Anda di halaman 1dari 217

BAKTI KAMI PADA PERTIWI

(Catatan Pengabdian Dosen)

Berita Mambarasi Nehe - Iis Mariam - Nining Latianingsih


Titik Purwinarti - Endah Wartiningsih - Fadilla Oktaviana
Frida Philiyanti - Cut Erra Rismorlita - Leroy Holman Siahaan
Ramli - Nidia Sofa - Ida Nuraida - Nur Hidayanti
Tifani Intan Solihati - Anis Masyruroh - Iroh Rahmawati
Yani Supriani - Raden Kania - Ikhfi Imaniah
Nurul Fitria Kumala Dewi - Syaechurodji - Fitriyah

Editor
Dr. Fadilla Oktaviana, M.Pd
Ida Nuraida, S.Pd., M.Pd
PRAKATA

Alhamdulillah, Puji Syukur kehadirat Alloh SWT serta


Sholawat dan Salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Saat buku ini disusun, Pandemi Covid-19 di Negeri ini
belum berakhir, aktivitas pada semua aspek kehidupan belum
sepenuhnya kembali normal. Bahkan, new normal yang
dicanangkan, justru menambah kasus baru dari penyebaran
covid-19. Pembelajaran tatap muka masih belum bisa
dilaksanakan. pun demikian dengan kegiatan Tri Dharma
Perguruan Tinggi lainnya, belum bisa dilaksanakan secara
maksimal. Lantas, haruskah kita mengalah pada situasi? Tentu
tidak, karena situasi apa pun Tri Dharma Perguruan Tinggi
tetaplah dilaksanakan sebagai bukti BAKTI KAMI PADA
PERTIWI.
Buku yang ada ditangan Anda adalah pengejawantahan
dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian
yang ditulis dalam sebuah Book Chapter. Buku ini dibuka dengan
tulisan yang merupakan hasil dari kegiatan pengabdian yang
berjudul “Peningkatan Kemampuan Menginterpretasikan Hasil
Pengolahan Data Untuk Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru
Sekolah Menengah Di Kabupaten Lebak” dan dilanjutkan dengan
tulisan-tulisan berikut: “Membangun Konsep Pelayanan Prima
Dan Komunikasi Efektif Dalam Pembelajaran Di Taman Kanak-
Kanak”, “Optimalisasi Potensi Pariwisata Bahari Desa
Sindanglaya”, “Pelatihan Furoshiki Seni Membungkus Ala
Jepang Dalam Rangka Gerakan Tanpa Kantong Plastik Di
Kelurahan Lambangsari, Kecamatan Tambun Selatan,
Kabupaten Bekasi”, “Pandemi Covid 19, Pelayanan Publik
Harus Tetap Berlangsung (Pengabdian Masyarakat Di
Kelurahan Curug, Depok)”, “Sinergitas Ekonomi Kreatif
Berbasis Kearifan Lokal Melalui Pengembangan Ecotourism
(Pariwisata Alam) Untuk Meningkatkan Perekonomian
Masyarakat”, “Pembuatan Briket Arang Dari Serbuk Kayu
Sebagai Sumber Energi Alternatif”, “Coaching Clinic Penulisan
Karya Ilmiah Untuk Mahasiswa”, “Teknologi Informasi Sekolah,
Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Menyusun Akm (Asesmen
Kompetensi Minimum) Berbasis E-Learning Moodle Di Sma
Jakarta Timur”, “Literasi Digital Melalui E-Tourism Di Desa
Cikolelet Berbasis Kearifan Lokal”, dan “Pemanfaatan Fly Ash
dan Limbah Plastik PET menjadi Paving Block di Kecamatan
Kasemen Kota Serang”.
Teringat sebuah pepatah mengatakan dengan meneliti
dapat mencerdaskan otak dan fikiran, dan dengan melakukan
pengabdian dapat melembutkan hati. Semoga Book Chapter ini
dapat menjadi sumbang saran dan sumber inspirasi bagi dosen
dan masyarakat umum dalam melaksanakan kegiatan pengabdian
masyarakat, khususnya pada masa pandemi covid-19 ini.
Akhir kata, kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam buku ini, oleh karena itu kritik dan saran membangun demi
penyempurnaan buku ini sangat diharapkan.

Serang, Desember 2020


Editor
Dr. Fadilla Oktaviana, M.Pd
Ida Nuraida, S.Pd., M.Pd
DAFTAR ISI

PRAKATA …………...………………………………

DAFTAR ISI …………………………………………

Peningkatan Kemampuan Menginterpretasikan Hasil


Pengolahan Data Untuk Penelitian Tindakan Kelas
Bagi Guru Sekolah Menengah Di Kabupaten Lebak
Berita Mambarasi Nehe …………………………….. 1

Membangun Konsep Pelayanan Prima Dan Komunikasi


Efektif Dalam Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak
Iis Mariam, Nining Latianingsih, Titik Purwinarti,
Endah Wartiningsih ……........................................... 21

Optimalisasi Potensi Pariwisata Bahari Desa


Sindanglaya
Fadilla Oktaviana, Ida Nuraida, Syaechurodji,
Ramli …………………………………………………. 42

Pelatihan Furoshiki Seni Membungkus Ala Jepang


Dalam Rangka Gerakan Tanpa Kantong Plastik Di
Kelurahan Lambangsari, Kecamatan Tambun Selatan,
Kabupaten Bekasi
Frida Philiyanti, Cut Erra Rismorlita ……………... 59

Pandemi Covid 19, Pelayanan Publik Harus Tetap


Berlangsung (Pengabdian Masyarakat Di Kelurahan
Curug, Depok)
Nidia Sofa, Iis Mariam, Nining Latianingsih, Titik
Purwinarti …………………………………………… 78
Sinergitas Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal
Melalui Pengembangan Ecotourism (Pariwisata Alam)
Untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat
Ida Nuraida, Nurhidayanti, Tifani Intan Solihati …. 93

Pembuatan Briket Arang Dari Serbuk Kayu Sebagai


Sumber Energi Alternatif
Anis Masyruroh, Iroh Rahmawati …………………. 112

Coaching Clinic Penulisan Karya Ilmiah Untuk


Mahasiswa
Yani Supriani ………………………………………... 126

Teknologi Informasi Sekolah, Peningkatan Kompetensi


Guru Dalam Menyusun AKM (Asesmen Kompetensi
Minimum) Berbasis E-Learning Moodle Di SMA
Jakarta Timur
Leroy Holman Siahaan, Ramli ……………………... 139

Literasi Digital Melalui E-Tourism Di Desa Cikolelet


Berbasis Kearifan Lokal
Raden Kania, Nur Hidayanti, Ida Nuraida, Tifani
Intan Solihati ………………………………………… 157

Peningkatan Kompetensi Guru SMA Mata Pelajaran


Bahasa Inggris Di Banten: Pemanfaatan Penggunaan
Media Power Point
Ikhfi Imaniah, Nurul Fitria Kumala Dewi………….. 175
Pemanfaatan Fly Ash dan Limbah Plastik PET menjadi
Paving Block di Kecamatan Kasemen Kota Serang
Fitriyah ………………………………………………. 190

BODATA PENULIS …………………………………


PENINGKATAN KEMAMPUAN
MENGINTERPRETASIKAN HASIL PENGOLAHAN
DATA UNTUK PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI
GURU SEKOLAH MENENGAH
DI KABUPATEN LEBAK

Berita Mambarasi Nehe


Pendidikan Bahasa Inggris, STKIP Setia Budhi Rangkasbitung
itanehe81@gmail.com

Abstrak
Iklim belajar di era pandemi COVID-19 telah mempengaruhi
pola penyampaian ilmu pengetahuan dari tatap muka (face to face)
menjadi daring (dalam jaringan)/online. Hal ini berdampak pula
pada pola pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan pada
Workshop Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru Sekolah
Menengah di Kabupaten Lebak. Gelombang naik turunnya angka
terkonfirmasi di wilayah ini memaksa tim pengabdi dan peserta
harus melakukan pelatihan jarak jauh bersama para guru tersebut
sesuai dengan saran pemda setempat mengenai PSBB/social
distancing demi keselamatan semua. Pengabdian kepada
masyarakata ini ditujukan untuk memberikan pemahaman kepada
para guru sekolah menengah di Kabupaten Lebak agar mampu
melakukan interpretasi data setelah dilakukan perhitungan data
baik secara SPSS maupun melalui Microsoft Excel ya. Tujuan ini
dicapai dengan cara pemberian materi melalui workshop online
mulai dari pemberian pretest, materi dan posttest. Materi yang
disampaikan dalam workshop online ini mendapatkan respon
yang baik dari para peserta, mereka mengikuti kegiatan ini dari
awal hingga akhir dengan tertib dan mereka memberikan saran
agar workshop PKM ini berkelanjutan demi kelancaran dalam
setiap melakukan Penelitian Tindakan Kelas dan kedepan
diharapkan bisa dilaksanakan dengan cara workshop tatap muka
dengan para peserta dan dapat memahami materi secara
menyeluruh. Setelah diberikan workshop materi mengenai
interpretasi hasil analisis data hasilnya bahwa para guru sekolah
menengah di Kabupaten Lebak mendapatkan perubahan kenaikan
tingkat pemahaman dalam memberikan penjelasan,
mendeskripsikan, menafsirkan atau menginterpretasikan hasil
analisis data baik berupa tabel distribusi frekuensi, grafik
distribusi frekuensi, maupun diagram ditsribusi frekuensi.

Kata Kunci: Interpretasi Data, Analisis Data, Penelitian


Tindakan kelas

Abstract
Learning Atmosphere in Covid-19 outbreak has influenced
knowledge transferring form from face to face become an online
system. it gives an impact on community service program which
is done on Classroom Action Research Workshop for high school
teachers in Lebak regency. The tentative confirmed numbers in
this area has forced the service team and participant to carry out
a remote workshop with the teachers according to advice of the
local government about social distancing for the safety of all
people. This program is aimed at providing understanding to
secondary school teachers in Lebak regency to be able to
interpret data after calculated by using SPSS or Microsoft Excel.
This goal is achieved by providing material through online
workshop starting from giving pretest, material presentation, and
posttest. The material presented in this online workshop received
a good response from the participants. They followed the
workshop well from beginning until the end. They gave
suggestions to do this program done to be continued face to face
in the future after pandemic ended and to be more understand the
material holistically about classroom action research After being
given a workshop, the results show that the secondary teachers in
Lebak regency have changed in the level of understanding in
providing explanation, describing, and interpreting data analysis
result in the form of frequency distribution table, frequency
distribution chart, and frequency distribution diagram. And it can
be concluded that giving a workshop about data interpretation
give good impact to teachers and significantly increased.

Keywords: Data Interpretation, Data Analysis, Classroom Action


Research

Pendahuluan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang


dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri melalui refleksi diri
dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil
belajar siswa meningkat (Arikunto, 2012; Wardhani & Wihardit,
2007). Selanjutnya Arikunto (2010) menyebutkan bahwa PTK
memiliki beberapa tahapan, yaitu a) merencanakan perbaikan, b)
melaksanakan tindakan, c) mengamati, d) melakukan refleksi.
Tahapan pengamatan (observasi) menghasilkan data yang perlu
dianalisis, diinterpretasikan, dan disimpulkan untuk memperbaiki
kinerja pembelajaran. Pada tahap ini, analisis data diperlukan
sebagai alat ilmiah untuk penarikan kesimpulan.
Analisis dan interpretasi terhadap data yang berhasil
dikumpulkan dalam pelaksanaan PTK dapat dilakukan sepanjang
proses penelitian. Hal ini dikarenakan PTK adalah penelitian
yang bersifat dialektik, yaitu terdiri dari perencanaan, tindakan
yang disertai dengan pengumpulan data, dilanjutkan dengan
analisis dan interpretasi data, perencanaan baru, tindakan dan
pengumpulan data, analisis dan interpretasi data lagi dan
seterusnya (Wardhani & Wihardit, 2016).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action
research merupakan upaya yang digunakan dalam upaya
memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran. Penelitian
Tindakan Kelas merupakan model pengembangan profesi dimana
guru mempelajari cara siswa belajar dalam kaitannya dengan cara
guru mengajar, sehingga guru dapat memperbaiki kekurangannya
dalam mengajar agar berdampak pada perbaikan proses belajar
siswa. PTK dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan
guru melakukan refleksi diri, meningkatkan kemajuan sekolah,
dan menumbuhkan budaya profesional di kalangan pendidik.
Dengan demikian bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan
pengembangan profesi guru dimana seorang guru dapat
melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang disebut dengan
kegiatan ilmiah seorang guru mengembangkan inovasinya dalam
pembelajaran seperti menggunakan metode, strategi media demi
meningkatkan kompetensi profesionalnya. Salah satu upaya
untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan
meningkatkan profesionalitas guru. Perubahan kualitas
pendidikan tergantung dari apa yang dipikirkan dan dilakukan
oleh guru. Untuk itu kompetensi guru sangat diperlukan dalam
meningkatkan profesionalitas guru agar dapat meningkatkan
kualitas pendidikan nasional.
Kompetensi pedagogi berkaitan dengan kemampuan guru
untuk mengelola peserta didik, kompetensi sosial berkaitan
dengan kemampuan guru untuk menjadi bagian dari masyarakat.
Guru dituntut untuk mampu berkomunikasi secara efektif baik
pada peserta didik, sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua
peserta didik, maupun masyarakat. Kompetensi personal
merupakan kemampuan guru untuk memiliki kepribadian yang
mantap, stabil arif, dan dewasa. Kompetensi ini berkaitan dengan
kemampuan guru untuk memberikan teladan bagi peserta didik
dan masyarakat, sedangkan kompetensi profesional berkaitan
dengan kemampuan guru untuk menguasai pengetahuan dari
bidang studi yang diajarkan secara luas dan mendalam, serta
kemampuan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
yang dilaksanakannya.
Peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh
guru dapat dilakukan melalui penelitian tindakan kelas. Dengan
penelitian tindakan kelas, pembelajaran yang dihadirkan oleh
guru akan menjadi lebih efektif. Penelitian tindakan kelas juga
merupakan suatu kebutuhan guru untuk meningkatkan
profesionalitasnya sebagai guru karena PTK sangat kondusif
untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap
dinamika pembelajaran di kelasnya. Guru menjadi reflektif dan
kritis terhadap apa yang guru dan siswa lakukan, meningkatkan
kinerja guru sehingga menjadi profesional dan mampu
memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu pengkajian yang
terdalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.

Kajian Teori

A. Pengertian PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu kegiatan
penelitian yang berkonteks kelas yang dilaksanakan untuk
memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh
guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan
hal-hal baru dalam pembelajaran demi peningkatan mutu dan
hasil pembelajaran. PTK merupakan kegiatan penelitian yang
dapat dilakukan secara individu maupun kolaboratif. Paizaluddin
& Ermalinda (2015) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berasal
dari bahasa inggris Classroom Action Research, yang artinya
penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui
akibat tindakan yang diterapkan pada suatu objek penelitian
dalam kelas tersebut. Secara empiris, guru yang berpengalaman
mengajar secara tidak disadari telah melakukan sejumlah
kegiatan tambahan yang tidak tercantum dalam satuan pelajaran
tetapi ia telah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.
PTK menjadi cerminan tindakan yang sengaja dimunculkan
oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa
(Suwandi, 2011: 12). PTK dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kemampuan guru melakukan refleksi diri,
meningkatkan kemajuan sekolah, dan menumbuhkan budaya
profesional di kalangan pendidik.
Penelitian Tindakan Kelas dapat meningkatkan kinerja guru
sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagai praktisi,
yang hanya merasa puas dengan apa yang dikerjakan tanpa
adanya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneliti di
bidangnya dan juga pelaksanaan PTK didasarkan pada masalah
aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya dan tidak
mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu
meninggalkan kelasnya sebab PTK merupakan suatu kegiatan
penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses
pembelajaran. PTK sendiri mampu meningkatkan pengetahuan
yang signifikan mengenai pemahaman terhadap Penelitian
Tindakan Kelas, pengolahan dan analisis data (Sunendiari, dkk,
2014).
Tampubolon (2014) juga menyatakan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas menjadi kebutuhan utama para Pendidikan dalam
rangka memperbaiki/meningkatkan kualitas kinerjanya yang
akan berdampak positif pada peningkatan kemampuan dalam
masalah Pendidikan dan masalah pembelajaran; peningkatan
kualitas masukan, proses, dan hasil belajar baik akademik
maupun non akademik; peningkatan profesionalisme pendidik;
dan penerapan prinsip pembelajaran berbasis penelitian dan
berkelanjutan.

B. Karakteristik PTK
Dari beberapa definisi tentang PTK, dapat disimpulkan tiga
karakteristik PTK, yaitu (Wibawa, 2012):
a. Inkuiri
Penelitian tindakan kelas berangkat dari permasalahan
pembelajaran riil dan praktis yang sehari-hari dihadapi oleh
pendidik dan peserta didik. PTK bersifat practice driven dan
action driven dalam arti bahwa PTK bertujuan memperbaiki
secara langsung di sini dan sekarang sehingga dinamakan juga
penelitian praktis (practical inquiry). Ini berarti bahwa PTK
memusatkan perhatian pada permasalahan yang spesifik,
kontekstual sehingga tidak terlalu menghiraukan ke-
representatif-an sampel, karena berbeda dengan penelitian
formal - tujuan PTK bukanlah menemukan pengetahuan baru
yang dapat diberlakukan secara meluas. PTK menerapkan
metodologi yang bersifat longgar dalam arti tidak
memperhatikan pembakuan instrumen, namun demikian, di
pihak lain, PTK sebagai kajian yang taat kaidah, pengumpulan
data tetap dilakukan dengan menekankan objektivitas dan
memegang teguh imparsialitas sebagai acuan dalam analisis
serta interpretasi data.

b. Reflektif
Penelitian tindakan kelas memiliki ciri khusus, yaitu sikap
reflektif yang berkelanjutan. Langkah-langkah dalam kegiatan
reflektif adalah mengumpulkan catatan-catatan yang telah
dibuat oleh peserta PTK, seperti catatan lapangan, transkrip
wawancara, pernyataan tertulis dari peserta, atau dokumen
resmi; menjelaskan dasar reflektif catatan-catatan ini; dan
pernyataan dapat ditransformasi menjadi pertanyaan, dan
sederet alternatif yang mungkin dapat dilaksanakan, yang
beberapa penafsiran tertentu telah terpikirkan sebelumnya.

c. Kolaboratif
Upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat
dilakukan sendiri oleh pendidik, tetapi ia harus berkolaborasi
dengan pendidik lain. Peneliti dalam PTK hendaknya selalu
diingat bahwa dia adalah bagian dari situasi yang diteliti, dia
bukan hanya pengamat, tetapi juga terlibat langsung dalam
proses situasi tersebut. Kolaborasi di antara keanggotaan
situasi itulah yang memungkinkan proses itu berlangsung.
Kolaborasi yang dimaksud di sini adalah sudut pandang setiap
orang akan dianggap memberikan andil pada pemahaman,
tidak ada sudut pandang seseorang yang akan dipakai sebagai
pemahaman tuntas dan mumpuni dibandingkan dengan sudut-
sudut pandang yang lain.

C. Manfaat PTK
Budaya meneliti yang tumbuh dari dilaksanakannya PTK
secara berkesinambungan menjadikan kalangan guru makin
profesional dalam hal ini menjadi lebih mandiri, percaya diri, dan
berani mengambil risiko dalam mencoba hal-hal yang baru untuk
perbaikan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Berdasarkan
penelitian-penelitian yang dilakukannya, guru dapat membangun
pengetahuan, dan tidak menutup kemungkinan pengetahuan yang
dibangunnya.
1. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan
bahan panduan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat menjadi
bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan,
antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal
ilmiah.
2. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi
meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan guru. Hal ini
telah ikut mendukung profesionalisme dan karir guru.
3. Mampu mewujudkan kerja sama, kolaborasi, dan atau sinergi
antar-guru dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk
bersama-sama memecahkan masalah pembelajaran dan
meningkatkan mutu pembelajaran.
4. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan
kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan
dan konteks lokal, sekolah, dan kelas. Hal ini memperkuat dan
relevansi pembelajaran bagi kebutuhan siswa.
5. Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan,
ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan
guru. Hasil belajar siswa pun dapat ditingkatkan.
6. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang
menarik, menantang, nyaman, menyenangkan, dan melibatkan
siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media yang
digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan
dipilih secara sungguh-sungguh.

C. Tujuan PTK
Tujuan PTK yaitu untuk memperbaiki dan untuk
meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secara
berkesinambungan sehingga meningkatkan mutu hasil
instruksional , mengembangkan keterampilan guru,
meningkatkan relevansi , meningkatkan efisiensi pengelolaan
instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada
komunitas guru (Aqib & M. Chotibuddin, 2018).
Dalam Penelitian Tindakan Kelas, ada bagian penting yang
harus dikuasai oleh seorang guru saat data sudah diperoleh
tentunya harus dihitung data penelitian tersebut, dan setelah selsai
melakukan analisis data, guru juga harus mampu
menginterpretasikan/ menjelaskan dengan baik arti atau makna
dari data tersebut.
Interpretasi secara harfiah diartikan dengan tafsiran atau
menafsirkan, secara luas interpretasi merupakan kemampuan
untuk menafsirkan dari suatu bentuk representasi. Interpretasi
berkaitan dengan representasi yang bersifat komunikasi dari
suatu konfigurasi ide, yang mungkin memerlukan suatu
pengulangan kembali ide tersebut ke dalam suatu konfigurasi
baru dari pemikiran interpreter. Dalam menginterpretasi suatu
representasi, seseorang terlebih dahulu mentranslasi setiap
bagian-bagian representasi yang masih bersifat umum sehingga
dapat memudahkan dalam menginterpretasi representasi, atau
dengan mengubah satu bentuk representasi ke bentuk representasi
yang lain.
Kemampuan dalam menginterpretasi hasil analisis data
menjadi bagian penting yang harus dilakukan oleh guru setelah
melakukan perhitungan data penelitian. Adapun olah data yang
dideskripsikan dalam penelitian tindakan kelas berupa statistik
deskriptif yakni fokus pada pemusatan data seperti menghitung
mean, median modus, persentase. Dalam uraian hasil olahan data,
peneliti harus membuat tabel distribusi frekuensi yang gunanya
memberikan kemudahan saat presentasi data. Pembuatan tabel
distribusi frekuensi harus dapat diinterpretasikan sedetail
mungkin agar pembaca paham atas penelitian tindakan kelas yang
dilakukan. Setelah tabel distribusi frekuensi dibuat selanjutnya
peneliti membuat diagram/grafik distribusi yang fungsinya
dengan tabel memberikan kemudahan agar data dibaca lebih
mudah dan lebih bermakna.
Metode Pelaksanaan

Program Pengabdian Kepada Masyarakat dilaksanakan


dengan melakukan workshop online berseries bersama tim
kolaborasi 10 Perguruan Tinggi Swasta di Provinsi Banten.
Workshop online dilaksanakan karena daerah sedang dilakukan
PSBB yang tidak memungkinkan massa berkumpul dalam jumlah
banyak disatu ruangan. Berdasarkan arahan dari Kepala Dinas
Kabupaten Lebak dan SK Bupati Lebak maka program workshop
online Penelitian Tindakan Kelas tetap dilaksanakan tanpa
mengurangi motivasi kedua belah pihak baik pemateri maupun
peserta workshop. Jumlah peserta ada 129 peserta terdiri dari
mahasiswa, guru, dan umum. Metode pelatihan yang digunakan
melalui Zoom Meeting, workshop online, presentasi, diskusi,
tanya jawab, lembar kerja dan pemberian tugas. Sebelum
diberikan materi, peserta diminta untuk menjawab pretes yang
telah disediakan dalam google form, setelah diberikan materi
peserta mengisi kembali google form untuk menjawab soal postes
mengenai interpretasi data. Materi yang disampaikan meliputi
konsep interpretasi data, tujuan interpetasi data, analisis data PTK
menggunakan program Microsoft Excel, analisis kualitatif data
PTK dan menginterpretasikan hasil analisis data.

Hasil Dan Pembahasan

A. Hasil

Materi dan rincian pelatihan yang diberikan adalah sebagai


berikut:
1. Microsoft Excel sebagai alat bantu analisis data
PTK.Microsoft Excel adalah salah satu perangkat lunak yang
sangat baik dalam mentabulasi data, melakukan perhitungan
terhadap data dan menggambar grafik.

Gambar 1. Pelatihan interpretasi hasil analisis data via Zoom


Meeting dan penggunaan Microsoft excel

2. Peserta diberikan contoh data tes Bahasa Inggris

Gambar 1. Contoh Data Tes


3. Peserta diminta untuk menghitung rata-rata, median dan
modus pada analisis data PTK dan contoh interpretasi data.

Gambar 2. Hasil analisis menggunakan excel dan interpretasi

4. Peserta diminta untuk membuat Tabel Distribusi Frequensi

Gambar 3. Tabel Frekuensi Distribusi


5. Peserta diminta untuk membuat Grafik Distribusi Frequensi

Gambar 4. Grafik Distribusi Frekuensi

6. Selanjutnya peserta diberikan cara untuk melakukan


interpretasi data untuk tabel dan grafik

Gambar 5. Interpretasi data pada tabel dan grafik


7. Hasil Pretes Peserta sebelum diberikan materi interpretasi data

f Pretes

16% Bisa
31%
Tidak Bisa

53% Ragu-ragu

Gambar 6. Grafik hasil pretes

8. Hasil Postes peserta setelah diberikan materi interpretasi data

Postes

12%
10% Bisa
Tidak Bisa
Ragu-ragu
78%

Gambar 7. Grafik hasil postes

B. Pembahasan
Pada Pelatihan ini, peserta diberikan cara interpretasi hasil
analisis data yang sebelumnya diminta untuk mengisi lembar
pretes terlebih dahulu pada google form. Setelah selesai mengisi
pretes dilanjutkan dengan pemberian materi mengenai
interpretasi data menghitung data melalui program Microsoft
excel. Contoh data mentah yang diberikan yaitu data tes Bahasa
inggris siklus 1 yang terdiri dari 9 siswa. Data dalam Penelitian
Tindakan kelas dikategorikan pada data kualitatif yang dianalisis
dengan statistik deskriptif. Kegiatan meliputi pengumpulan,
pengelompokan dan pengolahan data selanjutnya akan
menghasilkan ukuran-ukuran statistik seperti Frekuensi (sum,
presentase), pemusatan data (mean, median, modus), penyebaran
data (Range, mean deviation, varian, standar deviasi, koefisien
variasi), kecenderungan suatu gugus data (Quartile, Desil,
percentile) dan lain-lain. Setelah dilakukan perhitungan data
melalui Microsoft Excel dengan program data analisis yang sudah
di-install di masing-masing laptop peserta maka ditemukan data
seperti pada gambar 2. Pada gambar 2 itu diberikan
penafsiran/penjelasan mengenai data.
Dalam penyajian data diperlukan distribusi frekuensi yang
gunanya untuk mengatur, menyusun, atau meringkas data.
distribusi frekuensi merupakan suatu keadaan yang
menggambarkan bagaimana frekuensi dari gejala atau variabel
yang dilambangkan dengan angka itu telah tersalur, terbagi,
tersebar, dan terpancar. Penggambaran angka (bilangan) atau
penyajian data angka tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel
atau grafik/gambar, yang kemudian dikenal dengan istilah tabel
distribusi frekuensi dan grafik distribusi frekuensi. Peserta dilatih
cara menghitung kelas interval dan mencari frekuensi dari sampel
yang telah ditentukan dan tabel distribusi frekuensi hasilnya
seperti pada gambar 3. Selanjutnya peserta diajarkan membuat
grafik setelah paham membuat tabel distribusi frekuensi. Menu
yang tersedia di Microsoft Excel memudahkan peserta membuat
grafik yang diinginkan hanya dengan memblok data tabel
distribusi frekuensi dan terbentuklah grafik seperti pada gambar
4. Dari perolehan tabel dan grafik distribusi frekuensi, peserta
diajarkan kembali bagaimana memberikan interpretasi/tafsiran
mengenai kedua hal tersebut dan hasil interpretasi seperti pada
gambar 5. Setelah materi interpretasi hasil analisis data selesai
dipresentasikan kepada peserta selanjutnya peserta diberikan
postes. Berikut rangkuman tabel hasil pretes dan postesnya.

Tabel 1. Hasil pretes dan Postes


Kegiatan Kategori Persentase % Frekuensi
Bisa 16 20
Tidak bisa 53 69
Pretes Ragu-ragu 31 40
Bisa 78 100
Tidak bisa 10 13
Postes Ragu-ragu 12 16

Dari tabel 1. di atas hasil pengolahan kuesioner pretes


materi interpretasi hasil analisis data menunjukkan bahwa dari
seluruh peserta sebanyak 129 orang yang menyatakan dirinya
dapat melakukan interpretasi hasil analisis data sebanyak 16 %
atau sejumlah 20 orang. Yang menyatakan dirinya tidak bisa
melakukan interpretasi hasil analisis data sebanyak 53% atau 69
orang. Dan yang menyatakan dirinya ragu-ragu dalam melakukan
interpretasi hasil analisis data sebanyak 31% atau 40 orang.
Sedangkan hasil postes menunjukkan bahwa yang menyatakan
dirinya dapat melakukan interpretasi hasil analisis data sebanyak
78 % atau sejumlah 100 orang. Yang menyatakan dirinya tidak
bisa melakukan interpretasi hasil analisis data sebanyak 10% atau
13 orang. Dan yang menyatakan dirinya ragu-ragu dalam
melakukan interpretasi hasil analisis data sebanyak 12% atau 16
orang. Berdasarkan perhitungan data pretes dan postes, hasil dari
pelatihan adalah peserta memiliki kemampuan yang signifikan
untuk melakukan interpertasi hasil analisis data dengan baik
dalam kategori Penelitian Tindakan Kelas.

Simpulan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM)


ditujukan untuk diseminasi ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk membantu masyarakat agar memiliki pengetahuan yang
bermakna mengenai segala bidang. Dalam hal ini, PKM
menitikberatkan pada Penelitian Tindakan Kelas dengan cakupan
materi interpretasi hasil analisis data agar para guru di sekolah
menengah di Kabupaten Lebak memiliki pengetahuan tentang ini.
Sebagian besar peserta dari mitra PKM belum memiliki
pemahaman yang cukup untuk melakukan interpretasi hasil
analisis data pada PTK. Dengan dilaksanakannya kegiatan PKM
ada perubahan yang signifikan tentang pemahaman interpretasi
data dalam PTK. Materi yang disampaikan selama kegiatan PKM
juga mendapatkan respons yang sangat baik terlihat dari hasil
postes para peserta yang sebelumnya tidak bisa dan belum paham
cara interpretasi data sebanyak 53% atau sebanyak 69 orang
akhirnya memiliki pemahaman meningkat setelah diberikan
pelatihan dan data menunjukkan peserta yang paham dan mampu
melakukan interpretasi data sebanyak 78% atau 100 orang.
Bahkan sebagian besar peserta menyatakan bahwa kegiatan yang
dilakukan perlu untuk dilanjutkan dimasa mendatang agar mitra
PKM semakin memiliki pemahaman yang baik mengenai
implementasi interpretasi data secara menyeluruh.
Daftar Pustaka

Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2012. Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Aqib, Zainal & Chotibuddin, M. 2018. Teori dan Aplikasi
Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: DeepPublish
Burns, Anne. 2010. Doing Action Research in English Language
Teaching (Cambridge: Cambridge University Press.
Paizaludin, & Ermalinda. 2015. Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Bandung: Alfabeta
Sunendiari, S., Yanti, T. S., A., A. I., & Suliadi. 2014. Pelatihan
Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru-Guru SMA Di
Wilayah Bandung dalam Upaya Meningkatkan
Kompetensi Guru. Bandung: In Prosiding SNaPP2014
Sains, Teknologi, dan Kesehatan. Universitas Islam
Bandung (pp. 7–14).
Suwandi, S. 2011. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka.
Tampubolon. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Pendidik dan Keilmuan. Jakarta:
Erlangga.
Wardhani, I. G. A. K., & Wihardit, K. 2016. Penelitian tindakan
kelas. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Wibawa, Sutrisna. 2012. Penelitisn Tindakan Kelas.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131570315/pengabdian/
penelitian-tindakan-kelas-plpg2012.pdf.
MEMBANGUN KONSEP PELAYANAN PRIMA DAN
KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN
DI TAMAN KANAK-KANAK

Iis Mariam1, Nining Latianingsih2, Titik Purwinarti3,


Endah Wartiningsih4
1,2,3,4
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Jakarta
Jl. Siwabessy, Kampus Baru UI, Depok 16425
iis.mariam@bisnis.pnj.ac.id

Abstrak
Dalam situasi pandemi covid-19 saat ini pembelajaran dilakukan
melalui online mulai dari pendidikan usia dini sampai pendidikan
tinggi. Pola pendidikan dan pengajaran tidak akan berhasil tanpa
pelayanan yang prima dan komunikasi yang efektif dimulai dari
pelayanan staf administrasi, guru dan kepala sekolah kepada
siswa, orang tua siswa, teman seprofesi Guru Taman Kanak-
Kanak di kecamatan Sawangan, Depok. Konsep pelayanan prima
dan keterampilan berkomunikasi dalam pembelajaran dari rumah
tidak hanya memberikan efek perubahan kepada para guru,
pengelola sekolah akan tetapi juga berdampak pada pola belajar
siswa. Kendala yang muncul adalah bagaimana pelayanan yang
diberikan penyelenggara pendidikan kepada siswa dalam masa
pandemi covid-19 tetap memberikan kepuasan melalui
komunikasi yang efektif. Tujuan dari pengabdian ini diharapkan
adanya transfer pengetahuan dan pengalaman (transfer
knowledge and experience) dalam proses pembelajaran online,
penerapan tiga konsep pelayanan prima, serta memilih
komunikasi yang efektif sehingga siswa merasa puas dan
menyenangkan mengikuti pembelajaran di rumah. Pengabdian ini
melibatkan dua mitra TK di Kecamatan Sawangan-Depok yang
terlibat, yaitu: TB/TK Islam Al Yazid dan TK Aisyiyah Bustanul
Afthal 14. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif dengan
teknik pengumpulan data melalui pelatihan, studi kasus, dan
demonstrasi. Luaran yang dihasilkan adalah tiga konsep
pelayanan berdasarkan sikap, perhatian dan tindakan serta
komunikasi efektif dalam proses pembelajaran telah dilaksanakan
oleh Guru Taman Kanak-Kanak sesuai dengan strategi
pembelajaran yang berlaku.

Kata Kunci: Pelayanan Prima, Komunikasi Efektif, Proses


Belajar Mengajar

Abstract
In the current covid-19 pandemic situation, learning is being
carried out online, from early childhood education to higher
education. Education and teaching patterns will not be successful
without excellent service and staff interpersonal communication,
teachers, and school principals to students, parents of students,
kindergarten teachers in Sawangan sub-district, and Depok. The
concept of excellent service and communication skills in learning
from home has a changing effect on teachers and school
managers and the impact on student learning patterns. The
obstacle that arises is that the services provided by providing
education to students during the Covid-19 pandemic still provide
satisfaction through effective communication. The purpose of this
service is to transfer knowledge and experience in the online
learning process, apply three concepts of excellent service, and
choose effective communication so that students feel satisfied and
pleasant to participate in learning at home. This service involved
two TK partners in Sawangan-Depok Subdistrict who were
involved, namely: Al Yazid Islamic TB / TK and TK Aisyiyah
Bustanul Afthal 14. The method used was descriptive qualitative
with data collection techniques through training, case studies,
and demonstrations. The resulting output is three service
concepts based on attitude, attention, and action an excellent
communication in the learning process implemented by
Kindergarten Teachers according to following the appropriate
learning strategies.

