Anda di halaman 1dari 16

Gastrointestinal Metabolik Endokrin Obat

Penatalaksanaan Obesitas
September 24, 2011 Medicinesia1 Comment diet, gaya hidup, Obat, obesitas

Artikel ini sudah dibaca 104274 kali!

Oleh Arini Purwono:

Obesitas dan overweight sangatlah berbeda. Overweight adalah kelebihan berat badan,
sedangkan obesitas berarti terlalu gemuk. Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks
pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor
biologik spesifik. Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan
akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa sehingga dapat
mengganggu kesehatan. Cara menentukan apakah seseorang termasuk obesitas ataupun tidak
dapat dilakukan dengan cara menghitung BMI org tersebut, yaitu dengan rumus BB(kg)/tinggi
(m)2 atau dengan mengukur lingkar pinggang seseorang.1

Obesitas dapat disebabkan oleh, antara lain: genetik, faktor metabolik/hormonal (cushing’s
syndrome, hipotiroidisme), faktor lingkungan (asupan makanan berlebih, makanan tinggi lemak,
sosial), obat (misalnya steroid), psikologi (ada orang yang terus menerus makan di saat stress),
dan tingkah laku (memiliki kebiasan mengemil).

Saat ini, sebuah model pencegahan penyakit kronik yang meliputi intervensi gaya hidup dan tim
terapi interdisiplin dari peneliti, ahli gizi, spesialis olahraga, dan terapis tingkah laku merupakan
kesempatan penanganan terbaik. Program penurunan berat dengan kemungkinan sukses tertinggi
adalah yang mengintegrasikan pemilihan makanan sehat, latihan, dan modifikasi gaya hidup.
Penanganan farmakologi juga tepat pada keadaan-keadaan tertentu tapi bukan merupakan
substitusi dari perubahan pada pola makan dan pola aktivitas fisik.2

Tujuan penanganan obesitas harus difokuskan dari penurunan berat badan sendiri ke
pemeliharaan berat badan, yang berarti mencapai berat badan yang paling baik menurut konteks
kesehatan keseluruhan.

Modifikasi Pola Makan2

Program penurunan berat dengan derajat kesuksesan apapun mengintegrasikan perubahan pilihan
makanan dengan latihan, dan seringkali dengan modifikasi kebiasaan, edukasi nutrisi, dan
dukungan psikologis. Ketika penanganan ini gagal memberikan hasil yang diinginkan, medikasi
dapat ditambahkan ke dalam program dan, pada kasus obesitas yang ekstrem (BMI lebih dari
sama dengan 40), intervensi pembedahan dapat diperlukan.
Rekomendasi

Program penurunan berat badan harus dikombinasikan dengan rejimen diet gizi seimbang
dengan modifikasi latihan dan gaya hidup. Memilih strategi penanganan yang sesuai tergantung
pada tujuan dan risiko kesehatan dari pasien. Pilihan penanganan termasuk antara lain:

 Diet rendah kalori, peningkatan aktivitas fisik, dan modifikasi gaya hidup
 Farmakoterapi
 Terapi bedah
 Pencegahan dari penambahan berat badan melalui penyeimbangan energi.

Diet Pembatasan Energi

Diet pembatasan energi yang seimbang merupakan metode penurunan berat badan yang paling
sering diresepkan. Diet tersebut harus cukup secara nutrisi kecuali untuk energi, yang dikurangi
hingga poin di mana penyimpanan lemak harus dapat dimobilisasi untuk mencapai kebutuhan
energi harian. Defisit kalori dari 500 hingga 1000 kkal setiap harinya biasanya dapat mencapai
tujuan tersebut. Tingkat energi bervariasi pada setiap individu menurut ukuran dan aktivitasnya,
umumnya berkisar dari 1200 hingga 1800 kkal setiap harinya. Tanpa memerhatikan tingkat
restriksi kalori, pola makan sehat harus diajarkan, dan rekomendasi untuk peningkatan aktivitas
fisik harus diikutsertakan.

Diet rendah kalori harus diindividualisasikan untuk karbohidrat (50% hingga 55% dari total
kilokalori), menggunakan sumber-sumber seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan,
dan biji-bijian. Diet juga harus meliputi protein, sekitar 15% hingga 23% kilokalori, untuk
mencegah konversi protein menjadi energi. Konten lemak harus tidak melebihi 30% dari total
kalori. Tambahan dari serat juga direkomendasikan untuk menurunkan densitas kalori, untuk
memberi rasa kenyang dengan memperlambat waktu pengosongan lambung, dan untuk sedikit
menurunkan efisiensi absorpsi usus.

Penghitungan lemak sebagai persentase kalori terbukti efektif dalam mendukung asupan rendah
energi. Aturan dasar adalah untuk membagi kadar kalori ideal menjadi 4 setiap asupan 25%
lemak (misal, asupan 1800 kkal harus mencakup 450 kkal dari lemak, atau sekitar 50 g lemak).
Hal tersebut memberikan hasil yaitu asupan rendah energi tanpa kelaparan. Total kalori juga
harus diperhatikan.

