Editor
Dr. Fadilla Oktaviana, M.Pd
Ida Nuraida, S.Pd., M.Pd
PRAKATA
PRAKATA …………...………………………………
Abstrak
Iklim belajar di era pandemi COVID-19 telah mempengaruhi
pola penyampaian ilmu pengetahuan dari tatap muka (face to face)
menjadi daring (dalam jaringan)/online. Hal ini berdampak pula
pada pola pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan pada
Workshop Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru Sekolah
Menengah di Kabupaten Lebak. Gelombang naik turunnya angka
terkonfirmasi di wilayah ini memaksa tim pengabdi dan peserta
harus melakukan pelatihan jarak jauh bersama para guru tersebut
sesuai dengan saran pemda setempat mengenai PSBB/social
distancing demi keselamatan semua. Pengabdian kepada
masyarakata ini ditujukan untuk memberikan pemahaman kepada
para guru sekolah menengah di Kabupaten Lebak agar mampu
melakukan interpretasi data setelah dilakukan perhitungan data
baik secara SPSS maupun melalui Microsoft Excel ya. Tujuan ini
dicapai dengan cara pemberian materi melalui workshop online
mulai dari pemberian pretest, materi dan posttest. Materi yang
disampaikan dalam workshop online ini mendapatkan respon
yang baik dari para peserta, mereka mengikuti kegiatan ini dari
awal hingga akhir dengan tertib dan mereka memberikan saran
agar workshop PKM ini berkelanjutan demi kelancaran dalam
setiap melakukan Penelitian Tindakan Kelas dan kedepan
diharapkan bisa dilaksanakan dengan cara workshop tatap muka
dengan para peserta dan dapat memahami materi secara
menyeluruh. Setelah diberikan workshop materi mengenai
interpretasi hasil analisis data hasilnya bahwa para guru sekolah
menengah di Kabupaten Lebak mendapatkan perubahan kenaikan
tingkat pemahaman dalam memberikan penjelasan,
mendeskripsikan, menafsirkan atau menginterpretasikan hasil
analisis data baik berupa tabel distribusi frekuensi, grafik
distribusi frekuensi, maupun diagram ditsribusi frekuensi.
Abstract
Learning Atmosphere in Covid-19 outbreak has influenced
knowledge transferring form from face to face become an online
system. it gives an impact on community service program which
is done on Classroom Action Research Workshop for high school
teachers in Lebak regency. The tentative confirmed numbers in
this area has forced the service team and participant to carry out
a remote workshop with the teachers according to advice of the
local government about social distancing for the safety of all
people. This program is aimed at providing understanding to
secondary school teachers in Lebak regency to be able to
interpret data after calculated by using SPSS or Microsoft Excel.
This goal is achieved by providing material through online
workshop starting from giving pretest, material presentation, and
posttest. The material presented in this online workshop received
a good response from the participants. They followed the
workshop well from beginning until the end. They gave
suggestions to do this program done to be continued face to face
in the future after pandemic ended and to be more understand the
material holistically about classroom action research After being
given a workshop, the results show that the secondary teachers in
Lebak regency have changed in the level of understanding in
providing explanation, describing, and interpreting data analysis
result in the form of frequency distribution table, frequency
distribution chart, and frequency distribution diagram. And it can
be concluded that giving a workshop about data interpretation
give good impact to teachers and significantly increased.
Pendahuluan
Kajian Teori
A. Pengertian PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu kegiatan
penelitian yang berkonteks kelas yang dilaksanakan untuk
memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh
guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan
hal-hal baru dalam pembelajaran demi peningkatan mutu dan
hasil pembelajaran. PTK merupakan kegiatan penelitian yang
dapat dilakukan secara individu maupun kolaboratif. Paizaluddin
& Ermalinda (2015) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berasal
dari bahasa inggris Classroom Action Research, yang artinya
penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui
akibat tindakan yang diterapkan pada suatu objek penelitian
dalam kelas tersebut. Secara empiris, guru yang berpengalaman
mengajar secara tidak disadari telah melakukan sejumlah
kegiatan tambahan yang tidak tercantum dalam satuan pelajaran
tetapi ia telah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.
PTK menjadi cerminan tindakan yang sengaja dimunculkan
oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa
(Suwandi, 2011: 12). PTK dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kemampuan guru melakukan refleksi diri,
meningkatkan kemajuan sekolah, dan menumbuhkan budaya
profesional di kalangan pendidik.
Penelitian Tindakan Kelas dapat meningkatkan kinerja guru
sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagai praktisi,
yang hanya merasa puas dengan apa yang dikerjakan tanpa
adanya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneliti di
bidangnya dan juga pelaksanaan PTK didasarkan pada masalah
aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya dan tidak
mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu
meninggalkan kelasnya sebab PTK merupakan suatu kegiatan
penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses
pembelajaran. PTK sendiri mampu meningkatkan pengetahuan
yang signifikan mengenai pemahaman terhadap Penelitian
Tindakan Kelas, pengolahan dan analisis data (Sunendiari, dkk,
2014).
Tampubolon (2014) juga menyatakan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas menjadi kebutuhan utama para Pendidikan dalam
rangka memperbaiki/meningkatkan kualitas kinerjanya yang
akan berdampak positif pada peningkatan kemampuan dalam
masalah Pendidikan dan masalah pembelajaran; peningkatan
kualitas masukan, proses, dan hasil belajar baik akademik
maupun non akademik; peningkatan profesionalisme pendidik;
dan penerapan prinsip pembelajaran berbasis penelitian dan
berkelanjutan.
B. Karakteristik PTK
Dari beberapa definisi tentang PTK, dapat disimpulkan tiga
karakteristik PTK, yaitu (Wibawa, 2012):
a. Inkuiri
Penelitian tindakan kelas berangkat dari permasalahan
pembelajaran riil dan praktis yang sehari-hari dihadapi oleh
pendidik dan peserta didik. PTK bersifat practice driven dan
action driven dalam arti bahwa PTK bertujuan memperbaiki
secara langsung di sini dan sekarang sehingga dinamakan juga
penelitian praktis (practical inquiry). Ini berarti bahwa PTK
memusatkan perhatian pada permasalahan yang spesifik,
kontekstual sehingga tidak terlalu menghiraukan ke-
representatif-an sampel, karena berbeda dengan penelitian
formal - tujuan PTK bukanlah menemukan pengetahuan baru
yang dapat diberlakukan secara meluas. PTK menerapkan
metodologi yang bersifat longgar dalam arti tidak
memperhatikan pembakuan instrumen, namun demikian, di
pihak lain, PTK sebagai kajian yang taat kaidah, pengumpulan
data tetap dilakukan dengan menekankan objektivitas dan
memegang teguh imparsialitas sebagai acuan dalam analisis
serta interpretasi data.
b. Reflektif
Penelitian tindakan kelas memiliki ciri khusus, yaitu sikap
reflektif yang berkelanjutan. Langkah-langkah dalam kegiatan
reflektif adalah mengumpulkan catatan-catatan yang telah
dibuat oleh peserta PTK, seperti catatan lapangan, transkrip
wawancara, pernyataan tertulis dari peserta, atau dokumen
resmi; menjelaskan dasar reflektif catatan-catatan ini; dan
pernyataan dapat ditransformasi menjadi pertanyaan, dan
sederet alternatif yang mungkin dapat dilaksanakan, yang
beberapa penafsiran tertentu telah terpikirkan sebelumnya.
c. Kolaboratif
Upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat
dilakukan sendiri oleh pendidik, tetapi ia harus berkolaborasi
dengan pendidik lain. Peneliti dalam PTK hendaknya selalu
diingat bahwa dia adalah bagian dari situasi yang diteliti, dia
bukan hanya pengamat, tetapi juga terlibat langsung dalam
proses situasi tersebut. Kolaborasi di antara keanggotaan
situasi itulah yang memungkinkan proses itu berlangsung.
Kolaborasi yang dimaksud di sini adalah sudut pandang setiap
orang akan dianggap memberikan andil pada pemahaman,
tidak ada sudut pandang seseorang yang akan dipakai sebagai
pemahaman tuntas dan mumpuni dibandingkan dengan sudut-
sudut pandang yang lain.
C. Manfaat PTK
Budaya meneliti yang tumbuh dari dilaksanakannya PTK
secara berkesinambungan menjadikan kalangan guru makin
profesional dalam hal ini menjadi lebih mandiri, percaya diri, dan
berani mengambil risiko dalam mencoba hal-hal yang baru untuk
perbaikan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Berdasarkan
penelitian-penelitian yang dilakukannya, guru dapat membangun
pengetahuan, dan tidak menutup kemungkinan pengetahuan yang
dibangunnya.
1. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan
bahan panduan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat menjadi
bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan,
antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal
ilmiah.
2. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi
meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan guru. Hal ini
telah ikut mendukung profesionalisme dan karir guru.
3. Mampu mewujudkan kerja sama, kolaborasi, dan atau sinergi
antar-guru dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk
bersama-sama memecahkan masalah pembelajaran dan
meningkatkan mutu pembelajaran.
4. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan
kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan
dan konteks lokal, sekolah, dan kelas. Hal ini memperkuat dan
relevansi pembelajaran bagi kebutuhan siswa.
5. Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan,
ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan
guru. Hasil belajar siswa pun dapat ditingkatkan.
6. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang
menarik, menantang, nyaman, menyenangkan, dan melibatkan
siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media yang
digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan
dipilih secara sungguh-sungguh.
C. Tujuan PTK
Tujuan PTK yaitu untuk memperbaiki dan untuk
meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secara
berkesinambungan sehingga meningkatkan mutu hasil
instruksional , mengembangkan keterampilan guru,
meningkatkan relevansi , meningkatkan efisiensi pengelolaan
instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada
komunitas guru (Aqib & M. Chotibuddin, 2018).
Dalam Penelitian Tindakan Kelas, ada bagian penting yang
harus dikuasai oleh seorang guru saat data sudah diperoleh
tentunya harus dihitung data penelitian tersebut, dan setelah selsai
melakukan analisis data, guru juga harus mampu
menginterpretasikan/ menjelaskan dengan baik arti atau makna
dari data tersebut.
Interpretasi secara harfiah diartikan dengan tafsiran atau
menafsirkan, secara luas interpretasi merupakan kemampuan
untuk menafsirkan dari suatu bentuk representasi. Interpretasi
berkaitan dengan representasi yang bersifat komunikasi dari
suatu konfigurasi ide, yang mungkin memerlukan suatu
pengulangan kembali ide tersebut ke dalam suatu konfigurasi
baru dari pemikiran interpreter. Dalam menginterpretasi suatu
representasi, seseorang terlebih dahulu mentranslasi setiap
bagian-bagian representasi yang masih bersifat umum sehingga
dapat memudahkan dalam menginterpretasi representasi, atau
dengan mengubah satu bentuk representasi ke bentuk representasi
yang lain.
Kemampuan dalam menginterpretasi hasil analisis data
menjadi bagian penting yang harus dilakukan oleh guru setelah
melakukan perhitungan data penelitian. Adapun olah data yang
dideskripsikan dalam penelitian tindakan kelas berupa statistik
deskriptif yakni fokus pada pemusatan data seperti menghitung
mean, median modus, persentase. Dalam uraian hasil olahan data,
peneliti harus membuat tabel distribusi frekuensi yang gunanya
memberikan kemudahan saat presentasi data. Pembuatan tabel
distribusi frekuensi harus dapat diinterpretasikan sedetail
mungkin agar pembaca paham atas penelitian tindakan kelas yang
dilakukan. Setelah tabel distribusi frekuensi dibuat selanjutnya
peneliti membuat diagram/grafik distribusi yang fungsinya
dengan tabel memberikan kemudahan agar data dibaca lebih
mudah dan lebih bermakna.
Metode Pelaksanaan
A. Hasil
f Pretes
16% Bisa
31%
Tidak Bisa
53% Ragu-ragu
Postes
12%
10% Bisa
Tidak Bisa
Ragu-ragu
78%
B. Pembahasan
Pada Pelatihan ini, peserta diberikan cara interpretasi hasil
analisis data yang sebelumnya diminta untuk mengisi lembar
pretes terlebih dahulu pada google form. Setelah selesai mengisi
pretes dilanjutkan dengan pemberian materi mengenai
interpretasi data menghitung data melalui program Microsoft
excel. Contoh data mentah yang diberikan yaitu data tes Bahasa
inggris siklus 1 yang terdiri dari 9 siswa. Data dalam Penelitian
Tindakan kelas dikategorikan pada data kualitatif yang dianalisis
dengan statistik deskriptif. Kegiatan meliputi pengumpulan,
pengelompokan dan pengolahan data selanjutnya akan
menghasilkan ukuran-ukuran statistik seperti Frekuensi (sum,
presentase), pemusatan data (mean, median, modus), penyebaran
data (Range, mean deviation, varian, standar deviasi, koefisien
variasi), kecenderungan suatu gugus data (Quartile, Desil,
percentile) dan lain-lain. Setelah dilakukan perhitungan data
melalui Microsoft Excel dengan program data analisis yang sudah
di-install di masing-masing laptop peserta maka ditemukan data
seperti pada gambar 2. Pada gambar 2 itu diberikan
penafsiran/penjelasan mengenai data.
Dalam penyajian data diperlukan distribusi frekuensi yang
gunanya untuk mengatur, menyusun, atau meringkas data.
distribusi frekuensi merupakan suatu keadaan yang
menggambarkan bagaimana frekuensi dari gejala atau variabel
yang dilambangkan dengan angka itu telah tersalur, terbagi,
tersebar, dan terpancar. Penggambaran angka (bilangan) atau
penyajian data angka tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel
atau grafik/gambar, yang kemudian dikenal dengan istilah tabel
distribusi frekuensi dan grafik distribusi frekuensi. Peserta dilatih
cara menghitung kelas interval dan mencari frekuensi dari sampel
yang telah ditentukan dan tabel distribusi frekuensi hasilnya
seperti pada gambar 3. Selanjutnya peserta diajarkan membuat
grafik setelah paham membuat tabel distribusi frekuensi. Menu
yang tersedia di Microsoft Excel memudahkan peserta membuat
grafik yang diinginkan hanya dengan memblok data tabel
distribusi frekuensi dan terbentuklah grafik seperti pada gambar
4. Dari perolehan tabel dan grafik distribusi frekuensi, peserta
diajarkan kembali bagaimana memberikan interpretasi/tafsiran
mengenai kedua hal tersebut dan hasil interpretasi seperti pada
gambar 5. Setelah materi interpretasi hasil analisis data selesai
dipresentasikan kepada peserta selanjutnya peserta diberikan
postes. Berikut rangkuman tabel hasil pretes dan postesnya.
Simpulan
Abstrak
Dalam situasi pandemi covid-19 saat ini pembelajaran dilakukan
melalui online mulai dari pendidikan usia dini sampai pendidikan
tinggi. Pola pendidikan dan pengajaran tidak akan berhasil tanpa
pelayanan yang prima dan komunikasi yang efektif dimulai dari
pelayanan staf administrasi, guru dan kepala sekolah kepada
siswa, orang tua siswa, teman seprofesi Guru Taman Kanak-
Kanak di kecamatan Sawangan, Depok. Konsep pelayanan prima
dan keterampilan berkomunikasi dalam pembelajaran dari rumah
tidak hanya memberikan efek perubahan kepada para guru,
pengelola sekolah akan tetapi juga berdampak pada pola belajar
siswa. Kendala yang muncul adalah bagaimana pelayanan yang
diberikan penyelenggara pendidikan kepada siswa dalam masa
pandemi covid-19 tetap memberikan kepuasan melalui
komunikasi yang efektif. Tujuan dari pengabdian ini diharapkan
adanya transfer pengetahuan dan pengalaman (transfer
knowledge and experience) dalam proses pembelajaran online,
penerapan tiga konsep pelayanan prima, serta memilih
komunikasi yang efektif sehingga siswa merasa puas dan
menyenangkan mengikuti pembelajaran di rumah. Pengabdian ini
melibatkan dua mitra TK di Kecamatan Sawangan-Depok yang
terlibat, yaitu: TB/TK Islam Al Yazid dan TK Aisyiyah Bustanul
Afthal 14. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif dengan
teknik pengumpulan data melalui pelatihan, studi kasus, dan
demonstrasi. Luaran yang dihasilkan adalah tiga konsep
pelayanan berdasarkan sikap, perhatian dan tindakan serta
komunikasi efektif dalam proses pembelajaran telah dilaksanakan
oleh Guru Taman Kanak-Kanak sesuai dengan strategi
pembelajaran yang berlaku.
Abstract
In the current covid-19 pandemic situation, learning is being
carried out online, from early childhood education to higher
education. Education and teaching patterns will not be successful
without excellent service and staff interpersonal communication,
teachers, and school principals to students, parents of students,
kindergarten teachers in Sawangan sub-district, and Depok. The
concept of excellent service and communication skills in learning
from home has a changing effect on teachers and school
managers and the impact on student learning patterns. The
obstacle that arises is that the services provided by providing
education to students during the Covid-19 pandemic still provide
satisfaction through effective communication. The purpose of this
service is to transfer knowledge and experience in the online
learning process, apply three concepts of excellent service, and
choose effective communication so that students feel satisfied and
pleasant to participate in learning at home. This service involved
two TK partners in Sawangan-Depok Subdistrict who were
involved, namely: Al Yazid Islamic TB / TK and TK Aisyiyah
Bustanul Afthal 14. The method used was descriptive qualitative
with data collection techniques through training, case studies,
and demonstrations. The resulting output is three service
concepts based on attitude, attention, and action an excellent
communication in the learning process implemented by
Kindergarten Teachers according to following the appropriate
learning strategies.
