Anda di halaman 1dari 35

KATA PENGANTAR

Segala puji atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat
iman, islam, dan ihsan kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang bertemakan mengenai Geolistrik. Shalawat serta salam kepada
suri teladan kita, Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para
pengikutnya hingga akhir zaman.
Makalah ini dibuat sebagai pembelajaran khususnya bagi penulis pribadi
dan umumnya bagi para pembaca. Makalah ini juga dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Geologi Teknik.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan laporan makalah ini banyak
mendapat motivasi dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Drs. H. Wahyu Wibowo, M. T. selaku dosen dosen mata kuliah Geologi
Teknik;
2. Rekan-rekan kelas Teknik Sipil 2018
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian dan
penyampaian dalam makalah ini. Oleh sebab itu penulis sangat membutuhkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat di kalangan pembaca. Semoga Allah SWT juga
mencatat kegiatan ini sebagai bagian dari ibadah. Amin.

Bandung, Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................. 3
1.4 Metode Penulisan ............................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 4
2.1 Pengertian Geolistrik ....................................................................................... 4
2.2 Sejarah Perkembangan Geolistrik ................................................................... 5
2.3 Jenis-jenis Metode Geolistrik.......................................................................... 6
2.4 Konfigurasi Metode Geolistrik ....................................................................... 8
2.5 Pengertian Metode Seismik .......................................................................... 12
2.6 Macam Macam Metode Seismik................................................................... 14
2.7 Prinsip Metode Seismic ................................................................................ 18
2.8 Kelebihan Dan Kekurangan Metode Seismic ............................................... 27
2.9. Cara Kerja Metode Geolistrik ..................................................................... 28
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 29
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 29
3.2 Saran .............................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konfigurasi Wenner...........................................................................10


Gambar 2.2 Konfigurasi Schlumberger.................................................................10
Gambar 2.3. Konfigurasi Dipol Dipol........................................................................11
Gambar 2.4. Metode Seismik.................................................................................13
Gambar 2.5. Seismik Refraksi...........................................................................................15
Gambar 2.6. Seismik Pantul..............................................................................................17
Gambar 2.7. Seismik Refleksi ..........................................................................................18
Gambar 2.8. Prinsip Metode Seismic..........................................................................18
Gambar 2.9 .Arah Gerak Partikel Longitudinal................................................... .20
Gambar 2.10. Arah gerak partikel gelombang transversal ...................................21
Gambar 2.11. Pemantulan dan pembiasan.) ..........................................................22
Gambar 2.12. PrinsipHuygens (Sheriff, 1995) .........................................................24
Gambar 2.13. Prinsip Fermat (Abdullah, 2007) ........................................................25

Gambar 2.14. Konvolusi…..........................................................................................27

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan Metode Seismic......................................................27

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk dapat melakukan analisis-analisis geoteknik (mekanika tanah dan
teknik pondasi) yang benar dan baik, sangat diperlukan data tanah bawah
permukaan yang lengkap. Data-data tersebut ada yang diperoleh langsung dari
survey geoteknik lapangan, ada yang diperoleh dari hasil uji laboratorium
terhadap contoh-contoh tanah yang diambil dari bawah permukaan. Kedalaman di
bawah permukaan tanah dari mana data-data tersebut diperlukan dapat beberapa
meter bahkan puluhan meter di bawah permukaan tanah, sehingga dengan
demikian diperlukan survey lapangan yang mampu mendeteksi bahkan
mengambil contoh-contoh tanah, dan melakukan pengetesan di/dari kedalaman
tersebut di atas. Survey lapangan tersebut salah satunya yaitu dengan metode
seismic dan metode geolistrik,
Dalam pembangunan bangunan Teknik Sipil, seorang ahli geologi harus
dapat memberikan analisa geologi mengenai suatu tempat. Hal ini sangat penting,
mengingat bangunan yang akan dibangun pada suatu daerah harus
memperhitungkan faktor daya dukung tanah, ataupun aspek geologis lainnya
(daerah gempa, daerah patahan, dan sebagainya). Secara umum seorang ahli
geologi dalam suatu proyek Teknik Sipil hendaknya dapat menerangkan dengan
tepat “situasi teknik geologis” dan dapat menentukan sejauh mana bawah-tanah
(underground) akan bereaksi terhadap suatu bangunan.
Listrik merupakan suatu muatan yang terdiri dari muatan positif dan
muatan negatif, dimana benda akan dikatakan memeliki energi listrik apabila
mempunyai perbedaan jumlah muatan. Listrik dapat merambat melalui benda
yang disebut konduktor. Salah satu contohnya adalah melalui air.
Tanah dapat mengalirkan listrik melalui batuan-batuan dan sangat
dipengaruhi oleh adanya air tanah dan garam yang terkandung di dalam batuan
serta hadirnya mineral logam maupun panas yang tinggi. Untuk mempelajari
aliran listrik di tanah dan mendeteksinya di permukaan bumi maka dibentuklah
metode geolistrik. Dalam hal ini yang diukur yaitu dalam pengukuran potensial,

1
2

arus dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat
injeksi arus kedalaman bumi.
Ada beberapa macam metode geolistrik antara lain: metode potensial diri,
arus telluric, magnetoteluric, elektromagnetik, IP (Induced polarization),
resistivitas (tahanan jenis) dan sebagainya.Metode geolistrik ini digunakan untuk
memperkirakan sifat kelistrikan medium atau formasi bantuan bawah permukaan,
terutama kemampuannya untuk menghantarkan atau menghambat listrik. Dengan
adanya metode ini kita dapat memperkirakan sifat kelistrikan bantuan bawah
permukaan tanah. Untuk dapat menerapkan metode geolistrik dengan sempurna,
maka kita harus dapat mengetahui tata cara penggunaan metode geolistrik.
Penggunan metode geolistrik ini dengan menginjeksikan arus listrik di bawah
permukaan tanah melalui dua buah elektroda arus listrik.Dengan kita mengetahui
metode-metode geolistrik ini, maka kita sebagai mahasiswa geografi dapat
mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari untuk mengetahui adanya karakteristik
lapisan batuan bawah permukaan sehingga dapat mengetahui kemungkinan
adanya lapisan akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk memudahkan dalam pembuatan makalah ini, maka penulis
merumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan metode geolistrik?
2. Bagaimana sejarah awal perkembangan geolistrik?
3. Apa saja jenis-jenis metode geolistrik?
4. Bagaimana konfigurasi geolistrik?
5. Apa kelebihan dan kekurangan konfigurasi Wenner dan Schlumberger?
6. Apa yang dimaksud dengan metode Seismik?
7. Bagaimana prinsip metode seismik?
8. Apa kelebihan dan kekurangan metode seismik?
3

1.3 Tujuan Penulisan


Berikut ini adalah tujuan penulisan makalah ini :
1. Menjelaskan pengertian metode geolistrik
2. Menjelaskan sejarah awal perkembangan geolistrik
3. Menjelaskan jenis-jenis metode geolistrik
4. Menjelaskan konfigurasi geolistrik
5. Menjelaskan kelebihan dan kekurangn konfigurasi Wenner dan Schlumberger
6.Menjelaskan yang dimaksud dengan metode Seismik?
7. Menjelaskan prinsip metode seismik?
8. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan metode seismik?

