Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

METODE PENELITIAN

MUH FADLI FEBRIAN A. A012181038

MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2019
PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TERHADAP
KINERJA PEGAWAI

Oleh :

Muh. Fadhli Febrian Amir

Latar Belakang

Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan salah satu faktor penentu dalam proses
pembangunan yang dinamis sehingga dibutuhkan peranan yang lebih besar terutama dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Kelancaran penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan
pembangunan memerlukan suatu pembinaan terhadap aparatur negara. Pegawai Negeri Sipil
(PNS) sebagai unsur utama sumber daya manusia aparatur negara mempunyai peranan penting
dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Oleh karena
itu tidak dapat dipungkiri bahwa faktor manusia merupakan modal utama yang perlu
diperhatikan dalam suatu pemerintahan. Hal tersebut sangatlah penting karena bagaimanapun
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan ditentukan oleh kualitas dan kemampuan
sumber daya manusia.
Sumber daya manusia merupakan suatu aspek yang sangat penting bagi keberlangsungan
hidup dan perkembangan organisasi (pemerintahan). Sumber daya manusia berguna dalam
penguasaan teknologi, menggunakan modal, mengatur dana, dan menghasilkan produk yang
berkualitas. Seberapa canggih teknologi yang dimanfaatkan oleh organisasi dalam menjalankan
pekerjaan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang mengoperasikannya.
Perkembangan lingkungan yang semakin cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut
setiap organisasi mampu menghadapi tantangan global, khususnya kompetisi dan sumber daya
manusia (SDM) yang kompeten di bidangnya. Kompetensi SDM sangat dibutuhkan apabila
suatu organisasi ingin tetap eksis di tengah persaingan yang semakin ketat. Oleh karena itu,
tidaklah mengherankan apabila berjalan atau tidaknya suatu organisasi salah satunya dipengaruhi
oleh seberapa tinggi kualitas kinerja SDM dan kemampuan organisasi untuk memanfaatkan
sumber daya eksternal secara maksimal.
Organisasi harus mempersiapkan diri agar tidak menemui berbagai kendala yang dapat
menghambat produktivitasnya dalam menghadapi persaingan tersebut. Organisasi juga harus
berupaya semaksimal mungkin untuk menghindari kendala yang semakin kompleks dengan
tingkat variasi, intensitas, dan cakupan yang mungkin belum pernah ditemui syang dapat
merugikan organisasi. Oleh karena itu, organisasi seringkali mencoba untuk mempersiapkan
kualitas manajemen dan kualitas SDM agar menjadi lebih tangguh dan sanggup bekerja dengan
cara-cara baru, memiliki kecakapan tinggi, serta memiliki kualitas kerja yang handal.
Kualitas SDM sebuah organisasi merupakan salah satu faktor utama baik atau buruknya
organisasi. Jika SDM lemah, maka perkembangan organisasi dapat terhambat dan
produktivitasnya menjadi terbatas sehingga organisasi tidak mampu bersaing, baik dalam skala
lokal, regional, maupun global. Organisasi menempuh berbagai cara untuk mendapatkan SDM
yang memiliki kualitas tinggi, etos kerja produkif, keterampilan dan kreativitas, profesionalisme,
disiplin, serta mampu menguasai dan mengembangkan teknologi. Salah satunya adalah melalui
pendidikan dan pelatihan bagi SDM-nya.
Sumber daya manusia yang berkualitas adalah sumber daya manusia yang memiliki
pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan sikap yang baik dalam bekerja. Oleh karena itu,
organisasi perlu mengambil langkah agar dapat mengembangkan dan meningkatkan kualitas
pegawai. Pegawai diharapkan selalu mengasah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan agar
lebih baik sesuai dengan tuntutan zaman serta dapat meningkatkan kinerja pegawai dalam
organisasi tersebut. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan pegawai sehingga
mempengaruhi seberapa banyak kontribusi mereka kepada instansi atau organisasi termasuk
pelayanan kualitas yang disajikan. Organisasi dalam meningkatkan kinerja pegawai perlu adanya
pengembangan sumber daya manusia yang tepat dengan lingkungan kerja yang mendukung.