Keywords: Service Excellent, Learning Process, Effective


Communication

Pendahuluan

Kebijakan pemerintah dalam proses pembelajaran pada


masa covid-19 di Indonesia telah mengalami perubahan dari
pembelajaran offline menjadi online, kondisi ini berdampak mulai
pada pendidikan usia dini sampai pada pendidikan tinggi.
Perubahan pola pembelajaran secara online pada masa pandemi
telah berdampak pada ketersediaan fasilitas pembelajaran seperti
internet, serta media pembelajaran online dapat saja
menggunakan zoom meeting, google meet, whatsApp dan email
tergantung pada kemudahan akses dan pemahaman mengenai
media online. Kondisi perubahan proses pembelajaran online
yang terjadi pada pendidikan usia dini (PAUD), Taman Kanak-
Kanak membutuhkan kreativitas dan juga strategi pembelajaran
para guru yang dapat diterima oleh siswa dengan mudah dan tetap
menyenangkan. Merujuk pada data dinas pendidikan dan
kebudayaan Kotamadya Depok untuk tahun ajaran 2020-2021
bahwa ada 502 sekolah Taman Kanak-Kanak terdiri dari TK
Negeri 6 sekolah dan TK Swasta 496 sekolah (https://
dapo.dikdasmen.kemendikbud.go.id). Dari data tersebut sebaran
sekolah Taman Kanak-Kanak yang berada di kecamatan
Sawangan ada 37 sekolah yang mana setiap sekolah memiliki ciri
khas masing-masing sehingga tetap dapat menyelenggarakan
proses pembelajaran dengan baik. Berdasarkan data Dapodik
Kemendikbud Depok 2020 dan dengan pertimbangan lokasi serta
perkembangan sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) di Sawangan,
maka dalam kegiatan ini dilibatkan dua sekolah TK, yaitu: TK
Islam Al Yazid yang berlokasi di jalan Abdul Wahab, Perumahan
Telaga Jambu Blok G/16, Sawangan Baru, Depok serta TK
Aisyiah Bustanul Afthal 14, beralamat di Jl.H.Maksum No.44,
kecamatan Sawangan Baru, kotamadya Depok.
Adapun permasalahan utama dari mitra pengabdidan
kepada masyarakat, yaitu TK Islam Al Yazid dan TK Aisyiah
Bustanul Atfhal 14, kecamatan Sawangan, kotamadya Depok
adalah di dalam pemilihan bentuk komunikasi dalam
penyelenggaraan pengajaran kepada siswa yang harus lebih
kreatif, inovatif dan mengusung pada konsep pelayanan yang
prima (service excellent) melalui tiga konsep, yaitu konsep sikap
(attitude), konsep perhatian (attention) dan konsep tindakan
(action). Merujuk pada data awal tentang kondisi dari TK Islam
Al Yazid dan TK Aisyiah Bustanul Afthal 14, Sawangan, Depok
dapat disampaikan pemetaan analisis SWOT yang dilakukan oleh
Tim pada pada tahap awal sebelum kegiatan pengabdian kepada
masyarakat dilakukan yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1 Analisis SWOT Permasalahan Mitra


KEKUATAN KELEMAHAN
a. Melakukan pendidikan dan a. Masih adanya kendala
pelatihan secara terjadwal dalam proses input data
mengenai pola evaluasi Dapodik secara terjadwal
pembelajaran, media dan oleh staf administrasi
teknologi pembelajaran pendidikan Taman Kanak-
untuk penyelenggara Kanak melalui
pendidikan Taman Kanak- komputerisasi;
Kanak di wilayah Depok;
b. Adanya jadwal pertemuan b. Proses pembelajaran
secara terjadwal antara menggunakan online
pihak Dinas Pendidikan berdampak pada proses
dan Kebudayaan Depok penyelenggaraan belajar
dengan Ikatan Guru Taman mengajar yang berbeda
Kanak-kanak (IGTK) dengan pembelajaran
sebagai bentuk penilaian secara tatap muka;
pengawasan dan evaluasi c. Perbedaan dari
kinerja penyelenggaran kemampuan ekonomi
pendidikan Taman Kanak- keluarga peserta didik
Kanak; yang tidak merata di dalam
c. Optimalisasi peran dan mendukung
fungsi dari Ikatan Guru terselenggaranya proses
Taman Kanak-Kanak belajar mengajar secara
(IGTK) se-Depok yang online terutama dalam
menjadi wadah guru dan kepemilikan gawai (HP)
kepala sekolah TK untuk dan atau komputer;
lebih berkualitas; d. Pelayanan administratif
d. Komunikasi yang yang dilakukan oleh
dibangun antara pengurus Kepala Sekolah, Guru dan
IGTK dengan Guru Staf Administrasi pada
sekolah Taman Kanak- masa covid-19 masih
Kanak sudah dilakukan memiliki kendala
dalam bentuk rapat secara mendukung terlaksananya
terjadwal. kegiatan belajar mengajar
yang efektif, produktif dan
kreatif.
PELUANG ANCAMAN
a. Adanya bentuk dukungan a.Adanya peraturan sertifikasi
dari pemerintah daerah guru yang berdampak pada
serta keterlibatan warga kualitas dan kompetensi
masyarakat di dalam guru TK;
kontribusi b. Merespon mengenai
penyelenggaraan biaya kebijakan pemerintah
pendidikan anak usia dini tentang rekrutmen serta
(Taman Kanak-Kanak) kompetensi para guru
yang terjangkau dan Taman Kanak-Kanak yang
memiliki kualitas yang berlatar belakang
baik; pendidikan sarjana;
b. Data jumlah keluarga b. Adanya perubahan di
muda yang memiliki anak dalam metode
pada jenjang pendidikan pembelajaran pada masa
usia dini yang berdomisili covid-19 yang
di Sawangan; membutuhkan respon
c. Lokasi sekolah yang dekat cepat dalam pelayanan
dengan jalan provinsi Jawa oleh penyelenggara
Barat serta akses jalan pendidikan Taman Kanak-
kelurahan yang Kanak;
memudahkan dan c. Banyaknya program
terjangkau masyarakat pembelajaran pada Taman
menuju sekolah, dan Kanak-Kanak yang
d. Peta lokasi daerah menawarkan pola
Sawangan yang memiliki pendidikan yang tematik
destinasi wisata alam yang dan kreatif kepada siswa
baru, tempat kuliner agar memiliki ciri yang
menarik serta adanya pusat unik dan berbeda
perbelanjaan yang konsepnya dengan sekolah
berkonsep mewah yang Taman Kanak-Kanak
terus tumbuh seiring lainnya yang ada di
pembangunan infrastruktur Sawangan;
jalan tol akses ke lingkar d. Kemampuan dari Guru
luar (outer ringroad). Taman Kanak-Kanak dan
Kepala Sekolah dalam
penguasaan bahasa asing
(inggris atau arab) yang
digunakan dalam
melengkapi kegiatan
proses belajar mengajar
kepada siswa.
Sumber: data diolah, 2020

Merujuk pada kondisi dan situasi permasalahan mitra maka solusi


yang ditawarkan adalah adanya pelatihan untuk para guru dan
staf administrasi Taman Kanak-Kanak di TK Islam Al Yazid dan
TK Aisyiah Bustanul Afthal 14, Sawangan, Depok mengenai
konsep pelayanan prima mengacu pada tiga konsep, yaitu: sikap,
perhatian dan tindakan serta bagaimana cara membangun
komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran.

Kajian teori

Pelayanan prima pada intinya merupakan tindakan yang


dilakukan dalam bisnis jasa pelayanan dalam upaya memberikan
rasa puas dan menumbuhkan kepercayaan terhadap pelanggan
atau konsumen, sehingga konsumen dan pelanggan akan merasa
dirinya lebih dipentingkan dan mendapatkan perhatian lebih baik
dari apa yang diharapkan (Rahmayanti, 2013; Judiari, 2010).
Pelayanan merupakan suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang
terjadi dalam interaksi secara langsung antar seseorang dengan
orang lain atau mesin secara fisik serta menyediakan kepuasan
kepada pelanggan, melalui sistem, prosedur dan metode tertentu
untuk memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya
(Sinambela, 2011; Moenir, 2015).
Menurut (Effendi, 2015; Arni, 2015) bahwa komunikasi
adalah dua orang atau lebih berkomunikasi dan memiliki
kesamaan makna. Komunikasi merupakan proses individu dalam
mengirimkan stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk
mengubah tingkah laku dari orang lain, dan hal ini menunjukkan
bahwa komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses/aktivitas
bukan sebagai suatu benda mati. Adapun strategi dalam
komunikasi dapat dihubungkan dengan komponen mengenai
aspek pesan apa yang disampaikan, bentuk media apa yang
digunakan, siapa saja yang menjadi komunikan komunikatornya.
Strategi di dalam proses pembelajaran merupakan salah satu
faktor penting yang secara konsisten dapat terus menerus
dipromosikan dalam kegiatan pembelajaran mandiri di kelas.
Membangun strategi komunikasi dalam proses pembelajaran
merupakah salah satu faktor penting untuk mewujudkan proses
pembelajaran yang efektif (Effendy, 2015). Komunikasi dalam
pembelajaran melibatkan komunikasi verbal dan non verbal yang
dilakukan oleh guru kepada siswa yang mencerminkan perilaku
keduanya (Muste, 2016). Merujuk pada hasil dari penelitian
mengenai pembelajaran mandiri adalah keberadaan guru dan
siswa merupakan factor eksternal yang dapat mempengaruhi di
dalam proses pembelajaran secara mandiri. Merujuk pada hasil
penelitian dari Kistner, et.al.; 2015: 193) bahwa adanya saling
memahami dari suatu aktivitas yang telah dilakukan oleh guru
pada waktu mengajar di kelas yang menghasilkan suatu strategi
dalam pembelajaran. Sedangkan hasil penelitian lain dari
Fatkhurrokhman (2018: 169-170) bahwa dengan adanya strategi
pembelajaran akan menghasilkan pembelajaran yang produktif
apabila telah memenuhi tiga unsur, yaitu: adanya suatu
perencanaan (plan), pelaksanaan kegiatan (action) serta hasil
yang diperoleh (results). Menurut Pinter (2011) bahwa dalam
usia peserta pembelajaran perlu juga dipertegas bahwa ada tiga
kelompok usia, yaitu: kelompok usia muda (young learner) ada
tiga, yaitu: pra-sekolah (usia 3-5 tahun), sekolah dasar ( 6-12
tahun) dan menengah (11-12 tahun). Dengan demikian maka
dalam strategi dan media pengajaran yang digunakan pada ketiga
tingkatan kelompok usia pra-sekolah, sekolah dasar dan
menengah menjadi berbeda, apalagi untuk tingkat usia pada
kelompok pendidikan pra-sekolah (Kelompok Bermain dan
Taman Kanak-Kanak) yang membutuhkan kompetensi khusus.
Oleh karena itu, peran dan fungsi guru sebelum memberikan
pengajaran telah melakukan persiapan media apa yang akan
digunakan dalam proses belajar dan materi apa yang sesuai
dengan usia siswa (Sukmahidayanti, 2015). Dalam media
pembelajaran perlu mendapatkan perhatian karena media
pembelajaran merupakan sarana atau alat terjadinya proses
belajar mengajar (Sukmahidayanti, 2015; Sukiman, 2012;
Sudjana. 2000; Daryanto, 2009: 419). Merujuk pada pendapat
dari Gerald dan Ely dalam Arsyad (2014) dijelaskan bahwa
fungsi media apabila dipahami secara garis besar adalah adanya
keterlibatan dari unsur manusia, materi atau kejadian yang
membuat kondisi siswa mampu untuk mendapatkan keterampilan,
pengetahuan serta sikap dalam belajar sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa untuk
belajar menjadi lebih tinggi.

Metode pelaksanaan

Metode yang digunakan untuk menjelaskan dan


menganalisis hasil kegiatan dari pengabdian kepada masyarakat
ini menggunakan deskriptif kualitatif sedangkan kegiatan berupa
pelatihan mengenai konsep pelayanan prima serta komunikasi
yang efektif. Kegiatan selanjutnya setelah pelatihan dilanjutkan
dengan kegiatan pendampingan kepada kedua mitra, yaitu: TK
Islam Al Yazid serta TK Aisyiah Bustanul Atfhal 14, Sawangan,
Depok dalam pelayanan prima dan komunikasi efektif dalam
proses pembelajaran.
Kegiatan awal sebelum pelaksanaan pengabdian kepada
masyarakat dilakukan studi dokumentasi tentang data pendidikan
PAUD di wilayah Depok (2018-2019), mengidentifikasi data –
data yang terkait penyelenggaraan program pendidikan di TK
Islam Al Yazid serta TK Aisyiah Bustanul Atfhal 14, Sawangan,
Depok, menganalisis kajian teori tentang pelayanan prima dan
komunikasi efektif yang dilakukan selama pembelajaran online
pada masa covid-19, serta wawancara dengan Ketua Ikatan Guru
TK (IGTK) Depok dan Kepala Sekolah dan Guru dari dua TK
mitra kegiatan ini.

Hasil dan Pembahasan

Dalam mewujudkan kegiatan pengabdian kepada


masyarkaat yang dilakukan oleh kolaborasi dari Tim dosen dari
program studi D4 Administrasi Bisnis Terapan dan Prodi D4
Desain Grafis-PNJ serta instruktur praktisi mengenai teknologi
informasi untuk pelayanan prima dan komunikasi efektif kepada
mitra yaitu TK Islam Al Yazid dan TK Aisyah Bustanul Afthal
14, Sawangan, Depok.
Langkah awal dalam kegiatan ini adalah melakukan
identifikasi dan mapping permasalahan dari kedua mitra terutama
dalam masalah proses pembelajaran secara online pada masa
covid-19. Hasil identifikasi dari permasalahan mitra ternyata
diperoleh informasi bahwa pada intinya pelayanan yang
menyangkut administrasi pembelajaran dan media pembelajaran
yang diberikan para guru kepada siswa telah maksimal sesuai
prosedur pengajaran dari Dikbud, akan tetapi karena melalui
media online maka muncul masalah adanya keterbatasan
komunikasi dan pelayanan fasilitas seperti HP atau laptop yang
dimiliki siswa untuk dapat belajar secara online apakah
menggunakan video call, whatsApps dan zoom meeting (untuk
kegiatan rapat dan pelatihan para guru) atau google meet.
Langkah selanjutnya setelah identifikasi dan mapping
permasalahan mitra maka dilakukan pelatihan dan pendampingan
kepada staf administrasi, guru, kepala sekolah dari kedua mitra
serta pengurus IGTK-Depok. Jumlah peserta yang dapat hadir
dalam kegiatan pelatihan ini ada 20 orang termasuk ketua IGTK
se-Depok dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, yaitu:
mencuci tangan, tetap menjaga jarak tempat duduk antar peserta
dan instruktur, memakai masker/face shield serta dilakukan
pengecekan suhu tubuh sebelum kegiatan dimulai.
Materi yang diberikan dalam pelatihan ini adalah
pentingnya manajemen pelayanan prima dalam pembelajaran,
konsep pelayanan prima mengacu pada konsep sikap (attitude),
perhatian (attention) dan kegiatan (action), pengertian dan jenis
komunikasi, komunikasi dalam pembelajaran, media
pembelajaran online dan strategi pembelajaran. Setelah selesai
memberikan materi dilanjutkan dengan pratek pelayanan prima
dan implementasi komunikasi efektif dalam pembelajaran.
Adapun rangkuman dari hasil kegiatan pelatihan dapat dilihat
pada tabel berikut:

Tabel 1 Hasil Pelatihan Pelayanan Prima dan Komunikasi


MATE INDIKATOR HASIL PELATIHAN PENILAIAN
RI KEGIATAN INSTRUK
TUR
S TS
Komu a. Pengertian dan a. Peserta telah 
nikasi jenis mampu
dan komunikasi menjelaskan
Jenis b. Paradigma pengertian
Komu komunikasi komunikasi baik
nikasi menurut verbal dan non
Laswell verbal untuk
diterapkan dalam
proses 
pembelajaran;
b. Peserta telah
mampu
menjelaskan jenis
komunikasi yang
digunakan dalam 
proses
pembelajaran
dengan efektif;
c. Peserta telah
mampu
menjelaskan
mengeni jenis
media
pembelajaran
seperti zoom
meeting. flipt chart,
poster dan gambar
yang kreatif dan
inovatif untuk
digunakan kepada
siswa pada masa
covid-19 selama
pembelajaran
berlangsung;
d. Peserta telah
mampu
mendemonstrasika
n bagaimana
melakukan
pengajaran secara
online memakai
konsep pelayanan
prima dan
komunikasi yang
efektif agar
pembelajaran tetap
menyenangkan
siswa.
Optim a. Definisi a. Peserta telah mampu 
alisasi pelayanan menjelaskan
Pelaya prima dalam pengertian pelayanan
nan proses prima yang
Prima pembelajaran digunakan dalam
dalam pada tingkat proses pembelajaran
Pembe usia dini secara tepat; 
lajaran b. Jenis b. Peserta telah
pelayanan mampu
prima dalam menjelaskan jenis
proses pelayanan prima
pembelajaran baik untuk internal 
c. Konsep organisasi maupun
pelayanan eksternal organisasi
prima yang c. Peserta mampu
mendukung menjelaskan dan
pembelajaran. mendemonstrasika
n konsep pelayanan
prima berdasarkan
konsep sikap
(attitude), konsep
perhatian
(attention) serta
konsep tindakan
(action).
Strateg a. Strategi dan a. Peserta telah mampu 
i metode memilih metode
Pembe pembelajaran pengajaran yang
lajaran yang tepat tepat sesuai dengan
dalam digunakan tema pokok bahasan
era dalam online materi kepada siswa
covid- learning pada setiap 
19 b. Demonstrasi pertemuan;
pengajaran b. Peserta telah mampu
menggunakan mendemonstrasikan
salah satu metode pengajaran
media gambar menggunakan video
dan video. dan gambar secara
kreatif dan atraktif
sesuai materi
sehingga siswa
mengikuti
pembelajaran
menjadi lebih
menyenangkan.
Sumber: data diolah, 2020, Catatan: S = Sesuai, TS = Tidak
Sesuai
Merujuk pada kegiatan yang telah dilaksanakan pada mitra
yaitu di TK Islam Al Yazid dan TK Aisyah Bustanul Atfhal 14,
Sawangan, Depok yang selanjutnya membandingkan dengan
konsep teori yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada
masyarakat bahwa konsep pelayanan prima (Rahmayanti, 2013),
komunikasi (Effendy, 2015), media pembelajaran (Kistner, 2015;
Akhmadi, 2017)) dan strategi pembelajaran (Arsyad, 2014)
menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran pada masa
pandemi covid-19 tetap harus mengacu pada konsep pelayanan
prima, yaitu: pelayanan yang diberikan oleh penyelenggaran
pendidikan (staf administasi, guru dan kepala sekolah) kepada
siswa dengan berpedoman pada konsep sikap (attitude), konsep
perhatian (attention) dan konsep tindakan (action).
Konsep sikap (attitude) menjelaskan bahwa walaupun
pembelajaran dilakukan secara online tetapi dalam proses
pembelajaran tetap dilakukan dengan perlakuan yang sama seperti
pada pembelajaran offline, misalnya ketika guru menerangkan
materi kepada siswa harus tetap menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti siswa, intonasi suara yang lemah lembut,
memilih kata-kata yang sopan dan bersikap tidak merendahkan
kemampuan belajar siswa, tidak membeda-bedakan perlakuan
sikap kepada siswa karena latar belakang ekonomi keluarga dan
budaya siswa sehingga guru tetap bersikap adil dalam mengajar
kepada seluruh siswa. Konsep pelayanan dengan (attention)
diberikan guru kepada siswa dengan tetap memberikan perhatian
yang sama dan adil kepada seluruh siswa dan juga jika ada
masukan dari para orang tua siswa, apakah siswa mengalami
kesulitan dalam menerima materi, kesehatan siswa terganggu
sehingga tidak fokus mengikuti pembelajaran secara online, maka
guru harus proaktif untuk bertanya keadaan siswa sehingga
pembelajaran online tidak menjadi beban dan membosankan
siswa. Konsep pelayanan yang ketiga adalah pelayanan
berdasarkan tindakan (action), maka ketika siswa mogok tidak
mau belajar karena sakit, malas, pembelajaran tidak menarik maka
guru harus mampu berkomunikasi dengan efektif dan baik kepada
orang tua dan siswa agar dapat melanjutkan proses pembelajaran
secara online menjadi menyenangkan dan produktif. Hasil akhir
kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bahwa ketiga konsep
pelayanan menjadi penting di dalam upaya penyelenggaraan
pembelajaran online untuk mewujudkan pelayanan yang prima
(excellent service) oleh saf administrasi, guru dan kepada sekolah
kepada siswa dan orang tua siswa.
Merujuk pada keterampilan berkomunikasi yang dimiliki
oleh staf administrasi, guru dan kepala sekolah dalam proses
pengajaran kepada siswa dan pertemuan dengan para orang tua
siswa pada masa pandemi covid-19 tetap sama seperti offline,
yang membedakan hanya media komunikasi yang digunakan
apakah melalui video call, WhatsApp, telepon, zoom meeting dan
google meet. Kondisi ini sesuai dengan penerapan menerapkan
komunikasi yang efektif baik komunikasi verbal maupun non
verbal (Effendy, 2015; Muste, 2016). Faktor lain dalam
berkomunikasi juga harus mempertimbangkan dan
memperhatikan lima factor menurut paradigma Laswell (sender,
decoder, message, media,feedback) sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam menerima informasi antara siswa dan guru di
dalam proses pembelajaran online. Media pembelajaran yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran online melibatkan
kolaborasi antara guru, siswa dan orang tua siswa menjadi
pertimbangan yang penting dalam proses pembelajaran terutama
untuk materi yang memerlukan demonstrasi seperti bernyanyi dan
bercerita (Moenir, 2015; Sukmahidayanti, 2015; Sukiman, 2012).
Dalam proses pembelajaran online kepada siswa Taman Kanak-
Kanak maka keterlibatan guru dan peran orang tua sebagai
pendamping siswa berdampak pada sinergitas dan kerja sama
dalam mewujudkan suasana belajar yang kreatif, adaptif dan tidak
membosankan siswa. Salah satu wujud pembelajaran yang kreatif
dan inovatif tersebut dengan mengoptimalkan pemakaian bentuk
komunikasi verbal dan non verbal yang dibangun oleh guru
kepada siswa melalui penyampaian bahasa yang sopan, pemilihan
kata yang mudah diterima siswa dan menekankan pada
pembentukan karakter serta berakhlak mulia.
Berikut gambar pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat di TK Islam Al Yazid dan TK Aisiyah Bustanul Afthal
14, Sawangan, Depok.
Gambar 1 Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat, 2020

Dalam mendukung terwujudnya proses pembelajaran pada


masa pandemi covid-19 terutama pada tingkat Taman Kanak-
Kanak secara online maka materi yang diberikan guru kepada
siswa telah disampaikan melalui video cerita tematik, bernyanyi
secara bersama serta menunjukkan gambar yang menarik
sehingga motivasi siswa belajar di rumah tetap terjaga baik
(Shannon, 2018; Akhmadi, 2017; Muste, 2016, Abdullah dan
Oktarina, 2017). Adapun konsep pelayanan prima dan munculnya
kreativitas para guru dalam mengajar kepada siswa TK menjadi
tuntutan yang wajib diwujudkan dalam bentuk kreativitas dan
inovasi terutama dalam pemilihan gambar, sehingga kondisi ini
akan memberikan dampak positif dengan tidak memberikan beban
secara psikis kepada siswa yang merasa sudah jenuh dan bosan
belajar di rumah (Kustandi, 2011; Judiari, 2010, Rahmayanti,
2013; Uno, 2005; Frey & Katherine, 2005; Kasmir, 2005;
Akhmadi, 2017).
Simpulan

Simpulan tentang kegiatan pengabdian kepada


masyarakat di TK Islam Al Yazid dan TK Aisyah Bustanul Afthal
14, Sawangan, Depok telah dilakukan dengan bentuk pelatihan
mengenai materi pelayanan prima dan cara berkomunikasi efektif
di dalam mendukung proses pembelajaran secara online. Jenis
pelayanan prima yang telah diimplementasikan oleh staf
administrasi, guru dan kepala sekolah dalam mendukung kegiatan
pembelajaran kepada siswa telah merujuk pada konsep pelayanan
berdasarkan sikap (attitude), perhatian (attention) dan tindakan
(action). Pola komunikasi yang etlah diterapkan para guru dalam
proses pembelajaran kepada siswa yaitu dengan mengoptimalkan
komunikasi verbal dan non verbal sehingga siswa tetap
merasakan situasi pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan
dan telah sesuai dengan paradigm Laswell yaitu adanya unsur:
sender, decoder, media, message, dan feedback.
Media pembelajaran yang paling sering digunakan para
guru dalam pembelajaran online adalah video call dan WhatsApp,
sedangkan zoom meeting digunakan untuk rapat dan seminar oleh
staf administrasi, guru, kepala sekolah dan pengurus Ikatan Guru
Taman Kanak-Kanak (IGTK) se-Depok. Bentuk strategi
pembelajaran dalam masa pandemic covid-19 untuk siswa TK Al
Yazid dan TK Aisyiah Bustanul Atfhal 14 di Sawangan, Depok
dengan menekankan pada kreativitas serta pengayaan guru
memberikan materi kepada siswa melalui demonstrasi bercerita
melalui gambar yang ditunjukkan serta bernyanyi dan hasilnya
menunjukkan bahwa para siswa tetap antusias belajar walaupun
di rumah. Adapun pemilihan media dalam pembelajaran
ditekankan pada beberapa materi yang bersifat tematik dan
demonstrasi dengan melibatkan kolaborasi guru dan para orang
tua siswa untuk tetap mendampingi putera-puterinya belajar di
rumah melalui video call atau WhatsApp.

Daftar Pustaka

Abdullah, Yudi dan Yetty Oktarina. 2017. Komunikasi Dalam


Perspektif Teori Dan Praktik. Yogyajarta. Deepublis
Abidin, Yusuf Zainal. 2015. Manajemen Komunikasi: Filosofi,
Konsep Dan Aplikasi. Bandung. CV.Pustaka Setia
Ahmadi, Farid. 2017. Guru SD Di Era Digital (Pendekatan,
Media, Inovasi). Pilar Nusantara.
Agustina, Ary. 2005. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spritiual, ESQ (Emotional Spritual Question).
Jakarta. Arga.
Atmadjati, Arista. 2018. Layanan Prima dalam Praktik Saat Ini.
Yogyakarta: CV Budi Utama
Azhar, Arsyad. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta. PT. Raja
Grafindo Persada.
Effendy, Onong Uchyana. 2015. Ilmu, Komunikasi Teori Dan
Praktek Komunikasi. Bandung. Citra Aditia Bakti.
Fatkhurrokhman, Muhammad. Suroso Mukti Leksono, Sulaeman
Deni Ramdani, Ikman Nur Rahman. 2018. Learning
Strategies Of Productive Lesson At Vocational High
School In Serang City. Jurnal Pendidikan Vokasi. Volume
8, No.2, June 2018 (163-172). Online: http://journal.uny.
ac.id/index.php/jpv
Frey, Keith. A. Jonathan A Leighton and Katherine K Cecala.
2005. Building a Culture of Service Excellence. Physician
Excecutive: Nov/Dec 2005; 31, 6; ABI/INFORM Glibal,
pg.40
Judiari, Josina. 2010. Dasar-dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Elex
Media Komputindo
Kasmir, 2005. Etika Customer Service. Jakarta. PT RajaGrafindo
Persada,
Keraf, Sonny, 1998. Etika Bisnis. Yogyakarta. Pustaka Filsafat.
Kustandi, Cecep. 2011. Media Pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia
Kistner, Saskia. Katrin Rakoczy, Barbara Otto, Eckhard Klieme
& Gerhard Buttner. 2015. Teaching Learning Strategies:
The Role Of Instructional Context And Teacher Beliefs.
Journal for Educational Research online 7 (2015) 1, S.176-
197
M.Shehab, Thomas and Larry A.Adler. 2009. The Quest for
Service Excellence – One Group’s Journey, PEJ-July, 2009.
Moenir. 2015. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia.
Jakarta: PT Bumi Aksara
Munir. 2013. Multimedia Konsep Dan Aplikasi Dalam
Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Muste, Delia. 2016. The Role of Communication Skills in
Teaching Process. Education, Reflection, Development,
Fourth Edition. The European Proceedings of Social and
Behavioural Sciences. EpSBS. eISSN: 2357-1330.
Pinter, A. 2011. Teaching Young Language Learners. New York.
Oxford.
Rahmayanti, Nina. 2013. Manajemen Pelayanan Prima
(Mencegah Pembelotan dan Membangun Customer
Loyalty). Yogyakarta. Graha Ilmu.
Rangkuti, Freddy. 2017. Customer Care Excellence
Meningkatkan Kinerja Perusahaan Melalui Pelayanan
Prima. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Shannon, Cad. 2018. Effective Management Communication
Strategies. Walden University.
https://scholarworks.waldenu.edu/dissertations.
Sinambela, Litjan Poltak, dkk. 2011. Reformasi Pelayanan Publik:
Teori, Kebijakan, dan Implementasi. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Sukmahidayanti, Tanti. 2015. The Utilization Of Instructional
Media In Teaching English To Young Learners (A Case
Study Of An Elementary School Teacher In Bandung).
Journal of English and Education 2015, 3(2), 90-100.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran.
Yogyakarta. PT.Pustaka Insan Madani.
Sudjana. 2000. Strategi Pembelajaran. Jakarta. PT.Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. 215. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods).
Bandung. Alfabeta
Uno, Mien R. 2005. Etiket (Sukses Membawa Diri di Segala
Kesempatan). Jakarta. Gramedia.
OPTIMALISASI POTENSI PARIWISATA BAHARI
DESA SINDANGLAYA

Fadilla Oktaviana1, Ida Nuraida2, Syaechurodji3, Ramli4


1,2
Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP, Universitas Banten Jaya
3
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan BIsnis,
Universitas Primagraha
4
Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP, Universitas Lakidende
Unahaa
fadillaoktaviana@unbaja.ac.id

Abstrak
Implementasi Salah Satu Tri Darma Perguruan Tinggi adalah
Program Pengabdian Masyarakat. Kawasan Desa Sindanglaya
adalah salah satu desa untuk pelaksanaan kegiatan Program
Pengabdian Masyaraka Kuliah Kerja Mahasiswa tahun 2019
yang bertujuan untuk menggali potensi desa dan
mengembangkan keterampilan masyarakat. Potensi yang
dimiliki oleh desa Sindanglaya yaitu di bidang pariwisata, karena
posisi letak wilayah berada di sepanjang pantai florida yang bisa
dimanfaatkan sebagai objek wisata Bahari (Ecotourism) dan
berbagai komoditi hasil kerajinan tangan (souvenir).
Permasalahan yang muncul di desa Sindanglaya yang merupakan
salah satu wilayah destinasi wisata yaitu semakin sedikitnya
jumlah pengunjung ke objek wisata Ecotourism. Semua informasi
tentang permasalahan tersebut berdasarkan data yang di dapatkan
melalui beberapa tahapan (1) Survey melalui pengamatan, 2).
wawancara, dan analisis permasalahan. Beberapa solusi yang
sudah di laksanakan di lapangan adalah mengadakan berbagai
kegiatan yaitu (1) Kegiatan Sosialisasi Strategi Promosi Potensi
Desa di Desa Sindanglaya; (2) Pelatihan Pembuatan Website
Desa; (3) Praktek Pembuatan digital marketing. Setelah
dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat Kuliah Kerja
Mahasiswa Tahun 2019, maka diharapkan meningkatnya
partisipasi dan keterampilan masyarakat dalam mempromosikan
desa Sindanglaya menjadi desa dan masyarakat desa Sindanglaya
menjadi masyarakat yang kreatif dan produktif terutama dalam
mengembangkan wisata Bahari yang menjadi salah satu potensi
dari desa Sindanglaya.

Kata Kunci: Optimalisasi, Potensi Desa, Wisata Bahari,


Sindanglaya

Abstract
One of the implementation of the Tri Dharma of Higher
Education is the Community Service Program. The Sindanglaya
Village Area is one of the villages for the implementation of the
2019 Student Work Lecture Community Service Program which
aims to explore the potential of the village and develop
community skills. The potential of the village of Sindanglaya is in
the field of tourism, due to the position of the area along the
Florida coast which can be used as a marine tourism object
(Ecotourism) and various handicraft commodities (souvenirs).
The problem that arises in Sindanglaya village, which is one of
the tourist destinations, is the increasing number of visitors to
Ecotourism tourism objects. All information about these
problems is based on data obtained through several stages (1)
Survey through observation, 2). interviews, and problem analysis.
Several solutions that have been implemented in the field are
holding various activities, namely (1) Socialization of Village
Potential Promotion Strategies in Sindanglaya Village; (2)
Training on Village Website Development; (3) Practice making
digital marketing. After carrying out community service activities
for the 2019 Student Work Lecture, it is hoped that community
participation and skills will increase in promoting Sindanglaya
village to become a village and the village of Sindanglaya to
become a creative and productive community, especially in
developing marine tourism which is one of the potentials of
Sindanglaya village.

Keywords: Optimalization, The Village Potential, Ecotourism,


Sindanglaya

Pendahuluan

Dewasa kini banyak sekali masyarakat mengenal istilah


“kurang piknik’. Istilah tersebut seringkali kita jumpai di
berbagai media seperti di Whats Up, Facebook dan media sosial
lainnya. Kurang piknik menunjukan suatu kondisi masyarakat
yang terjebak dalam rutinitas harian yang mengabaikan faktor
hiburan sebagai sarana refresing jasmaniah.
Kondisi demikian tentu terjadi ketimpangan dalam pola
hidup yang tidak seimbang. Hal demikian tentu sangat
menjenuhkan yang bisa berakibat kepada tekanan stres. Obat
penawar tersebut adalah berwisata sebagai upaya penyegaran,
pemulihan semangat serta sebagai sarana hiburan. Maka tidak
heran banyak industri menawarkan sektor pariwisata. Produk
wisata konvensional sekarang sudah mulai banyak di tinggalkan,
masyarakat sekarang lebih memilih produk wisata yang
menghargai kelestarian alam, budaya serta ramah lingkungan.
Sebagai respon pergeseran minat wisata tersebut, maka
salah satu alternatifnya adalah desa wisata. Sebutan sebagai desa
wisata memiliki cirikhas atau karakter tertentu yang memiliki
daya jual berupa kekayaan alam, budaya ataupun lingkungan
yang memadai sehingga masyarakat yang berkunjung dapat
menikmati, mengenal, dan mempelajari keunikan desa beserta
segala daya tariknya.
Salah satu desa yang menarik di kabupaten Serang sebagai
prospek desa wisata adalah desa Sindanglaya. Desa ini
menyimpan berbagai potensi wisata yang dimiliki antara lain
wisata alam, budaya maupun wisata religi. Hal tersebut perlu
dikembangkan lebih luas sehingga memiliki dampak ekonomi
seperti mensejahterakan masyarakat, khususnya desa
Sindanglaya. Keindahan alam desa Sindanglaya beserta objek
lainya merupakan potensi wisata yang membuat desa
Sindanglaya menjadi daya tarik yang menarik bagi orang piknik.
Seperti yang kita ketahui bahwa kabupaten serang
merupakan salah satu dari delapan daerah Kabupaten/Kota di
Provinsi Banten. Terletak di ujung barat bagian utara Laut Jawa
dan merupakan pintu gerbang utama penghubung Pulau
Sumatera yang berjarak sekitar 70 Km dari kota Jakarta. Letak
geografis Kabupaten Serang, sebelah utara dibatasi Laut Jawa,
sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tangerang, sebelah
barat berbatasan dengan Kota Cilegon dan Selat Sunda, sebelah
selatan dibatasi oleh Kabupaten Lebak dan Pandeglang.
Akses ke Kabupaten Serang sangan mudah, bisa dicapai
dari Bandara Soekarno Hatta dengan menggunakan transportasi
berupa taxi ataupun travel, Pelabuhan Merak bisa dimanfaatkan
bagi pengunjung dari arah Sumatera, dari arah Kota Jakarta bisa
memanfaatkan jasa Bus Umum dan Kereta Api. Peta
Administratif Kabupaten Serang, memiliki luas 1.467,35 Km2
terdiri dari 29 Kecamatan, Mayoritas penduduknya beragama
Islam, potensi sektor ekonomi adalah bidang pertanian,
perdagangan, pelayanan masyarakat, industri dan potensi
pariwisata seperti jasa wisata, penginapan dan perhotelan, wisata
pegunungan, wisata bahari, wisata kajian, wisata kuliner, wisata
seni budaya, wisata ziarah/religi, Olahraga Pendidikan, Olahraga
Prestasi dan rekreasi dan Kewirausahaan Pemuda.
Makanan khas yang terkenal adalah Sate Bandeng, Sayur
Melinjo/Tangkil, Emping dan Rabeg Kambing.Wilayah ini
memiliki Salah satu destinasi wisata yang berada di kawasan
kecamatan Cinangka khususnya di Desa Sindanglaya yaitu
Pantai pasir putih florida indah. Tempat wisata dan rekreasi
keluarga yang terkenal dengan pantai-nya yang landai tanpa
karang dan tempat wisata yang nyaman untuk di kunjungi, di
lengkapi dengan fasilitas yang bisa memanjakan pengunjung.
Dalam hal ini, peranan masyarakat desa Sindanglaya
dalam melestarikan alam dan menjaga budaya setempat sangat
penting, hal ini karena seiiring perkembangan zaman yang serba
materialistik dan individualistik masyarakat desa Sindanglaya
masih sangat menjunjung tinggi adat istiadat Budaya Banten
yang memiliki nilai-nilai luhur. Lebih dari itu, desa Sindanglaya
juga memberlakukan ‘adat istiadat’ memanfaatkan kekayaan
lokal dalam berbagai hal.
Sebagai contoh masyarakat desa Sindanglaya harus
mengutamakan untuk berwirausaha dengan berjualan produk
lokal sebagai oleh-oleh yang menjadi ciri khas pantai Florida di
desa sindanglaya. Sehingga perekonomian desa berjalan dengan
baik. Peranan masyarakat desa dalam menjaga tradisi tersebut
sebagai modal untuk menjadi desa wisata yang diharapkan
dikemudian hari berdampak kepada kesejahteraan masyarakat
desa Sindanglaya.

Kajian teori

A. Potensi Desa dalam Pengembangan Pariwisata


Sejak dahulu, desa memiliki potensi yang tidak dapat
dipandang sebelah mata. Salah satunya adalah lokasi tamasya
yang kerap menyajikan eksotisme surgawi yang menyedot
banyak atensi. Ada kecenderungan bahwa ketimbang
menghabiskan waktu mengunjungi pusat keramaian di kantong
urban, para wisatawan lebih berminat menjadikan kawasan
pedesaan sebagai destinasi wisata. Betapa wilayah pedalaman
menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang ingin merasakan
ketenteraman, kesejukan, dan kesegaran, sekaligus menjauhkan
diri dari segala ingar-bingar. Uniknya, selain keindahan dan
kenyamanan, di kawasan terakhir ini juga terdapat kearifan lokal
(local wisdom) yang diturunkan lintas generasi. Semangat
kebersamaan, kerukunan, dan gotong-royong senantiasa
menjiwai lokalitas. Inilah yang membedakan tempat pelesiran
lokal dengan lokasi wisata nasional yang cenderung berpihak
pada kepentingan pemodal.
Setiap desa wisata menjanjikan keunggulan masing-masing
berdasarkan letak geografis, konstruksi tanah, tipologi sosial,
serta karakteristik masyarakatnya. Boleh dibilang, perbedaan
“label” antar desa wisata merupakan keniscayaan. Misalnya, jika
sebagian menawarkan sarana permainan tradisional, maka
sebagian lainnya menghadirkan panorama alam dan aktivitas
berkebun. Hal ini dikarenakan, “nilai jual” lokasi tersebut terletak
pada ciri khasnya. Keberhasilan desa wisata meraup keuntungan
antara lain ditunjang oleh kemampuan para pengelola dalam
melakukan spesialisasi. Berkembangnya desa wisata belakangan
ini turut membantu pemerintah pusat dalam menekan angka
pengangguran.
Keberadaan beberapa titik wilayah yang mampu menarik
pengunjung tentu membuka lahan pekerjaan yang luas, sehingga
kompetensi generasi muda dapat diberdayakan secara maksimal.
Akhirnya, mereka bisa bekerja, tanpa perlu meninggalkan tanah
kelahirannya. Dan pengembangan pariwisata merupakan segala
daya dan upaya yang dilakukan untuk menggali,
memanfaatkan dan meningkatkan potensi berupa: Alam,
budaya, prasarana dan sarana, fasilitas ekonomi dan pariwisata,
kemudahan-kemudahan dan lain-lainnya untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan daya dukung
lingkungan di masa mendatang.

