Anda di halaman 1dari 15

Laporan Penyuluhan

KONJUNGTIVITIS

Oleh :
Medhyka S. A. Kawilarang – 16014101100

Masa KKM : 1 Mei 2017 – 11 Juni 2017

Dokter Pembimbing :
dr. Henry M. F. Palandeng, M.Sc
dr. Ronald I. Ottay, M.Kes

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dikoreksi dan disetujui laporan penyuluhan :

KONJUNGTIVITIS

Oleh :

Medhyka S. A. Kawilarang – 16014101100

Masa KKM : 1 Mei 2017 – 11 Juni 2017

Telah dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2017 di Puskesmas Bahu

Mengetahui,

Dokter Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Henry M. F. Palandeng, M.Sc dr. Ronald I. Ottay, M.Kes

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya
kelompok kami dapat menyelesaikan laporan penyuluhan ini yang berjudul
“Penyuluhan Konjungtivitis di Puskesmas Bahu.”
Adapun laporan penyuluhan ini dibuat sebagai tugas penunjang selama masa
kepaniteraan klinik madya di Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi dan juga saat ditugaskan di Puskesmas
Bahu.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan penyuluhan ini masih
terdapat beberapa kekurangan, maka diharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan laporan penyuluhan ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih, semoga laporan penyuluhan
ini bermanfaat pembaca dan bagi kita semua.

Manado, Mei 2017

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

COVER ………………………………………………………………………...... i
LEMBAR PENGESAHAN ………................................................................ ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. iv
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………... 1
A. Latar Belakang ………………………………………………………….. 1
B. Tujuan Penyuluhan ……………………………………………………… 1
C. Sasaran Penyuluhan ……………………………………........................ 2
D. Metode Penyuluhan …………………………………………………….. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………… 3


A. Materi Penyuluhan ……………………………………………………... 3
B. Perencanaan dan Persiapan ……………………………………………... 7
C. Evaluasi Keberhasilan Kegiatan ………………………………………... 8
D. Indikator Keberhasilan Kegiatan ……………………………………….. 8
E. Hasil Evaluasi Program………………………………………………..... 8

BAB III PENUTUP …………………………………………………………… 9

A. Kesimpulan …………………………………………………………….. 9
B. Rekomendasi ……………………………………………………………. 9

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...10

LAMPIRAN ……………………………………………………………………..11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva. Konjungtivitis
merupakan penyakit mata tersering yang menyebabkan keluhan mata merah.
Satu dari delapan siswa sekolah dasar memiliki sebuah episode konjungtivitis
setiap tahunnya dan secara umum pada praktek dokter umum menemukan
pasien konjungtivitis setiap minggunya.1
Secara umum penyebab tersering konjungtivitis bakterial adalah
mikroorganisme gram positif yaitu: Staphylococcus aureus, Streptococcus
pneumonia, Streptococcus viridians, dan Staphylococcus epidermidis.
Konjungtivitis dapat juga disebabkan oleh mikroorganisme gram negatif,
diantaranya Escherichia coli, Klebsiella pneumonia, Serratia marcescens,
Proteus, Enterobacter, dan Pseudomonas species.2,3
Di Negara maju seperti Amerika, insidensi konjungitivitis bakteri
mencapai 135 per 10.000 penderita.4 Sementara itu di Indonesia pada tahun
2009 dari 135.749 kunjungan ke poli mata, total kasus konjungtivitis dan
gangguan lain pada konjungtiva didapatkan hasil sebesar 73%. Konjungtivitis
juga termasuk dalam 10 besar penyakit terbesar yang dialami pasien rawat
jalan pada tahun 2009.5

B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Membantu dalam pengendalian angka mortalitas dan morbiditas
penyakit Konjungtivtis pada masyarakat di wilayah Puskesmas Bahu.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui penyebab, gejala, pengobatan serta pencegahan penyakit
Konjungtivitis.
b. Meningkatkan dan mendorong peran serta masyarakat dalam
pencegahan penyakit Konjungtivitis.

1
c. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit
Konjungtivitis.

