Anda di halaman 1dari 69

Teori permintaan dan penawaran terutama berguna untuk menerangkan interaksi antara penjual

dan pembeli di pasar persaingan sempurna, yaitu di dalam pasar pasar dimana terdapat banyak
penjual dan pembeli.

ciri-ciri yang terdapt dalam pasar persaingan sempurna. Maka teori tersebut sangat berguna
untuk menerangkan :

i. Bagai mana perubahan penawaran dan permintaan mempengaruhi perubahan harga barang
pertanian.

ii. Implikasi dari perubahan itu kepada pendapatan petani-petani dan produsen pertanian
lainnya.

iii. Kebijakan pemerintah untuk menstabilkan harga barang pertanian dan pendapatan petani.

A. MASALAH JANGKA PANJANG SEKTOR PERTANIAN

Kemunduran peranan sektor pertanian dalam perekonomian yang telah mencapai tingkat
kemajuan yang tinggi ditimbulkan oleh 2 faktor : Permintaan terhadap hasil pertanian yang
lambat perkembangannya dan kemajuan teknologidi sektor pertanian yang memungkinkan
pertambahan produktivitas yang tinggi.

B. PERTAMBAHAN PERMINTAAN BARANG PERTANIAN LAMBAT

Pertumbuahan ekonomi menyebabkan pendapatan rumah tangga terus menerus


bertambah. kenaikan pendapatan akan menaikan konsumsi berbagai macam barang, baik barang
industry maupun barang pertanian. Tapi kenaikan itu tidaklah bebanding lurus dengan kenaikan
pendapatan.
C. KEMAJUAN TEKNOLOGI YANG PESAT

Perkembangan teknologi yang cepat memungkinkan kenaikan produktivitas yang sangat


tinggi.Keadaan tersebut menimbulkan dua implikasi penting kepada sektor pertanian di Negara
maju. Yang pertama hal itu mendorong kepada perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke
sektor industri. Yang kedua, kemajuan teknologi yang cepat telah menimbulkan masalah
kelebihan produksi pertanian. Jumlah yang dapat di produksi oleh para petani adalah melebihi
daripada yang diperlukan oleh masyarakat. Keadaan ini menyebabkan harga barang pertanian
cenderung untuk tetap berada di tingkat yang sangat rendah.

D. MASALAH JANGKA PANJANG PERTANIAN

Kenaikan pendapatan dan pertambahan penduduk dalam jangka panjang akan menambah
permintaan, tapi karena elastisitas permintaan pendapatan untuk barang pertanian adalah rendah
maka pertambahan permintaan terhadap hasil pertanian tidak begitu besar.

E. MASALAH JANGKA PENDEK DALAM SEKTOR PERTANIAN

Factor yang menimbulkan ketidak stabilan harga pertanian dalam jangka pendek dapat
dibedakan kepada dua sumber berikut : naik turunya permintaan dan naik turunya penawaran.

F. KETIDAK STABILAN YANG BERSUMBER DARI PERUBAHAN PENAWARAN

Produksi pertanian sangat dipengaruhi oleh faktor alamiah, yaitu pengaruh perubahan
musim ( keadaan cuaca,iklim dan factor-faktor alamiah seperti banjir, hujan yang terlalu banyak
atau kemarau yang terlalu panjang). factor-faktor ini menyebabkan tingkat produksi pertanian
cenderung mengalami perubahan yang relatif besar kalau dibandingkan dengan perubahan
produksi barang barang industri.

G. KETIDAK SETABILAN YANG DITIMBULKAN OLEH PERUBAHAN PERMINTAAN


Ada beberapa factor yan menyebabkan penawaran terhadap barang pertanian bersifat
tidak elastis, yang pertama, barang pertanian dihasilkan secara bermusim. Kedua kapasitas
memproduksi sektor pertanian cenderung untuk mencapai tingkat yang tinggi dan tidak
terpengaruh oleh prubahan permintaan. Ketiga beberapa jenis tanaman memerlukan waktu
bertahun-tahun sebelum hasilnya dapat diperoleh.

H. PERMINTAAN PENDAPATAN DAN PENGGUNAAN TENAGA KERJA

pendapatan produsen/penjual adalah sama dengan harga dikali dengan jumlah barang yang di
perjual belikan.

Menstabilkan Harga Dan Pendapatan Pertanian

Untuk menstabilkan harga dan pendapatan ada tiga yang penting yaitu :

1. Membatasi (Menentukan Quota) tingkat produksi yang dapat dilakukan dilakukan tiap-tiap
produsen.

2. Melakukan pembelian-pembelian barang yang ingin di stabilkan harganya di pasaran bebas

3. Memberikan subsidi kepada para produsen apabila harga pasar adalah lebih rendah daripada
harga yang di anggap sesuai oleh pemerintah.

Membatasi Jumlah Produksi

Kebijakan membatasi produksi kalau di bandingkan dengan penentuan produksi secara pasar
bebas,menimbulkan dua macam perubahan berikut :

1. Harga barang akan naik

2. Jumlah yang boleh di produksi dan dijual para petani berkurang.


I. CAMPUR TANGAN DALAM JUAL BELI

Cara lain yang dapat dilaksanakan pemerintah untuk menstabilkan harga dua keadaan berikut
:

 Pemerintah menstabilkan harga pada tingkat yang ditentukan pasar bebas

 Pemerintah menstabilkan harga pada tingkat yang lebih tinggi dari harga keseimbangan pasar
bebas

Menstabilkan harga pada keseimbangan pasar bebas

Yang diusahakn pemerintah adalah agar dalam jangka panjang harga dapat tetap di
pertahankan.

Menetapkan harga yang lebih tinggi dari harga keseimbangan

Kebijakan yang sering dilakukan pemerintah adalah menetapkan harga pada tingkat yang
lebih tinggi daripada harga yang ditentukan pasar bebas. Kebijakan harga yang demikian dikenal
sebagai kebijakan harga yang minimum atau kebijakan harga rendah

Menstailkan pendapatan dengan subsidi

Harga jaminan adalah lebih tinggi dari harga keseimbangan yang dicapai dipasar. Jumlah
subsidi yang akan diberikan pemerintah disetiap unit produksi adalah sebesar perbedaan antara
harga jaminan dan harga keseimbangan.

J. KEBIJAKAN HARGA MAKSIMUM

Kebijakan harga maksimum bertujuan untuk mengendalikan harga pada tingkat yang
lebih rendah daripada harga keseimbangan dalam pasar bebas. Dibawah ini diuraikan ciri-ciri
kebijakan harga maksimum dan inplikasinya.
Ciri-ciri harga maksimum

pemerintah merasa bahwa harga yang ditetapkan pasar bebas itu adalah terlalu tinggi dan
menimbulkan implikasi yang buruk kepada kegiatan ekonomi secara keseluruhan atau sangat
mempengarui kesejahteraan mayarakat. Untuk menghindari akibat seperti ini maka kebijakan
harga maksimum perlu dilakukan pemerintah.

Implikasi kebijakan harga maksimum

Salah satu cara untuk mengurangi pasar gelap adalah dengan mengenakan hukuman atau
denda yang berat kepada pihak-pihak yang melakukannya. Tindakan lain yang tidak terlalu
drastic adalah melaksanakan penjatahan,yaitu pembeli diperbolehkan membeli sejumlah tertentu
saja dan jumlah ini adalah kurang dari yang diinginkannya.

K. PENGARUH PAJAK PENJUALAN

Pajak penjualan adalah pajak yang dikenakan oleh pemerintah dan dibayar pada waktu
jual beli kea as barang-barang yang dikenakan pajak penjualan itu dilakukan.pada umumnya
pajak penjualan dikenakan pada bentuk suatu persentasi tertentu dari hasil penjualan. Untuk
menganalisis insiden pajak perlu dilihat proporsi beban pajak antara pembeli dan penjual pada
masing-masing keadaan berikut :

 Akibat elastisitas permintaan yang berbda keatas beban pajak yang ditanggung pembeli dan
penjual.

 Akibat elastisitas penawaran yang berbeda ke atas beban pajak yang ditanggng pembeli dan
penjual.

Insiden Pajak Dan Elastisitas Permintaan


Untuk melihat bagaimana elastisitas permintaan dapat mempengaruhi insiden pajak akan
dimaksimalkan bahwa penawaran adalah sama sifatnya pada kedua keadaan yang dibandingkan

1. Semakin kurva permintan semakin aedikit beban pajak yang akan di tanggung oleh para
pembeli.

2. Semakkn elastis kurva permintaan semakin banyak penurunan jumlah barang yang diperjual
belikan sebagai akibat dari pemungutan pajak penjualan oleh pemeringtah.

Insiden Pajak Dan Elastisitas Penawaran

 Semakin elastis kurva penawaran, semakin banyak beban pajak penjualan yang akan
ditanggung pembeli. Seluruh beban pajak akan ditanggung pembeli apabila kurva penawaran
bersifat elastis sempurna.

 Pajak penjualan akan mengurangi jumlah barang yang di perjualbelikan. Semakin elastis
kurva penawaran semakin banyak pengurangan jumlah barang yang diperjualbelikan.