Pendahuluan
Kajian teori
Metode pelaksanaan
Daftar Pustaka
Abstrak
Implementasi Salah Satu Tri Darma Perguruan Tinggi adalah
Program Pengabdian Masyarakat. Kawasan Desa Sindanglaya
adalah salah satu desa untuk pelaksanaan kegiatan Program
Pengabdian Masyaraka Kuliah Kerja Mahasiswa tahun 2019
yang bertujuan untuk menggali potensi desa dan
mengembangkan keterampilan masyarakat. Potensi yang
dimiliki oleh desa Sindanglaya yaitu di bidang pariwisata, karena
posisi letak wilayah berada di sepanjang pantai florida yang bisa
dimanfaatkan sebagai objek wisata Bahari (Ecotourism) dan
berbagai komoditi hasil kerajinan tangan (souvenir).
Permasalahan yang muncul di desa Sindanglaya yang merupakan
salah satu wilayah destinasi wisata yaitu semakin sedikitnya
jumlah pengunjung ke objek wisata Ecotourism. Semua informasi
tentang permasalahan tersebut berdasarkan data yang di dapatkan
melalui beberapa tahapan (1) Survey melalui pengamatan, 2).
wawancara, dan analisis permasalahan. Beberapa solusi yang
sudah di laksanakan di lapangan adalah mengadakan berbagai
kegiatan yaitu (1) Kegiatan Sosialisasi Strategi Promosi Potensi
Desa di Desa Sindanglaya; (2) Pelatihan Pembuatan Website
Desa; (3) Praktek Pembuatan digital marketing. Setelah
dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat Kuliah Kerja
Mahasiswa Tahun 2019, maka diharapkan meningkatnya
partisipasi dan keterampilan masyarakat dalam mempromosikan
desa Sindanglaya menjadi desa dan masyarakat desa Sindanglaya
menjadi masyarakat yang kreatif dan produktif terutama dalam
mengembangkan wisata Bahari yang menjadi salah satu potensi
dari desa Sindanglaya.
Abstract
One of the implementation of the Tri Dharma of Higher
Education is the Community Service Program. The Sindanglaya
Village Area is one of the villages for the implementation of the
2019 Student Work Lecture Community Service Program which
aims to explore the potential of the village and develop
community skills. The potential of the village of Sindanglaya is in
the field of tourism, due to the position of the area along the
Florida coast which can be used as a marine tourism object
(Ecotourism) and various handicraft commodities (souvenirs).
The problem that arises in Sindanglaya village, which is one of
the tourist destinations, is the increasing number of visitors to
Ecotourism tourism objects. All information about these
problems is based on data obtained through several stages (1)
Survey through observation, 2). interviews, and problem analysis.
Several solutions that have been implemented in the field are
holding various activities, namely (1) Socialization of Village
Potential Promotion Strategies in Sindanglaya Village; (2)
Training on Village Website Development; (3) Practice making
digital marketing. After carrying out community service activities
for the 2019 Student Work Lecture, it is hoped that community
participation and skills will increase in promoting Sindanglaya
village to become a village and the village of Sindanglaya to
become a creative and productive community, especially in
developing marine tourism which is one of the potentials of
Sindanglaya village.
Pendahuluan
Kajian teori
C. Jenis-Jenis Pariwisata
Secara umum, Jenis-jenis pariwisata dapat digolongkan
sebagai berikut: Wisata Budaya, Wisata Kesehatan, Wisata
Olahraga, Wisata Komersial (Bisnis), Wisata Politik, Wisata
Konvensi, Wisata Sosial, Wisata Pertanian, Wisata Maritim
atau Bahari, Wisata Alam, Wisata Buru, Wisata Pilgrim,
Wisata Bulan Madu, dan Wisata Industri.
Semakin banyak potensi wisata yang dapat dikembangkan
dari berbagai jenis pariwisata dari sebuah daerah, maka
membawa dampak yang baik bagi aktivitas dan perekonomian
masyarakat sekitar. Sumber Daya Manusia akan diserap sebagai
tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di
desa tersebut. Dari sisi lain, tidak hanya tenaga kerja, bagi
masyarakat dapat memanfaatkan jenis-jenis pariwisata yang
menjadi potensi di desanya sebagai tempat untuk
mengembangkan skill entrepreneurship, sehingga masyarakat
akan menjadi lebih mandiri dan sejahtera.
Dalam hal ini, Sindanglaya yang merupakan salah satu
desa di kecamatan Anyer yang berseberangan dengan laut,
sangat berpotensi dalam mengembangkan wisata pantai. Dan
salah satu pantai yang terkenal di Desa Sindanglaya Kecamatan
Cinangka Kabupaten Serang Banten yaitu Pantai Florida.
Pengembangan pantai florida masuk dalam kategori
pengembangan wisata bahari.
Metode Pelaksanaan
A. Metode
Kegiatan dalam pengabdian ini adalah penulis
menggunakan rancangan kegiatan yang dilaksanakan secara
eksploratif yaitu meliputi hal-hal menyangkut faktor-faktor
yang menyebabkan belum berhasilnya pengembangan Objek
Wisata Pantai Florida sebagai objek wisata andalan. Menurut
pendapat para ahli di atas dalam penelitian secara eksploratif
dengan pendekatan kegiatan berupa pelatihan-pelatihan ini
adalah guna mengungkap, menganalisis dan membuktikan
bahwa untuk dapat mengembangkan Pariwisata Berbasis
Masyarakat hanya dapat terlaksana jika ada potensi dan daya
dukung pariwisata, potensi budaya masyarakat sekitar objek
wisata dan pemerintah yang disinergikan dalam program
terencana dan terpadu
B. Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan suatu metode untuk
menggali aspek-aspek kondisi yang terdapat di suatu kawasan
yang direncanakan untuk menguraikan berbagai potensi dan
tantangan yang akan dihadapi di dalam perencanaan. Tujuan
dari Analisis SWOT di sini adalah untuk menentukan strategi-
strategi pengembangan kepariwisataan berdasarkan potensi
dan masalah yang ada.
Daftar Pustaka
Abstrak
Tujuan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) ini adalah
untuk membangun kesadaran mensyarat agar terbiasa
mengurangi penggunaan kantong plastik dan berpikir kreatif
untuk menggantikan peran kantong plastik dalam kehidupannya.
Permasalahan yang dihadapi belum adanya kesadaran masyarakat
akan pentingnya pengurangan sampah plastik di lingkungan
Kelurahan Lambangsari, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten
Bekasi. Kejadian banjir hebat di daerah ini pada awal tahun 2020
menjadi latar belakang utama kegiatan P2M ini. Metode
pelaksanaan pengabdian yaitu melakukan survei kebutuhan
melalui kuesioner daring dan pembuatan video tutorial sebagai
bentuk penerapan teknologi sekaligus pengembangan literasi
digital melalui media sosial bagi warga lingkungan sekitar.
Luaran dari kegiatan ini diharapkan dapat membantu
meningkatkan daya kreativitas masyarakat Kelurahan
Lambangsari, Kecamatan Tambun Selatan, Kota Bekasi dengan
cara memanfaatkan kain hijab sebagai pengganti kantong plastik.
Karena kondisi wabah covid 19, maka kegiatan pembinaan
dilakukan dengan membuat video tutorial cara membungkus
dengan kain ala Jepang “furoshiki”.
Kata Kunci: Pembinaan pada Masyarakat, Pengurangan
Sampah Plastik, Furoshiki, Hijab
Abstract
The aim of this Community Service activity is to build awareness
of the community to start reducing the plastic bag usage in
creative way. The problem is the lack of public awareness of the
importance of reducing plastic waste especially in Lambangsari
Sub-District at Tambun Selatan District, Bekasi. As the main
background is a terrible flood at the beginning of the year 2020
in this area. The method of implementing this service is
conducting a needs survey through online questionnaires and
making video tutorials as a form of technology application as well
as digital literacy development through social media for local
residents. The output of this activity is expected be able to
increase the creativity of the people of Lambangsari Village,
Tambun Selatan District, Bekasi by using hijab cloth as a
substitute for plastic bags. Due to the condition of the Covid 19
pandemic, coaching activities were carried out by providing a
video tutorial on how to wrap in Japanese-style "furoshiki" cloth.
Pendahuluan
Kajian teori
Metode Pelaksanaan
B. Angket Responden
Survei prakegiatan dilakukan dengan menyebar kuesioner
pada responden untuk menjaring informasi awal tentang kondisi
responden serta pengetahuan mereka akan Furoshiki seni
membungkus ala Jepang dalam rangka gerakan kantong plastik.
Kuesioner terdiri atas sebelas pertanyaan yang disusun dengan
struktur informasi tentang peserta hingga pengetahuan tentang
furoshiki. Dari hasil survei yang dilakukan sebelum kegiatan ini
diketahui bahwa animo para ibu rumah tangga untuk mempelajari
sesuatu yang baru terbukti sangat tinggi. Hal ini diketahui karena
mereka berharap bahwa dengan mengetahui dan mengikuti
pelatihan furoshiki melalui tutorial video yang disebar melalui
media sosial dapat membantu mengurangi sampah di lingkungan
keluarga dan sekitar tempat tinggal.
