Pendahuluan
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Statistika dan Probabilitas yang
diampu oleh Dr.Ir.H.Iskandar Muda P, M.T
Oleh :
LARITA SEPTIANI
(1700975)
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................................................
Daftar Gambar...........................................................................................................................
Daftar Tabel..............................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................
3.2 Saran.......................................................................................................................................
Daftar Pustaka
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Matematika merupakan ilmu yang sangat berkaitan dengan kehidupan. Sebagai ibu dari ilmu
pengetahuan, matematika merupakan ilmu dasar yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah dalam bidang ilmu yang lain. Misalnya, Fisika, Kimia, Biologi, Akuntansi,
Ekonomi, Sosial, dan Astronomi.
Melihat betapa pentingnya matematika maka perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan
matematika demi untuk membentuk manusia yang memiliki daya nalar dan data pikir yang
kreatif dan cerdas dalam memecahkan masalah, serta mampu mengomunikasikan gagasan-
gagasannya. Pendidikan matematika harus dapat membantu Anda menyongsong masa depan
dengan lebih baik.
Atas dasar inilah, kami menyusun makalah ini, dalam hal ini kami lebih memfokuskan dalam
bidang statistic yaitu mengenai ukuran letak data. Matematika sendiri memiliki beberapa
cabang pembelajaran, seperti statistic, bilangan, rumus – rumus bangun ruang, serta
penggunaan sinus, cosinus, dan sebagainya. Dalam hal ini kami membahas statistic, dimana
statistic berguna guna mengumpulkan data untuk membuat atau menarik suatu keputusan,
untuk membandingkan sesuatu dan lain – lain. Pada umumnya, statistik disajikan dalam
bentuk tabel atau diagram agar mudah dibaca, dipahami, dan dianalisis.
Contoh data statistik di antaranya data kelahiran bayi di suatu daerah pada tahun tertentu dan
jumlah penduduk suatu wilayah. Untuk mengumpulkan, menganalisis, serta menarik
kesimpulan yang benar dari suatu data diperlukan sebuah metode. Metode untuk
mengumpulkan data, menyusun data, mengolah data, menganalisis data, sampai menarik
kesimpulan disebut statistika.
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kajian Teknologi dan
Vokasi, dari dosen kami yaitu Dr.Ir.H.Iskandar Muda P, M.T dan untuk menambah informasi
khususnya untuk kami para mahasiswa jurusan Teknik Sipil agar bisa semakin mengetahui
peluang terjadinya suatu kejadian dari hasil pengamatan, riset maupun penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Statistik dan Statistika
Statistika adalah sebuah metode ilmiah yang digunakan untuk mengumpulkan,
mengorganisasikan, meringkus, menyajikan ataupun menganalisis data. Tujuannya adalah
untuk memperoleh gambaran yang terperinci mengenai karakteristik data itu sendiri. Data
data tersebut digunakan dalam mengambil kesimpulan mengani nilai yang terkandung dalam
kumpulan objek yang datanya telah diambil. Dalam bukunya sudjana mendefinisikan statistik
sebagai pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengelolaan,
penganalisisan dan tata cara penarikan kesimpulan berdasarkan sekumpulan data. Sedangkan
Statistik adalah merupakan hasil data, kumpulan data yang berupa bilangan maupun non
bilangan yang diperoleh dari pengumpulan data selanjutnya akan di kolela dan diperoleh dari
proses statistika.
Lebih jauh mengenai ilmu statistik. Statistik dibedakan ke dalam dua jenis. Yakni yang
pertama adalah gambaran atau rincian data yang sudah disajikan dalam bentuk angka,
bilangan, grafik, tabel dan gambar-gambar sebagai hasil dari proses statistika. Sebagai contoh
Statistik penduduk, Statistik harga, statistik prosduksi dan sebagainya. Kemudian yang kedua,
Statistik digunakan untuk merepresentasikan ukuran sebagai wakil dari kumpulan data
mengenai sebuah objek. Ukuran ini dapat berupa perhitungan mengenai kumpulan data yang
telah diambil dari sebagian objek (sample) atau seluruh data yang ada pada objek (populasi).
Oleh karena itu dalam statistik banyak terdapat istilah rata-rata, variansi yang merupakan
hasil dari proses statistik mengenai data. Istilah ini tidak memberikan data yang tepat
melainkan gambaran mengenai objek dengan tingkat kesalahan yang juga ikut
diperhitungkan.