L. EFEK SUBSIDI PEMERINTAH

Subsidi Dan Elastisitas Permintaan

 Semakin elastis permintaan, semakin besar bagian dari subsidi yang akan diperoleh penjual.

 Semakin elastis permintaan, semakin banyak pertambahan jumlah barang yang


diperjualbelikan.

Subsidi Dan Elastisitas Penawaran


 Semakin elastis penawaran, semakin kecil bagian dari subsidi yang akan diperoleh penjual

 Semakin elastis penawaran, semakin banyak pertambahan jumlah barang yang


diperjualbelikan.
BAB 7
TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN (TEORI NILAI GUNA (UTILITI)

A. TEORI PERILAKU KONSUMEN

a. Pengertian Teori Perilaku Konsumen

Teori perilaku konsumen yaitu teori yang menjelaskan tindakan konsumen dalam
mengkonsumsi barang-barang, dengan pendapatan tertentu dan harga barang tertentu pula
sedemikian rupa agar konsumen mencapai tujuannya. Tujuan konsumen untuk memperoleh
manfaat atau kepuasan sebesar-besarnya dari barang-barang yang dikonsumsi (maximum
satisfaction)

Teori tingkah laku konsumen Dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan

1. Pendekatan nilai guna ( utility) cardinal dan,

2. Pendekatan nilai guna ordinal

B. TEORI NILAI GUNA (UTILITI)

Dalam membahas nilai guna perlu di bedakan diantara 2 pengertian

1. Nilai guna total dapat diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari
mengkomsumsi sejumlah barang tertentu,sedangkan

2. Nilai guna Marjinal berarti pertambahan ( atau pengurangan ) kepuasan sebagai akibat dan
pertambahan ( atau pengurangan ) penggunaan satru unit barang .

C. HIPOTESIS UTAMA TEORI NILAI GUNA


Hukum nilai guna yang semakin menurun menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang akan
diperoleh seseorang dari mengkomsumsi suatu barang akan menjadi sedikit apabila orang
tersebut terus menerus menambah konsumsinya ke atas barang tersebut

D. NILAI GUNA TOTAL DALAM ANGKA DAN GRAFIK

1.1 Contoh Angka

Nilai Guna Total dan Nilai Guna Marjinal Dalam Angka

Jumlah buah yang dimakan Nilai guna total Nilai guna


marjinal

0 0 -

1 30 30

2 50 20

3 66 15

4 75 10

5 83 8

6 87 4

7 89 2
8 90 1

9 89 -1

10 85 -4

11 78 -7

Dalam contoh tersebut telah diperhatikan juga hipotesis diatas, yaitu tambahan nilai guna akan
menjadi semakin menurun apabila konsumsi terus menerus ditambah

1.2 Grafik Nilai guna

( i) Sumbu tegak menggambarkan Nilai Guna total dan sumbu datar menunjukan jumlah barang
yang dikonsumsi (digunakan)

( ii) Menunjukan nilai guna marjinal yang diukur pada sumbu tegak ,pada berbagai unit barang
yang dikonsumsi yang digambarkan pada sumbu datar .
TU MU

90

83 30
78

0 5 8 11 Q 0 1 8 9 Q

(i) Nilai guna total (ii) Nilai guna marjinal

E. CARA MEMAKSIMUMKAN NILAI GUNA

Kerumitan yang timbul untuk menentukan susunan / komposisi dan jumlah barang yang
akan mewujudkan nilai guna yang maksimum bersumber dari perbedaan harga – harga berbagai
barang ,kalau harga setiap barang adalah kebersamaan ,nilai guna kan mencapai tingkat yang
maksimum apabila nilai guna marjinal dari setiap barang adalah sama besarnya

F. SYARAT PEMAKSIMUMAN NILAI GUNA

Dalam keadaan dimana harga – harga berbagai macam barang adalah berbeda ,apakah
syarat yang harus dipenuhi agar barang – barang yang dikomsumsi akan memberi nilai guna
yang maksimum,

Syarat yang harus di penuhi adalah : setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit
tambahan berbagai jenis barang akan member nilai guna marjinal yang sama besarnya.
G. TEORI NILAI GUNA DAN TEORI PERMINTAAN

Ada 2 faktor yang menyebabkan permintaan keatas suatu barang berubah apabila harga barang
itu mengalami perubahan: Efek penggantian dan Efek pendapatan

1. Efek Penggantian

Perubahan suatu barang mengubah nilai guna marjinal per rupiah dari barang yang
mengalami perubahan harga tersebut. Kalau harga mengalami kenaikan, nilai guna marjinal per
rupiah yang diwujudkan oleh barang tersebut menjadi semakin rendah

2. Efek Pendapatan

Kalau pendapatan tidak mengalami perubahan maka kenaikan harga menyebabkan


pendapatan riil menjadi semakin sedikit. Akibat dari perubahan harga kepada pendapatan ini,
yang disebut efek pendapatan, lebih memperkuat lagi efek panggantian didalam mewujudkan
kurva permintaan yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah.

3. Surplus Konsumen

Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasan yang
dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam analisis ekonomi, dikenal sebagai
surplus konsumen. Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedaan diantara kepuasan yang
diperoleh seseorang didalam mengkonsumsikan sejumlah barang dengan pembayaran yang harus
dibuat untuk memperoleh barang tersebut. Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar daripada
pembayaran yang dibuat.
BAB 8
TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: ANALISIS KURVA KEPUASAN SAMA

Teori tingkah laku konsumen menjelaskan bagaimana perilaku konsumen dalam menggunakan
pendapatannya untuk mendapatkan kepuasan (kegunaan) yang maksimal dari konsumsi produk
(barang/jasa).

Teori nilai guna (utility) merupakan teori yang lebih dulu dikembangkan untuk
menerangkan tingkah laku konsumen dalam memilih barang- barang yang akan dibeli dan
dikonsumsinya. Namun dalam perkembangannya teori tersebut memiliki kelemahan, yaitu
kurang tepatnya menyatakan kepuasan dalam angka- angka karena kepuasan sendiri merupakan
sesuatu yang tidak mudah untuk diukur.

Untuk melengkapi kelemahan teori tersebut, Sir John R. Hicks telah mengembangkan
satu pendekatan baru untuk mewujudkan prinsip pemaksimuman kepuasan konsumen yang
mempunyai pendapatan terbatas. Analisis tersebut dikenal sebagai analisis kepuasan sama.

A. KURVA KEPUASAN SAMA

Adalah suatu kurva yang menggambarkan gabungan (kombinasi) produk- produk yang akan
memberikan kegunaan (kepuasan) yang sama besarnya.

Analisis kurva kepuasan sama meliputi penggambaran dua macam kurva, yaitu kurva
kepuasan sama dan garis anggaran pengeluaran.

B. KOMBINASI BARANG YANG MEWUJUDKAN KEPUASAN SAMA

Dalam tabel dibawah ditunjukkan enam gabungan makanan dan pakaian yang akan
memberikan kepuasan sama besarnya kepada seorang konsumen. Gabungan manapun akan
memberikan kepuasan yang sama, oleh karena itu maka dikatakanlah konsumen bersikap
”indifference”- yaitu bersikap acuh tak acuh dalam membuat pilihan tersebut.

Gabungan Makanan dan Pakaian yang Memberikan Kepuasan Sama

Berdasarkan pada gabungan- gabungan A,B,C,D,E,dan F dibuat titik- titik yang menggambarkan
gabungan- gabungan tersebut. Apabila titik- titik A, B, C, D, E, dan F dihubungkan akan
diperoleh kurva kepuasan sama. Dengan demikian kurva kepuasan sama dapat didefiniskan
sebagai suatu kurva yang menggambarkan gabungan barang-barang yang akan
memberikan kepuasan yang sama besarnya.
C. TINGKAT PENGGANTIAN MARGINAL

Tingkat Penggantian Marginal yaitu penggantian yang menggambarkan besarnya pengorbanan


ke atas konsumsi sesuatu barang (makanan) untuk menaikkan konsumsi satu barang lainnya
(pakaian) dan pada waktu yang sama tetap mempertahankan tingkat kepuasaan yang
diperolehnya.

Tingkat penggantian marginal yang semakin bertambah kecil ini disebabkan oleh faktor. Akibat
dari tingkat penggantian marginal yang semakin kecil tersebut maka kurva kepuasan sama
semakin lama semakin kurang kecondongannya atau bentuk kurva kepuasaan sama adalah
cekung ke titik 0.

D. PETA KURVA KEPUASAN SAMA


Gambar Peta Kurva Kepuasan Sama

Setiap kurva kepuasan sama menggambarkan suatu tingkat kepuasan tertentu. Kurva yang lebih
tinggi menggambarkan tingkat kepuasan yang lebih besar dari kurva yang dibawahnya. hingga
dapat disimpulkan bahwa:

1. Gabungan yang digambarkan oleh kurva yang berada dibawah kurva yang pertama
adalah lebih sedikit jumlahnya. Ini berarti kepuasan yang diperoleh lebih sedikit.

2. Gabungan yang digambarkan oleh kurva yang berada di atas kurva yang pertama
adalah lebih banyak jumlahnya. Maka kepuasan dari mengkonsumsinya juga lebih banyak.