Furoshiki Style
Ex : bento dan buku Ex : Botol minum dan wine Ex : Semangka dan melon Ex : Tas kecil atau ransel
Tas semangka
2. Tas Buku
Tas Buku
8
1. Lebarkan kain persegi empat.
2. Letakan kedua barang di ujung kain sebelah
kanan bawah dan sebelah kiri atas.
7
3. Lipat kain dengan menggulung barang
hingga keduanya bertemu.
4. Silangkan ujung kain yang belum terikat.
4 5 6
3 2 1
6. Rapikan ikatan dan selesai.
3. Tas Ransel
Tas ransel
1
1. Lebarkan kain persegi empat rentangkan
2 berbentuk belah ketupat.
2. Ikat masing-masing ujung kain di sisi kanan
dan kiri kain tersebut.
7 3. Ikat bersama dua ujung kain secara vertikal.
3
4. Ambil salah satu ujung kain yang telah di
ikat dan ikat lagi dengan ujung kain yang
tersisa.
6 5 4 5. Lalu rapikan dan selesai.
4. Tas Belanja
Tas Belanja
Tas Kecil
Kotak tisu
8. Kotak versi 1
Kotak ver 1
Kotak ver 2
Pembungkus botol
Daftar Pustaka
Andina, E., & Prasetyawan, T. (n.d.). Sampah plastik dan
implikasi kebijakan pembatasan plastik sekali pakai
terhadap industri dan masyarakat.
Ii, J. M. (2006). Furoshiki, (October), 38–39.
Laila, N., Das, P. K., & Singh, S. K. (2020). Plastic Waste
Management in Indonesia : Review, (3757), 3757–3761.
Sasanti&Milanguni. (2019). Furoshiki : An Art of Cloth
Wrapping as an Alternative to Replace Bag ( Goods ).
https://doi.org/10.4108/eai.21-12-2018.2282791
PANDEMI COVID 19, PELAYANAN PUBLIK HARUS
TETAP BERLANGSUNG
(Pengabdian Masyarakat di Kelurahan Curug, Depok)
nidia.sofa@bisnis.pnj.ac.id
Abstrak
Merebaknya kasus covid-19 di Depok telah mengakibatkan
adanya perubahan besar dalam merespon kebijakan serta
penetapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) oleh
pemerintah Jawa Barat. Hal ini berdampak pada berbagai
aktivitas pemerintahan maupun masyarakat. Pemerintahan
kelurahan Curug, Bojongsari Depok sebagai salah satu kelurahan
yang ikut terdampak pandemi Covid-19 diharapkan tetap
memberikan pelayanan di kelurahan dan melakukan sosialisasi
kepada masyarakat untuk berperilaku sehat, menerapkan social
distancing dan physical distancing dalam upaya menghindari
jumlah masyarakat yang terpapar covid-19. Akan tetapi, pada
kenyataannya, staf kelurahan masih ada yang belum memahami
bagaimana memberikan pelayanan publik yang prima dalam
masa pandemi dan juga belum ada kemampuan yang cukup bagi
mereka untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat dalam
berperilaku hidup sehat. Oleh karenanya, Program Studi D4
Administrasi Bisnis Terapan, Jurusan Administrasi Niaga,
Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) melalui program Pengabdian
Masyarakat Berbasis Prodi mengupayakan pemecahan masalah
yang dihadapi pemerintah dan masyarakat Kelurahan Bojongsari
dengan memberikan solusi secara teori dan praktik berupa
pelatihan pelayanan publik staf kelurahan dalam masa pandemi
Covid-19 dan sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat bagi
masyarakat dalam mencegah tertularnya virus Covid-19. Adapun
metode yang digunakan adalah Community Development melalui
bentuk pelatihan dan sosialisasi. Materi pelatihan yang diberikan
berupa pelayanan prima, komunikasi organisasi untuk publik, dan
pola hidup sehat dengan gizi yang seimbang. Hasil yang
diperoleh adalah staf kelurahan dan masyarakat semakin
memahami dan percaya diri dalam memberikan dan menerima
layanan di tingkat kelurahan tentunya dengan mengikuti protokol
kesehatan yang ketat, dan semakin bisa beradaptasi dalam
berbagai kegiatan di masa pandemi ini.
Abtsract
The outbreak of the Covid-19 case in Depok has resulted in
significant changes in response to policies and the imposition of
large-scale social restrictions (PSBB) by the West Java
government. This matter has an impact on various levels of
government and community activities. The government of the
Curug village, Bojongsari Depok, as one of the sub-districts
affected by the Covid-19 pandemic, is expected to continue
providing services in the village and disseminating information
to the public to behave healthily, implementing social and
physical distancing to avoid the number of people exposed to
Covid-19. However, in reality, there is still village staff who do
not understand how to provide excellent public services during a
pandemic, and there is not enough ability for them to provide
socialization to the community in healthy living behavior.
Therefore, the D4 Applied Business Administration Study
Program, Department of Business Administration, Politeknik
Negeri Jakarta (PNJ) through the Study Program-Based
Community Service program seeks to solve problems faced by the
government and the people of Bojongsari Village by providing
theoretical and practical solutions in the form of public service
training for village staff during the Covid-19 pandemic and the
socialization of clean and healthy living habits for the community
in preventing the transmission of the Covid-19 virus. The method
used is Community Development through the form of training and
socialization. The training materials provided are excellent
service, organizational communication for the public, and a
healthy lifestyle with balanced nutrition. The results obtained are
that the village staff and the community are increasingly
understanding and confident in providing and receiving services
at the village level by following strict health protocols and
adapting to various activities during this pandemic.
Pendahuluan
KEKUATAN KELEMAHAN
Metode Pelaksanaan
A. Hasil
Kegiatan pengabdian masyarakat di kelurahan Curug
Depok dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2020. Kegiatan ini
dilakukan secara offline dengan melibatkan aparat pemerintahan
desa, karang taruna, kader Posyandu dan anggota PKK. Jumlah
peserta pelatihan dan sosialisasi sebanyak 20 orang, dan
dilaksanakan di Aula Kelurahan Curug dengan memperhatikan
protokol kesehatan yang ketat. Dilaksanakan secara offline
dengan pertimbangan, ada beberapa materi yang berupa praktik
langsung, sehingga pelatihan dan sosialisasi tidak bisa dilakukan
secara online. Berikut adalah alur pelaksanaan kegiatan
Pengabdian Masyarakat di Kelurahan Curug.
B. Pembahasan
Pandemi Covid-19 saat ini menuntut banyak pihak untuk
melakukan adaptasi di kehidupan sehari-hari. Tidak hanya bagi
masyarakat, tetapi juga pada penyelenggaraan pemerintahan di
semua tingkatan termasuk desa. Kebijakan Pemerintah yang
dikeluarkan untuk mencegah penyebaran virus tentunya
berdampak pada standar pelayanan publik yang diterapkan oleh
penyelenggara layanan. Penyelenggara pelayanan diharapkan
mampu memberikan pelayanan yang prima tetapi tetap
memperhatikan protokol kesehatan yang ada. Kelurahan sebagai
garda terdepan dalam memberikan pelayanan baik administrasi
maupun layanan lainnya seperti sosialisasi perilaku hidup sehat
kepada masyarakat, dituntut untuk memahami secara penuh
bagaimana memberikan pelayanan prima di tengah pandemi
Covid-19. Menurut Tjiptono (2016:4) pelayanan (service) bisa
dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri atas dua komponen
utama, yaitu service operations yang kerap kali tidak tampak atau
tidak diketahui keberadaannya oleh pelanggan (back office atau
backstage) dan service delivery yang biasanya tampak (visible)
atau diketahui pelanggan sering disebut pula front office atau
frontstage. Menurut Amstrong dalam Rangkuti (2017) pelayanan
atau service adalah setiap kegiatan atau manfaat yang dapat
diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak pula berakibat pada pemilikan
sesuatu. Menurut Barata dalam Rahmayanty (2013:15)
pelayanan terdiri dari kata S.E.R.V.I.C.E yaitu: Self Awarness:
Menanamkan kesadaran diri, menanamkan pelayanan yang
benar; Enthusiasm: Pelayanan dengan penuh gairah; Reform;
Memperbaiki kinerja pelyanan; Value: Pelayanan dengan nilai
tambah; Impressive: Penampilan cantik; Care:
Perhatian/kepedulian optimal; Evaluation: Mengevaluasi layanan.
Menurut Winslow dalam Notoatmodjo (2003) bahwa
kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni:
mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan
kesehatan, melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.
Fokus dalam kesehatan masyarakat meliputi: perbaikan sanitasi
lingkungan, pemberantasan penyakit-penyakit menular,
pendidikan untuk kebersihan perorangan, pengorganisasian
pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini
dan pengobatan, dan pengembangan rekayasa sosial untuk
menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak
dalam memelihara kesehatannya. Menurut UU Kesehatan No 23
Tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis; Menurut Notoatmodjo (1993: 59) bahwa
perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon dari seseorang
(organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan.