Jumlah asupan alkohol dan makanan dengan kadar gula tinggi haruslah dikurangi sebagai
sumber energi yang tidak sibutuhkan. Alkohol bersifat seoerti lemak dalam tubuh, karena ia
memisahkan lemak sehingga tidak teroksidasi. Pada peminum alkohol berat, justru akan
menyebabkan nafsu makan berturun pesat hingga bisa terjadi malnutrisi, namun pada peminum
sedang, akan menaikkan berat badan karena alkohol dianggap sebagai justru menambah jumlah
kalori yang masuk. Pemanis buatan atau pengganti lemak tidak terbukti memiliki makna besar
dalam menurunkan berat badan.

Suplemen vitamin dan mineral yang disesuaikan usia sangat dianjurkan untuk dikonsumsi dalam
program penurunan berat badan. Pada wanita dibutuhkan kurang dari 1200 kcal dan 1800 kcal
pada pria.

Diet Formula atau Makanan Pengganti

Makanan pengganti ini merupakan makanan atau minuman siap saji yang digunakan sebagai
pengganti makanan lainnya yang berkalori tinggi. Umumnya, terkandung di dalamnya 5 g serat,
10-14 g protein, dan sejumlah karbohidrat, 10 g lemak dan 25% – 30% RDfu vitamin dan
mineral.

Dengan mengganti makanan utaman atau ringan 2 kali sehati dapat membantu mengurangi berat
badan atau menjaga berat badan secara signifikan.

Pembatasan Energi Secara Berlebih dan Puasa

Yang dimaksud dengan pembatasan energi masukan secara berlebih apabila jumlahnya kurang
dari 800 kcal per hari atau puasa dibawah 200kcal per hari. Puasa memang bisa menjadi salah
satu pilihan terapi namun terkadang dapat menyebabkan gangguan neurologis, hormonal, dan
efek samping lainnya. Lebih dari 50% jumlah berat badan yang akan berkurang adalah cairan
tubuh yang dapat menyebabkan hipotensi. Dapat pula terjadi akumulasi asam urat atau
memunculkan batu empedu. Selain itu puasa ekstrim ini dapat berujung pada anoreksia.

Diet Kalori Sangat Rendah

Yang dimaksut diet kalori sangat rendah adalah apabila masukan kalori hariannya berkisar antara
200-800 kcal. Umumnya diet ini rendah kalori namun tinggi protein (0.8-1.5 g/kg IBW per hari).
Diet ini termasuk konsumsi vitamin, mineral, elektrolit, asam lemak. Lama yang dianjurkan
untuk diit ini adalah 12-16 minggu. Karena efek samping yang mungkin ditimbulkan maka diet
ini dianjurkan untuk pasien dengan BMI diatas 30. Efek sampingnya antara lain, tidak tahan
dingin, pusing, gugup, euforia, konstipasi atau diare, kulit kering, rambut menipis dan
kemerahan, anemia, menstruasi yang reguler.

Modifikasi Gaya Hidup2

Modifikasi tingkah laku telah menjadi hal yang penting dalam intervensi obesitas. Hal ini
terfokus pada membentuk ulang lingkungan pasien untuk mengurangi tingkah laku atau
kebiasaan yang berkontribusi terhadap obesitas. Sebagai tambahan pada nutrisi dan aktivitas
fisik, komponen kunci dari program modifikasi tingkah laku meliputi self-monitoring, penetapan
tujuan, kontrol stimulus, penyelesaian masalah, restrukturisasi kognitif, dan pencegahan
kekambuhan.

Self-monitoring dengan rekaman data dan waktu setiap harinya mengenai asupan makanan,
disertai pula dengan pemikiran dan perasaan, membantu mengidentifikasikan aturan fisik dan
emosi yang terjadi saat makan. Aktivitas fisik biasanya dicatat dalam menit atau kalori yang
dihabiskan. Hal ini juga menyediakan feedback dalam kemajuan dan menempatkan tanggung
jawab untuk berubah pada pasien.

Kebanyakan program tingkah laku mencoba untuk mencapai 0,5 – 1 kg penurunan berat per
minggu dengan target kalori, gram lemak, dan aktivitas fisik, yang dibahas saat fase penetapan
tujuan. Kontrol stimulus mencakup modifikasi dari (1) rantai kejadian yang mendahului makan,
(2) jenis makanan yang dikonsumsi saat makan, dan (3) konsekuensi dari makan. Pasien diajari
untuk memperlambat laju makan dan menjadi lebih sadar akan rasa kenyang dan mengurangi
asupan makanan. Strategi seperti menaruh alat makan di antara kunyahan merupakan salah satu
cara untuk memperlambat proses makan. Penyelesaian masalah adalah proses untuk
mendefinisikan masalah makan atau masalah berat, menciptakan solusi yang mungkin,
mengevaluasi solusi, memilih yang terbaik, melakukan tingkah laku yang baru, mengevaluasi
hasilnya, dan mereevaluasi solusi alternatif jika solusi sebelumnya tidak berhasil. Restrukturisasi
kognitif mengajarkan pasien untuk mengidentifikasi, menantang, dan menghilangkan pikiran-
pikiran negatif yang sering menurunkan usaha mereka dalam pemeliharaan berat badan. Program
yang komprehensif dari modifikasi gaya hidup menghasilkan penurunan berat badan kira-kira
10% dari berat badan awal dalam 16-26 minggu.

