Segala puji atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat
iman, islam, dan ihsan kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang bertemakan mengenai Geolistrik. Shalawat serta salam kepada
suri teladan kita, Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para
pengikutnya hingga akhir zaman.
Makalah ini dibuat sebagai pembelajaran khususnya bagi penulis pribadi
dan umumnya bagi para pembaca. Makalah ini juga dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Geologi Teknik.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan laporan makalah ini banyak
mendapat motivasi dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Drs. H. Wahyu Wibowo, M. T. selaku dosen dosen mata kuliah Geologi
Teknik;
2. Rekan-rekan kelas Teknik Sipil 2018
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian dan
penyampaian dalam makalah ini. Oleh sebab itu penulis sangat membutuhkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat di kalangan pembaca. Semoga Allah SWT juga
mencatat kegiatan ini sebagai bagian dari ibadah. Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
arus dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat
injeksi arus kedalaman bumi.
Ada beberapa macam metode geolistrik antara lain: metode potensial diri,
arus telluric, magnetoteluric, elektromagnetik, IP (Induced polarization),
resistivitas (tahanan jenis) dan sebagainya.Metode geolistrik ini digunakan untuk
memperkirakan sifat kelistrikan medium atau formasi bantuan bawah permukaan,
terutama kemampuannya untuk menghantarkan atau menghambat listrik. Dengan
adanya metode ini kita dapat memperkirakan sifat kelistrikan bantuan bawah
permukaan tanah. Untuk dapat menerapkan metode geolistrik dengan sempurna,
maka kita harus dapat mengetahui tata cara penggunaan metode geolistrik.
Penggunan metode geolistrik ini dengan menginjeksikan arus listrik di bawah
permukaan tanah melalui dua buah elektroda arus listrik.Dengan kita mengetahui
metode-metode geolistrik ini, maka kita sebagai mahasiswa geografi dapat
mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari untuk mengetahui adanya karakteristik
lapisan batuan bawah permukaan sehingga dapat mengetahui kemungkinan
adanya lapisan akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk memudahkan dalam pembuatan makalah ini, maka penulis
merumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan metode geolistrik?
2. Bagaimana sejarah awal perkembangan geolistrik?
3. Apa saja jenis-jenis metode geolistrik?
4. Bagaimana konfigurasi geolistrik?
5. Apa kelebihan dan kekurangan konfigurasi Wenner dan Schlumberger?
6. Apa yang dimaksud dengan metode Seismik?
7. Bagaimana prinsip metode seismik?
8. Apa kelebihan dan kekurangan metode seismik?
3
R = V/I…………..(1),
Dimana:
R = tahanan (ohm/mohm),
V= beda potensial listrik (volt/mvolt)
I = beda arus listrik dalam amper/mampe).
4
5
Dengan memanfaatkan nilai tahanan jenis ini maka aplikasi metoda geolistrik
telah digunakan pada berbagai bidang ilmu yaitu :
dalam metode ini yaitu arus listrik diinjeksikan ke alam bumi melalui dua elektrode arus,
sedangkan beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektrode potensial. Dari hasil
pengukuran arus dan beda potensial listrik dapat diperoleh variasi harga resistivitas listrik
pada lapisan di bawah titik ukur.
Metode kelistrikan resistivitas dilakukan dengan cara menginjeksikan arus listrik
dengan frekuensi rendah ke permukaan bumi yang kemudian diukur beda potensial
diantara dua buah elektrode potensial. Pada keadaan tertentu, pengukuran bawah
permukaan dengan arus yang tetap akan diperoleh suatu variasi beda tegangan yang
berakibat akan terdapat variasi resistansi yang akan membawa suatu informasi tentang
struktur dan material yang dilewatinya. Prinsip ini sama halnya dengan menganggap
bahwa material bumi memiliki sifat resistif atau seperti perilaku resistor, dimana
material-materialnya memiliki derajat yang berbeda dalam menghantarkan arus listrik.
arus listrik dengan frekuensi yang berbeda juga mencerminkan sifat polarisasi suatu
bahan tertentu.ini merupakan dasar dalam pengukuran frekuensi (sumner, 1976).
c. Metode Geolistrik Potensial Diri ( SP/ Self Potential Methode )
Metode Self potential (SP) adalah metode pasif, karena pengukurannya dilakukan
tanpa menginjeksikan arus listrik lewat permukaan tanah, perbedaan potensial alami
tanah diukur melalui dua titik dipermukaan tanah. Potensial yang dapat diukur berkisar
antar beberapa millivolt (mV) hingga 1 volt.