Dari penjelasan teori tersebut di atas maka bagan yang
menggambarkan keterkaitan teori dengan program pengabdian
kepada masyarakat adalah sebagai berikut:
Daftar Pustaka
Abstrak
Kreativitas merupakan modal utama dalam menghadapi
tantangan global. Bentuk-bentuk ekonomi kreatif selalu tampil
dengan nilai tambah yang khas, menciptakan “pasar” nya sendiri,
dan berhasil menyerap tenaga kerja serta pemasukan ekonomi
masyarakat. Untuk mengembangkan ekonomi kreatif, di perlukan
Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Dengan daya inovatif
dan kreativitas yang tinggi. Namun di samping kebutuhan akan
SDM yang berkualitas, pengembangan ekonomi kreatif juga
membutuhkan ruang atau wadah sebagai tempat penggalian ide,
berkarya, sekaligus aktualisasi diri dan ide-ide kreatif.
Pengembangan ekonomi kreatif bertujuan untuk meningkatkan
perekonomian dan pemerataan berbasis kearifan lokal, salah satu
upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah melalui sektor
pariwisata dan ekonomi kreatif. Sektor yang diandalkan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat adalah melalui
pengembangan ecotourism (pariwisata alam). Pantai Pasir Putih
dan Florida adalah pariwisata alam yang berada di desa
Sindanglaya Kecamatan Cinangka, kabupaten Serang Provinsi
Banten. Namun, masih terdapat beberapa permasalahan di desa
yang harus dicarikan solusinya seperti belum berjalan secara
optimal, baik dalam pengelolaan sinergitas desa wisata dan
ekonomi kreatif dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.
Dari data yang diperoleh bahwa keberadaan desa wisata kurang
berdampak positif terhadap usaha ekonomi kerakyatan yang ada
disekitarnya. Selain itu peran serta dan dukungan pemerintah
sangat di perlukan terutama dalam penyediaan infrastruktur jalan
yang saat ini masih perlu ditingkatkan kualitasnya. Dan
berdasarkan hasil survei masih ada kendala bahwa desa wisata
yang berada di desa sindanglaya terutama pantai Florida masih
memerlukan perhatian pemerintah daerah terutama cara
mengelola desa wisata dan pembinaan pelaku ekonomi kreatif.
Implementasi Teknologi Informasi kepada masyarakat minim;
Kurangnya sosialisasi ecotourism melalui marketing online. oleh
sebab itu, tujuan umum dari Program Kemitraan Masyarakat
(PKM) ini untuk membantu meningkatkan partisipasi dan
keterampilan masyarakat dalam pembangunan desa melalui
Optimalisasi Teknologi Informasi untuk ekonomi kreatif berbasis
kearifan melalui ecotourism. Sedangkan tujuan khusus dari
kegiatan ini adalah 1) peningkatan dalam pemanfaatan Teknologi
Informasi Desa menuju desa yang mandiri dan maju; 2)
Pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal; 3)
Pengembangan ecotourism. Adapun target dari kegiatan ini
adalah 1) Sosialisasi Teknologi Informasi Desa; 2) Sosialisasi dan
Pelatihan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal; 3) Sosialisasi
Pengembangan ecotourism; 4) Sosialisasi Pembentukan tim
marketing online. Adapun Pihak yang mendukung kegiatan ini
yaitu dari Dinas Pariwisata, dan BAPPEDA provinsi.
Pendahuluan
a. Batas Wilayah
Desa Sindanglaya mempunyai batas-batas wilayah yang
berbatasan langsung dengan:
Tabel 2. Batas wilayah desa
Utara Selatan Timur Barat
Desa Desa Desa Laut Selat
Kamasan Cinangka Mekarsari Sunda
b. Luas Wilayah
Luas wilayah Desa Sindanglaya adalah 454.981 Ha,
dengan penggunaannya sebagai berikut:
c. Topografi Desa
Secara umum kondisi Desa Sindanglaya merupakan
daerah dataran sedang dengan ketinggian 50 meter di atas
permukaan laut. Desa Sindanglaya mempunyai iklim
sedang sehingga mempunyai pengaruh langsung terhadap
aktivitas pertanian dan pola bercocok tanam di Desa
Sindanglaya.
d. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Sindanglaya tercatat Tahun 2015
berjumlah 5.139 Jiwa.
Laki-Laki : 2.211 Jiwa
Perempuan : 3.028 Jiwa
a. Kepala Keluarga : 1.265 KK
b. RTM : 326 KK
c. Kewarganegaraan : WNI 5139
Jiwa
d. Agama Islam : 5139 Jiwa
e. Kondisi Ekonomi
Sebagian besar penduduk sekitar bekerja disektor
perkebunan, pertanian, memanfaat lahan kosong namun,
Pada pertengahan Tahun 2000 Desa Sindanglaya dikenal
sebagai daerah pesisir dan panorama pantai yang indah
sehingga penduduk sekitar beralih propesi yang mata
pencaharian sebagian besar pedagang warung pantai, dan
pantai banyak pengunjung wisatawan asing, sehingga dapat
meningkatkan perekonomian warga Desa Sindanglaya.
Peningkatan ekonomi terlihat pesat setelah di bukanya
Pantai Pasir Putih Florida Indah yang terletak disebelah
barat Kantor Desa Sindanglaya, dimana para pedagang
diprioritaskan untuk warga Desa Sindanglaya yang dikelola
langsung oleh Kepala Desa Sindanglaya, M. Mauludin
Anwar, Bukan hanya pantai saja Desa Sindanglaya sebagian
penduduk tinggal di daerah pegunungan yang masih asri,
dan mempunyai beberapa mata air/sumber yang digunakan
penduduk sebagai air minum yang sehat, dan banyak
pengunjung wisata lokal yang ingin mendaki gunung
tersebut dan melihat pemandangan yang indah dipuncak
gunung tersebut.
f. Pembagian Wilayah
Desa Sindanglaya terdiri dari 12 Rt dan 5 Rw, Berikut
nama-nama ketua rukun tetangga (RT):
Kajian Teori
Metode Pelaksanaan
Daftar Pustaka
Abstrak
Pembuatan briket arang dari serbuk kayu, Proses pengarangan,
dilakukan dengan menggunakan tungku drum hasil modifikasi.
Arang yang diperoleh kemudian digiling sampai berbentuk
serbuk kemudian disaring menggunakan saringan 30 - 40 mesh.
Arang yang lolos saringan selanjutnya dicampur dengan perekat
tapioka kadar 5%. Bahan baku dicetak dengan cetakan paralon,
selanjutnya dikeringkan di bawah sinar matahari selama 1
sampai 3 hari tergantung kondisi cuaca. Briket arang yang
dihasilkan pada umumnya dapat menghasilkan sifat fisis dan
kimia yang lebih baik jika dibandingkan dengan kualitas bahan
bakunya.
Abstract
The results of the research on making charcoal briquettes from
sawdust. The charcoal process was carried out using a modified
drum furnace. The charcoal obtained is then ground into powder
form and then filtered using a 30-40 mesh sieve. The charcoal
that passes the filter is then mixed with 5% tapioca adhesive.
The raw material is printed with paralon mold, then dried in the
sun for 1 to 3 days depending on weather conditions. Charcoal
briquettes generally produce better physical and chemical
properties when compared to the quality of the raw material.
Keywords: Charcoal briquettes, wood powder, energy sources,
drum stove
Pendahuluan
Kajian teori
Metode Pelaksanaan
A. Pembuatan arang
Bahan baku serbuk kayu dibuat arang dengan
menggunakan tungku hasil modifikasi yang terbuat dari kaleng
cat bekas pakai volume 17,5 L (Gambar 1). Tungku hasil
modifikasi terdiri dari empat bagian yaitu badan kaleng yang
dibuka salah satu ujungnya, tutup tungku atas, cerobong asap
dan lubang udara pada bagian bawah kaleng. Lubang udara pada
bagian bawah kaleng berfungsi sebagai tempat pembakaran
pertama, selanjutnya limbah industri yang berupa serbuk kayu
langsung dimasukkan ke dalam tungku, selanjutnya dinyalakan
dengan cara membakarnya melalui lubang udara dengan
bantuan umpan ranting kayu. Sesudah bahan baku menyala dan
diperkirakan tidak akan padam, maka cerobong asap dipasang
dan lubang udara ganjalnya diturunkan menjadi 4 cm.
Pengarangan dianggap selesai apabila asap yang keluar dari
cerobong sudah menipis dan berwarna kebiru-biruan,
selanjutnya tungku diturunkan sejajar dengan tanah dan
cerobong asap ditutup rapat.
Gambar 1. Tungku arang dari kaleng cat yang modifikasi
A. Pembuatan Briket
Persiapkan bahan utama yang akan digunakan untuk
membuat briket variasi yaitu serbuk kayu Setelah dijemur
seharian, serbuk kayu dilakukan panggang selama 6 sampai 7
jam sehingga menjadi arang. Setelah bahan menjadi arang,
masing-masing ditumbuk hingga didapatkan arang halus.
Kemudian arang yang telah ditumbuk tadi diayak untuk
mendapatkan butiran yang lebih halus lagi untuk dibuat briket.