Pola Latihan2

Kegemukan adalah hasil dari ketidakseimbangan antara asupan energi dan pengeluaran energi.
DEngan meningkatkan proporsi LBM dalam lemak, olahraga membantu menyeimbangkan
kehilangan LBM dan pengurangan RMR yang pasti akan terjadi walaupun pada program
penurunan berat badan yang baik. Efek positif yang lain dari olahraga antara lain memperkuat
sistem kardiovaskular, meningkatkan sensitifitas pada insulin, dan mengeluarkan energi
tambahan, yaitu kalori.

Aktivitas fisik adalah komponen yang paling beragam dari pengeluaran energi atau energi
expenditur. Peningkatan pengeluaran energi melalui olahraga atau aktivitas fisik lain merupakan
komponen penting untuk meningkatkan penurunan berat badan dan pencegahan berat kembali
naik. Tingkatan latihan atau olahraga yang adekuat untuk menimbulkan efek adalah 60-90 menit
perhari (rekomendasi USDA).

Orang dewasa yang memiliki berat badan berlebih / overweight dan obese harus diberikan
konseling agar secara bertahap meningkatkan aktivitas fisik dan olahraga orang tersebut. Apabila
seorang overweight atau obese tidak dapat mencapai tingkatan tertentu pada aktivitas fisik
tersebut maka minimal perhari setidaknya selama 30menit melakukan aktivitas yang bersifat
moderate activity. Oleh karena itu diperlukan intervensi yang menargetkan tingkatan aktivitas
fisik tersebut untuk meningkatkan kesehatan dan mengkontrol berat badan secara jangka
panjang.

Kombinasi dari latihan aerobik dan ketahanan lebih dianjurkan. Latihan ketahanan dapat
meningkatkan LBM, kemampuan untuk meningkatkan asupan energi dan meningkatkan
kepadatan tulang, yang terutama penting bagi wanita. Latihan aerobik penting untuk kesehatan
sistem kardiovaskular, serta untuk pengeluaran energi sehingga cadangan lemak di tubuh akan
digunakan. Selain manfaat fisiologis dari latihan tersebut adalah menghilangkan kebosanan,
meningkatkan kemampuan kontrol, dan meningkatkan rasa kesejahteraan.

RMR ini ditingkatkan dengan latihan aerobik. RMR akan kembali ke tingkat istirahat dalam
waktu satu jam atau lebih setelah olahraga, kecuali pada latihan memiliki intensitas tinggi.
Pengeluaran energi selama periode ini menggambarkan penggunaan glikogen otot, yang
merupakan efek dari perubahan hormonal dan peningkatan metabolisme cadangan energi dalam
tubuh.

Berlawanan dengan kepercayaan masa kini, spot reduction (mengurangi lemak pada suatu daerah
tubuh tertentu) tidak mungkin dengan olahraga. Hal tersebut dikarenakan lemak terbakar pada
konsentrasi yang besar pada jaringan adiposa. Kesalahpahaman lain adalah bahwa olahraga
disebut counterproductive karena meningkatkan keinginan untuk makan. Padahal sebenarnya
konsistensi adalah kunci untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan keuntungan dari olahraga
untuk mangatur berat badan. Dahulu, olahraga yang direkomendasikan harus dilakukan selama
20 sampai 60 menit latihan ketahanan dengan intensitas sedang sampai tinggi yang dilakukan
tiga atau lebih kali seminggu. Namun sekarang, tampak bahwa sebagian besar manfaat kesehatan
dapat diperoleh dengan aktivitas fisik yang moderat intensitas (cukup untuk mengeluarkan 200
kkal setiap hari). Cara terbaik adalah untuk memelihara kesehatan kardiovaskular secara
maksimum, terlepas dari berat badan, dapat dilakukan latihan intensitas tinggi selama 20 sampai
30 menit 4 sampai 7 hari per minggu.

Terapi Farmakologi Obesitas

Obat anti obesitas umumnya anoreksan atau penekan nafsu makan golongan simpatomimetik dan
pemberiannya sementara. Obat ini dapat menimbulkan toleransi dan lama-lama efek obat ini
akan berkurang. Umumnya obat-obat ini merangsang SSP sehingga akan menyebabkan adiksi.
Obat ini sering bekerja dengan meningkatkan neurotransmitter anoreksigenik seperti NE,
serotonin, dan dopamin.

Obat Antiobesitas3

Obat antiobesitas dapat dibagi menjadi golongan-golongan berikut:


 Golongan nonadrenergik: amfetamin (tidak diizinkan), fentermin (meningkatkan
pelepasan NE saja), dietilpropion, dan mazindol.
 Golongan serotonergik: fenfluramin (meningkatkan pelepasan serotonin dan
menginhibisi reuptake–nya) dan fluoksetin.
 Campuran noradrenergik dan serotonergik: sibutramin (menginhibisi reuptake serotonin
dan NE).
 Gastrointestinal lipase inhibitor: orlistat (menginhibisi lipase lambung dan pankreas).

