Oleh
Diah Amalia
7101413397
2015
BAB I
Makroekonomi adalah teori dasar kedua dalam ilmu ekonomi. Teori dasar lainnya
adalah mikroekonomi. Teori mikroekonomi menganalisis kegiatan suatu perekonomian
dengan melihat bagian-bahian kecil dari keseluruhan kegiatan ekonomi. Sedangkan
makroekonomi melihat kegiatan ekonomi dengan memperhatikan gambaran kegiatan
ekonomi secara menyeluruh.
i. Analisis penentu kegiatan perekonomian yang memisalkan bahwa harga tetap dan
suku bunga tetap
ii. Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan harga mengalami
perubahan.
iii. Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan harga dan suku bunga
mengalami perubahan.
1. Masalah pertumbuhan ekonomi, hal ini merupakan kemampuan suatu negara untuk
menghasilkan barang dan jasa dari satu periode ke periode lainnya meningkat.
Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu
mengalami pertambahan dan jumlah serta kualitasnya.
2. Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi, perekonomian tidak selau berkembang
secara teratur, adakalanya sangat pesat dan merosot.
3. Masalah penganguran, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Mengangur karena
ingin kerja yang lebih baik, menganggur karena tidak trsedianya lapangan pekerjaan
atau keterampilan yang diperlukan, dan pengangguran sukarela.
4. Masalah kenaikan harga-harga,faktor penyebab inflasi antara lain adalh tingkat
pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-perusahaan untuk
menghasilkan barang dan jasa, serta para pekerja di berbagai kegiatan ekonomi yang
menuntut kenaikan upah.
5. Masalah neraca perdangan dan neraca pembayaran, hubungannya terhadap kegiatan
ekspor dan impor, selain itu juga aliran modal untuk investasi yang berlaku di antara
berbagai negara.
Mekanisme pasar tidak dapat mewujudkan tingkat kegiatan ekonomi negara yang
efisien secara terus menerus. Hal ini menimbulkan berbagai masalah tingkat kegiatan ekonoi
dan diperlukan kebijakan pemerintah untuk mengatasinya. Dalam mengatasi masalah yang
dihadapi keseluruhan ekonomi, kebijakan pemerintah mempunyai tujuan-tujuan berikut:
menstabilkan kegiatan ekonomi, mencapai tingkat kesempatan kerja penuh tanpa inflasi,
menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh, menghindari masalah inflasi yang tinggi dan
mewujudkan neraca pembayaran yang kukuh.
Setiap negara akan selalu menghitung pendapatan nasionalnya yaitu nilai produksi
dalam perekonomian, untuk mengetahui nilai output yang diciptakan dalam negara itu pada
suatu tahun tertentu. Pendapatan nasioanal merupakan suatu ukuran penting untuk
menentukan sejauh mana tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai suatu negara. Tiga cara
dapat digunakan untuk menghitung pendapatan nasional, sebagai berikut :
Bab ini terlebih dahulu akan menerangkan perbedaan pendapat ahli-ahli ekonomi
Klasik yang ditulis pada masa Adam Smith (1776) hingga kepada masa Keynes (1936).
Aspek-aspek yang dibandingkan adalah faktor yang mentukan suku bunga, faktor yang
menentukan tingkat kegiatan ekonomi negara, pandangan Klasik mengenai operasi pasaran
buruh dalam sistem pasaran bebas dan kritik Keynes ke atas pandangan ini.
Menurut ahli-ahli ekonomi Klasik suku bunga ditentukan oleh keinginan masyarakat
untuk melakukan penabungan dan keingina para pengusaha untuk meminjam dana modal
untuk melakukan investasi. Fleksibilitas suku bunga akan mewujudkan keadaan di mana
jumlah tabungan yang diwujudkan dalam perekonomian pada ketika kesempatan kerja penuh
dicapai adalah sama dengan investasi yang akan dilakukan para pengusaha.
