................................... 9
BAB III Penutup.......................................................................................... 19
1. Kesimpulan.................................................................................. 19
Daftar Pustaka.............................................................................................. 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perencanaan (planning) dan peramalan (forecasting) merupakan dua hal
yang selalu diperbandingkan. Perencanaan mengindikasikan apa yang seharusnya
terjadi di masa yang akan datang (normatif), sedangkan peramalan terkait dengan
apa yang akan terjadi di masa yang akan datang (positif). Agak sulit dipahami,
karena beda-beda tipis antara pengertian perencanaan di satu pihak dengan
peramalan di pihak lain.
3. Tujuan
1. Untuk memahami metode yang digunakan dalam peramalan penjualan.
2. Untuk memahami perencanaan dan peramalan dalam keuangan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
1. RAMALAN LAPORAN KEUANGAN
3
komputer) secara bertahap. Diramalkan laporan laba rugi dan neraca “ putaran
pertama”, yang menganggap hubungan antara penjualan dan sebagian besar pos-
pos di dalam neraca tersebut adalah konstan. Disini, aset dan kewajiban yang naik
secara spontan bersama penjualan akan diramalkan, tetapi wesel bayar, utang
jangka panjang, dan saham biasa akan dinyatakan tetap konstan seperti tingkat
sebelumnya. Laba ditahan dalam neraca putaran pertama ditentukan sama dengan
laba ditahan sebelumnya ditambah laba ditahan tambahan seperti yang dihitung
dalam laporan laba rugi putaran pertama. Pada umumnya, neraca putara pertama
tidak akan balance-aset yang diramalkan lebih besar dibandingkan kewajiban dan
ekuitas yang diramalkan, dimana selisih tersebut jumlahnya sama dengan estimasi
awal AFN.
Tabel 17-1 dan 17-2 menyajikan laporan laba-rugi dan neraca Allied.
Kolom pertama menyajikan data tahun 2005. Kemudian, pada kolom kedua, kita
menyajikan laporan putaran pertama. Perhatikan bahwa secara putaran pertama
tidak balance.dan harus menandai AFN sebesar $108,7 juta. AFN putaran pertama
berarti wesel bayar, utang jangka panjang, dan saham biasa harus dinaikan sebesar
total $108,7 juta, dan ini akan membawa kita ke neraca putaran kedua dimana
pos-pos tersebut telah dinaikan. Ketika utang mengalami kenaikan dalam neraca
putaran kedua, hal ini menyebabkan beban bunga mengalami peningkatan, dan
akhirnya mengubah laporan laba rugi putaran kedua. Oleh karena beban bunga
yang lebih tinggi, laba bersih dan penambahan laba ditahan pada putaran kedua
akan turun, dan hal ini memnyebabkan kenaikan AFN yang makin tinggi,
selanjutnya menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan lain didalam laporan.
Perubahan AFN akan turun dalam setiap putaran, atau iterasi, dan setelah
empat putaran neraca akan balance sampai ke angka satu desimal. Dalam tabel
dibawah mrnyajikan untuk putaran pertama dan keempat, tetapi modelnya sendiri
menyajikan hasil untuk putaran kedua dan ketiga, berikut dengan penjelasan yang
rinci tentang bagaimana penyesuaian dilakukan. Tabel 17-1 dan 17-2 juga
menyajikan, dalam kolom terakhir, beberapa hasil “modifikasi”.
Tabel 17-3 menyajikan sekumpulan rasio didasarkan atas laporan
keuangan yang diperhitungkan. Tetapi bahwa ROE Allied untuk tahun 2005
4
berada dibawah ROE rata-rata industri sebesar 15 persen, sama halnya seperti
ROE putaran keempat.