Self potensial adalah potensial spontan yang ada di permukaan bumi yang
diakibatkan oleh adanya proses mekanis ataupun oleh proses elektrokimia yang di kontrol
oleh air tanah. Proses mekanis akan menghasilkan potensial elektrokinetik sedangkan
proses kimia akan menimbulkan potensial elektrokimia (potensial liquid-junction,
potensial nernst) dan potensial mineralisasi.
Komponen rekaman data potensial diri yang diperoleh dari lapangan merupakan
gabungan dari tiga komponen dengan panjang gelombang yang berbeda, yaitu efek
topografi (TE) ), SP noise (SPN ) dan SP sisa (SPR). Metode potensial diri (SP)
merupakan salah satu metode geofisika yang prinsip kerjanya adalah mengukur tegangan
statis alam (static naturalvoltage) yang berada di kelompok titik titik di permukaan tanah.
Potensial diri umumnya berhubungan dengan perlapisan tubuh mineral sulfide
(weathering of sulphide mineral body), perubahan dalam sifat-sifat batuan (kandungan
mineral) pada daerah kontak - kontak geologi, aktifitas bioelektrik dari material organik,
korosi, perbedaan suhu dan tekanan dalam fluida di bawah permukaan dan fenomena-
fenomena alam lainnya.
Prinsip dasar dari metode potensial diri adalah pengukuran tegangan statis alam
(Static Natural Voltage) pada permukaan tanah. Orang yang pertama kali menggunakan
metode ini adalah untuk menentukan daerah yang mengandung mineral logam.
Umumnya lapisan batuan tidak mempunyai sifat homogen sempurna, seperti yang
dipersyaratkan pada pengukuran geolistrik. Untuk posisi lapisan batuan yang terletak
dekat dengan permukaan tanah akan sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran
tegangan dan ini akan membuat data geolistrik menjadi menyimpang dari nilai
sebenarnya. Yang dapat mempengaruhi homogenitas lapisan batuan adalah fragmen
batuan lain yang menyisip pada lapisan, faktor ketidakseragaman dari pelapukan batuan
induk, material yang terkandung pada jalan, genangan air setempat, perpipaan dari bahan
logam yang bisa menghantar arus listrik, pagar kawat yang terhubung ke tanah dsbnya.
‘Spontaneous Potential’ yaitu tegangan listrik alami yang umumnya terdapat pada
lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang secara kimiawi
menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari lapisan batuan yang berbeda
juga akan menyebabkan ketidak-homogenan lapisan batuan. Perbedaan tegangan listrik
ini umumnya relatif kecil, tetapi bila digunakan konfigurasi Schlumberger dengan jarak
elektroda AB yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek, maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran tegangan listrik
pada elektroda MN, sehingga data yang terukur menjadi kurang benar.
Untuk mengatasi adanya tegangan listrik alami ini hendaknya sebelum dilakukan
pengaliran arus listrik, multimeter diset pada tegangan listrik alami tersebut dan
kedudukan awal dari multimeter dibuat menjadi nol. Dengan demikian alat ukur
multimeter akan menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar diakibatkan oleh
pengiriman arus pada elektroda AB. Multimeter yang mempunyai fasilitas seperti ini
hanya terdapat pada multimeter dengan akurasi tinggi.
a. Konfigurasi Wenner
Pengukuran ini dilakukan dengan cara meletakkan titik titik elektroda dengan
beda jarak satu sama lain yang sama. Elektroda yang bersebelahan akan berjarak sama
(AM = MN = NB = a). Keunggulan dari konfigurasi Wenner ini adalah ketelitian
pembacaan tegangan pada elektroda MN lebih baik dengan angka yang relatif besar
karena elektroda MN yang relatif dekat dengan elektroda AB. Disini bisa digunakan alat
ukur multimeter dengan impedansi yang relatif lebih kecil.
10
b. Konfigurasi Schlumberger
Agar pembacaan tegangan pada elektroda MN bisa dipercaya, maka ketika jarak
AB relatif besar hendaknya jarak elektroda MN juga diperbesar. Pertimbangan perubahan
11
jarak elektroda MN terhadap jarak elektroda AB yaitu ketika pembacaan tegangan listrik
pada multimeter sudah demikian kecil, misalnya 1.0 milliVolt.