Obat-obat antiobesitas yang dapat digunakan dan disetujui oleh FDA hanyalah yang memenuhi
DEA schedule III dan IV. DEA schedule ialah penggolongan obat berdasarkan potensinya untuk
menimbulkan ketergantungan. Semakin rendah nilainya maka semakin bahaya untuk
disalahgunakan.

Orlistat adalah yang paling aman digunakan karena tidak bekerja pada SSP, sedangkan
sibutramin, dietilpropion, dan fentermin termasuk golongan IV yang berarti kemungkinan
penyalahgunaannya lebih rendah. Sibutramin dapat digunakan untuk jangka panjang (lebih dari 6
bulan) karena kecenderungan penyalahgunaannya lebih kecil dan efek kerjanya akan hilang
setelah 1 tahun.

Berikut ini merupakan obat-obat antiobesitas yang dapat digunakan dan disetujui oleh FDA:

Nama Generik Nama Dagang DEA Schedule Lama Disetujui


Penggunaan
Orlistat Xenical Tidak ada Jangka panjang 1999
Sibutramin Meridia IV Jangka panjang 1997
Dietilpropion Tenuate IV Jangka pendek 1973
Fentermin Adipex, Ionamin IV Jangka pendek 1973
Fendimetrazin Bontril, Prelu-2 III Jangka pendek 1961
Benzfetamin DIldrex III Jangka pendek 1960

Sedangkan di bawah ini adalah merk dagang dari masing-masing obat antiobesitas yang beredar
di Indonesia, antara lain:

 Sibutramin: ReductilR, RedufastR


 Orlistat: XenicalR
 Dietilpropion: ApisateR
 Fenfluramin: PonderalR
 Mazindol: TeronacR
 Fentermin: MiraprontR
Fenilpropanolamin yang digunakan oleh wanita obesitas dalam dosis besar (lebih dari 75 mg
sehari), ternyata menyebabkan peningkatan kejadian stroke. Karena itu, indikasi obat ini untuk
obesitas telah ditarik, dan hanya boleh digunakan dalam dosis maksimal 75 mg sehari sebagai
dekongestan.

Fenfluramin sebagai obat antiobesitas telah ditarik dari peredaran karena diperkirakan
menyebabkan hipertensi pulmonal dan kerusakan katup jantung.

Obat antiobesitas yang diizinkan untuk digunakan di Indonesia ialah campuran golongan
noradrenergik dan golongan serotonergik, yaitu sibutramin; dan golongan gastrointestinal lipase
inhibitor, yaitu orlistat.

Sibutramin4

Pada tahun 1997, FDA mengizinkan dipasarkannya merk obat Meridia yang mengandung
sibutramin di dalamnya. Obat yang memiliki rumus molekul C17H29Cl2NO ini bekerja dengan
cara menghambat reuptake norepinefrin, serotonin, dan dopamin di sistem saraf pusat; dengan
inhibisi yang terjadi pada reuptake norepinefrin dan serotonin 3 kali lebih besar dibandingkan
pada dopamin. Dua molekul metabolit aktif sibutramin (M1 dan M2) juga merupakan inhibitor
reuptake norepinefrin dan serotonin.

Sibutramin menghambat norepinefrin yang akan menimbulkan rasa kenyang dan menekan nafsu
makan dan mengurangi asupan kalori oleh karena efek anoreksan yang dikandung oleh obat ini.
Selain itu, sibutramin juga meningkatkan pengeluaran energi dan mengurangi kecepatan
metabolisme yang turun terkait penurunan berat badan.

Sibutramin cocok jika diberikan kepada pasien yang memiliki nafsu makan yang sulit
dikendalikan, suka mengemil, sering makan di malam hari, memerlukan penurunan berat badan
dalam waktu singkat untuk alasan medis, memiliki kadar HDL rendah, atau tidak memiliki
kontraindikasi terhadap penggunaan sibutramin (terutama kelainan jantung atau tekanan darah
tinggi).

Farmakokinetik

Obat ini diabsorpsi secara cepat dengan pemakaian secara oral. Waktu yang diperlukan
sibutramin untuk mencapai kadar puncaknya ialah 1 hingga 2 jam. Metabolisme lintas pertama
terjadi di hati, terutama oleh CYP3A4. Obat ini diekskresi terutama melalui urin. Makanan dapat
mengurangi kadar puncak M1 (27%) dan M2 (32%) dalam darah, dan waktu untuk mencapai
kadar puncak memanjang menjadi 3 jam.
Indikasi

Obat yang digunakan pasien obesitas untuk mengurangi berat badan ini dapat mengurangi risiko
gangguan kesehatan terkait obesitas, dengan catatan hipertensi harus terkontrol. Sibutramin
dianjurkan untuk penderita obesitas dengan IMT lebih dari sama dengan 30 kg/m2, atau dengan
IMT 27 dan disertai faktor risiko lain seperti diabetes, hipertensi, arthritis, sleep apneu, dan
dislipidemia.