Sementara itu campurkan tepung kanji dan air untuk dipanaskan
sehingga menghasilkan lem tepung kanji. Lem tepung kanji
dicampurkan ke dalam butiran halus arang lalu diadon sesuai
dengan variasi arang yaitu briket arang tempurung kelapa murni,
briket arang kayu murni, dan briket arang kombinasi setara
tempurung kelapa dengan kayu. Adonan tersebut dimasukkan ke
dalam cetakan. Briket yang telah selesai dibuat dilakukan
penjemuran sampai 3 hari untuk mengurangi kadar air yang
terkandung di dalam briket. Briket siap dilakukan pengujian.
B. Pengujian Briket
Briket yang telah jadi dibakar dengan bantuan
minyak/bensin sehingga menghidupkan bara api briket. Ukur
suhu api yang dihasilkan oleh masing-masing briket dengan
termometer dan catat hasilnya. Siapkan air 240 mL dan
masukkan ke dalam panci kemudian letakkan di atas tungku
yang masing-masing telah diletakkan briket nyala di bawahnya.
Simpulan
Daftar Pustaka
Yani Supriani
Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Serang Raya
yani.supriani2@gmail.com
Abstrak
Fokus kegiatan pengabdian ini adalah menyelesaikan masalah
yang dihadapi mahasiswa terkait perancangan, penyusunan dan
penulisan karya ilmiah. Dengan demikian tujuan utama kegiatan
adalah memberi pengetahuan dan pemahaman baik teori
maupun praktis kepada mahasiswa dalam menyusun suatu karya
ilmiah baik berupa makalah, laporan atau artikel. Coaching
Model tipe STAR digunakan sebagai pendekatan kegiatan
pengabdian ini. Adapun tahapan pembinaan tipe STAR dimulai
dari analisis situasi (situation), mendaftar capaian (target),
melakukan aksi (action) dan menyelenggarakan evaluasi
(reflection). Langkah pertama kegiatan menganalisis situasi, tim
pengabdian memperoleh tiga masalah utama yang dihadapi
mahasiswa dalam menulis karya ilmiah yaitu apa yang harus
dilakukan pertama kali dalam menulis (how to), bagaimana
mencari ide menulis (what do), dan dimana memperoleh
referensi sebagai daftar rujukan (where does). Selanjutnya
capaian, aksi dan bentuk evaluasi disusun berdasarkan masalah
tersebut. Hasil kegiatan pengabdian ini adalah mahasiswa
memperoleh pengetahuan dan pemahaman bagaimana
merancang, menyusun dan menulis karya ilmiah. Evaluasi
untuk mengukur keberhasilan program dilakukan melalui
pengisian angket oleh peserta dan wawancara. Dari pengolahan
data angket dan wawancara dapat diperoleh informasi bahwa
kegiatan yang diselenggarakan tim pengabdian memberikan
dampak positif bagi mahasiswa dalam memproduksi suatu
karya ilmiah.
Kata Kunci: Menulis, Workshop, Karya Tulis Ilmiah,
Mahasiswa, Star
Abstract
The focus of this service activity is to solve problems faced by
students related to the design, preparation and writing of
scientific papers. Thus the main objective of the activity is to
provide students with knowledge and understanding both
theoretical and practical in compiling a scientific work in the
form of a paper, report or article. The STAR coaching model is
used as an approach to this service activity. The stages of the
STAR-type coaching start from situation analysis, registering
achievements (targets), taking action and conducting evaluation
(reflection). The first step is to analyze the situation, the service
team gets three main problems faced by students in writing
scientific papers, namely what to do first in writing (how to),
how to find writing ideas (what do), and where to get references
as a list of references ( where does). Furthermore, the
achievements, actions and forms of evaluation are prepared
based on these problems. The result of this service activity is that
students gain knowledge and understanding of how to design,
compile and write scientific papers. Evaluation to measure
program success is carried out through filling out
questionnaires by participants and interviews. From the
processing of questionnaire data and interviews, information
can be obtained that the activities organized by the service team
have a positive impact on students in producing a scientific work.
Pendahuluan
A. Coaching Clinic
Coaching clinic adalah pembimbingan singkat dalam
bentuk pelatihan atau sesi perorangan yang ditujukan untuk
penguasaan pengetahuan dan kecakapan di bidang tertentu.
(Grabman & Schermuly, 2017). Hal senada diungkapkan Greif
(2017) bahwa Coaching Clinic merupakan salah satu program
pelatihan singkat yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan.
Coaching Clinic pertama kali dipopulerkan di dunia
olahraga, istilah coaching clinic saat ini tidak hanya identik
dengan penguasaan keterampilan fisik saja. Sebagaimana
dijelaskan oleh L ordanou, I. , Hawley, R. , & Iordanou, C.
(2017) Coaching clinic pun membantu Anda untuk
mendapatkan wawasan tentang diri, bisnis, dan organisasi.
Cakupannya lumayan banyak dari mulai aspek kesehatan, gaya
hidup, finansial, pengendalian emosi hingga perintisan bidang
usaha.
Metode Pelaksanaan
A. Pendekatan Kegiatan
Berdasarkan tujuan umum kegiatan pengabdian yakni
membantu mahasiswa menyelesaikan kesulitan-kesulitan
menulis karya ilmiah, maka pendekatan kegiatan yang
diimplementasikan yaitu Coaching Model tipe STAR (Situation,
Target, Action, Reflection). Bateman (2014) menyatakan bahwa
model STAR mengangkat isu-isu sentral dalam pola
pembinaannya dan dikhususkan pada eksplorasi kelemahan dan
kekuatan personal. Dengan demikian keberhasilan suatu
program diukur dari terselesaikannya masalah dalam diri
personal peserta pengabdian. Sebagaimana yang diungkapkan
Darwant (2012) bahwa tolok ukur kesuksesan tipe STAR dinilai
dari keberhasilan individu pelaku model ini, bukan dari
akumulasi nilai kelompok.
B. Langkah Kegiatan
Program pelatihan atau bimbingan teknis yang dilakukan tim
pengabdian diselenggarakan dalam rentang waktu tiga bulan
dengan pembagian tahapan sesuai pola pembinaan STAR.
a. Situation
Langkah pertama kegiatan pengabdian yakni melakukan analisis
situasi.
b. Target
Langkah kedua kegiatan pengabdian yaitu mendaftar capaian
kegiatan yang didasarkan pada analisis situasi.
c. Action
Langkah ketiga kegiatan pengabdian meliputi pelaksanaan
kegiatan-kegiatan yang direncanakan bersesuaian dengan
masalah dan target yang ingin dicapai.
d. Reflection
Langkah keempat kegiatan pengabdian adalah penyelenggaraan
evaluasi.
A. Situation
Kegiatan pengabdian diawali dengan analisis situasi yang
dilakukan pada pekan pertama bulan September 2019 untuk
menentukan masalah yang dihadapi mitra pengabdian untuk
kemudian dicari solusi penyelesaiannya. Dari analisis situasi
diketahui tiga masalah utama yang dihadapi mitra terkait proses
penulisan karya ilmiah sebagaimana dipaparkan pada Bab I,
yakni:
a. Masalah sistematika penulisan karya ilmiah.
b. Masalah pencarian ide kreatif penulisan.
c. Masalah pencarian sumber pustaka sebagai referensi
menulis.
B. Target
Tahap kedua menentukan tujuan atau target kegiatan
dilakukan di pekan kedua setelah memperoleh fixed problem
yang dihadapi mahasiswa. Poin-poin yang menjadi target
kegiatan berdasarkan tujuan dan masalah yang telah
disampaikan di Bab I, diantaranya adalah:
a. Mahasiswa memahami prosedur menulis karya ilmiah
dari awal sampai akhir, setidaknya dapat menyebutkan poin-
poin utamanya.
b. Mahasiswa mengetahui alur pencarian ide kreatif
sebagai inspirasi dalam menulis karya ilmiah, setidaknya dapat
mengutarakan satu sumber pencarian ide kreatif.
c. Mahasiswa mengetahui cara mencari sumber referensi
untuk rujukan menulis, setidaknya dapat menjelaskan dan
menemukan satu sumber referensi.