Kemungkinan bahwa pada kesempatan kerja penuh akan berlaku keadaan tabungan
masyarakat akan sama dengan investasi para pengusaha menyebabkan ahli-ahli ekonomi
Klasik berkeyakinan bahwa perekonomian tidak berlaku masalah kekurangan permintaan
agregat. Walaupun terdapat kemungkinan kekurangan permiontaan agregat dan penganguran,
keadaan ini hanya bersifat sementara. Mekanisme pasaran akan mengembalikan tingkat
kegiatan ekonomi pada kesempatan kerja penuh karena wujudnya fleksibilitas suku bunga,
tingkat upah, dan tingkat harga.
Teori Klasik juga menerangkan bahwa fleksibiltas tingkat upah akan mewujudkan
kesempatan kerja penuh. Apabila pada satu tingkat upah nominal tertentu terjadi
pengangguran, akan berlaku penyesuaian dalam pasaran tenaga kerja. Tingkat upah akan
turun dan permintaan tenaga kerja bertambah. Pada akhirnya, pada tingkat upah yang lebih
rendah, permintaan dan penawaran tenaga kerja akan seimbang kembali dan kesempatan
kerja penuh tercapai kembali.
Berdasarkan kepada keyakinan bahwa kesempatan kerja penuh akan selalu tercapai,
ahli-ahli ekonomi Klasik seterusnya berkeyakinan bahwa tingkat output negara ditentukan
oleh kemampuan faktor-faktor produksi dalam suatu negara menghasilkan barang dan jasa.
Semakin besar kemampuan faktor-faktor produksi menghasilkan barang dan jasa semakon
besar pula pendapatn nasioanal yang diciptakan.
Pandangan Klasik dikritik oleh Keynes. Dalam mengkritik Klasik, Keynes
mengemukakan pandangan lain mengenai aspek yang dikritiknya, pandangan yang
berhubungan dengan kritik tersebut adalah :
1. Keynes berpendapat tabungan bukan ditentukan oleh suku bunga tetapi oleh tingkat
pendapatan masyarakat. Makin tinggi pendaptan, makin tinggi pula tabungan.
2. Klasik berpendapat suku bunga ditentukan oleh penawaran dana untuk tabungan dan
permintaan dana untuk investasi. Menurut Keynes suku bunga ditentukan oelh
permintaan dan penawaran uang.
3. Menurut ahli Klasik tingkat upah adalah fleksibel, oleh karena itu menjamin keadaan
di mana permintaan kerja akan selalu sama dengan penawaran kerja. Menurut Keynes
walaupun terdapat banyak penganguran tingkat upah tiadak akan turun dan
penganguran tetap terwujud.
4. Menurut Keynes pendaptan nasional bukan faktor-faktor produksi yang tersedia tetapi
oleh pengeluaran agregat yang wujud dalam ekonomi selalu kurang dari pendapatan
nasiaonal potensial,dan menyebabkan penganguran tengan keraj sealu terwujud.
Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor perusahaan
dan rumah tangga. Dalam perekonomian tidak terdapat pemerintah, berarti dalam
perekonomian itu tidak terdapat pajak dan pengeluaran pemerintah. Perekonomian itu juga
tidak melakukan perdagangan luar negeri dan dengan demikian perekonomian itu tidak
melakukan kegiatan ekspor impor.
Dalam perekonomian dua sektor sumber pendapatan yang diperoleh rumah tangga
adalah dari perusahaan. Pendapatan ini yang meliputi gaji, upah, sewa, bunga dan keuntungan
adalah nilainya sama dengan pendaptan nasional. Oleh sebab itu pemerintah tidak memugut
pajak maka pendapatan nasional (Y) adalah sama dengan pendapatan disposibel (Yd ).
Pendapatan yang digunakan rumah tangga akan digunakan untuk dua tujuan yaitu
untuk pengeluaran konsumsi (membeli barang dan jasa) dan ditabung (di institusi keuangan).