E. GARIS ANGGARAN PENGELUARAN

permasalahan yang dihadapi konsumen adalah: “Bagaimanakah ia harus membelanjakan


pendapatan yang ada padanya sehingga pengeluaran tersebut menciptakan kepuasan yang
paling maksimum kepadanya?”. Analisis yang dibuat perlu pula menggambarkan garis
anggaran pengeluaran yang menunjukkan berbagai gabungan barang-barang yang dapat
dibeli oleh sejumlah pendapatan tertentu.

1) Contoh Angka
Dalam gambar di atas ditunjukkan garis anggaran penegeluaran. Seperti yang telah didefinisikan
sebelum ini, setiap titik pada garis tersebut merupakan gabungan makanan dan pakaian yang
dapat dibeli dengan dana yang akan dibelanjakan konsumen yaitu Rp 90.000.

F. EFEK PERUBAHAN HARGA ATAU PENDAPATAN

a) Akibat Perubahan Harga

Perubahan garis anggaran pengeluaran yang disebabkan oleh perubahan harga


ditunjukkan dalam gambar 8.4

b) Akibat Perubahan Pendapatan

Gambar (ii) menunjukkan akibat dari perubahan pendapatan konsumen ke atas


kemampuannya untuk membeli makanan dan pakaian.
G. SYARAT UNTUK MENCAPAI KEPUASAN MAKSIMUM

Dengan diketahui cita rasa konsumen dan berbagai gabungan barang yang dibeli
konsumen dapatlah ditunjukkan keadaan dimana konsumen akan mencapai kepuasan maksimum.
Seperti di gambar pada grafik di bawah

H. EFEK PERUBAHAN PENDAPATAN DAN HARGA


titik- titik keseimbangan yang diwujudkan oleh perubahan pendapatan dihubungkan
maka akan terdapat suatu kurva yang dinamakan garis pendapatan-konsumsi. Suatu kurva juga
akan diperoleh apabila dihubungkan titik keseimbangan yang diwujudkan oleh perubahan harga
dan kurva itu dinamakan garis harga-konsumsi.

1.1. Garis Pendapatan-Konsumsi

Garis pendapatan-konsumsi adalah garis yang bermula dari titik origin (0) dan melalui
titik-titik keseimbangan E, E2, E3,dan seterusnya.

1.2 Garis Harga-Konsumsi

Kurva kepuasan U1 menyinggungnya di titik E2 berarti titik ini adalah keseimbang baru. Kalau
titik E, E1, E2 dan titik-titik keseimbangan seperti itu dihubungkan maka diperoleh kurva yang
dinamakan garis harga-konsumsi.
I. EFEK PENGGANTIAN DAN EFEK PENDAPATAN

Hukum permintaan menyatakan ceteris paribus yaitu kalau harga naik permintaan berkurang atau
sebaliknya kalau harga turun permintaan bertambah. Hal ini dapat diterangkan dengan
menganalisis dua faktor: efek penggantian dan efek pendapatan. Penurunan harga akan
menambah permintaan karena:

● Konsumen lebih banyak mengkonsumsi barang itu dan mengurangi konsumsi barang lain (efek
penggantian)

● Penurunan harag menambah pendapatan riil konsumen dan kenaikan pendapatan riil ini akan
menambah konsumsi

berbagai barang (efek pendapatan).


BAB 9
TEORI PRODUKSI DAN KEGIATAN PERUSAHAAN

A. BENTUK BENTUK ORGANISASI PERUSAHAAN

Organisasi perusahaan dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu :

1. Perusahaan Perseorangan

Perusahaan perseorangan adalah organisasi perusahaan yang terbanyak jumlahnya dalam


setiap perekonomian

2. Perusahaan Perkongsian atau Firma

Organisasi seperti ini adalah organisasi perusahaan yang dimiliki oleh beberapa orang. Di
samping kemungkinan memperoleh modal yang lebih banyak, kebaikan lain dari perusahaan
perkongsian adalah tanggung jawab bersama di dalam menjalankan perusahaan.

1.1 Perseroan Terbatas

perseroan terbatas adalah bentuk perusahaan yang paling penting. Di negara-negara maju
sebagian besar hasil produksi nasional diciptakan oleh perusahaan seperti ini. Kebaikan yang
terpenting dari perseroan terbatas adalah di dalam kemampuannya memperoleh modal.

Perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas dapat mengumpulkan modal yaitu


mengeluarkan saham. Dengan mengeluarkan saham-saham perusahaan dan menjualnya kepada
masyarakat, perseroan terbatas dapat mengumpulkan modal sebesar yang diingini.

B. BENTUK LAIN ORGANISASI PERUSAHAAN

1) Perusahaan Milik Negara (BUMN)


Perusahaan ini dikenal sebagai BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Pada umumnya
perusahaan negara dikelola seperti perusahaan perseroan terbatas. Perbedaannya adalah terletak
pada pemilikan perusahaan tersebut, yaitu saham-saham dari perusahaan negara adalah dimiliki
pemerintah.

2) Perusahaan Koperasi

Perusahaan koperasi adalah perusahaan yang didirikan bukan untuk mencari keuntungan
tetapi untuk melindungi kepentingan para anggotanya. Perusahaan koperasi dapat dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu koperasi konsumsi, koperasi produksi dan koperasi kredit.

C. PERUSAHAAN DITINJAU DARI SUDUT TEORI EKONOMI

a) Tujuan Perusahaan: Memaksimumkan Keuntungan

Dalam teori ekonomi, pemisalan terpenting dalam menganalisis kegiatan perusahaan


adalah mereka akan melakukan kegiatan memproduksi sampai tingkat dimana keuntungan
mereka mencapai jumlah yang maksimum.

Dalam praktek, pemaksimuman keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan perusahaan.


Ada perusahaan yang menekankan kepada volume penjualan dan ada pula yang memasukkan
pertimbangan politik dalam menentukan tingkat produksi yang akan dicapai.

b) Cara Mencapai Tujuan Memaksimumkan Keuntungan

Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya produksi.
Dalam memperoleh keuntungan maksimum ada aspek yang harus dipikirkan produsen yaitu :

1.1 Fungsi Produksi

Fungsi produksi dapat didefinisikan dalam dua pengertian yaitu :


a. Hubungan diantara tingkat produksi yang dapat dicapai dengan faktor-faktor produksi
yang digunakan untuk mewujudkan tingkat produksi tersebut.
b. Suatu kurva yang menunjukkan tingkat produksi yang dicapai dengan berbagai jumlah
tenaga kerja yang digunakan.

1.2 Peminimuman Biaya Produksi

Selain menentukan komposisi faktor produksi yang akan meminimumkan biaya produksi,
produsen perlu memperhatikan :

a. Besarnya pembayaran kepada faktor produksi tambahan yang akan digunakan.


b. Besarnya pertambahan hasil penjualan yang diwujudkan oleh faktor produksi yang
ditambah tersebut.

c) Jangka Pendek Dan Jangka Panjang

Jangka panjang adalah suatu periode dalam analisis kegiatan memproduksi firma-
firma yang memisalkan periode tersebut adalah cukup panjang dan memungkinkan firma-firma
menambah semua faktor produksi yang diperlukan dalam operasinya.

Jangka pendek adalah suatu periode dalam analisis kegiatan memproduksi firma-firma
yang memisalkan bahwa dalam periode tersebut hanya satu produksi saja (tenaga kerja) yang
jumlahnya dapat berubah-ubah.

d) Firma Dan Industri

Satu hal yang penting yang perlu diterangkan adalah perbedaan diantara pngertian
firma (perusahaan) dan industri. Dalam teori ekonomi firma atau perusahaan adalah suatu badan
usaha yang menggunakan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang-barang yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
Pengertian industri dalam teori ekonomi sangat berbeda artinya dengan pengertian
industri pada umumnya dimengerti orang. Dalam teori ekonomi istilah industri diartikan sebagai
kumpulan firma-firma yang menghasilkan barang yang sama atau sangat bersamaan yang
terdapat dalam suatu perusahaan.

Fungsi Produksi

Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus yaitu :

Q = f (K, L, R, T)

Dimana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan ini meliputi
berbagai jenis tenaga dan keahlian kewirausahaan, R adalah kekayaan alam, dan T adalah tingkat
teknologi yang digunakan. Sedangkan Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai
jenis faktor-faktor produksi tersebut, yaitu secara bersama digunakan untuk memproduksi barang
yang sedang dianalisis sifat produksinya.

D. TEORI PRODUKSI DENGAN SATU FAKTOR BERUBAH

Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan diantara tingkat


produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan tingkat
produksi barang tersebut

a) Hukum Hasil Lebih Yang Semakin Berkurang

Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa apabila faktor produksi
yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada
mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu
tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif
Dengan demikian pada hakikatnya hukum hasil lebih yang semakin berkurang
menyatakan bahwa hubungan diantara tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan
dapat dibedakan menjadi tiga tahap yaitu:

1. Produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat.

2. Produksi total pertambahannya semakin lambat.

3. Produksi total semakin lama semakin berkurang.

b) Produksi Total, Produksi Rata-Rata Dan Produksi Marjinal

Produksi total adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja
tertentu. Produksi marjinal adalah tambahan produksi yang akan berlaku apabila seunit (seorang)
tenaga kerja ditambah. Apabila ΔL adalah pertambahan tenaga kerja, ΔTP adalah pertambahan
produksi total, maka produksi marjinal (MP) dapat dihitung dengan persamaan berikut :

ΔTP

MP =

ΔL

Besarnya produksi rata-rata, yaitu produksi yang secara rata-rata dihasilkan oleh setiap
pekerja. Apabila produksi total adalah TP, jumlah tenaga kerja adalah L, maka produksi rata-rata
(AP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

TP

AP =

L
E. TEORI PRODUKSI DENGAN DUA FAKTOR BERUBAH

1. Kurva Produksi Sama (Isoquant)

Kurva isoquant adalah suatu kurva yang menggambarkan gabungan dua factor
produksi yang berbeda yang akan menghasilkan satu tingkat produksi tertentu.

