Anda di halaman 1dari 19

Sangat banyak instrumen kimia yang telah dibuat dan digunakan.

oleh karena itu disini hanya akan


dijelaskan beberapa diantaranya.

XRF , X-Ray Flourescence yaitu metode analisis dengan menggunakan sinar X sebagai sumber sinarnya.
Pada XRF, sampel akan di sinari dengan sinar X hingga elektronnya terlempar keluar akibat tumbukan
dengan partikel sinar X. Kemudian elektron di kulit atasnya akan turun ke bawah dan menempati tempat
dimana sebelumnya ada elektron yang keluar. Turunnya elektron dari tempat berenergi tinggi ke tempat
bernergi rendah ini akan menghasilkan sinar flourescence yang berbeda beda dari tiap atom. spesifikasi
energi inilah yang mendasari analisis dari sampel. XRF dapat melakukan analisis kualitatif dan
kuantitatifXRF

NAA ,Neutron Activation Analysis atau analisis aktivasi neturon ialah metode analisis yang sangatreaksi
Neutronakurat dan memilik sensitifitas yang sangat tinggi hingga dapat mendeteksi kandungan dengan
tingkat ppb. metode ini menggunakan radiasi radioaktif sehingga butuh penanganan yang lebih tinggi.
Prinsip analisisnya yaitu dengan menghitung energi radiasi dari sampel sehingga diketahui komposisi
sampelnya. Enargi radiasi juga spesifik berbeda beda tiap unsur. Metodenya yaitu menyinari sampel
dengan neutron sehingga sampel yang tadinya stabil akan akan menjadi tidak stabil dan mengeluarkan
radiasi, energi radiasi inilah yang diukur energinya sehingga dapat diketahui kadar dan komposisi dari
sampel.

AAS, Atomic absorption Spectroscopy atau Spektroskopi serapan atom ialah suatu metode
pengukuranaas yang didasarkan pada serapan sinar oleh atom, Jadi padaa AAS, suatu sampel yang akan
di analisis akan di destruksi dahulu agar homogen, lalu ditempatkan pada tempat sampel, sampel akan
dibakar dengan gas tertentu hingga lebih dari 1000C sehingga teratomisasi. saat itulah sampel akan
disinari dan, akan mengabsorp sinar hingga tereksitasi. setiap unsur memiliki panjang gelombang yang
berbeda sehingga dapat diidentifikasi unsurnya.

MS,Mass Spectroscopy atau spektroskopi masa ialah metode analisis yang didasarkan pada energi mass
spectroscopykinetik tiap atom. prosedurnya molekul yang akan dianalisis diuapkan terlebih dahulu lalu di
ionisasi, kemudian dipercepat. disinilah perbedaan energi atom terlihat, atom akan melewati suatu
medan magnet tang lorongnya berbelok. jika massa nya terlalu kecil akan dibelokkan dengan mudah ,
sedangkan jika masanya besar pembelokkannya hanya sedikit. sehingga atom atom yang sampai ke
detektor tidak semuanya.

Sumber bisakimia.com
kimia

SELASA, 20 MARET 2012

kimia analisa instrument

KIMIA ANALISA INSTRUMENT

Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis cuplikan material untuk mengetahui
komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya. Secara tradisional, kimia analitik dibagi menjadi dua jenis,
kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui keberadaan suatu unsur atau
senyawa kimia, baik organik maupun inorganik, sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk
mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu cuplikan. Kimia analitik modern
dikategorisasikan melalui dua pendekatan, target dan metode. Berdasarkan targetnya, kimia analitik
dapat dibagi menjadi kimia bioanalitik, analisis material, analisis kimia, analisis lingkungan, dan forensik.
Berdasarkan metodenya, kimia analitik dapat dibagi menjadi spektroskopi, spektrometri massa,
kromatografi dan elektroforesis, kristalografi, mikroskopi, dan elektrokimia. Meskipun kimia analitik
modern didominasi oleh instrumen-instrumen canggih, akar dari kimia analitik dan beberapa prinsip
yang digunakan dalam kimia analitik modern berasal dari teknik analisis tradisional yang masih dipakai
hingga sekarang. Contohnya adalah titrasi dan gravimetri. Kimia analisa instrumen adalah cabang ilmu
kimia yang berhubungan dengan identifikasi atau penentuan komposisi dengan bantuan instrumen (alat)
khas; keuntungan analisis berlangsung cepat dengan sedikit pereaksi baik jenis maupun jumlahnya, dan
kelemahannya bergantung pada ketelitian alat. . Beberapa alasan perkembangan kimia analisa instrumen
adalah:

a. Banyak zat kimia yang tidak dapat ditentukan dengan cara kimia biasa ( visual).

b. Matriks sampel yang dianalisa sangat sulit.

c. Sampel yang dianalisa kuantitasnya sangat kecil.

d. Hasil analisa yang cepat.

Dalam kimia analisa instrument ada beberapa hal yang perlu dibahas yaitu:

1. INSTRUMEN KIMIA UV-VIS


http://1.bp.blogspot.com/-
Z8feZtwMAX8/Tf7NpyGnaeI/AAAAAAAAACo/qIsd8OqVpGM/s320/Instrumen+kimia+UV-VIS.jpg

Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spectrometer dan fotometer.
Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer
adalah alat pengukur intensitas cahaya yang di transmisikan atau yang di absorpsi.

Pada umumnya ada beberapa jenis spektrofotometri yang sering digunakan dalam analisis secara
kimiawi, antara lain:

a. Spektrofotometri Vis (visibel)

b. Spektrofotometri UV (ultra violet)

c. Spektrofotometer UV-VIS

Dan lain-lain tetapi yang akan dibahas dalam makalah ini adalah spektrofotometri UV-VIS, tetapi untuk
lebih jelasnya akan dijelaskan terlebih dahulu secara singkat spektrofotometri di atas

Spektrofotometri Visibel

Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi adalah cahaya tampak (visible).
Cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang
gelombang sinar tampak adalah 380 sampai 750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat oleh kita,
entah itu putih, merah, biru, hijau, apapun.. selama ia dapat dilihat oleh mata, maka sinar tersebut
termasuk ke dalam sinar tampak(visible).

Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah lampu Tungsten. Tungsten yang
dikenal juga dengan nama Wolfram merupakan unsur kimia dengan simbol W dan no atom 74. Tungsten
mempunyai titik didih yang tertinggi (3422 ºC) dibanding logam lainnya. karena sifat inilah maka ia
digunakan sebagai sumber lampu.

Sample yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample yang memiliki warna. Hal ini menjadi
kelemahan tersendiri dari metode spektrofotometri visible.

Oleh karena itu, untuk sample yang tidak memiliki warna harus terlebih dulu dibuat berwarna dengan
menggunakan reagent spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagent yang digunakan
harus betul-betul spesifik hanya bereaksi dengan analat yang akan dianalisa. Selain itu juga produk
senyawa berwarna yang dihasilkan stabil.

Spektrofotometri UV

Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV berdasarkan interaksi sample


dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat
digunakan lampu deuterium.Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Dia merupakan isotop hidrogen
yang stabil yang terdapat berlimpah di laut dan daratan. Inti atom deuterium mempunyai satu proton
dan satu neutron, sementara hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki neutron. Nama
deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteros, yang berarti ‘dua’, mengacu pada intinya yang memiliki
dua pertikel.Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang dapat menyerap
sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna. Bening dan transparan.Oleh karena
itu, sample tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan reagent tertentu. Bahkan
sample dapat langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi. Namun perlu diingat, sample keruh tetap
harus dibuat jernih dengan filtrasi atau centrifugasi. Prinsip dasar pada spektrofotometri adalah sample
harus jernih dan larut sempurna. Tidak ada partikel koloid apalagi suspensi.Spektrofotometri UV
memang lebih simple dan mudah dibanding spektrofotometri visible, terutama pada bagian preparasi
sample. Namun harus hati-hati juga, karena banyak kemungkinan terjadi interferensi dari senyawa lain
selain analat yang juga menyerap pada panjang gelombang UV. Hal ini berpotensi menimbulkan bias
pada hasil analisa.

Spektrofotometri UV-VIS

Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible. Menggunakan dua
buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible. Meskipun untuk alat yang
lebih canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu
photodiode yang dilengkapi dengan monokromator. Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling
banyak tersedia dan paling populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik
untuk sample berwarna juga untuk sample tak berwarna. Spektroskopi ultraviolet-visible atau
spektrofotometri ultraviolet-visible (UV-Vis atau UV / Vis) melibatkan spektroskopi dari foton dalam
daerah UV-terlihat. Ini berarti menggunakan cahaya dalam terlihat dan berdekatan (dekat ultraviolet
(UV) dan dekat dengan inframerah (NIR)) kisaran. Penyerapan dalam rentang yang terlihat secara
langsung mempengaruhi warna bahan kimia yang terlibat. Di wilayah ini dari spektrum elektromagnetik,
molekul mengalami transisi elektronik. Teknik ini melengkapi fluoresensi spektroskopi, di fluoresensi
berkaitan dengan transisi dari ground state ke eksited state.

Penyerapan sinar uv dan sinar tampak oleh molekul, melalui 3 proses yaitu :

a. Penyerapan oleh transisi electron ikatan dan electron anti ikatan.

b. Penyerapan oleh transisi electron d dan f dari molekul kompleks

c. Penyerapan oleh perpindahan muatan.

Interaksi antara energy cahaya dan molekul dapat digambarkan sbb :

E = hv

Dimana , E = energy (joule/second)


h = tetapan plank

v = frekuensi foton

Penyerapan sinar uv-vis dibatasi pada sejumlah gugus fungsional/gugus kromofor (gugus
dengan ikatan tidak jenuh) yang mengandung electron valensi dengan tingkat eksitasi yang rendah.
Dengan melibatkan 3 jenis electron yaitu : sigma, phi dan non bonding electron. Kromofor-kromofor
organic seperti karbonil, alken, azo, nitrat dan karboksil mampu menyerap sinar ultraviolet dan sinar
tampak. Panjang gelombang maksimalnya dapat berubah sesuai dengan pelarut yang digunakan.
Auksokrom adalah gugus fungsional yang mempunyai elekron bebas, seperti hidroksil, metoksi dan
amina. Terikatnya gugus auksokrom pada gugus kromofor akan

mengakibatkan pergeseran pita absorpsi menuju ke panjang gelombang yang lebih besar (bathokromik)
yang disertai dengan peningkatan intensitas (hyperkromik).

1. Kegunaan spektroskopi UV-VIS

UV / Vis spektroskopi secara rutin digunakan dalam kuantitatif penentuan larutan dari logam transisi ion
dan sangat dikonjugasikan senyawa organik.

a. Larutan ion logam transisi dapat berwarna (misalnya, menyerap cahaya) karena elektron dalam atom
logam dapat tertarik dari satu negara elektronik lainnya. Warna larutan ion logam sangat dipengaruhi
oleh kehadiran spesies lain, seperti anion tertentu atau ligan. Sebagai contoh, warna larutan encer
tembaga sulfat adalah biru yang sangat terang; menambahkan amonia meningkat dan perubahan warna
panjang gelombang serapan maksimum (λ m a x).

b. Senyawa organik, terutama mereka yang memiliki tingkat tinggi konjugasi, juga menyerap cahaya pada
daerah UV atau terlihat dari spektrum elektromagnetik. Pelarut untuk penentuan ini sering air untuk
senyawa larut dalam air, atau etanol untuk senyawa organik yang larut. (Pelarut organik mungkin
memiliki penyerapan sinar UV yang signifikan; tidak semua pelarut yang cocok untuk digunakan dalam
spektroskopi UV. Ethanol menyerap sangat lemah di paling panjang gelombang.).Polaritas pelarut dan pH
dapat mempengaruhi penyerapan spektrum senyawa organik. Tirosin, misalnya, peningkatan
penyerapan maksimum dan koefisien molar kepunahan ketika pH meningkat 6-13 atau ketika polaritas
pelarut berkurang.

c. Sementara kompleks transfer biaya juga menimbulkan warna, warna sering terlalu kuat untuk
digunakan dalam pengukuran kuantitatif. Hukum Beer-Lambert menyatakan bahwa absorbansi larutan
berbanding lurus dengan konsentrasi spesies menyerap dalam larutan dan panjang jalan. Jadi, untuk
tetap jalan panjang, UV / VIS spektroskopi dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi dalam
larutan penyerap. Perlu untuk mengetahui seberapa cepat perubahan absorbansi dengan konsentrasi. Ini
dapat diambil dari referensi (tabel koefisien molar kepunahan), atau lebih tepatnya, ditentukan dari
kurva kalibrasi.