B. Sasaran Pengembangan Pariwisata


Sasaran pengembangan pariwisata dilihat dari sasaran
nasional dan internasional. Hal ini dikarenakan pengembangan
pariwisata tidak hanya berkontribusi pada pengembangan
secara nasional, tetapi sarana pengembangan sebuah negara di
kancah internasional. Pariwisata adalah salah satu sektor yang
sangat berpotensi untuk dikembangkan Indonesia, tidak hanya
wisata sejarah, religi, tetapi masih banyak lagi ragam
pariwisata yang bisa dikembangkan misalnya wisata alam
misalnya pantai.
Secara umum, di tingkat internasional, sasaran
pengembangan pariwisata meliputi (1) Meningkatkan
penerimaan devisa; (2) Pengembangan ekonomi yang lebih
banyak memberi kesempatan kerja; (3) Peningkatan
pendapatan nasional, peningkatan penerimaan pajak, dan
perluasan; (4) Prasarana; (5) Peningkatan apresiasi di luar
negeri mengenai budaya Indonesia; dan (6) Terbinanya
hubungan diplomatik dengan negara lain.
Sedangkan sasaran pengembangan pariwisata secara
nasional yaitu (1) Terciptanya persatuan dan kesatuan identitas
nasional Indonesia; (2) Peningkatan kesejahteraan umum; (4)
Adanya perhatian umum terhadap lingkungan; dan
(5) Preservasi tradisi dan adat istiadat daerah
Kemudian sekitar Tahun 1928 keberadaan Desa Sindang
Laya sudah dikenal sebagai bagian dari wilayah kecamatan
Cinangka, kewedanaan Anyar Kabupaten serang, merupakan
Desa Induk yang mengandung arti bahwa “Sindang berarti
Singgah atau Mampir, sedangkan Laya mempunyai arti
Layon/betah/kerasan, yang berkesimpulan bahwa, setiap orang
yang mampir/singgah di wilayah ini maka akan merasa betah
sampai akhir hayatnya”. Hal itu terbukti sampai sekarang bahwa
warga masyarakat Desa Sindanglaya terdiri dari masyarakat
sekitar dan saat ini sudah berbagai suku yang berasal dari
berbagai daerah Indonesia yang (Majemuk), oleh karena itu tugas
kedinasan, perniagaan adalah sektor penting.
Sebagian besar penduduk sekitar bekerja disektor
perkebunan, pertanian, memanfaatkan lahan kosong, Namun,
pada pertengahan Tahun 2000 Desa Sindanglaya dikenal sebagai
daerah pesisir dan panorama pantai yang indah, sehingga
penduduk sekitar beralih propesi yang mata pencaharian sebagian
besar pedagang warung pantai dan pantai banyak pengunjung
wisatawan asing, sehingga dapat meningkatkan perekonomian
warga Desa Sindanglaya.
Peningkatan ekonomi terlihat pesat setelah di bukanya
Pantai Pasir Putih Florida Indah yang terletak disebelah barat
Kantor Desa Sindanglaya, dimana para pedagang diprioritaskan
untuk warga Desa Sindanglaya. Bukan hanya pantai saja Desa
Sindanglaya sebagian penduduk tinggal di daerah pegunungan
yang masih asri, dan mempunyai beberapa mata air/sumber yang
digunakan penduduk sebagai air minum yang sehat, dan banya
pengunjung wisata lokal yang ingin mendaki gunung tersebut dan
melihat pemandangan yang indah dipuncak gunung tersebut.
tersebut. Dari hasil survei yang dilakukan melalui pengamatan
dan wawancara, belum adanya pengetahuan dan keterampilan
masyarakat mengenai promosi desa wisata dengan menggunakan
media.
Oleh karena itu, dalam kegiatan KKM KELOMPOK 14
2019 bertujuan untuk membantu sosialisasi dan mengadakan
pembinaan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan masyarakat desa di desa Sindanglaya, Kec.
Cinangka dalam mempromosikan wilayahnya sebagai desa
wisata.

C. Jenis-Jenis Pariwisata
Secara umum, Jenis-jenis pariwisata dapat digolongkan
sebagai berikut: Wisata Budaya, Wisata Kesehatan, Wisata
Olahraga, Wisata Komersial (Bisnis), Wisata Politik, Wisata
Konvensi, Wisata Sosial, Wisata Pertanian, Wisata Maritim
atau Bahari, Wisata Alam, Wisata Buru, Wisata Pilgrim,
Wisata Bulan Madu, dan Wisata Industri.
Semakin banyak potensi wisata yang dapat dikembangkan
dari berbagai jenis pariwisata dari sebuah daerah, maka
membawa dampak yang baik bagi aktivitas dan perekonomian
masyarakat sekitar. Sumber Daya Manusia akan diserap sebagai
tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di
desa tersebut. Dari sisi lain, tidak hanya tenaga kerja, bagi
masyarakat dapat memanfaatkan jenis-jenis pariwisata yang
menjadi potensi di desanya sebagai tempat untuk
mengembangkan skill entrepreneurship, sehingga masyarakat
akan menjadi lebih mandiri dan sejahtera.
Dalam hal ini, Sindanglaya yang merupakan salah satu
desa di kecamatan Anyer yang berseberangan dengan laut,
sangat berpotensi dalam mengembangkan wisata pantai. Dan
salah satu pantai yang terkenal di Desa Sindanglaya Kecamatan
Cinangka Kabupaten Serang Banten yaitu Pantai Florida.
Pengembangan pantai florida masuk dalam kategori
pengembangan wisata bahari.
Metode Pelaksanaan

A. Metode
Kegiatan dalam pengabdian ini adalah penulis
menggunakan rancangan kegiatan yang dilaksanakan secara
eksploratif yaitu meliputi hal-hal menyangkut faktor-faktor
yang menyebabkan belum berhasilnya pengembangan Objek
Wisata Pantai Florida sebagai objek wisata andalan. Menurut
pendapat para ahli di atas dalam penelitian secara eksploratif
dengan pendekatan kegiatan berupa pelatihan-pelatihan ini
adalah guna mengungkap, menganalisis dan membuktikan
bahwa untuk dapat mengembangkan Pariwisata Berbasis
Masyarakat hanya dapat terlaksana jika ada potensi dan daya
dukung pariwisata, potensi budaya masyarakat sekitar objek
wisata dan pemerintah yang disinergikan dalam program
terencana dan terpadu

B. Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan suatu metode untuk
menggali aspek-aspek kondisi yang terdapat di suatu kawasan
yang direncanakan untuk menguraikan berbagai potensi dan
tantangan yang akan dihadapi di dalam perencanaan. Tujuan
dari Analisis SWOT di sini adalah untuk menentukan strategi-
strategi pengembangan kepariwisataan berdasarkan potensi
dan masalah yang ada.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan badan Pusat Statistik Desa Sindanglaya


memiliki wilayah dengan luas wilayah kurang lebih 111,47 km2
atau 7,6 % dari luas wilayah kabupaten Serang. Sebelah Utara
berbatasan dengan kecamatan Anyar, Sebelah selatan: Kabupaten
Pandeglang, Sebelah barat: Selat Sunda dan Sebelah Timur
dengan kecamatan Padarincang.

Gambar 1. Peta Kecamatan Cinangka

Keberadaan Desa Sindanglaya terletak di kawasan wisata


anyer dengan luas area pantai 14 hektar, sehingga area untuk
parkir dan bermain sangat luas. Sistem Informasi Pariwisata
(SIMPARTA) Kabupaten Serang merupakan aplikasi berbasis
web dalam bentuk direktori wisata. Salah satu tujuan
digunakannya aplikasi SIMPARTA adalah sebagai wahana
mengembangkan industri pariwisata di Kabupaten Serang, karena
melalui aplikasi ini stakeholder dibidang kepariwisataan dapat
menampilkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh
wisatawan. Dibawah ini adalah tabel mengenai data demografi
desa Sindanglaya yaitu
Tabel 1. Data demografi desa Sindanglaya
Dengan kemudahan mendapatkan informasi mengenai
objek wisata, hotel atau penginapan, tour and travel, car rental
dan informasi tentang kuliner, wisatawan dapat menikmati
kunjungan mereka dengan lebih nyaman. secara kuantitatif dari
berbagai bidang stakeholder yang memudahkan untuk
pengambilan keputusan dalam penentuan kebijakan industri
kepariwisataan dimasa yang akan datang. Salah satu destinasi
wisata yang berada di kawasan kecamatan Cinangka khususnya
di Desa Sindanglaya yaitu Pantai pasir putih florida indah.
Tempat wisata dan rekreasi keluarga yang terkenal dengan
pantai-nya yang landai tanpa karang dan tempat wisata yang
nyaman untuk di kunjungi, di lengkapi dengan fasilitas yang bisa
memanjakan pengunjung.
Selanjutnya, ada beberapa hal yang harus dimiliki sebuah
desa wisata yaitu (1) Aksesibilitas yang baik; (2) Punya obyek-
obyek yang menarik (alam yang menakjubkan, seni budaya,
legenda, makanan-minuman lokal dll); (3) Keamanan yang
terjamin; (4) Tersedianya akomodasi dan akses telekomunikasi;
(5) Desa wisata umumnya berhawa sejuk dengan alam yang asri
dan indah; (6) Berhubungan atau dekat dengan obyek wisata lain
yang sudah dikenal luas dan (7) Dukungan seluruh warga desa
POKDARWIS.
Ada beberapa pelatihan yang dilaksanakan dalam rangka
memaksimalkan potensi pariwisata bahari di desa Sindanglaya,
yaitu sebagai berikut
1. Pelaksanaan pelatihan pada masyarakat di Desa Sindanglaya
yang diawali dengan pemberian materi mengenai strategi
untuk mempromosikan desa Sindanglaya untuk desa wisata
dengan pemateri Bapak Oki Oktaviana, Fungsional Peneliti
BAPPEDA Provinsi Banten yang menjadi salah satu mitra
pada kegiatan KKM KELOMPOK 14 2019 ini.

Gambar 2. Kegiatan Sosialisasi Strategi Promosi Potensi


Desa di Desa Sindanglaya

2. Pelaksanaan pelatihan pembuatan website Desa bagi


perangkat desa sebagai sarana informasi kepada masyarakat
mengenai kegiatan desa sekaligus sarana promosi desa
wisata. Dalam kegiatan pelatihan oleh di pandu oleh
mahasiswa kelompok KKM yang berlatar belakang dari
fakultas Ilmu Komputer.
Gambar 3. Pelatihan Pembuatan Website Desa

3. Pelaksanaan pelatihan dalam membuat digital marketing


promosi desa. Kegiatan pelatihan ini dipandu oleh dosen
pembimbing dan dibantu oleh mahasiswa Komputer

Gambar 4. Praktek Pembuatan digital marketing


Simpulan

Setelah dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat


Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM KELOMPOK 14 2019) yang
bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan keterampilan
masyarakat dalam mempromosikan desa Sindanglaya menjadi
desa wisata dan memiliki nilai jual, maka harapannya masyarakat
desa Sindanglaya menjadi masyarakat yang kreatif dan produktif
terutama dalam mengembangkan wisata Bahari yang menjadi
salah satu potensi dari desa Sindanglaya.

Daftar Pustaka

Amilia, E. (2019). Teknologi Ekonomi Kreatif, Upaya


Memanfaatkan Limbah Kulit Kerang Memiliki Nilai
Ekonomi Tinggi Di Desa Karang Suraga, Kec.
Cinangka. Jurnal ABDIKARYA Vol. 1 No. 1
Desa Sindanglaya, Cinangka.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sindanglaya,Cinangk
a,_Serang
fadilla oktaviana, ida nuraida. (2019). Jurnal ABDIKARYA
Vol. 1 No. 1 Tahun 2019.Jurnal ABDIKARYA, 1(1),
8–16.
Fakultas Teknik UGM. 2002. Pengkajian Dampak Ganda
(Multiplier Effect) Perkembangan Pariwisata Terhadap
Perkembangan Ekonomi Daerah. Yogyakarta. Dinas
Kebudayaan & Pariwisata dan Fakultas Teknik UGM.
https://www.komisiinformasi.go.id/news/view/ppid-komisi-
informasi-pusat
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/5650.
Unhas.
Ida nuraida, Rd Kania, F.D (2019). Jurnal ABDIKARYA Vol. 1
No. 1 Tahun 2019. Jurnal ABDIKARYA, 1(1), 8–16.
Juniarso, Choliq. 2007. “Potensi Pengembangan Pariwisata
Berbasis Masyarakat: Studi Kasus di Objek Wisata Goa
Kreo”. Thesis Tidak Dipublikasikan. STIEPARI
Semarang
Membuat website Desa. https://updesa.com/cara-membuat-
website-desa-2/, diakses tanggal 26 Oktober 2018.
Sugiyono, Prof. Dr. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif.
Bandung. Penerbit CV. Alfabeta
PELATIHAN FUROSHIKI SENI MEMBUNGKUS ALA
JEPANG DALAM RANGKA GERAKAN TANPA
KANTONG PLASTIK DI KELURAHAN
LAMBANGSARI, KECAMATAN TAMBUN SELATAN,
KABUPATEN BEKASI

Frida Philiyanti1, Cut Erra Rismorlita2


1,2 Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang,Universitas Negeri
Jakarta
fridaphiliyanti@unj.ac.id

Abstrak
Tujuan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) ini adalah
untuk membangun kesadaran mensyarat agar terbiasa
mengurangi penggunaan kantong plastik dan berpikir kreatif
untuk menggantikan peran kantong plastik dalam kehidupannya.
Permasalahan yang dihadapi belum adanya kesadaran masyarakat
akan pentingnya pengurangan sampah plastik di lingkungan
Kelurahan Lambangsari, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten
Bekasi. Kejadian banjir hebat di daerah ini pada awal tahun 2020
menjadi latar belakang utama kegiatan P2M ini. Metode
pelaksanaan pengabdian yaitu melakukan survei kebutuhan
melalui kuesioner daring dan pembuatan video tutorial sebagai
bentuk penerapan teknologi sekaligus pengembangan literasi
digital melalui media sosial bagi warga lingkungan sekitar.
Luaran dari kegiatan ini diharapkan dapat membantu
meningkatkan daya kreativitas masyarakat Kelurahan
Lambangsari, Kecamatan Tambun Selatan, Kota Bekasi dengan
cara memanfaatkan kain hijab sebagai pengganti kantong plastik.
Karena kondisi wabah covid 19, maka kegiatan pembinaan
dilakukan dengan membuat video tutorial cara membungkus
dengan kain ala Jepang “furoshiki”.
Kata Kunci: Pembinaan pada Masyarakat, Pengurangan
Sampah Plastik, Furoshiki, Hijab

Abstract
The aim of this Community Service activity is to build awareness
of the community to start reducing the plastic bag usage in
creative way. The problem is the lack of public awareness of the
importance of reducing plastic waste especially in Lambangsari
Sub-District at Tambun Selatan District, Bekasi. As the main
background is a terrible flood at the beginning of the year 2020
in this area. The method of implementing this service is
conducting a needs survey through online questionnaires and
making video tutorials as a form of technology application as well
as digital literacy development through social media for local
residents. The output of this activity is expected be able to
increase the creativity of the people of Lambangsari Village,
Tambun Selatan District, Bekasi by using hijab cloth as a
substitute for plastic bags. Due to the condition of the Covid 19
pandemic, coaching activities were carried out by providing a
video tutorial on how to wrap in Japanese-style "furoshiki" cloth.

Keywords: Community Development, Plastic Waste Reduction,


Furoshiki, Hijab

Pendahuluan

Saat ini, sampah plastik menjadi bahan pembicaraan


yang panas. Pasalnya, Indonesia dinobatkan sebagai
penyumbang sampah plastik terbesar nomor dua setelah
Tiongkok. Sampah plastik tersebut bermacam–macam
bentuknya, beberapa diantaranya adalah kantong plastik, botol
minuman plastik, perabotan rumah tangga, hingga mainan untuk
anak–anak. Plastik memang berperan penting dalam kehidupan
masyarakat di dunia, khususnya di Indonesia. Selain bahannya
yang ringan dan harganya yang murah, plastik juga mudah
dibawa, tidak membebani, dan mudah ditemui di mana saja.
Karena kelebihan plastik yang ringan, tahan lama dan mudah
ditemukan, hampir semua makanan dan minuman dibungkus
menggunakan plastik. Tidak hanya makanan, bahkan perabotan
rumah tangga, mainan dan barang–barang lainnya pun juga
banyak yang diproduksi menggunakan bahan plastik. Tidak
banyak masyarakat yang sadar bahwa plastik membutuhkan
waktu yang lama untuk diuraikan. Terlebih, masyarakat
Indonesia belum memiliki kemampuan yang lebih dalam
mengolah limbah plastik yang semakin lama semakin
menumpuk. Adanya sampah plastik yang berlebihan baru lah
menjadi pemicu masyarakat Indonesia untuk memutar otak,
mengolah sampah plastik tersebut agar menjadi sesuatu yang
berguna dan bernilai tinggi.
Akibat dari menumpuknya sampah plastik yang
menyumbat aliran sungai menjadi salah satu pemicu banjir,
khususnya di kota–kota besar, di antaranya adalah Jakarta,
Bogor, Depok, dan Bekasi. Banjir di wilayah JABODETABEK
ini diperparah dengan adanya sampah dari masyarakat yang
membuang sampah sembarangan, terutama di sungai.
Masyarakat sebagai manusia yang seharusnya memiliki
kewajiban untuk menjaga lingkungan, kenyataannya malah
mencemari hingga terlampau parah. Tidak hanya banjir,
pemanasan global dan juga pemandangan tidak sedap juga
sebenarnya mengganggu.
Berdasarkan data banjir dari Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, banjir di Jakarta sangat
dipengaruhi oleh curah hujan lokal dan curah hujan di hulu.
Dalam lima tahun terakhir, banjir cukup parah terjadi di 2013,
2014, 2018, dan 2019. Derasnya air kiriman bisa diukur dari
ketinggian Bendung Katulampa di Bogor. Di tahun-tahun itu,
Bendung Katulampa sempat mengalami siaga I. Data tersebut
tidak berhenti di tahun 2019. Banjir kembali melanda wilayah
Jakarta, Bogor, Tanggerang, Depok, dan Bekasi pada awal tahun
2020. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan,
penyebab utama banjir tersebut karena curah hujan yang
mencapai 377 mm. Berdasarkan data terakhir Kamis, 2 Januari
2020, jumlah korban meninggal akibat banjir Jakarta, Bogor,
Tangerang, Depok, dan Bekasi (JABODETABEK) telah
mencapai 16 korban jiwa. Hal itu disampaikan oleh
Kapusdatinkom Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) Agus Wibowo.
Memasuki awal tahun baru 2020, curah hujan yang
tidak henti-hentinya dimulai hari Selasa tanggal 31 Desember
2019 jam 16.00 WIB sampai dengan hari Rabu tanggal 1 Januari
2020 jam 11.00 WIB, Hal ini mengakibatkan hampir sejumlah
wilayah di Kabupaten Bekasi terendam banjir. Banjir dengan
ketinggian air mencapai 50-100 cm menggenangi beberapa
wilayah di Tambun Selatan yang sebelumnya tidak pernah
dilanda banjir, satunya adalah Kelurahan Lambangsari. Wilayah
tersebut tidak hanya dilanda banjir pada tanggal 1 Januari, tapi
banjir kembali melanda wilayah tersebut pada tanggal 21
Februari 2020.
Penyebab banjir di kota tidaklah serta merta karena
tingginya curah hujan yang terjadi. Banyak faktor lain juga
mendukung terjadinya banjir, seperti tidak adanya daerah
resapan air, tanggul kali dan saluran air yang tidak dirawat
dengan baik, sampah rumah tangga yang menyumbat, dan masih
banyak lagi. Khusus pada limbah rumah tangga, kesadaran
masyarakat Kelurahan Lambangsari, Kecamatan Tambun
Selatan akan pentingnya pengelolaan dan pengurangan sampah
sepertinya masih kurang. Masyarakat juga kurang menanggapi
bahwa sampah menjadi salah satu faktor besar penyebab banjir.
Saluran-saluran air yang dijadikan tempat pembuangan sampah
tanpa sengaja terbentuk, mengakibatkan sampah-sampah
menumpuk dan menyumbat aliran air. Hal tersebut diperparah
karena sampah yang menyumbat adalah sampah plastik yang
mana akan sulit terurai, dibutuhkan ratusan tahun agar sampah
plastik dapat terurai.
Permasalahan sampah plastik tersebut seharusnya perlu
disadari bahwa itu bukanlah hanya kesalahan pemerintah
setempat yang kurang baik dalam pengelolaannya. Namun,
masyarakat juga harus melihat pada diri sendiri, ingat kembali
berapa banyak sampah yang telah mereka timbun di wilayah
mereka sendiri. Oleh karena itu, pembinaan untuk pengurangan
dan penggantian penggunaan sampah plastik perlu diadakan.
Hal itu dimaksudkan agar masyarakat tidak terus-menerus
bergantung pada plastik, dan pada akhirnya juga dapat
menyelamatkan bumi.

Kajian teori

Indonesia masih tertinggal dari negara maju dalam


perkembangan teknologi pengelolaan sampah seperti di Eropa
dan Amerika. Kebutuhan akan sistem pengelolaan sampah yang
tepat semakin meningkat setiap tahunnya. Pemerintah berencana
untuk mengurangi 30% sampah negara, serta memproses dan
mengelola setidaknya 70% sampah negara untuk menghindari
penumpukan sampah di TPA (Laila, Das, & Singh, 2020). Salah
satu tumpukan sampah yang mendominasi adalah sampah plastik.
Saat ini plastik memiliki kontribusi yang besar dalam
kehidupan sehari-hari. Fakta tersebut membuat masyarakat
pengguna bungkus plastik atau wadah plastik semakin tinggi.
Mulai dari bungkus makanan, kantong plastik, wadah makanan,
wadah minuman dan lain sebagainya. Pembungkus makanan
yang biasanya digunakan untuk melindungi makanan kita sangat
berbahaya bagi kesehatan. Menurut sebuah jurnal disebutkan
bahwa penggunaan plastik yang tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan akan menimbulkan berbagai
gangguan kesehatan karena dapat memicu terjadinya kanker dan
kerusakan pada jaringan tubuh manusia (karsinogenik). Terlebih
lagi, plastik pada umumnya sulit untuk terdegradasi (terurai) oleh
mikroorganisme (Andina & Prasetyawan, n.d.).
Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk
mengatasi sampah plastik. Di atas semua solusi, ada satu yang
mudah dilakukan bersama. Solusinya adalah dengan tidak
menggunakan kantong plastik (kresek), melainkan dengan
mengedepankan program ramah lingkungan untuk alam yang
peduli terhadap alam dari hari ke hari. Program ramah lingkungan
merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk
mengatasi sampah plastik, salah satunya dengan mengadopsi
tradisi Jepang yang sudah ada sejak lama, yaitu dengan
memanfaatkan kain pembungkus yang dikenal dengan nama
Furoshiki.
Dahulu furoshiki (furo berarti mandi dalam bahasa
Jepang) telah digunakan sebagai kain yang ditata saat berganti
pakaian di ruang rias di luar pemandian umum. Antara periode
Muromachi dan Edo (1392-1867), sento atau pemandian umum
menjadi populer, dan semakin banyak orang di Jepang yang
memiliki kebiasaan mandi. Orang yang mandi di sento akan
melepas kimononya dan mengganti kimononya dengan yu-
katabira, lalu kimononya dibungkus dengan furoshiki. Setelah
mandi, furoshiki akan ditata sehingga mereka bisa mengenakan
kimono di ruang ganti. Mereka kemudian akan membungkus
barang-barang mereka di furoshiki untuk dibawa pulang. Orang-
orang mewarnai furoshiki dengan lambang keluarga mereka atau
menuliskan nama mereka pada mereka agar tidak tertukar dengan
barang milik orang lain. Kebiasaan ini tetap ada hingga saat ini,
dengan beberapa furoshiki yang menampilkan sepotong kain
putih berbentuk segitiga di bagian dalam untuk menuliskan nama
pemiliknya. Jenis furoshiki lain yang disebut hira-zutsumi telah
lama digunakan untuk mengangkut dan membungkus barang (Ii,
2006).
Furoshiki memiliki bentuk persegi panjang. Ukuran
furoshiki dapat dibuat sesuai keinginan pengguna karena belum
ada aturan paten mengenai ukuran furoshiki. Ukurannya bisa
sebesar sprei jika digunakan untuk membungkus sepeda motor.
Motif furoshiki ada banyak macamnya, namun ada beberapa
motif yang menjadi favorit penggunanya, antara lain motif
bangau, motif kipas, motif pohon pinus, dan motif ombak. Motif
tersebut diyakini membawa berkah dan kebahagiaan. Selain itu,
bahan pembuatan furoshiki terdiri dari berbagai macam bahan,
seperti katun, nilon, rayon, dan sutra (Sasanti, Milanguni, 2019) .
Furoshiki memiliki banyak kegunaan karena dapat
digunakan untuk mengemas berbagai macam barang. Dapat
digunakan untuk pengemasan, sehingga dapat digunakan untuk
membawa, menyimpan barang, sebagai kain pembungkus
perbekalan makanan, juga dapat digunakan sebagai alas lantai
atau dekorasi ruangan, serta kain pembungkus untuk pakaian dan
perlengkapan mandi. Selanjutnya furoshiki juga digunakan untuk
acara pernikahan sebagai pembungkus kado dalam prosesi
pernikahan dan sebagai tas. Selain itu dapat digunakan sebagai
pembungkus makanan dan kue, tas, pembungkus kotak makanan,
pembungkus botol, dan alas meja.
Furoshiki memiliki beberapa bentuk dan fungsinya
masing-masing. Artinya furoshiki bisa digunakan untuk
membungkus barang sesuai dengan barang yang akan diangkut.
Ada teknik yang digunakan dalam membungkus furoshiki, yang
paling dasar dan umum digunakan adalah otsukai tsutsumi yang
diaplikasikan pada benda berbentuk persegi. Berikut jenis dan
fungsi dari teknik membungkus furoshiki (Sasanti, Milanguni,
2019).
1. Otsukai-tsutsumi dan Hira-zutsumi adalah paket paling
dasar yang biasa digunakan untuk membawa tas tipis
benda (datar). Teknik ini sebenarnya adalah pembungkus
tanpa simpul.
2. Bin-tsutsumi adalah kemasan yang biasa digunakan untuk
membawa botol. Ada dua model bin-tsutsumi, satu untuk
membawa satu botol dan untuk membawa dua botol
mudah.
3. Entou-tsutsumi adalah teknik membungkus untuk
membawa benda berbentuk panjang.
4. Hikkake-tsutsumi adalah teknik membungkus benda yang
berbentuk segi empat.
5. Yotsu-tsutsumi adalah teknik yang lebih aman daripada
otsukai-tsutsumi dengan 2-4 knot. Teknik ini merupakan
teknik yang lebih baik untuk membawa barang berbentuk
kotak atau kubus.
6. Katakake fukuro (teknik membungkus furoshiki yang bisa
dilakukan di bahu).

Metode Pelaksanaan

Dikarenakan wabah virus Corona yang terus berlanjut,


maka pelatihan bagi warga ditiadakan. Berdasarkan hasil
diskusi dengan Lurah Lambang Sari beserta jajarannya
disepakati pembuatan video tutorial sebagai pengganti
pelatihan bagi warga. Waktu pelaksanaan pembuatan video
tutorial adalah rentang waktu selama bulan Juli-September
2020. Berdasarkan kebijakan sejumlah retail modern seperti
Alfamart, Indomaret, Hypermart Giant, Alfamidi, Grosir
Superindo dan lainya mengenai penggunaan kantong plastik
di Kota Bekasi, maka dapat dipastikan masyarakat harus sudah
menyiapkan kantong sendiri setiap berbelanja ke toko-toko
tersebut. Seperti yang dilansir dari surat kabar online “Tribun
News” dalam https://wartakota.tribunnews.com/2020/03/02/
bahwa terhitung sejak 2 Maret 2020 konsumen harus
membawa kantong sendiri ketika berbelanja, atau membeli
kantong kain yang disediakan di toko dengan harga berkisar
lima ribu hingga sepuluh ribu rupiah.
Dengan adanya kondisi seperti ini ditambah persoalan
lingkungan yang ada khususnya di Kabupaten Bekasi, maka
sudah sepatutnya masyarakat Kabupaten pun menyiapkan hal
tersebut. Hal ini dimulai dengan sosialisasi melalui pelatihan-
pelatihan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Salah
satu hal yang menarik dapat dilakukan adalah dengan
menyadarkan masyarakat bahwa kain yang berada di sekitar
kita pun dapat dijadikan kantong plastik. Khususnya untuk
kaum muslimah, jilbab yang selama ini mereka gunakan pun,
dapat menjadi tempat membungkus dalam kondisi darurat.
Oleh karena itu khalayak sasaran utama dalam pelatihan kali
ini adalah para ibu-ibu, atau wanita muda di Kelurahan
Lambang Sari, Kabupaten Bekasi.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pembuatan
video tutorial sebagai bentuk penerapan teknologi sekaligus
pengembangan literasi melalui media sosial bagi warga
lingkungan sekitar. Pembuatan video ini pada dasarnya terbagi
atas tiga tahapan, yaitu:
1. Tahapan pra-kegiatan, kegiatan, dan pasca-kegiatan. Pada
tahapan pra-kegiatan dilakukan survey melalui kuesioner
pada para ibu rumah tangga. Tujuannya adalah untuk
menjaring informasi mengenai kondisi para peserta dan
pengetahuan awalnya mengenai furoshiki serta
kebutuhannya akan pengetahuan dan informasi cara
melakukannya, dan kesadaran masyarakat tentang bahaya
kantong plastik.
2. Tahapan kegiatan inti adalah penyusunan video tutorial yang
berisi pengetahuan dasar mengenai furoshiki dan cara
membungkus dengan teknik furoshiki. Pada tahapan ini tim
pelaksana berbagi tugas, yaitu sebagai perekam video,
instruktur yang memandu langkah demi langkah, penyusun
video, dan editor.
3. Tahapan pasca-kegiatan adalah penyebaran video melalui
media sosial, seperti you tube, instagram,dan facebook.

Hasil Dan Pembahasan

A. Penyusunan Program Kegiatan


Penyusunan program didasarkan atas kondisi pandemi
yang memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)
di wilayah Jabodetabek, sehingga kegiatan yang awalnya akan
mengadakan pelatihan melalui tatap muka, dialihkan menjadi
pembuatan video tutorial dan buku manual cara membungkus
dengan Furoshiki. Berdasarkan kondisi tersebut dilakukan
beberapa persiapan sejak bulan Februari 2020 yang meliputi:
1. Survei/penjajakan di lapangan melalui angket kepada
responden warga para ibu-ibu, atau wanita muda di
Kelurahan Lambang Sari, Kabupaten Bekasi. menjaring
informasi awal tentang kondisi responden serta
pengetahuan mereka akan Furoshiki seni membungkus
ala Jepang dalam rangka gerakan kantong plastik.
2. Melakukan perijinan dan konsultasi dengan pihak
kelurahan Lambang Sari, Kabupaten Bekasi mengenai
teknik pelaksanaan pelatihan di masa pandemi, apakah
melalui daring atau pembuatan video.
3. Mempersiapkan materi/bahan/peralatan pembuatan video
tutorial.

B. Angket Responden
Survei prakegiatan dilakukan dengan menyebar kuesioner
pada responden untuk menjaring informasi awal tentang kondisi
responden serta pengetahuan mereka akan Furoshiki seni
membungkus ala Jepang dalam rangka gerakan kantong plastik.
Kuesioner terdiri atas sebelas pertanyaan yang disusun dengan
struktur informasi tentang peserta hingga pengetahuan tentang
furoshiki. Dari hasil survei yang dilakukan sebelum kegiatan ini
diketahui bahwa animo para ibu rumah tangga untuk mempelajari
sesuatu yang baru terbukti sangat tinggi. Hal ini diketahui karena
mereka berharap bahwa dengan mengetahui dan mengikuti
pelatihan furoshiki melalui tutorial video yang disebar melalui
media sosial dapat membantu mengurangi sampah di lingkungan
keluarga dan sekitar tempat tinggal.

C. Pembuatan Video Tutorial


Pelaksanaan pelatihan tidak dilakukan secara tatap
muka, namun dilakukan dengan penyusunan video tutorial yang
berisi pengetahuan dasar mengenai furoshiki dan cara
membungkus dengan teknik furoshiki. Pada tahapan ini tim
pelaksana berbagi tugas, yaitu sebagai perekam video, instruktur
yang memandu langkah demi langkah, penyusun video, dan
editor.
Sebelum mulai penyusunan video, tim pelaksana
mendiskusikan konsep video yang di buat. Adapun langkah-
langkah pembuatan video sebagai berikut:
1. Menulis skenario
Untuk memberikan pengantar berupa pengetahuan dasar
mengenai furoshiki sebagai seni membungkus ala Jepang
diperlukan skenario bagaimana cara menjelaskan hal
tersebut dengan merujuk pada referensi pustaka yang
relevant dan terbaru.
2. Menyiapkan perangkat
Peralatan utama berupa kain pembungkus, benda yang
akan dibungkus, dan kamera serta peralatan pendukung
lain disiapkan dengan baik.
3. Proses rekaman
Menyediakan kamera smartphone, tripod
dan lighting untuk mendukung proses rekaman agar lebih
bagus dan stabil.
4. Mencari ilustrasi
Ketika sudah merekam seluruh materi, langkah
selanjutnya ialah memastikan video tersebut didukung
oleh ilustrasi yang tepat. Misalnya power point, gambar
atau foto.
5. Proses editing
Ketika rekaman video dan ilustrasi sudah terkumpul,
saatnya meng-edit video tutorial dengan
menggunakan software Movie Maker dari Windows.
Setelah video dan ilustrasi tergabung, melakukan
render video dalam format mp4.
6. Proses publishing dengan unggah/upload
Setelah videonya sudah jadi, langkah terakhir adalah
mengunggah ke Youtube Prodi Pendidikan Bahasa Jepang
Universitas Negeri Jakarta.
(https://youtu.be/W0mPQw6piAk).
D. Konsep Video Tutorial
Pada awal video diperkenalkan judul video yang
merupakan pengganti kegiatan pelatihan “cara membungkus
dengan kain ala Jepang (Furoshiki) menggunakan kain hijab”
hasil Pengabdian kepada Masyarakat Prodi Pendidikan Bahasa
Jepang Universitas Negeri Jakarta yang bekerjasama dengan
warga Kelurahan Lambang Sari, Kabupaten Bekasi.
Kemudian menjelaskan tentang konsep furoshiki, kegunaan, jenis
bahan/kain yang dapat digunakan (nilon, katun, sifon, sutra), dan
4 macam gaya furoshiki, yaitu:

Furoshiki Style

Otsukai Tsutsumi Bin Tsutsumi Suika Tsutsumi Tesage Bukuro

Merupakan teknik Merupakan teknik Merupakan teknik Merupakan teknik


membungkus dengan membungkus dengan membungkus dengan mengikat kain untuk
benda berbentuk benda berbentuk benda berbentuk menjadikan
Kotak Botol Bulat dan berat Tas

Ex : bento dan buku Ex : Botol minum dan wine Ex : Semangka dan melon Ex : Tas kecil atau ransel

Selanjutnya bagian inti menjelaskan tutorial membungkus


benda dengan kain hijab yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Tas Semangka

Tas semangka

1.Lebarkan kain persegi empat.


2.Ikat ujung atas dengan bawah kain
tersebut.
3.Letakan semangka atau barang yang
akan di bawa.
4.Ambil salah satu kain lalu masukan
ikatan tersebut sampai menutupi
barang.
5.Lalu rapikan dan selesai.

2. Tas Buku

Tas Buku
8
1. Lebarkan kain persegi empat.
2. Letakan kedua barang di ujung kain sebelah
kanan bawah dan sebelah kiri atas.
7
3. Lipat kain dengan menggulung barang
hingga keduanya bertemu.
4. Silangkan ujung kain yang belum terikat.
4 5 6

5. Tumpuk barang lalu ikat ujung kai


menyerupai tas.

3 2 1
6. Rapikan ikatan dan selesai.
3. Tas Ransel

Tas ransel
1
1. Lebarkan kain persegi empat rentangkan
2 berbentuk belah ketupat.
2. Ikat masing-masing ujung kain di sisi kanan
dan kiri kain tersebut.
7 3. Ikat bersama dua ujung kain secara vertikal.

3
4. Ambil salah satu ujung kain yang telah di
ikat dan ikat lagi dengan ujung kain yang
tersisa.
6 5 4 5. Lalu rapikan dan selesai.

4. Tas Belanja

Tas Belanja

1.Lebarkan kain persegi empat.


2.Ikat masing-masing ujung kain di sisi
kanan dan kiri kain tersebut.
3.Ambil ujung kain atas dan bawah
lalu ikat sehingga menjadi tas.
4.Rapikan ikatan dan selesai.
5. Tas Kecil

Tas Kecil

1.Lebarkan kain persegi empat.


3 2 1

2.Letakan pegangan di bagian tengah


seperti gambar.
3.Ikat kedalam melalui pegangan lalu
4
putar keluar dan ikat lagi.
4.Lakukan hal yang sama untuk
pegangan satunya
5
5.Rapikan dan selesai.

6. Tas Dua Botol

Tas dua botol

1.Lebarkan kain persegi empat.