2. Garis Biaya Sama (Isocost)

Kurva isocost adalah suatu kurva yang menggamrkan gabungan dua faktor produksi
yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu barang yang memerlukan biaya yang sama.

F. MEMINIMUMKAN BIAYA ATAU MEMAKSIMUMKAN PRODUKSI

 Apabila jumlah pengeluaran untuk membiayai produksi sudah ditentukan, keadaan yang
bagaimanakah yang akan memaksimumkan produksi?

 Apabila jumlah produksi yang ingin dicapai telah ditentukan, keadaan yang bagaimanakah
yang meminimumkan biaya?

BAB 10
TEORI BIAYA PRODUKSI

A. PENGERTIAN BIAYA PRODUKSI

Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan
untuk memperoleh factor – factor produksi dan bahan – bahan mentah yang akan digunakan
untuk menciptakan baranr – barang yang diperoduksi perusahaan tersebut.

B. BIAYA PRODUKSI DALAM JANGKA PENDEK


keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan produsen dapat dibedakan kepada dua jenis
pembiayaan yaitu biaya yang selalu berubah dan biaya tetap.

C. BIAYA TOTAL DAN JENIS – JENIS BIAYA TOTAL

1) Biaya Total (TC)

Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan yang
terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

TC = TFC + TVC

2) Biaya Tetap Total (TFC)

Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi. Sebagai contoh
adalah biaya peneliharaan pabrik dan asuransi, biaya abonemen telepon bulanan. Biaya tetap
dapat dihitung sama seperti biaya variabel, yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya total.
Penuruanan rumus tersebut, adalah:

TC = FC + VC atau FC = TC – VC

3) Biaya Berubah Total (TVC

Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh factor produksi yang dapat diubah
jumlahnya dinamakan biaya berubah total.

Biaya variabel dapat dihitung dari penurunan rumus menghitung biaya total, yaitu: TC = FC +
VC
VC = TC – FC

D. BIAYA RATA- - RATA DAN MARJINAL

1) Biaya Tetap Rata-rata (AFC)

Biaya tetap rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya tetap(TFC) untuk memproduksi
sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut. Biaya tetap rata-rata dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

AFC = TFC / Q

2) Biaya Berubah Rata-rata (AVC)

Biaya variabel rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya variabel (VC) untuk memproduksi
sejumlah baran (Q) dibagi dengan jumlah produksi tertentu. Biaya variabel rata-rata dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu:

AVC = TVC / Q

3) Biaya Total Rata-rata (AC)

Biaya total rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya total (TC) untuk memproduksi
sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi oleh perusahaan. Biaya total rata-
rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu:

AC = TC / Q atau AC = AFC + AVC

4) Biaya Marjinal (MC)

Biaya marginal dapat juga dikatakan sebagai biaya pertambahan (incremental cost). Biaya
marginal merupakan kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi
sebanyak satu unit keluaran tambahan. Biaya marginal dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:

MCn = TCn – TC n-1 atau MCn = ∆TC / ∆Q

E. BENTUK KURVA BIAYA JANGKA PENDEK

a) Kurva Biaya-Biaya Total

Dalam gambar diatas digambarkan 3 jenis kurva yang termasuk dalam golongan kurva-kurva
biaya total rata-rata, yaitu:

 Kurva TFC yang menggambarkan biaya tetap total


 Kurva TVC yang menggambarakan biaya berubah total
 Kurva TC yang menggambarkan biaya total

Pada permulaannya apabila jumlah factor berubah adalah sedikit, produksi marjinal meningkat
dan menyebabkan TVC berbentuk agak landai (lihat bagian ab) tetapi, apabila produksi sudah
semakin banyak, produksi marjinal semakin berkurang dan menyebabkan kurva TVC semakin
tegak (lihat bagian bc).
b) Kurva Biaya Rata-Rata

Kurva biaya tetap rata-rata berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Bentuk yang
demikian disebabkan karna ia menggambarkan bahwa semakin besar jumlah produksi, semakin
kecil biaya tetap rata-rata

c) Hubungan Kurva Fc Dengan Avc Dan Ac

Dalam menggambarkan kurva-kurva biaya rata-rata perlulah disadari dan diingat bahwa kurva
AVC dan AC dipotong oleh kurva MC pada titik terendah dari masing-masing kurva tersebut.
Hal itu harus dibuat agar tidak menyalahi hukum matematik.
d) Menggambarkan Kurva Mc

F. BIAYA PRODUKSI DALAM JANGKA PANJANG

Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi atau input yang akan
digunakannya. Oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan antara biaya tetap dan
biaya berubah. Di dalam jangka panjang tidak ada biaya tetap, semua jenis biaya yang
dikeluarkan merupakan biaya berubah.
G. CARA MEMINIMUMKAN BIAYA DALAM JANGKA PANJANG

Dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik digambarkan oleh kurva bioaya total rata-rata (AC).
Dengan demikian analisis mengenai bagaimana produsen menganalisis kegiatan produksinya
dalam usahanya meminimumkan biaya dapat dilakukan dengan memperhatikan kurva AC untuk
kapasitas yang berbeda-beda.

Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa peminimumman biaya jangka panjang tergantung
kepada 2 faktor berikut

1) Tingkat produksi yang ingin dicapai

2) Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia

H. KURVA BIAYA TOTAL RATA-RATA JANGKA PANJANG


I. SKALA EKONOMI DAN TIDAK EKONOMI

1.1 SKALA EKONOMI

beberapa faktor penting yang menimbulkan skala ekonomi:

 Spesialisasi faktor-faktor produksi

 Pengurangan harga bahan mentah dan kebutuhan produksi lain

 Memungkinkan produk sampingan (By/products) diproduksi

 Mendorong perkembangan usaha lain

1.2 BEBERAPA BENTUK KURVA LRAC


BAB 11
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

Pasar persaingan sempurna (Perfect Competition) adalah suatu industri dimana terdapat banyak
penjual dan pembeli, dan setiap penjual maupun pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan di
pasar.

A. CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

Ciri-ciri selengkapnya dari pasar persaingan sempurna adalah seperti yang diuraikan di bawah ini
1) Perusahaan adalah pengambil harga

Pemgambil harga atau price taker berarti suatu perusahaan yang ada di dalam pasar tidak dapat
menentukan atau mengubah harga pasar.

2) Setiap perusahaan mudah keluar atau masuk

Sekiranya perusahaan mengalami kerugian, dan ingin meninggalkan industri tersebut, langkah
ini dapat dengan mudah dilakukan. Sebaliknya apabila ada produsen yang ingin melakukan
kegiatan di industri tersebut, produsen tersebut dapat dengan mudah melakukan kegiatan yang
diinginkannya tersebut. Sama sekali tidak terdapat hambatan-hambatan, baik secara legal atau
dalam bentuk lain secara keuangan atau secara kemampuan teknologi, misalnya kepada
perusahaan- perusahaan untuk memasuki atau meninggalkan usaha tersebut

3) Menghasilkan barang serupa

Barang yang dihasilkan berbagai perusahaan tidak mudah untuk dibeda- bedakan. Barang yang
dihasilkan sangat sama atau serupa.

4) Terdapat banyak perusahaan di pasar

Sifat ini meliputi dua aspek, yaitu jumlah perusahaan sangat banyak dan masing-masing
perusahaan adalah relatif kecil kalau dibandingkan dengan keseluruhan jumlah perusahaan di
dalam pasar. Sebagai akibatnya produksi setiap perusahaan adalah sangat sedikit kalau
dibandingkan dengan jumlah produksi dalam industri tersebutPembeli mempunyai
pengetahuan sempurna mengenai pasar
bahwa masing-masing pembeli tersebut mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai
keadaan di pasar, yaitu mereka mengetahui tingkat harga yang berlaku dan perubahan-
perubahan ke atas harga tersebut

B. Permintaan dan Hasil Jualan

Di dalam menganalisis usaha sesuatu perusahaan untuk memaksimumkan keuntungan, ada 2 hal
yang harus diperhatikan yaitu :

 Biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan

 Hasil penjualan dari barang yang dihasilkan perusahaan itu

Sifat biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah bersamaan, walau dalam struktur
pasar manapun ia digolongkan ( pasar persaingan sempurna, monopoli, oligopoli, atau
persaingan monopolistis ).

a) Permintaan Pasar dan Perusahaan

Seberapa banyak pun barang yang diproduksi dan dijual oleh produsen, ia tidak akan dapat
mengubah harga yang ditentukan di pasar, karna jumlah yang diproduksikan itu hanya sebagian
kecil dari jumlah yang diperjual-belikan di pasar.

b) Hasil Penjualan Rata-Rata Apabila dimisalkan harga barang yang diproduksi perusahaan
adalah Rp 3000 maka d=AR MR adalah kurva permintaan yang dihadapi perusahaan.

c) Hasil Penjualan Marjinal (MR / Marjinal Revenue)

Hasil penjualan marjinal adalah Hasil penjualan yang sangat penting untuk diketahui dalam
analisis penentuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan (MR-Marjinal Revenue) yaitu
tambahan hasil penjualan yang diperoleh perusahaan dari menjual satu unit lagi barang yang
diproduksinya.
d) Hasil Penjualan Total (TR / Total Revenue)

Hasil penjualan total adalah Seluruh jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari menjual
barang yang diproduksinya.

