Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN OSTEOARTRITIS

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Pokok Bahasan : Osteoartritis
Tema : Latihan Fisik pada Osteoartritis
Sasaran : Masyarakat
Hari/Tanggal : Selasa,8 januari 2019
Jam : 10.00 WITA
Waktu : 50 menit
Tempat : Halaman Universitas Muhammadiyah Gorontalo

A. LATAR BELAKANG
Osteoartritis lutut adalah gangguan muskuloskeletal yang paling umum
terjadi di masyarakat yang mempengaruhi 30-40% dari populasi pada usia 65
tahun. Satu dari empat pasien berusia lebih dari 55 tahun telah mengeluh
nyeri lutut, dan pada usia 65 tahun, 30% laki-laki dan 40% wanita memiliki
kelainan radiograpi lutut. Sekitar 56,75 pasien di klinik rawat jalan
Reumatologi Departemen, di RSCM telah didiagnosa dengan salah satu
varian OA. Pada pasien OA lutut, ada beberapa perubahan, tidak hanya dalam
jaringan intracapsular tetapi juga dalam periarticular jaringan seperti ligamen,
kapsul sendi, tendon, dan otot. Individu dengan OA lutut juga dikenal dengan
gangguan proprioseptif dibandingkan dengan individu normal pada usia yang
sama, dan berdasarkan histologi fitur jaringan ligamen ada penurunan yang
signifikandari mechanoreceptor. OA lutut juga berhubungan dengan 50-60%
pengurangan dalam kekuatan quadriceps yang mungkin disebabkan oleh tidak
digunakan atrofi dan inhibition artrogenic. (Tri Juli Edi
Tarigan,dkk,2009. The Degree of Radiographic Abnormalities and Postural
Instability in Patients with Knee Osteoarthritis, Acta Med Indones-Indones J
Intern Med. Vol 41 , Number 1,January 2009)
Osteoartritis ditemukan oleh American College of Rheumatology sebagai
sekelompok kondisi heterogen yang mengarah kepada tanda dan gejala sendi.
Osteoarthritis merupakan penyakit degeneratif dan progresif yang mengenai
dua per tiga orang yang berumur lebih dari 65 tahun, dengan prevalensi
60,5% pada pria dan 70,5% pada wanita. Di seluruh dunia, osteoartritis (OA)
diperkirakan menjadi penyebab utama keempat kecacatan. Osteoartritis
terjadi pada lebih dari 27 juta penduduk amerika (Helmick et al, 2008). Di
Inggris dan Wales sekitar 1,3 hingga 1,75 juta orang menderita simptom
osteoartritis. Di Amerika, 1 dari 7 penduduk menderita osteoartritis. Dimana,
Badan Kesehatan Dunia (WHO), penduduk yang mengalami Osteoartritis
tercatat 8,1% dari penduduk total. Pravelansi mencapai 5% pada usia <40
tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 65% pada usia 61 tahun.
Osteoarthritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini
ditandai oleh adanya abrasi rawan sendi dan adanya pembentukantulang baru
yang irreguler pada permukaan persendian. Nyeri menjadi gejala utama
terbesar pada sendi yang mengalami osteoarthritis. Rasa nyeri diakibatkan
setelah melakukan aktivitas dengan penggunaan sendi dan rasa nyeri dapat
diringankan dengan istirahat. Trauma dan obesitas dapat meningkatkan resiko
osteoarthritis. Namun penyeban maupun pengobatannya belum sepenuhnya
diketahui. (Angela Sarah S,dkk.2013.Pengaruh Berat Badan Terhadap Gaya
Gesek Dan Timbulnya Osteoarthritis Pada Orang Diatas 45 Tahun. Jurnal e-
Biomedik,Vol 1, No 1, Maret 2013)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 50 menit diharapkan Masyarakat
dapat mengetahui tentang osteoarthritis, pencegahan dan cara
mengatasinya di rumah.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, Masyarakat mampu:
a. Masyarakat dapat menyebutkan pengertian osteoartritis
b. Masyarakat dapat menyebutkan penyebab osteoartritis
c. Masyarakat dapat menyebutkan tanda dan gejala osteoartritis
d. Masyarakat dapat menyebutkan cara pencegahan pada osteoartritis
e. Masyarakat dapat menyebutkan dan mempraktekan cara latihan fisik
dirumah
C. MATERI
Terlampir
D. METODE
1. Ceramah
2. Simulasi
3. Tanya jawab
E. MEDIA
1. Leaflet
2. Alat peraga (latihan fisik: matras atau kasur)
F. KEGIATAN PENYULUHAN

KEGIATAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH
PESERTA
1. 5 Pembukaan :
Menit 1. Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari Memperhatikan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang Memperhatikan
akan diberikan
2. 30 Pelaksanaan :
Menit 1. Menjelaskan tentang : Memperhatikan
a. Pengertian Osteoartritis
b. Penyebab Osteoartritis
c. Manifistasi klinis
Osteoartritis
d. Pencegahan Osteoartritis
2. Memberi kesempatan kepada Bertanya dan menjawab
peserta untuk bertanya pertanyaan yang
diajukan
3. Menjelaskan dan
mendemonstrasikan latihan Memperhatikan
fisik pada osteoartritis
4. Memberi kesempatan kepada Bertanya dan
peserta untuk bertanya dan mendemonstrasikan
mempraktekan perawatan perawatan OA
osteoarthritis
3. 10 Evaluasi :
menit
Menanyakan kepada peserta
tentang materi yang telah Menjawab pertanyaan
diberikan, dan reinforcement
kepada pengunjung yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. 5 Terminasi :
menit 1. Mengucapkan terima kasih Mendengarkan
atas peran serta peserta.
2. Mengucapkan salam penutup Menjawab salam

G. EVALUASI
Metode evaluasi : Diskusi tanya jawab
Jenis pertanyaan : Lisan
Jumlah soal : 3 soal

LAMPIRAN MATERI

OSTEOARTRITIS
A. Definisi
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau
osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi ) merupakan kelainan sendi yang
paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan
(disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087)
Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan
yang menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya
usia, penyakit ini jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih
sering dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin
menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon, 1997).
Sedangkan menurut Harry Isbagio & A. Zainal Efendi (1995)
osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi
yang dapat digerakkan, terutama sendi penumpu badan, dengan gambaran
patologis yang karakteristik berupa buruknya tulang rawan sendi serta
terbentuknya tulang-tulang baru pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang
membentuk sendi, sebagai hasil akhir terjadi perubahan biokimia,
metabolisme, fisiologis dan patologis secara serentak pada jaringan hialin
rawan, jaringan subkondrial dan jaringan tulang yang membentuk persendian.(
R. Boedhi Darmojo & Martono Hadi ,1999)