Penarikan kesimpulan pada statistika inferensial ini merupakan generalisasi dari suatu
populasi berdasarkan sampel yang ada.
Ruang lingkup bahasan statistika inferensial secara umum dikelompokkan atas:
1. Uji hipotesis asosiasi (dugaan tentang adanya hubungan antar variabel) di
antaranya: uji korelasi dan uji regresi.
2. Uji hipotesis komparasi (dugaan tentang adanya perbedaan nilai-nilai dua
kelompok variabel atau lebih) di antaranya: uji-t, ANAVA (analysis of variance),
ANACOVA (analysis of covariance), MANOVA (multivariate analysis of variance),
dan MANCOVA (multivariate analysis of covariance).
Statistik nonparametrik merupakan bagian statistika yang parameter populasinya bebas dari
keharusan memenuhi syarat-syarat tertentu seperti syarat data berkala interval/rasio, syarat
pengambilan sampel harus random, berdistribusi normal (normalitas) dan memiliki varian
yang homogen (homogenitas), model regresi linier, dan sampel lebih besar dari 30. Dalam
statistika non-parametrik indikator-indikator yang dianalisis adalah sisi lain parameter ukuran
objek yang bersangkutan.
Pada uji hipotesis komparasi, seperti yang dipaparkan sebelumya terdapat beberapa uji beda.
Uji t (t-test) digunakan untuk membandingkan sebuah data yang bersifat interval atau rasio
(statistik parametrik) dari maksimum dua kelompok. Apabila data berupa nominal, maka uji
beda atau uji pembandingan dari dua kelompok menggunakan chi kuadrat. Sementara itu,
analisis varian digunakan untuk membandingkan sebuah data yang bersifat interval atau
rasio dari tiga kelompok atau lebih. Analisis varian dibedakan atas analisis univariat dan
multivariat. Perbedaan antar keduanya terletak pada jumlah variabel dependen atau variabel
terikatnya. Anava univariat digunakan ketika variabel yang dibandingkan adalah satu variabel
terikat sedangkan multivariat digunakan untuk membandingkan lebih dari 2 variabel terikat.
Analisis varian univariat terdiri dari Anava dan Anacova, sedangkan analisis varian
multivariat terdiri dari Manova dan Mancova.
Manova adalah teknik statistik yang dapat digunakan secara simultan untuk mengeksplor
hubungan antara beberapa kategori variabel independen (biasanya berupa perlakuan) dan dua
atau lebih variabel dependen. Manova berguna ketika peneliti mendesain situasi
eksperimental (manipulasi beberapa variabel perlakuan nonmetrik) hipotesis uji t mengenai
varian pada respon kelompok dua tau lebih variabel.
Letak perbedaan Manova dan Anova hanya pada jumlah variabel terikatnya. Anova
menganalis hubungan antara beberapa kategori variabel bebas dengan satu variebel terikat,
sementara Manova menggabungkan dua atau lebih variabel terikat dalam analisis yang sama,
sehingga memungkinkan tes yang dilakukan semakin kuat. Hal ini dapat dilakukan dan
dibenarkan hanya apabila peneliti yakin adanya korelasi di antara variabel-variabel terikat
tersebut. Manova dapat digunakan dalam analisis data hasil penelitian apabila nilai respon
atau variabel dependennya berjumlah lebih besar atau sama dengan dua.
Contoh kasus!
Seorang konsultan pendidikan dalam bidang sains mengembangkan metode baru dalam
pembelajaran matematika dan fisika untuk tingkat sekolah menengah atas. Sistem baru ini
dimaksudkan untuk meningkatkan nilai ujian akhir kedua mata pelajaran tersebut. Untuk
menguji keefektifan metode belajar baru, diambil 60 siswa secara acak dari 3 sekolah yang
berbeda di mana setiap sekolah diwakili oleh 20 siswa. Tiap sekolah dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu 10 orang pertama tetap diberi perlakuan metode pembelajaran lama dan 10
orang lainnya diberikan perlakuan dengan metode pembelajaran baru.
Berdasarkan contoh di atas, nilai fisika dan nilai matematika dapat diklasifikasikan sebagai
variabel dependen, sedangkan metode belajar dan sekolah termasuk variabel independen.