C. Sasaran Penyuluhan
Masyarakat di wilayah Puskesmas Bahu.

D. Metode Penyuluhan
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah dengan melakukan
ceramah dan tanya jawab.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Materi Penyuluhan
1. Pengertian
Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva.
Konjungtivitis merupakan penyakit mata tersering yang menyebabkan
keluhan mata merah. Satu dari delapan siswa sekolah dasar memiliki
sebuah episode konjungtivitis setiap tahunnya dan secara umum pada
praktek dokter umum menemukan pasien konjungtivitis setiap
minggunya.1 Konjungtivitis terbagi dalam beberapa klasifikasi
berdasarkan penyebabnya, yaitu konjungtivitis bakteri, konjungtivitis
virus, konjungtiviris klamidia, konjungtivitis alergi.6

2. Gambaran Klinis
Gejala konjungtivitis berdasarkan penyebabnya, antara lain :6
a) Konjungtivitis bakteri
Mempengaruhi kedua belah mata. Mata biasanya akan
terasa berpasir dan rasa tidak nyaman karena debit yang
lengket. Kelopak mata atas dan bawah mungkin akan merekat
di pagi hari atau saat bangun tidur, dan mungkin terdapat
krusta atau debit pada bulu mata.
b) Konjungtivitis virus
Mata memerah dan mungkin terdapat cairan yang encer.
Seringkali kelopak mata membengkak dan bahkan
konjungtiva pada putih mata juga membengkak. Mata
menjadi tidak nyaman, dan mungkin juga terjadi gejala
seperti pilek. Kadang-kadang terjadi pembengkakan kelenjar
getah bening di sekitar telinga atau leher. Konjungtivitis jenis
ini juga dapat menyebar dan mempengaruhi kornea
(keratitis), dan dapat bertahan selama beberapa minggu dan
menyebabkan penglihatan kabur.

3
c) Konjungtivitis klamidia
Satu atau kedua belah mata akan merah dengan debit
yang lengket dan terkadang kelopak mata ikut bengkak.
Kornea mungkin juga akan terpengaruh dalam kondisi ini.
d) Konjungtivitis alergi
Konjungtivitis alergi biasanya berhubungan erat dengan
munculnya rasa gatal pada mata. Mata biasanya sebentar-
sebentar merah. Kondisi ini dapat terjadi dalam waktu-waktu
tertentu dalam satu tahun, misalnya selama musim tertentu
ketika banyak serbuk sari di udara.

3. Etiologi
Umumnya Konjungtivitis yang sering terjadi adalah
konjungtivitis bakterial yang disebabkan oleh mikroorganisme gram
positif yaitu: Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia,
Streptococcus viridians, dan Staphylococcus epidermidis.
Konjungtivitis dapat juga disebabkan oleh mikroorganisme gram
negatif, diantaranya Escherichia coli, Klebsiella pneumonia, Serratia
marcescens, Proteus, Enterobacter, dan Pseudomonas species.2,3
Konjungtivitis virus sering dikaitkan dengan flu biasa.
Kemungkinan disebabkan oleh virus yang disebut dengan
"adenovirus". Jenis konjungtivitis yang satu ini dapat menular dengan
cepat dari orang ke orang dan menyebabkan epidemi konjungtivitis.
Jenis lain konjungtivitis yang disebabkan oleh mikroorganisme yang
disebut Chlamydia trachomatis. Organisme ini juga dapat
mempengaruhi bagian tubuh lain dan dapat menyebabkan infeksi
menular seksual klamidia. Konjungtivitis alergi umum terjadi pada
orang yang memiliki gejala-gejala lain dari penyakit alergi, seperti
demam, asma dan eksim. Konjungtivitis ini sering disebabkan oleh
antigen seperti serbuk sari, tungau, debu atau kosmetik. Sebagian
orang rentan terhadap bahan kimia atau asap rokok, ini dapat

4
menyebabkan iritasi pada konjungtiva yang menimbulkan rasa
ketidaknyamanan, kemerahan dan berair. Untuk mencegahnya,
sedapat mungkin menghindari penyebabnya.6

4. Epidemiologi
Di Negara maju seperti Amerika, insidensi konjungitivitis bakteri
mencapai 135 per 10.000 penderita.4 Sementara itu di Indonesia pada
tahun 2009 dari 135.749 kunjungan ke poli mata, total kasus
konjungtivitis dan gangguan lain pada konjungtiva didapatkan hasil
sebesar 73%. Konjungtivitis juga termasuk dalam 10 besar penyakit
terbesar yang dialami pasien rawat jalan pada tahun 2009.5

5. Patofisiologi
Konjungtiva mengandung epitel skuamosa yang tidak berkeratin
dan substansia propria yang tipis,kaya pembuluh darah. Konjungtiva
juga memiliki kelenjar lakrimal aksesori dan sel goblet.
Konjungtivitis alergika disebabkan oleh respon imun tipe 1 terhadap
alergen. Alergen terikat dengansel mast dan reaksi silang terhadap IgE
terjadi, menyebabkan degranulasi dari sel mast danpermulaan dari
reaksi bertingkat dari peradangan. Hal ini menyebabkan pelepasan
histamin dari selmast, juga mediator lain termasuk triptase, kimase,
heparin, kondroitin sulfat, prostaglandin,tromboksan, dan leukotrien.
histamin dan bradikinin dengan segera menstimulasi
nosiseptor,menyebabkan rasa gatal, peningkatan permeabilitas
vaskuler, vasodilatasi, kemerahan, dan injeksikonjungtiva.
Konjuntivitis infeksi timbul sebagai akibat penurunan daya imun
penjamu dan kontaminasieksternal. Patogen yang infeksius dapat
menginvasi dari tempat yang berdekatan atau dari jaluraliran darah
dan bereplikasi di dalam sel mukosa konjungtiva. Kedua infeksi
bakterial dan viral memulai reaksi bertingkat dari peradangan leukosit
atau limfositik meyebabkan penarikan sel darahmerah atau putih
ke area tersebut. Sel darah putih ini mencapai permukaan konjungtiva

