Metri Proposal
Metri Proposal
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
E. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah kurkumin dapat diformulasikan
dalam bentuk Nano Structured Lipid Carrier (NLC) dan mendapatkan
efisiensi penjerapan, daya muat obat melalui melalui nanostructured
lipid carrier (NLC) dari senyawa kurkumin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kurkumin
B. Manfaat Kurkumin
Beberapa kajian ilmiah menunjukkan adanya potensi farmakologi
dari senyawa kurkuminoid, diantaranya sebagai antioksidan (Sahebkar et
al, 2015; Borra SK et al, 2013), antiinflamasi (Bagad AS et al, 2013),
antitumor (Jiang JL et al, 2012), antialergi (Shimoda K et al, 2010) dan
antidimensia (Brondino N et al, 2014). Penggunaan obat kurkumin
semakin populer. Misalnya, kurkumin saat ini digunakan dalam formulasi
beberapa sunscreen. Senyawa-senyawa ini mungkin memiliki sifat
antioksidan dan pemutih kulit dan dapat digunakan untuk mengobati
radang kulit, sehingga membuat senyawa ini berguna dalam formulasi
kosmetik (W. Tongchai etl, 2009).
Swarnakar dan Paul (2009) menyebutkan bahwa manfaat
kurkumin pada berbagai penyakit di antaranya adalah sebagai
antiinflamasi dan peng- hambatan pada NF-κB. Berdasarkan hal tersebut,
kurkumin diduga memberi manfaat sebagai terapi pada endometriosis.
Manfaat dari senyawa kurkumin ini meningkatkan nafsu makan,
menyembuhkan hepatitis B bahkan penyakit liver. Kurkuminnoid telah
terbukti secara cepat dapat menurunkan kadar SGPT dan SGOT pada
penderita hepatitis (Sampurno, 2005).
C. Kandungan Kurkumin
Kurkumin memiliki rumus molekul kimia C 21H 20O 6,
mempunyai berat molekul sebesar 368 g/gmol. Kurkumin mempunyai
aroma yang khas dan tidak bersifat toksik bila dikonsumsi oleh
manusia. Jumlah kurkumin yang aman dikonsumsi oleh manusia adalah
100 mg/hari (Rahayu, 2010).
Lin dkk, (2009) menyatakan bahwa mikroemulsi yang
mengandung kurkumin tetap berwarna kuning transparan selama kurang
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Curcuma
Spesies : Curcuma longa Linn.
(Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991)
2) Nama Daerah
3) Uraian Tumbuhan
Habitus: Semak, tinggi ± 70 cm. Batang: Semu, tegak, bulat,
membentuk rimpang, hijau kekuningan. Daun: Tunggal, lanset
memanjang, helai daun 3-8, ujung dan pangkal runcing, tepi rata,
panjang 20-40 cm, lebar 8-12,5 cm, pertulangan menyirip, hijau
pucat. Bunga: Majemuk, berambut, bersisik, tangkai panjang 16-40
cm, mahkota panjang ± 3 cm, lebar ± 1,5 cm, kuning, kelopak
silindris, bercangap tiga, tipis, ungu, pangkal daun pelindung pulih,
ungu. Akar: Serabut, coklat muda (Depkes RI, 2002).
4) Manfaat Dan Kandungan
Kunyit (Curcuma longa) adalah anggota keluarga Zingiberaceae
dan dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia
dan berasal dari India, Asia Tenggara dan Indonesia (Paramasivam
et al, 2009). Kunyit serbuk digunakan secara luas sebagai pewarna
dan bahan yang tidak lengket dalam kari dan mustard. Kunyit telah
digunakan di India untuk menjaga kebersihan mulut (Chaturvedi,
2009). Secara tradisional telah digunakan untuk tujuan medis selama
berabad-abad di negara-negara seperti India dan Cina untuk
pengobatan penyakit kuning dan penyakit hati lainnya (Mukerjee et
al, 2009; Perko et al, 2015).
Kegiatan farmakologis kunyit telah dikaitkan terutama untuk
kurkuminoid terdiri dari kurkumin (CUR) dan dua senyawa terkait
demethoxy kurkumin (DMC) dan bisdemethoxycurcumin (BDMC)
(Paramasivam, 2009). Kunyit berkhasiat sebagai obat-obatan
karena mengandung minyak atsiri (ar-tumeron, α dan β-tumeron,
tumerol, α-atlanton, β-kariofilen, linalol, 1,8 sineol), kurkumin, resin,
oleoresin, desmetoksikurkumin, bidesmetoksikurkumin, damar, gom,
lemak, protein, kalsium, fosfor dan besi. Zat warna kuning
(kurkuminoid) pada kunyit dimanfaatkan sebagai pewarna untuk
makanan manusia dan ternak (Rahardjo dan Rostiana, 2005). Kunyit
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan proses
pengolahan tertentu yang tanpa disadari proses tersebut
mampu mengurangi khasiat bahkan merusak kandungan kunyit.
Penambahan asam dan suhu adalah faktor utama yang mampu
merusak aktivitas zat yang bersifat antioksidan dan antibakteri yang
terkandung dalam kunyit. Telah banyak penelitian yang mengkaji
mengenai kegunaan metabolit sekundernya sebagai sumber anti
oksidan, anti bakteri dan antivirus (Mishra, 2007).
F. Fourier Transform Infrared (FTIR)
Preparasi kurkumin-NLC
s
BAB III
METODE PENELITAN
2) Bahan
Bahan yang digunakan yaitu kurkumin, kolestrol, asam oleat,
poloksamer 188, Twen 80, aquades, etanol, aseton, medium RPMI, Fetal
Bovine Serum (FBS), dimetil sulfoksida (DMSO), HCl, MTT [3-(4,5-
dimetiltiazolil-2)-2,5-difeniltetrazolium bromida], dan tripsin.
C. Prosedur penelitian
1) Preparasi kurkumin-NLC (Emami et al, 2012; Rosli et al, 2015; Jing
et al, 2015)
NLC dengan atau tanpa kurkumin dibuat dengan metode evaporasi
dan difusi pelarut dalam sistem berair kemudian diikuti ultrasonikasi.
Adapun tahapannya yaitu : sebanyak 60 mg campuran kolesterol dan
asam oleat (AO) dengan kandungan 15 atau 30% AO dilarutkan dalam
larutan campuran aseton(3ml) dan etanol (3ml) kemudian dipanaskan
pada suhu 600C untuk membentuk fase lipid yang seragam dan bening.
Kurkumin ditambahkan ke fase lipid berdasarkan rasio obat/lipid (5 atau
10%) dan suhu pemanasan dipertahankan pada suhu 600C. sementara itu,
fase berair disiapkan dengan mencampur air suling (60 ml) dan
poloksamer 188/tween 80 (konsentrasi 1% atau 2% b/v) yang dipanaskan
pada suhu 600. Segera, campuran berair ditambahkan ke dalam campuran
lipid untuk membentuk campuran pra-emulsi, pra-emulsi kemudian
dihomogenisasi dengan menggunakan IKA Ultra Turrax homogenizer
pada 800 atau 1300 rpm selama 2 atau 4 menit. Kemudian, campuran
pra-emulsi diultrasonikasi selama 20 menit pada amplitudo 20%.
Selanjutnya, disperse NLC didinginkan sampai suhu kamar (250C) dan
disimpan pada suhu 40C.
Araujo, C.A.C and L.L. Leon, 2001. Biological activities of Curcuma longa L.
Mem. Inst. Oswaldo Cruz, Rio de Janeiro 96 (5) : 723 - 728.
Tiwari, R., Pathak, K., 2011. Nanostructured lipid carrier versus solid lipid
nanoparticles of simvastatin: Comparative analysis of characteristics,
pharmacokinetics and tissue uptake, Int. J. Pharm. 415, 232-243.
Miranti, Laili Fitri Yeni, Asriah Nurdini. (2014). Uji Potensi Anti Kanker Ekstrak
Biji Pinang Merah dan Implementasinya dalam Pembelajaran Mitosis.
Hal. 1 – 2.
Duyff, Roberta L. 2006. Complete Food and Nutrition Guide. USA: American
Dietetic Association
Krinke UB. 2005. Nutrition Through The Life Cycle. USA : Thomson &
Wadsworth.