Faktor-faktor yang digunakan untuk meningkatkan kinerja pegawai diantaranya kemampuan
individual (pengetahuan, keterampilan dan kemampuan), usaha yang dicurahkan, dan dukungan
organisasional. Kinerja pegawai merupakan hasil olah pikir dan tenaga dari seorang pegawai
terhadap pekerjaan yang dilakukan, dapat berwujud, dilihat, dihitung jumlahnya, akan tetapi
dalam banyak hal hasil olah pikiran dan tenaga tidak dapat dihitung dan dilihat, seperti ide-ide
dan inovasi dari pegawai dalam rangka meningkatkan kemajuan organisasi.
Pendidikan dan pelatihan pegawai merupakan kegiatan pengembangan sumber daya
manusia untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan, serta meningkatkan
kinerja pegawai. Pendidikan dan pelatihan berupaya mengembangkan kemampuan intelektual
dan kepribadian pegawai. Oleh karena itu setiap organisasi yang ingin berkembang harus benar
benar memperhatikan pendidikan dan pelatihan pegawai sehingga dapat berpengaruh terhadap
peningkatan kinerja pegawai.
Pelatihan bagi organisasi (pemerintahan) dilakukan untuk meningkatkan produtivitas,
sedangkan pelatihan bagi pegawai dilakukan untuk meningkatkan kinerja karena setiap manusia
perlu belajar dan berlatih agar memiliki kompetensi dan kemampuan yang memadai dalam
mengerjakan suatu pekerjaan. Mangkunegara (2003:61) mengemukakan bahwa kinerja adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dari sudut pandang inilah
tampak arti penting program pelatihan dan pendidikan bagi pegawai karena pegawai akan merasa
adanya perhatian dari organisasi untuk lebih meningkatkan kinerjanya.
Kesuksesan sebuah organisasi tidak hanya tergantung pada bagaimana organisasi
menghasilkan kompetensi manusia, tetapi juga bagaimana organisasi memberikan dukungan atas
kemampuan yang dimiliki para pegawai dalam bekerja. Dukungan perusahaan atau instansi
terhadap kemampuan yang dimiliki oleh pegawai menjadi hal penting mengingat lingkungan
instansi, baik internal maupun eksternal selalu mengalami perubahan berkelanjutan. Kemampuan
bekerja mutlak dimiliki oleh pegawai sehingga aktivitas atau pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab mereka dapat terselesaikan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Pada dasarnya kemampuan kerja karyawan ditentukan dari kemampuan pengetahuan,
kemampuan keterampilan, dan kemampuan sikap. Beberapa indikasi kemampuan kerja tersebut
dapat menunjukkan adanya kemampuan kerja secara keseluruhan, dimana kemampuan yang
dimiliki oleh seorang pegawai dapat menunjukkan tingkat kemampuan kerja yang dimiliki.
Kemampuan kerja yang dimiliki pegawai mencerminkan kinerja yang akan dihasilkan pegawai
tersebut.
Kemampuan yang dimiliki oleh seorang pegawai menjadi hal yang sangat penting bagi
setiap pegawai untuk menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan lingkungan diinstansinya.
Kemampuan kerja para pegawai dianggap penting sehingga pimpinan perlu memahami sifat
yang dimiliki oleh pegawai. Melalui usaha tersebut, maka dapat tercipta suasana kerja yang lebih
tepat bagi usaha meningkatkan kinerja para pegawai.
Menyadari pentingnya pendidikan dan pelatihan diperlukan adanya koordinasi yang baik
dari setiap bagian. Koordinasi penting dalam organisasi (instansi), karena didalamnya terdapat
kegiatan yang berlainan dan dilakukan banyak orang, sehingga perlu adanya koordinasi yang
baik agar tidak terjadi kesimpangsiuran kegiatan dan dapat ditujukan kepada titik arah
pencapaian tujuan dengan efisien.
Evaluasi pendidikan dan pelatihan sangatlah penting bagi individu ataupun organisasi
(instansi), karena tujuan evaluasi ini yaitu untuk mengetahui sejauh mana kegiatan pendidikan
dan pelatihan telah mencapai tujuan. Selain evaluasi, anggaran dana yang disediakan dianggap
belum mencukupi untuk melakukan pengembangan aparatur khususnya mengenai pendidikan
dan pelatihan sehingga dalam pelaksanaannya selalu mengalami keterlambatan. Berdasarkan
uraian di atas peneliti memandang perlu untuk mengadakan penelitian tentang “Pengaruh
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) terhadap Kinerja Pegawai”