2.Lipat kain hingga berbentuk segitiga
3.Letakan kedua botol secara di
baringkan seperti gambar.
4.Gulung botol tersebut beserta kain.
5.Lalu ikat kedua ujung kain dan
rapihkan.
7. Kotak Tissue

Kotak tisu

1.Lebarkan kain persegi empat lalu


lipat menjadi kecil.
2.Letakan tisu di tengah kain.
3.Ikat kedua ujung atas dan bawah
kain.
4 5 6

4.Berikan ruang untuk tisu dapat


keluar.
3 2 1
5.Lalu rapihkan ikatan dan selesai.

8. Kotak versi 1

Kotak ver 1

1.Lebarkan kain persegi empat lalu


lipat menjadi kecil.
2.Letakan kotak di tengah kain yang
berbentuk belah ketupat.
3.Ikat kedua ujung kain secara
horizontal setelah itu ikat secara
vertikal.
4.Lalu rapihkan ikatan dan selesai.
9. Kotak versi 2

Kotak ver 2

1.Lebarkan kain persegi empat lalu


lipat menjadi kecil.
2.Letakan kotak di tengah kain yang
berbentuk belah ketupat.
3.Lipat kain hingga menutupi kotak
4.Ikat kedua ujung kain secara
horizontal.
5.Lalu rapihkan ikatan dan selesai.

10. Pembungkus Botol

Pembungkus botol

1.Lebarkan kain persegi empat lalu


1 8 lipat menjadi kecil.
2.Letakan botol di tengah kain dengan
cara didirikan.

2 7 3.Ikat kain di mulut botol hingga


menutupi botol.
4.Ikat kedua ujung kain secara
3 4 5 6 horizontal kedepan.
5.Lalu rapihkan ikatan dan selesai.
Simpulan

Penyelenggaraan pembinaan pemanfaatan furoshiki


dalam mengurangi penggunaan plastik di lingkungan warga
Kelurahan Lambang Sari, Kabupaten Bekasi melalui video
tutorial, selain pengelolaan lingkungan, juga bertujuan untuk
meningkatkan kapabilitas dan keahlian warga terutama ibu-ibu
dan remaja putri. Setelah meningkatkan kapabilitas dan keahlian
warga, pembinaan ini juga mampu mendukung program ramah
lingkungan yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Diharapkan
masyarakat akan mulai menggunakan produk ramah lingkungan
tersebut, sehingga tercipta generasi yang akan mencintai produk
ramah lingkungan dan pelestarian lingkungan.

Ucapan Terima Kasih


Terima kasih kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Jakarta yang telah mendanai kegiatan ini melaui dana
PNBP tahun 2020

Daftar Pustaka
Andina, E., & Prasetyawan, T. (n.d.). Sampah plastik dan
implikasi kebijakan pembatasan plastik sekali pakai
terhadap industri dan masyarakat.
Ii, J. M. (2006). Furoshiki, (October), 38–39.
Laila, N., Das, P. K., & Singh, S. K. (2020). Plastic Waste
Management in Indonesia : Review, (3757), 3757–3761.
Sasanti&Milanguni. (2019). Furoshiki : An Art of Cloth
Wrapping as an Alternative to Replace Bag ( Goods ).
https://doi.org/10.4108/eai.21-12-2018.2282791
PANDEMI COVID 19, PELAYANAN PUBLIK HARUS
TETAP BERLANGSUNG
(Pengabdian Masyarakat di Kelurahan Curug, Depok)

Nidia Sofa1, Iis Mariam2, Nining Latianingsih3,


Titik Purwinarti4
1,2,3,4Politeknik Negeri Jakarta, Jakarta, Indonesia

nidia.sofa@bisnis.pnj.ac.id

Abstrak
Merebaknya kasus covid-19 di Depok telah mengakibatkan
adanya perubahan besar dalam merespon kebijakan serta
penetapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) oleh
pemerintah Jawa Barat. Hal ini berdampak pada berbagai
aktivitas pemerintahan maupun masyarakat. Pemerintahan
kelurahan Curug, Bojongsari Depok sebagai salah satu kelurahan
yang ikut terdampak pandemi Covid-19 diharapkan tetap
memberikan pelayanan di kelurahan dan melakukan sosialisasi
kepada masyarakat untuk berperilaku sehat, menerapkan social
distancing dan physical distancing dalam upaya menghindari
jumlah masyarakat yang terpapar covid-19. Akan tetapi, pada
kenyataannya, staf kelurahan masih ada yang belum memahami
bagaimana memberikan pelayanan publik yang prima dalam
masa pandemi dan juga belum ada kemampuan yang cukup bagi
mereka untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat dalam
berperilaku hidup sehat. Oleh karenanya, Program Studi D4
Administrasi Bisnis Terapan, Jurusan Administrasi Niaga,
Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) melalui program Pengabdian
Masyarakat Berbasis Prodi mengupayakan pemecahan masalah
yang dihadapi pemerintah dan masyarakat Kelurahan Bojongsari
dengan memberikan solusi secara teori dan praktik berupa
pelatihan pelayanan publik staf kelurahan dalam masa pandemi
Covid-19 dan sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat bagi
masyarakat dalam mencegah tertularnya virus Covid-19. Adapun
metode yang digunakan adalah Community Development melalui
bentuk pelatihan dan sosialisasi. Materi pelatihan yang diberikan
berupa pelayanan prima, komunikasi organisasi untuk publik, dan
pola hidup sehat dengan gizi yang seimbang. Hasil yang
diperoleh adalah staf kelurahan dan masyarakat semakin
memahami dan percaya diri dalam memberikan dan menerima
layanan di tingkat kelurahan tentunya dengan mengikuti protokol
kesehatan yang ketat, dan semakin bisa beradaptasi dalam
berbagai kegiatan di masa pandemi ini.

Kata Kunci: Pelayanan Publik, Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat,


Pelayanan Prima, Pelatihan Dan Sosialisi.

Abtsract
The outbreak of the Covid-19 case in Depok has resulted in
significant changes in response to policies and the imposition of
large-scale social restrictions (PSBB) by the West Java
government. This matter has an impact on various levels of
government and community activities. The government of the
Curug village, Bojongsari Depok, as one of the sub-districts
affected by the Covid-19 pandemic, is expected to continue
providing services in the village and disseminating information
to the public to behave healthily, implementing social and
physical distancing to avoid the number of people exposed to
Covid-19. However, in reality, there is still village staff who do
not understand how to provide excellent public services during a
pandemic, and there is not enough ability for them to provide
socialization to the community in healthy living behavior.
Therefore, the D4 Applied Business Administration Study
Program, Department of Business Administration, Politeknik
Negeri Jakarta (PNJ) through the Study Program-Based
Community Service program seeks to solve problems faced by the
government and the people of Bojongsari Village by providing
theoretical and practical solutions in the form of public service
training for village staff during the Covid-19 pandemic and the
socialization of clean and healthy living habits for the community
in preventing the transmission of the Covid-19 virus. The method
used is Community Development through the form of training and
socialization. The training materials provided are excellent
service, organizational communication for the public, and a
healthy lifestyle with balanced nutrition. The results obtained are
that the village staff and the community are increasingly
understanding and confident in providing and receiving services
at the village level by following strict health protocols and
adapting to various activities during this pandemic.

Keywords: Public Service, Clean And Healthy Living Habits,


Excellent Service, Training And Socialization

Pendahuluan

Kelurahan Curug merupakan salah satu dari 7 Kelurahan


yang berada di wilayah kecamatan Bojongsari, kota Depok, yang
memiliki luas 439 Ha, terdiri dari 13 Rukun Warga dan 58 Rukun
Tetangga. Rata-rata penduduk kelurahan ini memiliki sumber
pendapatan yang diperoleh dari: (a) perikanan, perdagangan
masing-masing dua milyar rupiah, (b) home industry, pertanian
dan peternakan masing-masing satu milyar rupiah, serta (c)
pendapatan jasa 100 juta rupiah. Kelurahan sebagai salah satu
pelaksana penyelenggaraan pemerintahan memegang peran
penting dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
terutama pelayanan administratif. Hal ini dilakukan agar
kebutuhan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
dapat berjalan dengan lancar. Dengan adanya pandemi Covid-19,
pelaksanaan pelayanan administratif di Kelurahan Curug yang
awalnya sempat terhenti selama tiga bulan, sekarang harus sudah
mulai digiatkan kembali. Tidak hanya itu, bahkan Presiden
Jokowi secara tegas menyampaikan agar mengaktifkan peran
kelurahan, desa hingga RT/RW dalam upaya mengatasi pandemi
virus Corona. Adapun tugas yang diberikan kepada pihak
kelurahan adalah pertama, perangkat desa harus mengolah arus
data dan informasi seluruh warganya. Data dan informasi
mencakup kondisi ekonomi warga, untuk menjaga kualitas hidup
dan kesehatan mereka selama wabah. Kedua, perangkat desa
harus mampu mengelola kendali informasi terkait Covid-19
jangan sampai masyarakat cemas dalam menghadapi wabah
karena ketidak-jelasan informasi. Ketiga, perangkat desa
mengambil inisiatif mitigasi dampak sosial dan ekonomi warga.
Bagaimana dampak sosial dari kondisi darurat Covid-19 terhadap
kegiatan keagamaan hingga kebudayaan. Misalnya, imbauan
untuk sementara waktu menunda kegiatan yang mengumpulkan
banyak orang. Keempat, perangkat desa dapat membuat pranata
sosial baru yang sesuai dengan kebutuhan di desa. Hal ini untuk
mencegah terjadinya konflik sosial selama pandemi. Terakhir
adalah bagaimana agar perangkat desa itu bisa memberikan
informasi terkait Covid-19 kepada masyarakat setiap hari.
Walaupun instruksi Presiden ini sudah dikeluarkan, baik
masyarakat maupun aparat pemerintahan desa masih merasa
khawatir dalam melakukan kegiatan pelayanan di kelurahan.
Kedua pihak ternyata masih belum memahami seutuhnya,
bagaimana melakukan pelayanan publik yang prima dan
mengajukan permohonan pelayanan dengan tetap menjaga
protokol kesehatan. Sehingga sering pelaksanaan pelayanan
administrasi menjadi tidak maksimal. Misalnya masih ada
kerumunan masyarakat di beberapa titik di kelurahan karena
jumlah staf yang masuk kerja dikurangi, kemudian masih belum
ada SOP pemberian pelayanan selama masa pandemi Covid 19
dan lain-lain. Melihat permasalahan yang muncul, Program Studi
D4 Administrasi Niaga berupaya mencarikan solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi oleh Kelurahan Curug Bojongsari
melalui program pengabdian masyarakat berbasis Prodi. Setelah
melakukan survei ke kelurahan tersebut, maka dilakukanlah
analisis SWOT sebagai berikut:

Tabel 1. Analisis SWOT Permasalahan Mitra

KEKUATAN KELEMAHAN

a. Adanya ketentuan a. Kurang memadainya


peraturan perundang- kualitas sarana dan
undangan yang berlaku; prasarana kerja;
b. Adanya komitmen dan b. Belum meratanya
dukungan pimpinan dan tingkat pendidikan
bawahan; masyarakat pada
c. Potensi unggulan daerah tingkat pendidikan
Curug yaitu tanaman tinggi;
hias dan ikan hias; c. Jumlah penduduk
d. Adanya dukungan berpendidikan SD
sarana dan prasarana masih tinggi di atas
yang cukup dan 4000 orang;
memadai untuk d. Terbatasnya dana
pendidikan; operasional
e. Masyarakat usia penunjang kegiatan;
produktif relatif besar e. Kurang optimalnya
f. Sarana jalan relatif baik mekanisme kerja
dan lancar,
g. Semangat organisasi f. Capaian
/ASN untuk pembangunan dalam
membangun Desa peningkatan
masih tinggi; kesejahteraan
h. Pendapatan dari sektor ekonomi terutama
perikanan dan pendapatan dari
perdagangan mencapai 2 sektor jasa masih
milyar rupiah pada tahun rendah.
2019
i. Memiliki eco-wisata
yang menjanjikan bagi
daerah Curug.
PELUANG ANCAMAN
a. Adanya standarisasi a. Perubahan kebijakan
dan/atau pedoman pemerintah dan
kebijakan Pemerintah teknologi informasi
Pusat/Provinsi yang yang cepat;
perlu ditindaklanjuti b. Beragamnya
dengan kebijakan daerah pemahaman
dan desa; masyarakat atas
b. Adanya tuntutan kebijakan Pemerintah
perubahan kebijakan Daerah ;
daerah yang lebih baik c. Wabah pandemic
dan akuntabel; dan covid-19 memberikan
c. Tingginya dukungan efek terhadap
pemerintah serta keberlangsungan
partisipasi masyarakat ekonomi masyarakat
dalam penyelenggaraan d. Mulai berdirinya toko
pemerintahan desa retail dalam
d. Lokasi yang relatif lingkungan
mudah dari jalan perumahan;
Propinsi/ jalan desa, dan
e. Adanya sektor e. Berdirinya usaha-
pariwisata alam desa usaha di jalan
yang potensial untuk strategis dari pihak
menjadi destinasi wisata luar penduduk karena
yang menjanjikan bagi daerah Curug dekat
daerah Curug. dengan perbatasan
Kabupaten Bogor
khususnya gunung
sindur.
Sumber: data diolah dari data kelurahan Curug, 2020

Setelah melakukan analisis SWOT, disepakati akan


dilakukan solusi yang meliputi teori dan praktik berupa pelatihan
pelayanan prima selama masa pandemi Covid 19 kepada staf
kelurahan dan sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat kepada
masyarakat melalui karang taruna, kader posyandu dan anggota
PKK.

Metode Pelaksanaan

Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan


pengabdian masyarakat ini adalah berupa Community
Development dengan menggabungkan teori dan praktik. Adapun
bentuk kegiatannya adalah pemberian pelatihan pelayanan prima
dalam masa pandemi Covid 19 kepada staf kelurahan dan
sosialisasi perilaku hidup sehat bagi masyarakat melalui
posyandu.
Hasil Dan Pembahasan

A. Hasil
Kegiatan pengabdian masyarakat di kelurahan Curug
Depok dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2020. Kegiatan ini
dilakukan secara offline dengan melibatkan aparat pemerintahan
desa, karang taruna, kader Posyandu dan anggota PKK. Jumlah
peserta pelatihan dan sosialisasi sebanyak 20 orang, dan
dilaksanakan di Aula Kelurahan Curug dengan memperhatikan
protokol kesehatan yang ketat. Dilaksanakan secara offline
dengan pertimbangan, ada beberapa materi yang berupa praktik
langsung, sehingga pelatihan dan sosialisasi tidak bisa dilakukan
secara online. Berikut adalah alur pelaksanaan kegiatan
Pengabdian Masyarakat di Kelurahan Curug.

Gambar 1. Diagram Proses Kegiatan Pengabdian pada


Masyarakat

Pada survei awal, pihak kelurahan menyampaikan bahwa


walaupun sudah dilakukan sosialisasi oleh pemerintahan pusat,
ternyata masih ada kekhawatiran baik bagi aparat desa maupun
masyarakat dalam memberikan dan menerima pelayanan.
Kekhawatiran semakin menjadi saat semakin banyak berita palsu
yang beredar terkait cara-cara penyebaran Covid-19. Sehingga
dibutuhkan edukasi yang menyeluruh baik bagi aparat desa dalam
memberikan pelayanan, maupun kepada masyarakat yang
menerima layanan. Setelah mendapatkan informasi tersebut,
Politeknik Negeri Jakarta kemudian menyusun solusi yang dapat
diberikan kepada masyarakat dan menentukan target masyarakat
yang akan menerima manfaat dari pengabdian masyarakat ini
dengan memperhatikan protokol Kesehatan yang ketat. Sehingga
diputuskan bahwa yang akan menerima manfaat langsung adalah
aparat pemerintahan desa, karang taruna, kader Posyandu dan
anggota PKK. Mereka dipilih karena dianggap dapat meneruskan
pesan atau ilmu yang telah didapat ke masyarakat lainnya.
Adapun bentuk solusi yang diberikan adalah:
1) Pemberian pelatihan pelayanan prima dan komunikasi efektif
selama masa pandemi Covid 19
2) Sosialisasi hidup bersih dan sehat selama masa pandemi
Covid 19 sambil tetap beraktivitas

Respon peserta pelatihan sangat baik dan menjadi lebih


percaya diri dalam melakukan aktivitas pelayanan dan menerima
layanan tentunya dengan tetap memperhatikan protokol
kesehatan.

B. Pembahasan
Pandemi Covid-19 saat ini menuntut banyak pihak untuk
melakukan adaptasi di kehidupan sehari-hari. Tidak hanya bagi
masyarakat, tetapi juga pada penyelenggaraan pemerintahan di
semua tingkatan termasuk desa. Kebijakan Pemerintah yang
dikeluarkan untuk mencegah penyebaran virus tentunya
berdampak pada standar pelayanan publik yang diterapkan oleh
penyelenggara layanan. Penyelenggara pelayanan diharapkan
mampu memberikan pelayanan yang prima tetapi tetap
memperhatikan protokol kesehatan yang ada. Kelurahan sebagai
garda terdepan dalam memberikan pelayanan baik administrasi
maupun layanan lainnya seperti sosialisasi perilaku hidup sehat
kepada masyarakat, dituntut untuk memahami secara penuh
bagaimana memberikan pelayanan prima di tengah pandemi
Covid-19. Menurut Tjiptono (2016:4) pelayanan (service) bisa
dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri atas dua komponen
utama, yaitu service operations yang kerap kali tidak tampak atau
tidak diketahui keberadaannya oleh pelanggan (back office atau
backstage) dan service delivery yang biasanya tampak (visible)
atau diketahui pelanggan sering disebut pula front office atau
frontstage. Menurut Amstrong dalam Rangkuti (2017) pelayanan
atau service adalah setiap kegiatan atau manfaat yang dapat
diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak pula berakibat pada pemilikan
sesuatu. Menurut Barata dalam Rahmayanty (2013:15)
pelayanan terdiri dari kata S.E.R.V.I.C.E yaitu: Self Awarness:
Menanamkan kesadaran diri, menanamkan pelayanan yang
benar; Enthusiasm: Pelayanan dengan penuh gairah; Reform;
Memperbaiki kinerja pelyanan; Value: Pelayanan dengan nilai
tambah; Impressive: Penampilan cantik; Care:
Perhatian/kepedulian optimal; Evaluation: Mengevaluasi layanan.
Menurut Winslow dalam Notoatmodjo (2003) bahwa
kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni:
mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan
kesehatan, melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.
Fokus dalam kesehatan masyarakat meliputi: perbaikan sanitasi
lingkungan, pemberantasan penyakit-penyakit menular,
pendidikan untuk kebersihan perorangan, pengorganisasian
pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini
dan pengobatan, dan pengembangan rekayasa sosial untuk
menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak
dalam memelihara kesehatannya. Menurut UU Kesehatan No 23
Tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis; Menurut Notoatmodjo (1993: 59) bahwa
perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon dari seseorang
(organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan.
Dari penjelasan teori tersebut di atas maka bagan yang
menggambarkan keterkaitan teori dengan program pengabdian
kepada masyarakat adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Konseptual Teori yang digunakan

Pelayanan publik saat ini sudah menjadi kebutuhan dasar


masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Walaupun di
masa pandemi, kebutuhan tersebut harus tetap dapat dilaksanakan
secara baik dan diadaptasi oleh para penyelenggara layanan.
Maka dari itu penyelenggara layanan harus diberikan edukasi
dalam meningkatkan standar pelayanan yang prima walapun
dalam masa pandemic Covid 19 harus dilakukan demi upaya
pencegahan penyebaran Covid-19. Pemberian Edukasi tidak
hanya kepada para aparat desa, akan tetapi juga kepada
masyarakat, dan hal ini dikarenakan apabila pemberian informasi
dapat diberikan secara menyeluruh, maka penyelenggaraan
kegiatan lainnya di desa dapat berjalan dengan lancar.
Ada beberapa cara dalam memberikan pelayanan publik
di tengah masa pandemi Covid 19 ini menurut Ombudsman
Republik Indonesia (Tismayuni:2020), diantaranya adalah:
Pertama menyediakan informasi secara jelas mengenai standar
pelayanan. Sebagian besar penyelenggara layanan telah memiliki
media sosial (online) dan website, namun seringkali media ini
belum dimanfaatkan untuk menyampaikan mengenai standar
pelayanannya, baik menyampaikan produk layanan, syarat,
mekanisme, prosedur, biaya dan jangka waktu, ataupun untuk
menyampaikan kegiatan/kinerja yang dilakukan. Seiring dengan
adanya pandemi ini, menyediakan informasi yang jelas dan
terbaru melalui berbagai media akan sangat membantu
masyarakat dalam mendapat kejelasan informasi agar tidak
terjadi kerumunan massa di ruang pelayanan. Kedua
meningkatkan sistem penyelenggaraan pelayanan secara
online. Pelayanan dengan sistem online sangat membantu
masyarakat dimasa pandemi ini, namun perlu diperhatikan karena
ada beberapa pelayanan yang belum dapat mengubah sistemnya
menjadi sistem online, misalnya perekaman e-KTP, dan beberapa
layanan lainnya. Sistem online dalam pelayanan tersebut dapat
dilakukan pada proses pendaftaran, pelengkapan berkas, ataupun
pengambilan nomor antrean, sehingga dapat dilakukan
pengaturan waktu kedatangan dari pengguna layanan. Ketiga
adalah adaptasi sarana, prasarana dan fasilitas pelayanan. Sarana,
prasarana dan fasilitas yang selama ini telah ada di lokasi
pelayanan tentunya memerlukan penyesuaian. Adaptasi yang
dapat dilakukan antara lain memberi pelayanan secara langsung
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker atau
face shield, menerapkan social distancing dengan memberikan
jarak pada antrean maupun ruang tunggu, menyediakan
handsanitizer/tempat cuci tangan serta melakukan sterilisasi
secara rutin baik penyemprotan disinfektan maupun
pembersihan pendingin ruangan secara rutin. Keempat dengan
meningkatkan kompetensi pelaksana layanan. Berbagai
penyesuaian dan adaptasi dilakukan dalam proses pelayanan,
pastinya untuk mendukung hal tersebut terlaksana dengan baik
maka perlu dilakukan peningkatan kompetensi pelaksana layanan
(Sumber Daya Manusia) terutama dalam penggunaan sistem yang
berbasis teknologi informatika maupun asas-asas pelayanan
publik lainnya.
Jika aparat pemerintahan desa telah diedukasi, maka
masyarakat menjadi target sosialisasi berikutnya. Masyarakat
harus diberikan pemahaman, bahwa dengan mematuhi protokol
kesehatan yang ketat, mereka tetap bisa mendapatkan layanan
yang prima, baik di kelurahan maupun di fasilitas pemerintahan
lainnya yang ada di sekitar mereka. Masyarakat juga harus
diyakinkan bahwa aparat desa sangat memperhatikan protokol
kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan kerja sehari-hari sehingga
tidak membahayakan masyarakat. Begitu juga sebaliknya bahwa
dari hasil sosialisasi dan pelatihan pola hidup sehat dan pelayanan
yang prima kepada masyarakat, maka terjadi perubahan sikap dari
masyarakat dalam pola perilaku hidup sehat agar dalam
kegiatannya sehari-hari dan tidak membahayakan orang lain.
Pemberian pemahaman mengenai pelayanan dan pola hidup sehat
memberikan dampak pada pola pencegahan penyebaran Covid-
19 di desa Curug, Bojongsari, Depok secara bersama-sama dan
hal ini telah sesuai dengan konsep pelayanan yang disampaikan
oleh (Tjiptono, 2016; Tismayuni, 2020).
Simpulan

Pemerintahan kelurahan Curug, Bojongsari Depok


sebagai salah satu kelurahan yang ikut terdampak pandemi
Covid-19 diharapkan tetap memberikan pelayanan di kelurahan
dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk berperilaku
sehat, menerapkan social distancing dan physical distancing
dalam upaya menghindari jumlah masyarakat yang terpapar
covid-19. Sebagian staf desa Curug, Bojongsari, Depok belum
memahami secara baik bagaimana memberikan pelayanan yang
prima dalam masa pandemi dan juga belum ada kemampuan yang
cukup bagi mereka untuk memberikan sosialisasi kepada
masyarakat dalam berperilaku hidup sehat. Melalui kegiatan
edukasi baik bagi aparat pemerintahan desa dalam hal pemberian
layanan prima dalam masa pandemik dan sosialisasi perilaku
hidup sehat bagi masyarakat, diharapkan dapat membantu aparat
desa dan masyarakat dalam memberi dan menerima layanan di
kelurahan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Kelurahan Curug.

Daftar Pustaka

Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani. 2008. Manajemen


Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku, Jakarta: Rineka Cipta
Rahmayanty, Nina. 2013. Manajemen Pelayanan Prima.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rangkuti, F. (2017). Customer Care Excellence. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Tismayuni, Dewa Ayu. (2020). Peningkatan Standar Pelayanan
Publik di Tengah Pandemi Corona. Ombudsman Republik
Indonesia, https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--
peningkatan-standar-pelayanan-publik-di-tengah-
pandemi-corona diakses pada tanggal 1 Desember 2020.
Tjiptono, Fandy. 2012. Service Management Mewujudkan
Layanan Prima. Yogyakarta: Andi.
Tjiptono, Fandy. 2016. Service, Quality and Satisfaction . Edisi
Keempat. Yogyakarta: Andi
Yamit, Zulian. 2013. Manajemen Kualitas Produk & Jasa.
Yogyakarta: Ekonisia.
Dokumen:
Undang-Undang Kesehatan No.23 Tahun 1992, mengenai
kesehatan masyarakat
https://www.depoknews.id/inilah-sejarah-kota-depok-yang-
jarang-diketahui/, Sejarah Kota Depok, diakses Maret 2020
https://www.depok.go.id, daftar nama kecamatan dan kelurahan
di kotamadya Depok, diakses Maret 2020
Laporan Data Kegiatan Tahunan 2019, Kelurahan Curug,
Kecamatan Bojongsari, Kotamadya Depok
SINERGITAS EKONOMI KREATIF BERBASIS
KEARIFAN LOKAL MELALUI PENGEMBANGAN
ECOTOURISM (PARIWISATA ALAM) UNTUK
MENINGKATKAN PEREKONOMIAN
MASYARAKAT

Ida Nuraida1, Nurhidayanti2, Tifani Intan Solihati3


1
Pendidikan Bahasa Inggris, 2,3Teknik Informatika,
123
Universitas Banten Jaya
idanuraida@unbaja.ac.id

Abstrak
Kreativitas merupakan modal utama dalam menghadapi
tantangan global. Bentuk-bentuk ekonomi kreatif selalu tampil
dengan nilai tambah yang khas, menciptakan “pasar” nya sendiri,
dan berhasil menyerap tenaga kerja serta pemasukan ekonomi
masyarakat. Untuk mengembangkan ekonomi kreatif, di perlukan
Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Dengan daya inovatif
dan kreativitas yang tinggi. Namun di samping kebutuhan akan
SDM yang berkualitas, pengembangan ekonomi kreatif juga
membutuhkan ruang atau wadah sebagai tempat penggalian ide,
berkarya, sekaligus aktualisasi diri dan ide-ide kreatif.
Pengembangan ekonomi kreatif bertujuan untuk meningkatkan
perekonomian dan pemerataan berbasis kearifan lokal, salah satu
upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah melalui sektor
pariwisata dan ekonomi kreatif. Sektor yang diandalkan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat adalah melalui
pengembangan ecotourism (pariwisata alam). Pantai Pasir Putih
dan Florida adalah pariwisata alam yang berada di desa
Sindanglaya Kecamatan Cinangka, kabupaten Serang Provinsi
Banten. Namun, masih terdapat beberapa permasalahan di desa
yang harus dicarikan solusinya seperti belum berjalan secara
optimal, baik dalam pengelolaan sinergitas desa wisata dan
ekonomi kreatif dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.
Dari data yang diperoleh bahwa keberadaan desa wisata kurang
berdampak positif terhadap usaha ekonomi kerakyatan yang ada
disekitarnya. Selain itu peran serta dan dukungan pemerintah
sangat di perlukan terutama dalam penyediaan infrastruktur jalan
yang saat ini masih perlu ditingkatkan kualitasnya. Dan
berdasarkan hasil survei masih ada kendala bahwa desa wisata
yang berada di desa sindanglaya terutama pantai Florida masih
memerlukan perhatian pemerintah daerah terutama cara
mengelola desa wisata dan pembinaan pelaku ekonomi kreatif.
Implementasi Teknologi Informasi kepada masyarakat minim;
Kurangnya sosialisasi ecotourism melalui marketing online. oleh
sebab itu, tujuan umum dari Program Kemitraan Masyarakat
(PKM) ini untuk membantu meningkatkan partisipasi dan
keterampilan masyarakat dalam pembangunan desa melalui
Optimalisasi Teknologi Informasi untuk ekonomi kreatif berbasis
kearifan melalui ecotourism. Sedangkan tujuan khusus dari
kegiatan ini adalah 1) peningkatan dalam pemanfaatan Teknologi
Informasi Desa menuju desa yang mandiri dan maju; 2)
Pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal; 3)
Pengembangan ecotourism. Adapun target dari kegiatan ini
adalah 1) Sosialisasi Teknologi Informasi Desa; 2) Sosialisasi dan
Pelatihan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal; 3) Sosialisasi
Pengembangan ecotourism; 4) Sosialisasi Pembentukan tim
marketing online. Adapun Pihak yang mendukung kegiatan ini
yaitu dari Dinas Pariwisata, dan BAPPEDA provinsi.

Kata Kunci : Synergi, Economi, Kreatif, Kearifan Lokal,


Tourism.
Abstract
Creativity is the main asset in facing global challenges. Creative
economy forms always appear with distinctive added value,
create their own "market", and succeed in absorbing labor and
income from the community's economy. To develop a creative
economy, quality human resources are needed. With high
innovative power and creativity. However, in addition to the need
for quality human resources, the development of the creative
economy also requires space or a place to extract ideas, work, as
well as self-actualize and creative ideas. The development of the
creative economy aims to improve the economy and equity based
on local wisdom, one of the efforts made by the government is
through the tourism sector and the creative economy. The sector
that is relied on to increase community income is through the
development of ecotourism (natural tourism). White Sand Beach
and Florida are natural tourism in the village of Sindanglaya,
Cinangka District, Serang Regency, Banten Province. However,
there are still a number of problems in the village that must be
found for solutions such as not running optimally, both in
managing the synergy of tourism villages and the creative
economy in improving the community economy. From the data
obtained, the existence of a tourist village has less positive impact
on the populist economic business that is around it. In addition,
the government's participation and support is urgently needed,
especially in the provision of road infrastructure, which currently
still needs to be improved. And based on the survey results, there
are still obstacles that the tourist villages in the village of
Sindanglaya, especially the Florida beach, still need the attention
of the local government, especially how to manage tourist
villages and foster creative economy actors. Minimal
implementation of Information Technology to the public; Lack of
socialization of ecotourism through online marketing. Therefore,
the general objective of the Community Partnership Program
(PKM) is to help increase community participation and skills in
village development through Optimizing Information Technology
for a wisdom-based creative economy through ecotourism. While
the specific objectives of this activity are 1) to increase the use of
Village Information Technology towards an independent and
advanced village; 2) Development of a creative economy based
on local wisdom; 3) Development of ecotourism. The targets of
this activity are 1) Socialization of Village Information
Technology; 2) Socialization and training of local wisdom-based
creative economy; 3) socialization of ecotourism development; 4)
Socialization Forming an online marketing team. The parties
supporting this activity are the Tourism Office and the provincial
BAPPEDA.

Keywords: Synergy, Economy, Creative, Local Wisdom, Tourism.

Pendahuluan

Suatu Negara bisa di katakan makmur, ketika


pembangunan perekonomiannya berlangsung lancar.
Pembangunan tersebut tidak hanya di wilayah perkotaan saja,
namun juga seharusnya di wilayah pedesaan. Hanya saja
pembangunan di wilayah Indonesia masih mengalami
ketimpangan, terdapat wilayah yang lebih maju, sedangkan
wilayah lainnya tertinggal jauh. Lantas sebenarnya seperti apa
konsep pembangunan ekonomi desa dan indikator pembangunan
ekonomi desa? Sekitar Tahun 1928 keberadaan Desa Sindang
Laya sudah dikenal sebagai bagian dari wilayah kecamatan
Cinangka, kewedanaan Anyar Kabupaten serang, merupakan
Desa Induk yang mengandung arti bahwa “Sindang berarti
Singgah atau Mampir, sedangkan Laya mempunyai arti
Layon/betah/kerasan, yang berkesimpulan bahwa, setiap orang
yang mampir/singgah di wilayah ini maka akan merasa betah
sampai akhir hayatnya”. Hal itu terbukti sampai sekarang bahwa
warga masyarakat Desa Sindanglaya terdiri dari masyarakat
sekitar dan saat ini sudah berbagai suku yang berasal dari
berbagai daerah Indonesia yang (Majemuk), oleh karena itu tugas
kedinasan, perniagaan adalah sektor penting. Pengabdian yang
telah dilakukan sebelumnya melakukan penerapan literasi di desa
Cikolelet melalui perpustakaan keliling dan taman bacaan
masyarakat dapat digunakan sebagai media bentuk kesadaran
sosial, membangkitkan tanggung jawab dengan kerja sama
dengan peneliti dan perpustakaan (ida nuraida, Rd Kania, 2019).
Sedangkan pengabdian yang dilakukan saat KKN-PPM pada
tahun 2019 dengan tema “Teknologi Informasi Desa” dengan
meningkatkan partisipasi dan keterampilan masyarakat dalam
pembangunan desa dengan pemanfaatan limbah minyak jelantah
menjadi karbol dan detergen (fadilla oktaviana, 2019).
Perkembangan Desa berkaitan erat dengan pemimpin
desa yaitu seorang Kepala Desa, berikut yang pernah menjadi
Kepala Desa Sindanglaya.

Tabel 1. Tahun, Nama, Kepala Desa


Nama
No Tahun Kepala Desa Kejadian Kondisi
Penting
1 1928-1938 Syam’un Baik
2 1938-1942 Sukia Baik
3 1942-1943 Asria Klasiran/Pem Baik
etaan
4 1943-1944 Karnali Baik
5 1945-1949 Said Baik
6 1949-1950 K.H. Ahmad Agresi Baik
Belanda Ke 2
7 1950-1953 Ramidin Baik
8 1953-1977 Sukari Trikora/Pembe Baik
basan Rumah
PompaCidanau
9 1977-1978 Suparman/PJS Baik
10 1978-1989 Eli Sudira Pemekaran Baik
Desa dan
Pesta
Demokrasi
11 1989-1997 Robani Juara Umum Baik
Tk. Kec.
Selama 3
Thn.dan Pesta
Demokrasi
12 1997-1999 Kali Baik
AbdHalim/Pjs
13 1999-2007 Oom Pesta Baik
Saepudin Demokrasi,
Angin puting
Beliung
14 2007-2014 Oom Pesta Baik
Saepudin Demokrasi
15 2014-2015 Ahmad Baik
Faiz/PJS
16 2015-2021 M.Mauludin Pesta Baik
Anwar Demokrasi

a. Batas Wilayah
Desa Sindanglaya mempunyai batas-batas wilayah yang
berbatasan langsung dengan:
Tabel 2. Batas wilayah desa
Utara Selatan Timur Barat
Desa Desa Desa Laut Selat
Kamasan Cinangka Mekarsari Sunda

b. Luas Wilayah
Luas wilayah Desa Sindanglaya adalah 454.981 Ha,
dengan penggunaannya sebagai berikut:

Tabel 3. Luas wilayah desa


Pemukiman Perkantoran Pertanian Perkebunan Peternakan
125 ha 4 ha 50.60 ha 287 ha 5 ha

c. Topografi Desa
Secara umum kondisi Desa Sindanglaya merupakan
daerah dataran sedang dengan ketinggian 50 meter di atas
permukaan laut. Desa Sindanglaya mempunyai iklim
sedang sehingga mempunyai pengaruh langsung terhadap
aktivitas pertanian dan pola bercocok tanam di Desa
Sindanglaya.

d. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Sindanglaya tercatat Tahun 2015
berjumlah 5.139 Jiwa.
Laki-Laki : 2.211 Jiwa
Perempuan : 3.028 Jiwa
a. Kepala Keluarga : 1.265 KK
b. RTM : 326 KK
c. Kewarganegaraan : WNI 5139
Jiwa
d. Agama Islam : 5139 Jiwa
e. Kondisi Ekonomi
Sebagian besar penduduk sekitar bekerja disektor
perkebunan, pertanian, memanfaat lahan kosong namun,
Pada pertengahan Tahun 2000 Desa Sindanglaya dikenal
sebagai daerah pesisir dan panorama pantai yang indah
sehingga penduduk sekitar beralih propesi yang mata
pencaharian sebagian besar pedagang warung pantai, dan
pantai banyak pengunjung wisatawan asing, sehingga dapat
meningkatkan perekonomian warga Desa Sindanglaya.
Peningkatan ekonomi terlihat pesat setelah di bukanya
Pantai Pasir Putih Florida Indah yang terletak disebelah
barat Kantor Desa Sindanglaya, dimana para pedagang
diprioritaskan untuk warga Desa Sindanglaya yang dikelola
langsung oleh Kepala Desa Sindanglaya, M. Mauludin
Anwar, Bukan hanya pantai saja Desa Sindanglaya sebagian
penduduk tinggal di daerah pegunungan yang masih asri,
dan mempunyai beberapa mata air/sumber yang digunakan
penduduk sebagai air minum yang sehat, dan banyak
pengunjung wisata lokal yang ingin mendaki gunung
tersebut dan melihat pemandangan yang indah dipuncak
gunung tersebut.

f. Pembagian Wilayah
Desa Sindanglaya terdiri dari 12 Rt dan 5 Rw, Berikut
nama-nama ketua rukun tetangga (RT):

Tabel 4. Jumlah RT di desa


No Nama Rt Alamat
1 Dadang Kusnadi 001 Kp.Ciparay
2 Taufik Surur 002 Kp.Ciparay
3 Ibrohim 003 Kp.Ciparay
4 Andi 004 Kp.Ciparay
5 Abd. Rahman 005 Kp.Kadubajo
6 Wawan 006 Kp.Tapos
7 Masju 007 Kp.Sirembet
8 Madhasan 008 Kp.Jintung
9 Saleh 009 Kp.Cigambang
10 Suhandi 010 Kp.Jintung
11 Ridwan 011 Cibandeng
12 Suparman 012 Lebaksawo

g. Jumlah Penduduk Menurut Profesi


- Karyawan TNI/POLRI/PNS : 102 0rang
- Wiraswasta/Pedagang : 365 Orang
- Petani : 265 Orang
- Pertukangan : 49 Orang
- Buruh : 87 Orang
- Pensiunan : 22 Orang
- Nelayan : 37 Orang
- Pemulung : 27 Orang
- jasa : 125 Orang

Kajian Teori

Di Indonesia hampir semua daerah memiliki sejumlah


keunikan dan memiliki potensi untuk dikembangkan dan
dijadikan sebagai kota-kota kreatif dengan pengembangan
ekonomi kreatif yang seiring dilakukan dengan pengembangan
wisata (Agung, 2015). Cakupan ekonomi kreatif, tidak
membutuhkan skala produksi dalam jumlah besar, tidak seperti
manufaktur yang berorientasi pada kuantitas produk, industri
kreatif lebih bertumpu pada kualitas sumber daya manusia
(Sumar’in, Andiono, & Yuliansyah, 2017). Dalam produk
kepariwisataan, beberapa komponen sangat peting untuk
diperhatikan dalam pengembangan destinasi pariwisata, hal
terkait diantaranya atraksi dan daya Tarik wisata, akomodasi,
aksesibilitas dan transportasi, infrastruktur pendukung, fasilitas
pendukung pariwisata serta kelembagaan dan Sumber Daya
Manusia Pariwisata (Warih Wulandari, 2014).