1.4 Metode Penulisan


Metode penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Metode studi pustaka
Dengan metode ini kami merncari segala informasi memgenai
materi dan perubahan serta aplikasinya dalam berbagai macam referensi
2. Metode Studi Literatur
Penulis menghimpun beberapa sumber dan data yang berhubungan
dengan topik yang diangkat dalam penulisannya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Geolistrik


Metode geofisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan
penggunaan pengukuran fisik pada atau dia atas permukaan. Dari sisi lain geofisika
mempelajari semua isis bumi baik yang terlihat maupun tidak terlihat langsung oleh
pengukuran sifat fisik dengan penyesuaian yang pada umumnya pada permuakaan .
Metode geofisik ini dapat mencakup area yang luas secara cepat dan relatif murah.
Metoda ini tepat sekali digunakan untuk memilih lokasi yang tepat sebuah bendungan,
terowongan, jalan raya, dan bangunan-bangunan besar lainnya. Dapat juga digunakan
untuk menentukan lokasi deposit material bangunan seperti kerikil atau batu. Metode
geofisik ada 2 macam yaitu metode seismik dan metode geolistrik.
Geolistrik adalah suatu metoda eksplorasi geofisika untuk menyelidiki keadaan
bawah permukaan dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan. Sifat-sifat
kelistrikan tersebut adalah, antara lain. tahanan jenis (specific resistivity, conductivity,
dielectrical constant, kemampuan menimbulkan self potential dan medan induksi serta
sifat menyimpan potensial dan lain-lain.
Metoda geolistrik menempati tempat yang unik pada klasifikasi geolistrik.
Metoda-metoda ekpslorasi geolistrik sangat beragam, ada metoda yang dapat dimasukkan
dalam kategori dinamis, akan tetapi ada juga yang dapat dimasukkan kedalam kategori
statis. Salah satu keunikan lain dari metoda geolistrik adalah terpecah-pecaah menjadi
bermacam-macam mazhab (aliran atau school) yang berbeda satu dengan yang lain.
Pendugaan geolistrik dilakukan dengan menghantarkan arus listrik (beda I)buatan
kedalam tanah melalui batang elektroda arus , kemudian mengukur beda potensial (beda
V) pada elektroda lain. Hasil pencatatan akan dapat mengetahui tahanan jenis bahan yang
dilalui oleh arus listrik dapat diketahui dengan Hukum Ohm yaitu :

R = V/I…………..(1),
Dimana:
R = tahanan (ohm/mohm),
V= beda potensial listrik (volt/mvolt)
I = beda arus listrik dalam amper/mampe).

4
5

Dengan memanfaatkan nilai tahanan jenis ini maka aplikasi metoda geolistrik
telah digunakan pada berbagai bidang ilmu yaitu :

1. Regional Geology untuk mengetahui struktur, stratigrafi dan sedimentasi.


2. Hidrogeologi/Geohidrologi untuk mengetahui muka air tanah, akuifer, stratigrafi
, intrusi air laut.
3. Geologi Teknik untuk mengetahui struktur, startigrafi, permeabilitas dan porositas
batuan, batuan dasar , pondasi , kontruksi bangunan teknis.
4. Pertambangan untuk mengetahui endapan plaser, stratigrafi, struktur, penyebaran
endapan mineral.
5. Archeology untuk mengetahui dasar candi, candi terpendam, tanah galian lama.
6. Panas bumi (geothermal) mengetahui kedalaman, penyebaran, low resistivity
daerah panas bumi.
7. Minyak untuk mengetahui struktur, minyak, air dan kontak air dan minyak serta
porositas , water content (well logging geophysic).

2.2 Sejarah Perkembangan Geolistrik


Sejarah perkembangan eksplorasi geolistrik merupakan perkembangan yang
paling unik dari seluruh geofisika eksplorasi. Unik karena dalam perkembangannya
metoda ini terbagi-bagi dalam beberapa mazhab (school), padahal sumber dasar teori
sama. Perbedaan tersebut terletak pada :
a. Tata cara kerja (konfigurasi elektroda, interpretasi).
b. Alat yang digunakan, sebetulnya tiap alat dapat digunakan untuk mazhab apapun,
akan tetapi perbedaan konfigurasi elektroda yang dipakai mempengaruhi daya
penetrasi alat.
c. Data prossessing.
Penggunaan sifat-sifat kelistrikan untuk maksud eksplorasi sudah dikenal
peradaban manusia lebih dari dua abad yang lalu. Pelopor yang mula-mula memakai cara
geofisika untuk maksud eksplorasi adalah :
 Gray dan Wheeler thn. 1720, melakukan pengukuran terhadap batuan dan
mecoba membakukan tebal konduktivitas batuan.
 Watson thn 1746, menemukan, bahwa tanah merupakan konduktor dimana
potensial yang diamati pada titik-titik diantara dua elektroda arus yang
6