Puncak penurunan berat badan terjadi setelah sekitar 6 bulan pemakaian dan berat badan dapat
dipertahankan untuk sekurangnya 1 tahun. Sibutramin dikenal efektif untuk mempertahankan
penurunan berat badan. Karena efek sibutramin berakhir minimal 1 tahun, maka sibutramin
dianjurkan untuk pengobatan obesitas jangka panjang.

Dosis

Dosis awal sebesar 10 mg diberikan 1 kali/ hari dengan atau tanpa makan. Bila penurunan berat
badan tidak signifikan, maka dosis dapat ditingkatkan setelah 4 minggu pemakaian menjadi total
15 mg 1 kali/hari. Tekanan darah dan frekuensi jantung pasien perlu dipertimbangkan saat titrasi
dosis. Tidak dianjurkan pemakaian dengan dosis di atas 15 mg. Pada kebanyakan uji klinis,
pemberian obat dilakukan pada pagi hari.

Efek samping

Efek samping dari sibutramin antara lain: mulut kering, anoreksia, sakit kepala, konstipasi,
insomnia, peningkatan tekanan darah dan detak jantung, dan aritmia (memerlukan pengawasan
lebih lanjut). Penderita dengan sejarah drug abuse perlu lebih diperhatikan untuk tanda-tanda
gangguan tertentu.

Kontraindikasi

Kontraindikasi dari sibutramin antara lain: hipertensi tidak terkontrol; penderita dengan sejarah
infark miokard, angina, gagal jantung, aritmia jantung, stroke atau serangan iskemik
selintas (Transient Ischaemic Attack), atau penyakit arteri perifer.

Interaksi Obat
Sibutramin akan berinteraksi jika diberikan bersama dengan obat simpatomimetik, contohnya
dekongestan nasal. Jika diberikan bersama dengan obat serotonergik, contohnya antidepresi
golongan Selective Serotonin Reuptake inhibitors (SSRI), misalnya fluoksetin atau sertalin,
dapat mengakibatkan serotonin syndrome yang mungkin fatal, sehingga hal tersebut juga
merupakan kontraindikasi.

Orlistat1

Orlistat merupakan suatu derivat sintetik lipstatin (suatu inhibitor lipase) yang dihasilkan oleh
Streptomyces toxytricini. Lipase gastrointestinal (pankreas dan lambung) penting untuk absorpsi
trigliserida rantai panjang dan memfasilitasi pengosongan lambung.

Orlistat bekerja selektif dalam menghambat lipase gastrointestinal dengan cara menghambat
pembentukan asam lemak bebas dari trigliserida makanan, sehingga absorpsi lemak makanan
menurun dan berat badan dapat berkurang. Obat ini sangat sedikit diabsorpsi dan digunakan
dengan makanan yang mengandung lemak agar menunjukkan hasil yang diinginkan.

Penurunan berat badan yang terjadi pada pasien yang mengonsumsi orlistat mungkin disebabkan
karena individu tersebut mengurangi asupan lemak mereka untuk menghindari efek
gastrointestinal parah seperti steatorrhea. Suplemen vitamin (terutama vitamin D) dapat
diberikan jika terjadi kekurangan vitamin larut lemak. Orlistat tidak dapat diberikan lebih lama
dari 2 tahun karena kurangnya pengalaman dalam kurun waktu tersebut.

Orlistat cocok jika diberikan pada pasien yang telah mengalami penurunan berat badan setidak
2,5 kg akibat penggunaan obat, memerlukan terapi jangka panjang, yang pada terapi dietnya
memerlukan asupan lemak tinggi, memiliki kadar LDL yang tinggi, memiliki gangguan toleransi
glukosa, telah berulang kali kehilangan berat badan belakangan ini dan dengan cepat
mengembalikannya, atau memiliki kemampuan untuk menjalani diet rendah lemak dalam waktu
yang lama.

Dosis

Pemberian orlistat dengan dosis 120 mg yang diberikan segera sebelum, saat, dan hingga 1 jam
setelah setiap makan besar (maksimal 360 mg/hari). Pemberian dosis tersebut memberikan
hasil yaitu lemak dapat berkurang sampai 30%. Maksimal terapi pengobatan 2 tahun. Tidak
direkomendasikan bagi anak-anak.

Efek samping
Efek samping dari orlistat antara lain: feses lunak, nyeri abdomen, flatus, fecal urgency atau
incontinence yang paling sering terjadi selama 1-2 bulan pertama dengan derajat ringan sampai
sedang dan cenderung membaik seiring berlanjutnya penggunaan.

Kontraindikasi

Kontraindikasi dari pemberian orlistat antara lain: sindrom malabsoprsi kronik, kolestasis,
kehamilan dan menyusui.

Pengawasan Jangka Panjang4

Pasien yang menjalani terapi obat antiobesitas akan diawasi pula berat badannya (setiap bulan
atau tidak kurang dari sekali dalam 2 bulan), diperhatikan nadi dan tekanan darahnya, risiko
terkait obesitas dan penyakit lainnya (misal: dislipidemia, diabetes tipe 2), serta kemajuan dari
penurunan berat badan dan penyesuaiannya terhadap dosis obat yang dikonsumsi.

Penyalahgunaan Obat1

Penyalahgunaan obat yang dimaksudkan adalah pemakaian obat untuk menurunkan berat badan
namun sebenarnya obat tersebut bukan merupakan agen penurut badan. Golongan obat tersebut
antara lain:

 Metilselulosa: mengembang dalam perut sehingga membuat kenyang (tidak boleh


digunakan).
 Pencahar: dikonsumsi agar makanan yang dimakan tidak diserap tubuh dan langsung
dibuang.
 Diuretik: menyebabkan orang yang mengonsumsi menjadi sering buang air kecil
sehingga dapat menyebabkan dehidrasi.

Penatalaksanaan Obesitas Anak

 Menetapkan target penurunan berat badan

Yaitu berdasarkan umur anak: usia 2 – 7 tahun dan diatas 7 tahun, derajat obesitas dan ada
tidaknya penyakit penyerta/komplikasi. Pada anak obesitas tanpa komplikasi dengan usia
dibawah 7 tahun, dianjurkan cukup dengan mempertahankan berat badan, sedang pada obesitas
dengan komplikasi pada anak usia dibawah 7 tahun dan obesitas pada usia diatas 7 tahun
dianjurkan untuk menurunkan berat badan. Target penurunan berat badan sebesar 2,5 – 5 kg atau
dengan kecepatan 0,5 – 2 kg per bulan.5

 Pengaturan diet

Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai dengan RDA, hal ini
karena anak masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pada obesitas sedang dan tanpa
penyakit penyerta, diberikan diet seimbang rendah kalori dengan pengurangan asupan kalori
sebesar 30%. Sedang pada obesitas berat (IMT lebih dari 97 persentile) dan yang disertai
penyakit penyerta, diberikan diet dengan kalori sangat rendah (very low calorie diet).6

Hal yang perlu diperhatikan: 5

 Tetap mempertahankan pertumbuhan normal.


 Diet dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 20-30% dengan lemak jenuh kurang
dari 10% dan protein 15-20% energi total serta kolesterol kurang dari 300 mg per hari.
 Diet tinggi serat, dianjurkan pada anak usia lebih dari 2 tahun dengan penghitungan dosis
menggunakan rumus: (umur dalam tahun + 5) gram per hari. 5
 Pengaturan aktivitas fisik

Peningkatan aktivitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju metabolisme. Latihan fisik
disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik, kemampuan fisik dan umurnya. Aktivitas
fisik untuk anak usia 6-12 tahun lebih tepat yang menggunakan ketrampilan otot, seperti
bersepeda, berenang, menari dan senam. Dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik selama 20-
30 menit per hari. 5

 Mengubah pola hidup/perilaku

Pada anak, diperlukan bantu peran serta orang tua sebagai komponen intervensi, yaitu:

 Pengawasan sendiri terhadap: berat badan, asupan makanan dan aktivitas fisik serta
mencatat perkembangannya.
 Mengontrol rangsangan untuk makan.
 Mengubah perilaku makan, dengan mengontrol porsi dan jenis makanan yang dikonsumsi
dan mengurangi makanan camilan.
 Memberikan penghargaan dan hukuman.
 Pengendalian diri, dengan menghindari makanan berkalori tinggi yang pada umumnya
lezat dan memilih makanan berkalori rendah. 5
 Peran serta orang tua, anggota keluarga, teman dan guru.

Orang tua menyediakan diet yang seimbang, rendah kalori dan sesuai petunjuk ahli gizi. Anggota
keluarga, guru dan teman ikut berpartisipasi dalam program diet, mengubah perilaku makan dan
aktivitas yang mendukung program diet. 6

 Terapi intensif 5,6


Terapi intensif diterapkan pada anak dengan obesitas berat dan yang disertai komplikasi yang
tidak memberikan respon pada terapi konvensional, terdiri dari diet berkalori sangat rendah (very
low calorie diet), farmakoterapi dan terapi bedah.

 Indikasi terapi diet dengan kalori sangat rendah bila berat badan lebih dari 140% BB
Ideal atau IMT lebih dari 97 persentile, dengan asupan kalori hanya 600-800 kkal per hari
dan protein hewani 1,5 – 2,5 gram/kg BB Ideal, dengan suplementasi vitamin dan mineral
serta minum lebih dari 1,5 L per hari. Terapi ini hanya diberikan selama 12 hari dengan
pengawasan dokter.
 Farmakoterapi dikelompokkan menjadi 3, yaitu: mempengaruhi asupan energi dengan
menekan nafsu makan, contohnya sibutramin; mempengaruhi penyimpanan energi
dengan menghambat absorbsi zat-zat gizi contohnya orlistat, leptin, octreotide dan
metformin; meningkatkan penggunaan energi. Farmakoterapi belum direkomendasikan
untuk terapi obesitas pada anak, karena efek jangka panjang yang masih belum jelas.
 Terapi bedah di indikasikan bila berat badan lebih dari 200% BB Ideal. Prinsip terapi ini
adalah untuk mengurangi asupan makanan atau memperlambat pengosongan lambung
dengan cara gastric banding, dan mengurangi absorbsi makanan dengan cara membuat
gastric bypass dari lambung ke bagian akhir usus halus. Sampai saat ini belum banyak
penelitian tentang manfaat dan bahaya terapi ini pada anak.