TABEL 17-1 Laporan Laba Rugi Aktual Tahun 2005 dan Ramalan Tahun
2006
TABEL 17-2 Neraca Aktual Tahun 2005 dan Ramalan Tahum 2006
RAMALAN TAHUN 2006
Aktual Putaran Putaran
Aset Modifikasi
2005 Pertama Keempat
Kas $ 10,0 $ 11,0 $ 11,0 $ 75,0
Piutang usaha 375,0 412,5 412,5 381,2
Persediaan 615,0 676,5 676,5 578,2
Total asset lancar $ 1.000,0 $ 1.100,0 $ 1.100,0 $1.304,4
5
Gedung dan peralatan 1.000,0 1.100,0 1.100,0 1.056,0
Total aset $ 2.000,0 $ 2.200,0 $ 2.200,0 $2.090,4
Kewajiban dan Ekuitas $ 60,0 $ 66,0 $ 66,0 $ 66,0
Utang usaha 110,0 110,0 117,0 91,1
Wesel bayar 140,0 154,0 154,0 154,0
Akrual $ 310,0 $ 330,0 $ 337,9 $ 311,1
Total kewajiban lancar 750,0 750,0 801,7 750,0
Obligasi jangka panjang $ 1.060,0 $ 1.080,0 $ 1.139,6 $1.061,1
Total utang 130,0 130,0 182,9 130,0
Saham biasa 810,0 881,3 877,9 899,3
Total ekuitas biasa $ 940,0 $ 1.011,3 $ 1.060,4 $1.029,3
Total kewajiban $ 2.000,0 $ 2.091,3 $ 2.200,0 $2.090,4
Tambahan dana
dibutuhkan (AFN) $ 108,7 $ 0,01 $ 0,0
AFN kumulatif $ 108,7 $ 112,50 -$ 18,9
Catatan: Tabel 17-2 adalah kutipan dari model Exel.
Yang bersasumsi tidak ada perubahan operasi signifikan. (ROE yang
diramalkan sedikit lebih kecil dibandingkan angka tahun 2005 karena, dalam
peramalan, rasio utang hanya mengalami sedikit penurunan). Manajemen melihat
rasio-rasio untuk mencoba menentukan mengapa Allied menunjukan kinerja lebih
buruk dibandingkan rata-rata industri. Mereka dengan segera melihat bahwa
perputaran persediaan hanya setengah dari rata-rata perusahaan didalam
industrinya, yang artinya Allied memiliki persediaan dua kali lebih besar untuk
tingkat penjualannya saat ini dibandingkan dengan rata-rata perusahaan didalam
industri. Jumlah hari piutang tak tertagih Allied juga jauh lebih tinggi
dibandingkan rata-rata, yang menunjukan adanya investasi yang berlebihan pada
piutang usaha. Investasi yang berlebihan pada persediaan da piutang melibatkan
biaya penggunaan investasi, yang menyebabkan rasio biaya operasi/penjualan
menjadi tinggi, dan menurunkan laba serta margin laba, yang sudah jelas akan
merugikan ROE.
Persamaan Du Pont di bagian bawah tabel menunjukan bahwa dalam
rencana operasinya saat ini margin laba Allied akan relatif rendah dan perputaran
asetnya juga di bawah rata-rata. Di lain pihak, Allied memiliki multipler ekuitas
diatas rata-rata, yang menaikan ROE-nya, tetapi dengan biaya berupa rasio utang
6
dan biaya bunga yang sangat tinggi. Ketika kita menyekutukan ketiga faktor
diatas, hasilnya adalah ROE yang relatif rendah.