Metode Pelaksanaan

a. Melakukan observasi, wawancara, dan angket dalam


menganalisis potensi dan kekurangan desa serta
mengetahui kesiapan perangkat desa dalam mengelola
internet di desa. Kegiatan ini dilakukan oleh TIM
Program Kemitraan Masyarakat (PKM) bekerjasama
dengan BAPPEDA Provinsi Banten. Hasil yang
diperoleh dapat menjadi dasar bagi pemerintah dalam
membuat kebijakan.
b. Pelatihan pengelolaan ekonomi kreatif berbasis
kearifan lokal untuk masyarakat desa; Pelatihan ini
diperuntukkan bagi aparat desa agar mereka mampu
mengelola teknologi informasi desa, sehingga
pemberdayaan informasi dapat dirasakan oleh
masyarakat yang ada didesa tersebut untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat. Dalam hal ini,
Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) bekerja
sama dengan dinas dari BAPPEDA Provinsi Banten dan
Dinas Pariwisata Provinsi Banten untuk melaksanakan
kegiatan pelatihan bagi masyarakat.
c. Pelatihan pembuatan dan pengelolaan aplikasi
ecotourim (Ayo ke wisata alam) untuk promosi potensi
pariwisata secara digital; Pelatihan ini dikoordinasikan
dengan desa setempat untuk meminta perwakilan
masyarakat desa, dalam hal ini kader promosi, untuk
dilatih dalam membuat/mengelola aplikasi ecotourism
(Ayo Ke potensi alam) dilaksanakan oleh TIM PKM.
d. Sosialisasi Teknologi Informasi Desa; Sosialisasi
mengenai Teknologi Informasi desa bagi perangkat desa
yang bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Provinsi
Banten. Metode Penyelesaian Masalah
e. Metode Observasi, Wawancara, dan Angket; Melakukan
observasi, wawancara, dan angket dalam menganalisis
potensi dan kekurangan desa serta mengetahui kesiapan
perangkat desa dalam mengelola internet di desa. Kegiatan
ini dilakukan oleh TIM PKM bekerjasama dengan
BAPPEDA provinsi Banten. hasil yang diperoleh dapat
menjadi dasar bagi pemerintah dalam membuat kebijakan.
f. Metode Sosialisasi dan Musyawarah Warga. Sebelum
melakukan kegiatan fisik di lapangan, maka kegiatan
sosialisasi diadakan sebagai ajang saling mengenal antara tim
PKM Universitas Banten Jaya dengan mitra dan warga
masyarakat. Termasuk dalam kegiatan sosialisasi adalah
memfasilitasi warga untuk bermusyawarah dalam
menetapkan lokasi pelaksanaan sosialisasi. Tim PKM juga
mengundang nara sumber atau lembaga mitra untuk
memberikan penjelasan secara terperinci kepada masyarakat.
g. Metode Penyuluhan. Kegiatan penyuluhan ini terdiri dari
beberapa penyuluhan yang ditujukan untuk mendidik dan
memberikan pemahaman warga mengenai pentingnya
pengelolaan potensi wisata alam dan ekonomi kreatif.
Metode penyuluhan dilakukan dengan ceramah dan diskusi.
Untuk materi penyuluhan di luar keahlian tim pengusul,
maka narasumber ahli akan dilibatkan dalam kegiatan ini,
yaitu tim dari Dinas Pariwisata Provinsi Banten.
h. Metode Pelatihan. Kegiatan pelatihan ini terdiri dari
beberapa pelatihan yang ditujukan untuk memberikan
keterampilan dalam mengubah bahan bekas pakai menjadi
bahan yang lebih berguna. Metode penyuluhan dilakukan
dengan workshop. Untuk materi workshop di luar keahlian
tim pengusul, maka melibatkan narasumber sesuai
keahliannya.
i. Pendataan Hasil Kegiatan. Pendataan hasil kegiatan
dilakukan untuk mengetahui manfaat dari kegiatan terhadap
parameter keberlanjutan dari sisi manfaat bagi masyarakat,
lingkungan dan ekonomi (triple bottom line sustainability).

Dibawah ini merupakan diagram Alur dari


beberapa kegiatan pelatihan dan pengolahan limbah
dengan target sasaran adalah masyarakat desa
Sindanglaya:

Diagram Alur Pelatihan dalam kegiatan PKM


Hasil dan Pembahasan

Tahun 1928 keberadaan Desa Sindang Laya sudah


dikenal sebagai bagian dari wilayah kecamatan Cinangka,
kewedanaan Anyar Kabupaten serang, merupakan Desa Induk
yang mengandung arti bahwa “Sindang berarti Singgah atau
Mampir, sedangkan Laya mempunyai arti Layon/betah/kerasan,
yang berkesimpulan bahwa, setiap orang yang mampir/singgah
di wilayah ini maka akan merasa betah sampai akhir hayatnya”.
Hal itu terbukti sampai sekarang bahwa warga masyarakat Desa
Sindanglaya terdiri dari masyarakat sekitar dan saat ini sudah
berbagai suku yang berasal dari berbagai daerah Indonesia yang
(Majemuk), oleh karena itu tugas kedinasan, perniagaan adalah
sektor penting. Secara umum kondisi Desa Sindanglaya
merupakan daerah dataran sedang dengan ketinggian 50 meter
di atas permukaan laut. Desa Sindanglaya mempunyai iklim
sedang sehingga mempunyai pengaruh langsung terhadap
aktivitas pertanian dan pola bercocok tanam di Desa
Sindanglaya.
Sebagian besar penduduk sekitar bekerja disektor
perkebunan, pertanian, memanfaat lahan kosong namun. Pada
pertengahan Tahun 2000 Desa Sindang laya dikenal sebagai
daerah pesisir dan panorama pantai yang indah, sehingga
penduduk sekitar beralih profesi yang mata pencaharian
sebagian besar pedagang warung pantai, dan pantai banyak
pengunjung wisatawan asing, sehingga dapat meningkatkan
perekonomian warga Desa Sindanglaya. Peningkatan ekonomi
terlihat pesat setelah di bukanya Pantai Pasir Putih Florida Indah
yang terletak disebelah barat Kantor Desa Sindanglaya, dimana
para pedagang diprioritaskan untuk warga Desa Sindanglaya
yang dikelola langsung oleh Kepala Desa Sindanglaya, M.
Mauludin Anwar, Bukan hanya pantai saja Desa Sindanglaya
sebagian penduduk tinggal di daerah pegunungan yang masih
asri, dan mempunyai beberapa mata air/sumber yang digunakan
penduduk sebagai air minum yang sehat, dan banyak pengunjung
wisata lokal yang ingin mendaki gunung tersebut dan melihat
pemandangan yang indah dipuncak gunung tersebut.
Desa Sindanglaya juga merupakan wilayahnya sebagian
besar berada di daerah pesisir, terutama laut yang mempunyai
beraneka ragam biota. Pemilihan kerang laut sebagai bahan
usaha didasarkan dengan minimnya pemanfaatan kerang laut
untuk kebutuhan sehari -hari sehingga kami memiliki ide
untuk mengembangkan kerajinan kerang laut tersebut.
Selain harga kerang laut itu sendiri relatif murah.
Pemanfaatan kerang laut sebagai bahan pembuatan suvenir
maupun hiasan buatan tangan merupakan peluang usaha yang
memiliki prospek menjanjikan. Selain itu, souvenir maupun
hiasan yang diproduksi secara handmade juga menjadi daya
tarik tersendiri bagi masyarakat di daerah tersebut karena
keunikannya. Salah satu program kerja yang akan dilaksanakan
adalah mengadakan pelatihan dengan tujuan melatih
masyarakat membuat desain produk kerajinan kerang dari
bahan baku kulit kerang limbah (kulit kerang kualitas jelek/ sisa
kulit kerang yang biasanya dibuang) menjadi produk kerajinan
yang menarik, indah, dan memiliki cita rasa seni yang tinggi.
Dari hasil pelatihan ini dapat disimpulkan bahwa pada Pelatihan
yang akan dilaksanakan memiliki manfaat besar bagi
masyarakat untuk meningkatkan daya saing produk. Manfaat
bagi Perguruan Tinggi akan menambah jejaring dan
kepercayaan yang besar dari masyarakat pengguna dunia
pendidikan dan instansi pemerintah. Tujuan dari pelatihan ini
adalah melatih masyarakat membuat desain produk kerajinan
kerang dari bahan baku kulit kerang limbah (kulit kerang
kualitas jelek/ sisa kulit kerang yang biasanya dibuang) menjadi
produk kerajinan yang menarik, indah, dan memiliki cita rasa
seni yang tinggi. Dari hasil pelatihan ini dapat disimpulkan
bahwa pada pelatihan yang dilaksanakan memiliki manfaat
besar bagi masyarakat untuk meningkatkan daya saing produk.
Manfaat bagi Perguruan Tinggi akan menambah jejaring dan
kepercayaan yang besar dari masyarakat pengguna dunia
pendidikan dan instansi pemerintah.

Gambar 1. Kerajinan Tangan Kulit Kerang

Salah satu ciri khas oleh-oleh dari desa Sindanglaya juga


yaitu CEPLIS yang terbuat dari bahan dasar melinjo Khas
Banten dan memiliki rasa yang tidak jauh dengan Emping.
Emping pula di buat dengan bentuk pipih dan bulat, sedangkan
bentuk ceplis lebih kecil dan bulat seperti bola serta memiliki
rasa seperti berikut; asin, manis, jagung, balado. Dari varian rasa
tersebut yang paling laku yaitu rasa balado. Dengan melihat
profil desa dan perencanaan kegiatan di masyarakat, tim PKM
Universitas Banten Jaya bekerjasama dengan organisasi mitra
dan organisasi masyarakat ini, merasa positif kegiatan yang
diusulkan ini dapat dilaksanakan dengan baik.
Gambar 2. Melinjo di sangrai

Gambar 3. Proses penggeprekan melinjo


Gambar 4. Penggeprekan melinjo setelah disangrai

Gambar 5. Pengepakan dan penimbangan ceplis kiloan


Gambar 7. Ceplis Keju

Gambar 8. Ceplis Balado


Gambar 9. Ceplis Jagung bakar

Gambar 10. Spanduk Ceplis


Simpulan

Setelah di lakukan kegiatan pengabdian masyarakat di


harapkan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang
merupakan aktualisasi diri serta ide-ide kreatif masyarakat yang
menyebabkan meningkatnya perekonomian masyarakat desa
Sindanglaya yang berbasis kearifan lokal melalui sektor
pariwisata (ecoutourism).

Daftar Pustaka

fadilla oktaviana, ida nuraida. (2019). Jurnal ABDIKARYA


Vol. 1 No. 1 Tahun 2019. Jurnal ABDIKARYA, 1(1), 8–
16.
ida nuraida, Rd Kania, F. D. (2019). Jurnal ABDIKARYA Vol.
1 No. 1 Tahun 2019. Jurnal ABDIKARYA, 1(1), 8–16.
Membuat website Desa. https://updesa.com/cara-membuat-
website-desa-2/, diakses tanggal 26 Oktober 2018
Dewandari, K. T. 2001. Studi Tingkat Kerusakan Minyak
Goreng Bekas dari Perbedaan Jenis Bahan Pangan yang
Digoreng. Undergraduate, Universitas Brawijaya.
Amilia, E. (2019). Teknologi Ekonomi Kreatif, Upaya
Memanfaatkan Limbah Kulit Kerang Memiliki Nilai
Ekonomi Tinggi Di Desa Karang Suraga, Kec. Cinangka.
Jurnal ABDIKARYA Vol. 1 No. 1
Fauziah, Sirajuddin, S., Najamuddin, U. 2013. Analisis Kadar
Asam Lemak Bebas dalam Gorengan dan Minyak
Goreng Bekas Hasil Penggorengan Makanan Jajanan di
Workshop
Ketaren, S. 2008. Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak
Pangan, Jakarta, Universitas Indonesia (UI-Press).
Mahmudatussa, AI. 2013. Modul minyak. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia. 1- 35.
Naomi, Phatalina, Gaol, Anna M. L. dan Toha, M. Yusuf. 2013.
Pembuatan Sabun Lunak dari Minyak Goreng Bekas
Ditinjau dari Kinetika Reaksi Kimia. Jurnal Teknik
Kimia. Volume 19. No.2. 42-48
Membuat website Desa. https://updesa.com/cara-membuat-
website-desa-2/, diakses tanggal 26 Oktober 2018
https://www.komisiinformasi.go.id/news/view/ppid-komisi-
informasi-pusat
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/5650.
Unhas.
PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI SERBUK KAYU
SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Anis Masyruroh1,Iroh Rahmawati2


1
Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Banten Jaya
2
Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Banten Jaya
anismasyruroh@unbaja.ac.id

Abstrak
Pembuatan briket arang dari serbuk kayu, Proses pengarangan,
dilakukan dengan menggunakan tungku drum hasil modifikasi.
Arang yang diperoleh kemudian digiling sampai berbentuk
serbuk kemudian disaring menggunakan saringan 30 - 40 mesh.
Arang yang lolos saringan selanjutnya dicampur dengan perekat
tapioka kadar 5%. Bahan baku dicetak dengan cetakan paralon,
selanjutnya dikeringkan di bawah sinar matahari selama 1
sampai 3 hari tergantung kondisi cuaca. Briket arang yang
dihasilkan pada umumnya dapat menghasilkan sifat fisis dan
kimia yang lebih baik jika dibandingkan dengan kualitas bahan
bakunya.

Kata kunci : Briket arang, Serbuk kayu, Sumber energi, Tungku


drum

Abstract
The results of the research on making charcoal briquettes from
sawdust. The charcoal process was carried out using a modified
drum furnace. The charcoal obtained is then ground into powder
form and then filtered using a 30-40 mesh sieve. The charcoal
that passes the filter is then mixed with 5% tapioca adhesive.
The raw material is printed with paralon mold, then dried in the
sun for 1 to 3 days depending on weather conditions. Charcoal
briquettes generally produce better physical and chemical
properties when compared to the quality of the raw material.
Keywords: Charcoal briquettes, wood powder, energy sources,
drum stove

Pendahuluan

Menipisnya cadangan bahan bakar fosil dan


meningkatnya populasi manusia sangat kontradiktif dengan
kebutuhan energi bagi kelangsungan hidup manusia beserta
aktivitas ekonomi dan sosialnya. Sejak lima tahun terakhir
Indonesia mengalami penurunan produksi minyak nasional
akibat menurunnya secara alamiah cadangan minyak pada
sumur-sumur produksi. Padahal dengan pertambahan jumlah
penduduk meningkat pula kebutuhan akan sarana transportasi
dan aktivitas industri yang berakibat pada peningkatan
kebutuhan dan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM). Untuk
memenuhi kebutuhan BBM tersebut, pemerintah mengimpor
sebagian BBM. Melihat kondisi tersebut, pemerintah telah
mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional untuk
mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti
BBM (Haryadi, 2009).
Konsumsi bahan bakar di Indonesia telah melebihi
produksi dalam negeri. Dalam kurun waktu 10-15 tahun ke
depan cadangan minyak bumi Indonesia diperkirakan akan habis.
Perkiraan ini terbukti dengan seringnya terjadi kelangkaan BBM
di beberapa daerah di Indonesia (Hambali, E., dkk, 2006).
Kelangkaan dan kenaikan harga minyak akan terus terjadi
karena sifatnya yang tidak dapat diperbaharui. Hal ini harus
segera diimbangi dengan penyediaan sumber energi alternatif
yang dapat diperbaharui, melimpah jumlahnya dan murah
harganya sehingga terjangkau oleh masyarakat luas (Hermawan,
2006).
Briket merupakan sumber energi cukup bagus untuk
dikembangkan, karena bahan bakunya sangat berlimpah berasal
dari kayu dan non kayu atau bahan-bahan limbah lainnya.
Penggunaan briket salah satu kesulitan dalam penyalaan awal
atau laju reaksi, karena briket tidak bisa menyala langsung bila
tidak ada media penyulut/pemantik, yang biasa digunakan masih
mengandalkan minyak tanah dan solar yang bersifat berbau dan
berasap, dan harganya mahal dan susah didapat, sehingga
penelitian ini digunakan bahan cocodust sebagai pemantik awal
karena sifat karakteristiknya dan keunggulannya sangat mudah
menyala atau terbakar dan menyebabkan berlangsung cepat.
(Petrus, 2017)
Berdasarkan permasalahan di atas, maka usaha untuk
mencari bahan bakar alternatif yang dapat diperbarui
(renewable), ramah lingkungan dan bernilai ekonomis, semakin
banyak dilakukan contohnya briket atau briket arang. Briket
adalah bahan bakar karbon dalam suatu bentuk yang variatif
diproduksi dari limbah bahan organik maupun turunannya yang
masih mengandung sejumlah energi. Menurut Hartoyo dkk
(1990) dalam Capah (2007), briket arang adalah arang kayu
yang diubah bentuk, ukuran, dan kerapatannya dengan cara
mengempa campuran serbuk dengan bahan perekat. Bahan baku
yang digunakan untuk pembuatan briket adalah arang kayu atau
kayu yang berukuran kecil yang diperoleh limbah industri kayu
penggergajian atau industri perkayuan. Tsoumis (1991),
mengemukakan bahwa briket juga terbuat dari residu berkarbon
dan digunakan untuk pembakaran dan kegunaan lainnya.
Pada beberapa produk bahan tambahan diperlukan,
seperti lilin untuk menambah pembakaran dan substansi lainnya
untuk memberi bau yang menyenangkan dan warna yang
seragam. Briket arang adalah arang yang diolah lebih lanjut
menjadi bentuk briket, sehingga penampilan dan kemasannya
lebih menarik dan dapat digunakan untuk keperluan energi
sehari-hari (Pari, 2002). Briket arang merupakan bahan bakar
padat yang mengandung karbon, mempunyai nilai kalori yang
tinggi, dan dapat menyala dalam waktu yang lama.

Kajian teori

Briket adalah sumber energi yang berasal dari biomassa


yang bisa digunakan sebagai energi alternatif pengganti ,
minyak bumi dan energi lain yang berasal dari fosil. Briket dapat
dibuat dari bahan baku yang banyak kita temukan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti batok kelapa, sekam padi, arang
sekam, serbuk kayu (serbuk gergaji), bongkol jagung, daun, dan
lain sebagainya. Pembuatan briket dilakukan dengan proses
penekanan atau pemadatan yang bertujuan untuk meningkatkan
nilai kalor per satuan luas dari suatu biomassa yang akan
digunakan sebagai energi alternatif, sehingga dengan ukuran
biomassa yang relatif kecil akan dihasilkan energi yang besar.
Selain itu bentuk biomassa menjadi lebih seragam, sehingga
akan lebih mudah dalam proses penyimpanan dan
pendistribusian.
Serbuk gergaji adalah butiran kayu yang dihasilkan dari
proses menggergaji (Setiyono, 2004). Serbuk-serbuk gergaji ini
dapat diperoleh dari beragam sumber, seperti limbah pertanian
dan perkayuan. Jumlah serbuk gergaji yang dihasilkan dari
eksploitasi/pemanenan dan pengolahan kayu bulat sangat
banyak. Limbah serbuk gergaji kayu menimbulkan masalah
dalam penanganannya, yaitu dibiarkan membusuk, ditumpuk,
dan dibakar yang kesemuanya berdampak negatif terhadap
lingkungan. Oleh karena itu, limbah serbuk gergaji yang
dihasilkan dari industri penggergajian dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan, diantaranya pembuatan etanol (Fatriasari, et
al., 2011), sebagai media tanam, bahan baku furnitur, bahan
baku briket arang, bahan bakar guna melengkapi kebutuhan
energi industri vinir/kayu lapis dan pulp/kertas (PPLH, 2007).
Energi alternatif merupakan sebuah istilah untuk semua
energi yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar
yang berasal dari fosil (hidrokarbon). Penggunaan energi jenis
ini dapat mengurangi kerusakan lingkungan akibat emisi
karbondioksida yang tinggi (pemanasan global) dalam
penggunaan bahan bakar hidrokarbon.

Metode Pelaksanaan

Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini, adalah


serbuk kayu yang diperoleh dari CV.MULYA ABADI yang ada
di daerah kabupaten Serang. Sebagai bahan perekat digunakan
perekat dari tapioka (kanji) dengan kadar 5%. Sedangkan
peralatan yang digunakan antara lain tungku bekas cat hasil
modifikasi, tumbukan, dan cetakan yang di buat dari paralon

A. Pembuatan arang
Bahan baku serbuk kayu dibuat arang dengan
menggunakan tungku hasil modifikasi yang terbuat dari kaleng
cat bekas pakai volume 17,5 L (Gambar 1). Tungku hasil
modifikasi terdiri dari empat bagian yaitu badan kaleng yang
dibuka salah satu ujungnya, tutup tungku atas, cerobong asap
dan lubang udara pada bagian bawah kaleng. Lubang udara pada
bagian bawah kaleng berfungsi sebagai tempat pembakaran
pertama, selanjutnya limbah industri yang berupa serbuk kayu
langsung dimasukkan ke dalam tungku, selanjutnya dinyalakan
dengan cara membakarnya melalui lubang udara dengan
bantuan umpan ranting kayu. Sesudah bahan baku menyala dan
diperkirakan tidak akan padam, maka cerobong asap dipasang
dan lubang udara ganjalnya diturunkan menjadi 4 cm.
Pengarangan dianggap selesai apabila asap yang keluar dari
cerobong sudah menipis dan berwarna kebiru-biruan,
selanjutnya tungku diturunkan sejajar dengan tanah dan
cerobong asap ditutup rapat.
Gambar 1. Tungku arang dari kaleng cat yang modifikasi

B. Pembuatan briket arang


Arang hasil pengarangan dari bahan baku serbuk kayu
ditumbuk yang kemudian disaring dengan alat pengayak ukuran
30 – 40 mesh. Serbuk arang yang lolos seluruhnya digunakan
sebagai bahan baku pada pembuatan briket arang. Briket arang
dibuat dengan menggunakan serbuk arang dari serbuk kayu
sebagai bahan baku, selanjutnya bahan baku dicampur sehingga
terdapat variasi komposisi bahan baku dalam pembuatan briket
arang. Serbuk arang hasil tumbukan dibuat adonan dengan
perekat tapioka yang telah disiapkan dengan kadar perekat
sebesar 5% dari berat serbuk arang. Adonan tersebut selanjutnya
dimasukkan ke dalam cetakan briket. Briket arang yang
dihasilkan dikeringkan dengan cara dijemur sampai kering.

C. Pengujian kualitas briket arang


Kualitas briket arang yang dihasilkan di uji kualitasnya
berdasarkan persyaratan ASTM (Anonim, 1984) yang meliputi
penetapan kadar air, kadar abu, zat terbang, kadar karbon terikat
dan nilai kalor bakar, sedangkan kerapatan briket arang di uji
berdasarkan persyaratan ASTM (Anonim, 1959). Untuk
mengetahui kualitas briket arang yang dihasilkan menggunakan
rancangan acak lengkap satu faktorial dengan 11 taraf perlakuan
berupa perbedaan jenis bahan baku. Masing-masing perlakuan
diuji dengan dua kali ulangan. Model yang digunakan dalam
percobaan ini adalah sebagai berikut :
Yij = µ + τi + Єijf

Dimana: Yij = Angka perlakuan jenis bahan baku ke-i dan


ulangan ke-j; µ = Rata-rata pengamatan; τi = Pengaruh
perlakuan jenis bahan baku ke-i; Єij = Pengaruh acak perlakuan
jenis bahan baku ke-i dan ulangan ke-j. Untuk mengetahui
hubungan antara masing-masing perlakuan yang diberikan maka
dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Duncan.
Gambar 2. Diagram urutan pembuatan briket arang

Hasil dan pembahasan

A. Pembuatan Briket
Persiapkan bahan utama yang akan digunakan untuk
membuat briket variasi yaitu serbuk kayu Setelah dijemur
seharian, serbuk kayu dilakukan panggang selama 6 sampai 7
jam sehingga menjadi arang. Setelah bahan menjadi arang,
masing-masing ditumbuk hingga didapatkan arang halus.
Kemudian arang yang telah ditumbuk tadi diayak untuk
mendapatkan butiran yang lebih halus lagi untuk dibuat briket.
Sementara itu campurkan tepung kanji dan air untuk dipanaskan
sehingga menghasilkan lem tepung kanji. Lem tepung kanji
dicampurkan ke dalam butiran halus arang lalu diadon sesuai
dengan variasi arang yaitu briket arang tempurung kelapa murni,
briket arang kayu murni, dan briket arang kombinasi setara
tempurung kelapa dengan kayu. Adonan tersebut dimasukkan ke
dalam cetakan. Briket yang telah selesai dibuat dilakukan
penjemuran sampai 3 hari untuk mengurangi kadar air yang
terkandung di dalam briket. Briket siap dilakukan pengujian.

B. Pengujian Briket
Briket yang telah jadi dibakar dengan bantuan
minyak/bensin sehingga menghidupkan bara api briket. Ukur
suhu api yang dihasilkan oleh masing-masing briket dengan
termometer dan catat hasilnya. Siapkan air 240 mL dan
masukkan ke dalam panci kemudian letakkan di atas tungku
yang masing-masing telah diletakkan briket nyala di bawahnya.

Tabel 1. Pengamatan Terhadap Variasi Briket Arang

Sampel Uji nyala Suhu(°C) Lama


memanaskan air

Briket Arang + 222°C 15 menit


serbuk kayu

Briket arang adalah arang yang diolah lebih lanjut


menjadi bentuk briket (penampilan dan kemasan yang lebih
menarik) yang dapat digunakan untuk keperluan energi sehari-
hari. Pembuatan briket arang dari limbah industri pengolahan
kayu dilakukan dengan cara penambahan perekat tapioka, di
mana bahan baku diarangkan terlebih dahulu kemudian
ditumbuk, dicampur perekat, dicetak (kempa dingin) dengan
sistem hidrolik manual selanjutnya dikeringkan.
Berdasarkan percobaan kali ini, dalam membuat briket
arang dengan 1 bahan, tetapi menghasilkan 1 variasi sebagai
fungsi perbandingan terhadap kalor yang akan diuji. Variasi
tersebut ialah briket arang dari serbuk kayu, dan briket arang dari
campuran 50:50 antara serbuk kayu dan arang . Sebelumnya,
pembuatan briket terlebih dahulu dengan menjemur bahan yang
akan dibuat selama seharian untuk mengurangi kadar air di
dalam bahan, kemudian setelah itu dilakukan karbonisasi bahan
selama kurang lebih 6 sampai 7 jam sehingga terbentuk arang
serbuk kayu, setelah itu bahan serbuk kayu dan arang ditumbuk
hingga halus lalu diayak untuk mendapatkan serbuk arang yang
lebih halus lagi, kemudian campurkan lem tepung tapioka ke
dalam bahan dan diadon hingga adonan merata, adonan yang
telah merata dimasukkan ke dalam cetakan, lalu jemur briket
yang telah dicetak selama 3 hari untuk mengurangi kadar air
yang terdapat di dalam briket.
Setelah briket dikeringkan maka dilakukan pengujian
kalor terhadap masing-masing briket. Pada pengujian, semua
briket dapat dinyalakan yang dilihat dari hidupnya bara api pada
setiap briket. Variasi briket yang dibuat dengan bahan arang
tempurung kelapa menghasilkan suhu paling tinggi yaitu 222°C
sehingga kalor yang dihasilkan juga mempunyai nilai tertinggi
daripada 1 variasi lainnya, hal ini ditandai dengan perbedaan
waktu mendidihkan air pada percobaan pertama ini yaitu selama
15 menit.

Simpulan

Setelah melakukan percobaan terhadap 1 variasi briket


dapat disimpulkan bahwa briket arang dengan bahan tempurung
kelapa memiliki jumlah kalor yang lebih baik daripada briket
arang dengan bahan arang serbuk kayu.

Daftar Pustaka

Abdullah, K. 2002. Biomass Energy Potential and Utilization in


Indonesia. Lembaga Peneli- tian dan Pengembangan
Masyarakat. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Anonim. 1959. Annual Book of ASTM Standards. ASTM D-5
Coal and Coke American Society for Testing and
Materials, Philadelphia.
Capah, A.G. (2007). Pengaruh Komentrasi Perekat dan Ukuran
Serbuk Terhadap Kualitas BriketArang Dari Limbah
Pembalakan Kayu Mangium (Acacia mangium
Skripsi. Medan, Departemen Kehutanan, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Fatriasari, W., Falah, F., Ermawar, R. A., Nugroho, D. T. A.,
Hermiati, E. 2011.Effect of Corn Steep Liquor on
Bamboo Biochemical Pulping Using Phanerochaete
chrysosporium. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu
Tropis. Vol. 9. No. 2.
Hambali, E., dkk. (2007). Teknologi Bioenergi Agromedia.
Jakarta.
Hartoyo, Hudaya, dan Fadli. 1990. Pembuatan arang aktif dari
tempurung kelapa dan kayu
bakau dengan cara aktivasi uap. Jurnal Penelitian Hasil Hutan.
18 (1): 8-16. Pusat Litbang Hasil Hutan. Bogor.
Hermawan. (2006). Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Sebagai
Bahan Bakar Dalam Bentuk Briker. Jurusan Teknik
Mesin, Fakultas Teknik Universitas Jember.
Haryadi, H. 2009. Pengenalan Bahan Biomass. Makalah
Pelatihan Biomass Energi. Baristand Industri
Surabaya. Surabaya.
Hendra, D. dan I. Winarni. 2003. Sifat fisis dan kimia briket
arang campuran limbah kayu gergajian dan sebetan
kayu. Buletin Penelitian Hasil Hutan. 21(3) : 211 –
226. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil
Hutan, Bogor.
, , D. dan G. Pari. 2000. Penyempurnaan Teknologi
Pengolahan Arang. Laporan Hasil Penelitian. Pusat
Penelitian Hasil Hutan, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan, Bogor.
Pari, G. (2002). Teknologi Alternatif Pemanfaatan Limbah
Industri Pengolahan Kayu. Makalah M.K. Falsafah
Sains. Program Pascasarjana.
Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup. 2007. Limbah kayu.
Mojokerto: Move Indonesia.
Setiyono. 2004. Pedoman Teknis Pengelolaaan Limbah Industri
Kecil. Kementrian Lingkungan Hidup, Jakarta.
Sudradjat. 1994. Pengaruh kerapatan kayu, tekanan pengempaan
dan jenis perekat terhadap sifat briket kayu. Jurnal
Penelitian Hasil Hutan. 1(1) : 11 – 15. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor.
Tsoumis, G. (1991). Science and Technologi of Wood :
Structure, Properties.
COACHING CLINIC PENULISAN KARYA ILMIAH
UNTUK MAHASISWA

Yani Supriani
Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Serang Raya
yani.supriani2@gmail.com

Abstrak
Fokus kegiatan pengabdian ini adalah menyelesaikan masalah
yang dihadapi mahasiswa terkait perancangan, penyusunan dan
penulisan karya ilmiah. Dengan demikian tujuan utama kegiatan
adalah memberi pengetahuan dan pemahaman baik teori
maupun praktis kepada mahasiswa dalam menyusun suatu karya
ilmiah baik berupa makalah, laporan atau artikel. Coaching
Model tipe STAR digunakan sebagai pendekatan kegiatan
pengabdian ini. Adapun tahapan pembinaan tipe STAR dimulai
dari analisis situasi (situation), mendaftar capaian (target),
melakukan aksi (action) dan menyelenggarakan evaluasi
(reflection). Langkah pertama kegiatan menganalisis situasi, tim
pengabdian memperoleh tiga masalah utama yang dihadapi
mahasiswa dalam menulis karya ilmiah yaitu apa yang harus
dilakukan pertama kali dalam menulis (how to), bagaimana
mencari ide menulis (what do), dan dimana memperoleh
referensi sebagai daftar rujukan (where does). Selanjutnya
capaian, aksi dan bentuk evaluasi disusun berdasarkan masalah
tersebut. Hasil kegiatan pengabdian ini adalah mahasiswa
memperoleh pengetahuan dan pemahaman bagaimana
merancang, menyusun dan menulis karya ilmiah. Evaluasi
untuk mengukur keberhasilan program dilakukan melalui
pengisian angket oleh peserta dan wawancara. Dari pengolahan
data angket dan wawancara dapat diperoleh informasi bahwa
kegiatan yang diselenggarakan tim pengabdian memberikan
dampak positif bagi mahasiswa dalam memproduksi suatu
karya ilmiah.
Kata Kunci: Menulis, Workshop, Karya Tulis Ilmiah,
Mahasiswa, Star

Abstract
The focus of this service activity is to solve problems faced by
students related to the design, preparation and writing of
scientific papers. Thus the main objective of the activity is to
provide students with knowledge and understanding both
theoretical and practical in compiling a scientific work in the
form of a paper, report or article. The STAR coaching model is
used as an approach to this service activity. The stages of the
STAR-type coaching start from situation analysis, registering
achievements (targets), taking action and conducting evaluation
(reflection). The first step is to analyze the situation, the service
team gets three main problems faced by students in writing
scientific papers, namely what to do first in writing (how to),
how to find writing ideas (what do), and where to get references
as a list of references ( where does). Furthermore, the
achievements, actions and forms of evaluation are prepared
based on these problems. The result of this service activity is that
students gain knowledge and understanding of how to design,
compile and write scientific papers. Evaluation to measure
program success is carried out through filling out
questionnaires by participants and interviews. From the
processing of questionnaire data and interviews, information
can be obtained that the activities organized by the service team
have a positive impact on students in producing a scientific work.

Keywords: Writing, Workshop, Scientific Papers, Students, Star

Pendahuluan

Membuat karya ilmiah bagi mahasiswa merupakan suatu


kegiatan yang mutlak harus dilakukan. Kegiatan tersebut tidak
hanya berkaitan dengan pemenuhan mata kuliah melainkan
sebagai salah satu syarat kelulusan yakni membuat artikel
publikasi dan tugas akhir (skripsi) (Ditjen Dikti, 2012). Selain
itu, Defazio dkk. (2010) mengulas arti pentingnya menulis karya
ilmiah salah satunya yakni sebagai academic literacy skill yang
dapat dimanfaatkan pada dunia kerja.
Menghasilkan sebuah tulisan ilmiah perlu didukung oleh
kemampuan merancang dan menyusun karya ilmiah yang tepat.
Pineteh (2013) menuturkan, kemampuan menulis ilmiah ini
merupakan alat penghubung dalam mengomunikasikan suatu
ide, gagasan, pemikiran atau tujuan antar dua dunia, penulis dan
pembaca yang jika keliru dalam menyampaikan maka akan
keliru pula yang diterima. Dengan demikian mengetahui dan
memahami ilmu menulis karya ilmiah adalah keharusan. Namun
dalam praktiknya, banyak mahasiswa yang masih merasa
kesulitan dalam membuat sebuah tulisan ilmiah.
Tim pengabdian menelusuri kesulitan mahasiswa dalam
menulis dan menemukan informasi kebanyakan mahasiswa
merasa bingung dalam mengawali proses menulis. Selain itu,
beberapa mahasiswa menuturkan kesulitan dalam mencari ide
menulis yang menyisipkan nilai inovasi dan kebaruan.
Tambahan pula kurangnya informasi mengenai pencarian
referensi sebagai rujukan sumber tulisan yang terpercaya dan
dapat dipertanggungjawabkan isinya. Poin-poin yang menjadi
kesulitan mahasiswa dalam hal menulis karya ilmiah, sedikit
banyak telah diurai pada beberapa mata kuliah namun tidak
begitu rinci dan tidak disajikan secara eksplisit. Dengan
demikian, mahasiswa perlu mencari informasi tambahan
mengenai penulisan karya ilmiah. Menyaksikan fenomena
demikian, Tim Pengabdian Prodi Pendidikan Matematika,
Universitas Serang Raya merasa perlu turut serta membantu
mahasiswa meminimalisir kesulitan-kesulitan tersebut
melaluiprogram bimbingan teknis atau pelatihan menulis
karya ilmiah.
Kajian teori

A. Coaching Clinic
Coaching clinic adalah pembimbingan singkat dalam
bentuk pelatihan atau sesi perorangan yang ditujukan untuk
penguasaan pengetahuan dan kecakapan di bidang tertentu.
(Grabman & Schermuly, 2017). Hal senada diungkapkan Greif
(2017) bahwa Coaching Clinic merupakan salah satu program
pelatihan singkat yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan.
Coaching Clinic pertama kali dipopulerkan di dunia
olahraga, istilah coaching clinic saat ini tidak hanya identik
dengan penguasaan keterampilan fisik saja. Sebagaimana
dijelaskan oleh L ordanou, I. , Hawley, R. , & Iordanou, C.
(2017) Coaching clinic pun membantu Anda untuk
mendapatkan wawasan tentang diri, bisnis, dan organisasi.
Cakupannya lumayan banyak dari mulai aspek kesehatan, gaya
hidup, finansial, pengendalian emosi hingga perintisan bidang
usaha.