dipotong sejarak 2 mil, bervarisai akibat adanya perbedaan kondisi geologi


setempat.
 Robert W. Fox thn. (1789 – 1877), dapat disebut sebagai Bapak Metoda
Geolistrik karena beliau yang pertama kali mempelajai hubungan sifat-
sifat listrik dengan keadaan geologi, temperatur, terrestrial electric dan
geothermal. Fox mempelajari sifat-sifat kelistrikan tersebut di tambang-
tambang Corn wall, Inggris.
 Perkembangan dilanjutkan secara bertahap : thn.1871 oleh W.Skey, thn.
1847 oleh Charles Matteucci., thn. 1882 oleh Cart Barus, thn. 1891 oleh
Brown, thn. 1897 oleh Bernfield, thn 1912 oleh Gottchalk, thn. 1914 oleh
R.C. Wells dan George Ottis.
 Perkembangan agak berbeda setelah Conrad Schlumberger dan R.C. Well
dimana geolistrik berkembang di dua benua, dengan cara dan sejarah yang
berbeda. Akan tetapi di ujung perkembangan tersebut kedua mazhab ini
bertemu lagi, terutama dalam menggunakan konsep matematika yang
sama yang diterapkan pada teori interpretasi masing-masing.
Perkembangan peralatan dimulai dari peralatan geolistrik di dalam truk sampai
pada alat geolistrik sebesar tas kecantikan.
Perkembangan pengolahan data nilai tahanan jenis pada abad ke 20 yaitu dengan
dibuatnya kurva baku dan kurva tambahan oleh Orellana E. dan Mooney H.M.,1966,
Bhattacharya P.K. dan Patra H.P., 1968, Rijkkswaterstaat, The Netherland, 1975, Zohdy,
A.A.R.,1975.
Perkembangan dalam penafsiran lengkungan tahanan jenis dengan pembuatan
perangkat lunak dari melakukan “matching curve” sampai perangkat lunak VESPC,
RESINT 53, GRIVEL, RESIX dan IP2Win.

2.3 Jenis-jenis Metode Geolistrik


Berikut ini adalah jenis-jenis metode geolistrik :
1. Metode Geolistrik Tahanan Jenis ( Resistivity Methode )
Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis adalah salah satu dari kelompok
metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan bawah permukaan dengan
cara mempelajari sifat aliran listrik di dalam batuan di bawah permukaan bumi. Metode
resistivitas umumnya digunakan untuk eksplorasi dangkal, sekitar 300 – 500 m. Prinsip
7

dalam metode ini yaitu arus listrik diinjeksikan ke alam bumi melalui dua elektrode arus,
sedangkan beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektrode potensial. Dari hasil
pengukuran arus dan beda potensial listrik dapat diperoleh variasi harga resistivitas listrik
pada lapisan di bawah titik ukur.
Metode kelistrikan resistivitas dilakukan dengan cara menginjeksikan arus listrik
dengan frekuensi rendah ke permukaan bumi yang kemudian diukur beda potensial
diantara dua buah elektrode potensial. Pada keadaan tertentu, pengukuran bawah
permukaan dengan arus yang tetap akan diperoleh suatu variasi beda tegangan yang
berakibat akan terdapat variasi resistansi yang akan membawa suatu informasi tentang
struktur dan material yang dilewatinya. Prinsip ini sama halnya dengan menganggap
bahwa material bumi memiliki sifat resistif atau seperti perilaku resistor, dimana
material-materialnya memiliki derajat yang berbeda dalam menghantarkan arus listrik.

2. Metode Geolistrik Polarisasi Terimbas ( IP/ Induce Polarization Methode )


Pada prinsipnya dilakukan dengan cara memutuskan arus listrik yang di
injeksikan ke dalam permungkaan bumi. Selanjutnya tampak bahwa beda potensial antara
kedua elektroda tidak lansung menunjukan angka nol saat arus tersebut di putuskan. turun
secara perlahan lahan dalam selang waktu tertentu. Sebaliknya apabila arus dihidupkan
maka beda potensial akan kembali pada posisi semula dalam waktu yang sama.
Gelaja polarisai terimbas dalam batuan termineralisasikan terutama ditentukan
reaksi Elektrokimia pada bidang batas antar mineral2 logam dan larutan dalam batuan.
gejala Ip dapat dilakukan dengan mengalirkan arus terkontrol melalui bahan yangakan
diselidiki.
Pengukuran respon IP dapat dilakukan dengan cara :
a. Pengukuran domain waktu
Pengukuran polarisasi terimbas dengan domain waktu yaitu dengan cara
mengalirkan pulsa arus listrik bebrbentuk persegi panjang kedalam tanah. untuk
mengukur derajar terpolarisasi suatu bahan pada suatu waktu di definisikan chargeability.
b. Pengukuran domain frekuensi
Untuk mempolarisasika suatu bahan dengan arus listrik imbas ke sutau tingkat
tertentu dibutuhkan waktu tertentu tergantung jenis bahannya. Karena frekunsi
berbanding terbalik dengan waktu. maka perbedaan respon tegangan dengan pemberian
8

arus listrik dengan frekuensi yang berbeda juga mencerminkan sifat polarisasi suatu
bahan tertentu.ini merupakan dasar dalam pengukuran frekuensi (sumner, 1976).
c. Metode Geolistrik Potensial Diri ( SP/ Self Potential Methode )
Metode Self potential (SP) adalah metode pasif, karena pengukurannya dilakukan
tanpa menginjeksikan arus listrik lewat permukaan tanah, perbedaan potensial alami
tanah diukur melalui dua titik dipermukaan tanah. Potensial yang dapat diukur berkisar
antar beberapa millivolt (mV) hingga 1 volt.
Self potensial adalah potensial spontan yang ada di permukaan bumi yang
diakibatkan oleh adanya proses mekanis ataupun oleh proses elektrokimia yang di kontrol
oleh air tanah. Proses mekanis akan menghasilkan potensial elektrokinetik sedangkan
proses kimia akan menimbulkan potensial elektrokimia (potensial liquid-junction,
potensial nernst) dan potensial mineralisasi.
Komponen rekaman data potensial diri yang diperoleh dari lapangan merupakan
gabungan dari tiga komponen dengan panjang gelombang yang berbeda, yaitu efek
topografi (TE) ), SP noise (SPN ) dan SP sisa (SPR). Metode potensial diri (SP)
merupakan salah satu metode geofisika yang prinsip kerjanya adalah mengukur tegangan
statis alam (static naturalvoltage) yang berada di kelompok titik titik di permukaan tanah.
Potensial diri umumnya berhubungan dengan perlapisan tubuh mineral sulfide
(weathering of sulphide mineral body), perubahan dalam sifat-sifat batuan (kandungan
mineral) pada daerah kontak - kontak geologi, aktifitas bioelektrik dari material organik,
korosi, perbedaan suhu dan tekanan dalam fluida di bawah permukaan dan fenomena-
fenomena alam lainnya.
Prinsip dasar dari metode potensial diri adalah pengukuran tegangan statis alam
(Static Natural Voltage) pada permukaan tanah. Orang yang pertama kali menggunakan
metode ini adalah untuk menentukan daerah yang mengandung mineral logam.