Tabungan ini akan dipinjamkan kepada penananm modal atau investor (perusahaan-
perusahaan yang akan mengembangkan usaha baru, memperbesar usaha lama, atau
memodernkan pabrik yang ada) dan akan digunakan untuk membeli barang-barang modal
seperti mesin-mesin, peralatan produksi lain, mendirikan bangunan pabrik dan bangunan
kantor.
Pengeluaran rumah tnagga mempunyai tiga ciri utama berikut yaitu faktorutama yang
mempengaruhi penegeluaran rumah tangga adalah pendapatan yang di terimanya, pada
pendapatan sebesar nol, yaitu apabila rumah tangga tidak bekerja, konsumsi tetap akan
dilakukan dan ini dinamakan pengeluaran otonomi (pengeluaran yaang tidak bergantumh
pada pendapatan nasioanal), dan apabila berlaku pertambahan pendapatan akan berlaku
pertambahan konsumsi, tetapi pertambahannya kurang dari pertambahan pendaptan.
Berdasarkan ketiga ciri ini, konsumsi rumah tangga dapat dinyatakan C = a + bYd .
Dalam memahami ciri-ciri konsumsi rumah tangga perlu digunakan empat konsep
berikut :
Sifat hubungan antara MPC dan MPS, APC dan APS mempunyai ciri-ciri yaitu MPC + MPS
=1 dan APC + APS = 1.
Berdasarkan kepada ketiga ciri konsumsi seperti dinyatakan dalam ringkasan, secara
grafik dapat dibentuk fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, yang secara grafik menunjukkan
hubungan di antara konsumsi, tabungan, dan pendapatan nasional.
Disamping pendapatan disposibel atau pendapatan nasional, terdapat pula beberapa faktor
lain yang menentukan pengeluaran konsumsi an tabungan. Yang terpentinng adalah suku
bunga, sikap berhemat, kekayaan yang dimiliki, distribusi pendapatan, keadaan
perekonomian masa kini dan masa datang dan jaminan pendapatan di masa pensiun.
Ekonomi tiga sektor adalah perekonomian yang meliputi kegiatan dalam sektor
perusahaan, rumah tangga dan pemerintah. Kegiatan pemerintah menimbulkan dua aliran
pembayaran yaitu pajak yang dibayar oleh perusahaan-perusahaan dan rumah tangga kepada
pemrintah dan pengeluaran pemerintah. Kedua bentuk aliran pengeluaran atau pendapatan ini
mengubah pola aliran pusingan dalam perekonimian. Dalam ekonomi tiga sektor belum
terdapat kegiatan mengekspor dan mengimpor. Oleh karena itu, ekonoi tiga sektor dinamakn
juga sebagai ekonoi tertutup.
Pajak yang dipungut pemerintah dapat dibedakan menurut berbagai cara. Cara yang
pertama adalah membedaknnya dengan pajak langsung dan pajak tak langsung. Cara yang
lain adalah membedakaan antara pajak regresif, pajak proposional dan pajak progesif. Dalam
kenyataannya, pajak yang selalu digunakan berbagai negara adalah pajak progesif. Dalam
teori makroekonomi, yang selalu digunakan dalam analisis adalah pajak regresif dan pajak
proposional.
Dalam sistem pajak proposional multiplier dapat dihitung dengan formula berikut :
1
Mtp = 1−𝑏 (1−𝑡)
Apabila sepenuhnya diatur oleh pasaran bebas, perekonomian negara tidak akan dapat
secara terus menerus mencapai kesempatan kerja penuh, tingkat naik-turun kegiatan ekonomi
adalah besar atau tingkat ketidakstabilannya tinggi, dan tidak dapat mengalami pertumbuhan
yang selalu teguh dalam jangka panjang. Dibandingkan dengan tingkat kesempatan kerja
penuh, kegiatan ekonomi yang sebenarnya dapat mencapai salah satu dari tiga keadaan
berikut : (i) pengeluaran agregat rendah dan pengangguran berlaku, (ii) pengeluaran agregat
terlalu tinggi dan melebihi tingkat kesempatan kerja penuh sehingga menyebabkan inflasi,
dan (iii) pengeluaran agregat adalah sama dengan yang diperlukan untuk mencapai
kesempatan kerja penuh dan pengangguran hanya meliputi pengangguran normal.
