Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 5 Fisika

- Dewi Supriana Wati


- Irma
- Mei Devi Indah Sari
- Muhammad Ahlul Uzdri
- Rahmi
- Riski

Dosen : Andia

1. ATP
A. Pengertian ATP
ATP adalah Singkatan untuk Adenosin Trifosfat dengan rumus empiris: C10H16N5O13P3.
ATP merupakan Suatu senyawa organik yang terdiri dari adenosin (cincin adenin dan gula
ribosa) dan tiga gugus fosfat, dari sana ATP mendapat namanya. ATP adalah nukleotida
yang mengandung sejumlah besar energi kimia yang tersimpan dalam ikatan fosfat berenergi
tinggi.
ATP melepaskan energi ketika dipecah (dihidrolisis) menjadi ADP (atau Adenosin
difosfat ). Energi yang digunakan untuk banyak proses metabolisme. Oleh karena itu, ATP
dianggap sebagai mata uang energi universal untuk metabolisme. ATP dihasilkan melalui
respirasi seluler dalam mitokondria dan fotosintesis pada kloroplas. Fungsi ATP adalah
untuk transportasi energi intraseluler untuk berbagai proses metabolisme termasuk reaksi
biosintesis, motilitas, dan pembelahan sel. ATP juga digunakan sebagai substrat oleh kinase
yang memfosforilasi protein dan lipid, dan dengan adenilat siklase untuk memproduksi
AMP siklik.
B. Struktur Molekul ATP

Molekul ATP terdiri dari basa purin, gula pentosa dan gugus fosfat. Basis purin, adenin
melekat pada atom karbon 1 'dari ribosa, yang merupakan gula pentosa. Ketiga gugus fosfat
yang melekat pada gula pentosa pada posisi atom karbon 5 '. Berikut ini adalah struktur
molekul ATP dengan konstituennya.

Energi disimpan dalam PPP atau ikatan fosfat yang dilepaskan ketika ikatan rusak dan
ATP mengkonversi menjadi ADP melalui proses hidrolisis yang juga dikenal sebagai
defosforilasi.

ATP + H2O → ADP + Pi + energi (30,6 KJ / mol)


Dalam reaksi di atas, ADP adalah Adenosin Di-Fosfat dan Pi adalah fosfat anorganik.
Reaksi menunjukkan pemecahan ATP dan pelepasan energi. Reaksi ini juga dapat dibalik
dan ADP dapat dikonversi menjadi ATP tetapi akan membutuhkan jumlah energi yang sama
yang dilepaskan selama proses yaitu 30,6 KJ.

Proses ini dikenal sebagai kondensasi atau fosforilasi. Hal ini terjadi karena molekul ATP
adalah sangat tidak stabil dan akan dihidrolisis segera. Ikatan antara gugus fosfat dalam
molekul ATP lebih lemah daripada molekul ADP. Oleh karena itu, kita dapat mengatakan
bahwa kehadiran satu kelompok fosfat dapat membuat perbedaan dalam produksi energi dan
konsumsi molekul.

C. Glikolisis

Glikolisis adalah jalur pertama dari respirasi manusia. Dalam proses ini, satu molekul
glukosa diubah menjadi dua molekul piruvat yang digunakan sebagai komponen utama
dalam jalur berikutnya. Dalam prosesnya, 2 molekul ATP yang dirilis yang dianggap
sebagai molekul yang berat karena mereka memiliki banyak energi. Energi ini disimpan dan
digunakan oleh tubuh kemudian.

D. Siklus Krebs atau Siklus Asam Sitrat

Setelah glikolisis, jalur selanjutnya adalah siklus Krebs atau siklus asam sitrat. Dua
molekul piruvat yang dihasilkan dalam glikolisis tersebut teroksidasi dalam proses yang
melepaskan CO2. Molekul-molekul ATP yang dirilis dalam bentuk produk samping dan
diserap oleh mitokondria yang kemudian pasokan energi untuk melakukan tugas yang
berbeda. Proses ini juga menghasilkan 2ATP molekul.