Manajer Allied meninjau hasil aktual thun 2005 dan ramalan aktual untuk
tahun 2006 serta mencatat bahwa perusahaan memberikan kinerja dibawah rata-
rata industri. Mereka juga melihat bahwa ramalan tahun 2006 yang belum
dimodifikasi akan membutuhkan model eksternal sebesar $112,5, yang sebagian
besar berasal dari utang. Namun demikian, melihar rasio utang perusahaan yang
tinggi dan rasio TIE yang rendah, timbul pertanyaan tentang apakah kredtor
benar-benar akan memberikan dana yang dibuthkan oleh Allied, dan berapa biaya
pendanaan tersebut. Setelah peninjauan ini, manajemen mengembangkan suatu
rencana operasi yang dirancang untuk memperbaiki kinerja tahun 2006. Hasil-
hasil dari usulan rencana tersebut disajikan dalam tabel dikolom yang berjudul
“modifikasi”. Rencana tersebut mengharuskan ditingkatkannya perputaran
persediaan, menurunkan DSO, dan menurunkan rasio biaya operasi terhadap
penjualan. Seperti yang disajikan didalam Tabel 17-3, Allied memiliki arus kas
negatif pada tahn 2005, dan dalam kondisi saat ini, angka yang penting tersebut
besarnya hanya +$7,3 juta. Namun, dalam ramalan yang dimodifiksi arus kas
bebas akan naik menjadi $313,9 juta, sebagian besar disebabkan oleh penurunan
persediaan, piutang usaha, dan aset tetap, ditambah kenaikan laba bersih. Arus kas
bebas akan digunakan untuk meningkatkan arus kas, mengurangi utang jangka
panjang, dan mendanai aset yang dibutuhkan untuk mendukung kenaikan
penjualan.
Kesimpulan Akhirnya adalah sebagai berikut: jika manajemen memang dapat
menerapkan modifikasi yang diusulkan, maka modifikasi tersebut akan menghasilkan
laba dan arus kas yang jauh lebih tinggi serta ROE sebesar 14,8 persen, yang mendekati
rata-rata industri. Hasil-hasil tersebut dapat dipastikan akan meningkatkan harga saham
perusahaan, yang merupakan sasaran akhir manjemen.
Putaran Rata-
Modifikasi
Keterangan 2005 keempat rata
2006 2006 Industri
Rasio lancar 3,2 3,3 3,3 4,2
Perputaran persediaan 4,9 4,9 5,7 9,0
7
Jumlah hari piutang belum
45,6 45,6 42,5 36,0
tertagih
Perputaran total aset 1,5 1,5 1,6 1,8
Rasio utang 53,0% 51,8% 50,8% 40,0%
Aset/ekuitas (Multiplier) 2,13 2,07 2,03% 1,67
TIE 3,23 3,31 3,95 6,0
Biaya operasi/penjualan 90,5% 90,5% 89,7% 87,0%
Margin laba 3,9% 4,0% 4,6% 5,0%
Pengembalian atas aset 5,9% 5,9% 7,3% 9,0%
Pengembalian atas ekuitas 12,5% 12,3% 14,8% 15,0%
Keempat 2006
2005 2006 Modifikasi
($109,7) $7,3 $313,9
2. RAMALAN PENJUALAN
Unsur-unsur pokok dalam proses perencanaan perusahaan adalah meramalkan
penjualan. Perhitungan ini biasanya dihasilkan dari berbagai sumber informasi.
Setidaknya perkiraan penjualan untuk tahun depan akan mencerminkan :
(1) Kecenderungan penjualan masa lalu yang diharapkan terulang lagi pada
tahun berikutnya.
(2) Pengaruh setiap peristiwa apapun yang mungkin secara material
mempengaruhi kecenderungan itu. Contohnya, adalah kampanye
periklanan besar-besaran atas perubahan dalam kebijaksanaan harga yang
dilakukan perusahaan.
8
akan kita bahas nanti sangat besar jika penjualan tumbuh 1 persen bahkan 5
persen atau bahkan 10 persen. Jumlah variasi tergantung pada pengaruh antara
variabel-variabel penting yang menentukan kebutuhan pembiayaan perusahaan.