5
dan berakumulasi di sana dengan berpindah secara
mudahnya melewati kapiler yang berdilatasi dantinggi permeabilitas.
Pertahanan tubuh primer terhadap infeksi adalah lapisan epitel
yang menutupi konjungtiva.Rusaknya lapisan ini memudahkan untuk
terjadinya infeksi. Pertahanan sekunder adalah sistemimunologi (tear-
film immunoglobulin dan lisozyme) yang merangsang lakrimasi.
Konjungtiva karena lokasinya terpapar pada banyak mikroorganisme
dan faktor lingkungan lainyang menganggu. Beberapa mekanisme
melindungi permukaan mata dari substansi luar. Padafilm air mata,
unsur berairnya mengencerkan materi infeksi, mukus menangkap
debris dan kerjamemompa dari palpebra secara tetap menghanyutkan
air mata ke duktus air mata dan air matamengandung substansi
antimikroba termasuk lisozim. Adanya agens perusak,
menyebabkancedera pada epitel konjungtiva yang diikuti edema
epitel, kematian sel dan eksfoliasi, hipertrofiepitel atau granuloma.
Mungkin pula terdapat edema pada stroma konjungtiva ( kemosis )
dan hipertrofi lapis limfoid stroma ( pembentukan folikel ). Sel–sel
radang bermigrasi dari stromakonjungtiva melalui epitel ke
permukaan. Sel– sel ini kemudian bergabung dengan fibrin danmukus
dari sel goblet, membentuk eksudat konjungtiva yang menyebabkan
perlengketan tepian palpebra saat bangun tidur.
Adanya peradangan pada konjungtiva ini menyebabkan dilatasi
pembuluh– pembuluh konjungtiva posterior, menyebabkan hiperemi
yang tampak paling nyata pada forniks danmengurang ke arah limbus.
Pada hiperemia konjungtiva ini biasanya didapatkan pembengkakan
dan hipertrofi papila yang sering disertai sensasi benda asing dan
sensasi tergores, panas, ataugatal. Sensasi ini merangsang sekresi air
mata. Transudasi ringan juga timbul dari pembuluh darah yang
hiperemia dan menambah jumlah air mata. Jika klien mengeluh sakit
pada iris atau badan silier berarti kornea terkena.7

6
6. Diagnosis
Dokter biasanya akan mendiagnosa konjungtivitis dari
pemeriksaan mata langsung dan dari riwayat kesehatan Anda.
Terkadang swab diambil dari mata terutama jika pengobatan standar
tidak menunjukkan hasil yang positif. Dalam beberapa kasus
konjungtivitis yang parah atau tidak menanggapi pengobatan,
mungkin penderita perlu dirujuk ke spesialis mata.6

7. Tata Laksana
Penatalaksanaan nonfarmakologi adalah bila konjungtivitis
disebabkan oleh mikroorganisme, pasien harus diajari bagaimana cara
menghindari kontaminasi mata yang sehat atau mata orang lain.
Perawat dapat memberikan intruksi pada pasien untuk tidak
menggosok mata yang sakit dan kemudian menyentuh mata yang
sehat, mencuci tangan setelah setiap kali memegang mata yang sakit,
dan menggunakan kain lap, handuk, dan sapu tangan baru yang
terpisah untuk membersihkan mata yang sakit. Asuhan khusus harus
dilakukan oleh personal asuhan kesehatan guna mengindari
penyebaran konjungtivitis antarpasien. Sedangkan penatalaksanaan
farmakologi, antara lain terapi spesifik terhadap konjungtivitis
bacterial tergantung temuan agen mikrobiologinya, selain itu untuk
menghilangkan sekret dapat dibilas dengan garam fisiologis.7

B. Perencanaan dan Persiapan


Perencanaan
 Tempat Pelaksanaan : Puskesmas Bahu
 Waktu Pelaksanaan : 16 Mei 2017
Persiapan
 Media: Leaflet
 Materi penyuluhan yang akan diberikan sudah disiapkan dan akan
disebarluaskan dalam leaflet yang berisi gambar dan tulisan.

7
C. Evaluasi Keberhasilan Kegiatan
 Masyarakat dapat memahami pengertian Konjungtivitis
 Masyarakat dapat memahami gejala dan tanda Konjungtivitis
 Masyarakat dapat memahami cara pencegahan Konjungtivitis

D. Indikator Keberhasilan Kegiatan


Indikator Input:
 Puskesmas Bahu
 Dokter
 Petugas Kesehatan
Indikator Proses:
 Penyediaan sarana promosi kesehatan sesuai standar (banner, poster,
leaflet, LCD projector)
 Memantau dan mengawasi jalannya kegiatan promosi kesehatan di
wilayahnya.
Indikator Output:
 Perorangan: persentase faktor perilaku berisiko (pola hidup bersih dan
sehat) belum dinilai.

E. Hasil Evaluasi Program


Derajat Keberhasilan:
o Berhasil apabila ada penurunan angka kesakitan Konjungtivitis.
o Belum berhasil jika Konjungtivitis masih banyak terjadi.
Faktor Penunjang:
o Adanya upaya dokter atau petugas kesehatan lain untuk memberikan
informasi melalui penyuluhan.
o Siswa/i mengaplikasikan cara-cara pencegahan penyakit
Faktor Penghambat:
o Pemahaman yang masih kurang akibat ketidakpedulian terhadap
kesehatan.
o Kesadaran diri terhadap perilaku hidup bersih dan sehat.
o Kurangnya dorongan dari keluarga dan lingkungan.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva. Konjungtivitis
merupakan penyakit mata tersering yang menyebabkan keluhan mata
merah.

2. Umumnya Konjungtivitis yang sering terjadi adalah konjungtivitis


bakterial yang disebabkan oleh mikroorganisme gram positif yaitu:
Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia, Streptococcus
viridians, dan Staphylococcus epidermidi.
3. Konjungtivitis juga termasuk dalam 10 besar penyakit terbesar yang
dialami pasien rawat jalan pada tahun 2009.
4. Penatalaksanaan konjungtivitis dapat dilakukan dengan cara
nonfarmakologi dan farmakologi.

B. Rekomendasi
1. Perlu adanya peran masyarakat dan pemerintah untuk menjalankan
program-program yang telah dibuat dalam pengobatan dan pencegahan
Konjungtivitis.
2. Dibutuhkan peran serta petugas kesehatan dalam pencegahan
Konjungtivitis di lingkungan masyarakat dengan melakukan deteksi dini
dan peningkatan pengetahuan kesehatan masyarakat mengenai penyakit
Konjungtivitis melalui penyuluhan dan program-program kesehatan
lainnya.
3. Menjaga perilaku hidup bersih sehat dan menjaga kebersihan lingkungan
sekitar.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Lolowang M, Porotu’o J, Rares F. Pola bakteri aerob penyebab


kongjungtivitis pada penderita rawat jalan di balai kesehatan mata
masyarakat kota manado. Jurna eBM. 2014;2(1).
2. Oliver GF, Wilson GA, Everts RJ. Acute infective conjunctivitis: evidence
review and management advice for New Zealand practitioners. The New
Zealand Medical Journal. 2009;122:69-75 diakses tanggal 23 sep 2013
melalui http://www.nzma.org.nz/journal/122-1298/3688/
3. Shiva F, Zanjani NT, Fard AT et al. A microbiological study of neonatal
conjunctivitis in two hospitals in Teheran Iran. Asian Pasific Journal of
Tropical Disease.2013;3(6): 429-433 diakses tanggal 25 sep 2013 melalui
http://bjo.bmj.com/content/61/9/601.short
4. Smith AF, Waycaster C. Estimate of the direct and indirect annual cost of
bacterial conjunctivitis in the United States. Biomed Central. 2009;1-11
diakses tanggal 25 sep 2013 melalui http://www.biomedcentral.com/1471-
2415/9/13
5. Kemenkes RI, 2010. 10 Besar Penyakit Rawat Jalan Tahun 2009. Profil
Kesehatan Indonesia tahun 2009 diakses tanggal 23 sep 2013 melalui
http://www.depkes.go.id
6. MedKes. Gejala, penyebab, dan pengobatan konjungtivitis (radang mata).
2014 [diakses pada 29 Mei 2017] melalui
http://www.medkes.com/2014/10/gejala-penyebab-pengobatan-
konjungtivitis.html
7. Novitasari L. Konjungtivitis. 2014 [diakses pada 29 Mei 2017] melalui
https://www.academia.edu/6174407/1_-_Konjungtivitis_-_Lusy.

10
Lampiran

Gambar 1. Saat melakukan penyuluhan di puskesmas Bahu

Gambar 2. Saat melakukan penyuluhan di puskesmas Bahu

11

Anda mungkin juga menyukai