Umumnya perubahan jarak MN bisa dilakukan bila telah tercapai perbandingan
antara jarak MN berbanding jarak AB = 1 : 20. Perbandingan yang lebih kecil misalnya 1
: 50 bisa dilakukan bila mempunyai alat utama pengirim arus yang mempunyai keluaran
tegangan listrik DC sangat besar, katakanlah 1000 Volt atau lebih, sehingga beda
tegangan yang terukur pada elektroda MN tidak lebih kecil dari 1.0 milivolt.
c. Konfigurasi Dipole-Dipole
Pada konfigurasi Dipole-dipole, dua elektrode arus dan dua elektrode potensial
ditempatkan terpisah dengan jarak na, sedangkan spasi masing-masing elektrode a.
Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu penampang
dengan elektrode arus tetap, kemudian pemindahan elektrode arus pada spasi n
12
2
berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial sepanjang lintasan seterusnya
hingga pengukuran elektrode arus pada titik terakhir di lintasan itu.
Salah satu metode geofisika yang sering digunakan terutama dalam perminyakan
yaitu metode seismik. Metode ini memanfaatkan penjalaran gelombang seismik ke dalam
permukaan bumi untuk mengetahui kondisi bawah permukaan bumi. Metode seismik
dapat mengidentifikasi kondisi bawah permukaan bumi secara luas sehingga metode ini
sangat efesien dan efektif dibandingan dengan metode yang lainya seperti metode
pengeboran.
Metode seismik terbagi menjadi dua macam yaitu seismik refleksi (pantul) dan
seismik refraksi (bias) namun untuk eksplorasi minyak dan gas metose seismik yang
sering digunakan seismik refleksi karena dapat mengetahui kondisi permukaan hingga
dalam. Metode ini memiliki tiga tahapan yaitu : akuisisi, pengolahan data dan
interpretasi, ketiga tahapan tersebut sangat penting dalam menerapkan metode seismik
dan saling berhubungan. Akuisisi merupakan tahap awal pengambilan data di lapangan,
data yang diperoleh dari lapangan berupa field tape akan melalui beberapa proses seperti
filtering, dekonvolusi, koreksi statik analisa kecepatan sehingga menghasilkan
penampang seismik yang baik.
13
Metoda seismik didasarkan pada prinsip perambatan gelombang yang mengikuti Hukum
Snellius, Hukum Fermat, dan Hukum Huygen.
1. Hukum Snelius
Menurut Fermat, besarnya sudut pantul akan sama dengan besarnya sudut
datangnya cahaya. Gelombang menjalar dari satu titik ke titik lain melalui jalan
tersingkat waktu penjalarannya. Dengan demikian jika gelombang melewati sebuah
medium yang memiliki variasi kecepatan gelombang seismik, maka gelombang
tersebut akan cenderung melalui zona-zona kecepatan tinggi dan menghindari zona-
zona kecepatan rendah (Jamady, 2011)
3. Hukum Huygen
Prinsip Huygen menyatakan bahwa setiap titik pada muka gelombang merupakan
sumber bagi gelombang baru.Posisi dari muka gelombang dalam dapat seketika
ditemukan dengan membentuk garis singgung permukaan untuk semua wavelet
sekunder. Prinsip Huygens mengungkapkan sebuah mekanisme dimana sebuah pulsa
seismik akan kehilangan energi seiring dengan bertambahnya kedalaman (Asparini,
2011).
1. Seismik Refraksi
Metode seismik refraksi merupakan salah satu metode geofisika untuk
mengetahui penampang struktur bawah permukaan, merupakan salah satu metode
untuk memberikan tambahan informasi yang diharapkan dapat menunjang penelitian
lainnya. Metode ini mencoba menentukan kecepatan gelombang seismik yang
menjalar di bawah permukaan. Metode seismik refraksi didasarkan pada sifat
penjalaran gelombang yang mengalami refraksi dengan sudut kritis tertentu yaitu bila
15
Seperti namanya yaitu seismik refraksi yang berarti bias. Jadi etoda seismik
refraksi adalah mengukur gelombang datang yang dibiaskan sepanjang formasi geologi di
bawah permukaan tanah. Seismik Refraksi digunakan berdasarkan waktu jalar dari
getaran medium/tanah yang dibangkitkan oleh sebuah sumber pada jarak yang
bervariasi.Data yang direkam terdiri dari deretan data fungsi waktu dan
kedalaman.kemudian data tersebu di interpretasi untuk menentukan kedalaman bidang
batas di bawah permukaan dan kecepatan penjalaran gelombang masing-masing lapisan.