Pemerintah dapat menimbulkan pengaruh yang penting ke atas pencapaian kegiatan
ekonomi. Melalui kebijakan pemerintah, pengeluaran agregat dapat dipengaruhinya, yaitu :
meningkatkan pengeluaran agregat pada waktu pengangguran atau mengurangi pengeluaran
agregat pada waktu inflasi, usaha dalam akan menyebabkan perubahan kegiatan ekonomi dari
waktu ke waktu menjadi lebih stabil dan dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi akan
berjalan dengan lebih pesat.
Salah satu cara untuk mempengaruhi pengeluaran agregat adalah dengan
melaksanakan kebijakan fiskal, yaitu langkah-langkah pemerintah dalam perpajakan dan
pengelurannya untuk mempengaruhi tingkat kegitan ekonomi. Dasar fiskal dibedakan kepada
penstabil otomatik dan daar fiskal diskresioner.
Jenis-jenis penstabil otomatik yang utama adalah :
a. Pajak proposional dan pajak progresif
b. Program asuransi pengangguran
c. Sistem harga minimum
BAB VI
Keseimbangan Perekonomian Terbuka
Dengan adanya tambahan suntikan dan bocoran dalam aliran pusinagn pendapatan,
maka ciri pengeluaran agregat dalam eonomi terbuka adalah berbeda apabila dibandingkan
dengan pengeluaran agregat dalm perekonomian dua sektor dan tiga sektor. Maka syarat
keseimbangan pendapatan nasionalnya juga berbeda. Syarat keseimbangan pendapatan
nasional dalam perekonomian terbuka adalah :
i. Y = C + I + G +( X -M)
ii. I + G + X = S + T +M
Berbeda dengan ciri ekspor, impor sesuatu negara dipengaruhi oleh tingkat
pendapatan masyarakat. Semakin tinggi pendapatn, semakin banyak impor yang akan
dilakukan. Menyesuaikan sengan sifat ini,dalam analisi keseimbangan pendapatn nasional
dalam perekonomian terbuka dimisalkan dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional. Maka
formula fungsi impor selalu dinyatakan sebagai berikut : M = mY atau M = Mo + mY di
mana m proporsi impor yang dinyatakan sebagai rasio di antara impor dan pendapatan
nasioal dan Mo adalah “impor otonomi” yaitu tidak ditentukan oleh pendapaatn nasional.
Dalam perekonomian terbuka multipliernya akan selalu lebih kecil daripada multiplier
dalam ekonomi tiga sektor. Perbedaan itu disebabkan karena dalam analis mengenai
kesimbangan dalam perekonomian terbuka dimisalkan impor adalah proposional dengan
pendapatan nasional, dan berarti dengan adanya impor tingkat bocoran menjadi semakin
besar dan mengurangi tingkat pertambahan pengeluaran agregat. Oleh sebab itu multiplier
menjadi semakin kecil apabila dibandingkan dengan multiplier dalam perekonomian tertutup.
BAB VII
Keseimbanagn AD – AS
Analisis AD-AS memperbaiki kelemahan yang didapati dalam teori Klasik dan teori
Keynes. Teori Klasisk berpendapat dalam perekonomian tidak terdapt kekurangan
permintaan agregat. Efek dari keyakinan ini selanjutnya mereka berpendapat bahwa
perekonomian selalu mencapai kesempatan kerja penuh, kegiatan ekonomi dan pendapatan
nasional ditentukan oleh jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi yang tersedia dan tingkat
teknologi yang digunakan, dan pertambahan uang dalam perekonomian akan menimbulkan
inflasi.