Untuk menguji apakah metode baru menghasilkan nilai rata-rata hasil ujian lebih baik dari
metode lama dapat dilakukan menggunakan multivariate analysis of variance.
Manova adalah pengembangan dari analisis varian (Anova) di mana digunakan untuk
mengukur perbedaan rata-rata untuk dua atau lebih variabel dependen berdasarkan satu atau
beberapa variabel kategori yang bertindak sebagai variabel prediktor. Perbedaan antara
Manova dan Anova diformulasikan sebagai berikut;
MANOVA
Y1 + Y2 + Y3 +…+Yn = X1 + X2 + X3 +…+ Xn
(Dependen) (Independen)
ANOVA
Y1 = X1 + X2 + X3 +…+ Xn
(Dependen) (Independen)
Multivariate Analysis of Covariance adalah analisis kovarian di mana setidaknya ada dua
variabel dependen yang diukur secara simultan untuk menguji apakah terdapat perbedaan
perlakuan terhadap sekelompok variabel dependen setelah disesuaikan dengan pengaruh
variabel konkomitan (kendali) (Raykov & Marcoulides, 2008: 192).
Analisis multi kovarian digunakan untuk membandingkan dua data atau lebih yang semuanya
bersifat interval dari dua kelompok atau lebih, disertai pengendalian satu atau lebih data yang
juga semuanya bersifat interval. Analisis Kovariansi sangat membantu dalam menghasilkan
kesimpulan yang lebih akurat. Pada variabl dependen, terdapat satu atau lebih kuantitatif
variabel yang dikenal kovariat atau konkomitan variabel. Secara umum, kovariat merupakan
variabel yang secara teoritik berkorelasi dengan variabel terikat atau beberapa variabel yang
menunjukkan korelasi pada beberapa jenis subjek yang sama. Tujuan utama kovariat
dilibatkan dalam penelitian adalah untuk memperoleh presisi dengan menghilangkan variansi
kesalahan. Selain itu, pengikutsertaan kovariat juga bertujuan untuk menurunkan efek dari
beberapa faktor yang tidak dapat dikontrol oleh peneliti.
Contoh kasus!
Seorang peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai apakah metode pembelajaran
(tradisional dan discovery) dan perbedaan kelas berdasarkan waktu perkuliahan ( kelas A
yaitu kelas perkuliahan pagi pukul 08.00, kelas B yaitu kelas perkuliahan siang pukul 14.00,
dan kelas C yaitu kelas perkuliahan malam pukul 20.00) dalam pembelajaran fisika
berpengaruh terhadap nilai tes di bidang mekanik, panas, dan bunyi setelah disesuaikan
dengan nilai IQ mahasiswa.
Berdasarkan contoh di atas, nilai tes di bidang mekanik, panas, dan bunyi dapat
diklasifikasikan sebagai variabel dependen, sedangkan nilai IQ bertindak sebagai variabel
konkomitan atau kovariat. Terdapat pula 2 variabel independen yaitu metode pembelajaran
dan perbedaan kelas.
MANCOVA
Y1 + Y2 + Y3 +…+Yn + Yp1 + Yp2 +…+ Ypn = X1 + X2 + X3 +…+ Xn
(Dependen) (Kovariat) (Independen)
ANACOVA
Y1 + Yp1 + Yp2 +…+Ypn = X1 + X2 + X3 +…+ Xn
(Dependen) (Kovariat) (Independen)
Data hasil penelitian dapat dikelompokan menjadi dua yaitu data kualitatif dan kuantitatif.
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar. Sedangkan data
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan (skoring).
Data kuantitatif dapat dikelompokan menjadi dua besar yaitu data diskrit dan data
kontinum. Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil menghitung atau membilang
(bukan mengukur). Misalnya jumlah desa ada 5, jumlah jenis kelamin ada 2 dsb. Data ini
sering juga disebut dengan data nominal. Data nominal biasanya diperoleh dari penelitian
yang bersifat eksploratif atau survey. Data kontinum adalah data yang diperoleh dari hasil
pengukuran. Data kontinum dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu: Ordinal,
Interval danRasio.