C. Action
Selanjutnya yakni menyusun strategi untuk kemudian
diterapkan pada mahasiswa sebagai mitra pengabdian. Dibawah
ini adalah dokumentasi kegiatan Coaching Clinic penulisan
Karya Tulis Ilmiah
Gambar 1. Pemaparan Materi dari Narasumber pada Kegiatan
Coaching Clinic
Simpulan
Daftar pustaka
Abstrak
Desa Cikolelet adalah Daerah Wisata yang dicanangkan sebagai
Desa Wisata oleh Bupati Kabupaten Serang. Desa Cikolelet
memiliki kawasan wisata yang sangat menarik, memiliki sumber
daya alam dan kekayaan alam yang berlimpah diantaranya;
bidang pertanian, ekonomi, peternakan, UKM, keragaman
kesenian, kebudayaan, adat istiadat seperti seni rudat, kasidah,
rampak kasidah, kesenian marawis, kendang pencak, calung
serta obyek wisata diantaranya Curug Lawang, Curug Kembar,
Puncak Pilar dan Puncak Cibaja. Permasalahan yang dihadapi
adalah: masyarakat belum sepenuhnya berperan dalam
memanfaatkan teknologi informasi yang dimiliki, belum ada
portal website (e-tourism) desa yang dapat menginformasikan
potensi-potensi sumberdaya alam, ragam budaya dan kelebihan
desa lainnya dengan lengkap. Perangkat desa belum memiliki
pengetahuan mengenai pengelolaan website yang baik, dana
desa yang belum memadai untuk membangun suatu website desa
yang komprehensif yang dapat merangkum semua potensi yang
ada dalam suatu database yang dapat diakses oleh masyarakat
luar dalam bentuk Website Desa Cikolelet. Permasalahan
tersebut dapat diatasi dengan melakukan kerjasama penelitian
hibah untuk Membangun Portal Website Desa dengan aplikasi
E-Tourism, mengadakan Pelatihan Komputer dan Pengelolaan
Website (program latihan bersama di laboratorium komputer
Unbaja/Literasi digital) untuk pengelola desa dan para pemuda,
konten yang menarik, dan mensosialisasikan website kepada
masyarakat luas agar kunjungan wisatawan meningkat sehingga
perekonomian di Desa Cikolelet semakin baik. Metode yang
digunakan adalah survey lapangan, studi kepustakaan dan
wawancara. pelatihan pengelolaan website, sosialisasi kepada
masyarakat dan acara peluncuran website kepada khalayak luas.
Pencanangan website Desa Wisata Cikolelet diharapkan mampu
memberikan pengetahuan dan informasi yang lengkap mengenai
Desa Wisata sebagai acuan destinasi wisata bagi calon
wisatawan baik mancanegara maupun domestik. Melalui
website ini diharapkan masyarakat Desa Cikolelet akan semakin
mampu memanfaatkan teknologi digital sehingga mampu
meningkatkan kesejahteraannya.
Abstract
Cikolelet Village is a tourist area which was declared a Tourism
Village by the Regent of Serang Regency. Cikolelet Village has
a very attractive tourist area, has natural resources and known
natural wealth; agriculture, economy, animal husbandry, UKM,
diversity of arts, culture, customs such as rudat art, kasidah,
rampak kasidah, marawis art, pencak drums, calung as well as
tourism objects including Curug Lawang, Curug Kembar,
Puncak Pilar and Puncak Cibaja. The problem with the news is:
the community has not properly utilized the information
technology they have, there is no village portal site (e-tourism)
that can fully show the potential of natural, cultural and other
village resources. Village officials do not yet have knowledge
about proper website management, inadequate village funds to
build a comprehensive village website that can summarize all
the potential that exists in a database that can be accessed by
people outside the form of the Cikolelet Village website. This
problem can be overcome by conducting collaborative research
grants to build a Village Website Portal with the E-Tourism
application, holding Computer Training and Website
Management (joint training program in Unbaja's computer
laboratory / digital literacy) for village managers and youth,
interesting content, and socializing the website to the wider
community so that tourists increase so that the economy in
Cikolelet Village is getting better. The methods used are field
surveys, literature study and interviews. website management
training, outreach to the community and community site events
to a wide audience. The Cikolelet Tourism Village Declaration
website is expected to be able to provide complete knowledge
and information about the Tourism Village as a reference for
tourist destinations for prospective tourists, both foreign and
domestic. Through the website, it is hoped that the Cikolelet
Village community will be increasingly able to use digital
technology so that they can improve their welfare.
Pendahuluan
Metode Pelaksanaan
Bidang Budaya:
1. Pawai/Karnaval HUT-RI
2. Ngiring Panganten/Buka Pintu
3. Ngagurah Dano
4. Marhaban/Ngayun
Bidang Seni:
1. Kesenian Rudat terdapat di tiga wilayah di desa
cikolelet yaitu kampung Baru Jalan, Kampung Kadu
Kandang dan Kampung Ciraab.
2. Kesenian Kasidah dan Rampak Qosidah Grup
Kesenian terdapat di seluruh Wilayah di Desa
Cikolelet
3. Kesenian Marawis terdapat di tiga wilayah di Desa
Cikolelet yaitu Kampung Baru Jalan, Kampung
Pamatang Buah dan Kampung Cibunut
4. Kesenian Kendang Pencak terdiri dari 3 Grup
Kesenian yang tersebar di Wilayah Kampung Cihayam,
Kampung Kondang Amis dan Kampung Kopi.
5. Kesenian Calung 1 Grup di Kampung Cisirih
B. Bidang Pariwisata/Obyek Wisata
Simpulan
Daftar Pustaka
https://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/buku-literasi-digital/
https://journal.unhas.ac.id/index.php/jupiter/article/view/11313
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/anuva/article/view/8073
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13057/Memakn
ai-Kembali-Kearifan-Lokal-Dalam-Kehidupan-Sehari-
hari.html
https://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/wp-
content/uploads/2017/10/literasi-DIGITAL.pdf
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/07
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SMA
MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI BANTEN:
PEMANFAATAN PENGGUNAAN MEDIA
POWER POINT
Abstrak
Power point memiliki beberapa kelebihan dalam kegiatan
presentasi dengan pengaplikasian yang sederhana dan fitur
pendukung. Saat ini, PowerPoint adalah alat pendidikan untuk
mengajar dan menyampaikan materi di kelas, sehingga
PowerPoint memudahkan guru membuat pengajaran Bahasa
Inggris yang menyenangkan. Pada dasarnya, Power Point
dikembangkan untuk presentasi dan membantu proses belajar
mengajar di kelas. Penerapannya dalam pengaturan pengajaran
dan pembelajaran harus memberikan cara yang lebih baik untuk
mengkomunikasikan informasi kepada siswa. Jika digunakan
dengan bijaksana, PowerPoint dapat meningkatkan sesi
pengajaran guru dengan menyediakan tampilan materi yang baik,
memperkuat apa yang guru sampaikan dan memungkinkan guru
menggunakan grafik serta multimedia lainnya untuk
memperjelas pemahaman dan untuk mendukung gaya belajar
yang berbeda. Dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
(PKM) ini, narasumber memberikan pelatihan kepada guru mata
pelajaran Bahasa Inggris tingkat SMA di Banten dengan cara
menjelaskan dan praktek langsung membuat media belajar
bahasa Inggris menggunakan Power Point serta melihat prinsip-
prinsip desain umum yang berlaku untuk presentasi Power Point.
Kemudian, narasumber melihat bagaimana guru dapat
menggunakan presentasi Power Point secara khusus dalam
pengajaran mereka.
Abstract
Power point has several advantages in presentation activities by
simply application and supporting features. Today, PowerPoint
is an educational tool for teaching and delivering material in
class, it makes teachers are easy to make teaching English a fun
one. Basically, Power Point was developed for presentations
and assisting the teaching and learning process in the classroom.
Its application in teaching and learning should provide better
ways of communicating information to students. When used
appropriately, PowerPoint can enhance teacher teaching
sessions by providing a good presentation of the material,
reinforcing what the teacher is saying and allowing teachers to
use graphics and other multimedia to clarify understanding and
to support different learning styles. In this Community Service
activity, we provide training to high school English teachers in
Banten by explaining and practicing directly to design English
learning media using PowerPoint and showing general design
principles that apply to PowerPoint presentations. Then, we
follow up the teachers on how they implementing Power Point
presentations particularly in their teaching.
Pendahuluan
Kajian Teori
Metode Pelaksanaan
Ya Tidak
20%
80%
Ya Tidak
8%
92%
12%
88%
16%
84%
24%
76%
4%
96%
Simpulan
Abstrak
Sekolah Menengah Atas atau disingkat SMA, memiliki tahapan
kemampuan dalam menganalisis soal yang mendalam
dibandingkan dengan tingkat sebelumnya. Siswa SMA pada
saat ini, melalui kebijakan pemerintah, dituntut mempunyai
kemampuan minimum. Kemampuan minimum yang dimaksud
yakni kemampuan numerasi, literasi dan karakter yang disebut
dengan AKM. AKM (Asesmen Kompetensi Minimum)
dicetuskan pertama kali oleh Mendikbud Nadiem Makariem,
Menteri Pendidikan. Permasalahan yang akan terjadi terletak
pada persiapan guru, bagaimana menerapkannya pada e-
learning. Hal ini belum pernah sama sekali dilakukan oleh guru.