B. PERAMALAN KEUANGAN DENGAN METODE PERSENTASE
PENJUALAN
Metode yang biasa digunakan untuk membuat perhitungan ini adalah
metode persentase penjualan. Metode persentase penjualan mencakup suatu
perkiraan tingkat biaya, aktiva, atau kewajiban periode waktu yang akan datang
sebagai persentase ramalan penjualan. Persentase yang digunakan bisa berasal
dari laporan keuangan terbaru sebagai persentase penjualan-penjualan sekarang,
dari perhitungan rata-rata beberapa tahun ini, dari pertimbangan analisis atau
beberapa kombinasi sumber-sumber tersebut.
Tabel 4-1 menyajikan contoh lengkap pengunaan metode persentase
penjualan dari peramalan keuangan. Pada contoh ini, masing-masing akun pada
neraca perusahaan, yang bervariasi terhadap penjualan, dikonversikan dalam
bentuk persentase terhadap penjualan 2003 yang sebesar $10 juta. Ramalan dan
neraca baru untuk masing-masing komponen kemudian dihitung dengan perkalian
waktu persentase ini sebesar $12 juta pada proyeksipenjualan untuk periode
perencanaan tahun 2004. Metode ramalan pembiayaan masa depan ini tidak
terperinci sebagaimana metode yang menggunakan anggaran kas yang akan
diperkenalkan nanti: tetapi metode ini menawarkan biaya yang murah dalam
penggunaan perkiraan, terutama perkiraan kebutuhan pembiayaan perusahaan
untuk periode yang akan datang.
Ingatlah bahwa pada contoh di Tabel 4-1, aktiva lancar dan aktiva tetap
diasumsikan berbeda untuk tiap tingkat penjualan perusahaan. Ini berarti bahwa
perusahaan tidak mempunyai kapasitas produksi yang cukup untuk menyerap
proyeksi kenaikan penjualan. Selanjutya, jika penjualan meningkat $1 aktiva tetap
akan
TABEL 4-1
9
Persentase
Penjualan Proyeksi
Sekarang
Aktiva (penjualan (Berdasarkan Penjualan 2004 =$12
2003
2003 = $10 juta)
juta)
$10M
Jumlah $4,9M
$4,5M
kewajiban
Ekuitas $1,8M
$1,5M
saham biasa
10
Jumlah pembiayaan yang $6,7M
Jumlah $6,0M
tersedia
Jumlah $7,2M
11
dengan tingkat penjualan perusahaan. Sumber pembiayaan ini dikenal dengan
istilah sumber pembiayaan diskresi (discretionary financing) artinya para
manajemen harus membuat suatu keputusan yang benar untuk mencari
pembiayaan tambahan dengan menggunakan salah satu dari sumber tersebut.
Suatu contoh pembiayaan bebas adalah wesel bayar bank yang memerlukan
negosiasi untuk dijalankan dan adanya persetujuan yang ditandai dengan
pengaturan waktu dan kondisi pendanaan. Akhirnya, kita mencatat bahwa tingkat
saldo sama dengan proyeksi laba setelah pajak (proyeksi laba bersih) sama dengan
5% penjualan, atau $600.000 dikurangi dengan deviden saham biasa sebesar
$300.000
Jadi, dengan menggunakan contoh tabel 4-1, kita memproyeksikan bahwa
penjualan perusahaan akan meningkat dari $10 juta menjadi $12 juta, yang akan
menyebabkan kebutuhan perusahaan untuk total aktiva mwningkat menjadi $7,2
juta. Aktiva ini kemudian akan dibiayai dengan kewajiban yang ada ditambah
kewajiban langsung sebesar $4,9 juta, dana pemilik perusahaan $1,8 juta,
termasuk $300.000 dari saldo laba pada penjualan tahun berikutnya; dan sebesar
$500.000 dari pembiayaan bebas yang ditingkatkan dengan mengeluarkan wesel
bayar, penjualan obligasi, penawaran saham biasa, atau beberapa kombinasi dari
sumber tersebut. Sejauh ini sumber yang sering digunakan dari pembiayaan bebas
adalah pinjaman bank. Seperti yang kita akan pelajari nanti ketika belajar tentang
kebijakan keuangan, jika kebutuhan pembiayaan tetap berlaku, maka perusahaan
bisa mengeluarka saham atau obligasi untuk membayar pinjaman bank.