Data ordinal adalah data yang berjenjang atau berbentuk peringkat. Oleh karena itu jarak satu
dengan yang lain mungkin tidak sama. Juara I, II, III; Golongan I, II, III, IV; Eselon I, II, III,
IV dsb. Data ordinal biasanya makin kecil angkanya maka makin tinggi nilainya. Misalnya
Juara I lebih baik dari Juara II; Eselon I lebih tinggi dari eselon II. Yang agak janggal adalah
golongan I, mestinya lebih tinggi dari golongan II. Untuk PNS ternyata tidak demikian
bahkan sebaliknya. Menurut data ini Eselon I mestinya golongan gajinya juga I. Untuk PNS
Eselon I golongan gajinya adalah IV hal ini jadi rancu. Data ordinal ini dapat dibentuk dari
data interval atau rasio.
Data Interval adalah data yang jaraknya sama, tetapi tidak mempunyai nilai nol absolute
(mutlak). Pada data ini walaupun datanya nol tetapi masih mempunyai nilai. Misalnya nol
derajat celcius ternyata masih ada nilainya yaitu nol atau masih memiliki derajat panas dan
dingin. Dalam penelitian sosial yang instrumennya menggunakan Skala Likert, Gutman,
Semantic Differential dan Thurstone, data yang diperoleh adalah data interval. Seperti telah
dijelaskan sebelumnya bahwa data ini dapat dibuat menjadi data ordinal.
Data rasio adalah data yang jaraknya sama dan mempunyai nilai nol absolut. Jadi kalau data
nol berarti tidak ada apa-apanya. Hasil pengukuran panjang (meter), berat (kg) adalah contoh
data rasio. Bila nol meter maka tidak ada panjangnya, demikian juga bila nol kg berarti tidak
memiliki berat. Data ini bisa dijumlah, dikurangi, dibagi atau dikalikan. Misalnya 5 kg + 5 kg
= 10 kg. Untuk jenis data yang lain tidak bisa demikian, oleh karena itu data yang paling teliti
adalah data rasio. Data ini dapat disusun ke dalam data interval ataupun ordinal.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono. 2005 : 90).
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002:108).
Populasi adalah keseluruhan dari variabel yang menyangkut masalah yang diteliti
(Nursalam. 2003).
Populasi ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik
kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek
yang lengkap dan jelas (Husaini Usman. 2006 : 181).
Populasi adalah seluruh individu yang menjadi wilayah penelitian akan dikenai
generalisasi” (I.B. Netra, 1974 hal 10)
Pengertian dari sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi yang diteliti, yang
sudah tentu mampu secara representative dapat mewakili populasinya (Sabar,2007).
Menurut Sugiyono sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, missal karena keterbatan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representative (Sugiyono,2011).
SAMPEL
Ada empat parameter yang bisa dianggap menentukan representativeness sampel (sampel
yang benar-benar mencerminkan populasinya), yaitu:
1. Variabilitas populasi
Variabilitas populasi merupakan hal yang sudah “given”, artinya peneiti harus menerima
sebagaimana adanya, dan tidak dapat mengatur atau memanipulasinya.
2. Besar sampel
Makin besar sampel yang diambil akan semakin besar atau tinggi taraf representativeness
sampel tersebut. Jika populasinya homogen secara sempurna, besarnya sampel tidak
mempengaruhi tarag representativeness sampel.
3. Teknik penentuan sampel
Makin tinggi tingkat rambang dalam penentuan sampel, akan makin tinggi pula tingkat
representativeness sampel.
4. Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel.
Makin lengkap ciri-ciri populasinya yang dimasukkan ke dalam sampel, akan makin tinggi
tingkt representativeness sampel.
2.6 Teknik Pengambilan Sampel
Sampel merupakan bagian populasi penelitian yang digunakan untuk memperkirakan hasil dari
suatu penelitian. Sedangkan teknik sampling adalah bagian dari metodologi statistika yang
berkaitan dengan cara-cara pengambilan sampel.
Pengertian sampling atau metode pengambilan sampel menurut penafsiran beberapa ahli .
Beberapa diantarnya adalah sebagai berikut;
Populasi terlalu banyak atau jangkauan terlalu luas sehingga tidak memungkinkan
dilakukan pengambilan data pada seluruh populasi.
Keterbatasan tenaga, waktu, dan biaya.
Adanya asumsi bahwa seluruh populasi seragam sehingga bisa diwakili oleh sampel.