Pandangan Klasik yang dinyatakan dalam paragraf dua dikritik oleh Keynes dalam
bukunya The General Theory of Employment, Interest and Money (diterbitkan tahun 1936).
Pandangan Kenes adlah bahwa perekonomian pengeluaran agregat dan permintaan agregat
(atau kedua-duanya juga dikenal sebgai permintaan efektif) adlah faktor utama yang
menentukan kegiatan ekonomi dan permintaan/pengeluaran agregat ini tidak mencapai
tingkat output pada kesempatan kerja penuh, dan sebgai akibatnya pengangguran selalu
berlaku, yang kedua pertambahan uang akan mengembangkan kegiatan ekonomi dan
meningkatkan pendapatan nasional dan kesemptan kerja tetapi tidak mempengaruhi harga,
peranan pemerintah penting dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi yaitu dengan
menjalankan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
Dalam analisis AD-AS kelemahan teori Klasik dan teori Keynes diperbaiki. Teori
Klasik pada dasarnya sangat menumpukan perhatian ke atas segi penawaran, manakala
analisis Keynesian sangat menekankan kepada segi permintaan. Dalam analisis AD-AS
kedua aspek ini yaitu segi permintaan dan penawaran diperhatikan dalam menentukan
keseimbangan pendapatan nasioanl (atau dalam penentuan kegiatan ekonomi negara).
Permintaan agregat AD menunjukkan keseluruhan pengeluaran yang akan dilakukan dalam
perekonomian pada berbagai tingkat harga. Manakala penawarna agregat AS menunjukkan
pengeluaran baang dan jasa yag akan dilakukan perusaan-perusahaan dalam suatu negara
pada berbagai tingkat harga. Tingkat kegiatan ekonomi, pendaptan nasional dan kesempatan
kerja ditentukan pada tingkat harga dimana permintaan agregat sama dengan penawaran
agregat.
Salah satu ciri penting dari suatu perekonomian modern adalahdalam kegiatan
ekonomi berlaku spesialisasi dan pertukaran. Pertukaran yang efisien disebabkan oleh
penggunaan uang sebagai perantara dalam tukar menukar. Oleh sebab itu definisi uang selali
dihubungkan dengan fungsi uang sebagai perantara dalam tukar menukar.
Uang sebagai perantara dalam kegiatan perdangan perlu diterima masyara kat. Oleh
sebab benda yang digunakan sebgai uang perlu mempunyai sifat khusu. Ciri-ciri yang perlu
dimiliki oleh uang adalah nilainya tetap, mudah dibawa, barangnya tahan lama, jumlahnya
terbatas dan kualitasnya harus seragam. Pada awalnya benda yang digunakan sebagai uang
adalah benda-benda penting yang digunakan dalam masyarakat primitif. Pada tingkat
perkembangan masyarakat yang berikutnyua emas dan perak digunakan sebagai uang.
Dalam beberapa abad belakangan ini berkembang penggunaan uang kertas. Dalam ekonomi
modern jenid uang yang terpenting adalah tabungan giral yaitu tabungan di bank umu yang
dapat di ambil dengan menggunakan cek.
Penggunaan uang dalam kegiatan tukar menukar menimbulkan satu kerugian penting
kepada masyarakat, yaitu nilainy cenderung merodot dalam jangka panjang. Nilai uang
berhubungan secara berkebalikan denga tingkat harga yaitu kenaikan harga-harga akan
menurunkan nilai uang. Indeks nilai uang pada tahun tertentu (t) jika dibandingkan dengan
nilai uang tahun sebelumnya dapat ditentukan dengan menggunakan formula berikut.
Kegiatan perdagangan dalam perekonomian dan berbagai aspek dari kegiatan dalam
suatu perekonomian bertambah efisien sebagai akibat dari kegiatan bank perdagangn. Bank
perdagangan merupakan institusi keuangan yang paling penting oleh karena ia bukan saja
bertindak pengumpul tabungan masyarakat tetapi juga dapat menciptakan salah satu
komponen dari penawaran uang, yaitu tabungan giral. Tabungan giral wujud sebagai akibat
seseorang menyimpan uangnya di bank perdagangan, dan bank perdagangan memberi
pinjaman kepada pelanggan.
Rp 8 juta
= Rp 40 juta
0,2
Rp 2 juta
= Rp 10 juta
0,2
Keseluruhan jumlah uang yang ada dalam perekonomian dinamakan penawaran uang
atau penawaran uang dapat didefinisikan secara sempit dan dinamakan M1 dan secara luas
dinamakan M2. M1 terdiri dari uang dalam edaran (terdiri dari uang kertas dan uang logam)
dan tabungan giral. Sedangkan M2 meliputi M1 tambah deposito berjangka dan tabungan
dalam bank perdagangan. Tabungan dan deposito berjangka dinamakan juga sebgai uang
kuasi atau kekayaan mudah tunai.
BAB IX
Penawaran Uang dan Kegiatan Ekonomi Negara
Penawaran uang bukan saja penting dalam ekonomi sebagai akibat dari fungsi-
fungsinya seperti diterangkan dalam bab yang lalu, tetapi juga olah karena pengaruhnya
kepada tingkat harga dan kepada tingkat kegiatan ekonomi negara yang akan dicapai.
Analisis yang menerangkan perkaitan di antara penawaran uang dengan tingkat harga dan
kegiatan ekonomi dinamakan teori keuangan. Teori keuangan yang diterangkan dalam bab ini
dibedakan kepada dua pandangan yaitu teori keuangan Klasik dan teori keuangan Keynes.
Teori keuangan Klasik yang utama adalah teori kuantitas dan teori sisa tunai. Teori
kuantitas diterangkan dengan menggunakan persamaan MV=PT di mana M adlah penawaran
uanh, V adlah laju peredaran auang , P adalah tingkat harga dan T adalh jumlah barang dalam
ekonomi. Teori ini memisalkan V dan T adalah tetap. Dlam keadaan ini maka pertambahan
penawaran uang akan menimbulkan kenaikan harga yang sama presentasinya dengan
penawaran uang.
Beberapa kritik telah dikemukakan terhadap teori Klasik, yang utama adalah sebagai
berikut :
i. Asumsi bahwa T tetap adalh kurang tepat karena apabila beralaku pengangguran T
dapat bertambah.
ii. Laju peredaran uang (V) dapat mengalami perubahan dalam jangka pendek dan
jangka panjang,
iii. Perkaitan di antara harga dan penawran uang adalah lebih rumit daripada diterngkan
oleh teori kuantitas dan teori sisa.
iv. Teori keuangan Klasik berpendapat bahwa uang diminta masyarakat untuk tujuan
transaksi saja. Sebenarnya uang jga diminta untuk tujuan spekulasi dan tujuan
berjaga-jaga,
v. Teori keuangan Klasik mengabaikan efek dari perubahan penawaran uang terhadap
suku bunga.
Teori keuangan Keynes menerangkan tiga persoalan berikut yaitu tentang tujuan
masyarakat untuk meminta uang, faktor-faktor yang menentukan suku bunga, dan efek
perubahan penawaran uang ke atas kegiatan ekonomi negara. Mengenai tujuan meminta
uang, menurut Keynes uang digunakan dan diminta masyarakat untuk tiga tujuan
yaitumelakukan transaksi perdagangan dengan melakukan jual beli barang dan jasa, untuk
berjaga-jagasebgai tabungan untuk menghadapi keadaan yang tidak diramalkan di masa
depan, dan untuk spekulasi yang digunakan untuk membeli saham, bond dan harta keuangan
lain sebagai investasi keuangan untuk memperoleh pendapatan.
Teori keuangan, terutama yang diterangkan oleh Keynes, selalu digunakan sebagai
landasan dalam menjalankan kebijakan moneter. Berdasarkan kepada keyakinan bahwa
perubahan-perubahan dalam penawaran uang dapat mempengaruhi suku bunga dan kegiatan
ekonomi negara, kebijakan moneter dijalankan dengan tujuan menurunkan suku bunga
(melalui kebijakan yang menambah penawaran uang) pada kegiatan ekonomi menghadapi
resesi dan pengangguran yang semakin meningkat dan manikkan suku bunga ketika tingkat
inflasi tinggi.
Kebijakan moneter dijalankan oleh Bank Sentral. Kebijakan ini dibedakan kepada dua
golongan kebijakan moneter kuantitatif yaitu yang bertujuan mempengaruhi penawaran uang
atau suku bunga, dan kebijakan moneter kualitatif bertujuan mempengaruhi kegiatan-kegiatan
tertentu dalam ekonomi. Kebijakan moneter kuantitatif meliputi kebijakan kebijakan operasi
pasaran terbuka, mengubah rasio cadangan bank dan mengubah suku bunga atau mengubah
“Bank Rate”. Kebijakan moneter kulitatif meliputi pengawasan kredit terpilih dan
pembujukan moral.
Dalam perekonomian tertutup, dan dalam jangka pendek, pengangguran dan inflasi
merupakan masalah ekonomi yang perlu dihadapi dan diatasi. Dalam sistem pasar bebas,
kedua masalah ini tidak dapat dengan sendirinya diatasi. Kebijakan pemerintah perlu
dijalankan apabila salah satu atau kedua masalh tersebut timbul. Sesuai dengan keperluan ini
dalam analisi makriekonomi perlu diperhatikan dengan lebih baik masalah tersebut dan
bentuk-bentuk kebijakan pemerintah yang dapat digunakan untuk mengatsi kedua masalah.
Dua cara digunakan untuk melihat masalah pengangguran yaitu, yang pertama dengan
melihat sumber dari wujudnya masalah tersebut dan yang kedua adalah berdasarkan ciri-
cirinya. Berdasarkan sumbernya pengangguran dibedakan kepada penganguran normal /
friksional, pengangguran siklikal (konjungtur), pengangguran berstruktur dan pengangguran
teknologi. Berdasarkan ciri-cirinya pengangguran dibedakan kepada pengangguran terbuka,
pengangguran tersembunyi, pengangguran bermusim dan setengah mengenggur.
Ketiga bentuk kebijakan pemerintah tersebut perlu dilakukan secara serentak untuk
menigkatkan keefektifannya. Bentuk masing-masing kebijakan pemerintah tersebut untuk
mengatasi masalah inflasi dan pengangguran adalah sebagai berikut :
Keuntungan dari spesialisasi merupakan faktor yang paling utama yang menerangkan
sebabnya berbagai negara melakukan perdagangan. Walauoun berbagai negara dapat
menghasilkan barang yang sama jenisnya, perdagangan yang menguntungkan semua pihak
yang melakukan perdagangan dapat diwujudkan. Melalui perdagan kemakmuran dunia dapat
ditingkatkan dan setiap negara menikmati barang yang lebih banyak.
Spesialisasi dapat mewujudkan dua bentuk keuntungan dari perdagangan yaitu mutlak
dan berbanding, negara memperoleh keuntungan mutlak dalam perdaganga apabila negara itu
dapat menghasilkan suatu barang dengan lebih murah biayanya dari negar-negar lain. Suatu
negara dikatakan menikmati keuntungan berbanding apabila negara itu dapat menikmati
harga pertukaran di antara barang tersebut dengan abrang lain, yang lebuh murah dari negara
lain, walaupun efisiensi pengeluarannya lebih rendah dari negara lain.
Dalam analisis ekonomi dua cara dapat digunakan untuk menunjukkan keuntungan
dari perdagangan. Cara pertama adalah dengan menggunakan contoh angka. Dengan cara ini
ditunjukkan dua keuntungan dari perdagangan, yaitu keuntungan mutlak dan bebanding, cara
kedua adalah dengan menggunakan garfik yang selau diunjukkan adalah keuntungan
berbanding.
Masalah yang daihadapi dalam perekonomian terbuka adalah lebih rumit daripada
masalah yang dihadapi dalam perekonomian tertutup. Dalam jangka pendek perekonomian
tertutup hanya perlu menghadapi masalah pengangguran dan inflasi. Dalam perekonomian
terbuka di samping masalah pengangguran dan inflasi harus pula menghadapi kemungkinan
berlakunya ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran dan ketidakstabilan. Apabila
neraca pembayaran dalam keadaan defisit dan valuta asing meningkat nilainya, masalah
sektor luar negeri ini akan dapat memperburuk masalah inflasi dan pengangguran.
Neraca pembayaran mencatat berbagai jenis aliran masuk dan aliran keluar keuagnag
yang berlaku dari suatu negara ke negara lain dalam suatu tahun tertentu. Bentuk umum
neraca pembayran adalah sebagai berikut :
A. Neraca perdagangan : ( X – M)
Ekpor : X
Impor : M
B. Neraca jasa (neto)
Pengangkutan dan asuransi :
Pelancongan dan perjalanan :
Pendapatan investasi :
C. Transfer (neto)
Transaksi ekspor, impor, adn jasa dan aliran dana modal dari satu negara ke negara
lain memerlukan pasaran valuta asing, yaitu pasaran yang melakukan pertukaran di antara
sesuatu mata uang dengan berbagai mata uang lainnya, untuk melakukan pertukaran atau jual
beli ersebut dibutuhkan kurs valuta asing. Dua sistem dapat digunakan untuk menetukan kurs
valuta asing sistem kurs pertukaran tetap dan sistem pertukaran bebrubag bebas. Dalam
sistem kurs pertukaran tetap pemrintah akan menentukan nilai pertukaran di antara mata uang
domestik dengan mata uang asing dalam kurs pertukaran bebas permintaa dan penawaran
mata uang asing di pasaran akan menentukan kurs pertukaran.
Dalam kurs pertukaran tetap pemerintah akan menentukan niali berbagai mata uang
atau valuta asing dalam niali mata uang domestik (yaitu Rupiah). Apabila pemerintah
menetapkan, misalnyha US$ 1.00 adalah sama nilainya dengan Rp 9.000 maka dalam setiap
transaksi apakah ekspor atau impor atau pengiriman uang ke luar negeri harus menggunakan
kurs yang ditetapkan tersebut pada setiap waktu, walaupun dolar US mengalami perubahan
nilai di pasaran luar negeri.
Keadaan yang ideal ialah mencapai kesempatan kerja penuh dalam keadan neraca
pembayaran yang kukuh (dalam keadaan surplus). Apabila salah satu masalh di atas dihadapi
kebijakan pemerintah (kebiajakan fiskal dan kebijakan moneter) perlu dijalankan.
Walau bagaimanapun dalam mengatai maslah inflasi dan defisit dalam neraca
pembayaran, pemerintah perlu tetap menjalankan kebijakan mengembangkan ekspor. Apabila
langkah mengatasi defisit neraca pembayaran dan pengangguran dijalankan dengan
mendevaluasikan mata uang, keberhasilannya tergantung kepada empat faktor yaitu
permintaan barang ekspor elastis, permintaan barang yang diimpor elastis, harga-harga di
alam negeri stabil, dan negara lain tidak turut melakukan devaluasi.
BAB XIII