B. Penulisan Karya Ilmiah


Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu aspek
penting yang harus diperhatikan dalam peroleh suatu
instansi/organisasi, jika ingin bertahan dalam persaingan bisnis
dewasa ini Graßmann, C. , Schiemann, S. J. , & Jonas, E. (2020).
Pada hakikatnya, program pendidikan dan pelatihan diberikan
sebagai tambahan bagi upaya memelihara dan mengembangkan
kemampuan serta kesiapan karyawan dalam melaksanakan
segala bentuk tugas maupun tantangan kerja yang dihadapinya.
Untuk itu, sebagaimana pendapat Grover, S. , & Furnham, A.
(2016) suatu organisasi atau instansi sebaiknya melakukan
evaluasi secara kontinu terhadap kebutuhan diselenggarakannya
program pendidikan atau pelatihan tertentu bagi karyawan
dalam lingkungan kerjanya .
Kesulitan mendasar yang banyak dialami dalam menyusun
artikel yaitu merasa sulit ketika mengawali membuat penelitian,
karena pada dasarnya penelitian ini akan dijadikan bahan dalam
menyusun artikel (Ellen, 2019). Kesulitan ini berawal dari tidak
adanya ide yang akan dituangkan dalam penelitian. Ide tidak
muncul karena budaya membaca dan menulis belum menjadi
kebiasaan. Itulah permasalahan mendasar yang mempengaruhi
rendahnya budaya menulis di kalangan guru-guru.
Menurut DeSorcy (2017) penyebab rendahnya kemampuan
guru dalam menulis karya ilmiah, yaitu: (1) kurangnya
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan guru dalam
menulis karya ilmiah, khususnya menulis artikel ilmiah, (2)
terbatasnya sarana bacaan ilmiah terutama yang berupa majalah
ilmiah atau jurnal, (3) belum tersedianya majalah atau jurnal di
lingkungan sekolah atau dinas pendidikan kabupaten yang bisa
menampung tulisan para guru, (4) masih terbatasnya
penyelenggaraan lomba menulis karya ilmiah yang
diselenggarakan oleh dinas pendidikan baik pada tingkat
nasional, tingkat provinsi maupun pada tingkat kabupaten, dan
(5) masih rendahnya motivasi guru untuk mengikuti lomba
menulis karya ilmiah. Sehubungan dengan itu, ada beberapa
strategi yang ditawarkan salah satunya dengan mengadakan
pelatihan artikel untuk publikasi di jurnal

Metode Pelaksanaan

A. Pendekatan Kegiatan
Berdasarkan tujuan umum kegiatan pengabdian yakni
membantu mahasiswa menyelesaikan kesulitan-kesulitan
menulis karya ilmiah, maka pendekatan kegiatan yang
diimplementasikan yaitu Coaching Model tipe STAR (Situation,
Target, Action, Reflection). Bateman (2014) menyatakan bahwa
model STAR mengangkat isu-isu sentral dalam pola
pembinaannya dan dikhususkan pada eksplorasi kelemahan dan
kekuatan personal. Dengan demikian keberhasilan suatu
program diukur dari terselesaikannya masalah dalam diri
personal peserta pengabdian. Sebagaimana yang diungkapkan
Darwant (2012) bahwa tolok ukur kesuksesan tipe STAR dinilai
dari keberhasilan individu pelaku model ini, bukan dari
akumulasi nilai kelompok.

B. Langkah Kegiatan
Program pelatihan atau bimbingan teknis yang dilakukan tim
pengabdian diselenggarakan dalam rentang waktu tiga bulan
dengan pembagian tahapan sesuai pola pembinaan STAR.

a. Situation
Langkah pertama kegiatan pengabdian yakni melakukan analisis
situasi.

b. Target
Langkah kedua kegiatan pengabdian yaitu mendaftar capaian
kegiatan yang didasarkan pada analisis situasi.

c. Action
Langkah ketiga kegiatan pengabdian meliputi pelaksanaan
kegiatan-kegiatan yang direncanakan bersesuaian dengan
masalah dan target yang ingin dicapai.

d. Reflection
Langkah keempat kegiatan pengabdian adalah penyelenggaraan
evaluasi.

Hasil dan Pembahasan

A. Situation
Kegiatan pengabdian diawali dengan analisis situasi yang
dilakukan pada pekan pertama bulan September 2019 untuk
menentukan masalah yang dihadapi mitra pengabdian untuk
kemudian dicari solusi penyelesaiannya. Dari analisis situasi
diketahui tiga masalah utama yang dihadapi mitra terkait proses
penulisan karya ilmiah sebagaimana dipaparkan pada Bab I,
yakni:
a. Masalah sistematika penulisan karya ilmiah.
b. Masalah pencarian ide kreatif penulisan.
c. Masalah pencarian sumber pustaka sebagai referensi
menulis.

B. Target
Tahap kedua menentukan tujuan atau target kegiatan
dilakukan di pekan kedua setelah memperoleh fixed problem
yang dihadapi mahasiswa. Poin-poin yang menjadi target
kegiatan berdasarkan tujuan dan masalah yang telah
disampaikan di Bab I, diantaranya adalah:
a. Mahasiswa memahami prosedur menulis karya ilmiah
dari awal sampai akhir, setidaknya dapat menyebutkan poin-
poin utamanya.
b. Mahasiswa mengetahui alur pencarian ide kreatif
sebagai inspirasi dalam menulis karya ilmiah, setidaknya dapat
mengutarakan satu sumber pencarian ide kreatif.
c. Mahasiswa mengetahui cara mencari sumber referensi
untuk rujukan menulis, setidaknya dapat menjelaskan dan
menemukan satu sumber referensi.

C. Action
Selanjutnya yakni menyusun strategi untuk kemudian
diterapkan pada mahasiswa sebagai mitra pengabdian. Dibawah
ini adalah dokumentasi kegiatan Coaching Clinic penulisan
Karya Tulis Ilmiah
Gambar 1. Pemaparan Materi dari Narasumber pada Kegiatan
Coaching Clinic

Kegiatan ini dilakukan di pekan ketiga dan keempat


bulan September 2019. Beberapa strategi yang dirancang adalah:
a. Membuat worksheet mengenai sistematika penulisan karya
ilmiah dan poin- poin apa saja yang diperlukan untuk
melengkapinya. Strategi ini disusun dan disampaikan pada
peserta pengabdian di pekan ketiga bulan September 2019.
b. Mengadakan knowledge sharing tentang proses kreatif
pencarian ide dan cara mengikatnya. Kegiatan ini
dilaksanakan di pekan keempat bulan September 2019
dengan puncak kegiatan dilakukan terpusat pada tanggal 28
September 2019 di Universitas Serang Raya.
c. Melakukan bimbingan teknis dengan sifat kegiatan hands-
on activity atau praktik langsung mencari sumber referensi
online. Kegiatan bimbingan ini dilakukan dua pekan sekali
mulai dari pekan pertama bulan Oktober 2019 sampai pekan
kedua November 2019.
D. Reflection
Tahap keempat yakni melakukan refleksi dari setiap
kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bentuk evaluasi
program. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi
bagaimana kesesuaian kegiatan dengan penyelesaian masalah
dan berapa besar keterlaksanaan strategi mencapai target yang
disusun.

Tabel 3.1 Hasil Evaluasi Ketercapaian Target

Strategi Target Pernyataan Persentase


Ya Netral Tidak
Membuat Mahasiswa Saya memahami
worksheet memahami prosedur menulis 82,5% 12,5% 5%
mengenai prosedur karya ilmiah melalui
sistematika menulis karya worksheet sistematika
penulisan karya ilmiah dari awal penulisan yang
ilmiah dan poin- sampai akhir, diberikan.
poin apa saja setidaknya dapat Saya dapat
yang diperlukan menyebutkan menyebutkan poin- 92,5% 7,5% 0
untuk poin-poin poin utama dalam
melengkapinya. utamanya. menulis karya ilmiah.
Mahasiswa Saya memahami pola
mengetahui alur
Mengadakan pencarian ide pencarian ide kreatif 82,5% 7,5% 10%
kreatif untuk
knowledge sebagai inspirasi bahan menulis karya
sharing dalam ilmiah.
tentang proses menulis karya Saya dapat
kreatif pencarian ilmiah, menjelaskan satu 92,5% 5% 2,5%
ide dan cara setidaknya dapat sumber/ satu pola
mengikatnya. mengutarakan dalam mencari ide
satu sumber menulis.
pencarian ide
kreatif.
Melakukan Mahasiswa Saya memahami
bimbingan mengetahui bagaimana
teknis dengan cara mencari teknis mencari sumber 85% 10% 5%
sifat sumber
kegiatan hands- referensi untuk referensi untuk sumber
on rujukan tulisan.
activity atau menulis, Saya dapat
praktik setidaknya dapat menjelaskan dan
langsung menjelaskan dan menunjukkan minimal 85% 12,5% 2,5%
mencari menemukan satu sumber rujukan
sumber referensi satu sumber ilmiah secara
online. referensi. online.

Simpulan

Secara umum kegiatan pengabdian yang dilakukan tim


pengabdian berjalan 100% dan memenuhi target melalui
capaian respon peserta pada masing- masing program untuk
kategori memahami apa yang disampaikan oleh tim pengabdian
menyentuh angka minimal 80%. Kegiatan pengabdian ini
dipublikasikan pada media massa baik cetak maupun online
diantaranya pada laman http://fajarbanten.com/prodi-
pendidikan-matematika-unsera-gelar-coaching-clinic-
manuscript/ dan http://majalahteras.com/tingkatkan-skill-
menulis-di-coaching-clinic-manuscript-prodi-pendidikan-
matematika-unsera.

Daftar pustaka

Bateman, S. (2014). Achieving STAR performance through


performance coaching. UK: JER HR Group.
Darwant, S. (2012). Coaching Training Course Workbook. UK:
Elite Training European Limited.
Defazio, J., Jones, J., Tennant, F., dan Hook, S. A. (2010).
Academic literacy: The importance and impact of
writing across the curriculum – a case study. Journal
of the Scholarship of Teaching and Learning, Vol.
10, No. 2, pp. 34 – 47.
Defazio, J., Jones, J., Tennant, F., dan Hook, S. A. (2010).
Academic literacy: The importance and impact of
writing across the curriculum – a case study. Journal
of the Scholarship of Teaching and Learning, Vol.
10, No. 2, pp. 34 – 47.
DeSorcy, D. R. , Olver, M. E. , & Wormith, J. S. (2017).
Working alliance and psychopathy. Journal of
Interpersonal Violence , 35 (7-8), 1739–1760.
https://doi.org/10.1177/0886260517698822
[Crossref], [PubMed], [Google Scholar]
Diller, S. J. , Czibor, A. , Szabo, Z. P. , Restas, P. , Jonas, E. , &
Frey, D. (2020). The “dark top” and their work
attitude: The magnitude of dark triad traits at various
leadership levels and their influence on leaders’ self-
and other-related work attitude. Manuscript
submitted for publication. [Google Scholar]
Diller, S. J. , Stollberg, J. , & Jonas, E. (2020). Don’t be scared
– be mindful! The effect of a mindfulness
intervention after threat. Manuscript in preparation
Ditjen Dikti. (2012). Surat Edaran Nomor 152/E/T/2012
Tentang Publikasi Karya Ilmiah. Jakarta: Ditjen
Dikti.
Ellen, B. P. , Kiewitz, C. , Garcia, P. R. J. M. , & Hochwarter,
W. A. (2019). Dealing with the full-of-self-boss:
Interactive effects of supervisor narcissism and
subordinate resource management ability on work
outcomes. Journal of Business Ethics , 157 (3), 847–
864. https://doi.org/ 10.1007/s10551-017-3666-4
[Crossref], [Web of Science ®], [Google Scholar]
Graßmann, C. , & Schermuly, C. C. (2017). The role of
neuroticism and supervision in the relationship
between negative effects for clients and novice
coaches. Coaching: An International Journal of
Theory, Research and Practice , 11 (1), 74–88.
https://doi.org/ 10.1080/17521882.2017.1381755
[Taylor & Francis Online], [Google Scholar]
Graßmann, C. , Schiemann, S. J. , & Jonas, E. (2020). Welche
Strategien nutzen Coaches bei herausfordernden
Klienten? Eine explorative Analyse von
Herausforderungen, Strategien und der Rolle von
Supervision. Manuscript submitted for publication.
[Google Scholar]
Greif, S. (2017). Hard to evaluate: Coaching services. In
A.Schreyögg, & C.Schmidt-Lellek (Eds.), The
Professionalization of coaching (pp. 47–68).
Springer. https://doi.org/ 10.1007/978-3-658-
16805-6_3 [Crossref], [Google Scholar]
Pineteh, E. A. (2013). The academic writing challenges of
undergraduate students: A South African case study.
International Journal of Higher Education, Vol. 3,
No. 1, pp. 12 – 22.
LITERASI DIGITAL MELALUI E-TOURISM
DI DESA CIKOLELET BERBASIS KEARIFAN LOKAL

Raden Kania1, Nur Hidayanti2, Ida Nuraida3


1
Prodi Komputerisasi Akuntansi, Fakultas Ilmu Komputer,
Universitas Banten Jaya
2
Prodi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer,
Universitas Banten Jaya
3
Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Banten Jaya
kania@unbaja.ac.id

Abstrak
Desa Cikolelet adalah Daerah Wisata yang dicanangkan sebagai
Desa Wisata oleh Bupati Kabupaten Serang. Desa Cikolelet
memiliki kawasan wisata yang sangat menarik, memiliki sumber
daya alam dan kekayaan alam yang berlimpah diantaranya;
bidang pertanian, ekonomi, peternakan, UKM, keragaman
kesenian, kebudayaan, adat istiadat seperti seni rudat, kasidah,
rampak kasidah, kesenian marawis, kendang pencak, calung
serta obyek wisata diantaranya Curug Lawang, Curug Kembar,
Puncak Pilar dan Puncak Cibaja. Permasalahan yang dihadapi
adalah: masyarakat belum sepenuhnya berperan dalam
memanfaatkan teknologi informasi yang dimiliki, belum ada
portal website (e-tourism) desa yang dapat menginformasikan
potensi-potensi sumberdaya alam, ragam budaya dan kelebihan
desa lainnya dengan lengkap. Perangkat desa belum memiliki
pengetahuan mengenai pengelolaan website yang baik, dana
desa yang belum memadai untuk membangun suatu website desa
yang komprehensif yang dapat merangkum semua potensi yang
ada dalam suatu database yang dapat diakses oleh masyarakat
luar dalam bentuk Website Desa Cikolelet. Permasalahan
tersebut dapat diatasi dengan melakukan kerjasama penelitian
hibah untuk Membangun Portal Website Desa dengan aplikasi
E-Tourism, mengadakan Pelatihan Komputer dan Pengelolaan
Website (program latihan bersama di laboratorium komputer
Unbaja/Literasi digital) untuk pengelola desa dan para pemuda,
konten yang menarik, dan mensosialisasikan website kepada
masyarakat luas agar kunjungan wisatawan meningkat sehingga
perekonomian di Desa Cikolelet semakin baik. Metode yang
digunakan adalah survey lapangan, studi kepustakaan dan
wawancara. pelatihan pengelolaan website, sosialisasi kepada
masyarakat dan acara peluncuran website kepada khalayak luas.
Pencanangan website Desa Wisata Cikolelet diharapkan mampu
memberikan pengetahuan dan informasi yang lengkap mengenai
Desa Wisata sebagai acuan destinasi wisata bagi calon
wisatawan baik mancanegara maupun domestik. Melalui
website ini diharapkan masyarakat Desa Cikolelet akan semakin
mampu memanfaatkan teknologi digital sehingga mampu
meningkatkan kesejahteraannya.

Kata Kunci: Literasi Digital, E-Tourism, Cikolelet, Website,


dan Desa Wisata

Abstract
Cikolelet Village is a tourist area which was declared a Tourism
Village by the Regent of Serang Regency. Cikolelet Village has
a very attractive tourist area, has natural resources and known
natural wealth; agriculture, economy, animal husbandry, UKM,
diversity of arts, culture, customs such as rudat art, kasidah,
rampak kasidah, marawis art, pencak drums, calung as well as
tourism objects including Curug Lawang, Curug Kembar,
Puncak Pilar and Puncak Cibaja. The problem with the news is:
the community has not properly utilized the information
technology they have, there is no village portal site (e-tourism)
that can fully show the potential of natural, cultural and other
village resources. Village officials do not yet have knowledge
about proper website management, inadequate village funds to
build a comprehensive village website that can summarize all
the potential that exists in a database that can be accessed by
people outside the form of the Cikolelet Village website. This
problem can be overcome by conducting collaborative research
grants to build a Village Website Portal with the E-Tourism
application, holding Computer Training and Website
Management (joint training program in Unbaja's computer
laboratory / digital literacy) for village managers and youth,
interesting content, and socializing the website to the wider
community so that tourists increase so that the economy in
Cikolelet Village is getting better. The methods used are field
surveys, literature study and interviews. website management
training, outreach to the community and community site events
to a wide audience. The Cikolelet Tourism Village Declaration
website is expected to be able to provide complete knowledge
and information about the Tourism Village as a reference for
tourist destinations for prospective tourists, both foreign and
domestic. Through the website, it is hoped that the Cikolelet
Village community will be increasingly able to use digital
technology so that they can improve their welfare.

Keywords : Digital Literacy, E-Tourism, Cikolelet, Website, and


Tourism Village

Pendahuluan

Literasi digital merupakan pengetahuan dan kecakapan


untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau
jaringan dalam menemukan, menggunakan, mengevaluasi,
membuat informasi, menggunakan dan memanfaatkannya
secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat dan patuh hukum dalam
rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan
sehari-hari (Sutrisna, 2020). Masih banyak generasi milenial
Banten yang mengandalkan buku sebagai sumber informasi,
dengan bentuk visual yang sering diandalkan adalah berupa
video, dengan gaya baca menggunakan kata kunci dan strategi
informasinya dengan membandingkan sumber (Rizki Setiawan,
2020). Lain halnya jika literasi digital dihubungkan dengan
prestasi belajar, terbukti bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara literasi digital dengan prestasi belajar yang
diukur dari kompetensi informasi, kompetensi komunikasi,
kompetensi kreasi konten, kompetensi keamanan (Giovanni &
Komariah, 2020). Pada artikel ini akan membahas mengenai
literasi digital tentang wisata. Peneliti mengambil desa wisata
Cikolelet yang berada di kecamatan Cinangka, kabupaten
Serang.
Desa Cikolelet Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang
terletak di sebelah barat ibu kota kabupaten, jarak dari ibu kota
kabupaten kurang lebih 45 KM, dari kantor Kecamatan Ke arah
Utara sekitar 10 KM, Luas Desa Cikolelet Sekitar 954 Ha
Sebelah timur berbatasan dengan Desa Cikedung, Sebelah Barat
Desa Baros Jaya, Utara Desa Mekarsari dan Selatan Berbatasan
Dengan Desa Kubang Baros. Desa Cikolelet terdiri dari 11 RW
(Kampung), dengan jumlah Penduduk sebanyak 5106 jiwa dan
Jumlah KK 1.328 KK. Kecamatan Cinangka sangat terkenal
dengan destinasi pariwisatanya terutama di desa Cikolelet
sendiri, sudah terkenal dengan daerah wisata.
Pariwisata merupakan salah satu sektor penggerak
perekonomian yang perlu diberi perhatian lebih agar dapat
berkembang dengan baik. Desa Cikolelet diperkirakan berdiri
sejak tahun 1937 dijabat oleh Jaro (sebutan Kepala Desa pada
waktu itu). Saat ini Desa Cikolelet dipimpin oleh Kepala Desa.
Letak Desa Cikolelet juga tidak jauh dari Zona Wisata Anyer –
Cinangka Jarak Dengan Pantai Anyer/Marbella sekitar 11 KM
dan dari Hotel Acacia/Pasir Putih sekitar 6 KM ke arah Timur.
Topografi Cikolelet adalah daerah berbukit dataran sedang,
Ketinggian Maksimal sekitar 500 MDPL. Sebelah timur
Cikolelet juga berbatasan langsung dengan hutan lindung
(wilayah Perhutani, Konservasi dan Rawa Danau). Peran
pemerintah dalam pengelolaan sumber daya pariwisata terlihat
dominan. Masyarakat belum menjadi subjek pembangunan,
tetapi masih menjadi objek pembangunan (Geogra & Gadjah,
2013). Desa cikolelet ini sangat berpotensi, baik dalam hal
wilayah untuk wisata, maupun masyarakat yang tinggal di
sekitar.

a) Batas Wilayah Desa


Letak Geografi Desa Cikolelet , terletak diantara :
Sebelah Utara : Desa Mekarsari
Sebelah selatan : Desa Desa Ranca Sanggal
Sebelah Barat : Desa Baros Jaya
Sebelah Timur : Desa Cikedung
b) Orbitasi
1. Jarak dari Pusat Pemerintah Kecamatan Cinangka
: 10 KM
2. Jarak ke Ibukota Kabupaten Serang
: 45 KM
3. Jarak dari Ibu Kota Provinsi Banten
: 45 KM
4. Jarak dari Ibu Kota Negara
: 105 KM
c) Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
1. Kepala Keluarga : 1.328 KK
2. Laki-laki : 2.453 Orang
3. Perempuan : 2.653 Orang
Kondisi Pemerintahan Desa
Lembaga pemerintahan
Jumlah aparat desa :
1. Kepala Desa : 1 orang
2. Sekretaris Desa : 1 orang
3. Perangkat Desa : 7 orang
4. BPD : 9 orang
Kajian Teori

Literasi dalam pengertian modern mencakup


kemampuan berbahasa, berhitung, memaknai gambar, sadar
komputer dan berbagai upaya mendapatkan ilmu pengetahuan
(Salehudin, 2020). Peneliti menghubungkan literasi digital ini
dengan konsep e-tourism berbasis website untuk daerah
pariwisata karena di Banten juga terdapat banyak daerah wisata.
Tinjauan dan konsep dasar e-tourism di Indonesia pada dasarnya
merupakan suatu bentuk konsep yang baru dan masih belum
mendapatkan perhatian dari berbagai pihak dan pelaku
pariwisata (Fiqih Satria, Sudewi, 2016). Pariwisata adalah
keseluruhan rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan
gerakan manusia yang melakukan perjalanan atau persinggahan
sementara dari tempat tinggalnya, ke suatu atau beberapa tempat
tujuan di luar lingkungan tempat tinggal yang didorong oleh
beberapa keperluan tanpa bermaksud mencari nafkah (Gunn,
2002).
Kearifan berasal dari kata arif. Menurut himpunan
makna yang termuat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arif
memiliki dua makna yang berkesinambungan, yaitu tahu atau
mengetahui. Sedangkan makna yang kedua adalah cerdas ,
pintar, dan bijaksana. Secara etimologi, Kata arif yang jika
ditambah awalan “ke” dan akhiran “an” yang kemudian
membentuk kata kearifan yang bermakna kebijaksanaan,
kecerdasan sebagai sesuatu yang dibutuhkan dalam proses
berinteraksi dengan lingkungan. Definisi kearifan lokal ,Jika
dilihat dari Kamus Inggris Indonesia, Kearifan lokal berasal dari
2 kaya yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Wisdom berarti
kebijaksanaan dan local berarti setempat. Dalam arti yang lain
local wisdom atau kearifan lokal yaitu gagasan, nilai, pandangan
setempat (lokal) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan,
bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya.
Kearifan lokal di berbeda- beda dalam dimensi wilayah
dan waktu tertentu. Perbedaan kearifan lokal di masing- masing
wilayah disebabkan oleh tantangan kondisi alam dan
beragamnya kebutuhan hidup, sehingga pengalaman dalam
tujuan pemenuhan kebutuhan, akan memunculkan berbagai
sistem pengetahuan, baik lingkungan alam maupun sosial.
Pengertian kearifan lokal yang lain yakni, kearifan lokal
merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak bisa
dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri.
Definisi kearifan lokal ,Jika dilihat dari Kamus Inggris
Indonesia, Kearifan lokal berasal dari 2 kaya yaitu kearifan
(wisdom) dan lokal (local). Wisdom berarti kebijaksanaan dan
local berarti setempat. Dalam arti yang lain local wisdom atau
kearifan lokal yaitu gagasan, nilai, pandangan setempat (lokal)
yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang
tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Kearifan lokal di berbeda- beda dalam dimensi wilayah
dan waktu tertentu. Perbedaan kearifan lokal di masing- masing
wilayah disebabkan oleh tantangan kondisi alam dan
beragamnya kebutuhan hidup, sehingga pengalaman dalam
tujuan pemenuhan kebutuhan, akan memunculkan berbagai
sistem pengetahuan, baik lingkungan alam maupun sosial.
Pengertian kearifan lokal yang lain yakni, kearifan lokal
merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak bisa
dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri.
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/07.
Untuk mengantisipasi perubahan sosial kultural maka
pemerintah melakukan kompetensi sosial kultural menjadi
bagian dalam Leadership Framework yang dikembangkan
dalam program pengembangan kompetensi pegawai. Saat ini,
Kementerian Keuangan tengah menggalakkan sosialisasi
kompetensi sosial kultural untuk seluruh pegawai Kementerian
Keuangan karena salah satu fungsi ASN adalah sebagai perekat
bangsa seperti dimuat dalam UU ASN Nomor 5 Tahun 2014.
bahwa Inovasi ini berlanjut pada penyempurnaan Assessment
Center di Lingkungan Kementerian Keuangan. Pada tahun 2020,
Kementerian Keuangan mengikuti Permenpan RB (Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi -red) nomor 38 tahun 2017 mengenai standar
kompetensi yang harus dimiliki setiap ASN (Aparatur Sipil
Negara -red), yaitu 8 kompetensi manajerial dan 1 kompetensi
yang khusus menyoroti sosial kultural.

Metode Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan Program Penerapan Website Desa Wisata


Cikolelet melalui adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Fishbone Permasalahan Literasi Digital Penerapan


Website Desa Wisata Cikolelet

Berdasarkan gambar diatas maka peneliti berencana


mengusulkan pembuatan website informasi pengenalan desa
wisata cikolelet. Berikut ini merupakan flowchart penyelesaian
dalam rencana pembuatan website informasi mengenai desa
wisata cikolelet:

Gambar 2. Flowchart Perancangan Website Desa Wisata


Cikolelet
Hasil dan Pembahasan

A. Potensi Sumber Daya Alam, Ekonomi, Seni Budaya Dan


Pariwisata
a). Sumber Daya Alam
Desa Cikolelet mempunyai sumber daya alam dan kekayaan
alam yang berlimpah diantaranya adalah.
1. Cikolelet dibatasi oleh 2 aliran sungai besar sebelah
utara Air Cigede dan sebelah selatan Sungai Cidanau,
kedua aliran sungai tersebut adalah penyuplai air untuk
irigasi pertanian dan perkebunan.
2. Pesona Alam
3. Hutan Rakyat dan Perkebunan
4. Pesawahan
5. Peternakan dan Perikanan
b). Ekonomi
1. Pertanian, Peternakan dan Perikanan
Luas lahan tanah persawahan di desa cikolelet sekitar 25%
dan lahan darat/ perkebunan dan hutan rakyat sekitar 60%
dan Tanah pemukiman sekitar 15%, Mata pencaharian
warga desa cikolelet 80% adalah Petani, Pekebun, Peternak
dan buruh tani dari sektor pertanian sawah cikolelet
menghasilkan padi dan palawija pesawahan hasil bumi dari
sektor Perkebunan dan hutan rakyat antara lain, berupa buah
buahan seperti, Durian, Kelapa, Rambutan, Mangga dan
sayur sayuran seperti Petai, jengkol Cabai dll. 2. Sedangkan
dari sektor Peternakan diantaranya adalah:
- Sentra Peternakan Kerbau (SPR) yang terletak di kampung
Ciraab yang dikelola oleh Kelompok Tani harapan amis
dan sudah mempunyai Peternakan kerbau sekitar 450 Ekor;
- Sentra Peternakan Ayam Broiler yang terletak di Kmp.
Kopi RW.08, dengan kapasitas sebanyak 45000
ekor/siklus Panen;
- Sentra Peternak Rakyat Peternakan kambing Etawa yang
terletak di RK 08 Kmp. Kopi yang dikelola oleh
Kelompok Tani Mekar Bakti I desa cikolelet hasil
Produksi dari ternak kambing ini adalah Penggemukan,
kambing kurban dan Susu Kambing Etawa kemasan;
- Budidaya ikan air tawar, peternakan ikan lele dan nila
yang tersebar di kmp. Cibunut RW 01, Kmp. Cihayam
RW 07, Kmp. Cisirih RW 02 dan RW 08 kp. Mengkol
Kopi;
UKM: Pengrajin dan Pembuat Emping Melinjo,
Pengrajin/Kerajinan dari Eceng Gondok dan
Tembikar, Pembuat Tempe, Pembuat Tahu,
Pedagang Asongan/Bakulan, Pembuat Tembikar,
Welit dan Bilik, Penyewaan Kolam Pancing
c). Seni Budaya, Kesenian dan Pariwisata
Desa Cikolelet mempunyai beragam Kesenian Tradisional
dan Pesona alam pegunungan dan Air terjun yang Eksotik
dan bias dikembangkan untuk menjadi potensi Wisata di
Desa Cikolelet.

Bidang Budaya:
1. Pawai/Karnaval HUT-RI
2. Ngiring Panganten/Buka Pintu
3. Ngagurah Dano
4. Marhaban/Ngayun

Bidang Seni:
1. Kesenian Rudat terdapat di tiga wilayah di desa
cikolelet yaitu kampung Baru Jalan, Kampung Kadu
Kandang dan Kampung Ciraab.
2. Kesenian Kasidah dan Rampak Qosidah Grup
Kesenian terdapat di seluruh Wilayah di Desa
Cikolelet
3. Kesenian Marawis terdapat di tiga wilayah di Desa
Cikolelet yaitu Kampung Baru Jalan, Kampung
Pamatang Buah dan Kampung Cibunut
4. Kesenian Kendang Pencak terdiri dari 3 Grup
Kesenian yang tersebar di Wilayah Kampung Cihayam,
Kampung Kondang Amis dan Kampung Kopi.
5. Kesenian Calung 1 Grup di Kampung Cisirih
B. Bidang Pariwisata/Obyek Wisata

1. Wisata Alam Curug Lawang


2. Wisata Alam Curug Kembar

3. Wisata Alam Puncak Pilar


4. Wisata Alam Puncak Cibaja

Kepala Desa saat ini bernama Bapak Ojat Darojat


bersama aparat desa dan masyarakat Desa Cikolelet yang giat
membangun perekonomian desa secara aktif. Kepala Desa
Cikolelet seringkali memposting foto kegiatan masyarakat Desa
Cikolelet, serta mendokumentasikan kekayaan alam, kekayaan
seni budaya dan potensi wisata lainnya melalui akun youtube
dan media sosial pribadi nya. Kepala Desa juga seringkali
mempublikasikan kegiatannya melalui media massa. Upaya-
upaya tersebut berhasil menarik minat Pemda setempat untuk
mulai memperbaiki sarana prasarana yang ada, misalnya dengan
mulai dilaksanakannya pembangunan jalan, perbaikan objek
wisata pembinaan dari dinas terkait dll. Namun untuk semakin
meningkatkan kunjungan para wisatawan diperlukan website
yang dapat diakses secara luas. Oleh karena itu penulis tertarik
untuk membantu masyarakat desa cikolelet dengan membangun
suatu website yang nantinya dapat dikelola secara mandiri oleh
masyarakat Desa Cikolelet sendiri.
Desa wisata merupakan salah satu bentuk penerapan
pembangunan pariwisata berbasis masyarakat dan berkelanjutan.
Melalui pengembangan desa wisata diharapkan terjadi
pemerataan yang sesuai dengan konsep pengembangan
pariwisata yang berkesinambungan. Di samping itu, keberadaan
desa wisata menjadi produk wisata lebih bernilai budaya
pedesaan sehingga pengembangan desa wisata bernilai budaya
tanpa merusaknya (Geogra & Gadjah, 2013).
Berdasarkan analisis situasi yang telah diuraikan diatas,
permasalahan utama yang menjadi prioritas bagi masyarakat
Desa Wisata Cikolelet Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang,
Provinsi Banten adalah belum adanya suatu media promosi yang
dapat dijangkau secara online, sehingga informasi mengenai
sumber daya Desa bias terekspose secara luas. Sementara
pemerintah Kabupaten Serang sudah mencanangkan Desa
Cikolelet sebagai Desa Destinasi Wisata. Adapun rincian
permasalahan mitra dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Belum ada website desa yang dapat menginformasikan
potensi-potensi sumberdaya alam, ragam budaya dan
kelebihan desa lainnya
2. Pengelola pemerintahan desa belum ada yang memiliki
pengetahuan mengenai pengelolaan website
3. Belum tersedia dana yang memadai untuk membangun suatu
website desa yang komprehensif
Solusi yang akan terapkan untuk menangani
permasalahan yang dihadapi adalah dengan dibangunnya
website desa, pelatihan tenaga pengelola website, serta promosi
website melalui media sosial dan media massa. Beberapa
pemikiran dasar yang dapat dijadikan acuan adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Contoh Kajian dan Pelaksanaan Program
No Kondisi Objektif Tindakan yang dapat dilakukan
Peneliti

1 Konten belum tertata Merangkum semua potensi yang ada


dengan baik Potensi ke dalam suatu database yang dapat
Wisata Budaya yang diakses oleh masyarakat luas dalam
belum tersebar bentuk website Desa Cikolelet
secara online dengan Aplikasi E-Tourism

2 Pengelola Desa Mengadakan Pelatihan Komputer


belum mampu dan Pengelolaan Website kepada
memberdayakan Pengelola desa dan Para Pemuda
teknologi informasi Desa
yang ada

3 Belum ada Pelatihan Program pelatihan bersama di


Komputer dan Laboratorium Komputer Unbaja.
Website yang Menciptakan Admin/operator yang
berkelanjutan untuk mampu mengupdate informasi desa
operator website desa

4 Belum ada sosialisasi Sosialisasi website desa kepada


Website masyarakat luas

Tujuan dari Program Penerapan Website Desa Wisata


Cikolelet melalui kegiatan rancang bangun website desa adalah
implementasi dari pemikiran dasar yang dijadikan acuan dalam
pembangunan website.

Simpulan

Seluruh potensi yang ada pada desa cikolelet yang dibagi


ke dalam beberapa kategori : obyek wisata alam, objek wisata
seni budaya, homestay, obyek wisata pertanian, peternakan dan
perikanan, objek wisata kuliner dal lainnya dikelola dalam suatu
database yang dapat diakses oleh masyarakat luas dalam bentuk
website Desa Cikolelet dengan Aplikasi E-Tourism sehingga
mudah diakses dan semakin menyebar ke seluruh penjuru negeri
sehingga masyarakat desa menjadi lebih sejahtera.
Pelatihan Komputer dan Pengelolaan Website untuk
Pengelola desa dan Para Pemuda Desa dan program pelatihan
bersama di Laboratorium Komputer Unbaja, mampu menjadi
solusi bagi keterbatasan literasi digital, sehingga terjadi transfer
ilmu dan pengalaman serta meningkatkan kemampuan
masyarakat desa Cikolelet dalam mengelola website/e-tourism,
sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat desa.
Pelatihan ini juga mampu menciptakan Admin/operator yang
mampu mengupdate informasi desa, dan sosialisasi website desa
kepada masyarakat luas akan mampu meningkatkan
aksesibilitas terhadap informasi yang disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakatnya guna menunjang kesejahteraan
masyarakatnya dengan bantuan dari para instruktur dari pihak
dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Banten Jaya. Pada
teknologi semantic web dapat dimanfaatkan di bidang pariwisata
untuk menyelesaikan masalah interoperabilitas data, sehingga
memungkinkan promosi, pemasaran, dan penjualan suatu paket
wisata lebih lengkap dan terpadu (Wellem & Dan, 2009)

Daftar Pustaka

Fiqih Satria, Sudewi, R. A. (2016). Implementasi E-Tourism


Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Objek
Wisata Kabupaten Pringsewu. Jurnal Kelitbangan
Bappeda Pringsewu, 1(1), 19–35.
Geogra, F., & Gadjah, À. U. (2013). Pengembangan Desa
Wisata Berbasis Partisipasi Masyarakat Lokal Di Desa
Wisata Jatiluwih Tabanan, Bali. Jurnal Kawistara, 3(2),
129–139. https://doi.org/10.22146/kawistara.3976
Giovanni, F., & Komariah, N. (2020). Hubungan Antara Literasi
Digital Dengan Prestasi Belajar Siswa Sma Negeri 6 Kota
Bogor. LIBRARIA: Jurnal Perpustakaan, 7(1), 147.
https://doi.org/10.21043/libraria.v7i1.5827
Gunn, C. A. (2002). Tourism Planning. New York City: Taylor
and Fancis.
Kania, Raden (2020). Empowering-8 Pembelajaran Daring
dengan Problem Based Learning (PBL) Selama Pandemi
Covid-19 (Studi Kasus). Book Chapter: Perguruan Tinggi
dan Dampak Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) 1,
203-227. Jakarta:Media Madani
Rizki Setiawan. (2020). KARAKTERISTIK DASAR
LITERASI DIGITAL DAN RELASI SOSIAL
GENERASI MILENIAL BANTEN. Jurnal Pemikiran
Dan Penelitian Sosiologi, 4(2), 153–173.
Salehudin, M. (2020). Literasi Digital Media Sosial Youtube
Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Potensia, 5(2), 106–115.
Sutrisna, I. P. G. (2020). Gerakan Literasi Digital Pada Masa
Pandemi Covid-19. Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa
Dan Seni, 8(2), 268–283.
https://doi.org/10.5281/zenodo.3884420
Wellem, T., & Dan, E. D. I. I. (2009). Semantic Web Sebagai
Solusi Masalah Dalam E-Tourism Di Indonesia.
2009(Snati).

https://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/buku-literasi-digital/
https://journal.unhas.ac.id/index.php/jupiter/article/view/11313
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/anuva/article/view/8073
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13057/Memakn
ai-Kembali-Kearifan-Lokal-Dalam-Kehidupan-Sehari-
hari.html
https://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/wp-
content/uploads/2017/10/literasi-DIGITAL.pdf
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/07
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SMA
MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI BANTEN:
PEMANFAATAN PENGGUNAAN MEDIA
POWER POINT

Ikhfi Imaniah1, Nurul Fitria Kumala Dewi2


12
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Tangerang
ikhfiimaniah@umt.ac.id

Abstrak
Power point memiliki beberapa kelebihan dalam kegiatan
presentasi dengan pengaplikasian yang sederhana dan fitur
pendukung. Saat ini, PowerPoint adalah alat pendidikan untuk
mengajar dan menyampaikan materi di kelas, sehingga
PowerPoint memudahkan guru membuat pengajaran Bahasa
Inggris yang menyenangkan. Pada dasarnya, Power Point
dikembangkan untuk presentasi dan membantu proses belajar
mengajar di kelas. Penerapannya dalam pengaturan pengajaran
dan pembelajaran harus memberikan cara yang lebih baik untuk
mengkomunikasikan informasi kepada siswa. Jika digunakan
dengan bijaksana, PowerPoint dapat meningkatkan sesi
pengajaran guru dengan menyediakan tampilan materi yang baik,
memperkuat apa yang guru sampaikan dan memungkinkan guru
menggunakan grafik serta multimedia lainnya untuk
memperjelas pemahaman dan untuk mendukung gaya belajar
yang berbeda. Dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
(PKM) ini, narasumber memberikan pelatihan kepada guru mata
pelajaran Bahasa Inggris tingkat SMA di Banten dengan cara
menjelaskan dan praktek langsung membuat media belajar
bahasa Inggris menggunakan Power Point serta melihat prinsip-
prinsip desain umum yang berlaku untuk presentasi Power Point.
Kemudian, narasumber melihat bagaimana guru dapat
menggunakan presentasi Power Point secara khusus dalam
pengajaran mereka.