Peristiwa refraksi umumnya terjadi pada muka air tanah dan bagian paling atas formasi
bantalan batuan cadas.Grafik waktu datang gelombang pertama seismik pada masing-
masing geofon memberikan informasi mengenai kedalaman dan lokasi dari horizon-
horizon geologi ini.Informasi ini kemudian digambarkan dalam suatu penampang silang
untuk menunjukkan kedalaman dari muka air tanah dan lapisan pertama dari bantalan
batuan cadas.
Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh gelombang
untuk menjalar pada batuan dari posisi sumber seismik (seismic source) menuju penerima
(receiver) pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah
usikan pertama (first break) diabaikan, sehingga data yang dibutuhkan hanya data first
16
break saja. Gelombang yang datang setelah first break diabaikan karena gelombang
seismik refraksi merambat paling cepat dibandingkan dengan gelombang lainnya kecuali
pada jarak offset yang relatif dekat sehingga yang dibutuhkan adalah waktu pertama kali
gelombang diterima oleh setiapgeophone.
Kaitannya dengan prinsip-prinsip dalam metode seismik, Metode seismik refraksi
menerapkan waktu tiba pertama gelombangdalam perhitungannya. Gelombang P
memiliki kecepatan lebih besar dibandingkan dengan kecepatan gelombang S sehingga
waktu datang gelombang P yang digunakan dalam perhitungan. Gelombang seismik
refraksi yang dapat terekam oleh receiver pada permukaan bumi hanyalah gelombang
seismik refraksi yang merambat pada batas antar lapisan batuan. Hal ini terjadi jika sudut
datang merupakan sudut kritis atau ketika sudut bias tegak lurus dengan garis normal (r =
900 sehingga sin r = 1). Dan hal ini sesuai dengan asumsi diawal bahwa kecepatan
lapisan dibawah interfacelebih besar dibandingkan dengan kecepatan di atas interface.
2. Seismik Refleksi
Metode seismik refleksi mengukur waktu yang diperlukan suatu impuls suara
untuk melaju dari sumber suara, terpantul oleh batas-batas formasi geologi, dan kembali
ke permukaan tanah pada suatu geophone. Analisis yang dipergunakan dapat disamakan
dengan echo sounding pada teknologi bawah air, kapal, dan sisitem radar. Informasi
tentang medium juga dapat diekstrak dari benuk dan amplitudo gelombang pantul yang
direkam.Metode seismik refleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan Explorasi
perminyakan, penetuan sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah.
Seismic refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang datang dari batas-batas
formasi geologi. Gelombang pantul ini dapat dibagi atas beberapa jenis gelombang.
Biasanya metode seismik refleksi ini dipadukan dengan metode geofisika lainnya,
misalnya metode grafitasi, magnetik, dan lain-lain. Namun metode seismik refleksi
adalah yang paling mudah memberikan informasi paling akurat terhadap gambaran atau
model geologi bawah permukaan dikarenakan data-data yang diperoleh lebih akurat.
Pada umumnya metode seismik refleksi terbagi atas tiga tahapan utama, yaitu:
1. Pengumpulan data seismik (akuisisi data seismik): semua kegiatan yang berkaitan
dengan pengumpulan data sejak survey pendahuluan dengan survey detail.
2. Pengolahan data seismik (processing data seismik): kegiatan untuk mengolah data
rekaman di lapangan (raw data) dan diubah ke bentuk penampang seismik
migrasi.
3. Interpretasi data seismik: kegiatan yang dimulai dengan penelusuran horison,
pembacaan waktu, dan plotting pada penampang seismik yang hasilnya disajikan
18
atau dipetakan pada peta dasar yang berguna untuk mengetahui struktur atau
model geologi bawah permukaan.
Seismik refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang datang dari batas-
batas formasi geologi. Gelombang pantul ini dapat dibagi atas beberapa jenis
gelombang yakni: Gelombang-P, Gelombang-S, Gelombang Stoneley, dan
Gelombang Love.
metode seismik yaitu pada tempat atau tanah yang akan diteliti dipasang geophone yang
berfungsi sebagai penerima getaran. Sumber getar antara lain bisa ditimbulkan oleh
ledakan dinamit atau suatu pemberat yang dijatuhkan ke tanah (Weight Drop).
Gelombang yang dihasilkan menyebar ke segala arah.