E. Elektron Transport Fosforilasi

Elektron dilakukan melalui NADH yang dihasilkan oleh glikolisis dan siklus asam
sitrat, dan FADH2 dihasilkan oleh siklus asam sitrat yang diambil untuk fosforilasi transpor
elektron. Dalam proses ini 32 molekul ATP.

Oleh karena itu jumlah ATP yang dihasilkan dalam respirasi aerobik dalam 2 + 2 + 32 =
36.

Molekul ATP digunakan untuk berbagai tujuan. Jadi untuk semua orang yang bertanya-
tanya mengapa ATP merupakan molekul penting dalam metabolisme, jawabannya adalah
bahwa ATP memegang banyak energi yang digunakan dalam proses metabolisme banyak.
ATP adalah bagian penting dari fotosintesis dan proses sintesis protein. Hal ini juga
digunakan dalam kontraksi otot dan sangat membantu dalam transportasi molekul melalui
membran. Proses ini juga dikenal sebagai transpor aktif. Mereka juga digunakan dalam
mengirimkan sinyal dan dalam proses sintesis DNA.

2. Mitokondria
A. Pengertian Mitokondria

Mitokondria adalah salah satu organel sel dan berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
fungsi respirasi sel pada makhluk hidup, selain fungsi selular lain, seperti metabolisme asam
lemak, homeostasis kalsium, transduksi sinyal selular, biosintesis pirimidina, dan penghasil
energi yang berupa adenosina trifosfat pada lintasan katabolisme.
Mitokondria memiliki 2 lapisan membran, yaitu lapisan membran luar serta lapisan
membran bagian dalam. Pada lapisan membran bagian dalam terdapat lipatan-lipatan yang
disebut dengan cristae atau krista. Di dalam mitokondria terdapat sebuah 'ruangan' yang
disebut dengan matriks, dimana terdapat beberapa mineral yang dapat ditemukan pada
'ruangan' tersebut. Sel yang memiliki banyak sekali mitokondria dapat dijumpai di jantung,
hati,sertaotot.

Dalam mitokondria terdapat 2 membran, yaitu ruang intermembran dan matriks.


Mitokondria memiliki ruang diantara kedua membran tersebut yang disebut dengan ruang
intermembran. Ruangan ini sempit serta selektif. Membran bagian luar tidak dapat dilalui
oleh molekul kecil dan tidak dapat dilalui oleh protein dan molekul yang berukuran besar.

Matriks adalah ruang yang dibungkus oleh membran dalam. Dalam matriks tersebut terjadi
beberapa proses metabolisme. Protein yang ikut dalam proses respirasi serta enzim pembuat
ATP dibentuk di membran dalam. Membran dalam mempunyai permukaan yang luas.
Membran dalam memiliki permukaan yang luas yang berfungsi untuk meningkatkan
produktivitas respirasi selular. Bagian dalam matriks banyak mengandung ribosom, protein,
RNA dan DNA. Oleh karena itu, mitokondria merupakan salah satu organel sel yang dapat
mensintesis protein, selain inti sel atau nukleus dan Retikulum endoplasma.
Perlu diketahui bahwasannya DNA mitokondria berbeda dengan DNA yang terdapat dalam
inti sel (nukleus). DNA yang terdapat dalam inti sel hanya berjumlah 2 kopi dalam tiap sel
dan sedangkan DNA mitokondria berjumlah lebih dari 1000 kopi dalam tiap sel. Dalam segi
bentuk, DNA mitokondria berbentuk lingkaran sedangkan DNA dalam inti sel berbentuk
linear. Perbedaan antara DNA mitokondria dan DNA nukleus terdapat pada bagian
hereditasnya. DNA mitokondria hanya diturunkan dari ibu serta bersifat haploid /n
sedangkan DNA nukleus merupakan pencampuran dari DNA kedua orang tua.