Kedua jenis tersebut terdiri dari pengambilan secara acak dan pengambilan sampel tidak acak.
Kedua jenis ini juga memiliki sub – sub lain yang diantaranya adalah purposive sampling,
snowball samping, cluster sampling dll.
Probability sampling adalah Metode pengambilan sampel secara random atau acak. Dengan
cara pengambilan sampel ini. Seluruh anggota populasi diasumsikan memiliki kesempatan yang
sama untuk terpilih menjadi sampel penelitian. Metode ini terbagi menjadi beberapa jenis yang
lebih spesifik, antara lain:
Pengambilan sampel acak sederhana disebut juga Simple Random Sampling. teknik penarikan
sampel menggunakan cara ini memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota
populasi untuk menjadi sampel penelitian. Cara pengambilannya menggunakan nomor undian.
elebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan dapat mengetahui standard
error penelitian. Sementara kekurangannya yaitu tidak adanya jaminan bahwa sampel yang
terpilih benar-benar dapat merepresentasikan populasi yang dimaksud.
Setelah mendapatkan sampel pertama, maka nama yang terpilih dikembalikan lagi agar populasi
tetap utuh sehingga probabilitas responden berikutnya tetap sama dengan responden pertama.
Langkah tersebut kembali dilakukan hingga jumlah sampel memenuhi kebutuhan penelitian.
Metode pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval dalam memilih sampel
penelitian. Misalnya sebuah penelitian membutuhkan 10 sampel dari 100 orang, maka jumlah
kelompok intervalnya 100/10=10. Selanjutnya responden dibagi ke dalam masing-masing
kelompok lalu diambil secara Contoh Sampel Acak Sistematis adalah pengambilan sampel
pada setiap orang ke-10 yang datang ke puskesmas. Jadi setiap orang yang datang di urutan
10,20,30 dan seterusnya maka itulah yang dijadikan sampel penelitian acak tiap kelompok.
3. Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)
Metode Pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel berdasar tingkatan tertentu.
Misalnya penelitian mengenai motivasi kerja pada manajer tingkat atas, manajer tingkat
menengah dan manajer tingkat bawah. Proses pengacakan diambil dari masing-masing
kelompok tersebut.
Cluster Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok. Pengambilan sampel jenis ini
dilakukan berdasar kelompok / area tertentu. Tujuan metode Cluster Random Sampling antara
lain untuk meneliti tentang suatu hal pada bagian-bagian yang berbeda di dalam suatu instansi.
Misalnya, penelitian tentang kepuasan pasien di ruang rawat inap, ruang IGD, dan ruang poli di
RS A dan lain sebagainya.
Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik itu bertingkat dua, tiga
atau lebih.
1. Purposive Sampling
Purposive Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering digunakan. Metode ini
menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel. Kriteria pemilihan
sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan peneliti berdasarkan tujuan penelitian.
Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria khusus yang menyebabkan calon responden
yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari kelompok penelitian. Misalnya, calon
responden mengalami penyakit penyerta atau gangguan psikologis yang dapat memengaruhi
hasil penelitian.
Contoh Purposive Sampling: penelitian tentang nyeri pada pasien diabetes mellitus yang
mengalami luka pada tungkai kaki. Maka kriteria inklusi yang dipakai antara lain:
1. Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada tungkai kaki)
2. Usia 18-59 tahun
3. Bisa membaca dan menulis
Kriteria eksklusi:
1. Penderita Diabetes Melitus yang memiliki penyakit penyerta lainnya seperti gangguan
ginjal, gagal jantung, nefropati, dan lain sebagainya.
2. Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.
2. Snowball Sampling
Metode pengambilan sampel Snowball atau Bola salju ini sangat cocok untuk penelitian
mengenai hal-hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi, misalnya penelitian
tentang kaum waria, penderita HIV, dan kelompok khusus lainnya.
3. Accidental Sampling
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti mengambil sampel yang
kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini cocok untuk meneliti jenis kasus penyakit
langka yang sampelnya sulit didapatkan.
Contoh penggunan metode ini, peneliti ingin meneliti tentang penyakit Steven Johnson Syndrom
yaitu penyakit yang merusak seluruh mukosa atau lapisan tubuh akibat reaksi tubuh terhadap
antibiotik.