Instrumentasi UV-Vis
Spektroskofi UV-VIS memiliki instrumentasi yang terdiri dari lima komponen utama, yaitu ;

1. Sumber radiasi

sumber energy cahaya yang biasa untuk daerah tampak dari spectrum itu maupun daerah ultraviolet
dekat dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat ranbut terbuat dari wolfram. Pada
kondisi operasi biasa, keluaran lampu wolfram ini memadai dari sekitar 235 atau 350 nm ke sekitar 3 µm.
energy yang dipancarkan olah kawat yang dipanaskan itu beraneka ragam menurut panjang
gelombangnya. Panas dari lampu wolfram dapat merepotkan; sringkali rumah lampu itu diselubungi air
atau didinginkan dengan suatu penghembus angin untuk mencegah agar sampel ataupun komponen lain
dari instrument itu menjadi hangat.

2. Wadah sampel

kebanyakan spektrofotometri melibatkan larutan dan karenanyan kebanyakan wadah sampel adalah sel
untuk menaruh cairan ke dalam berkas cahaya spektrofotometer. Sel itu haruslah meneruskan energy
cahaya dalam daerah spektral yang diminati: jadi sel kaca melayani daerah tampak, sel kuarsa atau kaca
silica tinggi istimewa untuk daerah ultraviolet. Dalam instrument, tabung reaksi silindris kadang-kadang
diginakan sebagai wadah sampel. Penting bahwa tabung-tabung semacam itu diletakkan secara
reprodusibel dengan membubuhkan tanda pada salah satu sisi tabunga dan tanda itu selalu
tetaparahnya tiap kali ditaruh dalam instrument. Sel-sel lebih baik bila permukaan optisnya datar. Sel-sel
harus diisi sedemikian rupa sehingga berkas cahaya menembus larutan, dengan meniscus terletak
seluruhnya diatas berkas. Umumnya sel-sel ditahan pada posisinya dengan desain kinematik dari
pemegangnya atau dengan jepitan berpegas yang memastikan bahwa posisi tabung dalam ruang sel
(dari) instrument itu reprodusibel.

3. Monokromator

Monokromator ini adalah piranti optis untuk memencilkan suatu berkas radiasi dari sumber
berkesinambungan, berkas mana mempunyai kemurnian spectral yang tinggi dengan panjang gelombang
yang diinginkan. Radiasi dari sumber difokuskan ke celah masuk, kemudian disejajarkan oleh sebuah
lensa atau cermin sehingga suatu berkas sejajar jatuh ke unsure pendispersi, yang berupa prisma atau
suatu kisi difraksi. Dengan memutar prisma atau kisi itu secara mekanis, aneka porsi spectrum yang
dihasilkan oleh insur disperse dipusatkan pada celah keluar, dari situ, lewat jalan optis lebih jauh, porsi-
porsi itu menjumpai sampel.

4. Detektor

Detector dapat memberikan respons terhadap radiasi pada berbagai panjang gelombang Ada beberapa
cara untuk mendeteksi substansi yang telah melewati kolom. Metode umum yang mudah dipakai untuk
menjelaskan yaitu penggunaan serapan ultra-violet. Banyak senyawa-senyawa organik menyerap sinar
UV dari beberapa panjang gelombang. Jika anda menyinarkan sinar UV pada larutan yang keluar melalui
kolom dan sebuah detektor pada sisi yang berlawanan, anda akan mendapatkan pembacaan langsung
berapa besar sinar yang diserap. Jumlah cahaya yang diserap akan bergantung pada jumlah senyawa
tertentu yang melewati melalui berkas pada waktu itu. Anda akan heran mengapa pelarut yang
digunakan tidak mengabsorbsi sinar UV. Pelarut menyerapnya! Tetapi berbeda, senyawa-senyawa akan
menyerap dengan sangat kuat bagian-bagian yang berbeda dari specktrum UV. Misalnya, metanol,
menyerap pada panjang gelombang dibawah 205 nm dan air pada gelombang dibawah 190 nm. Jika
anda menggunakan campuran metanol-air sebagai pelarut, anda sebaiknya menggunakan panjang
gelombang yang lebih besar dari 205 nm untuk mencegah pembacaan yang salah dari pelarut.

5. Rekorder

Dan di dalam rekorder signal tersebut direkam sebagai spektrum yang berbentuk puncak-puncak.
Spektrum absorpsi merupakan plot antara absorbans sebagai ordinat dan panjang gelombang sebagai
absis.

Prinsip Kerja UV-Vis

Pada prinsipnya spektroskopi UV-Vis menggunakan cahaya sebagai tenaga yang mempengaruhi substansi
senyawa kimia sehingga menimbulkan cahaya.Cahaya yang digunakan merupakan foton yang bergetar
dan menjalar secara lurus dan merupakan tenaga listrik dan magnet yang keduanya saling tagak lurus.
Tenaga foton bila mmepengaruhi senyawa kimia, maka akan menimbulkan tanggapan (respon),
sedangkan respon yang timbul untuk senyawa organik ini hanya respon fisika atau Physical event. Tetapi
bila sampai menguraikan senyawa kimia maka dapat terjadi peruraian senyawa tersebut menjadi
molekul yang lebih kecil atau hanya menjadi radikal yang dinamakan peristiwa kimia atau Chemical
event.