Kata Kunci: Pelatihan guru Bahasa Inggris SMA, Media


pembelajaran, PowerPoint.

Abstract
Power point has several advantages in presentation activities by
simply application and supporting features. Today, PowerPoint
is an educational tool for teaching and delivering material in
class, it makes teachers are easy to make teaching English a fun
one. Basically, Power Point was developed for presentations
and assisting the teaching and learning process in the classroom.
Its application in teaching and learning should provide better
ways of communicating information to students. When used
appropriately, PowerPoint can enhance teacher teaching
sessions by providing a good presentation of the material,
reinforcing what the teacher is saying and allowing teachers to
use graphics and other multimedia to clarify understanding and
to support different learning styles. In this Community Service
activity, we provide training to high school English teachers in
Banten by explaining and practicing directly to design English
learning media using PowerPoint and showing general design
principles that apply to PowerPoint presentations. Then, we
follow up the teachers on how they implementing Power Point
presentations particularly in their teaching.

Keywords: High school English teacher training, instructional


learning media, PowerPoint.

Pendahuluan

Kegiatan belajar mengajar pada prinsipnya merupakan


proses komunikasi antara guru dengan siswa yaitu penyampaian
pesan (dalam hal ini materi pembelajaran) dari guru kepada
siswa. Salah satu komponen proses komunikasi secara umum
adalah media komunikasi yang berfungsi sebagai saluran dalam
menyampaikan pesan. Media komunikasi dalam proses
pembelajaran sering disebut sebagai media pembelajaran.
Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai sarana untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Semakin efektif media
pembelajaran yang digunakan maka proses pembelajaran akan
semakin efektif. Dengan demikian, pemilihan media yang tepat
akan sangat berpengaruh pada keberhasilan proses pembelajaran.
Tugas utama seorang guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran terdiri dari 3 (tiga) komponen utama, yaitu: (1)
proses perencanaan dan persiapan; (2) proses implementasi; dan
(3) proses evaluasi. Proses perencanaan dan persiapan biasanya
memakan waktu lama. Kegiatan persiapan ini akan
menghasilkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan
dalam melaksanakan proses pembelajaran. Proses pelaksanaan
merupakan proses nyata yang dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan pembelajaran, yaitu ketika ada komunikasi di
dalam kelas atau kegiatan lain yang diperlukan untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Sedangkan proses evaluasi merupakan
proses untuk memantau keberhasilan pencapaian tujuan
pembelajaran.
Tugas guru dalam melaksanakan proses perencanaan dan
persiapan pembelajaran meliputi: (1) menentukan tujuan
pembelajaran; (2) menyiapkan bahan atau bahan ajar; (3)
memilih metode pengajaran yang tepat; (4) menentukan media
yang akan digunakan; dan (5) memilih dan mempersiapkan
teknik evaluasi pembelajaran.
Berkenaan dengan tugas guru dalam menentukan jenis
media pembelajaran, guru harus mampu memilih jenis media
yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan jenis
media pembelajaran antara lain: tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran yang akan disampaikan, karakteristik siswa, jenis
media yang sesuai untuk digunakan, lingkungan tempat siswa
mengambil pelajaran, serta sumber daya yang tersedia.
Perkembangan teknologi komputer saat ini sangat
mendukung perkembangan multimedia untuk kebutuhan media
pembelajaran. Banyak software aplikasi yang dapat digunakan
untuk membuat media pembelajaran seperti Microsoft Power
Point, Authorware, Lectora, Macromedia Flash/ Adobe Flash,
Virtual, Adobe Captivate, dan lain-lain (Putra, Witri, dan Yulita,
2019). Selain itu perkembangan layanan internet juga
menyediakan berbagai jenis media pembelajaran yang siap
diunduh dan siap digunakan seperti video tutorial dari Youtube
dan blog seseorang. Namun seringkali media pembelajaran yang
siap diunduh dan digunakan tidak sesuai dengan tujuan dan
materi pembelajaran yang telah ditentukan oleh guru. Oleh
karena itu guru harus terus menyediakan media yang benar-
benar sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran yang
direncanakan.
Kebutuhan menyajikan proses belajar interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakasa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik
tertuang pada Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 pasal
19 Ayat 2, sedangkan Pasal 40 ayat 2 Undang Undang nomor 20
tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidik dan tenaga pendidik
berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis (Harmanto, 2015).
Dengan mengetahui peraturan dan perundang- undangan
tersebut sangat jelas bahwa dalam proses belajar mengajar
sangat diperlukan seorang pendidik yang berkualitas tinggi yang
bisa menggunakan berbagai metode yang menarik dan
menciptakan suasana pembelajaran yang adaptif sesuai dengan
kebutuhan peserta secara umum (Harmanto, 2015). Seorang
pendidik memerlukan media pembelajaran yaitu alat yang dapat
membantu proses belajar mengajar sehingga makna pesan yang
disampaikan menjadi lebih jelas dan tujuan pendidikan atau
pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan efisien (Nurrita,
2018).
Manfaat media pembelajaran menurut (Nurrita, 2018)
yaitu: (1) memberikan pedoman guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran sehingga dapat menjelaskan materi pembelajaran
dengan urutan sistematis dan membantu dalam penyajian materi
menarik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. (2)
meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa sehingga dapat
berpikir dan menganalisis materi pelajaran yang diberikan guru
dengan baik dengan situasi belajar yang menyenangkan dan
dapat memahami pelajaran dengan mudah. Pentingnya
pengembangan media belajar dijelaskan pula pada laman
kemendikbud.go.id (Kemdikbud, 2019) bahwa Mendikbud
Bapak Muhadjir menggarisbawahi peran Pengembang
Teknologi Pembelajaran (PTP) dalam mendukung pendidikan di
Indonesia meliputi: (1) mengembangkan model teknologi
pembelajaran; (2) mengembangkan media pembelajaran
berbasis TIK; (3) mengembangkan model aplikasi yang
menunjang pembelajaran yang inovatif dan kreatif; dan (4)
mengoptimalkan peran Rumah Belajar.
Pentingnya pelatihan penguasaan teknologi informasi
dan manfaatnya bagi masyarakat terutama peningkatan
kompetensi Guru dapat diketahui pada jurnal-jurnal kegiatan
Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang telah dilakukan
sebelumnya, seperti jurnal PKM yang berjudul “Perangkat
Lunak Powerpoint untuk Meningkatkan Kinerja Guru di SD dan
SMP 19 Muhammadiyah Sawangan Depok” (Shedriko,
Setiawan dan Kusmayadi, 2018) menjelaskan bahwa kegiatan
PKM bertujuan memberikan pelatihan Powerpoint secara umum,
pengenalan fitur-fitur dan penggunaannya dalam pembuatan
suatu file Powerpoint yang dapat memberikan nilai tambah
dalam penyampaian bahan ajar.
Jurnal PKM lainnya pada tahun 2019 berjudul
“Pembinaan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan
Komunikasi Pada Masyarakat Pulau Temoyong Batam
Kepulauan Riau” (Simanjuntak dan Handoko, 2019) yang
dilakukan pada kegiatan PKM adalah pembinaan mengenai
pengantar teknologi informasi dan komunikasi kepada
masyarakat Pulau Temoyong, Kecamatan Bulang, Kota Batam,
Kepulauan Riau ini. Dengan cara membimbing mereka dalam
menggunakan aplikasi yang sering digunakan pada saat ini
seperti menggunakan Microsoft Office dengan Word, Power
Point dan Excel. Hasil dari kegiatan pembinaan ini
menunjukkan bahwa para masyarakat pulau temoyong paham
akan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dan juga
mengerti menggunakan Microsoft office, sehingga masyarakat
bisa memanfaatkannya dengan baik
Kesimpulan dari publikasi kegiatan PKM yang telah
dilakukan sebelumnya yaitu, dengan dilakukan pembinaan
masyarakat berupa pelatihan komputer terutama aplikasi
komputer Microsoft Office khususnya Microsoft Power Point
memberikan manfaat bagi masyarakat terutama masyarakat
yang berprofesi sebagai guru dalam meningkatkan mutu
pembelajaran.
Namun saat ini media belajar yang digunakan oleh guru
mata pelajaran Bahasa Inggris di Banten perlu di upgrade
sehingga materi Bahasa Inggris yang disampaikan pada saat
proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dan interaktif.
Hal ini tentu saja menjadi tantangan untuk memotivasi guru-
guru tersebut agar mulai belajar menguasai salah satu aplikasi
komputer untuk presentasi seperti penggunaan Microsoft Power
Point.
Adapun solusi yang akan diberikan oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten terhadap
permasalahan ini adalah : (1) memberikan narasumber pelatihan
pembuatan presentasi menarik dan interaktif yaitu tim pengabdi
yang merupakan dosen Universitas Muhammadiyah Tangerang
yang memiliki kompetensi untuk membuat bahan ajar atau
materi bagaimana cara membuat presentasi menarik dan
interaktif dengan memanfaatkan teknologi informasi. (2)
Menyediakan fasilitas Laboratorium Komputer untuk
mengadakan pelatihan aplikasi komputer dengan Microsoft
Power Point.
Tujuan dari kegiatan PKM ini adalah guru mata
pelajaran Bahasa Inggris Provinsi Banten dapat meningkatkan
kemampuan dalam menguasai aplikasi presentasi materi atau
bahan ajar dengan memanfaatkan teknologi informasi terutama
aplikasi Microsoft Power Point sehingga materi yang disajikan
kepada siswa lebih menarik dan interaktif.

Kajian Teori

Media pembelajaran merupakan sarana untuk


menyampaikan informasi dari pengirim (guru) kepada penerima
(siswa) selama kegiatan pembelajaran berlangsung (Putra, Witri
dan Yulita, 2019). Langkah penting dalam pembuatan media
pembelajaran tentunya diawali dengan proses pemilihan media
yang tepat, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efektif.
Media yang efektif adalah media yang dapat memfasilitasi
pembangunan dan retensi pengetahuan dan keterampilan. Media
pembelajaran dimaksudkan untuk memperkaya pengalaman
belajar dengan menggunakan berbagai benda berwujud untuk
memfasilitasi tujuan kinerja. Media harus dipilih untuk
mendukung pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran, jadi jangan memilih program pembelajaran untuk
mendukung media.
Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran pada
prinsipnya merupakan alat yang digunakan untuk
menyampaikan materi pembelajaran dan memberikan
kemudahan bagi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Proses pembelajaran dikatakan berhasil jika terjadi perubahan
perilaku siswa. Oleh karena itu, media pembelajaran harus
menyediakan fasilitas untuk menggerakkan siswa dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak memahami menjadi memahami, dari hal
yang paling mudah ke hal yang sulit, dari yang sederhana ke
yang kompleks. dan dari hal nyata menjadi hal abstrak. Semakin
efektif media pembelajaran maka proses pembelajaran akan
semakin efektif.
Secara umum media pembelajaran dibedakan menjadi 5
(enam) jenis, yaitu: (1) Teks; (2) Audio; (3) Visual; (4) Gerak;
dan (5) Objek dan model nyata. Media pembelajaran yang paling
umum digunakan adalah media berbentuk teks. Media teks jenis
ini digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran berupa
buku, poster, papan tulis, layar komputer dan lain-lain. Jenis
media lain yang sering digunakan sebagai media pembelajaran
adalah audio, termasuk apa saja yang dapat didengar misalnya
percakapan suara manusia, suara musik, suara mesin mekanik,
dan lain-lain. Media pembelajaran tipe visual seperti diagram
pada poster, gambar yang ditempel di dinding (misal: diagram
dinding), gambar di papan tulis menggunakan kapur atau spidol,
grafik dalam buku pembelajaran, foto benda, dan lain-lain.
Gerak merupakan media pembelajaran yang berupa gerak
seperti rekaman video, film, dan animasi. Benda atau model
nyata merupakan media pembelajaran yang berbentuk tiga
dimensi yang dapat disentuh dan dipegang oleh siswa. Contoh
media pembelajaran berbentuk model yang biasa digunakan
dalam pembelajaran vokasi adalah “pelatih” (Marpanaji, dkk.,
2017).
Perkembangan Teknologi Informasi Komputer (TIK)
saat ini telah mendukung berkembangnya media pembelajaran
dengan jenis media yang dikenal dengan multimedia, yaitu
media yang dapat menyajikan perpaduan teks, audio, visual, dan
gerak (Admadja dan Marpanaji, 2016). Pengembangan
multimedia pembelajaran telah dilakukan untuk membantu
siswa memahami materi pembelajaran. Berbagai media
pembelajaran berbasis TIK dapat dikembangkan dalam
pembelajaran di sekolah yaitu video, audio, dan PowerPoint,
Games, e-learning, dan lain-lain (Putra, Witri dan Yulita, 2019).
Kami memilih mengembangkan media pembelajaran berbasis
PowerPoint karena media ini dapat meningkatkan sikap positif
dan afiksasi siswa dalam pembelajaran.

Metode Pelaksanaan

Langkah-langkah dari persiapan kegiatan PKM hingga


laporan kegiatan PKM dilakukan selama 1 minggu. Uraian
kegiatan program pengabdian kepada masyarakat adalah sebagai
berikut:
1. Analisa kondisi peserta pengabdian kepada masyarakat:
Survei atau wawancara dilakukan kepada peserta
pengabdian kepada masyarakat untuk mengetahui
kebutuhan materi pelatihan yang diperlukan oleh peserta
pelatihan.
2. survei kebutuhan materi pelatihan:
Melakukan survei kebutuhan materi pelatihan dengan
melakukan diskusi dengan mitra dan melakukan
peminjaman laboratorium komputer di Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
3. Pembuatan modul dan bahan ajar:
Membuat modul dan bahan ajar sesuai materi yang akan
disampaikan kepada peserta PKM.
4. Pelatihan penguasaan aplikasi komputer yaitu Microsoft
Power Point.
Tahapan ini akan dilakukan dengan 2 cara yaitu :
(1) Sosialisasi dengan memberikan ceramah, tanya jawab
dan diskusi. Metode ceramah menurut (Sanjaya, 2014) dapat
diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui
penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada
sekelompok siswa, Diskusi menurut (Sagala, 2017) adalah
percakapan ilmiah yang responsif berisikan pertukaran
pendapat yang dijalin dengan pertanyaan problematik.
(2) Pelatihan Komputer dilakukan dengan metode praktikum.
Proses belajar mengajar dengan praktikum yang menurut
(Sagala, 2017) berarti peserta diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu
objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan
sendiri tentang suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu.
Materi pelatihan diberikan dalam bentuk softcopy dan
hardcopy kepada peserta sehingga memudahkan peserta
untuk mengikuti materi pelatihan dan dapat dijadikan
sebagai bahan ajar oleh peserta.
5. Evaluasi Kegiatan:
Memberikan kuesioner kepada peserta untuk menerima
feedback dari pelatihan yang telah dilakukan sehingga
pelaksana pengabdian kepada masyarakat dapat melakukan
perbaikan untuk pelatihan berikutnya.
6. Penyusunan Laporan kegiatan dan publikasi kegiatan.

Hasil dan Pembahasan

Pada kegiatan PKM ini kami memberikan pelatihan


kepada guru mata pelajaran Bahasa Inggris di Banten sebanyak
25 orang peserta. 25 orang peserta tersebut mengikuti pelatihan
pengenalan Microsoft Power Point 2010, latihan membuat
presentasi menarik dan interaktif dengan animasi, audio, video
dan link. Peserta berhasil melakukan semua latihan yang
diberikan serta tugas yang diberikan saat pelatihan dan peserta
pelatihan dapat mengikuti semua rangkaian kegiatan praktikum
dengan baik.
Dosen sebagai narasumber sekaligus instruktur
memberikan materi langkah-langkah cara membuat presentasi
menarik dan interaktif dengan Microsoft Power Point. Pada sesi
ini peserta diajarkan cara membuat dan menyimpan file
presentasi, cara merubah desain template dan cara mengunduh
template sesuai kebutuhan materi yang ingin ditampilkan, cara
menambahkan gambar dan video.
Kemudian dosen memberikan materi langkah-langkah
membuat animasi dan transisi sehingga presentasi terlihat
menarik dan interaktif dengan Microsoft Power Point. Pada sesi
ini Dosen berbagi tips cara membuat presentasi menarik dan
interaktif.
Berikut adalah hasil evaluasi kegiatan PKM pelatihan
aplikasi komputer Microsoft Power Point.
1. Isi materi pelatihan jelas dan mudah dipahami.
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada peserta
untuk mengetahui berapa peserta yang setuju dengan
pernyataan bahwa “isi materi pelatihan jelas dan mudah
dipahami” maka pada gambar 1 menunjukkan terdapat 90%
peserta menyatakan sangat setuju dengan pernyataan ini.

Ya Tidak

20%

80%

Gambar 1. Isi materi pelatihan jelas dan mudah dipahami.


2. Instruktur memberi kesempatan kepada peserta untuk
bertanya.
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada
peserta untuk mengetahui berapa peserta yang setuju dengan
pernyataan bahwa “Instruktur memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya” maka pada gambar 2
menunjukkan terdapat 92% peserta menyatakan setuju
dengan pernyataan ini.

Ya Tidak

8%

92%

Gambar 2. Instruktur memberikan kesempatan kepada peserta


untuk bertanya.

3. Instruktur menjawab pertanyaan dengan jelas dan mudah


dipahami.
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada peserta
untuk mengetahui berapa peserta yang setuju dengan
pernyataan bahwa “instruktur menjawab pertanyaan dengan
jelas dan mudah dipahami” maka pada gambar 3
menunjukkan terdapat 88% peserta menyatakan setuju
dengan pernyataan ini.
Ya Tidak

12%

88%

Gambar 3. Instruktur menjawab pertanyaan dengan jelas dan


mudah dipahami

4. Instruktur memberikan contoh latihan dengan jelas dan


mudah dipahami.
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada
peserta untuk mengetahui berapa peserta yang setuju dengan
pernyataan bahwa “Instruktur memberikan contoh latihan
dengan jelas dan mudah dipahami” maka pada gambar 4
menunjukkan terdapat 84% peserta menyatakan setuju
dengan pernyataan ini.
Ya Tidak

16%

84%

Gambar 4. Instruktur memberikan contoh latihan dengan jelas


dan mudah dipahami.

5. Fasilitas Laboratorium Komputer sesuai dengan kebutuhan


pelatihan.
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada
peserta untuk mengetahui berapa peserta yang setuju dengan
pernyataan bahwa “Fasilitas laboratorium komputer sesuai
dengan kebutuhan pelatihan” maka pada gambar 5
menunjukkan 76% peserta menyatakan setuju dengan
pernyataan ini.
Ya Tidak

24%

76%

Gambar 5. Fasilitas laboratorium komputer sesuai dengan


kebutuhan pelatihan

6. Peserta semakin paham penggunaan fitur-fitur Microsoft


Power Point setelah mengikuti pelatihan ini.
Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada
peserta untuk mengetahui berapa peserta yang setuju dengan
pernyataan bahwa “Peserta semakin paham penggunaan
fitur-fitur Microsoft Power Point setelah mengikuti
pelatihan ini.” maka pada gambar 6 menunjukkan 96%
peserta menyatakan setuju dengan pernyataan ini.
Ya Tidak

4%

96%

Gambar 6. Peserta semakin paham penggunaan fitur-fitur


Microsoft Power Point setelah mengikuti pelatihan ini

Simpulan

Terlaksananya seluruh kegiatan pada program pengabdian


kepada masyarakat bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Banten menunjukkan bahwa kegiatan
Pelatihan penggunaan aplikasi presentasi dengan Microsoft
Power Point berjalan dengan baik dan terbukti meningkatkan
keterampilan guru mata pelajaran Bahasa Inggris di Banten, ini
terlihat dari hasil kuesioner yang menyatakan bahwa 90%
peserta setuju isi materi pelatihan jelas dan mudah dipahami, 92%
peserta setuju instruktur memberi kesempatan kepada peserta
untuk bertanya, 88% peserta setuju bahwa instruktur menjawab
pertanyaan dengan jelas dan mudah dipahami, 84% peserta
menyatakan setuju instruktur memberikan contoh latihan
dengan jelas dan mudah dipahami, 76% peserta menyatakan
setuju fasilitas laboratorium komputer sesuai dengan kebutuhan
pelatihan dan secara umum peserta menerima manfaat dengan
adanya pelatihan Microsoft Power Point.
Daftar Pustaka

Admadja, I.P. dan Marpanaji, E. 2016. Developing Learning


Multimedia of Individual Practice in Fundamental
Music Instrument for SMK Students in The
Expertise Of Karawitan Jurnal Pendidikan Vokasi,
Vol 6 No 2 p 173-183.
Harmanto, B. 2015. Merancang Pembelajaran Menyenangkan
bagi Generasi Digital. Seminar Nasional Pendidikan
(Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan
Berkemajuan). Ponorogo: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan - Universitas Muhammadiyah
Ponorogo, 1–6.
Kemdikbud. 2019. Mendikbud Dorong Pengembang Teknologi
Pembelajaran Lebih Kreatif dan Inovatif,
Kemdikbud.go.id. Available at:
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/03/
me ndikbud-dorong-pengembang-teknologi-
pembelajaran-lebih-kreatif-dan-inovatif (Accessed:
20 December 2020).
Marpanaji, E. dkk. 2017. Trainer PID Controller sebagai Media
Pembelajaran Praktik Sistem Kendali.Jurnal
ELINVO, Vol 2 No 1 p. 27-40.
Nahlah, N., dkk. 2018. PKM Service For Teachers Group In
Improving Their Microsoft Office Skills at SMA
NEGERI 10 Makassar. Prosiding Seminar Hasil
Pengabdian (SNP2M) 2018. Makassar: Politeknik
Negeri Ujung Pandang, 4–9.
Nurrita, T. 2018. Pengembangan Media Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Misykat, 3(1),
171–187.
https://media.neliti.com/media/publications/271164
- pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-
b2104bd7.pdf
Putra, Z. H., Witri, G. dan Yulita, T. 2019. Development of
Powerpoint-Based Learning Media in Integrated
Thematic Instruction of Elementary School.
International Journal of Scientific & Technology
Research, Vol. 8 Issue 10, Oct 2019.
Sagala, S. 2017. Konsep dan makna pembelajaran: untuk
membantu memecahkan problematika belajar dan
mengajar. 13th edn. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, W. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. 11th edn. Jakarta: Kencana,
Prenada Media Group.
Shedriko, Setiawan, H. S. dan Kusmayadi. 2018. Perangkat
Lunak PowerPoint Untuk Meningkatkan Kinerja
Guru di SD DAN SMP 19 Muhammadiyah
Sawangan Depok. Jurnal PKM: Pengabdian
Kepada Masyarakat, 1(2), 151–158.
Simanjuntak, P. dan Handoko, K. 2019. Pembinaan
Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi
pada Masyarakat Pulau Temoyong Batam
Kepulauan Riau. MATAPPA : Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 2(1), 20–23.
TEKNOLOGI INFORMASI SEKOLAH,
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM
MENYUSUN AKM (ASESMEN KOMPETENSI
MINIMUM) BERBASIS E-LEARNING MOODLE
DI SMA JAKARTA TIMUR

Leroy Holman Siahaan1, Ramli2


1
Universitas Panca Sakti, Bekasi
2
Universitas Lakidende Unahaa, Sulawesi Tenggara
leroyholman@panca-sakti.ac.id

Abstrak
Sekolah Menengah Atas atau disingkat SMA, memiliki tahapan
kemampuan dalam menganalisis soal yang mendalam
dibandingkan dengan tingkat sebelumnya. Siswa SMA pada
saat ini, melalui kebijakan pemerintah, dituntut mempunyai
kemampuan minimum. Kemampuan minimum yang dimaksud
yakni kemampuan numerasi, literasi dan karakter yang disebut
dengan AKM. AKM (Asesmen Kompetensi Minimum)
dicetuskan pertama kali oleh Mendikbud Nadiem Makariem,
Menteri Pendidikan. Permasalahan yang akan terjadi terletak
pada persiapan guru, bagaimana menerapkannya pada e-
learning. Hal ini belum pernah sama sekali dilakukan oleh guru.
Oleh karena itu, pada pengabdian masyarakat kali ini, kami akan
fokus pada kemampuan literasi yang fokus berkaitan dengan
bahasa Inggris, agar guru telah siap mengimplementasikan soal
AKM ini yang berbasis e-learning. Kemampuan minimum
dalam AKM yang dicetuskan oleh pemerintah bertujuan untuk
menunjukkan kemampuan bagaimana siswa dapat
mengeksplorasi sebuah pertanyaan dengan jawaban yang
kreatif. Dalam hal ini, permasalahan yang terjadi pada saat
penerapan AKM yaitu terletak pada guru. Guru belum mampu
membuat soal-soal yang berjenis AKM tersebut kedalam e-
learning. Hal ini dikarenakan memang soal berbentuk AKM ini
perlu diadakan pelatihan khusus untuk guru. AKM yang dinilai
atau diukur dalam PkM ini adalah kemampuan literasi bahasa
Inggris. Soal- soal AKM tertuang kedalam bentuk pilihan
ganda, pilihan ganda kompleks, isian singkat, uraian. Soal-soal
tersebut harus tertuang ke dalam platform e-learning. Dalam hal
ini perlunya guru mempunyai kemampuan mengelola jenis soal
tersebut ke dalam elearning. Moodle merupakan salah satu
platform digital e-learning yang sangat membantu guru dalam
mengelola jenis soal tersebut. Terutama di masa pandemi Covid
19 ini, moda tatap muka antara guru dan siswa hampir dikatakan
jarang. Solusi yang ada dalam masa pandemik Covid 19 ini,
guru diminta untuk terampil dalam manajemen kelas, terutama
yang berkaitan dengan e-learning. Ketika guru sudah mampu
membuat soal-soalnya ke dalam website atau elearning berbasis
Moodle, maka guru tersebut telah mampu menjawab tantangan
guru di masa pandemi ini. Dengan demikian, target luaran dari
pendampingan guru-guru dalam membuat soal AKM ini berupa
Modul Bahan Ajar yang isinya berupa petunjuk bagi guru-guru
di Indonesia untuk mampu membuat Soal AKM ini ke dalam e-
learning berbasis Moodle

Kata kunci : Guru, Siswa E-learning, Moodle, AKM.

Abstract
Senior High School or abbreviated as SMA, has a stage of ability
in analyzing in-depth questions compared to the previous level.
Current high school students, through government policy, are
required to have minimum abilities. The minimum abilities
referred to are numeracy, literacy and character skills which are
called AKM. The AKM (Minimum Competency Assessment) was
initiated by the Minister of Education and Culture Nadiem
Makariem, the Minister of Education. The problem that will
occur lies in teacher preparation, how to apply it to e-learning.
This has never been done by the teacher. Therefore, in this
community service, we will focus on literacy skills that focus on
English, so that teachers are ready to implement this AKM based
e-learning question. The minimum ability in the AKM initiated
by the government aims to show the ability of students to explore
a question with a creative answer. In this case, the problem that
occurs when implementing the AKM lies with the teacher. The
teacher has not been able to make the AKM-type questions into
e-learning. This is because this AKM-shaped question requires
special training for teachers. The AKM that is assessed or
measured in this PkM is the ability of English literacy. AKM
questions are contained in the form of multiple choice, complex
multiple choice, short entries, descriptions. These questions
must be written into the e-learning platform. In this case the need
for teachers to have the ability to manage these types of
questions into elearning. Moodle is a digital e-learning platform
that is very helpful for teachers in managing these types of
questions. Especially during the Covid 19 pandemic, the face-
to-face mode between teachers and students is almost rare. The
solution that existed during the Covid 19 pandemic, teachers
were asked to be skilled in classroom management, especially
those related to e-learning. When the teacher is able to make the
questions into a Moodle-based website or e-learning, then the
teacher has been able to answer the teacher's challenges during
this pandemic. Thus, the target output from mentoring teachers
in making AKM questions is in the form of a Teaching Material
Module, which contains instructions for lteachers in Indonesia
to be able to make this AKM problem into Moodle-based e-
learning

Keywords: Teacher, E-learning Student, Moodle, AKM


Pendahuluan

Keadaan dunia yang mengalami pandemik Covid-19 saat


ini memaksa dunia pendidikan berinovasi dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Penggunaan perangkat teknologi baik
hardware terlebih software menjadi alternatif yang paling efektif
dalam pelaksanaan pembelajaran bersifat non-tatap muka.
Dengan pesatnya kemajuan dan kecanggihannya saat ini,
teknologi informasi ini dapat mendukung penuh seluruh
pelaksanaan pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan
sampai tahapan evaluasi melalui tes kompetensi siswa.
Tidak dapat dipungkiri lagi, dengan fakta di atas, semua
guru di seluruh pelosok negeri dituntut menyesuaikan diri dan
meningkatkan kompetensi literasi dalam bidang teknologi dan
informasi. Begitu pula, guru-guru Bahasa Inggris tingkat SMA
Negeri di wilayah Jakarta juga dituntut melakukan hal ini dan
khususnya lagi guru di Jakarta Timur. Pemanfaatan teknologi
informasi harus dimaksimalkan pemanfaatannya sebagai salah
satu media dalam proses pembelajaran.
SMA Negeri di Jakarta Timur berjumlah 48. Sekolah ini
mempunyai mata pelajaran bahasa Inggris untuk siswa kelas X,
XI dan XII. Guru-guru pada sekolah tersebut menghadapi
perubahan kurikulum. Kurikulum yang dicanangkan yaitu
kurikulum merdeka belajar. Dalam kurikulum merdeka belajar
siswa harus mampu menjawab soal Numerasi, Literasi dan
Karakter. Fokus pada pengabdian ini adalah kemampuan
literasi. Pengabdian Masyarakat bertempat di SMA 71 Jakarta
Timur. Di SMA ini guru-guru bahasa Inggris akan dikumpulkan
untuk mendapatkan pendampingan dan pelatihan
pengembangan instrument AKM berbasis Moodle.
Berkaitan dengan pengabdian masyarakat yang
direncanakan ini dalam usaha menjawab tantangan pelaksanaan
kurikulum merdeka khususnya pengukuran kemampuan literasi
siswa, pelaksana pengabdian memilih untuk menggunakan
aplikasi Moodle untuk mengembangkan instrumen tes Asesmen
Kompetensi Minimum (AKM). AKM menurut Pusat
Assessmen dan Pembelajaran, Kemdikbud (2020) adalah
"penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua
murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan
berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua
Kompetensi mendasar yang diukur AKM: literasi membaca dan
literasi matematika (numerasi). Baik pada literasi membaca dan
numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup keterampilan
berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan
konsep serta pengetahuan yang telah dipelajari, serta
keterampilan memilah serta mengolah informasi. AKM
menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang
diharapkan mampu diselesaikan oleh murid menggunakan
kompetensi literasi membaca dan numerasi yang dimilikinya.
AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara
mendalam, tidak sekedar penguasaan konten."

Kajian Teori

Nash (2018, h.7) dalam bukunya Moodle Course Design


Best Practices mengatakan bahwa Moodle dikembangkan
mengikuti gagasan pembelajaran yang luar biasa bagi
pendidikan dan Moodle pun dirancang mengikuti pandangan
pembelajaran konstruktivisme yang terinspirasi dari tokoh
seperti Vygotsky, Papert, dan lainnya. Dia pun menyebutkan
(2018, h.7) bahwa platform Moodle adalah aplikasi yang cocok
untuk Massive Open Online Course (MOOC).
Aplikasi Moodle sudah banyak diaplikasikan di berbagai
sekolah dalam proses pembelajaran namun fitur-fitur yang
terdapat pada aplikasi ini belum dimanfaatkan secara maksimal
terutama fitur evaluasi (Quiz) melalui tes dengan beragam jenis
seperti: pilihan ganda; tes isian singkat; cloze test; mencocokkan
dan tes esai seperti terlihat pada Gambar 1. Menurut developer
Moodle (20 June 2020), fitur bank soal memungkinkan seorang
guru membuat, mempreview, dan menyunting soal dalam
sebuah database kategori soal.
Seluruh fitur asesmen ini memberikan solusi bagi guru
untuk mengevaluasi kemampuan siswanya setelah pelaksanaan
pembelajaran baik dalam bentuk tes per topik pembelajaran
maupun tes sumatif. Fitur ini pun akan memudahkan kerja guru
dalam penskoran jawaban siswa karena didukung fitur
automatic scoring pada aplikasi Moodle dengan tingkat
keakuratan yang tinggi. Sehingga, waktu yang dipergunakan
guru dalam menilai pekerjaan siswa semakin efektif. Selain itu,
proses pelaksanaan ujian dapat diatur sedemikian rupa oleh guru
berdasarkan kondisi yang dialami.

Gambar 1. Tampilan Pilihan Pembuatan Jenis Soal pada


Question Bank di Moodle

Di bawah ini adalah tabel mengenai permasalahan pokok


pada guru-guru SMA Negeri se- Jakarta Timur
Tabel 1. Permasalahan Pokok: Isu, Penyebab, Dampak, dan
Alternatif Penanganan
Penyebab Dampak Alternatif

Isu Teknologi Informasi

Kurangnya Pengelolaan dan Keterampilan Guru-Guru Bahasa


Inggris dalam Mengembangkan Soal AKM Berbasis E-Learning

1. Kurangnya b. Kurang - Perlu dilakukan


pengelolaan mampunya observasi,
program guru-guru interview dan
pemerintah, bahasa Inggris penyebaran
dalam dalam angket kepada
Sosialisasi memahami guru untuk
AKM AKM Akses mengetahui
2. Kurangnya informasi yang tingkat
pemahaman masih kurang pemahaman AKM
dan c. Siswa kurang - Perlu
keterampilan mendapatkan pengembangan
guru dalam pelayanan dalam bank soal sebagai
mengelola soal berbentuk instrumen
elearning AKM pengukuran AKM
3. Ada kendala d. Kesulitan dalam - Perlu adanya
dalam mendapatkan pelatihan
pelatihan informasi dalam pengelolaan pada
dikarenakan memahami guru dalam
masa pandemic AKM bagi guru mengelola AKM
covid-19 berbasis E
learning;
- Perlu adanya
pelatihan
pembuatan dan
pengelolaan
aplikasi e-
learning Moodle
Berkaitan dengan situasi permasalahan yang dihadapi
oleh mitra yang telah diuraikan sebelumnya, tim pengabdian
masyarakat menawarkan solusi pengembangan instrumen AKM
dengan menggunakan aplikasi Moodle secara online.
Pengembangan instrumen AMK ini untuk memberikan alternatif
model pengukuran kemampuan siswa yang paperless. Sehingga,
kebutuhan akan kertas dapat diminimalkan bahkan ditiadakan.
Dengan menggunakan aplikasi Moodle online, tim
pengabdian dan mitra pengabdian berkolaborasi dalam
mengembangkan bank soal khususnya untuk guru bahasa
Inggris. Bank soal ini nantinya dapat digunakan oleh guru
bahasa Inggris dalam mengukur kemampuan siswanya setelah
proses pembelajaran baik berbasis materi pembelajaran maupun
berbasis semester. Tidak hanya dapat digunakan sekali waktu,
bank soal ini dapat digunakan sesuai kebutuhan karena akan
diisi soal-soal dalam jumlah banyak. Dengan fitur assessment
yang disediakan oleh aplikasi Moodle, soal ujian dapat diacak
secara otomatis sehingga para siswa kemungkinan besar akan
mengerjakan soal yang berbeda secara redaksi namun tetap sama
substansi kompetensi yang ingin diukur.
Seluruh guru yang dilibatkan dalam pengabdian ini akan
menyetorkan soal yang berbeda- beda dari masing-masing guru.
Sehingga, semakin banyak guru yang dilibatkan semakin banyak
soal yang dapat dikembangkan. Untuk mewujudkan hal ini, tim
pengabdi akan memberikan pelatihan sampai para guru
menguasai kompetensi ini sehingga setelah selesai pengabdian
ini, mereka dapat melanjutkan mengembangkan jumlah soal
tanpa batas waktu dan jumlah untuk digunakan di masa
mendatang. Perlu dilakukan observasi, interviu dan penyebaran
angket kepada guru untuk mengetahui tingkat pemahaman
AKM.
Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, berikut
ditawarkan solusi atas permasalahan yang dihadapi mitra:
1. Pembuatan website online sebagai wadah pengembangan
instrumen pengukuran AKM berbasis Moodle secara online
yang dapat diakses melalui web maupun perangkat mobile
(smartphone);
2. Pelatihan pengelolaan aplikasi elearning Moodle;
3. Pelatihan pengembangan item bank berbasis Moodle online
dengan tipe-tipe soal berbeda (soal pilihan ganda, soal esai,
soal jawaban singkat, cloze test); dan
4. Pelatihan manajemen item bank berbasis Moodle online.