Kasus Steven Johnson Syndrome ini cukup langka dan sulit sekali menemukan kasus
tersebut. Dengan demikian, peneliti mengambil sampel saat itu juga, saat menemukan kasus
tersebut. Kemudian peneliti melanjutkan pencarian sampel hingga periode tertentu yang telah
ditentukan oleh peneliti.
Tehnik pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk penelitian yang bersifat umum,
misalnya seorang peneliti ingin meneliti kebersihan Kota Bandung. Selanjutnya dia menanyakan
tentang kebersihan Kota Bandung pada warga Bandung yang dia temui saat itu.
4. Quota Sampling
Metode pengambilan sampel ini disebut juga Quota Sampling. Tehnik sampling ini mengambil
jumlah sampel sebanyak jumlah yang telah ditentukan oleh peneliti. Kelebihan metode ini yaitu
praktis karena sampel penelitian sudah diketahui sebelumnya, sedangkan kekurangannya yaitu
bias penelitian cukup tinggi jika menggunakan metode ini.
Teknik pengambilan sampel dengan cara ini biasanya digunakan pada penelitian yang memiliki
jumlah sampel terbatas. Misalnya, penelitian pada pasien lupus atau penderita penyakit tertentu.
Dalam suatu area terdapat 10 penderita lupus, maka populasi tersebut dijadikan sampel secara
keseluruhan , inilah yang disebut sebagai Total Quota Sampling.
Teknik Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel yang menjadikan semua anggota
populasi sebagai sampel. dengan syarat populasi yang ada kurang dari 30 orang.
6. Snowball Sampling
A. PENGERTIAN
Secara umum ada dua teknik sampling yang dapat digunakan, yaitu sampling probabilitas
yang cenderung bersifat kuantitatif dengan analisis statistik, dan teknik sampling non-
probabilitas yang cenderung bersifat kualitatif. Untuk menjawab permasalahan khusus yang
sulit diungkapkan dan tidak mudah dianalisis secara statistik, maka teknik sampling non-
probabilitas akan lebih tepat dan dapat lebih berguna dalam proses pengumpulan data. Teknik
sampling non-probabilitas bertujuan untuk mengidentifikasi hal-hal yang masih belum jelas
dalam penelitian pendahuluan, untuk mendapatkan gambaran tentang kumpulan unit
observasi yang kemudian dijadikan landasan bagi penerapan sampel probabilitas yang lebih
tepat dan akurat.
Menurut Becker (1970), dalam menyiapkan penelitian lapangan, setelah memutuskan lokasi
dan waktu penelitian, peneliti harus menentukan responden yang akan diteliti. Dalam
beberapa studi perumahan, kelompok-kelompok seperti penghuni perumahan real estat atau
anak-anak yang tinggal di lingkungan perumahan flat, dapat didefinisikan dengan lebih jelas
oleh peneliti. Namun, dalam kasus tertentu, kelompok atau orang sebagai responden tidak
dapat ditentukan dengan jelas. Dalam kondisi seperti ini, para peneliti menemukan kesulitan
mengenai siapa yang harus diteliti. Beberapa peneliti mengatasi situasi seperti ini dengan
menggunakan teknik sampling snowball.
• Teknik sampling snowball adalah suatu metode untuk mengidentifikasi, memilih dan
mengambil sampel dalam suatu jaringan atau rantai hubungan yang menerus. Peneliti
menyajikan suatu jaringan melalui gambarsociogramberupagambarlingkaran-lingkaran yang
dikaitkan atau dihubungkan dengan garis-garis. SetiapLingkaran mewakili satu respon dan
atau kasus, dan garis-garis Menunjukkan hubungan antar responden atau anta rkasus
(Neuman, 2003).
• Teknik sampling snowball (bola salju) adalah metoda sampling di mana sampel diperoleh
melalui proses bergulir dari satu responden ke responden yang lain
• nya, biasanya metoda ini digunakan untuk menjelaskan pola-pola social atau komunikasi
(sosiometrik) suatu komunitas tertentu.