2.4 Konfigurasi Metode Geolistrik

Metoda geolistrik terdiri dari beberapa konfigurasi, misalnya yang ke 4 buah


elektrodanya terletak dalam satu garis lurus dengan posisi elektroda AB dan MN yang
simetris terhadap titik pusat pada kedua sisi yaitu konfigurasi Wenner dan Schlumberger.
Setiap konfigurasi mempunyai metoda perhitungan tersendiri untuk mengetahui nilai
ketebalan dan tahanan jenis batuan di bawah permukaan. Metoda geolistrik konfigurasi
9

Schlumberger merupakan metoda favorit yang banyak digunakan untuk mengetahui


karakteristik lapisan batuan bawah permukaan dengan biaya survei yang relatif murah.

Umumnya lapisan batuan tidak mempunyai sifat homogen sempurna, seperti yang
dipersyaratkan pada pengukuran geolistrik. Untuk posisi lapisan batuan yang terletak
dekat dengan permukaan tanah akan sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran
tegangan dan ini akan membuat data geolistrik menjadi menyimpang dari nilai
sebenarnya. Yang dapat mempengaruhi homogenitas lapisan batuan adalah fragmen
batuan lain yang menyisip pada lapisan, faktor ketidakseragaman dari pelapukan batuan
induk, material yang terkandung pada jalan, genangan air setempat, perpipaan dari bahan
logam yang bisa menghantar arus listrik, pagar kawat yang terhubung ke tanah dsbnya.
‘Spontaneous Potential’ yaitu tegangan listrik alami yang umumnya terdapat pada
lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang secara kimiawi
menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari lapisan batuan yang berbeda
juga akan menyebabkan ketidak-homogenan lapisan batuan. Perbedaan tegangan listrik
ini umumnya relatif kecil, tetapi bila digunakan konfigurasi Schlumberger dengan jarak
elektroda AB yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek, maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran tegangan listrik
pada elektroda MN, sehingga data yang terukur menjadi kurang benar.
Untuk mengatasi adanya tegangan listrik alami ini hendaknya sebelum dilakukan
pengaliran arus listrik, multimeter diset pada tegangan listrik alami tersebut dan
kedudukan awal dari multimeter dibuat menjadi nol. Dengan demikian alat ukur
multimeter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar diakibatkan oleh
pengiriman arus pada elektroda AB. Multimeter yang mempunyai fasilitas seperti ini
hanya terdapat pada multimeter dengan akurasi tinggi.

a. Konfigurasi Wenner

Pengukuran ini dilakukan dengan cara meletakkan titik titik elektroda dengan
beda jarak satu sama lain yang sama. Elektroda yang bersebelahan akan berjarak sama
(AM = MN = NB = a). Keunggulan dari konfigurasi Wenner ini adalah ketelitian
pembacaan tegangan pada elektroda MN lebih baik dengan angka yang relatif besar
karena elektroda MN yang relatif dekat dengan elektroda AB. Disini bisa digunakan alat
ukur multimeter dengan impedansi yang relatif lebih kecil.
10

Sedangkan kelemahannya adalah tidak bisa mendeteksi homogenitas batuan di


dekat permukaan yang bisa berpengaruh terhadap hasil perhitungan. Data yang didapat
dari cara konfigurasi Wenner, sangat sulit untuk menghilangkan factor non homogenitas
batuan, sehingga hasil perhitungan menjadi kurang akurat.

Gambar 2.1 Konfigurasi Wenner

b. Konfigurasi Schlumberger

Pada konfigurasi Schlumberger idealnya jarak MN dibuat sekecil-kecilnya,


sehingga jarak MN secara teoritis tidak berubah. Tetapi karena keterbatasan kepekaan
alat ukur, maka ketika jarak AB sudah relatif besar maka jarak MN hendaknya dirubah.
Perubahan jarak MN hendaknya tidak lebih besar dari 1/5 jarak AB.

Gambar 2.2 Konfigurasi Schlumberger

Kelemahan dari konfigurasi Schlumberger ini adalah pembacaan tegangan pada


elektroda MN adalah lebih kecil terutama ketika jarak AB yang relatif jauh, sehingga
diperlukan alat ukur multimeter yang mempunyai karakteristik ‘high impedance’ dengan
akurasi tinggi yaitu yang bisa mendisplay tegangan minimal 4 digit atau 2 digit di
belakang koma. Atau dengan cara lain diperlukan peralatan pengirim arus yang
mempunyai tegangan listrik DC yang sangat tinggi.

Agar pembacaan tegangan pada elektroda MN bisa dipercaya, maka ketika jarak
AB relatif besar hendaknya jarak elektroda MN juga diperbesar. Pertimbangan perubahan
11

jarak elektroda MN terhadap jarak elektroda AB yaitu ketika pembacaan tegangan listrik
pada multimeter sudah demikian kecil, misalnya 1.0 milliVolt.
Umumnya perubahan jarak MN bisa dilakukan bila telah tercapai perbandingan
antara jarak MN berbanding jarak AB = 1 : 20. Perbandingan yang lebih kecil misalnya 1
: 50 bisa dilakukan bila mempunyai alat utama pengirim arus yang mempunyai keluaran
tegangan listrik DC sangat besar, katakanlah 1000 Volt atau lebih, sehingga beda
tegangan yang terukur pada elektroda MN tidak lebih kecil dari 1.0 milivolt.
c. Konfigurasi Dipole-Dipole

Selain konfigurasi Wenner dan Schlumberger, konfigurasi yang dapat digunakan


adalah Pole-pole, Pole-dipole dan Dipole-dipole. Pada konfigurasi Pole-pole, hanya
digunakan satu elektrode untuk arus dan satu elektrode untuk potensial. Sedangkan
elektrode yang lain ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20
kali spasi terpanjang C1-P1 terhadap lintasan pengukuran. Sedangkan untuk konfigurasi
Pole-dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial. Untuk elektrode
arus C2 ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi
terpanjang C1-P1. Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang mungkin
digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole.

Gambar 2.3. Konfigurasi Dipol Dipol

Pada konfigurasi Dipole-dipole, dua elektrode arus dan dua elektrode potensial
ditempatkan terpisah dengan jarak na, sedangkan spasi masing-masing elektrode a.
Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu penampang
dengan elektrode arus tetap, kemudian pemindahan elektrode arus pada spasi n
12
2
berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial sepanjang lintasan seterusnya
hingga pengukuran elektrode arus pada titik terakhir di lintasan itu.

2.5. Pengertian Metode Seisimik


Metode seismik adalah salah satu metode eksplorasi yang didasarkan pada
pengukuran respon gelombang seismik (suara) yang dimasukkan ke dalam tanah dan
kemudian direleksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah atau batas-
batas batuan. Sumber seismik umumnya adalah palu godam (sledgehammer) yang
dihantamkan pada pelat besi di atas tanah, benda bermassa besar yang dijatuhkan atau
ledakan dinamit. Respons yang tertangkap dari tanah diukur dengan sensor yang disebut
geofon, yang mengukur pergerakan bumi.
Dalam metode ini, pada suatu titik yang direncanakan akan dibuat sebuah
ledakan, atau palu yang besar dipukulkan pada permukaan tanah dan waktu yang
diperlukan untuk gelombang akibat ledakan atau pukulan tadi mencapai beberapa
Geophone yang ditempatkan pada jarak-jarak yang berbeda-beda kemudian diukur. Sifat
elastis lapisan-lapisan tanah yang berbeda adalah berbeda pula dan atas dasar refraksi dan
refleksi gelombang melalui lapisan yang berbeda-beda sifat elastisitasnya ini akan dapat
dibuat profil lapisan-lapisan tanah di bawah permukaan.

Salah satu metode geofisika yang sering digunakan terutama dalam perminyakan
yaitu metode seismik. Metode ini memanfaatkan penjalaran gelombang seismik ke dalam
permukaan bumi untuk mengetahui kondisi bawah permukaan bumi. Metode seismik
dapat mengidentifikasi kondisi bawah permukaan bumi secara luas sehingga metode ini
sangat efesien dan efektif dibandingan dengan metode yang lainya seperti metode
pengeboran.
Metode seismik terbagi menjadi dua macam yaitu seismik refleksi (pantul) dan
seismik refraksi (bias) namun untuk eksplorasi minyak dan gas metose seismik yang
sering digunakan seismik refleksi karena dapat mengetahui kondisi permukaan hingga
dalam. Metode ini memiliki tiga tahapan yaitu : akuisisi, pengolahan data dan
interpretasi, ketiga tahapan tersebut sangat penting dalam menerapkan metode seismik
dan saling berhubungan. Akuisisi merupakan tahap awal pengambilan data di lapangan,
data yang diperoleh dari lapangan berupa field tape akan melalui beberapa proses seperti
filtering, dekonvolusi, koreksi statik analisa kecepatan sehingga menghasilkan
penampang seismik yang baik.
13

Gambar 2.4. Metode Seismik

Menurut Para Ahli, Pengertian Metode Seismik yaitu sebagai berikut :

1. Menurut Telford (1976), dasar teknik seismik dapat digambarkan sebagai


suatu sumber gelombang yang dibangkitkan di permukaan bumi. Karena material
bumi bersifat elastis, maka gelombang seismik yang terjadi akan dijalarkan ke
dalam bumi dalam berbagai arah. Pada bidang batas antar lapisan, gelombang ini
sebagian dipantulkan dan sebagian dibiaskan untuk diteruskan ke permukaan
bumi.
2. Pada dasarnya, seismik mempunyai system kerja yang sederhana, yaitu
memancarkan gelombang dari sumber yang di pancarkan ke target dari seismic
dan diterima oleh geophone (hydrophone jika dalam air) sebagai receiver. Sumber
seismik dapat berasal dari sledge hammer, ledakan dinamit, airgun, watergun dan
lain sebagainya.
3. Respon bumi sebagai bidang pemantul atau pembias akan ditangkap oleh
penerima yang telah disusun berdasarkan geometrinya di permukaan. Dari hasil
respon ini akan didapatkan data waktu gelombang seismic yang melewati bahkan
menembus medium bumi dan kembali lagi ke permukaan dan dicatat segai two-
way time (Aditya, 2005).

Metoda seismik didasarkan pada prinsip perambatan gelombang yang mengikuti Hukum
Snellius, Hukum Fermat, dan Hukum Huygen.

1. Hukum Snelius

Ketika gelombang seismik melalui lapisan batuan dengan impedansi akustik


yang berbeda dari lapisan batuan yang dilalui sebelumnya, maka gelombang akan
14

terbagi. Gelombang tersebut sebagian terefleksikan kembali ke permukaan dan


sebagian diteruskan merambat dibawah permukaan.
Apabila sinar datang dari medium optis kurang rapat ke medium optis lebih rapat,
maka sinar tersebut akan dibiaskan cenderung mendekati garis normal, jadi sudut
datang akan lebih besar dari sudut bias dan sebaliknya apabila sinar datang dari
medium optis lebih rapat ke medium optis kurang rapat, maka sinar akan dibiaskan
cenderung menjauhi garis normal, sehingga sudut datang akan lebih kecil dari sudut
bias.
2. Hukum Fermat

Menurut Fermat, besarnya sudut pantul akan sama dengan besarnya sudut
datangnya cahaya. Gelombang menjalar dari satu titik ke titik lain melalui jalan
tersingkat waktu penjalarannya. Dengan demikian jika gelombang melewati sebuah
medium yang memiliki variasi kecepatan gelombang seismik, maka gelombang
tersebut akan cenderung melalui zona-zona kecepatan tinggi dan menghindari zona-
zona kecepatan rendah (Jamady, 2011)

3. Hukum Huygen

Prinsip Huygen menyatakan bahwa setiap titik pada muka gelombang merupakan
sumber bagi gelombang baru.Posisi dari muka gelombang dalam dapat seketika
ditemukan dengan membentuk garis singgung permukaan untuk semua wavelet
sekunder. Prinsip Huygens mengungkapkan sebuah mekanisme dimana sebuah pulsa
seismik akan kehilangan energi seiring dengan bertambahnya kedalaman (Asparini,
2011).

2.6. Macam Macam Metode Seismik

1. Seismik Refraksi
Metode seismik refraksi merupakan salah satu metode geofisika untuk
mengetahui penampang struktur bawah permukaan, merupakan salah satu metode
untuk memberikan tambahan informasi yang diharapkan dapat menunjang penelitian
lainnya. Metode ini mencoba menentukan kecepatan gelombang seismik yang
menjalar di bawah permukaan. Metode seismik refraksi didasarkan pada sifat
penjalaran gelombang yang mengalami refraksi dengan sudut kritis tertentu yaitu bila
15

dalam perambatannya, gelombang tersebut melalui bidang batas yang memisahkan


suatu lapisan dengan lapisan yang di bawahnya yang mempunyai kecepatan
gelombang lebih besar. Parameter yang diamati adalah karakteristik waktu tiba
gelombang pada masing-masing geophone.

Gambar 2.5. Seismik Refraksi

Seperti namanya yaitu seismik refraksi yang berarti bias. Jadi etoda seismik
refraksi adalah mengukur gelombang datang yang dibiaskan sepanjang formasi geologi di
bawah permukaan tanah. Seismik Refraksi digunakan berdasarkan waktu jalar dari
getaran medium/tanah yang dibangkitkan oleh sebuah sumber pada jarak yang
bervariasi.Data yang direkam terdiri dari deretan data fungsi waktu dan
kedalaman.kemudian data tersebu di interpretasi untuk menentukan kedalaman bidang
batas di bawah permukaan dan kecepatan penjalaran gelombang masing-masing lapisan.
Peristiwa refraksi umumnya terjadi pada muka air tanah dan bagian paling atas formasi
bantalan batuan cadas.Grafik waktu datang gelombang pertama seismik pada masing-
masing geofon memberikan informasi mengenai kedalaman dan lokasi dari horizon-
horizon geologi ini.Informasi ini kemudian digambarkan dalam suatu penampang silang
untuk menunjukkan kedalaman dari muka air tanah dan lapisan pertama dari bantalan
batuan cadas.
Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh gelombang
untuk menjalar pada batuan dari posisi sumber seismik (seismic source) menuju penerima
(receiver) pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah
usikan pertama (first break) diabaikan, sehingga data yang dibutuhkan hanya data first
16

break saja. Gelombang yang datang setelah first break diabaikan karena gelombang
seismik refraksi merambat paling cepat dibandingkan dengan gelombang lainnya kecuali
pada jarak offset yang relatif dekat sehingga yang dibutuhkan adalah waktu pertama kali
gelombang diterima oleh setiapgeophone.
Kaitannya dengan prinsip-prinsip dalam metode seismik, Metode seismik refraksi
menerapkan waktu tiba pertama gelombangdalam perhitungannya. Gelombang P
memiliki kecepatan lebih besar dibandingkan dengan kecepatan gelombang S sehingga
waktu datang gelombang P yang digunakan dalam perhitungan. Gelombang seismik
refraksi yang dapat terekam oleh receiver pada permukaan bumi hanyalah gelombang
seismik refraksi yang merambat pada batas antar lapisan batuan. Hal ini terjadi jika sudut
datang merupakan sudut kritis atau ketika sudut bias tegak lurus dengan garis normal (r =
900 sehingga sin r = 1). Dan hal ini sesuai dengan asumsi diawal bahwa kecepatan
lapisan dibawah interfacelebih besar dibandingkan dengan kecepatan di atas interface.

2. Seismik Refleksi

Sedangkan dalam seismik refleksi, analisis dikonsentrasikan pada energi yang


diterima setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah
gelombang-gelombang yang terpantulkan dari semua interface antar lapisan di bawah
permukaan. Analisis yang dipergunakan dapat disamakan dengan ‘echo sounding’ pada
teknologi bawah air, kapal, dan sistem radar. Informasi tentang medium juga dapat
diekstrak dari bentuk dan amplitudo gelombang refleksi yang direkam.Struktur bawah
permukaan dapat cukup kompleks, tetapi analisis yang dilakukan masih sama dengan
seismik refraksi, yaitu analisis berdasar kontras parameter elastisitas medium.
17

Gambar 2.6. Seismik Pantul

Metode seismik refleksi mengukur waktu yang diperlukan suatu impuls suara
untuk melaju dari sumber suara, terpantul oleh batas-batas formasi geologi, dan kembali
ke permukaan tanah pada suatu geophone. Analisis yang dipergunakan dapat disamakan
dengan echo sounding pada teknologi bawah air, kapal, dan sisitem radar. Informasi
tentang medium juga dapat diekstrak dari benuk dan amplitudo gelombang pantul yang
direkam.Metode seismik refleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan Explorasi
perminyakan, penetuan sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah.
Seismic refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang datang dari batas-batas
formasi geologi. Gelombang pantul ini dapat dibagi atas beberapa jenis gelombang.
Biasanya metode seismik refleksi ini dipadukan dengan metode geofisika lainnya,
misalnya metode grafitasi, magnetik, dan lain-lain. Namun metode seismik refleksi
adalah yang paling mudah memberikan informasi paling akurat terhadap gambaran atau
model geologi bawah permukaan dikarenakan data-data yang diperoleh lebih akurat.
Pada umumnya metode seismik refleksi terbagi atas tiga tahapan utama, yaitu:

1. Pengumpulan data seismik (akuisisi data seismik): semua kegiatan yang berkaitan
dengan pengumpulan data sejak survey pendahuluan dengan survey detail.
2. Pengolahan data seismik (processing data seismik): kegiatan untuk mengolah data
rekaman di lapangan (raw data) dan diubah ke bentuk penampang seismik
migrasi.
3. Interpretasi data seismik: kegiatan yang dimulai dengan penelusuran horison,
pembacaan waktu, dan plotting pada penampang seismik yang hasilnya disajikan
18

atau dipetakan pada peta dasar yang berguna untuk mengetahui struktur atau
model geologi bawah permukaan.

Gambar 2.7. Seismik Refleksi

Seismik refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang datang dari batas-
batas formasi geologi. Gelombang pantul ini dapat dibagi atas beberapa jenis
gelombang yakni: Gelombang-P, Gelombang-S, Gelombang Stoneley, dan
Gelombang Love.

2.7. Prinsip Metode Seismic

Gambar 2.8. Prinsip Metode Seismic

Metode seismik merupakan metode geofisika yang sering digunakan dalam


mencitrakan kondisi bawah permukaan bumi, terutama dalam tahap eksplorasi
hidrokarbon dengan menggunakan prinsip perambatan gelombang mekanik. Prinsip
19

metode seismik yaitu pada tempat atau tanah yang akan diteliti dipasang geophone yang
berfungsi sebagai penerima getaran. Sumber getar antara lain bisa ditimbulkan oleh
ledakan dinamit atau suatu pemberat yang dijatuhkan ke tanah (Weight Drop).
Gelombang yang dihasilkan menyebar ke segala arah.
Ada yang menjalar di udara, merambat di permukaan tanah, dipantulkan lapisan
tanah dan sebagian juga ada yang dibiaskan, kemudian diteruskan ke geophone-
geophone.
Gelombang seismik berdasarkan tempat penjalarannya terdiri dari dua tipe yaitu
(Ibrahim dan Subardjo, 2005) :
1. Gelombang badan (body wave) yang merupakan gelombang yang menjalar

melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free wave karena dapat menjalar

ke segala arah di dalam bumi. Gelombang badan terdiri atas gelombang

longitudinal (compressional wave) dan gelombang tranversal (shearwave).