Selain itu, perbedaan antara DNA nukleus dan DNA mitokondria terdapat dalam jumlah
genom keduanya. Genom DNA mitokondria lebih sedikit, hal ini dikarenakan secara garis
besar hanya membawa gen yang berfungsi pada proses respirasi selular.

Terdapat sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa mitokondria merupakan organel dari
hasil evolusi sel α-proteobacteria prokariota yang ber-endosimbiosis dengan sel eukariota.
Hipotesis tersebut didukung dengan beberapa fakta yang menyertainya, antara lain :

1. Adanya DNA yang terdapat di dalam mitokondria yang menunjukkan bahwa dahulu
mitokondria adalah entitas yang terpisah dari sel inangnya
2. Adanya beberapa kemiripan antara mitokondria dan bakteri, baik dalam segi ukuran
maupun cara reproduksi dengan cara membelah diri, juga struktur DNA yang berbentuk
lingkaran.
Oleh sebab itu, mitokondria mempunyai sistem genetik sendiri yang berbeda dengan sistem
genetik pada inti. Selain itu, ribosom dan rRNA mitokondria lebih mirip dengan yang
dimiliki oleh bakteri dibandingkan dengan yang dikode oleh inti sel eukariota.
Secara garis besar, tahap respirasi yang terjadi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur
yang sama, yang sering disebut sebagai daur atau siklus Krebs.

B. Struktur Mitokondria

Mitokondria banyak terdapat pada sel yang mempunyai aktivitas metabolisme yang
tinggi serta memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, seperti sel otot jantung. Jumlah
serta bentuk mitokondria dapat berbeda-beda pada setiap sel. Mitokondria memiliki bentuk
elips dengan diameter 0,5 µm serta panjang 0,5 – 1,0 µm. Struktur mitokondria terdiri dari 4
bagian utama, antara lain membran luar, membran dalam, ruang antar membran, serta
matriks yang terletak pada bagian dalam membran.

Membran luar terdiri dari protein dan lipid yang memiliki rasio perbandingan yang sama
serta mengandung protein porin yang dapat menyebabkan membran tersebut bersifat
permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang memiliki ukuran 6000 Dalton. Oleh karena
itu membran luar mitokondria menyerupai membran luar bakteri gram-negatif. Membran
luar juga mengandung enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid serta enzim yang mampu
berperan dalam proses transpor lipid ke matriks untuk menjalani β-oksidasi menghasilkan
asetil-KoA.
Membran dalam kurang permeabel dibandingkan dengan membran luar yang terdiri dari
20% lipid serta 80% protein. Membran ini merupakan tempat utama dalam proses
pembentukan ATP. Luas permukaan dapat meningkat dengan sangat tinggi yang diakibatkan
dengan banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam matriks yang disebut krista. Stuktur
krista tersebut dapat meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga dapat
meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam memiliki
kandungan protein yang terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berguna
dalam membentuk ATP pada matriks mitokondria, serta protein transpor yang berfungsi
untuk mengatur keluar masuknya metabolit dari matriks melewati membran dalam.

Ruang antar membran yang terdapat di antara membran luar serta membran dalam
merupakan tempat dalam berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel, seperti siklus
Krebs, reaksi β-oksidasi asam lemak, dan reaksi oksidasi asam amino. Di dalam matriks
mitokondria terdapat materi genetik, yang disebut dengan DNA mitkondria (mtDNA),
ribosom, ADP, ATP, fosfat inorganik dan ion-ion seperti magnesium, kalsium, serta kalium.

C. Fungsi Mitokondria

Fungsi mitokondria yang utama adalah sebagai pabrik energi sel yang mampu untuk
dapat menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat dapat berakhir di
mitokondria ketika piruvat di transpor serta dioksidasi oleh O2 dan menjadi CO2 serta air.
Energi yang dapat dihasilkan sangatlah efisien yaitu sekitar 30 molekul ATP yang
diproduksi untuk setiap molekul-molekul glukosa yang dioksidasi, sedangkan dalam
glikolisis hanya mampu untuk dihasilkan 2 molekul ATP. Fungsi mitokondria dapat
mengatur dalam aktivitas metabolisme sel.