C. Pemaksimuman Keuntungan Jangka Pendek

cara untuk menentukan pemaksimuman keuntungan oleh suatu perusahaan :

1. Syarat Pemaksimuman Keuntungan

Didalam jangka pendek, pemaksimuman untung oleh suatu perusahaan dapat diterangkan dengan
dua cara berikut :

 Membandingkan Hasil penjualan total dengan biaya total

 Menunjukan keadaaan dimana hasil penjulan marjinal sama dengan biaya marjinal

D. BIAYA MARJINAL DAN KURVA PENAWARAN

Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunjukan perkaitan di antara harga sesuatu barang
tertentu dan jumlah barang tsb yang ditawarkan.

BAB 12
MONOPOLI
A. PENGERTIAN PASAR MONOPOLI

Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu perusahaan saja. Dan
perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat.

B. CIRI-CIRI PASAR MONOPOLI

Ciri-ciri dari pasar monopoli antara lain:

1. Pasar Monopoli Adalah Industri Satu Perusahaan

2. Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip

3. Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk ke dalam Industri.

4. Dapat Mempengaruhi Penentuan Harga

5. Promosi Iklan Kurang Diperlukan

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN MONOPOLI

Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan wujudnya pasar (perusahaan) monopoli.
Ketiga faktor tersebut adalah:

1. Perusahaan Monopoli Memiliki Suatu Sumber Daya yang Unik dan Tidak Dimiliki oleh
Perusahaan Lain.

2. Perusahaan Monopoli pada Umumnya Dapat Menikmati Skala Ekonomi (Economies of Scale)
hingga ke Tingkat Produksi yang Sangat Tinggi.

3. Monopoli Wujud dan Berkembang Melalui Undang-undang yaitu Pemerintah Memberi Hak
Monopoli Kepada Perusahaan Tersebut

Kekuasaan monopoli yang Diperoleh Melalui Peraturan Pemerintah


Di dalam undang-undang pemerintah yang mengatur kegiatan perusahaan-parusahaan terdapat
beberapa peraturan yang akan mewujudkan kekuasaan monopoli. Peraturan-peraturan yang
seperti itu adalah :

1. Peraturan paten dan hak cipta

Hak cipta atau copy rights merupakan bentuk lain dari hak paten yaitu merupakan suatu
jaminan hukum untuk menghindari penjiplakan.

2. Hak usaha eksklusif

Untuk menciptakan keadaan seperti ini secara serentak pemerintah harus menjalankan
dua langkah :

 Memberikan hak monopoli kepada suatu perusahaan dalam suatu keadaan tertentu.

 Menentukan harga atau tarif yang rendah ke atas barang atau jasa yang diproduksikan. Contoh
perusahaan ini adalah perusahaan air minum, pembangkit listrik dan angkutan kereta api.

D. PEMAKSIMUMAN KEUNTUNGAN DALAM MONOPOLI

Untuk memaksimumkan koperasi ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu:

 Biaya total dan hasil penjualan total

 Biaya marginal dan hasil penjualan marginal

E. PRODUKSI, HARGA DAN PENJUALAN

dalam pasar monopoli berbeda dengan pasar persaingan sempurna, sebagai akibat
monopoli harga selalu lebih tinggi dan hasil penjualannya marginal. Apabila harga semakin
menurun, pada waktu jumlah produksi semakin meningkat, maka
 Hasil penjualan total akan mengalami pertambahan, tetapi pertambahan itu semakin berkurang
apabila produksi bertambah banyak. Setelah mencapai tingkat produksi tertentu, pertambahan
akan negatif

 Pada umumnya, hasil penjualan marginal nilainya lebih rendah daripada harga

Pemaksimuman keuntungan dalam monopoli, dapat dihitung dengan formula kuntungan


= hasil penjualan marginal. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam pemaksimuman
dengan menggunakan pendekatan biaya dan hasil penjualan total sebagai berikut:

 Jika perusahaan tidak beroperasi bearti jumlah produksi = 0.

 Biaya marginal akan semakin rendah apabila produksi ditambah.

 Biaya total akan semakin meningkat pada setiap penambahan satu unit produksi.

F. MONOPOLI DAN DISKRIMINASI HARGA

Untuk memaksimumkan keuntungan pasar monopoli dapat menggunakan diskriminasi


harga. Dalam hal ini langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan harga tiap – tiap unit
barang berdasarkan biaya produksi yang dikeluarkan dan sifat permintaan di setiap pasar – untuk
pasar dalam dan luar negeri.

1. Syarat-syarat Diskriminasi Harga

Adapun syarat – syarat menggunakan diskriminasi harga adalah sebagai berikut:

a. Barang tidak dapat dipisahkan dari pasar satu ke pasar yang lain.

b. Sifat barang dan jasa memungkinkan untuk melakukan diskriminasi harga.

c. Sifat permintaan dan elastisitas permintaan di masing – masing pasar haruslah sangat berbeda.

d. Kebijakan diskriminasi harga tidak memerlukan biaya yang melebihi tambahan keuntungan
yang diperoleh tersebut
e. Produsen dapat mengeksploiter beberapa sikap tidak rasional konsumen.

2. Contoh-contoh Kebijakan Diskriminasi Harga

 Kebijakan diskriminasi harga yang dilakukan oleh perusahaan monopoli pemerintah.


Misalnya adanya tarif yang berbeda antara tarif listrik dan tarif listrik perusahaan.

 Kebijakan diskriminasi harga oleh jasa – jasa profesional.

 Kebijakan diskriminasi harga di pasar internasional.

G. PENGENDALIAN HARGA DALAM MONOPOLI ALAMIAH

Arti monopoli secara alamiah adalah perusahaan yang terus menerus menikmati skala
ekonomi hingga pada tingkat produksi yang sangat banyak jumlahnya, berarti AC terus menerus
turun hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi.

a. Monopoli Alamiah dan Pemaksimuman Keuntungan

b. Campur Tangan Pemerintah

H. PENILAIAN KE ATAS MONOPOLI

1.1 Efisiensi Kegiatan Monopoli

Penggunaan sumber – sumber daya yang tidak optimal, menimbulkan akibat:

a. Produksi dan penawaran barang adalah relatif dan ini meninggikan.

b. Biaya produksi adalah lebih tinggi daripada biaya rata – rata yang optimum.

1.2 Perbandingan Efisiensi Monopoli dan Persaingan Sempurna

Perbandingan ini dapat dilakukan dengan melihat dua keadaan, yaitu biaya produksinya
sama dan apabila biaya produksinya berbeda.
 Biaya produksinya sama, yaitu perbandingan efisiensi di antara pasar persaingan sempurna
dan monopoli dalam menggunakan sumber-sumber daya, memproduksi barang, dan
meminimumkan biaya produksi per unit.

 Biaya produksi berbeda yaitu kesimpulan-kesimpulan dalam analisis sebelum ini hanyalah
benar apabila dianggap kurva biaya produksi dalam pasar persaingan sempurna adalah sama
dengan monopoli.

I. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DAN INOVASI

Ada berbagai pendapat tentang pengaruh monopoli terhadap perkembangan teknologi dan
inovasi. Alasan – alasan dari masing-masing pendapat ini diterangkan di bawah ini:

 Pandangan I: monopoli tidak merangsang inovasi

Golongan yang berpendapat bahwa monopoli tidak merangsang perkembangan teknologi


dan inovasi melandaskan keyakinannya kepada pelanggan bahwa ketiadaan persaingan
menimbulkan keengganan kepada monopoli untuk melakukan perubahan.

 Pandangan II: Monopoli Merangsang Inovasi

Golongan yang berpendapat bahwa monopoli merangsang perkembangan inovasi


melandaskan alasannya sebagai berikut:

a. Perkembangan teknologi dan inovasi adalah suatu cara untuk mengurangi biaya per unit dan
meninggikan keuntungan.

b. Memiliki teknologi yang lebih baik dari perusahaan lain adakalanya merupakan sumber dari
terwujudnya monopoli.

