Anda di halaman 1dari 2

Analisis 1 :

Pada Grafik gambar 5.1 Label dan skala plot torsi, slip terhadap kecepatan (hubung bintang) dapat
dianalisis bahwa pada saat motor dalam keadaan starting hubung bintang nilai torsi starting sebesar
50% - 75 % dari putaran nominalnya. Dari grafik tersebut juga dapat ditarik kesimpulan bahwa
hubungan torsi dan juga slip terhadp kecepatan motor yaitu berbanding terbalik. Semakin besar
torsi dan juga slip pada motor maka semakin kecil/ pelan kecepatan putar (Rpm) yang diberikan
oleh motor dan begitupun sebaliknya. Dari grafik gambar 5.1 juga dapat dilihat bahwa pada saat
motor dilakukan pengasutan atau distarting dalam kondisi lainnya pada saat motor dalam
kecepatan 0 Rpm torsi yang dihasilkan sekitar 0 Nm. Setelah itu torsi mengalam sedikit penurunan
pada kecepatan 200 Rpm dan kemudian torsi mulai stabil dan terus meningkat hingga pada
kecepatan 1.700 Rpm. Pada saat itulah torsi motor dalam keadaan maksimum sekitar 0,95 Nm. Di
atas kecepatan 1.700 Rpm atau pada saat motor dalam kecepatan beban penuh atau dengan kata
lain pada saat motor dalam kecepatan nominal, Torsi tersebut merangkat menurun hingga
mencapai nilai 0 Nm. Hal tersebut juga berlaku pada slip motor, Pada saat starting nilai persentase
slip motor sangat besar dan setelah itu nilai dari persantase slip motor perlahan-lahan menurun
hingga mendekati nilai 0% pada saat motor telah mencapai kecepatan nominalnya.

Analisis 2 :

Pada grafik gambar 5.2 dapat dianalisis bahwa pada starting hubung bintang hubungan antara daya,
efesiensi, faktor daya terhadap kecepatan motor adalah nilai efesiensi dan faktor daya berbanding
lurus dengan kecepatan motor, sedangkan nilai daya berbanding terbalik dengan motor. Semakin
besar nilai efesiensi motor dan juga semakin bagus nilai cos phinya maka semakin besar pula nilai
kecepatan (Rpm) motor, begitpun sebaliknya. Sedangkan untuk daya semakin besar nilai daya
maka akan semakin besar juga nilai torsi, karena nilai torsi yang besar maka akan mempengaruhi
kecepatan motor yang akan membuat kecepatan motor menurun/ lambat, begitupun juga dengan
sebaliknya. Pada gambar grafik 5.2 dapat dilihat bahwa nilai efesiensi mengalami peningkatan
yang signifikan mulai dari starting hingga motor mencapai kecepatan beban penuhnya. Begitpun
juga untuk nilai cosphi yang semakin membaik dan mendekati nilai 1. Sedangkan untuk nilai
dayanya pada saat starting nilai dayanya besar dan setelah itu mengalami penurunan terus-menerus
sampai motor mengalami kecepatan nominalnya.
Analisis 3 :

Pada grafik 5.3 dapat dianalisis bahwa pada saat motor dalam keadaan hubung segitiga nilai torsi
motor mengalami peningkatan sebesar 2 kali lipat dari torsi nominalnya atau dengan kata lain nilai
torsi pada hubungan segitiga lebih besar dari pada nilai torsi pada hubungan delta. Hubungan
antara torsi dan slip terhadap kecepatan motor berbanding terbalik. Dengan penjelasan yang sama
dengan percobaan 1 bahwa Semakin besar torsi dan slip pada motor maka semakin kecil/ pelan
putaran pada motor. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa torsi asut mula-mula motor sangat
besar sekita 3.0 Nm kemudian perlahan-lahan torsi tersebut menurun hingga mencapai nilai 1.1
Nm pada saat motor telah mencapai kecepatan nominalnya. Begitupun juga untuk nilai slip pada
motor pada saat motor starting nilai persantase slipnya mencapai 100 %, kemudian nilai slip
tersebut perlahan-lahan menurun hingga motor mencapai kecepatan nominalnya.

Analisis 4 :

Pada grafik 5.4 dapat dianalisis bahwa pada saat motor dalam keadaan hubung delta kapasitas daya
yang dimiliki lebih besar dari pada kapasitas daya yang dimiliki pada saat hubung bintang.

Anda mungkin juga menyukai