B. Klasifikasi
Osteoartritis diklasifikasikan menjadi :
a. Tipe primer ( idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya
yang berhubungan dengan osteoartritis
b. Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur
(Long, C Barbara, 1996 hal 336)
C. Penyebab
Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut:
1. Umur
Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya
umur dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya
berbentuk pigmen yang berwarna kuning.
2. Pengausan (wear and tear)
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan
sendi melalui dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi
karena bahan yang harus dikandungnya.
3. Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat
badan, sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis
mengakibatkan seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah
kegemukan.
4. Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang
menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi
tersebut.
5. Keturunan
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya
ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis,
sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang tuanya yang terkena.
6. Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi
peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi oleh
membran sinovial dan sel-sel radang.
7. Joint Mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan
sendi akan membal dan menyebabkan sendi menjadi tidak
stabil/seimbang sehingga mempercepat proses degenerasi.
8. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan
yang berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat
fisik rawan sendi, ligamen, tendo, sinovia, dan kulit.
Pada diabetes melitus, glukosa akan menyebabkan produksi proteaglikan
menurun.
9. Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat
mengendapkan hemosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis,
kristal monosodium urat/pirofosfat dalam rawan sendi.
D. Gambaran Klinis
1. Rasa nyeri pada sendi
Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah
apabila sedang melakukan sesuatu kegiatan fisik.
2. Kekakuan dan keterbatasan gerak
Biasanya akan berlangsung 15 – 30 menit dan timbul setelah istirahat atau
saat memulai kegiatan fisik.
3. Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam
ruang sendi akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai
sendi yang semua ini akan menimbulkan rasa nyeri.
4. Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan
akan berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan
keadaan penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat.
Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar,
misalnya pada osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong
sebelah lateril, dan tungkai atas.
Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat
diketahui penyebabnya.
5, Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan
cairan dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
6. Deformitas
Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.
7. Gangguan Fungsi
Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi
E. Penatalaksanaan
a. Tindakan preventif
- Penurunan berat badan
- Pencegahan cedera
- Screening sendi paha
- Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stres akibat kerja
- Menghindari setiap faktor resiko osteoartritis, seperti mencegah
obesitas / kegemukan
- Berdiri, berjalan, mengangkat barang harus pada posisi yang benar
- Berhati-hati agar terhindar dari berbagai kecelakaan yang dapat
mengakibatkan sendi rusak
- Berolah raga harus dengan cara yang benar, sesuai petunjuk
- Olah raga yang tepat (termasuk peregangan dan penguatan)
sebetulnya dapat membantu mempertahankan kesehatan tulang
rawan, meningkatkan daya gerak sendi, dan kekuatan otot-otot di
sekitarnya, sehingga otot dapat menyerap benturan dengan lebih
baik.
- Dianjurkan pula untuk menggunakan kursi dengan sandaran keras,
kasur yang tidak terlalu lembek, dan tempat tidur yang dialas
dengan papan.
- Menjaga nutrisi agar selalu baik dan seimbang, agar pertumbuhan
sendi dan tulang rawan sempurna dan normal
- Menjaga berat badan agar ideal
c. Farmakologi : Obat NSAID bila nyeri muncul
d. Irigasi tidal ( pembasuhan debris dari rongga sendi), debridemen
artroscopik,
e. Pembedahan; artroplasti
f. Terapi konservatif ; kompres hangat, mengistirahatkan sendi, latihan gerak
sendi

LATIHAN FISIK OSTEOARTRITIS


Hal yang harus diperhatikan dalam mendesain program latihan fisik untuk
osteoartritis adalah memahami masalah fungsional yang paling menggangu
pasien. Pada tahap awal program diarahkan pada latihan untuk mengatasi keluhan
yang menimbulkan masalah fungsional seperti nyeri, keterbatasan ruang gerak
sendi, atau kelemahan otot. Latihan fisik disesauikan dengan kondisi pasien.
Apabila ada gejala-gejala seperti nyeri sendi selama aktivitas, nyeri masih terasa
1-2 jam sesudah latihan, bengkak dan rasa lelah yang berlebihan, program latihan
harus dievaluasi lagi (American geriatric society,2001:810). Tujuan latihan fisik
yaitu memperbaiki fungsi sendi, proteksi sendi dari kerusakan dengan mengurangi
stres pada sendi, meningkatkan kekuatan sendi, mencegah disabilitas, mengurangi
nyeri dan meningkatkan kebugaran jasmani.

JENIS LATIHAN FISIK


A. Terapi Manual
Terapi manual adalah gerakan pasif yang dilakukan oleh fisioterapis dengan
tujuan meningkatkan gerakan sendi dan mengurangi kekakuan sendi. Teknik yang
dipakai adalah melatih ROM secara pasif, melatih jaringan-jaringan sekitar sendi
secara pasif, meregangkan otot atau mobilisasi jaringan lunak, dan massage
(Fitzgerald,2004:143)