J. MONOPOLI DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


Dalam monopoli terdapat kemungkinan bahwa harga akan lebih tinggi, jumlah produksi
lebih rendah, dan keuntungan lebih besar daripada di dalam persaingan sempurna. Berdasarkan
kemungkinan yang terjadi, para ahli berpendapat monopoli menimbulkan keadaan buruk ke atas
kesejahteraan masyarakat dan pemerataan (distribusi pendapatan) menjadi lebih tidak merata.
BAB 13
PERSAINGAN MONOPOLISTIS

Pasar Persaingan Monopolistis (Monopolistic Compettion) adalah salah satu dari pasar
persaingan tidak sempurna,

Pasar Persaingan Monopolistis adalah pasar yang dikembangkan karena ketidakpuasan


terhadap daya analisis model Pasar Persaingan Sempurna (Perfect Compettion) dan Pasar
Monopoli ( Monopoly).

A. CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

a. Terdapat Banyak Penjual

b. Barangnya Bersifat Berbeda Corak.

c. Kemasukan kedalam Industri Relatif Mudah.

d. Persaingan Promosi Penjualan sangat Aktif

B. KESEIMBANGAN DALAM PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

Ciri-ciri persaingan monopolistik seperti yang diterangkan dalam bagian sebelumnya


menimbulkan pengaruh yang cukup penting keatas corak yang dihadapi oleh perusahaan dalam
persaingan monopolistik Kurva permintaan dalam persaingan monopolistis tidak bersifat elastic
sempurna.
1. Keseimbangan Jangka Pendek.

2. Keseimbangan Jangka Panjang.

C. PENILAIAN KE ATAS PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

Kebaikan dan keburukan dari kegiatan ini akan dinilai dalam bagian berikut.

1) Efisiensi Dalam Menggunakan Sumber Daya

2) Efisiensi Dan Diferensiasi Produksi

3) Perkembangan Teknologi Dan Inovasi

4) Distribusi Pendapatan

D. PERSAINGAN BUKAN – HARGA

Persaingan bukan – harga pada hakikatnya mengandung arti usaha – usaha diluar
perubahan harga yang dilakukan oleh perusahaan untuk menarik lebih banyak pembeli ke atas
barang yang diproduksikannya.

Persaingan bukan – harga dapat di bedakan kepada dua jenis:

 Differensiasi produksi, yaitu menciptakan barang sejenis tetapi berbeda coraknya dengan
produksi perusahaan – perusahaan lain.

 Iklan dan berbagai bentuk promosi penjualan merupakan bagian yang penting dari usaha
untuk memasarkan hasil produksinya. Kegiatan pengiklanan ini bertujuan untuk sebagai berikut:
a. Untuk memberi informasi mengenai produk yang dipasarkan

b. Untuk menekankan kualitas produk secara persuasive

c. Untuk memelihara hubungan baik dengan para konsumen

E. KEBAIKAN DAN KEBURUKAN PENGIKLANAN

1.1 PANDANGAN LAIN YANG MENYOKONG PENGIKLANAN

1. Pengiklanan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam
menentukan jenis produk

2. Iklan akan menggalakkan kegiatan memperbaiki mutu suatu produk

3. Iklan membantu membiayai perusahaan komunikasi massa seperti radio, televisi, surat kabar
dan majalah

4. Iklan menaikkan kesempatan kerja

1.2. PANDANGAN YANG MENGKRITIK PENGIKLANAN.

1. Promosi secara iklan adalah suatu penghamburan

2. Iklan tidak selalu memberikan informasi yang benar

3. Iklan bukan cara efektif untuk menambah jumlah pekerjaan dalam perekonomian

4. Iklan dapat menjadi penghambat terhadap perusahaan baru yang masuk kedalam industry

Kesimpulan
Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu perusahaan saja.
Dan perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang sangat
dekat.

Ciri-ciri antara lain pasar monopoli adalah industri satu perusahaan, tidak mempunyai
barang pengganti yang mirip, tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri, dapat
mempengaruhi penentuan harga, promosi iklan kurang diperlukan.

Faktor-faktor yang menimbulkan monopoli antara lain perusahaan monopoli memiliki


suatu sumber daya yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain, perusahaan monopoli pada
umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economies of scale) hingga ke tingkat produksi yang
sangat tinggi, monopoli wujud dan berkembang melalui undang - undang yaitu pemerintah
memberi hak monopoli kepada perusahaan tersebut.

Dari ciri-ciri dan faktor-faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa monopoli cenderung
dapat memperburuk distribusi pendapatan dalam masyarakat.
BAB 14
OLOGOPOLI

A. PENGERTIAN PASAR OLIGOPOLI

Oligopoli merupakan pasar barang yang terdiri hanya dari beberapa perusahaan uang mempunyai
ukuran dan modal yang relatif besar, adakalanya pasar oligopoli terdiri dari dua perusahaan saja
dan pasar seperti itu dinamakan duopoli.

B. CIRI-CIRI PASAR OLIGOPOLI

Pasar oligopoli hanya terdiri dari sekelompok kecil perusahaan. Biasanya struktur dari industri
oligopoli adalah terdapat beberapa perusahaan raksasa yang menguasai sebagian besar pasar
oligopoli.

1. Menghasilkan Barang Standar maupun Barang Berbeda Corak

2. Kekuasaan Menentukan Harga, kemungkinan lemah maupun tangguh

3. Promosi Secara Iklan


C. PENENTUAN HARGA DAN PRODUKSI TANPA PERSEPAKATAN

a) Ciri Perkaitan Di Antara Perusahaan – Perusahaan

Di dalam pasar oligopoli ,penurunan harga dari suatu perusahaan berkecendrungan akan
menyebabkan perusahaan – perusahaan lain juga akan melakukan penurunan harga agar mereka
tidak kehilangan langganan

b) Kurva permintaan Terpatah ( kinked Demand Curve )

Kurva permintaan Terpatah dapat di tentukan dengan beberapa factor yaitu :

 Keseimbangan Asal

 Efek Penurunan Harga

 Efek Peningkatan Harga

D. BENTUK-BENTUK HAMBATAN KEMASUKAN OLIGOPOLI

Terdapat jumlah perusahaan yang terbatas di dalam pasar merupakan suatu bukti nyata bahwa
perusahaan-perusahaan baru adalah sangat sukar untuk masuk ke pasar oligopoli.

Faktor-faktor penting yang menyebabkan kesukaran memasuki pasar oligopoli :

1) Skala ekonomi
Apabila suatu perusahaan oligopoli dapat menikmati skala ekonomi sehingga ke tingkat produksi
yang sangat besar, ini berarti semakin banyak produksinya semakin rendah biaya produksi per
unit.

2) Perbedaan Biaya produksi

Biasanya pada setiap tingkat produksi, biaya produksi per unit yang harus dikeluarkan
perusahaan yang baru adalah lebih tinggi dari yang dikeluarkan perusahaan lama.

3) Keistimewaan Hasil Produksi

Keistimewaan yang dimiliki oleh barang yang diproduksikan oleh perusahaan lama merupakan
sumber lain yang dapat menghambat kemasukan perusahaan baru.

a.Barang tsb sudah sangat terkenal (product recognition)

b.Barang tsb sangat rumit (product complexity)

E. PENILAIAN KE ATAS PASAR OLIGOPOLI

Di dalam menilai kebaikan pasar oligopoli, ada tiga aspek yang perlu diperhatikan,yaitu :

a) Efisensi dalam menggunakan sumber-sumber daya

b) Perkembangan Teknologi dan Inovasi

c) Keuntungan Perusahaan

a) Efisiensi Dalam Menggunakn Sumber-Sumber Daya

Efisensi dalam menggunakan sumber-sumber daya akan tercapai apabila biaya marjinal = hasil
penjualan marjinal = harga. Keadaan ini hanya akan tercapai apabila tingkat harga adalah sama
dengan biaya rata-rata yang paling rendah.
Pada umumnya keadaan ini tidak dicapai oleh perusahaan dalam oligopoli. Maka dipandang dari
syarat efisiensi ini perusahaan dalam ologopoli tidakalah menggunakan sumber-sumber daya
secara efisien.

b) Perkembang Teknologi dan Inovasi

Terdapat cukup alasan bahwa pasar oligopoli merupakan struktur pasar yang paling memberikan
dorongan untuk mengembangkan teknologi dan melakukan inovasi.

Dua alasan penting yang dapat digunakan, yaitu :

 Adanya untung yang lebih dari normal

 Menekankan kepada persaingan harga akan menimbulkan efek yang kurang menguntungkan
kedudukan perusahaan di dalam industri.

c) Kentungan Perusahaan

Walaupun dalam pasar oligopoli terdapat persaingan, keadaan persaingan tersebut tidaklah
seluas pasar persaingan sempurna dan pasar monopolistis. Persaingan terutama datang dari
perusahaan yang sudah ada di dalam industri. Persaingan yang dibatasi ini memungkinkan
perusahaan mendapat keuntungan yang melebihi normal.

 Kebaikan Pasar Oligipoli : Operasi firma dapat mencapai efisiensi yang tinggi dan
menurunkan biaya produksi dan perusahaan selalu melakukan pengembangan dan
inovasi.

 Kelemahan Oligopoli : Distribusi pendapatan akan semakin tidak merata.


Kesimpulan :

 Pasar oligopoli yaitu pasar yang terdiri dari hanya beberapa produsen saja. Adakalanya pasar
oligopoli terdiri dari dua perusahaan saja dan pasar seperti itu dinamakan duopoli.