• Snowball sampling merupakan salah satu metode dalam pengambilan sample dari suatu
populasi. Dimana snowball sampling ini adalah termasuk dalam teknik non-probability
sampling (sample dengan probabilitas yang tidak sama). Untuk metode pengambilan sample
seperti ini khusus digunakan untuk data-data yang bersifat komunitas dari subjektif
responden/sample, atau dengan kata lain oblek sample yang kita inginkan sangat langka dan
bersifat mengelompok pada suatu Himpunan. Dengan kata lain snowball sampling metode
pengambilan sampel dengan secara berantai (multi level).
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa teknik sampling snowball (bola salju) adalah metoda
sampling di mana sampel diperoleh melalui proses bergulir dari satu responden ke responden
yang lainnya, biasanya metoda ini digunakan untuk menjelaskan pola-pola sosial atau
komunikasi (sosiometrik) suatu komunitas tertentu. Atau dengan kata lain,dalam penentuan
sampel, pertama-tama di pilih satu atau dua orang , tetapi karena dengan dua orang ini belum
merasa lengkap terhadap data yang di berikan, maka peneliti mencari orang lain yang di
pandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang di berikan oleh dua orang sebelumnya.
Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.
Cara pengambilan :
Pengambilan sample untuk populasi seperti contoh di atas dapat dilakukan dengan cara
mencari contoh sample dari populasi yang kita inginkan, kemudian dari sample yang didapat
dimintai partisipasinya untuk memilih komunitasnya sebagai sample lagi. Seterusnya
sehingga jumlah sample yang kita inginkan terpenuhi.
1. Akan diteliti pendapat para ahli penyakit dalam senior Indonesia terhadap pengobatan
penyakit dalam menggunakan tenaga dalam, maka pengambilan sampel dapat dilakukan
dengan Snowball sampling. Pertimbangan tersebut dikaitkan dengan kenyataan bahwa
populasi yang berupa ahli penyakit dalam senior di Indonesia sangat spesifik, jumlahnya
sedikit dengan lokasi yang tersebar dan karena profesi yang sama maka kemungkinan besar
mereka saling mengenal satu dengan yang lain. Pertama, dicari seorang ahli penyakit dalam
senior. Selanjutnya dari satu orang ini diminta menunjukkan beberapa ahli lain yang dapat
diwawancarai, demikian seterusnya sehingga diperoleh sejumlah responden yang diperlukan.
2. Meneliti para narkoba. Jika sudah ditemukan satu orang pengguna maka dari orang
tersebut digali informasi siapa saja teman atau teman-temannya yang sama-sama suka
mengkonsumsi narkoba. Dari temannya yang tadi dicari lagi informasi siapa teman atau
teman-teman yang lain. Begitu seterusnya sampai sampel dirasa cukup untuk memperoleh
data yang diperlukan atau sudah tidak terkorek lagi keterangan sampel lainnya siapa dan
dimana, atau sampai data yang diperoleh dipandang sudah cukup memadai untuk menjawab
permasalahan penelitian.
3. Misalnya seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum lesbian terhadap lembaga
perkawinan. Peneliti cukup mencari satu orang wanita lesbian dan kemudian melakukan
wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta kepada wanita lesbian tersebut untuk bisa
mewawancarai teman lesbian lainnya. Setelah jumlah wanita lesbian yang berhasil
diwawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa mengentikan pencarian wanita lesbian lainnya.
Hal ini bisa juga dilakukan pada pencandu narkotik, para gay, atau kelompok-kelompok
sosial lain yang eksklusif (tertutup).
4. Penerbit majalah mobil antik melakukan survey terhadap orang-orang yang gemar
mengoleksi mobil antik. Responden yang berhasil ditemui diminta untuk menunjukkan
orang-orang lain yang memiliki hobi yang sama.
BAB III
PENUTUP
33333
3.1. Kesimpulan
Setelah mengetahui apa itu statistika, dan berbagai metode metode statistika tersebut. Kita
dapat menganalisis lebih baik lagi terhadap semua persoalan yang ingin diketahui peluang
suatu kejadiannya. Dengan metoda metoda yang telah disebutkan diatas, semakin
mempermudah untuk pengambilan data dari populasi manusia.
3.2 Saran
1. Salah satu cara untuk meningkatkan pengambilan data disuatu persoalan adalah dengan
metoda statistika.
2. Untuk implementasinya dibutuhkan pemahaman yang sangat baik terhadap riset ataupun
penelitian yang akan dilakukan.
3. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah di
kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Walpole, E. Ronald (1992). Pengantar Statistika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama