1. Definisi
a. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Mansjoer, 2000).
b. Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal (Price, 2006).
c. Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan
submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan
adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. (Sudoyo, 2006).
5. Klasifikasi
Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa bagian
berdasarkan :
a. Manifestasi klinis
b. Gambaran hispatologi
c. Distribusi anatomi
d. Kemungkinan pathogenesis gastritis
Klasifikasi gastritis kronis berdasarkan :
a. Gambaran hispatology
Gastritis kronik superficial
Gastritis kronik atropik
Atrofi lambung
Metaplasia intestinal
Perubahan histology kalenjar mukosa lambung menjadi kalenjar-
kalenjar mukosa usus halus yang mengandung sel goblet.
b. Distribusi anatomi
Gastritis kronis korpus ( gastritis tipe A)
Sering dihubungkan dengan proses autoimun dan berlanjut
menjadi anemia pernisiosa karena terjadi gangguan absorpsi
vitamin B12 dimana gangguan absorpsi tersebut disebabkan oleh
kerusakan sel parietal yang menyebabkan sekresi asam lambung
menurun.
Gastritis kronik antrum (gastritis tipe B)
Paling sering dijumpai dan berhubungan dengan kuman
Helicobacter pylori
Gastritis tipe AB
Anatominya menyebar keseluruh gaster dan penyebarannya
meningkat seiring bertambahnya usia
6. Gejala klinis
a. Gastritis akut erosive sangat bervariasi , mulai dari yang sangat ringan
asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada
kasus yang sangat berat, gejala yang sangat mencolok adalah :
1) Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai
terjadi renjatan karena kehilangan darah.
2) Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis.
keluhan–keluhan itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya
ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya.
3) Kadang – kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.
4) Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala.
5) Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah
samar pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda – tanda anemia
defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas.
6) Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali
mereka yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga
menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang nyata
seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan
kesadaran.
b. Gastritis kronis
1) Bervariasi dan tidak jelas
2) Perasaan penuh, anoreksia
3) Distress epigastrik yang tidak nyata
4) Cepat kenyang
7. Pemeriksaan Fisik
a) Kesadaran : pada awalnya CM ( compos mentis), perasaan tidak berdaya.
b) Respirasi : tidak mengalami gangguan
c) Kardiovaskuler : hypotensi, takikardia, disritmia, nadi perifer lemah,
pengisian kapiler lambat (vasokontriksi), warna kulit pucat, sianosis,
kulit/membrane mukosa berkeringat ( status syok, nyeri akut)
d) Persyarafan : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu,
disorientasi/bingung, nyeri epigastrium.
e) Pencernaan : anoreksia, mual, muntah oleh karena luka duodenal, nyeri
ulu hati, tidak toleran terhadap makanan ( coklat, pedas), membrane
mukosa kering. Factor pencetus : makanan, rokok, alcohol, obat-obatan
dan stressor psikologi.
f) Genetourenaria : biasanya tidak mengalami gangguan.
g) Muskuloskletal : kelemahan, kelelahan.
h) Intergritas ego : faktor stress akut, kronis, perasaan tidak berdaya, adanya
tanda ansietas : gelisah, pucat, berkeringat.
1. PENGKAJIAN
Pengumpulan data dasar dilakukan merujuk pada klasifikasi pengumpulan data
oleh Doenges, dkk dalam Rencana Asuhan Keperawatan, yaitu :
a. Data dasar
1) Aktivitas / istirahat
DS : kelemahan / kelelahan
DO : takikardia
2) Sirkulasi
DS :
DO : hipotensi, kelemahan/ nadi perifer lemah, warna kulit : pucat,
sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah), kelembaban
kulit / membrane mukosa : berkeringat ( menunjukkan status syok,
nyeri akut, respon psikologik), takikardia, disritmia.
3) Integritas ego
DS : faktor stress akut / kronis ( keuangan, hubungan kerja), perasaan
tidak berdaya.
DO : tanda ansietas misalnya : gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit, gemetar, suara gemetar.
4) Eliminasi
DS : riwayat perawatan dirumah sakitkarena gastritis
DO : nyeri tekan abdomen
5) Makanan / cairan
DS : anoreksia, mual, masalah menelan : cegukan, nyeri ulu hati, sendawa
bau asam, tidak toleran terhadap makanan contoh : makanan pedas,
diet, penurunan berat badan.