Spektroskopi UV-Vis digunakan untuk cairan berwarna. Sehingga sampel yang akan diidentifikasi harus
diubah dalam senyawa kompleks. Analisis unsur berasal dari jaringan tanaman, hewan, manusia harus
diubah dalam bentuk larutan, misalnya destruksi campuran asam (H2SO4+ HNO3 + HClO4) pada suhu
tinggi. Larutan sample diperoleh dilakukan preparasi tahap berikutnya dengan pereaksi tertentu untuk
memisahkan unsur satu dengan lainya, misal analisis Pb dengan ekstraksi dithizon pada pH tertentu.
Sampel Pb direaksikan dengan amonium sitrat dan natriun fosfit, pH disesuaikan dengan penambahan
amonium hidroksida kemudian ditambah KCN dan NH2OH.HCl dan ekstraksi dengan dithizon.

Cara kerja alat spektrofotometer UV-Vis yaitu sinar dari sumber radiasi diteruskan menuju
monokromator, Cahaya dari monokromator diarahkan terpisah melalui sampel dengan sebuah cermin
berotasi, Detektor menerima cahaya dari sampel secara bergantian secara berulang – ulang, Sinyal listrik
dari detektor diproses, diubah ke digital dan dilihat hasilnya, perhitungan dilakukan dengan komputer
yang sudah terprogram.

Aplikasi dari UV-Vis

1. Studi Fotoelektrokimia Lapisan Tipis CdS Hasil Deposisi Metode CBD

Lapisan tipis CdS dideposisi pada substrat gelas berlapis TCO dengan metode CBD (Chemical Bath
Deposition) menggunakan bahan dasar CdCl2 sebagai sumber ion Cd2+ dan (NH2)2 SC (Thiourea)
sebagai sumber ion S2-. Karakterisasi XRD lapisan tipis yang diperoleh memperlihatkan puncak-puncak
karakteristik CdS polikristal dengan struktur kubik (zincblende). Absorbansi dan transmitansi optik
dengan spektroskopi UV-VIS memperlihatkan daerah absorbsi pada rentang cahaya tampak (300 nm -
500 nm) dengan maksimum pada sekitar 330 nm. Karakterisasi fotoelektrokimia dilakukan di dalam sel
elektrokimia yang berisi elektrolit 1M NaOH dan elektrolit mengandung kompleks iodida. Respon arus
foto (photocurrent) elektroda CdS di dalam sel fotoelektrokimia memperlihatkan kebergantungan pada
panjang gelombang cahaya datang dan bersesuaian dengan absorbansi optik spektroskopi UV-VIS. Lebar
celah pita energi (energy bandgap) ditentukan melalui kurva (Jphhv)2 vs hv (energi foton), diperoleh
lebar pita energi sebesar 2.45 eV. Hubungan rapat arus foto terhadap energi foton cahaya (hv) juga
diperlihatkan dari kurva Jph vs hv.

2. Meneliti Pengaruh Kelembaban Terhadap Absorbansi Optik Lapisan Gelatin

Penelitian ini menyajikan studi tentang pengaruh kelembaban terhadap absorbansi optik lapisan gelatin.
Cahaya yang melewati atau diserap film gelatin dideteksi menggunakan spektrometer dengan panjang
gelombang antara 292 nm sampai 591 nm dalam rentang daerah ultraungu (UV) – cahaya tampak
(visible). Absorbansi optik lapisan gelatin dipindai (di-scan) dengan perlakuan variasi kelembaban udara
(kelembaban nisbi, RH). Film gelatin dideposisi menggunakan spin-coater pada kecepatan putar tertentu
di atas substrat kaca.

ABSORBANSI OPTIK LAPISAN GELATIN DIAMATI MENGGUNAKAN TEKNIK SPEKTROSKOPI DENGAN


MENGUKUR ABSORBANSI DALAM RENTANG UV-VIS. ABSORBANSI OPTIK LAPISAN GELATIN DIPINDAI
(SCAN) DARI PANJANG GELOMBANG 292 NM SAMPAI DENGAN 591 NM YAITU DALAM RENTANG CAHAYA
ULTRAUNGU (UV) – CAHAYA TAMPAK (VISIBLE). HASIL PENGUKURAN NILAI ABSORBANSI UNTUK SETIAP
PANJANG GELOMBANG DALAM RENTANG PENGUKURAN. DARI SPEKTRUM ABSORBANSI TERSEBUT
DIKETAHUI SERAPAN OPTIK LAPISAN GELATIN BERADA PADA DAERAH ULTRAUNGU (UV), ANTARA 292
NM SAMPAI 355 NM.

2. Instrumen Kimia HPLC


http://1.bp.blogspot.com/-
98JXqPlRrU8/ThW03XebXLI/AAAAAAAAAD8/oTciicSrsDI/s1600/Instrumen+kimia+HPLC.jpg

A. Sejarah

*Kromatografi ditemukan oleh Tswett pada tahun 1903. D.T. Day juga menggunakan kromatografi untuk
memisahkan fraksi-fraksi petroleum, namun Tswett lah yang pertama diakui sebagai penemu. Dasar
kromatografi lapisan tipis (TLC) ditetapkan pada tahun 1938 oleh Izmailov dan Schreiber, dan kemudian
disempurnakan oleh Stahl pada tahun 1958. Hasil karya yang baik sekali dari Martin dan Synge pada
tahun 1941 (untuk ini mereka memenangkan Nobel) untuk pengembangan kromatografi gas dan
kromatografi kertas. Pada tahun 1952 Martin dan James mempublikasikan makalah pertama mengenai
kromatografi gas. Pada akhir tahun 1960 an, semakin banyak usaha dilakukan untuk pengembangan
kromatografi cair sebagai suatu teknik mengimbangi kromatografi gas. High Performance Liquid
Chromatography (HPLC) telah berhasil dikembangkan dari usaha ini.

