KEPERAWATAN
CEDERA KEPALA
KELOMPOK 1
PENGERTIAN CEDERA
KEPALA
Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak
yang disertai atau tanpa disertai perdarahan interstiil dalam substansi
otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak. Cedera kapala
merupakan cedera yang meliputi trauma kulit kepala, tengkorak, dan
otak.
Cedera kepala (trauma capitis) adalah cedera mekanik yang secara
langsung atau tidak langsung mengenai kepala yang mengakibatkan
luka di kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, robekan selaput otak,
dan kerusakan jaringa otak itu sendiri, serta mengakibatkan
gangguan neurologis.
KLASIFIKASI CEDERA KEPALA
Klasifikasi cedera kepala yang terjadi melalui dua cara yaitu efek langsung trauma pada
fungsi otak (cedera primer) dan efek lanjutan dari sel-sel otak yang bereaksi terhadap
trauma (cedera sekunder).
Cedera Primer
Cedera primer, terjadi pada waktu benturan, mungkin karena memar pada permukaan
otak, lasetasi substansi alba, cedera robekan atau hemoragi.
Cedera Sekunder
Cedera sekunder dapat terjadi sebagai kemampuan autoregulasi serebral dikurangi atau
tidak ada pada area cedera.Konsekuensinya meliputi hyperemia (peningkatan volume darah)
pada area peningkatan permeabilitas kapiler, serta vasodilatasi arterial, semua menimbulkan
peningkatan isi intrakranial dan akhirnya peningkatan tekanan intrakranial (TIK).
ETIOLOGI CEDERA KEPALA
Penyebab cedera kepala dapat dibedakan berdasarkan jenis
kekerasan yaitu jenis kekerasan benda tumpul dan benda
tajam.Benda tumpul biasanya berkaitan dengan kecelakaan lalu
lintas (kecepatan tinggi, kecepatan rendah), jatuh, pukulan
benda tumpul, Sedangkan benda tajam berkaitan dengan
benda tajam (bacok) dan tembakan.
PATOFISIOLOGI
Berdasarkan patofisiologinya, kita mengenal dua macam cedera otak,
yaitu cedera otak primer dan cedera otak sekunder.Cedera otak primer
adalah cedera yang terjadi saat atau bersamaan dengan kejadian trauma,
dan merupakan suatu fenomena mekanik.Umumnya menimbulkan lesi
permanen. Tidak banyak yang bisa kita lakukan kecuali membuat fungsi
stabil, sehingga sel-sel yang sedang sakit bisa mengalami proses
penyembuhan yang optimal.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala yang ditimbulkan tergantung pada besarnya dan distribusi cedera
otak.
Cedera kepala ringan
Gejala-gejala ini dapat menetap selama beberapa hari, beberapa minggu atau lebih lama
setelah konkusio cedera otak akibat trauma ringan.
Cedera kepala sedang
◦ Kelemahan pada salah satu tubuh yang disertai dengan kebingungan atau hahkan koma.
PENCEGAHAN
Pencegahan Primer
Pencegahan primer yaitu upaya pencegahan sebelum peristiwa terjadinya kecelakaan lalu lintas seperti
untuk mencegah faktor-faktor yang menunjang terjadinya cedera seperti pengatur lalu lintas, memakai
sabuk pengaman, dan memakai helm.
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder yaitu upaya pencegahan saat peristiwa terjadi yang dirancang untuk
mengurangi atau meminimalkan beratnya cedera yang terjadi. Dilakukan dengan pemberian pertolongan
pertama,
Pencegahan Tertier
Pencegahan tertier bertujuan untuk mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih berat, penanganan
yang tepat bagi penderita cedera kepala akibat kecelakaan lalu lintas untuk mengurangi kecacatan dan
memperpanjang harapan hidup.
ASUHAN
KEPERAWATAN
CEDERA KEPALA
PENGKAJIAN
◦Riwayat kesehatan
◦Pemeriksaan fisik
◦Pemeriksaan Penunjang
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO. Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. Risiko ketidakefektifan Mendemonstrasikan status sirkulasi yang - Monitor adanya daerah tertentu yang peka terhadap
perfusi jaringan otak ditandai dengan: panas/ dingin/ tajam/ tumpul.
tekanan systole dan diastole dalam rentang - Monitor adanya paretese.
yang diharapkan. - Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika
Tidak ada ortostatik hipertensi. ada isi atau laserasi.
Tidak ada tanda-tanda peningkatan - Gunakan sarung tangan untuk proteksi.
tekanan intrakranial (tidak boleh dari 15 - Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung.
mmHg), - Monitor kemampuan BAB.
Mendemonstrasikan kemampuan kognitif - Kolabrasi pemberian analgetik.
yang ditandai dengan: - Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi.
- Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai
dengan kemampuan.
- Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan
orientasi.
NO. Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
2. Hambatan mobilitas Klien meningkat dalam - Monitoring vital sign sebelum/
fisik aktivitas fisik. sesudah latihan.
Mengerti tujuan dari - Konsultasikan dengan terapi fisik
peningkatan dari tentang rencana ambulasi sesuai
peningkatan mobilitas. dengan kebutuhan.
Memverbalisasikan - Kaji pasien dalam mobilisasi.
perasaan dalam
meningkatkan kekuatan
dan kemampuan
berpindah.
NO. Diagnosa Keperawatan NOC NIC
3. Gangguan pertukaran gas Mendemonstrasikan peningkatan - Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau
ventilasi dan oksigenasi yang jaw thrust bila perlu.
adekuat. - Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
Memelihara kebersihan paru-paru - Identikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
dan bebas dari tanda distress nafas buatan.
pernafasan. - Pasang mayo bila perlu.
Mendemonstrasikan batuk efektif - Lakukan fisioterapi dad bila perlu.
dan suara nafas yang bersih, tidak - Keluarkan secret dengan batuk atau saction.
ada sianosis dan dyspneu (mampu - Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
mengeluarkan sputum, mampu tambahan.
bernafas dengan mudah, tidak ada - Lakukan suction pada mayo.
pursed lips). - Berikan bronkodilator bila perlu.
Tanda-tanda vital dalam rentang - Berikan pelembab udara.
normal.
NO. Diagnosa Keperawatan NOC NIC