Berwirausaha merupakan salah satu cara seseorang untuk bekerja dan menitih karir untuk kehidupan mereka di masa yang akan datang. Dengan berwirausaha dapat pula membukakan lapangan pekerjaan baru bagi orang-orang yang membutuhkan pekerjaan, selain itu dapat membantu tugas pemerintah dalam mengurangi pertumbuhan pengangguran. Pada zaman modern ini tidak hanya orang-orang dewasa atau tua yang berani untuk memulai bisnis mereka, sekarang banyak terlihat generasi muda yang sudah berani untuk memulai usaha dan tidak sedikit pula yang dapat meraih kesuksesan di usia muda. Banyak sekali disekeliling kita usaha- usaha yang ternyata di pelopori oleh anak muda yang notebene masih menempuh pendidikan. Entah itu usaha makanan, fashion, makeup dan sebagainya. Mereka mulai berfikir untuk menghasilkan keuntungan sendiri tanpa harus bekerja untuk orang lain. Tidak sedikit pula masyarakat yang lebih memilih untuk mendirikan usaha mereka sendiri daripada menggantungkan kehidupan mereka dengan bekerja sebagai karyawan swasta maupun negeri. Dengan tekad dan keuletan segala macam peluang dapat dijadikan sebuah usaha yang menghasilkan keuntungan. Tergantung bagaimana mereka dapat memanfaatkan peluang tersebut serta memanfaatkan waktu, tenaga dan modal. Pemakaian herbal sebagai obat-obatan tradisional telah diterima luas di negara-negara maju maupun berkembang sejak dahulu kala, bahkan dalam 20 tahun terakhir perhatian dunia terhadap obat-obatan tradisional meningkat. Indonesia merupakan negara besar yang terkenal karena keanekaragamannya, salah satunya adalah keanekaragaman hayati khususnya tumbuhan. Selain itu Indonesia juga memiliki keanekaragaman etnis yang memiliki berbagai macam pengetahuan tentang obat tradisional yang menggunakan bahan-bahan dari tumbuhan. Oleh karena itu, munculah ide untuk membuat suatu usaha dengan menjual makanan ataupun minuman instan dengan bahan dasar herbal yang tentunya bermanfaat bagi kesehatan, kemudian diproduksi dan dikemas sedemikian rupa agar menarik pasaran dan bernilai jual tinggi. 1.2 Tujuan Pendirian Usaha a. Membuat produk yang bermanfaat bagi kesehatan b. Menciptakan inovasi baru yang bermanfaat bagi masyarakat. c. Menambah pengalaman dan pengetahuan tentang berwirausaha. d. Mendapatkan profit. 1.3 Visi & Misi Visi : Membuat produk pengolahan dengan inovasi baru dan menjadi produk yang unggul. Misi : a. Mewujudkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat dari pengolahan inovasi baru. b. Selalu berinovasi dengan produk herbal atau rempah-rempah yang bermanfaat bagi kesehatan. BAB II ASPEK UMUM
2.1 Nama Usaha
Usaha yang didirikan diberi nama Areaherbal.id, nama ini dipilih karena pendiri usaha ingin konsisten dengan menjual produk-produk herbal. Area dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai suatu daerah, tempat, wilayah, dan lingkungan. Sedangkan herbal dalam bahasa Indonesia dapat didefinsikan sebagai bahan yang berasal dari alam yang bersifat alami. Berdasarkan definisi tersebut nama Areaherbal.id dipilih agar memudahkan pelanggan mengingan nama usaha yang didirikan serta meyakinkan konsumen bahwa benar produk yang dijual bersifar herbal. 2.2 Tempat Usaha Usaha yang didirikan terbagi menjadi 2 tempat atau dua lapak, yang pertama lapak offline pendiri usaha membuka lapak untuk menjual produk di daerah pasar jum’at kelapa gading banjarbaru dan halaman kantor gubernur Kalimantan selatan. Sedangkan lapak online ditawarkan melalui situs media social berupa instagram dan line dengan tujuan penjualan melalui online dan offline ini dapat lebih menarik konsumen untuk membeli produk. 2.3 Pendiri Usaha Usaha didikan bersama-sama berjumlah 6 (enam) orang yang terdiri dari : 1. Edy Chandra Irawan sebagai ketua kelompok 2. Desy aditya febrina sebagai anggota 3. Hanum rinanda putri sebagai anggota 4. Muna afidah sebagai anggota 5. Sulistiyowati sebagai anggota 6. Tia aureliya sebahai anggota 2.4 Bidang Usaha Bidang usaha yang didirikan berfokus pada produk-produk olahan rumahan yang menggunakan bahan-bahan herbal alami yang berkhasiat baik bagi kesehatan contoh produk yang dijual adalah jamu kunyit asam, wedang jahe sereh, dan pudding sedot jahe secang. 2.5 Pasar yang dibidik Target pasar yang pendiri usaha bidik adalah golongan usia remaja hingga dewasa, mengingat produk yang dijual sejenis jamu yang berbahan dasar rempah maka rentang usia yang meminati produk tersebut adalah usia dewasa. BAB III ASPEK PERMODALAN DAN BIAYA
3.1 Perincian Keuangan dan Modal
A. Kunyit Asam a. Rincian Biaya Pokok 1x Produksi 1. Serbuk Kunyit 15 gram Rp. 1.000 2. Asam 15 gram Rp. 1.000 3. Kayu Manis 1 jari Rp. 1.000 4. Gula putih 300 gram Rp. 4.000 5. Air 2,25 liter Rp. 1.000 6. Cup (300 x 10) Rp. 3.000 7. Stiker Rp. 2.000 Total Rp. 13.000 b. Laba Harga jual (1 cup) = Rp. 3.000 x 10 = Rp 30.000 Harga pokok = Rp 13.000 Laba = harga jual – harga pokok = Rp 30.000 – Rp 13.000 = Rp 17.000 c. Rincian Biaya Tambahan Rincian biaya tambahan = Modal investasi (total) – pengeluran perhari = Rp 30.000 – 0 = Rp 30.000 d. BEP Bep = Total penegeluaran perhari – laba produk = 0 – Rp. 17.000 = Rp. 17.000 e. PBP Pbp = Harga pokok X total penegeluaran perhari X jumlah produksi 1 hari = Rp. 13.000 X 0 X 0 = Rp. 13.000 f. Pendapatan Kembali Pendapatan kembali = Modal investasi – PBP = Rp. 30.000 – Rp. 13.000 = Rp. 17.000 g. ROI Roi = Total penjualan – modal investasi/modal investasi X 100% = Rp. 30.000 – Rp. 30.000/Rp. 30.000 X 100% = 0 % Harga pokok = Total biaya produksi/jumlah produksi = Rp. 13.000/10 = Rp. 1.300
B. Puddot (Puding Sedot)
a. Rincian Biaya Pokok 1x Produksi 1. Serbuk Jahe 10 gram Rp. 1.000 2. Agar-agar 1 bungkus (Nutrijel) Rp. 3.000 3. Susu Kental Manis Rp. 3.000 4. Gula putih 300 gram Rp. 4.000 5. Air 3 liter Rp. 1.000 6. Wadah (400 x 10) Rp. 4.000 7. Stiker Rp. 2.000 Total Rp. 18.000 b. Laba Harga jual (1 cup) = Rp. 5.000 x 10 = Rp 50.000 Harga pokok = Rp 18.000 Laba = harga jual – harga pokok = Rp 50.000 – Rp 18.000 = Rp 32.000 c. Rincian Biaya Tambahan Rincian biaya tambahan = Modal investasi (total) – pengeluran perhari. = Rp 50.000 – 0 = Rp 50.000 d. BEP Bep = Total penegeluaran perhari – laba produk = 0 – Rp. 32.000 = Rp. 32.000 e. PBP Pbp = Harga pokok X total penegeluaran perhari X jumlah produksi 1 hari = Rp. 18.000 X 0 X 0 = Rp. 18.000 f. Pendapatan Kembali Pendapatan kembali = Modal investasi – PBP = Rp. 50.000 – Rp. 18.000 = Rp. 32.000 g. ROI Roi = Total penjualan – modal investasi/modal investasi X 100% = Rp. 50.000 – Rp. 50.000/Rp. 50.000 X 100% = 0 % Harga pokok = Total biaya produksi/jumlah produksi = Rp. 18.000/10 = Rp. 1.800
C. Wedang Jahe Sereh
a. Rincian Biaya Pokok 1x Produksi 1. Serbuk Jahe 10 gram Rp. 1.000 2. Agar-agar 1 bungkus (Nutrijel) Rp. 3.000 3. Susu Kental Manis Rp. 3.000 4. Gula putih 300 gram Rp. 4.000 5. Air 3 liter Rp. 1.000 6. Wadah (400 x 10) Rp. 4.000 7. Stiker Rp. 2.000 Total Rp. 18.000 b. Laba Harga jual (1 cup) = Rp. 5.000 x 10 = Rp 50.000 Harga pokok = Rp 18.000 Laba = harga jual – harga pokok = Rp 50.000 – Rp 18.000 = Rp 32.000 c. Rincian Biaya Tambahan Rincian biaya tambahan = Modal investasi (total) – pengeluran perhari. = Rp 50.000 – 0 = Rp 50.000 d. BEP Bep = Total penegeluaran perhari – laba produk = 0 – Rp. 32.000 = Rp. 32.000 e. PBP Pbp = Harga pokok X total penegeluaran perhari X jumlah produksi 1 hari = Rp. 18.000 X 0 X 0 = Rp. 18.000 f. Pendapatan Kembali Pendapatan kembali = Modal investasi – PBP = Rp. 50.000 – Rp. 18.000 = Rp. 32.000 g. ROI Roi = Total penjualan – modal investasi/modal investasi X 100% = Rp. 50.000 – Rp. 50.000/Rp. 50.000 X 100% = 0 % Harga pokok = Total biaya produksi/jumlah produksi = Rp. 18.000/10 = Rp. 1.800 BAB IV ANALISIS SWOT BAB V PENUTUP LAMPIRAN