B. Kegunaan

1. Untuk pemisahan sejumlah senyawa organik, anorganik, maupun senyawa biologis

2. Analisis ketidakmurnian (impurities)

3. Analisis senyawa-senyawa tidak mudah menguap (non-volatil)

4. Penentuan molekul-molekul netral, ionic, maupun zwitter ion

5. Isolasi dan pemurnian senyawa

6. Pemisahan senyawa-senyawa yang strukturnya hampir sama.

7. Pemisahan senyawa-senyawa dalam jumlah sedikit (trace elements), dalam jumlah banyak dan dalam
skala proses industri.

C. Jenis-jenis HPLC

1. Kromatografi padatan cair (LSC)

2. Kromatografi partisi

3. Kromatografi penukar ion (IEC)

4. Kromatografi eksklusi

5. Kromatografi pasangan ion (IPC)


D. Prinsip Kerja

Kromatografi merupakan teknik yang mana solute atau zat-zat terlarut terpisah oleh perbedaan
kecepatan elusi, dikarenakan solute-solut ini melewati suatu kolom kromatografi.

Detektor HPLC

Yang umum digunakan adalah detektor UV 254 nm. Variabel panjang gelombang dapat digunakan
untuk mendeteksi banyak senyawa dengan range yang lebih luas. Detektor indeks refraksi juga
digunakan secara luas, terutama pada kromatografi eksklusi, tetapi umumnya kurang sensitif jika
dibandingkan dengan detektor UV.

HPLC DENGAN PRINSIP KROMATOGRAFI ADSORPSI BANYAK DIGUNAKAN PADA INDUSTRI FARMASI DAN
PESTISIDA. ZAT-ZAT DENGAN KEPOLARAN BERBEDA, YAITU ANTARA SEDIKIT POLAR SAMPAI POLAR DAPAT
DIPISAHKAN DENGAN HPLC BERDASARKAN PARTISI CAIR-CAIR. ASAM-ASAM NUKLEAT DAPAT
DIPISAHKAN DENGAN KOLOM PENUKAR ION YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN KOLOM BUTIRAN
BERLAPISKAN ZAT BERPORI. PEMAKAIAN HPLC PADA KROMATOGRAFI EKSKLUSI DILAKUKAN DENGAN
KOLOM PANJANG, TUJUAN UTAMA KERJANYA TETAP SAMA YAITU PENENTUAN BERAT MOLEKUL
POLIMER DAN MASALAH-MASALAH BIOKIMIA. PADA UMUMNYA TEKNIK INI DAPAT DIGUNAKAN PADA
SETIAP METODE KOLOM KROMATOGRAFI.

3. Instrumen pH Meter

Instrumen pHmeter adalah peralatan laboratorium yang digunakan untuk menentukan pH atau
tingkat keasaman dari suatu sistem larutan. (Beran, 1996). Tingkat keasaman dari suatu zat, ditentukan
berdasarkan keberadaan jumlah ion hidrogen dalam larutan. pH adalah derajat keasaman yang
digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia
didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion
hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan
teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang
pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.

4. INSTRUMEN KIMIA GAS CHROMATOGRAPHY (GC)

http://2.bp.blogspot.com/-WQXJzfeWvLQ/Tetn9EadSSI/AAAAAAAAACQ/v7j9wJBTNa4/s320/Photo-4-An-
Agilent-7000-GC-Triple-MS-with-an-Agilent-7890A-GC-equipped-with-2-D-column-capability-4.jpg
Merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk menganalisis senyawa-senyawa organik yang dapat
diuapkan dalam GC diamana titik uapnya antara 200o C- 350o C. Biasanya senyawa-senyawa yang
memiliki massa molekul relatif kecil. Detektor yang digunakan dsesuaikan dengan senyawa yang
dianalisis.

GC biasanya memakai detektor flame ionization detector (FID) atau thermal conductivity
detector (TCD). Sedangkan GC-MS detektornya menggunakan mass spectrometer (spektrometer massa).

Campuran gas dapat dipisahkan dengan kromatografi gas. Fasa stationer dapat berupa padatan
(kromatografi gas-padat) atau cairan (kromatografi gas-cair). Umumnya, untuk kromatografi gas-padat,
sejumlah kecil padatan inert misalnya karbon teraktivasi, alumina teraktivasi, silika gel atau saringan
molekular diisikan ke dalam tabung logam gulung yang panjang (2-10 m) dan tipis. Fasa mobil adalah gas
semacam hidrogen, nitrogen atau argon dan disebut gas pembawa. Pemisahan gas bertitik didih rendah
seperti oksigen, karbon monoksida dan karbon dioksida dimungkinkan dengan teknik ini.

Dalam kasus kromatografi gas-cair, ester seperti ftalil dodesilsulfat yang diadsorbsi di permukaan
alumina teraktivasi, silika gel atau penyaring molekular, digunakan sebagai fasa diam dan diisikan ke
dalam kolom. Campuran senyawa yang mudah menguap dicampur dengan gas pembawa disuntikkan ke
dalam kolom, dan setiap senyawa akan dipartisi antara fasa gas (mobil) dan fasa cair (diam) mengikuti
hukum partisi. Senyawa yang kurang larut dalam fasa diam akan keluar lebih dahulu.

Metoda ini khususnya sangat baik untuk analisis senyawa organik yang mudah menguap seperti
hidrokarbon dan ester. Analisis minyak mentah dan minyak atsiri dalam buah telah dengan sukses
dilakukan dengan teknik ini. Efisiensi pemisahan ditentukan dengan besarnya interaksi antara sampel
dan cairannya. Disarankan untuk mencoba fasa cair standar yang diketahui efektif untuk berbagai
senyawa. Berdasarkan hasil ini, cairan yang lebih khusus kemudian dapat dipilih. Metoda deteksinya,
akan mempengaruhi kesensitifan teknik ini. Metoda yang dipilih akan bergantung apakah tujuannya
analisik atau preparatif.

Detektor pada GC :

1. Thermal Conductivity Detector (TCD)

2. Flame Ionization Detektor (FID)

3. Thermionic Detector (TD)

4. Electron Capture Detector (ECD)

5. Detektor Fotometri Nyala

6. Detektor Fotoionisasi.

7. Detektor Mass Spectroscopy (MS)

8. Nitrogen Phosphor Detector (NPD)


5. Instrumen Spektrofotometer Infra Merah

Spektrofotometer Infra Merah adalah suatu alat yang digunakan untuk mengamati dan mengidentifikasi
interaksi molekul-molekul dan komponen-komponen organik dan anorganik dengan radiasi
elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0,75 – 1,00 µm atau pada Bilangan
Gelombang 13.000 – 10 cm-1. Aulat ini dapat digunakan untuk mengetahui suatu gugus fungsional dari
suatu senyawa.