Gb.1 Latihan ROM lutut pasif


B. Latihan Fleksibilitas (ROM)
Mobilitas sendi sangat penting untuk memaksimalkan ruang gerak sendi,
meningkatkan kinerja otot, mengurangi cidera dan memperbaii nutrisi kartilago.
Latihan fleksibilitas yang dilakukan pada latihan fisik tahap pertama dapat
bmeningkatkan panjang dan elastisitas otot dan jaringan sekitar sendi. Untuk
pasien osteoartritis, latihan fleksibiitas ditujuakan untuk mengurangi kekakuan,
meningkatkan mobilitas sendi, dan mencegah kontraktur jaringan lunak latihan
fleksibilitas sering dilakukan selama periode pemanasan atau tergabung dalam
latihan ketahanan atau aktivitas aerobik (Lee dkk2005:11).
Teknik peregangan dilakukan untuk memperbaiki ruang gerak sendi. Latihan
peregangan ini dilakukan dengan menggunakan otot-otot, sendi-sendi, dan
jaringan sekitar sendi. Semua gerakan sebaiknya menjangkau ruang gerak sendi
yang tidak menimbulkan rasa nyeri aplikasi terapi panas sebelum peregangan
dapat mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan gerakan.
Latihan fleksibilitas dapat dimulai dari latihan peregangan tiap kelompok otot,
setidaknya tiga kali seminggu. Apabila sudah terbiasa, latihan ditingkatkan
repetisinya per kelompok otot secara bertahap. Latihan harus melibatkan
kelompok otot dan tendon utama pada ekstremitas atas dan bawah (American
society geriatrics, 2001:815).

Gb. 2 Streching otot hamstring dan quadriceps


Gb.3 Latihan ROM lutut aktif
C. Latihan Kekuatan
Latihan kekuatan mempunyai efek yang sama dengan latihan aerobik dalam
memperbaiki disabilitas, nyeri dan kinerja. Latihan kekuatan ada tiga macam,
yaitu: latihan isometrik, latihan isotonik, dan isokinetik yang ketiganya dapat
mengurangi nyeri dan disabilitas serta memperbaiki kecepatan berjalan pada
pasien osteoartritis.
Latihan isotonik memberikan perbaikan lebih besar dalam menghilangkan
nyeri. Latihan ini dianjurkan untuk latihan kekuatan awal pada pasien OA dengan
nyeri lutut saat latihan. Latihan isokinetik menghasilkan peningkatan kecepatan
berjalan paling besar dan pengurangan disabilitas sesudah terapi dan saat evaluasi,
sehingga latihan ini disarankan untuk memperbaiki stabilitas sendi atau ketahanan
berjalan (Lee dkk,2005:12).
Latihan isometrik diindikasikan apabila sendi mengalami peradangan akut
atau sendi tidak stabil. Kontraksi isometrik memberikan tekanan ringan pada
sendi dan ditoleransikan baik oleh penderita osteoatritis dengan pembengkakan
dan nyeri sendi latihan ini dapat memperbaiki kekuatan otot da ketahanan ststis
(static endurance) dengan cara menyiapkan sendi untuk gerakan yang lebih
dinamis dan merupakan titik awal program penguatan. Peningkatan kekuatan
terjadi saat kontraksi isometrik dikenakan pada otot saat panjang otot sama
dengan kondisi istirahat. Perbaikan kekuatan terutama pada sudut otot yang dilatih
apabila instabilitas sendi dan nyeri berkurang program latihan secara bertahap
diubah kelatihan yang dinamis (isotonik).
Latihan kekuatan isometrik harus memperhatikan tipe latihan,intensitas,
volume,dan frekuensi. Latihan sebaiknya melibatkan kelompok otot utama.
Kontraksi isometrik dimulai pada intensitas rendah. Untuk menetapkan intensitas
latihan,diberitahukan pada pasien untuk memaksimalkan kontraksi otot yang
menjadi target penguatan. Intensitas latihan dimulai sekitar 30% usaha
maksimal(maximal effort). Jika bisa ditoleransi oleh pasien intensitas
ditingkatkan secara bertahap sampai 75% kontraksi maksimal.
Kontraksi dipertahankan tidak lebih dari enam detik. Pada awalnya satu
kontraksi untuk tiap kelompok otot, kemudian jumlah pengulangan ditingkatkan
8-10, sesuai toleransi pasien.
Pasien diinstuksikan untuk bernapas selama masing-masing kontraksi. Jarak
antar kontraksi dianjurkan 20 detik.latihan dilakukan dua kali sehari pada periode
peradanagan akut. Selanjutnya jumlah latihan secara bertahap ditingkatkan
menjadi 5-10 kali per hari, disesuaikan dengan kondisi pasien. Hal yang harus
diperhatikan adalah adanya resiko peningkatan tekanan darah bial kontraksi
dilakukan lebih dari 10 detik.
Kontraksi isotonik digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Latihan kekutan
isotonik memperlihatkan efek positif pada metabolisme energi kerja insulin,
kepadatan tulang dan status fungsional pada orang sehat. Jika tidak terdapat
peradangan akut maupun instabilitas sendi, bentuk latihan ini ditoleransi baik oleh
pasien osteoatritis (American geriatics society,2001:817)
Gb.3 Latihan otot-otot penyokong sendi lutut
D. Latihan Aerobik
Latihan aerobik (berjalan,bersepeda,berenang,senam aerobik dan latihan
aerobik di kolam renang) dapat meningkatkan kapasitas aerobik, memperkuat
otot, meningkatkan ketahanan, mengurangi berat badan, dan mengurangi
konsumsi obat pada pasien osteoatritis. Suatu systemtic rivew memperlihatkan
bahwa latihan aerobik efektif menghilangkan nyeri dan memperbaiki fungsi
sendi(van Baar,19999:16).
Pemilihan aktivitas aerobik tergantung pada beberapa faktor, yaitu status
penyakit,stabilitas sendi,sumber daya dan minat pasien latihan aerobik di kolam
air hangat dapat mengurangi nyeri otao dan sendi, mengurangi beban sendi,
meningkatkan gerakan yang tidak menimbulkan nyeri, dan memperkuat otot-otot
di sekitar sendi yang sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Americans geriatrics society.2001. Exercise prescipition for older adults with