Proses pembentukan energi atau dapat disebut juga dengan fosforilasi oksidatif terdiri atas 5
tahapan reaksi enzimatis yang melibatkan berbagai kompleks enzim yang terdapat pada
membran bagian dalam. Proses pembentukan ATP melibatkan proses transpor elektron
dengan melalui bantuan 4 kompleks enzim dan juga dengan bantuan FoF1 ATP Sintase
serta AdenineNucleotideTranslocator(ANT).

Fungsi mitokondria sangat bervariasi tergantung dengan jenis sel di mana mereka berada.

1. Mitokondria memiliki fungsi yang sangat penting yaitu untuk menghasilkan energi.
Makanan yang kita konsumsi akan dipecah dalam bentuk molekul yang sederhana seperti
karbohidrat, lemak, dan sebagainya. Hal tersebut akan dikirim ke mitokondria di mana
mereka akan memproses menjadi lebih lanjut untuk dapat menghasilkan molekul bermuatan
yang akan bergabung dengan oksigen serta akan menghasilkan molekul ATP. Seluruh proses
tersebut dikenal dengan fosforilasi oksidatif.
2. Mitokondria memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga konsentrasi ion kalsium
yang tepat dan cukup dalam berbagai kompartemen sel. Mitokondria dapat membantu sel-sel
untuk mencapai tujuan tersebut dengan melayani sebagai sebuah tangki penyimpanan yang
dapat menyimpan ion kalsium.
3. Mitokondria juga berperan dalam membangun bagian-bagian tertentu dari darah serta
hormon seperti testosteron dan estrogen.
4. Mitokondria yang terdapat dalam sel-sel hati mempunyai enzim yang dapat
mendetoksifikasi amonia.
5. Mitokondria berperan dalam proses kematian sel terprogram, yaitu sel yang tidak diinginkan
serta jumlah yang terlalu banyak sehingga akan dipangkas selama perkembangan organisme.
Proses tersebut disebut apoptosis. Kematian sel yang abnormal dikarenakan disfungsi
mitokondria akan berdampak dalam mempengaruhi fungsi organ.

3. ELEKTROOKULOGRAM ( EOG)
A. PENGERTIAN EOG

Elektrookulogram (EOG) adalah suatu pengukuran/pencatatan berbagai potensial pada


kornea retina sebagai akibat perubahan posisi dan gerakan mata.

B. FUNGSI

Elektrookulogram (EOG), berfungsi untuk mencatat atau mengukur berbagai potensial


pada kornea-retina sebagai akibat perubahan posisi dan gerakan mata.

C. SISTEM KERJA

Pada pengukuran ini, sepasan elektrode dilekatkan di kedua sisi mata. Potensian EOG
didefinisikan sebagai nol untuk mata yang melihat lurus ke depan ke titik rujukan EOG
memberikan informasi tentang orientasi mata, selain itu kecepatan angular dan percepatan
angularnya juga dapat ditentukan. Elektrookulografi lebih banyak digunakan untuk
penelitian. Telah dilakukan banyak studi EOG untuk menentukan efek obat pada gerakan
mata, gerakan mata sewaktu tidur, dan sewaktu mencari sesuatu dengan mata. Salah satu
penerapan klinisnya adalah pemeriksaan gerakan mata sewaktu nistagmus suatu kondisi
yang berkaitan dengan gerakan-gerakan kecil pada mata. Sinyal EOG bergantung pada otot
mata dan sistem vestibular (keseimbangan).

4. Elektrokardiogram (EKG)

A. Pengertian EKG

Pemeriksaan ektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan kesehatan terhadap aktivitas


elektrik (listrik) jantung. Elektrokardiogram adalah rekaman aktivitas elektrik jantung
sebagai grafik jejak garis pada kertas grafik. Bentuk jejak garis yang naik dan turun tersebut
dinamakan gelombang (wave). Proses perekaman aktivitas listrik jantung dalam bentuk
grafik disebut elektrokardiografi.