Prinsip kerja alat ini yaitu spektrofotometer infra merah digunakan untuk mempelajari sifat-sifat bahan,
dimana struktur zat yang diuji dapat diamati dengan spektrogram panjang gelombang vs transmittansi
yang sangat spesifik dan merupakan sidik jari suatu molekul. Spektogram dari bahan yang sudah
diketahui spektranya.

Spektra di daerah infra merah, terutama di daerah infra merah dapat digunakan terutama untuk
mempelajari sifat-sifat tertentu suatu bahan. Perubahan struktur yang sedikit saja dapat memberikan
perubahan yang dapat diamati pada spektrogram panjang gelombang vs transmittansi. Perubahan ini
sangat spesifik dan merupakan sidik jari suatu molekul.

Dasar Spektroskopi Infra Merah dikemukakan oleh Hooke dan didasarkan atas senyawa yang terdiri atas
dua atom atau diatom yang digambarkan dengan dua buah bola yang saling terikat oleh pegas seperti
tampak pada gambar disamping ini. Jika pegas direntangkan atau ditekan pada jarak keseimbangan
tersebut maka energi potensial dari sistim tersebut akan naik.

Metode Spektroskopi inframerah ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang belum
diketahui, karena spektrum yang dihasilkan spesifik untuk senyawa tersebut. Metode ini banyak
digunakan karena:

a. cepat dan relatif murah

b. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsional dalam molekul.

c. Spektrum inframerah yang dihasilkan oleh suatu senyawa adalah khas dan oleh karena itu dapat
menyajikan sebuah finger print (sidik jari) untuk senyawa tersebut.

Setiap senyawa pada keadaan tertentu telah mempunyai tiga macam gerak, yaitu :

Gerak Translasi, yaitu perpindahan dari satu titik ke titik lain.

Gerak Rotasi, yaitu berputar pada porosnya, dan

Gerak Vibrasi, yaitu bergetar pada tempatnya.


Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang , sinar inframerah dibagi atas tiga daerah yaitu:

a. Daerah inframerah dekat

b. Daerah inframerah pertengahan

c. Daerah inframerah jauh

Penggunaan dan Aplikasi

Spektroskopi inframerah biasanya digunakan untuk penelitian dan digunakan dalam industri yang
sederhana dengan teknik yang sederhana dan untuk mengontrol kualitas. Alat spektroskopi inframerah
cukup kecil dan mudah dibawa kemana-mana dan kapanpun dapat digunakan. Dengan meningkatnya
teknologi komputer memberikan hasil yang lebih baik. Spektroskopi inframerah mempunyai ketepatan
yang tinggi pada aplikasi kimia organik dan anorganik. Spektroskopi inframerah juga sukses kegunaannya
dalam semikonduktor mikroelektronik: untuk contoh, spektroskopi inframerah dapat digunakan untu
semikonduktor seperti silikon, gallium arsenida, gallium nitrida, zinc selenida, silikon amorp, silikon
nitrida, dan sebagainya.

6. Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)

Pengertian

Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk
penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada penyerapan absorbsi radiasi oleh
atom bebas.

Prinsip Dasar

Spektrofotometer serapan atom (AAS) merupakan teknik analisis kuantitafif dari unsur-unsur yang
pemakainnya sangat luas di berbagai bidang karena prosedurnya selektif, spesifik, biaya analisisnya
relatif murah, sensitivitasnya tinggi (ppm-ppb), dapat dengan mudah membuat matriks yang sesuai
dengan standar, waktu analisis sangat cepat dan mudah dilakukan. AAS pada umumnya digunakan untuk
analisa unsur, spektrofotometer absorpsi atom juga dikenal sistem single beam dan double beam
layaknya Spektrofotometer UV-VIS. Sebelumnya dikenal fotometer nyala yang hanya dapat menganalisis
unsur yang dapat memancarkan sinar terutama unsur golongan IA dan IIA. Umumnya lampu yang
digunakan adalah lampu katoda cekung yang mana penggunaanya hanya untuk analisis satu unsur saja.
Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada
panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Metode serapan atom hanya tergantung
pada perbandingan dan tidak bergantung pada temperatur. Setiap alat AAS terdiri atas tiga komponen
yaitu unit teratomisasi, sumber radiasi, sistem pengukur fotometerik.

Teknik AAS menjadi alat yang canggih dalam analisis. Ini disebabkan karena sebelum pengukuran tidak
selalu memerlukan pemisahan unsur yang ditentukan karena kemungkinan penentuan satu unsur
dengan kehadiran unsur lain dapat dilakukan, asalkan katoda berongga yang diperlukan tersedia. AAS
dapat digunakan untuk mengukur logam sebanyak 61 logam.

Sumber cahaya pada AAS adalah sumber cahaya dari lampu katoda yang berasal dari elemen yang
sedang diukur kemudian dilewatkan ke dalam nyala api yang berisi sampel yang telah teratomisasi,
kemudia radiasi tersebut diteruskan ke detektor melalui monokromator. Chopper digunakan untuk
membedakan radiasi yang berasal dari sumber radiasi, dan radiasi yang berasal dari nyala api. Detektor
akan menolak arah searah arus (DC) dari emisi nyala dan hanya mengukur arus bolak-balik dari sumber
radiasi atau sampel.

Atom dari suatu unsur pada keadaan dasar akan dikenai radiasi maka atom tersebut akan menyerap
energi dan mengakibatkan elektron pada kulit terluar naik ke tingkat energi yang lebih tinggi atau
tereksitasi. Jika suatu atom diberi energi, maka energi tersebut akan mempercepat gerakan elektron
sehingga elektron tersebut akan tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi dan dapat kembali ke
keadaan semula. Atom-atom dari sampel akan menyerap sebagian sinar yang dipancarkan oleh sumber
cahaya. Penyerapan energi oleh atom terjadi pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan energi
yang dibutuhkan oleh atom tersebut.