Secara ringkas, kita dapat memperkirakan bahwa kebutuhan perusahaan
terhadap pembiayaan bebas, dengan menggunakan metode persentase penjualan
peramalan keuangan dengan mengikuti empat prosedur dibawah ini :
Langkah 1. Ubahlah setiap pos per aktiva dan kewajiban yang bervariasi secara
langsung dengan penjualan dalam bentuk persentase terhadap
penjualan tahun ini, sebagai contoh:
12
Langkah 2. Proyeksi setiap pos aktiva dan kewajiban dalam neraca dengan
persentase penjualan yang sudah dihitung dikalikan dengan proyeksi
penjualan atau tetap membiarkan saldo akan tidak berubah mengikuti
perubahan tingkat penjualan, sebagai contoh:
proyeksi penjualan x x (1 ̶ )
13
penjualan yang diperkirakan disamakan dengan perubahan dalam aktiva,
kewajiban, dan ekuitas, pemilik sebagai berikut:
DFNt+1 = proyeksi perubahan aktivat+1 – proyeksi perubahan kewajibant+1
̶ Proyeksi perubahan ekuitas pemilik t+1
Untuk menghitung DFNt+1 kita harus memperkirakan setiap komponen
yang ditemukan pada persamaan 4-1. Sebagai contoh kita bisa memproyeksikan
kebutuhan penggunaan aktiva perusahaan dengan hubungan antara aktiva dan
penjualan tahun sekarang dikalikan dengan proyeksi perubahan penjualan untuk
tahun yang akan datang
dengan cara yang sama, proyeksi perubahan kewajiban dapat dihitung dari
hasil rasio jumlah kewajiban perusahaan terhadap penjualan tahun sekarang dan
proyeksi perubahan penjualan perusahaan :
14
Proyeksi perubahan ekuitas pemilik t+1 = x
Keterangan:
Aktiva t = aktiva dalam periode t yang diharapkan berubah secara proporsional
terhadap tingkat penjualan.
Penjualan t = tingkat penjualan untuk periode t
Kewajiban t = kewajiban dalam periode t yang diharapkan berubah secara
proporsional terhadap tingkat penjualan
NPM t+1 = marjin laba bersih yang diproyeksikan untuk periode t+1
b = rasio pembayaran deviden atau deviden sebagai persentase terhadap laba
bersih sehingga adalah bagian proyeksi laba bersih perusahaan yang akan
= $1,2 juta
= $0,4 juta
DFN2001 = $1,2 jta – 0,4 juta – 0,3 juta = $0,5 juta atau $500.000
15
D. MENGANALISIS PENGARUH LABA DAN KEBIJAKAN DEVIDEN
PADA DFN
Dengan menggunakan model DFN, kita dapat dengan cepat dan mudah
mengevaluasi sensitifitas proyeksi kebutuhan dana kita terhadap perubahan yang
pada variabel-variabel penting. Sebagai contoh, peggunaan informasi dari contoh
sebelumnya, kita dapat mengevaluasi pengaruh marjin laba bersih (NPM) sama
dengan 1 persen, 5 persen dan 10 persen dengan kombinasi rasio pembayarann
deviden 30%, 50%, 70% seperti dibawah ini:
DFN untuk Berbagai Marjin Laba Bersih dan Rasio Peembayaran Deviden
MARJIN LABA RASIO PEMBAYARAN DEVIDEN (deviden / laba
BERSIH bersih
16
10% dengan rasio pengeluaran yang sama, perusahaan aka mempunyai kelebihan
dana sebesar $40.000 dengan demikian, DFN sebuah perusahaan bergeser dari
tahun ke tahun sesuai dengan profitabilitas perubahan. Perencanaan keuangan
sangat berperan pentingb bagi perusahaan untuk memperluas variabilitas
profitabilitas mereka dari tahun ke tahun.
