Anda di halaman 1dari 1

Asma merupakan penyakit heterogen yang ditandai dengan adanya peradangan saluran

pernafasan kronis dengan riwayat gejala seperti mengi, nafas pendek, nyeri dada dan batuk
yang sering disertai dengan ekspirasi napas yang terbatas. Asma merupakan salah satu
permasalahan kesehatan di dunia dan diperkirakan terdapat 300 juta individu yang terkena
asma. Salah satu golongan obat asma yang masih sering digunakan di Indonesia yaitu teofilin,
dan yang paling umum digunakan dalam penanganan eksaserbasi asma adalah aminofilin yang
merupakan turunan teofilin. Aminofilin merupakan prodrug dari teofilin dan mempunyai
bioavailabilitas di dalam darah yang sama dengan sediaan teofilin. Teofilin sangat sukar larut
dalam air, akan tetapi kelarutannya dapat meningkat setelah ditambah etilendiamin dalam
bentuk kompleks garam aminofilin.

Asma merupakan gangguan respirasi yang didefinisikan sebagai inflamasi kronis saluran
nafas yang ditandai dengan responsivitas dari tracheobronkhila terhadap berbagai stimuli
(McFadden, 2005). Diperkirakan Sebanyak 300 juta penduduk dunia terserang asma (Weiss,
2006). Gejala klinis dari asma terjadi karena edem dan infiltrasu dari berbagai sel seperti
eosinofil, netrofil dan limfosit. Gejala klinis tersebut terjadi karena interaksi yang simultan dari
adanya interaski sel-sel inflamasi, mediator - mediator inflamasi dan sitokin. Sel-sel yang diduga
berperan dalam inflamasi antara lain sel mast, eosinofi l, limfosit, dan sel epitel jalan nafas.
Salah satu mediator yang dikeluarkan pada asma adalah endotelin-1. Mediator ini memberikan
efek bronkhokonstriksi. Sedang sitokin yang berperan antara lain GM-CSF, IL-8, Rantes
(regulation on activation), eotaxin yang memberiakan efek inflamasi. Growth factor yang terlibat
antara lain EGF (Epidermal growth factor), IGF-1 (Insulin like growth factor, dan PDGF (Platelet
derivate growth factor) (McFadden, 2005).

Obat-obat untuk asma dikelompokan dalam dua kelompok yaitu obat yang menghambat
konstriksi otot polos jalan nafas. Termasuk dalam kelompok ini adalah beta adrenergic agonist,
methylxantin dan antikolinergik. Obat kelompok ini memberikan efek cepat. kelompok kedua
merupakan longterm medicationkarena mempunyai efek mencegah dan atau menghilangkan
inflamasi. Termasuk kelompok kedua ini adalah LABA (long acting beta 2 agonist glukokortikoid
maupun methylxantin, stabilizer mast sel dan leukotrin modifiers) (McFadden, 2005).

Berdasarkan Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) tahun 2013, aminofilin termasuk ke
dalam salah satu terapi yang digunakan pada saat terjadinya eksaserbasi asma.
Aminofilin/teofilin merupakan suatu bronkodilator yang poten dengan aksi antiinflamasi yang
ringan, sehingga dapat digunakan untuk pengobatan serangan asma. Aminofilin merupakan
obat dengan rentang terapi sempit yang memiliki risiko tinggi terhadap kejadian adverse drug
reaction (ADR) atau reaksi obat yang tidak dikehendaki pada dosis normal, sehingga seringkali
obat dengan rentang terapi sempit memerlukan pemantauan khusus agar dapa
mengoptimalkan keamanan dan efektivitas.

Anda mungkin juga menyukai