Cara Kerja AAS :

1. pertama-tama gas di buka terlebih dahulu, kemudian kompresor, lalu ducting, main unit, dan
komputer secara berurutan.

2. Di buka program SAA (Spectrum Analyse Specialist), kemudian muncul perintah ”apakah ingin
mengganti lampu katoda, jika ingin mengganti klik Yes dan jika tidak No.

3. Dipilih yes untuk masuk ke menu individual command, dimasukkan nomor lampu katoda yang
dipasang ke dalam kotak dialog, kemudian diklik setup, kemudian soket lampu katoda akan berputar
menuju posisi paling atas supaya lampu katoda yang baru dapat diganti atau ditambahkan dengan
mudah.

4. Dipilih No jika tidak ingin mengganti lampu katoda yang baru.

5. Pada program SAS 3.0, dipilih menu select element and working mode.Dipilih unsur yang akan
dianalisis dengan mengklik langsung pada symbol unsur yang diinginkan
6. Jika telah selesai klik ok, kemudian muncul tampilan condition settings. Diatur parameter yang
dianalisis dengan mensetting fuel flow :1,2 ; measurement; concentration ; number of sample: 2 ; unit
concentration : ppm ; number of standard : 3 ; standard list : 1 ppm, 3 ppm, 9 ppm.

7. Diklik ok and setup, ditunggu hingga selesai warming up.

8. Diklik icon bergambar burner/ pembakar, setelah pembakar dan lampu menyala alat siap digunakan
untuk mengukur logam.

9. Pada menu measurements pilih measure sample.

10. Dimasukkan blanko, didiamkan hingga garis lurus terbentuk, kemudian dipindahkan ke standar 1 ppm
hingga data keluar.

11. Dimasukkan blanko untuk meluruskan kurva, diukur dengan tahapan yang sama untuk standar 3 ppm
dan 9 ppm.

12. Jika data kurang baik akan ada perintah untuk pengukuran ulang, dilakukan pengukuran blanko,
hingga kurva yang dihasilkan turun dan lurus.

13. Dimasukkan ke sampel 1 hingga kurva naik dan belok baru dilakukan pengukuran.

14. Dimasukkan blanko kembali dan dilakukan pengukuran sampel ke 2.

15. Setelah pengukuran selesai, data dapat diperoleh dengan mengklik icon print atau pada baris menu
dengan mengklik file lalu print.

16. Apabila pengukuran telah selesai, aspirasikan air deionisasi untuk membilas burner selama 10 menit,
api dan lampu burner dimatikan, program pada komputer dimatikan, lalu main unit AAS, kemudian
kompresor, setelah itu ducting dan terakhir gas.

Bagian-Bagian pada AAS

a. Lampu Katoda

Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS. Lampu katoda memiliki masa pakai atau umur
pemakaian selama 1000 jam. Lampu katoda pada setiap unsur yang akan diuji berbeda-beda tergantung
unsur yang akan diuji, seperti lampu katoda Cu, hanya bisa digunakan untuk pengukuran unsur Cu.
Lampu katoda terbagi menjadi dua macam, yaitu :

Lampu Katoda Monologam : Digunakan untuk mengukur 1 unsur

Lampu Katoda Multilogam : Digunakan untuk pengukuran beberapa logam sekaligus, hanya saja
harganya lebih mahal. Soket pada bagian lampu katoda yang hitam, yang lebih menonjol digunakan
untuk memudahkan pemasangan lampu katoda pada saat lampu dimasukkan ke dalam soket pada AAS.
Bagian yang hitam ini merupakan bagian yang paling menonjol dari ke-empat besi lainnya. Lampu
katoda berfungsi sebagai sumber cahaya untuk memberikan energi sehingga unsur logam yang akan
diuji, akan mudah tereksitasi. Selotip ditambahkan, agar tidak ada ruang kosong untuk keluar masuknya
gas dari luar dan keluarnya gas dari dalam, karena bila ada gas yang keluar dari dalam dapat
menyebabkan keracunan pada lingkungan sekitar.

Cara pemeliharaan lampu katoda ialah bila setelah selesai digunakan, maka lampu dilepas dari soket
pada main unit AAS, dan lampu diletakkan pada tempat busanya di dalam kotaknya lagi, dan dus
penyimpanan ditutup kembali. Sebaiknya setelah selesai penggunaan, lamanya waktu pemakaian
dicatat.

b. Tabung Gas

Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi gas asetilen. Gas asetilen pada
AAS memiliki kisaran suhu ± 20000K, dan ada juga tabung gas yang berisi gas N2O yang lebih panas dari
gas asetilen, dengan kisaran suhu ± 30000K. regulator pada tabung gas asetilen berfungsi untuk
pengaturan banyaknya gas yang akan dikeluarkan, dan gas yang berada di dalam tabung. Spedometer
pada bagian kanan regulator merupakan pengatur tekanan yang berada di dalam tabung.

Pengujian untuk pendeteksian bocor atau tidaknya tabung gas tersebut, yaitu dengan mendekatkan
telinga ke dekat regulator gas dan diberi sedikit air, untuk pengecekkan. Bila terdengar suara atau udara,
maka menendakan bahwa tabung gas bocor, dan ada gas yang keluar. Hal lainnya yang bisa dilakukan
yaitu dengan memberikan sedikit air sabun pada bagian atas regulator dan dilihat apakah ada
gelembung udara yang terbentuk. Bila ada, maka tabung gas tersebut positif bocor. Sebaiknya
pengecekkan kebocoran, jangan menggunakan minyak, karena minyak akan dapat menyebabkan saluran
gas tersumbat. Gas didalam tabung dapat keluar karena disebabkan di dalam tabung pada bagian dasar
tabung berisi aseton yang dapat membuat gas akan mudah keluar, selain gas juga memiliki tekanan.