 Berdasarkan analisis diatas dapatlah disimpulkan bahwa dalam pasar oligopoli dimana
perusahaan-perusahaan tidak melakukan kesepakatan diantara mereka, tingkat harga adalah
bersifat rigid, yaitu bersifat sukar mengalami perubahan. Ia cenderung untuk tetap berada pada
tingkat harga yang telah ditetapkan pada permulaannya. Dan kemungkinan mengurangi
persaingan dan memperoleh untung yang tidak normal ini menimbulkan akibat yang kurang
menguntungkan.

 Apabila terjadi perang harga dalam pasar oligopoli maka konsumenlah yang akan
diuntungkan, sebaliknya jika produsen-produsen melakukan kerjasama maka konsumen yang
akan dirugikan.
BAB 15
PERMINTAAN TERHADAP FAKTOR – FAKTOR PRODUKSI

A. PENTINGNYA ANALISIS PENENTUAN HARGA FAKTOR

Sedikit-dikitnya terdapat dua alasan yang menyebabkan kebutuhan untuk menganalisis


permintaan dan penawaran ke atas faktor-faktor produksi. Yang pertama, analisis tersebut akan
menjelaskan prinsip untuk menggunakan dan mengalokasikan faktor-faktor produksi secara
efisien. Yang kedua, analisis tersebut akan menjelaskan bagaimana pendapatan berbagai faktor
produksi ditentukan :

1) Pengalokasian Faktor – Faktor Produksi

2) Penentuan Pendapatan dan Distribusi Pendapatan

B. TEORI PRODUKTIVITAS MARJINAL

Suatu faktor produksi akan menciptakan keuntungan yang paling maksimum apabila memenuhi
persyaratan sebagai berikut : Biaya produksi tambahan yang dibayarkan kepada factor produksi
itu sama dengan hasil penjualan tambahan yang diperoleh dari produksi tambahan yang
diciptakan oleh factor produksi tersebut.

1. Menentukan Jumlah Faktor Produksi yang Digunakan.


2. Pemisalan dalam teori Permintaan Atas Faktor Produksi.

3. Tingkat Produksi dan Hasil Penjualan

4. Jumlah Faktor Produksi yang Digunakan

C. PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA DAN PERMINTAAN ATAS FAKTOR


PRODUKSI

a. Permintaan Faktor : Contoh Angka

Produksi Harga Hasil


Jumlah Produksi fisik Harga penjualan penjualan
produksi
Pekerja fisik total marjinal Barang produksi total marjinal
(TRP = TPP x (MRP -
(L) (TPP) (MPP) (P) P) MPPxP)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
0 0 - - Rp - Rp -
1 24 24 Rp 5.000 120000 120000
2 45 21 Rp 4.800 216000 96000
3 63 1 Rp 4.600 289000 73000
4 78 15 Rp 4.400 343000 53000
5 90 12 Rp 4.200 378000 34000
6 99 9 Rp 4.000 396000 18000
7 105 6 Rp 3.800 399000 3000
8 108 3 Rp 3.600 388000 -10200
9 108 0 Rp 3.400 367000 -21600
b. Grafik Permintaan Faktor

Upah dan MRP

100

80

60

40

w E1 E0 MCF =SF

20 MRP1 = D1

0 3 5 6 7 9 jumlah
pekerja
MRP2

1.4 Sifat Permintaan Atas Faktor Produksi

a. Permintaan Terkait

permintaan pengusaha atas sesuatu faktor produksi ditentukan oleh kemampuan faktor produksi
tersebut untuk menghasilkan barang yang dapat dijual pengusaha itu dengan menguntungkan,
permintaan atas faktor–faktor produksi dinamakan permintaan terkait / Derived Demand.

b. Bentuk Kurva Permintaan Atas Faktor Produksi

Kurva permintaan atas suatu faktor pada umumnya menurun ke bawah karena :

 Perubahan harga akan merubah pendapatan riel pembeli dan perubahan pendapatan riel ini
selanjutnya mempengaruhi permintaannya.

 Perubahan harga merubah kepuasan relatif dari mengonsumsikan barang itu jika
dibandingkan dengan barang lain.

Permintaan atas suatu faktor produksi digambarkan oleh kurva yang menurun ke bawah
disebabkan oleh :

 Harga faktor produksi yang lebih tinggi akan menaikkan harga barang yang dihasilkannya,
maka harga barang tersebut akan naik dan permintaannya berkurang, yang selanjutnya
menimbulkan pengurangan ke atas permintaan faktor produksi.

 Perubahan harga akan menimbulkan penggantian dari faktor produksi yang menjadi relatif
mahal kepada faktor produksi yang relatif murah.

 Sebagai akibat dari pengaruh hukum hasil lebih yang semakin berkurang.
D. PERGESERAN KURVA PERMINTAAN FAKTOR PRODUKSI

Terdapat beberapa faktor yang dapat menggeser kurva permintaan produsen ke atas faktor–faktor
produksi :

 Perubahan permintaan ke atas barang yang diproduksinya.

 Perubahan harga dari faktor produksi lain yang digunakan.

E. ELASTISITAS PERMINTAAN FAKTOR PRODUKSI

Sesuatu perubahan harga faktor produksi akan menimbulkan akibat yang berlainan atas
perubahan jumlah berbagai faktor produksi yang digunakan.

a. Elastisitas Permintaan Dari Barang yang Dihasilkan

Makin besar elastisitas permintaan ke atas barang yang dihasilkan, makin besar pula elastisitas
permintaan ke atas faktor produksi.

b. Perbandingan di Antara Ongkos yang Dibayar Kepada Faktor Produksi Dengan Ongkos Total

Makin besar bagian dari ongkos produksi total yang dibayarkan kepada sesuatu faktor produksi,
makin lebih elastis permintaan faktor produksi tersebut.

c. Tingkat Penggantian di Antara Faktor Produksi

Makin banyak faktor–faktor produksi lainnya yang dapat menggantikan suatu faktor produksi
tertentu, semakin elastis permintaan atas faktor produksi tersebut.
d. Tingkat Penurunan Produksi Fisik Marjinal (MPP)

Makin cepat penurunan produksi fisik marginal makin tidak elastis permintaan atas faktor
produksi yang bersangkutan.

F. SYARAT PENGGUNAAN OPTIMUM ATAS FAKTOR PRODUKSI

1) Gabungan Faktor Produksi yang Meminimumkan Biaya

Penggunaan faktor–faktor produksi akan meminimumkan ongkos apabila setiap rupiah yang
dibayarkan kepada faktor produksi menghasilkan produksi fisik marjinal yang sama besarnya.
Produksi fisik marjinal dari modal tersebut tenaga kerja untuk setiap rupiah adalah :

 MPP per rupiah dari modal = Pl = MRPl

 MPP per rupiah dari tenaga kerja = Pc = MRPc

2) Gabungan Faktor Yang Memaksimumkan Keuntungan

Penggunaan faktor–faktor produksi akan memaksimumkan keuntungan apabila harga faktor


produksi dengan penjualan marjinal yang sama besarnya. Produksi fisik marjinal dari modal
tersebut tenaga kerja untuk setiap rupiah adalah :

 MPP per rupiah dari modal = Pl = MRPl

 MPP per rupiah dari tenaga kerja = Pc = MRPc


BAB 16
PENENTU UPAH DIPASAR TENAGA KERJA

Upah Uang dan Upah Riil

Upah uang adalah jumlah uang yang diterima para pekerja dari para pengusaha sebagai
pembayaran atas tenaga mental/fisik para pekerja yang digunakan dalam proses produksi.
Sedangkan,

Upah riil adalah tingkat upah pekerja yang diukur dari sudut kemampuan upah tersebut membeli
barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan para pekerja.

Hubungan Antara Produktivitas dan Upah

Upah sangat tergantung pada tingkat produktivitas, semakin tinggi produktivitas maka semakin
tinggi upah yang diterima. Kenaikan produktivitas disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya;

 Kemajuan teknologi memproduksi.


 Pertambahan kepandaian dan keterampilan tenaga kerja.
 Perbaikan dalam organisasi perusahaan dan masyarakat.

Penentuan Upah di Berbagai Bentuk Pasar Tenaga Kerja

Pasar tenaga kerja dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk, diantaranya;

1. Pasar Tenaga Kerja yang Bersifat Persaingan Sempurna

Permintaan atas tenaga kerja bersifat; semakin tinggi/rendah upah tenaga kerja, semakin
sedikit/banyak permintaan atas tenaga kerja. Penawaran atas tenaga kerja; semakin tinggi upah,
semakin banyak tenaga kerja yang bersedia menawarkan tenaganya. Jadi upah ditentukan oleh
besar kecilnya permintaan/penawaran tenaga kerja.
2. Pasar Tenaga Kerja Monoposmi

Monoposmi berarti hanya terdapat satu pembeli di pasar sedangkan penjual jumlahnya banyak.
Upah tenaga kerja bertambah tinggi apabila lebih banyak tenaga yang digunakan. Jadi upah
ditentukan oleh pengusaha yang membayar pekerja tersebut.