Oleh karena itu, pada pengabdian masyarakat kali ini, kami akan
fokus pada kemampuan literasi yang fokus berkaitan dengan
bahasa Inggris, agar guru telah siap mengimplementasikan soal
AKM ini yang berbasis e-learning. Kemampuan minimum
dalam AKM yang dicetuskan oleh pemerintah bertujuan untuk
menunjukkan kemampuan bagaimana siswa dapat
mengeksplorasi sebuah pertanyaan dengan jawaban yang
kreatif. Dalam hal ini, permasalahan yang terjadi pada saat
penerapan AKM yaitu terletak pada guru. Guru belum mampu
membuat soal-soal yang berjenis AKM tersebut kedalam e-
learning. Hal ini dikarenakan memang soal berbentuk AKM ini
perlu diadakan pelatihan khusus untuk guru. AKM yang dinilai
atau diukur dalam PkM ini adalah kemampuan literasi bahasa
Inggris. Soal- soal AKM tertuang kedalam bentuk pilihan
ganda, pilihan ganda kompleks, isian singkat, uraian. Soal-soal
tersebut harus tertuang ke dalam platform e-learning. Dalam hal
ini perlunya guru mempunyai kemampuan mengelola jenis soal
tersebut ke dalam elearning. Moodle merupakan salah satu
platform digital e-learning yang sangat membantu guru dalam
mengelola jenis soal tersebut. Terutama di masa pandemi Covid
19 ini, moda tatap muka antara guru dan siswa hampir dikatakan
jarang. Solusi yang ada dalam masa pandemik Covid 19 ini,
guru diminta untuk terampil dalam manajemen kelas, terutama
yang berkaitan dengan e-learning. Ketika guru sudah mampu
membuat soal-soalnya ke dalam website atau elearning berbasis
Moodle, maka guru tersebut telah mampu menjawab tantangan
guru di masa pandemi ini. Dengan demikian, target luaran dari
pendampingan guru-guru dalam membuat soal AKM ini berupa
Modul Bahan Ajar yang isinya berupa petunjuk bagi guru-guru
di Indonesia untuk mampu membuat Soal AKM ini ke dalam e-
learning berbasis Moodle
Abstract
Senior High School or abbreviated as SMA, has a stage of ability
in analyzing in-depth questions compared to the previous level.
Current high school students, through government policy, are
required to have minimum abilities. The minimum abilities
referred to are numeracy, literacy and character skills which are
called AKM. The AKM (Minimum Competency Assessment) was
initiated by the Minister of Education and Culture Nadiem
Makariem, the Minister of Education. The problem that will
occur lies in teacher preparation, how to apply it to e-learning.
This has never been done by the teacher. Therefore, in this
community service, we will focus on literacy skills that focus on
English, so that teachers are ready to implement this AKM based
e-learning question. The minimum ability in the AKM initiated
by the government aims to show the ability of students to explore
a question with a creative answer. In this case, the problem that
occurs when implementing the AKM lies with the teacher. The
teacher has not been able to make the AKM-type questions into
e-learning. This is because this AKM-shaped question requires
special training for teachers. The AKM that is assessed or
measured in this PkM is the ability of English literacy. AKM
questions are contained in the form of multiple choice, complex
multiple choice, short entries, descriptions. These questions
must be written into the e-learning platform. In this case the need
for teachers to have the ability to manage these types of
questions into elearning. Moodle is a digital e-learning platform
that is very helpful for teachers in managing these types of
questions. Especially during the Covid 19 pandemic, the face-
to-face mode between teachers and students is almost rare. The
solution that existed during the Covid 19 pandemic, teachers
were asked to be skilled in classroom management, especially
those related to e-learning. When the teacher is able to make the
questions into a Moodle-based website or e-learning, then the
teacher has been able to answer the teacher's challenges during
this pandemic. Thus, the target output from mentoring teachers
in making AKM questions is in the form of a Teaching Material
Module, which contains instructions for lteachers in Indonesia
to be able to make this AKM problem into Moodle-based e-
learning
Kajian Teori
Metode Pelaksanaan
Aplikasi
Evaluasi
AKM berbasis pembuatan bank pengembangan pengembangan
Moodle soal berbais AKM (untuk guru) AKM (untuk guru)
Penyusunan Moodle Praktek Praktek
alternatif Pengembangan tes pelaksanaan tes pelaksanaan tes
pemecahan AKM berbasis AKM berbasis AKM berbasis
masalah ujian Moodle online/offline online/offline
berbasis Moodle (untuk siswa) (untuk siswa)
online Uji coba akses
website berbasis
Moodle secara
online/offline
Mendaftarkan
Menginstall Mengatur
domain dan
aplikasi moodle website moodle
hosting
Mengelola
Tampil Akhir
Halaman
Moodle
Moodle
3.
Pengimpu
4.Manaje
tan Soal
men Bank
(Manual
Soal
&
Otomatis)
2. Pengembangan
Pembuat Instrumen AKM 5. Uji
an Coba
Kategori AKM
Soal
1.
Pembuat
an course
(MP)
Bagan 2. Diagram Alur Pengembangan Bank Soal
JAWABAN :
It is equipped for creating carbon dioxide.
It can make the mixture rise or extend.
It can make the bread delicate.
It can create bread with better surface and taste.
Simpulan
Daftar Pustaka
Pusmenjar Kemdikbud. (Oktober 2020). Asesmen Kompetensi
Minimum. Diambil dari
https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm/ diakses pada 26
Oktober 2020.
Moodle. Question Bank. (Oktober 2020) Diambil dari
https://docs.moodle.org/39 /en/Question_bank diakses
pada 25 Oktober 2020.
Susan Smith Nash. (2018). Moodle Course Design Best
Practices: Design and develop outstanding Moodle
learning experiences (2nd Edition). Birmingham: Packt
Publishing.
Moodle. (Oktober 2020). Moodle Online. Diambil dari
http://moodle.com Diakses pada 10 Oktober 2020.
Pemprov DKI. (Oktober 2020). Sekolah SMA. Diambil dari
http://datadikdki.net/ ?mn=sekolah&jjg=sma&id=86
diakses pada 10 Oktober 2020
PEMANFAATAN FLY ASH DAN LIMBAH PLASTIK
PET MENJADI PAVING BLOCK DI KECAMATAN
KASEMEN KOTA SERANG
Fitriyah
Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Banten Jaya
fitriyah@unbaja.ac.id
Abstrak
Pemanfaatan limbah plastik sebagai salah satunya yaitu dengan
mendaur ulang plastik dalam upaya pemanfaatan limbah limbah
tersebut limbah plastic tersebut dimanfaatkan sebagai paving
block yang dimodifikasi dengan fly ash. Salahsatu daerah yang
memanfaatkan limbah plastic dan fly ash menjadi paving block
yaitu di Kecamatan Kasemen Kota Serang Provinsi Banten.
Metode yang digunakan yaitu pelatihan dan workshop sehingga
masyarakat dapat mempraktekannya secara langsung
menggunakan metode pemanasan Pada penelitian sebelumnya
telah dilakukan uji pada paving block dengan hasil komposisi
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat maka dapat dianalisis
bahwa komposisi 2000 gr (Serat PET) : 250 gr (Fly Ash) dengan
tekanan 233400 (N), memiliki kuat tekan 12,599 (N/mm2) dan
mutu beton 151,797 (kg/cm2).
Abstract
The use of plastic waste as one of them is recycling plastic, in an
effort to use the waste plastic to use as paving block which
modified with fly ash. One area that uses plastic waste and fly
ash into paving block is Kasemen district, Serang City Banten
Province. The methods used are training and workshop to the
community, so that they can practice it directly using the heating
method. In previous research, test on paving blocks were
carried out with the composition results. Based on the results
obtained, it can be analyzed that the composition of 2000 gram
PET and 250 gram fly ash with a pressure of 233400 N, has a
compressive strength of 12.599 (N/mm2) and concrete quality
of 151.797 (kg/cm2).
Pendahuluan
Kajian Teori
Metode Pelaksanaan
Gambar 3 : Hasil Paving block dari limbah PET dan fly ash
Gambar 4 : Pelatihan terhadap ibu-ibu PKK Kecamatan
Kasemen
U 10/ 2
N 07/
B 201
2 J 9 1,698 18525, 254600 13,744 165,585
1 00
Paving Block 1
3 𝑎−𝑏
Nilai absorpsi = x % 1,93
𝑏
100 %
Referensi
Batayneh, M., Marie,I. and Asi, I.2007. Use of selected waste
materials in concrete mixes, Waste Management, vol.
27, Issue 12, p. 1870-1876.
Burhanuddin, Basuki and M. R. S. Darmanijati. 2019.
“Pemanfaatan Limbah Plastik Bekas Untuk Bahan
Utama Pembuatan Paving Block,” Jurnal Ilmiah
Teknik Mesin Untirta., vol. v, p 41–45
Rai Baboo. R Tabin, Kr,Bhavesh and S. K. Duggal. Study of
Waste Plastic Mix Concrete with Plasticizer. 2012.
International Scholarly Research Network. ISRN Civil
Engineering. Volume 2012 p 1-7
M. Hambali, I. Lesmanis, and A. Midkasna, “Pengaruh
Komposisi Kimia Bahan Penyusun Paving Block
Terhadap Kuat Tekan dan Daya Serap Airnya,” Jurnal
Teknik Kimia., vol. 19, pp. 14–21, Des. 2013.
Tapkire, G., Parihar, S. Patil, P. and Kumavat, H.R. (2014).
Recycling plastik used in concretepaver block,
International journal of research in engineering and
technology, Vol. 3, issue 9, p. 33- 35.
BIODATA PENULIS
Ramli, M.Pd
Syaechurodji, S.Kom.MM