2. Gelombang permukaan (surface waves) yang merupakan gelombang elastik

yang menjalar sepanjang permukaan. Karena gelombang ini terikat harus

menjalar melalui suatu lapisan atau permukaan. Gelombang permukaan terdiri

dari gelombang Rayleigh, gelombang Love, dan gelombangStonely.

Dalam hubungannya dengan seismik eksplorasi, terdapat dua jenis gelombang

yang digolongkan berdasarkan cara bergetarnya yaitu:

1. Gelombang longitudinal atau gelombang primer merupakan gelombang

yang arah getar (osilasi) partikel-partikel mediumnya searah dengan arah

perambatannya Gelombang ini disebut juga sebagai gelombang

kompresi (compressional wave) karena terbentuk dari osilasi tekanan yang

menjalar dari satu tempat ke tempat yanglain.

2. Gelombang longitudinal atau gelombang primer merupakan gelombang yang

arah getar (osilasi) partikel-partikel mediumnya searah dengan arah

perambatannya Gelombang ini disebut juga sebagai gelombang


20

kompresi (compressional wave) karena terbentuk dari osilasi tekanan yang

menjalar dari satu tempat ke tempat yang lain.

Gelombang seismik berdasarkan tempat penjalarannya terdiri dari dua tipe yaitu (Ibrahim

dan Subardjo, 2005) :

1. Gelombang badan (body wave) yang merupakan gelombang yang menjalar

melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free wave karena dapat menjalar

ke segala arah di dalam bumi. Gelombang badan terdiri atas gelombang

longitudinal (compressional wave) dan gelombang tranversal (shearwave).

2. Gelombang permukaan (surface waves) yang merupakan gelombang elastik

yang menjalar sepanjang permukaan. Karena gelombang ini terikat harus

menjalar melalui suatu lapisan atau permukaan. Gelombang permukaan terdiri

dari gelombang Rayleigh, gelombang Love, dan gelombang Stonely.

Gambar 2.9 .Arah gerak partikel dan arah penjalaran gelombang


longitudinal (vp) (Brown, 2005)
12

21

Dan persamaan kecepatan gelombangnya adalah adalah sebagai berikut: Dimana vpadalah

kecepatan gelombang longitudinal, k adalah modulus bulk, μ adalah modulus geser dan ρ

adalah densitas.


𝐾+

Vp =√ 3
(1)
𝜌

3. Gelombang transversal merupakan gelombang yang arah getar (osilasi)

partikel-partikel mediumnya tegak lurus dengan arah perambatannya

Gambar 2.10. Arah gerak partikel dan arah penjalaran


gelombang transversal (vs). (Brown, 2005)
Dan persamaan kecepatan gelombangnya adalah adalah sebagaiberikut:

Vs = õ
𝜌 (2)
12

22
 Hukum Fisika Gelombang Seismik

HukumSnellius

Perambatan gelombang seismik dari satu medium ke medium lain yang

mempunyai sifat fisik yang berbeda seperti kecepatan dan densitas akan

mengalami perubahan arah ketika melewati bidang batas antar medium.

Suatu gelombang yang datang pada bidang batas dua media yang sifat fisiknya

akan dibiaskan jika sudut datang lebih kecil atau sama dengan sudut kritisnya dan

akan dipantulkan jika sudut datang lebih besar dari sudut kritis. Sudut kritis

adalah sudut datang yang menyebabkan gelombang dibiaskan 900. Jika suatu

berkas gelombang P yang datang mengenai permukaan bidang batas antara dua

medium yang berbeda, maka sebagian energi gelombang tersebut akan

dipantulkan sebagai gelombang P dan gelombang S, dan sebagian lagi akan

dibiaskan sebagai gelombang P dan gelombang S, seperti yang diilustrasikan pada

gambar dibawah ini:

Gambar 2.11. Pemantulan dan pembiasan pada bidang batas dua medium
untuk gelombang P (Bhatia, 1986)

Lintasan gelombang tersebut mengikuti hukum Snell, yaitu :

𝑠𝑖𝑛𝜃1 𝑠𝑖𝑛𝜃1′ 𝑠𝑖𝑛𝜃2 𝑠𝑖𝑛𝜑1 𝑠𝑖𝑛𝜑2


= = = = =𝑝 (3)
𝑉𝑃1 𝑉𝑃1 𝑉𝑃2 𝑉𝑆1 𝑉𝑆2
12
23

dengan, 1= sudut datang gelombangP,

1’ = sudut pantul gelombang P,

1= sudut pantul gelombang S,

2= sudut bias gelombang P,

2’ = sudut bias gelombang S,

VP1= kecepatan gelombang P pada medium pertama,

VP2= kecepatan gelombang P pada medium kedua,

VS1= kecepatan gelombang S pada medium pertama,

VS2= kecepatan gelombang S pada medium kedua,

p = parameter gelombang, dan 1= 1’

1, 2 = lapisan 1 dan lapisan 2


12
24

 Prinsip Huygens

Huygens mengantakan bahwa gelombang menyebar dari sebuah titik sumber

gelombang ke segala arah dengan bentuk bola. Prinsip Huygens mengatakan

bahwa setiap titik-titik penganggu yang berada didepan muka gelombang utama

akan menjadi sumber bagi terbentuknya gelombang baru. Jumlah energi total dari

gelombang baru tersebut sama dengan energi utama. Pada eksplorasi seismik titik-

titik di atas dapat berupa patahan, rekahan, pembajian, antiklin, dll.Sedangkan

gelombang baru tersebut disebut sebagai gelombang difraksi.

Gambar 2.12. Prinsip Huygens (Sheriff, 1995)


12

25
5
Prinsip Fermat menyatakan bahwa gelombang yang menjalar dari satu titik ke titik

yang lain akan memilih lintasan dengan waktu tempuh tercepat. Prinsip Fermat

dapat diaplikasikan untuk menentukan lintasan sinar dari satu titik ke titik yang

lainnya yaitu lintasan yang waktu tempuhnya bernilai minimum.Dengan

diketahuinya lintasan dengan waktu tempuh minimum maka dapat dilakukan

penelusuran jejak sinar yang telah merambat di dalam medium. Penelusuran jejak

sinar seismik ini akan sangat membantu dalam menentukan posisi reflektor di

bawah permukaan. Jejak sinar seismik yang tercepat ini tidaklah selalu berbentuk

garis lurus.