3. Pasar Tenaga Kerja Monopoli di Pihak Pekerja

Penentuan upah dalam pasar pasar tenaga kerja yang bersifat monopoli pihak pekerja dibedakan
pada tiga keadaan;

 Menuntut upah yang lebih tinggi dari yang dicapai pada keseimbangan permintaan dan
penawaran.
 Membatasi penawaran tenaga kerja.
 Menjalankan usaha-usaha yang bertujuan menaikan permintaan tenaga kerja.

4. Pasar Monopoli di Kedua Belah Pihak (monopoli bilateral)

Didalam pasar tenaga kerja monopoli bilateral terdapat perbedaan yang nyata diantara upah yang
dituntut serikat buruh dengan upah yang ditawarkan.

Di dalam pasar monoposmi upah lebih rendah daripada di pasar persaingan sempurna, sedangkan
di pasar dimana tenaga kerja mempunyai kekuasaan monopoli, upahnya lebih tinggi dari pasar
persaingan sempurna.

Faktor-Faktor yang Menimbulkan Perbedaan Upah


Faktor-faktor penting yang menjadi sumber dari perbedaan upah diantara pekerja-pekerja di
dalam suatu jenis kerja tertentu dan diantara berbagai golongan pekerjaan adalah;

1. Perbedaan corak permintaan dan penawaran dalam berbagai jenis pekerjaan.


2. Perbedaan dalam jenis-jenis pekerjaan.
3. Perbedaan kemampuan, keahlian dan pendidikan.
4. Terdapatnya pertimbangan bukan keuangan dalam memilih pekerjaan.
5. Ketidaksempurnaan dalam mobilitas tenaga kerja.
6. Faktor geografis.
7. Faktor institusional.

ARTIKEL : 1

UPAH BUKAN INDIKATOR TUNGGAL HIDUP LAYAK

Metronews.com, Jakarta : Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi
mengatakan faktor pembentuk hidup layak untuk buruh tidak hanya berpatokan pada upah.
Pemerintah diharapkan dapat pula menjaga iklim perekonomian nasional yang kondusif. “Upah
tidak bisa menyelesaikan kesejahteraan buruh. Pemerintah juga harus bertanggung jawab
menjaga inflasi, menyediakan rumah murah, memperbaiki transportasi, dan lainnya,” ujar Sofjan
saat dihubungi Kamis (31/10).

Adapun terkait upah buruh, Apindo menyerahkan sepenuhnya kepada keputusan Dewan
Pengupahan. Meski begitu, ia menilai tidak serta-merta upah tersebut harus tinggi. Harus dilihat
juga faktor-faktor pembentuknya. “Malaysia dan Thailand memang lebih tinggi, meraka engga
ada pengangguran. Pendidikan rata-rata mereka juga SMP tapi dikita SD,” katanya.

Lebih lanjut, ia berharap ketika ketentuan upah masih dalam proses penggodokan, buruh tidak
melakukan sweeping sebab hal ini mengganggu proses produksi. Untuk itu, ia meminta kepada
aparat kepoliasian agar bertindak tegas terhadap para buruh yang melakukan sweeping. Bila
belum ada ketegasan hukum akan berdampak pada hengkangnya para investor. “Indonesia
enggak ada hukumnya, kalau setiap tahun begini investasi enggak masuk. Efeknya harus tegas,
melanggar hukum harus ditindak,” tuturnya.

Wakil menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengungkapkan, demo buruh tidak berdampak
signifikan terhadap perdagangan. Adapun hal tersebut lebih banyak mengganggu iklim investasi
dan kepastian usaha. Hanya, ia mengatakan, yang menjadi kunci ada pada sektor manufaktur.
Sebab diketahui, sektor ini banyak menyerap tenaga kerja. “Saya harus ingatkan, kalau dari sudut
perdagangan, pengusaha melakukan respon, ada 42 industri pindah dari Jabodetabek ke Jateng
(Jawa Tengah) dan Jatim (Jawa Timur). Ini harus dipertimbangkan oleh teman-teman agar
kepastian berlangsungnya usaha bisa dijaga,” tuturnya.

Tapi, Bayu menambahkan, dirinya tidak menganggap hak buruh tidak penting. Buruh harus bisa
sejahtera tapi permasalahan ini bukan hanya keputusan sepihak. “Harus bisa dicari
keseimbangannya. Ini keputusan bukan hanya satu pihak,” pungkasnya (Ashar Dwi Wibowo).

ANALISIS :

Faktor pembentuk hidup layak untuk buruh tidak hanya berpatokan pada upah, karena upah tidak
bisa menyelesaikan kesejahteraan buruh. Hal tersebut dikemukakan oleh Ketua Umum Asosiasi
Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi. Ia juga menyampaikan bahwa, Pemerintah juga
harus bertanggung jawab menjaga inflasi, menyediakan rumah murah, memperbaiki transportasi,
dan lainnya. Jadi menurut saya,karena upah bukan hal tunggal dalam kehidupan yang layak,
tidak seharusnya buruh ter us-menerus meminnta kenaikan upah. Baru beberapa waktu yang lalu
buruh meminta kenaikan UMP dan sekarang buruh kembali meminta kenaikan upah, yait sebesar
3,7 Juta. Jadi, itu semua juga harus tetap dicari keseimbangannya, jangan hanya dari upah saja.

ARTIKEL :2

PRODUKTIVITAS PEKERJA JADI SYARAT PENENTUAN UPAH PEKERJA

Pemerintah segera menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) tentang kebijakan upah pekerja.
Salah satu komponen yang menjadi pertimbangan dalam penentuan upah terkait dengan tingkat
produktifitas pekerja. Sebab itu, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar
meminta peran perusahaan yang lebih maksimal.
"Sebenarnya masing-masing perusahaan ada training dan capacity building, hampir semua
perusahaan punya. Ini yang akan menentukan produktifitas. Dan banyak perusahaan yang
pengalaman mengukur kenaikan gaji berdasarkan produktifitas," ujar Muhaimin di Jakarta,
Kamis (29/8/2013).Menurut dia, nantinya para pekerja dari lulusan pendidikan formal juga harus
dapat menyesuaikan tingkat produktifitas yang diinginkan perusahaan. Khusus ini, dia mengaku
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) terus melakukan peningkatan
kualitas pekerja melalui Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang menjadi
rujukan standar bagi perusahaan untuk peningkatan kapasitas pekerjanya.Ini juga menuju pada
kompetensi serta program Balai Latihan Kerja (BLK) bagi masyarakat yang belum bekerja.
"Tetapi peningkatan ini juga harus dilakukan oleh perusahaan. Karena kalau sudah ditempatkan
(diperusahaan), maka perusahaan yang berkewajiban mentrainingnya," lanjut dia.

Komponen pertimbangan lain, seperti komponen standar Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yang
saat ini terdiri dari 60 poin. Muhaimin menegaskan jumlah tersebut masih belum akan naik.
Selain itu dia juga memastikan tuntutan buruh yang meminta kenaikan upah mencapai Rp 3,7
juta tidak akan dikabulkan dalam waktu dekat mengingat ada akan inpres yang akan mengatur
soal pengupahan ini. "Itu tidak bisa karena kan tidak sesuai dengan aturan yang ada nantinya,"
tandas Muhaimin. (Dny/Nur)

Kesimpulan :

Pembayaran tenaga kerja dibedakan dua jenis, yaitu upah dan gaji. Gaji adalah
pembayaran yang diberikan kepada pekerja tetap dan tenaga kerja profesional yang biasanya
dilaksanakan sebulan sekali seperti pegawai pemerintah, guru, dosen, manajer, akuntan.
Sedangkan upah dimaksudkan sebagai pembayaran kepada pekerja – pekerja yang pekerjaannya
berpindah – pindah, seperti pekerja pertanian, tukang kayu, tukang batu, dan buruh kasar.
Upah riil basanya diberikan kepada tenaga kerja tergantung produktivitas pekerja tersebut dalam
perusahaan. Data – data mengenai upah terutama di negara maju menunjukkan adanya hubungan
antara upah dengan produktivitas pekerja.

Faktor-faktor penting yang menjadi sumber dari perbedaan upah diantara pekerja-pekerja
didalam suatu jenis kerja tertentu, dan diantara golongan pekerjaan meliputi, perbedaan corak
permintaan dan penawaran dalam berbagai jenis pekerjaan, perbedaan dalam jenis-jenis
pekerjaan, perbedaan kemampuan, keahlian dan pendidikan, terdapat pertimbangan bukan
keuangan dalam memilih pekerjaan, ketidaksempurnaan dalam mobilitas tenaga kerja.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sukirno, Sadono. Pengantar Teori Mikroekonomi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2015,


Edisi 3, hlm. 430

2. http://bisnis.liputan6.com/read/678058/produktivitas-pekerja-jadi-syarat-penentuan-upah-
pekerja

3. http://microsite.metrotvnews.com/indonesiamemilih/read/2013/10/31/14/191674/Upah-Bukan-
Indikator-Tunggal-Hidup-Layak
Diposting 23rd January 2015 oleh Jasa Konsultasi Pajak & Keuangan
0

Tambahkan komentar

kumpulan makalah

 Klasik
 Kartu Lipat
 Majalah
 Mozaik
 Bilah Sisi
 Cuplikan
 Kronologis

1.

Jan

23

Anda mungkin juga menyukai