DO : muntah, membrane mukosa kering, penurunan produksi mukosa,
berat jenis urine meningkat.
6) Neurosensori
DS : rasa berdenyut, pusing/sakit kepala karena sinar, kelemahan.
DO : status mental : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak
cenderung, tidur, disorientasi/bingung, sampai pingsan dan lemas.
7) Nyeri/kenyamanan
DS : nyeri : digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih,
nyeri hebat. Rasa ketidaknyamanan / distress samar-samar setelah
makan banyak dan hilang dengan makan. Nyeri epigastrium kiri
sampai tengah.
8) Keamanan
9) Penyuluhan pembelajaran
b. Masalah perawatan
Dari data diatas diperoleh masalah keperawatan yaitu:
1) Nyeri epigastrial
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3) Kekurangan volume cairan
4) Kurang pengetahuan
5) PK : peritonitis, anemia
2. DIAGNOSA PERAWATAN
a. Nyeri epigastrial b/d iritasi pada mukosa gaster ditandai dengan adanya
gambaran nyeri (meringis, tegang, menangis), perubahan tanda vital
(takikardi).
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang kurang,
output meningkat ( muntah ), gangguan absorpsi nutrien ditandai dengan
TB/ BB tidak seimbang , pasien tidak dapat menghabiskan makanan yang
disajikan.
c. Kekurangan volume cairan b/d intake yang kurang dan pengeluaran yang
berlebihan ditandai dengan turgor jelek, kulit kering, produksi urine < 30
cc / jam, mual muntah, kadar elektrolit menurun.
d. Kurang pengetahuan tentang penyebab, proses penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi,
kesalahan interpretasi ditandai dengan pasien kurang kooperatif,
pertanyaan meminta informasi
e. Hipertermi b/d proses peradangan ditandai dengan suhu di atas 38 C.
f. PK : anemia.
g. PK : peritonitis
Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan berat ringannya masalah adalah
sebagai berikut :
1. Nyeri epigastrial b/d iritasi pada mukosa gaster ditandai dengan adanya
gambaran nyeri ( meringis, tegang, menangis ) , perubahan tanda vital
( takikardi ).
2. Kekurangan volume cairan b/d intake yang kurang dan pengeluaran yang
berlebihan ditandai dengan turgor jelek, kulit kering, produksi urine < 30
cc / jam, mual muntah, kadar elektrolit menurun.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang kurang,
output meningkat ( muntah ), gangguan absorpsi nutrient ditandai dengan
TB/ BB tidak seimbang , pasien tidak dapat menghabiskan makanan yang
disajikan
4. Hipertermi b/d proses peradangan ditandai dengan suhu > 38 C
5. Kurang pengetahuan tentang penyebab, proses penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi,
kesalahan interpretasi ditandai dengan pasien kurang kooperatif,
pertanyaan meminta informasi
6. PK : Peritonitis
7. PK : Anemia
4. EVALUASI
Evaluasi dilakukan mengacu pada tujuan yang telah ditetap kan pada
ktritereia tujuan yaitu :
a.Diagnosa 1
Pasien menyatakan nyeri hilang
Pasien nampak rileks, muka tenang
Pasien dapat tidur/ istirahat dengan nyaman
b. Diagnosa 2
Turgor baik, kulit dan mukosa tidak kering.
Intake sesuai output
Kadar elektrolit plasma dalam batas normal
Tidak terjadi penurunan BB secara drastis
Tidak ada mual muntah
Produksi urine 30- 50 cc / jam
c.Diagnosa 3
Kehilangan berat badan minimal
Intake nutrisi adekuat
Pasien dapat menghabiskan porsi makan yang disediakan.
Mual muntah tidak ada
Iritasi gastrointestinal berkurang
d. Diagnosa 4
Suhu tubuh normal (36,5o-37,2o C)
e.Diagnosa 4
Pasien tidak bertanya lagi tentang proses penyakitnya
Dapat menyebutkan kembali tentang hal-hal yang dijelaskan.
Pasien kooperatif dalam pengobatan
Pasien menyatakan paham terhadap proses dan pengobatan penyakitnya
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III. Jakarta : Media
Aesculapius
Price, A Sylvia. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit. Jakarta :
EGC
Sudoyo, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : FK UI