17
dibutuhkan untuk lurus dengan penjualan. Ingatlah, bahwa persediaan terhadap
persentase penjualan menurun dari 120% dimana penjualan sebesar $ 100,
menjadi 30% dengan penjualan sama dengan $ 1.000. kenyataan ini
menggambarkan bahwa ada komponen persediaan tetap (dalam hal ini $ 100)
yang harus dimiliki perusahaan dengan mengabaikan tingkat penjualan, ditambah
komponen variabel (20% penjualan). Dalam hal ini, persamaan peramalan untuk
persediaan adalah sebagai berikut:
Persediaant = a + b penjualant
Dalam contoh ini, intersep a sama dengan 100 dan kemiringan b sama dengan 20.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Meramalkan dalam manjemen keuangan digunakan untuk memperkirakan
kebutuhan keuangan dimasa yang akan datang. Jika mannajer keuangan tidak
memcoba untuk mengantisipasi kebutuhan pembiayaan masa depan perusahaan,
maka kriris akan terjadi setiap kali penerimaan kas lebih kecil pengeluaran kas,
perencanaan yang baik ditunjukan untuk mengantisipasi dan mempersiapkan
18
perusahaan untuk menghadapi dimasa depan, dimana ketika peusahaan harus
membutuhkan pembiayaan tambahan, dan juga ketika perusahaan tidak mampu
menghasilkan pemasukan kas.
Unsur-unsur pokok dalam proses perencanaan perusahaan adalah meramalkan
penjualan. Perhitungan ini biasanya dihasilkan dari berbagai sumber informasi.
Setidaknya perkiraan penjualan untuk tahun depan akan mencerminkan :
a. Kecenderungan penjualan masa lalu yang diharapkan terulang lagi
pada tahun berikutnya.
b. Pengaruh setiap peristiwa apapun yang mungkin secara material
mempengaruhi kecenderungan itu. Contohnya, adalah kampanye
periklanan besar-besaran atas perubahan dalam kebijaksanaan harga
yang dilakukan perusahaan.
Perkiraan hasil penjualan perusahaan dan biaya yang terkait menjadi dasar
untuk memproyeksikan kebutuhan keuangan dimasa yang akan datang. Metode
yang populer untuk mempersiapkan variabel keuangan adalah metode presentasi
penjualan.
Metode presentase penjualan memperkirakan bahwa aktiva atau kewajiban
yang diperkirakan merupakan presentase penjualan yang tetap untuksetiap tingkat
penjualan di masa yang akan datang. ada beberapa contoh dimana asumsi ini tidak
layak dan konsekuensinya, metode presentase penjualan tidak memberikan
perkiraan yang layak. Contoh sedimikan terjadi ketika terdapat skala ekonomi
dalam penggunaan aktiva yang sedang diramalkan. Misalnya, perusahaan
mungkin butuh paling tidak $10 juta persediaan untuk beroperasi untuk penjualan
hanya sebesar $100 juta per tahun. Bila penjualan meningkat menjadi $200 juta,
persediaan mungkin hanya naik menjadi $15 juta. Maka persediaan tidak naik
sesuai dengan penjualan dengan perbandingan yang tetap. Situasi pembelian
aktiva bersifat lumpy. Yakni bila kapasitas pabrik harus dibeli dengan tambahan
$50 juta, maka pabrik dan peralatan tidak akan tetap presentasenya terhadap
penjualan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Arthur J Keown, John D Martin, J William Petty, David F Scott Jr. 2011.
Manjajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan, Edisi Sepuluh, Jilid 1.
Jakarta: Penerbit Indeks. hlm. 111-120
Houton,Brigham.2014. Dasar-dasar Manajemen Keuangaan, Edisi 11, Buku 2.
Jakarta: Salemba Empat. Hlm. 323-327
20