Jantung adalah pompa otot yang terdiri dari empat ruang. Dua ruang sebelah atas
disebut serambi (atrium), dan dua ruang sebelah bawah disebut Bikik (ventrikel). Sistem
elektrik alami menyebabkan otot jantung berkontraksi dan memompa darah ke seluruh
tubuh.

B. Tujuan Pemeriksaan EKG


Pemeriksaan EKG bertujuan untuk menilai kerja jantung, apakah normal atau tidak normal.
Beberapa hal yang dapat ditunjukkan oleh pemeriksaan EKG adalah:
o Laju (kecepatan) denyut jantung
o Ritme denyut jantung
o Kekuatan dan “timing” sinyal listrik saat melewati masing-masing bagian jantung.

C. Kegunaan Pemeriksaan EKG

Tes EKG dilakukan untuk beberapa keperluan antara lain.


o Memeriksa aktivitas elektrik jantung
o Menemukan penyebab nyeri dada, yang dapat disebabkan serangan jantung, inflamasi
kantung sekitar jantung (perikarditis), atau angina.
o Menemukan penyebab gejala penyakit jantung, seperti sesak napas, pusing, pingsan, atau
detak jantung lebih cepat atau tidak beraturan (palpitasi).
o Mengetahui apakah dinding ruang-ruang jantung terlalu tebal (hypertrophied)
o Memeriksa seberapa baik kerja suatu obat dan apakah obat tersebut memiliki efek samping
terhadap jantung.
o Memeriksa apakah suatu alat mekanis yang dicangkok dalam jantung, misalnya
pacemaker, bekerja dengan baik untuk mengendalikan denyut jantung.
o Memeriksa kesehatan jantung pada penderita penyakit atau kondisi tertentu, seperti
hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, atau penyakit lainnya.

D. Prosedur Pemeriksaan EKG

Tes EKG atau pemeriksaan EKG biasanya dilakukan oleh dokter, hasil EKG
dinilai oleh dokter spesialis misalnya spesialis penyakit jantung, spesialis penyakit
dalam, spesialis elektrofisiologi, spesialis anestesi, atau spesialis bedah.
EKG adalah tes kesehatan yang umum yang merupakan bagian dari check-up kesehatan
berkala. Perangkat tes EKG cukup portable (mudah dibawa atau dipindahkan). Jika anda
di rawat di rumah sakit, jantung anda mungkin akan dimonitor secara terus menerus
dengan system EKG , proses ini disebut telemetri.

Prosedur pemeriksaan EKG adalah sebagai berikut.

Pasien akan diminta berbaring di tempat tidur dan membuka sebagian pakaian
serta melepas asesori yang mengandung logam (misalnya jam tangan, handphone,
sabuk). Tubuh pasien akan dipasangi elektroda berupa lempeng logam tipis. Elektroda
ini akan dilapisi pasta untuk meningkatkan konduktivitas tubuh. Pasien diminta rileks
dan tidak berbicara. Dokter akan meminta pasien bernapas biasa atau menahan napas
sesaat waktu merekam kerja jantung. Pemeriksaan EKG sebagai bagian dari check up
tidak akan memakan waktu lama, biasanya sekitar 5 menit.

E. Hasil Pemeriksaan EKG

Pemeriksaan EKG merekam kerja jantung dalam bentuk grafik garis. Grafik ini akan
dinilai oleh seorang dokter ahli. Dokter akan menilai apakah kerja jantung pasien normal
atau tidak normal.

Denyut jantung dinilai normal jika:


o Ritme denyut jantung beraturan, biasanya antara 60 – 100 denyut per menit.
o Pola denyut jantung normal
Denyut jantung dinilai abnormal jika:
o Denyut jantung terlalu lambat (kurang dari 60 denyut per menit), atau denyut jantung
terlalu cepat (lebih dari 100 denyut per menit), atau ritme denyut jantung tidak beraturan
o Pola denyut jantung tidak normal

Anda mungkin juga menyukai