Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH LARUTAN

ELEKTROLIT DAN NON


ELEKTROLIT

NAMA: ZAHRA RUMI ASHARI


KELAS: X MIPA 4
PENGARUH LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Tujuan pengamatan:
1. Dapat membedakan sifat dan jenis dari larutan elektrolit
dan non elektrolit
2. Dapat menggolongkan berbagai larutan ke dalam
larutan elektrolit atau non elektrolit
3. Dapat membedakan elektrolit kuat dan elektrolit lemah
4. Menguji hantaran listrik melalui larutan
TEORI DASAR
Sejarah Larutan Elektrolit
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia
mengemukakan teori elektrolit yang sampai saat ini teori tersebut tetap
bertahan padahal ia hampir saja tidak diberikan gelar doktornya di Universitas
Upsala, Swedia, karena mengungkapkan teori ini. Menurut Arrhenius, larutan
elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik
positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan
ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-
ion dalam larutan netral. Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus
listrik. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit.
Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau
timbulnya gelembung gas dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung
partikel-partikel yang bermuatan (kation dan anion). Berdasarkan percobaan
yang dilakukan oleh Michael Faraday, diketahui bahwa jika arus listrik dialirkan
ke dalam larutan elektrolit akan terjadi proses elektrolisis yang menghasilkan
gas. Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi
dan ion negatif mengalami oksidasi. Contoh, pada larutan HCl terjadi reaksi
elektrolisis yang menghasilkan gas hidrogen sebagai berikut.
HCl(aq)→ H+(aq) + Cl-(aq)
Reaksi reduksi : 2H+(aq) + 2e- → H2(g)
Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e-

Pengertian larutan
LARUTAN adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling
melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi
secara fisik. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat)
terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-
zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan
pelarut dalam larutan ini dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan
proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut
pelarutan atau solvasi.
Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan
dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Tidak hanya
padatan, gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan, contohnya saja karbon
dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan
lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya
aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.
Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit.
Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori
elektrolit pada tahun 1884 yang sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan
padahal ia hampir saja tidak diberikan gelar doktornya di Universitas Upsala,
Swedia, karena mengungkapkan teori ini. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit
dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan
negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif
akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam
larutan netral. Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik.
Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya
gelembung gas dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel
yang bermuatan (kation dan anion). Larutan ini dapat bersumber dari senyawa
ion (senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau senyawa kovalen polar
(senyawa yang mempunyai ikatan kovalen polar).
Daya hantar listrik larutan elektrolit bergantung pada jenis dan
konsentrasinya. Beberapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik
dengan baik meskipun konsentrasinya kecil, larutan ini dinamakan elektrolit
kuat. Sedangkan larutan elektrolit yang mempunyai daya hantar lemah
meskipun konsentrasinya tinggi dinamakan elektrolit lemah.
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik dengan baik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut akan terurai
sempurna (derajat ionisasi ? = 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan
tersebut banyak mengandung ion-ion. Karena banyak ion yang dapat
menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat. pada persamaan reaksi,
ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan.
Contoh :
NaCl(s) → Na+ (aq) + Cl- (aq)

Yang tergolong elektrolit kuat adalah:


1. Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
2. Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti:
NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
3. Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-
lain.
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik dengan lemah. Hal ini disebabklan karena zat terlarut akan terurai
sebagian (derajat ionisasi ? << 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan
tersebut sedikit mengandung ion. Hal ini disebabkan tidak semua terurai
menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada
sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Dalam persamaan
reaksi, ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik).
Contoh :
CH3COOH(aq) ↔ CH3COO- (aq) + H+ (aq)

yang tergolong elektrolit lemah:


1. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain
2. Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain
3. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain

Berdasarkan sifat daya hantar listriknya, larutan dibagi menjadi dua yaitu
larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Sifat elektrolit dan non elektrolit
didasarkan pada keberadaan ion dalam larutan yang akan mengalirkan arus
listrik. Jika dalam larutan terdapat ion, larutan tersebut bersifat elektrolit. Jika
dalam larutan tersebut tidak terdapat ion larutan tersebut bersifat non
elektrolit.
Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam
larutan, sehingga tidak ada ion yang bermuatanyang dapat menghantarkan
arus listrik. Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
- Larutan urea
- Larutan sukrosa
- Larutan glukosa
- Larutan alkohol dan lain-lain

Sifat Larutan Elektrolit


1. Elektrolit Kuat
 Terionisasi sempurna
 Menghantarkan listrik
 Lampu menyala terang
 Terdapat gelembung – gelembung gas
Contoh: NaCl, HCl,NaOH, dan H2SO4
2. Elektrolit Lemah
 Terionisasi sebagian
 Menghantarkan arus listrik
 Lampu menyala redup
 Terdapat gelembung gas
Contoh: CH3COOH, NH3,dan H2S
ALAT DAN BAHAN
1) Gelas ukur
2) Sendok pengaduk
3) Gelas kimia
4) Kabel
5) Batu baterai
6) Bohlam lampu kecil
7) Batang karbon
8) Beberapa larutan

CARA KERJA
1) Siapkan rangkaian alat uji elektrolit
2) Siapkan beberapa larutan yang akan diuji
3) Masukkan larutan yang akan diuji ke dalam gelas kimia
4) Celupkan kedua batang karbon ke dalam gelas kimia, jangan sampai
bersentuhan
5) Perhatikan apa yang terjadi pada bola lampu (nyala terang/nyala
redup/tidak menyala) dan perhatikan apa yang terjadi pada larutan
6) Ulangi langkah 2-4 dengan menggunakan larutan yang lain. Jangan lupa
membersihkan batang karbon
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

a) Larutan HCL
 Hasilnya, kedua batang karbon yang dicelupkan ke dalam larutan
HCL, bohlam lampu yang tersambung menyala redup dan larutan
HCL mengeluarkan gelembung.
b) Larutan C12H22O6
 Hasilnya, kedua batang karbon yang dicelupkan ke dalam larutan
C12H22O6, bohlam lampu yang tersambung tidak menyala dan
larutannya tidak mengeluarkan gelembung.
c) Larutan NaCl
 Hasilnya, kedua batang karbon yang dicelupkan ke dalam larutan
NaCl, bohlam lampu yang tersambung menyala redup dan
larutannya mengeluarkan gelembung.
d) Larutan NaOH
 Hasilnya, kedua batang karbon yang dicelupkan ke dalam larutan
NaOH, bohlam lampu yang tersambung menyala terang dan
larutannya mengeluarkan gelembung.
e) Larutan CaCl2
 Hasilnya, kedua batang karbon yang dicelupkan ke dalam larutan
CaCl2, bohlam lampu yang tersambung menyala dengan sangat
redup dan larutannya mengeluarkan gelembung.
f) Larutan NH3
 Hasilnya, kedua batang karbon yang dicelupkan ke dalam larutan
NH3, bohlam lampu yang tersambung tidak menyala dan
larutannya tidak mengeluarkan gelembung.
g) Larutan NH4Cl
 Hasilnya, kedua batang karbon yang dicelupkan ke dalam larutan
NH4Cl, bohlam lampu yang tersambung menyala dengan redup
dan larutannya mengeluarkan gelembung.
h) Larutan H2O
 Hasilnya, kedua batang karbon yang dicelupkan ke dalam larutan
H2O, bohlam lampu yang tersambung tidak menyala dan
larutannya tidak mengeluarkan gelembung.
i) Larutan MgCl2
 Hasilnya, kedua batang karbon yang dicelupkan ke dalam larutan
MgCl2, bohlam lampu yang tersambung tidak menyala, tetapi
larutannya mengeluarkan gelembung.
j) Larutan CuSO4
 Hasilnya, kedua batang karbon yang dicelupkan ke dalam larutan
CuSO4, bohlam lampu yang tersambung tidak menyala, tetapi
larutannya mengeluarkan gelembung.

Dan ini merupakan tabel pengamatan dari kelompok kimia saya


No. NAMA LARUTAN RUMUS HASIL PENGAMATAN
KIMIA LAMPU LARUTAN
1 Asam Klorida HCl Menyala Mengeluarkan
redup gelembung
2 Gula C12H22O6 Tidak Tidak
menyala mengeluarkan
gelembung
3 Garam NaCl Menyala Mengeluarkan
redup gelembung
4 Natrium Hidroksida NaOH Menyala Mengeluarkan
terang gelembung
5 Kalsium Klorida CaCl2 Menyala Mengeluarkan
sangat redup gelembung
6 Amonia NH3 Tidak Tidak
menyala mengeluarkan
gelembung
7 Amonium Klorid NH4Cl Menyala Mengeluarkan
redup gelembung
8 Air H2O Tidak Tidak
menyala mengeluarkan
gelembung
9 Magnesium Klorida MgCl2 Tidak Mengeluarkan
menyala gelembung
10 Tembaga (II) Sulfat CuSO4 Tidak Mengeluarkan
menyala gelembung
KESIMPULAN

Jadi, berdasarkan sifat daya hantar listriknya, larutan dibagi menjadi dua
yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Di dalam larutan elektrolit,
ada larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Larutan elektrolit kuat
adalah yang paling baik dalam menghantarkan listrik. Sedangkan larutan
elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik namun daya
hantarnya tidak terlalu kuat. Lalu, larutan non elektrolit adalah larutan yang
tidak dapat menghantarkan listrik.
 Larutan elektrolit kuat: apabila batang karbon dicelupkan ke dalam
larutan, bohlam lampu akan menyala terang dan larutannya akan
mengeluarkan gelembung
 Larutan elektrolit lemah: apabila batang karbon dicelupkan ke dalam
larutan, bohlam lampu akan menyala redup atau bahkan tidak menyala,
tetapi larutannya tetap mengeluarkan gelembung.
 Larutan non elektrolit: apabila batang karbon dicelupkan ke dalam
larutan, bohlam lampu tidak menyala dan larutannya tidak
mengeluarkan gelembung sama sekali.
Jadi, berdasarkan pengamatan yang telah saya lakukan, yang termasuk
dalam larutan elektrolit kuat adalah Natrium Hidroksida (NaOH). Yang
termasuk dalam larutan elektrolit lemah adalah Asam Klorida (HCl), Garam
(NaCl), Kalsium Klorida (CaCl2), Amonium Klorid (NH4Cl), Magnesium Klorida
(MgCl2), dan Tembaga (II) Sulfat (CuSO4). Sedangkan yang termasuk ke dalam
larutan non elektrolit adalah Gula (C12H22O6), Amonia (NH3), Dan Air (H2O).

Anda mungkin juga menyukai