Daftar Pustaka

1. Royal College of Physicians of London. Anti-obesity drugs: guidance on


appropriate prescribing and management. Royal College of Physicians of London,
2003:1-28.
2. Gee M., Mahan K., Escott-Stump S. Weight Management. Dalam Krause’s Food
and Nutrition Therapy, Editor: Kathleen M., Sylvia E.S. Missouri: Elsevier,
2008;542-550.
3. National Task Force on the Prevention and Treatment of Obesity. Long-term
pharmacotherapy in the management of obesity. JAMA 1996;276:1907-15.
4. NHS Centre for Reviews and Dissemination. University of York. Prevention and
treatment of obesity. Eff Health Care 1997;3:1–12.
5. Syarif, D.R. Childhood Obesity: Evaluation and Management, Dalam Naskah
Lengkap National Obesity Symposium II, Editor: Adi S., dkk. Surabaya,
2003;123-139.
6. Kiess W., et al. Multidisciplinary Management of Obesity in Children and
Adolescents-Why and How Should It Be Achieved?. Dalam Obesity in Childhood
and Adolescence, Editor: Kiess W., Marcus C., Wabitsch M. Basel: Karger AG,
2004;194-206.

FacebookTwitterGoogle+BufferPin ItEmail

Artikel Terkait:
 Diet Sehat, Pilar Kelola Diabetes Mellitus Disusun oleh Johny Bayu Fitantra, S.Ked
Dalam melakukan pengontrolan terhadap diabetes melitus, terdapat empat pilar utama
yang harus diterapkan. Pilar…
 Manfaat Berpuasa di Bulan Ramadan pada Perubahan Profil… Disusun oleh Johny Bayu
Fitantra Selama bulan Ramadan, umat muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah
puasa. Sejak terbit hingga terbenamnya…
 Gizi Ibu Hamil dan Menyusui disusun oleh Rahmanu Reztaputra Pada ibu yang hamil
terdapat perubahan fungsi dari hampir setiap sistem di tubuhnya. Hal ini akan…
 Nutrisi pada Kehamilan Disusun oleh Johny Bayu Fitantra, S.Ked Ibu hamil tidak lagi
hanya bertanggungjawab terhadap diri sendiri dalam mencukupi kebutuhan nutrisinya.
Janin…
 Aktivitas Fisik Sebagai Upaya Pencegahan Demensia dan… Disusun oleh Johny Bayu
Fitantra Seiring berjalannya usia, seseorang memiliki resiko untuk mengalami demensia
maupun gangguan kognitif lainnya. Diperkirakan sekitar…

http://www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/penatalaksanaan-obesitas/

Informasi Seputar Kesehatan


informasi kesehatan, Tips kesehatan, Tanaman Obat dan Informasi kesehatan

 Beranda
 About
 Daftar Isi

Beranda > Tanpa kategori > Diet yang tepat bagi penderita obesitas

Diet yang tepat bagi penderita obesitas


Agustus 10, 2009 andriasdesign Tinggalkan komentar Go to comments

Obesitas adalah ketidakseimbangan antara asupan makanan dengan aktifitas fisik, atau dengan
kata lain kondisi lemak tubuh yang berlebihan, dikatakan oleh dr. Sri Sukmaniah, SpGK,
saat mempresentasikan makalahnya pada acara Seminar Peran Dokter Keluarga, 25 September
2005 yang lalu.

Dengan keadaan obesitas, penderita dapat dengan mudah menderita diabetes, hipertensi dan
penyakit kardiovaskuler lainnya.
Beberapa faktor dapat mempengaruhi terjadinya obesitas, namun penyebab mayor adalah
perubahan gaya hidup, sehingga petunjuk penanganan obesitas di fokuskan kepada faktor gaya
hidup. Mengenai asupan makan atau makronutrien diet seperti lemak, gula dan karbohidrat,
sampai saat ini masih diperdebatkan.

The National Institute of Health tahun 2000, mempublikasikan petunjuk selektif penanganan
obesitas dengan membagi 5 kategori berdasarkan Body Mass Index (BMI)

– BMI 25-26,9 : diet dan olah raga

– BMI 27-29,9 : diet, OR dan obat (bila ada faktor penyerta)

– BMI 30-34,9 : diet, OR dan obat

– BMI 35-39,9 : diet, OR, obat dan operasi (bila ada faktor penyerta)

– BMI > 40 : diet, OR, obat dan operasi.

Faktor penyerta adalah DM, hipertensi atau penyakit kardiovaskuler lainnya.

Pengaturan diet pada obesitas


Diet pada obesitas diatur berdasarkan nutrisi yang tepat, porsi makan, dan frekuensi makan.