Metode Pelaksanaan

A. Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian


Kondisi pandemik Covid-19 berdampak negatif bagi
seluruh aspek kehidupan manusia tak terkecuali bagi dunia
pendidikan. Untuk itu, kegiatan pembelajaran diselenggarakan
tanpa melalui tatap muka fisik melainkan dengan cara
pembelajaran jarak jauh menggunakan aplikasi conference
seperti Zoom, Webex, Google Classroom dan sejenisnya. Sama
halnya, metode evaluasi pembelajaran juga membutuhkan
penyesuaian. Untuk itu, kegiatan pengabdian masyarakat ini
menjadi salah satu alternatif metode pelaksanaan evaluasi
pembelajaran dengan mengembangkan sistem ujian online
berbasis Moodle.
B. Bentuk Kegiatan
Kegiatan pengabdian masyarakat akan diselenggarakan
dalam bentuk Focus Group Discussion dan Workshop. Kegiatan
FGD dilakukan untuk memetakan persoalah yang tengah
dihadapi oleh mitra dan menentukan bentuk pemecahan masalah
tersebut. Sementara itu, kegiatan berupa workshop
diselenggarakan untuk mentransfer ilmu dalam pengembangan
website Moodle online dan pengembangan ujian AKM Berbasis
online.
C. Rancangan Pelaksanaan Pengabdian
Pengabdian masyarakat ini akan dilaksanakan melalui
bentuk workshop dan pelatihan bagi guru dan siswa serta admin
yang ditunjuk oleh pihak mitra pengabdian. Adapun rangkaian
pelaksanaannya secara detail lengkapnya dapat dilihat pada
bagan berikut ini:

Pemetaan Pengenalan dasar Praktek Praktek


kebutuhan website berbasis pembuatan bank pembuatan bank
Pengembangan moodle dan soal dan soal dan
Workshops
Observasi

Aplikasi

Evaluasi
AKM berbasis pembuatan bank pengembangan pengembangan
Moodle soal berbais AKM (untuk guru) AKM (untuk guru)
Penyusunan Moodle Praktek Praktek
alternatif Pengembangan tes pelaksanaan tes pelaksanaan tes
pemecahan AKM berbasis AKM berbasis AKM berbasis
masalah ujian Moodle online/offline online/offline
berbasis Moodle (untuk siswa) (untuk siswa)
online Uji coba akses
website berbasis
Moodle secara
online/offline

Gambar 2. Rancangan Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian

Hasil Dan Pembahasan

A. Pembekalan kepada guru pendamping lapangan sekolah di


SMA 71.
Guru-guru mengajar mata pelajaran bahasa Inggris
untuk siswa kelas X, XI dan XII. Guru-guru pada sekolah
tersebut menghadapi perubahan kurikulum AkM. Kurikulum
yang dicanangkan yaitu kurikulum merdeka belajar Pendamping
melakukan praktek pembuatan soal AkM bahasa Inggris di
sekolah. Kegiatan yang dilakukan seperti: Praobservasi,
Identifikasi Masalah, Forum Group Discussion antara
Pelaksanana dan Mitra Pengabdian, Perumusan Masalah,
Penentuan Metode Penyelesaian Masalah, dan Pelatihan
Pengembangan Bank Soal AKM terhadap guru-guru bahasa
Inggris.

B. Diagram Alur Pelaksanaan Pengabdian


Berikut ini disajikan diagram Alur pelaksanaan
kegiatan pengabdian masyarakat:

1. Pembuatan Web Moodle Online

Mendaftarkan
Menginstall Mengatur
domain dan
aplikasi moodle website moodle
hosting

Mengelola
Tampil Akhir
Halaman
Moodle
Moodle

Bagan 1. Alur Pembuatan Website Moodle Online


2. Gambar Tampilan Website Moodle

Gambar 3. Tampilan Sederhana Website Moodle Online Versi


9.3
3. Diagram Alur Pengembangan Bank Soal (Item Bank)
sebagai Instrumen AKM

3.
Pengimpu
4.Manaje
tan Soal
men Bank
(Manual
Soal
&
Otomatis)

2. Pengembangan
Pembuat Instrumen AKM 5. Uji
an Coba
Kategori AKM
Soal
1.
Pembuat
an course
(MP)
Bagan 2. Diagram Alur Pengembangan Bank Soal

CONTOH SOAL AKM BAHASA INGGRIS

Nearly everybody eats bread day by day, particularly for


breakfast. Bread making is definitely not a muddled assignment.
You just need flour, water, yeast, sugar, salt, oil, margarine, and
a broiler. Picking great flour is the progression in making bread.
There are two sorts of flour, delicate and hard. Hard flour, made
of winter wheat, is a superior decision for making bread since it
produces bread that has a superior surface and taste.
At that point, tepid water, yeast, sugar and salt are blended in
with the flour to make mixture. Yeast is a minuscule creature
that is fit for delivering carbon dioxide. It can make the batter
rise or extend. Both sugar and salt offer flavor to the bread so it
tastes decent. They, notwithstanding, effectively affect yeast.
From that point forward, oil, (for example, olive oil, corn oil,
nut oil) and butter bare added in light of the fact that they are
basic to make the bread delicate. In the wake of blending the
fixings, the batter is shipped off the stove.

For what reason is hard flour a superior decision for making


bread?

JAWABAN :
It is equipped for creating carbon dioxide.
It can make the mixture rise or extend.
It can make the bread delicate.
It can create bread with better surface and taste.

Simpulan

Sekolah yang dibimbing atau dilakukan pendampingnan


khususnya padamata pelajaran bahasa Inggris pada kelas X, XI
serta XII. Guru- guru pada sekolah itu mengalami pergantian
kurikulum. Kurikulum yang dicanangkan ialah kurikulum
merdeka. Dalam kurikulum merdeka berlatih anak didik wajib
sanggup menanggapi pertanyaan Numerasi, Literasi serta
Kepribadian. Fokus pada penelitian ini merupakan keahlian
literasi. Tempat pelatihan dilaksanakan di SMA 71 Jakarta
Timur. Di SMA ini guru- guru bahasa Inggris hendak
digabungkan buat memperoleh pendampingan serta penataran
untuk pengembangan instrument AKM berplatform Moodle.
Berhubungan dengan dedikasi kepada masyarakat yang
direncanakan ini dalam upaya menanggapi tantangan penerapan
kurikulum merdeka yang secara khusus untuk pengukuran
keahlian literasi siswa.
Hasil dari penerapan AKM dengan platform Moodle
ternyata dapat memudahkan guru untuk mengelola soal AkM.
Semua fitur dalam asesmen AkM dalam Moodle ini dapat
mempermudah kegiatan guru dalam penskoran feedback. Hal ini
dikarenakanbantuan dari fitur automatic scoring pada aplikasi
Moodle dengan tingkatan keakuratan yang besar. Alhasil, durasi
yang dimanfaatkan guru dalam memanfaatkan Moodle terus
menjadi efektif dan efisien.

Daftar Pustaka
Pusmenjar Kemdikbud. (Oktober 2020). Asesmen Kompetensi
Minimum. Diambil dari
https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm/ diakses pada 26
Oktober 2020.
Moodle. Question Bank. (Oktober 2020) Diambil dari
https://docs.moodle.org/39 /en/Question_bank diakses
pada 25 Oktober 2020.
Susan Smith Nash. (2018). Moodle Course Design Best
Practices: Design and develop outstanding Moodle
learning experiences (2nd Edition). Birmingham: Packt
Publishing.
Moodle. (Oktober 2020). Moodle Online. Diambil dari
http://moodle.com Diakses pada 10 Oktober 2020.
Pemprov DKI. (Oktober 2020). Sekolah SMA. Diambil dari
http://datadikdki.net/ ?mn=sekolah&jjg=sma&id=86
diakses pada 10 Oktober 2020
PEMANFAATAN FLY ASH DAN LIMBAH PLASTIK
PET MENJADI PAVING BLOCK DI KECAMATAN
KASEMEN KOTA SERANG

Fitriyah
Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Banten Jaya
fitriyah@unbaja.ac.id

Abstrak
Pemanfaatan limbah plastik sebagai salah satunya yaitu dengan
mendaur ulang plastik dalam upaya pemanfaatan limbah limbah
tersebut limbah plastic tersebut dimanfaatkan sebagai paving
block yang dimodifikasi dengan fly ash. Salahsatu daerah yang
memanfaatkan limbah plastic dan fly ash menjadi paving block
yaitu di Kecamatan Kasemen Kota Serang Provinsi Banten.
Metode yang digunakan yaitu pelatihan dan workshop sehingga
masyarakat dapat mempraktekannya secara langsung
menggunakan metode pemanasan Pada penelitian sebelumnya
telah dilakukan uji pada paving block dengan hasil komposisi
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat maka dapat dianalisis
bahwa komposisi 2000 gr (Serat PET) : 250 gr (Fly Ash) dengan
tekanan 233400 (N), memiliki kuat tekan 12,599 (N/mm2) dan
mutu beton 151,797 (kg/cm2).

Kata Kunci: Paving Block, Sampah Plastik, Fly Ash, Kasemen

Abstract
The use of plastic waste as one of them is recycling plastic, in an
effort to use the waste plastic to use as paving block which
modified with fly ash. One area that uses plastic waste and fly
ash into paving block is Kasemen district, Serang City Banten
Province. The methods used are training and workshop to the
community, so that they can practice it directly using the heating
method. In previous research, test on paving blocks were
carried out with the composition results. Based on the results
obtained, it can be analyzed that the composition of 2000 gram
PET and 250 gram fly ash with a pressure of 233400 N, has a
compressive strength of 12.599 (N/mm2) and concrete quality
of 151.797 (kg/cm2).

Keywords: Paving Block, Plastic Waste, Fly Ash, Kasemen

Pendahuluan

Sampah plastik merupakan material yang sangat susah


terurai, dimana penguraian plastik dengan cara penimbunan
memakan waktu yang sangat lama bahkan hingga puluhan tahun
lamanya, oleh karenanya perlu pengolahan sampah plastik
menjadi barang yang memiliki nilai guna kebih tinggi salah
satunya yaitu dengan memanfaatkannya menjadi bahan baku
paving block.
Pemanfaatan limbah plastik salah satunya dengan
mendaur ulang plastik, yakni bertujuan untuk mengurangi
pencemaran lingkungan juga dapat digunakan untuk mencegah
pemborosan sumber daya alam (Baboo et.al., 2012). Namun
demikian saat ini, dari jumlah limbah plastik yang dihasilkan,
hanya sekitar 5-10% yang telah di daur ulang, padahal dengan
memanfaatkan limbah plastik dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat.
Salah satu alternatif daur ulang plastik yang dapat
dimanfatkan adalah penggunaan limbah plastik sebagai
campuran semen untuk menghasilkan komposit semen plastik
dan sebagai agregat beton untuk menghasilkan bahan konstruksi.
Plastik mempunyai karakteristik penting yang dapat
dimanfaatkan baik secara sendiri atau komposit sebagai bahan
konstruksi, yaitu seperti tahan lama, tahan korosi, isolator yang
baik untuk dingin, panas, dan suara, penghematan energi,
ekonomis, memiliki umur pakai yang panjang, dan ringan
(Batayneh, et.al., 2007)

Kajian Teori

Paving block yang dijual dipasaran secara struktur paving block


mempunyai kekuatan yang cukup besar dalam menahan gaya
tekan, akan tetapi kemampuan untuk menahan gaya tarik sangat
lemah dan sifat bahannya yang getas (brittle). Untuk
memperbaiki sifat mekanis paving block perlu penambahan
serat dan pozzoland dalam adukan paving. Berbagai penelitian
terdahulu telah membuktikan bahwa abu batu (fly ash) dapat
meningkatkan kuat tekan paving, bahkan sudah diterapkan
dalam masyarakat. Selain abu batu memberi pengaruh besar
dalam peningkatan kuat tekan paving dan sekaligus memberi
dampak sisi ekonomis pengunaan semen, penggunaan serat juga
dapat meningkatkan kuat tarik dan kuat kejut paving block.
(Tapkire et al, 2013)

Metode Pelaksanaan

Program pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan


dengan melakukan pelatihan kepada masyarakat kecamatan
kasemen, jumlah peserta sebanyak 43 orang, yang terdiri atas
ibu-ibu PKK. Pelatihan terhadap ibu-ibu PKK dengan
melakukan penyuluhan. Adapun tahapan proses pembuatan
paving block adalah sebagai berikut:
1. Plastik dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran
yang berupa tanah atau kotoran lainnya.
2. Setelah pencucian dilakukan pengeringan dengan
menjemur dibawah sinar matahari, kemudian bahan limbah
PET (sampah botol plastik) yang telah ditimbang sebanyak
2kg dimasukan kedalam panci presto yang telah
dimodifikasi dengan campuran air yang dipanaskan bahan
tersebut dicampur dengan manual yakni menuangkan abu
terbang (fly ash) sebanyak 250 gram dan di aduk berulang-
ulang sampai bahan-bahan tersebut bercampur menjadi satu
adukan yang merata (homogen).
3. Setelah itu isi adukan paving dituang kedalam alat cetakan
yang telah dimodifikasi dan dilakukan pengepresan dengan
alat press paving block yang dimodifikasi.
4. Paving block yang baru dicetak diberi nomor untuk identitas
benda uji yang dapat menjelaskan perbedaan variasi
konsentrasi serat PET.
5. Kemudian dilakukan pengeringan paving 1 hari kemudian
direndam. Kemudian hasil dianalisa setelah direndam
selama 28 hari.
Dibawah ini adalah dokumentasi dari proses pembuatan
Paving blok dengan menggunakan Fly Ash dan Limbah Plastik
PET

Gambar 1. Proses pembuatan paving block


Sumber : dokumen Pribadi
Gambar 2: Proses pencetakan
Sumber : Dokumen pribadi

Hasil Dan Pembahasan

Pada pelatihan terhadap ibu-ibu PKK kecamatan kasemen, telah


berhasil membuat paving block dari limbah plastik dengan hasil
sebagai berikut :

Gambar 3 : Hasil Paving block dari limbah PET dan fly ash
Gambar 4 : Pelatihan terhadap ibu-ibu PKK Kecamatan
Kasemen

Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan uji kualitas paving


block dengan data sebagai berikut :

1. Uji Kuat Tekan Paving block

Pengujian kuat tekan paving yang telah berumur pada


umur 28 hari ini dimaksudkan untuk mencari konsentrasi
penambahan serat terhadap kuat tekan paving yang optimum. (
Pada penelitian ini, konsentrasi abu terbang (Fly Ash) sebesar
250 gram dan serat PET (Limbah Plastik) sebesar 2000 gram.
Hasil pengujian kuat tekan paving dapat dilihat sebagai berikut
:
Tabel 1. Hasil Pengujian Laboratorium sebagai berikut :
Sa K Tgl. Umur Berat Luas Tekanan Kuat Mutu
mpe o Uji (hari) (Kg) Penam (N) Tekan Beton
l d pang (N/ (Kg/cm2
e (mm2) mm2) )

1 1,228 18525, 148300 8,005 96,451


00

U 10/ 2
N 07/
B 201
2 J 9 1,698 18525, 254600 13,744 165,585
1 00

3 1,688 18525, 233400 12,599 151,797


00

Uji kuat tekan paving dengan komposisi 2000 gr: 250 gr


disajikan dalam grafik di bawah ini :

Gambar 5. Grafik uji Kuat tekan Beton


Berdasarkan hasil penelitian yang didapat maka dapat dianalisis
bahwa komposisi 2000 gr (Serat PET) : 250 gr (Fly Ash) dengan
tekanan 233400 (N), memiliki kuat tekan 12,599 (N/mm2) dan
mutu beton 151,797 (kg/cm2). Hasil kuat tekan tersebut
menunjukkan bahwa paving block memililki kekuatan yang
cukup baik.

2. Uji Serapan Air Paving Block

Hasil Pengujian paving block adalah pengujian


penyerapan air (absorpsi). Pengujian ini dilaksanakan di
Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa Cilegon. Pengujian terhadap sampel material yang
dilakukan di Laboratorium Bahan dan Beton berdasarkan SNI
-03-0691 – 1996 Penyerapan Air (Absorpsi) maksimal 10%
mendapatkan hasil dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2. Data Serapan Air


Benda Uji Satuan Hasil Absorpsi
Paving Block 1 % 1,93

Paving Block 2 % 4,13

Adapun tabel mengenai data berat uji adalahsebagai berikut:


Tabel 3. Data berat benda Uji
No Benda Uji Satuan Hasil

Paving Block 1

1 Berat benda uji basah (a) gr 1346

2 Berat benda uji basah (b) gr 1320,5

3 𝑎−𝑏
Nilai absorpsi = x % 1,93
𝑏
100 %

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat maka dapat


dianalisis bahwa komposisi 2000 gr : 250 gr ( Serat PET :
Agregat halus) memiliki nilai 4,3% nilai tersebut lebih besar
dibandingkan dengan komposisi 2000 gr : 250 gr ( Serat PET
: Fly Ash) memiliki nilai 1,93%.

Perhitungan adalah sebagai berikut :


Penyerapan air = 1346 – 1320,5 x 100%
1320,5
= 1,93 %

Berdasarkan perhitungan dan hasil pengujian,


didapatkan bahwa limbah plastik PET dan fly ash yang dibuat
paving block telah memenuhi syarat dalam standar SNI
paving block, sehingga pelatihan yang dilakukan terhadap
ibu-ibu PKK diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan
ketrampilan baru bagi masyarakat khususnya di Kecamatan
Kasemen, sehingga sampah yang ada di lingkungan
masyarakat dapat dikelola dengan menjadi produk yang
memiliki nilai guna lebih tinggi.
Simpulan

Limbah plastik PET dan sisa abu terbang dapat


dimanfaatkan sebagai paving block dan Limbah plastik PET
dan fly ash yang dibuat paving block telah memenuhi syarat
dalam standar SNI paving block, sehingga pelatihan yang
dilakukan terhadap ibu-ibu PKK diharapkan dapat menjadi
pengetahuan dan ketrampilan baru bagi masyarakat
khususnya di Kecamatan Kasemen, sehingga sampah yang
ada di lingkungan masyarakat dapat dikelola dengan menjadi
produk yang memiliki nilai guna lebih tinggi.

Referensi
Batayneh, M., Marie,I. and Asi, I.2007. Use of selected waste
materials in concrete mixes, Waste Management, vol.
27, Issue 12, p. 1870-1876.
Burhanuddin, Basuki and M. R. S. Darmanijati. 2019.
“Pemanfaatan Limbah Plastik Bekas Untuk Bahan
Utama Pembuatan Paving Block,” Jurnal Ilmiah
Teknik Mesin Untirta., vol. v, p 41–45
Rai Baboo. R Tabin, Kr,Bhavesh and S. K. Duggal. Study of
Waste Plastic Mix Concrete with Plasticizer. 2012.
International Scholarly Research Network. ISRN Civil
Engineering. Volume 2012 p 1-7
M. Hambali, I. Lesmanis, and A. Midkasna, “Pengaruh
Komposisi Kimia Bahan Penyusun Paving Block
Terhadap Kuat Tekan dan Daya Serap Airnya,” Jurnal
Teknik Kimia., vol. 19, pp. 14–21, Des. 2013.
Tapkire, G., Parihar, S. Patil, P. and Kumavat, H.R. (2014).
Recycling plastik used in concretepaver block,
International journal of research in engineering and
technology, Vol. 3, issue 9, p. 33- 35.
BIODATA PENULIS

Dr. Berita Mambarasi Nehe, M.Pd

Lahir tanggal 30 September 1981. Ia


memulai karirnya di dosen sejak tahun
2004 di STKIP Setia Budhi
Rangkasbitung dan mengajar di
Program Studi Pendidikan Bahasa
Inggris. Kegiatannya difokuskan untuk
mengajar, meneliti, dan mengabdikan
dirinya di masyarakat karena sebaik-
baik manusia, ia bermanfaat bagi
orang lain (HR. Ahmad, ath-Thabrani,
ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan
oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami'
no:3289).

Dr. Iis Mariam, M.Si

Iis Mariam, lahir di Garut, 31 Januari


1965, menyelesaikan pendidikan S1 di
IKIP Bandung (UPI Bandung) jurusan
Administrasi Perkantoran lulus tahun
1987, menyelesaikan S2 (lulus 1999)
dan S3 (lulus 2014) Administrasi Bisnis
UI, 1989-1990 mengikuti fellowship
program SACAE- Adelaide dan TAFE
College of Advance Education,
Adelaide-Australia. Memulai karir
tahun 1988 sebagai Master Teacher
pada Polytechnic Education
Development Center (PEDC) di
Bandung. Sejak tahun 1992-sampai
sekarang mengajar di Politeknik Negeri
Jakarta (d/h Politeknik UI) pada jurusan
Administrasi Niaga. Saat ini karya yang
dihasilkan ada 9 HKI, 8 buah buku
ajar, mendapatkan hibah penelitian
(Stranas, Fundamental, Unggulan
Prodi, Desentralisasi- PUPT) dengan
peminatan bidang organisasi dan penta
helix, hibah pengabdian kepada
masyarakat (Diseminasi/PPTG, PHKI-
Tema C, pengmas berbasis Prodi,
pengmas berbasis Dosen/KBK).
Tercatat sebagai reviewer penelitian
bersertifikat serta reviewer di beberapa
jurnal penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat.

Dr. Fadilla Oktaviana, M.Pd

Doktor Pendidikan Bahasa lulusan dari


Universitas Negeri Jakarta pada tahun
2017. Sejak tahun 2011 aktif sebagai
staf pengajar pada Program Studi
Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas
Banten Jaya. Karya ilmiah yang sudah
diterbitkan dalam bentuk Book Chapter
yaitu (1) Bahan Ajar Bahasa dan
Sastradi Era Milenial dan (2) Perguruan
Tinggi dan dampak pandemi covid-19.
Pernah mendapatkan hibah Pengabdian
KKN-PPM dari KEMENRISTEK
DIKTI (2018) yang berjudul Teknologi
Informasi desa, upaya meningkatkan
peran serta masyarakat dalam
pembangunan di desa Sindanglaya.
Penulis dapat dihubungi melalui email
fadillaoktaviana@unbaja.ac.id
Dr. Frida Philiyanti, M.Pd

Penulis merupakan Doktor Program


Ilmu Pendidikan Bahasa Universitas
Negeri Jakarta tahun 2020. Selain aktif
di berbagai seminar nasional dan
internasional, penulis pun pernah
terpilih sebagai peserta program
“Overseas Japanese Teacher Long-
term Training” pada tahun 2006 di
Urawa dan program Japanese-
Language Education Capacity Building
Southeast Asian Teacher’s Training
College Course tahun 2017 di Japan
Foundation Kansai, Jepang. dosen tetap
Prodi Pendidikan Bahasa Jepang
Universitas Negeri Jakarta sejak 2009
hingga sekarang, dan dapat dihubungi
di fridaphiliyanti@unj.ac.id.

Dr. Cut Erra Rismorlita, M.Si.

Penulis merupakan Doktor Program


Ilmu Pendidikan Bahasa Universitas
Negeri Jakarta tahun 2020. Selain aktif
di berbagai seminar nasional dan
internasional, penulis pun pernah
terpilih sebagai peserta program
Japanese-Language Education
Capacity Building Southeast Asian
Teacher’s Training College Course
tahun 2015 di Japan Foundation Kansai
Jepang. Penulis berprofesi sebagai
dosen tetap Prodi Pendidikan Bahasa
Jepang Universitas Negeri Jakarta sejak
2008 hingga sekarang, dan dapat
dihubungi di erralita@unj.ac.id
Leroy Holman Siahaan, S.Pd,
M.Pd

Penulis adalah Dosen pada


Universitas Panca Sakti, Bekasi
yang Lahir di Bantul, November 24,
1980. Menyelesaikan S1
Pendidikan Bahasa Inggris UKI
Cawang, Jakarta, S2 Pendidikan
Bahasa, Universitas Negeri Jakarta,
dan penulis merupakan mahasiswa
S3 Program Studi Linguistik
Terapan. Univeritas Negeri Jakarta.
penulis dapat dihubungi melalui
leroyholmansiahaan@gmail.com

Ramli, M.Pd

Penulis menyelesaikan Pendidikan S1


pada jurusan Sastra Inggris dan saat ini
sedang menempuh Pendidikan doktor
di Universitas negeri Jakarta. Sejak
2009, penulis mengabdi sebagai salah
satu tenaga pengajar dosen Yayasan
pada Universitas Lakidende Unaaha
pada Prodi Pendidikan Bahasa Inggris.
Penulis aktif dalam pertemuan ilmiah
baik naisonal maupun internasional
sebagai peserta dan pembicara. Karya
tulis tersedia pada https://s.id/Publikasi-
Ramli. Dan sejak 2015 penulis
bergabung pada organisasi Relawan
Jurnal Indonesia yang fokus dalam
mendampingi penerbit berkala ilmiah
(Jurnal) dalam mengembangkan dan
mengelola jurnal Berbasis oline
Menggunakan Aplikasi Open Journal
System (OJS).
Dr. Nidia Sofa, S.Pd.I, M.Pd

Lahir di Lhokseumawe, 22 Oktober


1983. Menyelesaikan pendidikan S1 di
UIN Ar-Raniry Banda Aceh di Jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris (lulus 2006),
kemudian S2 di Universitas Syiah
Kuala, Jurusan Magister Pendidikan
Bahasa Inggris (lulus 2010) dan S3
Universitas Negeri Jakarta Jurusan
Pendidikan Bahasa (lulus 2016).
Memulai karir sebagai Dosen pada
tahun 2007 di Jurusan Sastra Inggris
Universitas Sains dan Teknologi
Jayapura (2007-2011), saat ini semakin
mantap menjadi tenaga pengajar bahasa
Inggris di Jurusan Administrasi Niaga
Politeknik Negeri Jakarta (2015 sd
sekarang) dengan ruang lingkup
penelitian dan pengabdian di bidang
ESP (English For Spesific Purposes).

Titik purwinarti, S.Sos, M.Pd

Titik Purwinarti, lahir di Malang, 12


September 1962, menyelesaikan
pendidikan S1 di Universitas
Brawijaya, jurusan Administrasi
Perkantoran lulus tahun 1994,
menyelesaikan S2 di jurusan
Manajemen Pendidikan, Universitas
Negeri Jakarta (lulus 2011). Saat ini
beliau adalah dosen di Jurusan
Administrasi Niaga Politeknik Negeri
Jakarta.
Dr. Nining Latianingsih SH MH

Dilahirkan di Tasikmalaya, Jawa


Barat, 30 September 1962. Ia
Menyelesaikan pendidikan S1 jurusan
Hukum Perdata Universitas Islam
Bandung(1986), S2 STIH Iblam
Jakarta(2002), dan S3 Universitas
Islam Bandung (2013). Ia menjadi
Dosen tetap di Jurusan Administrasi
Bisnis Politeknik Negeri Jakarta sejak
tahun 1990. Mata kuliah yang diampu
adalah Hukum Bisnis,
Kewarganegaraan, Hukum Bisnis
Mice, Teknik Penulisan Laporan,
Metode Penelitian, K3, Hukum
Ketenagakerjaan, Kewirausahaan.
Selain menjadi dosen, ia adalah
Peneliti, Reviewer internal dan
Reviewer Nasional Penelitian
Bersertifikat dan Pengabdian,
Reviewer Jurnal Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat pada
P3M Politeknik Negeri Jakarta dan
beberapa Jurnal Pada PT lain, Ketua
Wahana HKI PNJ, Pembina
Polysekar Asri.

Endah Wartiningsih, SE, MM.

Mengawali karir mengajar mulai


tahun 1989 –1993 di Politeknik
UNDIP Semarang, selanjutnya mulai
tahun 1993- sekarang di Politeknik
Negeri Jakarta (d/h. Politeknik UI),
Depok. Lulusan manajemen untuk
program S1 (Lulus UT) dan S2
Marketing (UHAMKA). Buku yang
telah dipubikasikan di PNJ Press,
yaitu: Pengantar Ilmu Administrasi
untuk Bisnis, Manajemen Pelayanan
Prima, Kesekretariatan untuk Bisnis,
Pengantar Pariwisata, dan Pengantar
Perkantoran Modern. Saat ini telah
memiliki 7 (tujuh) Haki dari buku dan
hasil penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat. Dalam
keanggotaan asosiasi profesi Ikatan
Sekretaris Indonesia (ISI) Cabang
Jakarta sebagai anggota dan pernah
menjadi pengurus pada tahun 2015-
2017, serta tercatat sebagai asesor
pada Lembaga Sertifikasi Profesi
(LSP1 PNJ). Dalam bidang penelitian
telah mendapatkan hibah penelitian:
Fundamental, Unggulan Perguruan
Tinggi (desentralisasi internal) dan
Unggulan Program Studi, sedangkan
untuk pengabdian kepada masyarakat
telah mendapatkan hibah Kelompok
Bidang Keahlian/Dosen dan hibah
Program Studi

Tifani Intan Solihati, S.Kom, M.T.I.

Magister Teknik Informatika lulusan


Bina Nusantara (BINUS) tahun 2019.
Pada Oktober 2019 mulai aktif sebagai
tenaga pengajar di Prodi Teknik
Informatika Universitas Banten Jaya.
Aktif mengikuti berbagai kegiatan
Workshop, Seminar Nasional serta
sudah ada publikasi Jurnal secara
Nasional. Minat penelitian penulis
pada bidang Data Mining, Text Mining,
Artificial Intelligence, dan Machine
Learning. Penulis dapat dihubungi
melalui email:
tifaniintansolihati@unbaja.ac.id
Ida Nuraida, S. Pd., M. Pd

Saat ini tercatat sebagai mahasiswa


Doktoral di Universitas Negeri Jakarta.
Sekarang aktif sebagai tenaga pengajar
di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
Universitas Banten Jaya. Aktif
mengikuti berbagai kegiatan
Workshop, Seminar Nasional maupun
Internasional serta sudah
mempublikasikan tulisannya di Jurnal
Nasional dan Jurnal Internasional.
Adapun bidang penelitiannya fokus
pada Model Pembelajaran, Linguisticts,
Bahasa Indonesia dan Metodologi
Penelitian. Penulis memperoleh hibah
dosen pemula tahun 2014, Hibah
Penelitian Disertasi Doktor tahun 2017
dan Hibah KkN-PPM Tahun 2018.
Penulis dapat dihubungi melalui email
idanuraida@unbaja.ac.id

Nur Hidayanti, S. Pd., M. Pd

Magister Teknologi Pendidikan


lulusan Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa pada tahun 2014. Sebagai
Tenaga Pengajar sejak 2009 di
Sekolah Menengah Kejuruan sampai
tahun 2018, dengan dilanjutkan
sebagai Tenaga Pengajar di
Universitas Banten Jaya pada tahun
2015 pada program studi Teknik
Informatika S1, Fakultas Ilmu
Komputer. Aktif mengikuti beberapa
kegiatan seminar nasional maupun
internasional, serta sudah
mempublikasikan hasil penelitian
pada jurnal nasional dan prosiding
internasional. Serta telah memperoleh
hibah Penelitian Dosen Pemula pada
tahun 2020. Dengan bidang keahlian
statistik, kalkulus, dan aljabar. Penulis
dapat dihubingi melalui email
nurhidayanti@unbaja.ac.id

Dr. Anis Masyruroh, MT

Lulus S1 di Program Studi Teknik


Lingkungan (Sekolah Tinggi Teknik
Lingkungan) YK pada tahun 2009,
lulus S2 di Program Magister Teknik
Lingkungan STTL YK Tahun 2012.
Saat ini adalah dosen tetap Program
Studi Pendidikan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Banten
Jaya. Mengampu mata kuliah Proses
pengolahan Air Limbah, Teknologi
pengolahan Air Bersih dan Manajemen
Proyek.

Yani Supriani, M.Pd

penulis aktif sebagai pengajar dan


peneliti di program studi Pendidikan
Matematika Universitas Serang Raya,
beberapa artikel telah di muat dalam
jurnal nasional maupun internasiona,
salahsatu di antaranya diterbitkan
dalam Indonesian Mathematical
Society Journal on Mathematics
Education yang merupakan jurnal
Scopus Sinta 1. Saat ini sedang
menyelesaikan kuliah S3 nya di
Universitas Pendidikan Indonesia.
Iroh Rahmawati, SE., M.Ak,

Lulus S1 di Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa (FE UNTIRTA) pada
tahun 2008, lulus S2 di Program
Magister Akuntansi Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa pada tahun 2017. Saat
ini adalah dosen tetap Program Studi
Pendidikan Akuntansi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Banten Jaya. Mengampu
mata kuliah Akuntansi Syariah dan
Akuntansi Keuangan Menengah.
Pengalaman mengajar sebagai dosen di
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Banten
mengampu mata kuliah Akuntansi
Biaya, dan Akademi Keuangan
Perbankkan Indonesia mengampu mata
kuliah Akuntansi Syariah. Pernah
menjabat sebagai Kepala Sekolah di
SMK Al-Had Nusantara Kota Serang
Propinsi Banten tahun 2015 sampai
dengan tahun 2019.

Raden Kania, S.Sos., M.Kom

lahir di Kota Bandung tanggal 22


Februari 1974. Lulus Magister
Komputer, Jurusan Teknik Informatika
konsentrasi Sistem Informasi
Manajemen STMIK Eresha Jakarta
tahun 2014, Lulus Sarjana Ilmu
Perpustakaan pada Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Padjadjaran
Bandung tahun 1997. Penulis
merupakan Dosen pada Prodi
Komputerisasi Akuntansi Fakultas Ilmu
Komputer Universitas Banten Jaya
sejak tahun 2008 sd sekarang. Mata
kuliah yang diampu a.l.: Pengantar
Teknologi Informasi, Dasar
Infastruktur Teknologi Informasi,
Konsep Sistem Informasi, Komputer
dan Masyarakat, dan Metode
Penelitian. Salah satu penulis Book
Chapter Perguruan Tinggi dan Dampak
Coronavirus Disease(Covid-19) judul
artikel “Empowering-8 Pembelajaran
Daring dengan Problem Based
Learning (PBL) Selama Pandemi
Covid-19 (Studi Kasus)” tahun 2020,
editor buku a.l; Etika Profesi Guru,
Pengetahuan Struktur, Teknologi
Pengelolaan Lingkungan Kota, dan
Analisa Lingkungan tahun 2019.

Dr. Ikhfi Imaniah, M.Pd.

Doktor Ilmu Pendidikan Bahasa lulusan


Universitas Negeri Jakarta pada tahun
2020. Sejak tahun 2009 aktif sebagai
sekretaris dan pada tahun 2018 sebagai
ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Tangerang. Ia juga
aktif mengikuti kegiatan seminar
nasional maupun internasional serta
melakukan publikasi ilmiah pada jurnal
internasional bereputasi. Penulis dapat
dihubungi melalui email
ikhfiimaniah@umt.ac.id
Nurul Fitria Kumala Dewi, M.Psi.

Psikolog lulusan dari Magister Profesi


Psikologi Universitas Gadjah Mada
tahun 2012. Mengajar sejak 2012 di
Prodi PG PAUD Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Tangerang. Aktif
sebagai Psikolog di Dinas Sosial
Kabupaten Tangerang sejak 2018,
Psikolog di P2TP2A Kabupaten
Tangerang sejak 2015 dan Psikolog di
RS Haji Jakarta sejak 2015. Aktif juga
mengikuti kegiatan seminar nasional
maupun internasional serta melakukan
publikasi ilmiah pada jurnal
internasional bereputasi. Penulis dapat
dihubungi melalui email
nurul.fitria@umt.ac.id atau
nurulfitriakd@gmail.com

Syaechurodji, S.Kom.MM

Saya lahir di Jakarta 13 Desember 1970,


latar belakang Pendidikan saya : Lulus
di SDN Perumas 5 Tangerang Tahun
1984, Lulus di SMPN 6 Tangerang
Tahun 1987, Lulus SMAN 3 Tangerang
Tahun 1990, Lulus Strata 1 Bidang
Komputer di STMIK Banten Jaya
Tahun 2004 dan Lulus Strata 2 di
Universitas Budi Luhur Jakarta Tahun
2006. Saat ini tercatat sebagai Dosen
tetap pada Prodi Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas
Primagraha, Serang.
Fitriyah, M.Si

Dosen tetap pada Universitas Banten


jaya sekaligus Direktur Pusat studi
Lingkungan Hidup Unbaja, yang juga
saat ini sebagai koordinator program
pengelolaan lingkungan hidup pada
pemerintah daerah kabupaten Serang
(DLHK Kab serang). Aktif melakukan
penelitian baik dengan pemerintah
daerah maupun dengan
kemenrsitekdikti (nasional) yang telah
dipublikasikan pada jurnal nasional
serta jurnal internasional. Menjadi
narasumber di berbagai program
pemberdayaan masyarakat serta
pendampingan masyarakat terkait
lingkungan. Penulis dapat dihubungi di
email fitriyah@unbaja.ac.id

Anda mungkin juga menyukai