Ada yang menjalar di udara, merambat di permukaan tanah, dipantulkan lapisan
tanah dan sebagian juga ada yang dibiaskan, kemudian diteruskan ke geophone-
geophone.
Gelombang seismik berdasarkan tempat penjalarannya terdiri dari dua tipe yaitu
(Ibrahim dan Subardjo, 2005) :
1. Gelombang badan (body wave) yang merupakan gelombang yang menjalar
melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free wave karena dapat menjalar
Gelombang seismik berdasarkan tempat penjalarannya terdiri dari dua tipe yaitu (Ibrahim
melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free wave karena dapat menjalar
21
Dan persamaan kecepatan gelombangnya adalah adalah sebagai berikut: Dimana vpadalah
kecepatan gelombang longitudinal, k adalah modulus bulk, μ adalah modulus geser dan ρ
adalah densitas.
4µ
𝐾+
Vp =√ 3
(1)
𝜌
Vs = õ
𝜌 (2)
12
22
Hukum Fisika Gelombang Seismik
HukumSnellius
mempunyai sifat fisik yang berbeda seperti kecepatan dan densitas akan
Suatu gelombang yang datang pada bidang batas dua media yang sifat fisiknya
akan dibiaskan jika sudut datang lebih kecil atau sama dengan sudut kritisnya dan
akan dipantulkan jika sudut datang lebih besar dari sudut kritis. Sudut kritis
adalah sudut datang yang menyebabkan gelombang dibiaskan 900. Jika suatu
berkas gelombang P yang datang mengenai permukaan bidang batas antara dua
Gambar 2.11. Pemantulan dan pembiasan pada bidang batas dua medium
untuk gelombang P (Bhatia, 1986)
Prinsip Huygens
bahwa setiap titik-titik penganggu yang berada didepan muka gelombang utama
akan menjadi sumber bagi terbentuknya gelombang baru. Jumlah energi total dari
gelombang baru tersebut sama dengan energi utama. Pada eksplorasi seismik titik-
25
5
Prinsip Fermat menyatakan bahwa gelombang yang menjalar dari satu titik ke titik
yang lain akan memilih lintasan dengan waktu tempuh tercepat. Prinsip Fermat
dapat diaplikasikan untuk menentukan lintasan sinar dari satu titik ke titik yang
penelusuran jejak sinar yang telah merambat di dalam medium. Penelusuran jejak
sinar seismik ini akan sangat membantu dalam menentukan posisi reflektor di
bawah permukaan. Jejak sinar seismik yang tercepat ini tidaklah selalu berbentuk
garis lurus.
2. Trace Seismik
Model dasar dan yang sering digunakan dalam model satu dimensi untuk trace
seismik yaitu mengacu pada model konvolusi yang menyatakan bahwa tiap trace
dimana :
n(t) =noise
withascaledversioanofwaletetandsummingtheresult”
berdekatan.
1
27
Kelebihan Kelemahan
28
2.9. Cara Kerja Metode Geolistrik
Biasanya metoda geolistrik yang kerap dipakai yaitu yang memakai 4 buah
elektroda yang terdapat dalamsatu garis lurus dan simetris pada titik tengah, yakni 2
buah elektroda arus (AB) dibagian luar serta 2 buah elektroda ntegangan (MN)
dibagian dalam. Gabungan dari jarak AB/2, jarak MN/2, besarnya arus listrik yang
dialirkan dan tegangan listrik yang berlangsung bakal didapat satu harga tahanan type
semu (‘Apparent Resistivity’). Dimaksud tahanan type semu lantaran tahanan type
yang terhitung itu adalah paduan dari banyak susunan batuan dibawah permukaan
yang dilewati arus listrik.
Apabila satu set hasil pengukuran tahanan type semu dari jarak AB terpendek
hingga yang terpanjang itu digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak
AB/2 juga sebagai sumbu-X serta tahanan type semu juga sebagai sumbu Y, jadi bakal
didapat satu bentuk kurva data geolistrik. Dari kurva data itu dapat dihitung serta
disangka karakter susunan batuan dibawah permukaan.
1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk dapat lebih memahami materi ini, penulis memberikan beberapa saran
untuk para pembaca diantaranya:
29
1
30
2. Tidak cepat puas terhadap materi dalam makalah ini, sehingga mencari
referensi lain
3. Bertanya kepada yang lebih mengerti, seperti dosen, kakak tingkat, teman
sekelas dan sebagainya.
1
DAFTAR PUSTAKA