Diet secara ketat adalah terapi obesitas cara lama, dengan cara ini terjadi penurunan berat badan
secara cepat namun dengan cepat akan kembali pada keadaan semula. pengaturan diet yang tepat
adalah efektif untuk jangka panjang. Prinsip dasarnya adalah diet makanan sehat dan seimbang.

Kombinasi Low Calorie Diet (LCD) 1000-1500 kcal/day dan melakukan kegiatan fisik adalah
hal yang dianjurkan untuk mempertahankan penurunan berat badan, selain itu mengurangi lemak
di perut dan meningkatkan kesehatan jantung-paru. Kombinasi diet dan obat dapat membantu
menurunkan berat badan jangka lama.

Low Calorie Diet (LCD)


Suatu aturan diet 1000-15000 kcal/day. Diharapkan dapat menurunkan berat badan sebanyak 8-
15% selama 3-12 bulan. Manfaat diet secara LCD adalah mengurangi lemak perut. LCD
direkomendasikan bagi penderita overweight atau obese.

Very Low Calorie Diet (VLCD)


Dengan VLCD dapat menurunkan berat badan secara capat, yaitu 1-1,5 kg per minggu atau 20
kg lebih setiap periode 3 bulan. VLCD lebih besar daripada LCD, namun setelah 1 tahun atau
lebih penurunan berat badan tidak akan terlihat secara signifikan, berbeda dengan LCD. VLCD
ini dapat digunakan bagi penderita yang memiliki BMI >30, dan harus dibawah pengawasan
dokter. Diet yang dilakukan adalah 400-800 kcal/hari, meskipun demikian diet di bawah 800
kcal/hari tidak direkomendasikan digunakan jangka panjang karena berpotensial memiliki efek
samping.

Menurut Prof.DR.dr. Sarwono Waspadji, SpPD-KE, penurunan berat badan 5-10% sudah
mempengaruhi penurunan kadar lemak tubuh, penurunan kejadian trombosis, penurunan
kejadian inflamasi dan penurunan kejadian DM.
(idionline/KalbeFarma)

15 Menit Cegah Obesitas?

Baru-baru ini para periset dari Swiss menjelaskan bahwa olahraga ringan setiap hari, seperti jalan
kaki selama 15 menit, belum cukup untuk mencegah epidemi kegemukan.

Jalan kaki singkat setiap hari belum cukup unutk membakar kalori untuk membakar kalori untuk
mengkompensasi kenaikan berat pada mereka yang kelebihan berat badan, seperti yang
dijelaskan oleh Alfredo morabia, M.D., Ph.D., dan Michael Costanza, Ph.D., pada Geneva
University Hospitals di Jenewa, Switserland.

Studi ini diterbitkan dalam edisi terbaru American Journal of Public Health.Beberapa periset,
menganjurkan untuk meningkatkan jarak yang ditempuh saat berjalan kaki, karena ini berarti
mengurangi 100 kalori. Olahraga dapat membakar jumlah kalori setiap hari. Jadi, bagi Anda
yang bisa berjalan kaki lebih jauh, berarti Anda mudah sekali membakar 100 kalori tersebut,
jelas Morabia dan Costanza.”Jika tujuan spesifik dari jalan kaki adalah untuk membakar 100
kalri per hari, maka dibutuhkan sekitar 60 menit untuk jalan kaki pelan dan 30 menit untuk jalan
kaki sedang atau jalan cepat,” ujar Morabia.

Dengan menggunakan data pada aktivitas fisik normal pada orang dewasa di Jenewa yang
berusia 35-74 tahun, periset mengkalkulasi bahwa terdapat peningkatan jumlah kalori tambahan
yang bisa dibakar bila para penduduknya menambah ekstra waktu sekitar 15-30 menit jalan kaki
diantara kegiatan mereka sehari-hari.Morabia dan Costanza menemukan bahwa walau jika setiap
orang dewasa bisa sukses melakukan jalan kaki 15 menit setiap hari, populasi bisa membakar
rat-rata sekitar sembilan kalori ekstra per hari.

Jika semua penduduk dewasa yang berpartisipasi dalam 30 menit jalan kaki pelan, rata-rata
pembakaran kalori tersebut dapat meningkat sekitar 25 kalori per harinya.Hanya dengan jalan
kaki cepat selama 30 menit setiap hari, maka orang dewasa bisa meingkatkan pembakaran kalori
hingga ke tingkat 100, seperti yang disimpulkan oleh para periset.Meksipun sudah ada perkiraan
tersebut, Morabia masih memikirkan bahwa dengan lebih banyak jalan kaki setiap hari semua
orang bisa merasakan manfaatnya bagi kesehatan. “Kebiasaan berjalan kaki bila dilakukan secara
kontinu setiap hari dapat membantu menurunkan berat badan. Tentu saja harus diimbangi dengan
pengaturan pola makan yang baik.”
Sumber: Majalah HealthToday
(idionline/NeT)

https://danialonline.wordpress.com/2009/08/10/diet-yang-tepat-bagi-penderita-obesitas/

Anda mungkin juga menyukai