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah pendidikan dan pelatihan dalam bentuk metode yang digunakan, materi diklat
dan pelatih diklat secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai ?
2. Apakah pendidikan dan pelatihan dalam bentuk metode yang digunakan, materi diklat
dan pelatih diklat secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai ?
3. Variabel mana dari pendidikan dan pelatihan yang berpengaruh paling dominan terhadap
kinerja pegawai ?

Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep diatas, berikut ini susun hipotesa penelitian sebagai berikut :
1. Diduga variabel pendidikan dan pelatihan dalam bentuk metode yang digunakan, materi
diklat dan pelatih diklat secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai
2. Diduga variabel pendidikan dan pelatihan dalam bentuk metode yang digunakan, materi
diklat dan pelatih diklat secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai
3. Diduga variabel pendidikan dan pelatihan dalam bentuk materi diklat mempunyai
pengaruh paling dominan terhadap kinerja
Metode Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan bersifat ex post facto dengan pendekatan kuantitatif, yaitu
semua informasi diwujudkan dalam bentuk angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data tersebut, penampilan hasilnya dan analisisnya berdasarkan analisis statistik.
Penelitian ini bertujuan menggambarkan keadaan atau fenomena yang terjadi dilapangan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang telah dilakukan dengan cara mencari
besarnya variabel bebas terhadap variabel terikat dan Penelitian ini merupakan penelitian
penjelasan (explanatory research) dengan menggunakan metode survai yaitu penelitian yang
berusaha menjelaskan hubungan kausal antara variabel – variabel melalui pengujian hipotesis.
Uji hipotesis dapat menjelaskan pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat , sekaligus
deteksi pengaruh yang paling kuat antara variabel bebas tersebut.

Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi variable bebas dan variable terikat.
Variabel bebas adalah pendidikan dan pelatihan yang terdiri dari metode yang digunakan (X1),
materi pendidikan dan latihan (X2) dan pelatih diklat (X3). Sedangkan variable terikat adalah
kinerja pegawai (Y). Definisi operasional masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas : Pendidikan dan pelatihan adalah suatu proses kegiatan pendidikan dan
pelatihan bagi pegawai dalam rangka pengembangan sumber daya manusia seiring
dengan tuntutan perkembangan organisasi.
X1 : Metode pelatihan : adalah metode belajar mengajar yang digunakan dalam
pemberian diklat kepada pegawai. Indikatornya adalah (a). metode yang digunakan dan
(b) dukungan fasilitas dalam pelaksanaan metode.
X2 : Materi diklat : presepsi responden tentang pemilihan materi dalam pelaksanaan
diklat. Indikatornya adalah (a). kesesuaian materi diklat dan (b) kemanfaatan kegiatan
diklat.
X3 : Pelatih diklat : instruktur yang menyampaikan materi kepada peserta diklat.
Indikatornya adalah (a). kemampuan pelatih dan (b) kualitas pelatih.
2. Variabel terikat : Kinerja : adalah hasil kerja yang dicapai para pegawai dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan. Indikatornya adalah (a). inisiatif, (b) kualitas hasil
kerja, (c). pencapaian target, (d). kedisiplinan, (e). tanggung jawab dan (f. hubungan
kerjasama.

Teknik Pengumpulan Data


Penggunaan teknik pengumpulan data peneliti memerlukan teknik sebagai alat bantu agar
pengerjaan pengumpulan data menjadi lebih mudah. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah: (a). Angket /Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden. Data yang
diminta dari responden adalah hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan pegawai
dalam meningkatkan kinerja pegawai. Isi angket/kuisioner berupaya untuk mengetahui tentang
pendidikan dan pelatihan yang terdiri dari pelaksanaan diklat, evaluasi yang dilaksanakan oleh
instansi, dan implementasi materi yang diperoleh semasa mengikuti pendidikan dan pelatihan.
Sedangkan yang terkait dengan kinerja pegawai terdiri dari kualitas, kuantitas, pengetahuan
tentang pekerjaan, disiplin kerja, inisiatif dan tanggung jawab pegawai dalam menyelesaikan
tugas-tugasnya. (b). Dokumentasi, Teknik dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
memperoleh data yang tersedia dalam bentuk arsip atau buku yang mendukung penelitian.
Pengumpulan data dengan dokumentasi yang diperoleh dari hasil laporan dan keterangan tertulis,
tergambar, maupun tercetak yaitu berupa data organisasi, data peserta yang mengikuti
pendidikan dan pelatihan yang berupa daftar peserta diklat, jenis diklat, lamanya diklat, dan
materi diklat selama mengikuti program pendidikan dan pelatihan.

Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
“Skala Likert”. Cara pengukurannya dengan menghadapkan seorang responden pada sebuah
pertanyaan dan kemudian diminta untuk memberikan jawaban yang diberi skor 1 sampai 4,
sebagai berikut:
- Sangat sering : skor 4
- Sering : skor 3
- Tidak pernah : skor 2
- Tidak pernah sama sekali : skor 1

Hasil yang Diharapkan


Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh secara simultan variabel
pendidikan dan pelatihan dalam bentuk metode yang digunakan, materi diklat dan pelatih diklat
terhadap kinerja pegawai, untuk mengetahui pengaruh secara parsial variable pendidikan dan
pelatihan dalam bentuk metode yang digunakan, materi diklat dan pelatih diklat terhadap kinerja
pegawai, dan untuk mengetahui variabel mana dari pendidikan dan latihan yang berpengaruh
paling dominan terhadap kinerja pegawai.

Anda mungkin juga menyukai