Gambar 2.13. Prinsip Fermat (Abdullah, 2007)

2. Trace Seismik

Model dasar dan yang sering digunakan dalam model satu dimensi untuk trace

seismik yaitu mengacu pada model konvolusi yang menyatakan bahwa tiap trace

merupakan hasil konvolusi sederhana dari reflektivitas bumi dengan fungsi

sumber seismik ditambah dengan noise (Russell, 1996). Dalam bentuk

persamaan dapat dituliskan sebagai berikut (tanda * menyatakan konvolusi):


12
26

S(t) = W(t) * r(t)+n(t) (4)

dimana :

S(t) = trace seismik

W(t) = wavelet seismik

r(t) = reflektivitas bumi, dan

n(t) =noise

Konvolusi dapat dinyatakan sebagai “penggantian (replacing)” setiap koefisien

refleksi dalam skala wavelet kemudian menjumlahkan hasilnya seperti

yang dinyatakan oleh Russell (1996):

“Convolution can be thought of as “replacing” each reflection coefficient

withascaledversioanofwaletetandsummingtheresult”

Sudah diketahui bahwa refleksi utama bersosiasi dengan perubahan harga

impedansi.Selain itu wavelet seismik umumnya lebih panjang daripada spasi

antara kontras impedansi yang menghasilkan koefisien refleksi. Dapat

diperhatikan bahwa konvolusi dengan waveletcenderung “mereduksi” koefisien

refleksi sehingga mengurangi resolusi untuk memisahkan reflektor yang

berdekatan.
1

27

Gambar 2.14. Konvolusi antara reflektivitas dengan wavelet mengurangi


resolusi (Sukmono, 1999)

2.8. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Seismic

Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan Metode Seismic

Kelebihan Kelemahan

Banyaknya data yang dikumpulkan dalam


Dapat mendeteksi variasi baik lateral sebuah survey akan
maupun kedalaman dalam parameter
sangat besar jika di inginkan data yang
fisis yang relevan, yaitu kecepatan seismik baik
Perolehan data sangat mahal baik akuisisi
dan logistik
Dapat menghasilkan citra kenampakan
struktur di bawah permukaan
dibandingkan dengan metode geofisika
lainnya
Dapat dipergunakan untuk membatasi
kenampakan stratigrafi dan Reduksi dan processing membutuhkan
banyak waktu dan ahli yang banyak
beberapa kenampakan pengendapan
1

28
2.9. Cara Kerja Metode Geolistrik
Biasanya metoda geolistrik yang kerap dipakai yaitu yang memakai 4 buah
elektroda yang terdapat dalamsatu garis lurus dan simetris pada titik tengah, yakni 2
buah elektroda arus (AB) dibagian luar serta 2 buah elektroda ntegangan (MN)
dibagian dalam. Gabungan dari jarak AB/2, jarak MN/2, besarnya arus listrik yang
dialirkan dan tegangan listrik yang berlangsung bakal didapat satu harga tahanan type
semu (‘Apparent Resistivity’). Dimaksud tahanan type semu lantaran tahanan type
yang terhitung itu adalah paduan dari banyak susunan batuan dibawah permukaan
yang dilewati arus listrik.
Apabila satu set hasil pengukuran tahanan type semu dari jarak AB terpendek
hingga yang terpanjang itu digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB/2 juga sebagai sumbu-X serta tahanan type semu juga sebagai sumbu Y, jadi bakal
didapat satu bentuk kurva data geolistrik. Dari kurva data itu dapat dihitung serta
disangka karakter susunan batuan dibawah permukaan.
1

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Geolistrik adalah suatu metoda eksplorasi geofisika untuk menyelidiki keadaan


bawah permukaan dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan. Sifat-sifat
kelistrikan tersebut adalah, antara lain. tahanan jenis (specific resistivity, conductivity,
dielectrical constant, kemampuan menimbulkan self potential dan medan induksi serta
sifat menyimpan potensial dan lain-lain.
Geolistrik memiiliki beberapa jenis diantaranya adalah Metode Geolistrik
Tahanan Jenis ( Resistivity Methode ) dan Metode Geolistrik Polarisasi Terimbas ( IP/
Induce Polarization Methode ).
Menurut penulis, metode seismik sangat baik digunakan karena memiliki
kecepatan seismik yang mana lebih dibutuhkan jika ingin melakukan sebuah survey.
Dibandingkan geolistrik yang hanya bisa mendeteksi kedalaman yang dangkal, metode
seismik bisa dijadikan alternatif untuk mendeteksi variasi kedalaman dalam parameter.
Disamping kelebihannya, perlu diingat juga bahwa suatu survey memerlukan harga
yang relevan atau sesuai, jika perlu meminimalisir budget tetapi dengan kualitas yang
baik. Dari sisi budgeting, metode seismik ini untuk perolehan datanya sangat mahal
baik dari sisi akuisisi dan logistik. Apalagi jika data yang inginkan sangat banyak,
perlu pertimbangan karena suatu survey atau perolehan data harus mempertimbangan
managemen keuangannya. Maka dari itu, perlu adanya pertimbangan mengenai
efisiensi waktu, keuangan, kecepatan, perolehan data yang baik untuk mendapatkan
data secara baik dan efisien.
3.2 Saran

Untuk dapat lebih memahami materi ini, penulis memberikan beberapa saran
untuk para pembaca diantaranya:

1. Membaca dengan sungguh-sungguh agar mengerti ketika


mengaplikasikannya

29
1
30

2. Tidak cepat puas terhadap materi dalam makalah ini, sehingga mencari
referensi lain

3. Bertanya kepada yang lebih mengerti, seperti dosen, kakak tingkat, teman
sekelas dan sebagainya.
1

DAFTAR PUSTAKA

Nurhadi, S. A. Seismik Untuk Geologi Teknik.


https://id.scribd.com/doc/314161143/Seismik-untuk-Geologi-Teknik-docx.
(Diakses 22 Oktober 2018 Pukul 20:08)

Sugianti, Komang 2016. Metode Seismik


http://komangsugianti.blogspot.com/2016/11/pengantar-metode-seismi.html .
(Diakses 22 Oktober 2018 Pukul 22:38)

Anda mungkin juga menyukai