osteoartritis pain: consensusu practice recommendation. JAGS;49:808-23
Angela Sarah S,dkk.2013.Pengaruh Berat Badan Terhadap Gaya Gesek Dan
Timbulnya Osteoarthritis Pada Orang Diatas 45 Tahun. Jurnal e-
Biomedik,Vol 1, No 1, Maret 2013
Depkes, RI (1995), Penerapan Proses Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Maskuloskeletal, Jakarta, Pusdiknakes
Dita Arundhati, Dkk. 2013. Pengaruh Senam Tai Chi Dan Senam Biasa Terhadap
Reduksi Nyeri Osteoartritis Lutut Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna
Werdha “Gau Mabaji” Gowa Tahun 2013. Jurnal Masyarakat
Epidemiologi Indonesia, Volume 2, Nomor 2, Januari- Juni 2014
Fitzgerald, G.K.2004. Role of physical therapy in management of knee
osteoarthritis. Cur Opin Rhematol; 16:143-7
Lee, A., Wong, W., & Wong, S.2005. Clinical guidelines for managing lower-
limb osteoarthritis in Hongkong primary care setting, Guidlines:1-30
Long C Barbara, Perawatan Medikal Bedah (Suatu pendekatan proses
Keperawatan), Yayasan Ikatan alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran,
Bandung, 1996
Price, S.A. R. Wilson CL (1991), Pathophisiology Clinical Concept of Disease
Process,Alih Bahasa Adji Dharma (1995), Patofisiologi Konsep Klinik
Proses-Proses Penyakit, Jakarta, EGC

Rachmah L,Peran Latihan Fisik Dalam Manajemen Terpadu Osteoartritis. FIK


UNY. Yogyakarta, diakses pada 25 desember 2013, filetype:pdf

Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih


Bahasa Andry Hartono, dkk., Jakarta, EGC.

Soeparman (1995), Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Kedua, Jakarta, Balai Penerbit
FKUI.

Tri Juli Edi Tarigan,dkk,2009. The Degree of Radiographic Abnormalities and


Postural Instability in Patients with Knee Osteoarthritis, Acta Med
Indones-Indones J Intern Med. Vol 41 , Number 1,January 2009
Van baar.1999. Effectiveness of exercise therapy in patiens with osteoarthritis of
the hip or knee: a systematic review of randomized controlled study.
Accupunct Med; 22:14-22
Yohanita P.2010. Pengaruh Latihan Gerak Kaki (Streching) Terhadap
Penururnan Nyeri Sendi Ekstremitas Bawah Pada Lansia Di Posyandu
Lansia Sejahtera GBI SETIA BAKTI KEDIRI. Jurnal STIKES RS. Baptis
Volume 3, Edisi 1, Juli 2010

Anda mungkin juga menyukai