c. Ducting

Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa pembakaran pada AAS, yang
langsung dihubungkan pada cerobong asap bagian luar pada atap bangunan, agar asap yang dihasilkan
oleh AAS, tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran pada AAS,
diolah sedemikian rupa di dalam ducting, agar ppolusi yang dihasilkan tidak berbahaya. Cara
pemeliharaan ducting, yaitu dengan menutup bagian ducting secara horizontal, agar bagian atas dapat
tertutup rapat, sehingga tidak akan ada serangga atau binatang lainnya yang dapat masuk ke dalam
ducting. Karena bila ada serangga atau binatang lainnya yang masuk ke dalam ducting , maka dapat
menyebabkan ducting tersumbat. Penggunaan ducting yaitu, menekan bagian kecil pada ducting kearah
miring, karena bila lurus secara horizontal, menandakan ducting tertutup. Ducting berfungsi untuk
menghisap hasil pembakara yang terjadi pada AAS, dan mengeluarkannya melalui cerobong asap yang
terhubung dengan ducting

d. Kompresor

Kompresor merupakan alat yang terpisah dengan main unit, karena alat iniberfungsi untuk mensuplai
kebutuhan udara yang akan digunakan oleh AAS, pada waktu pembakaran atom. Kompresor memiliki 3
tombol pengatur tekanan, dimana pada bagian yang kotak hitam merupakan tombol ON-OFF, spedo
pada bagian tengah merupakan besar kecilnya udara yang akan dikeluarkan, atau berfungsi sebagai
pengatur tekanan, sedangkan tombol yang kanan merupakantombol pengaturan untuk mengatur
banyak/sedikitnya udara yang akan disemprotkan ke burner. Bagian pada belakang kompresor
digunakan sebagai tempat penyimpanan udara setelah usai penggunaan AAS. Alat ini berfungsi untuk
menyaring udara dari luar, agar bersih.posisi ke kanan, merupakan posisi terbuka, dan posisi ke kiri
meerupakan posisi tertutup. Uap air yang dikeluarkan, akan memercik kencang dan dapat
mengakibatkan lantai sekitar menjadi basah, oleh karena itu sebaiknya pada saat menekan ke kanan
bagian ini, sebaiknya ditampung dengan lap, agar lantai tidak menjadi basah., dan uap air akan terserap
ke lap.

e. Burner

Burner merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit, karena burner berfungsi sebagai tempat
pancampuran gas asetilen, dan aquabides, agar tercampur merata, dan dapat terbakar pada pemantik
api secara baik dan merata. Lobang yang berada pada burner, merupakan lobang pemantik api, dimana
pada lobang inilah awal dari proses pengatomisasian nyala api. Perawatan burner yaitu setelah selesai
pengukuran dilakukan, selang aspirator dimasukkan ke dalam botol yang berisi aquabides selama ±15
menit, hal ini merupakan proses pencucian pada aspirator dan burner setelah selesai pemakaian. Selang
aspirator digunakan untuk menghisap atau menyedot larutan sampel dan standar yang akan diuji. Selang
aspirator berada pada bagian selang yang berwarna oranye di bagian kanan burner. Sedangkan selang
yang kiri, merupakan selang untuk mengalirkan gas asetilen. Logam yang akan diuji merupakan logam
yang berupa larutan dan harus dilarutkan terlebih dahulu dengan menggunakan larutan asam nitrat
pekat. Logam yang berada di dalam larutan, akan mengalami eksitasi dari energi rendah ke energi tinggi.
Nilai eksitasi dari setiap logam memiliki nilai yang berbeda-beda. Warna api yang dihasilkan berbeda-
beda bergantung pada tingkat konsentrasi logam yang diukur. Bila warna api merah, maka menandakan
bahwa terlalu banyaknya gas. Dan warna api paling biru, merupakan warna api yang paling baik, dan
paling panas, dengan konsentrasi

Buangan pada AAS

Buangan pada AAS disimpan di dalam drigen dan diletakkan terpisah pada AAS. Buangan dihubungkan
dengan selang buangan yang dibuat melingkar sedemikian rupa, agar sisa buangan sebelumnya tidak
naik lagi ke atas, karena bila hal ini terjadi dapat mematikan proses pengatomisasian nyala api pada saat
pengukuran sampel, sehingga kurva yang dihasilkan akan terlihat buruk. Tempat wadah buangan
(drigen) ditempatkan pada papan yang juga dilengkapi dengan lampu indicator. Bila lampu indicator
menyala, menandakan bahwa alat AAS atau api pada proses pengatomisasian menyala, dan sedang
berlangsungnya proses pengatomisasian nyala api. Selain itu, papan tersebut juga berfungsi agar tempat
atau wadah buangan tidak tersenggol kaki. Bila buangan sudah penuh, isi di dalam wadah jangan dibuat
kosong, tetapi disisakan sedikit, agar tidak kering.
Keuntungan metode AAS

Keuntungan metode AAS dibandingkan dengan spektrofotometer biasa yaitu spesifik, batas deteksi yang
rendah dari larutan yang sama bisa mengukur unsur-unsur yang berlainan, pengukurannya langsung
terhadap contoh, output dapat langsung dibaca, cukup ekonomis, dapat diaplikasikan pada banyak jenis
unsur, batas kadar penentuan luas (dari ppm sampai %). Sedangkan kelemahannya yaitu pengaruh kimia
dimana AAS tidak mampu menguraikan zat menjadi atom misalnya pengaruh fosfat terhadap Ca,
pengaruh ionisasi yaitu bila atom tereksitasi (tidak hanya disosiasi) sehingga menimbulkan emisi pada
panjang gelombang yang sama, serta pengaruh matriks misalnya pelarut.

Ismi Riqobana di 00.30

Berbagi

2 komentar:

Kirana Aninda Putri17 Juni 2015 21.06

wah.. penjelasannya lengkap. saya mau tanya ni, jika ada senyawa yang tidak diketahui, analisis apa yang
bisa dilakukan ya? terimakasih.

Balas

Balasan

M. Rusydi Siregar29 Desember 2017 15.18

Berurutan melalui GC MS, FTIR, C-NMR dan H-NMR

Balas

Beranda

Lihat versi web

MENGENAI SAYA
Foto saya

Ismi Riqobana

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

http://nadinlove.blogspot.com/2012/03/kimia-analisa-instrument.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai