10 Orang Jenius Di Indonesia Yang Membuat Sejarah Baru Di Dunia
10 Orang Jenius Di Indonesia Yang Membuat Sejarah Baru Di Dunia
Yow-Pin Lim
Yow-Pin Lim, putra kelahiran Surabaya adalah contoh lain kisah sukses
putra Indonesia di luar negeri. Ia adalah pendiri Chief Scientific Officer Pro
Thera Biologics, sebuah perusahaan di Rhode Island, AS. Pro Thera
dibentuk sebagai keberlanjutan teknologi yang telah dikembangkan di Rhode
Island Hospital, dengan misi mengembangkan dan memasarkan produk
berbasiskan protein theranostic dan therapeutic. Riset yang dihasilkan pria
kelahiran Cirebon 49 tahun yang lalu ini berkontribusi pada pemahaman
terhadap molekul kompleks pada fisiologi manusia dan berbagai macam
penyakit, terutama sepsis, anthrax, dan kanker. Lim kini memiliki beberapa
paten, antara lain Preparative Electrophoresis Device and Methods for
Detecting Cancer of the Central Nervous System. Hebatnya penemuan Lim
menjadi acuan utama rumah sakit-rumah sakit di AS saat ini.
Yanuar Nugroho
Tahun 2009 lalu, seorang putra Indonesia menyedot perhatian dunia
akademik di Inggris . Namanya Yanuar Nugroho, pengajar di
Institut Kajian Inovasi ata Manchester Institution of
Innovation Research dan Pusat Informatika Pembangunan
Universitas Manchester. Yanuar meraih penghargaan sebagai
dosen terbaik 2009 dan hebatnya ia adalah satu-satunya orang
Indonesia yang jadi dosen di Inggris. Menurut Yanuar, Desember
tahun lalu, kriteria utama penilaian penghargaan tersebut adalah
sumbangan akademik lewat penelitian, tulisan, seminar, kuliah dan
konferensi. Selama dua tahun terakhir ini, ia terlibat pada lebih dari
15 penelitian yang didanai oleh Uni Eropa, Dewan Riset Inggris,
Dewan Riset Eropa, serta Departemen Industri dan Perdagangan
Inggris.
Selain mempublikasikan tulisannya di berbagai jurnal
internasional, presentasi di konferensi kelas dunia, dan menjadi
dosen tamu di beberapa universitas termasyhur, seperti Oxford
dan Cambridge. Nugroho adalah alumnus Teknik Industri ITB
tahun 1994. Ia mendapatkan gelar PhD-nya dari Universitas
Manchester dalam waktu kurang dari tiga tahun pada 2007, dan menyelesaikan post-doctoral pada 2008. Sejak
Agustus 2008, Nugroho menjadi staf penuh di Universitas Manchester.
Andreas Raharso
Satu lagi putra Indonesia yang membanggakan di luar negeri adalah
Andreas Raharso. Pria berusia 44 tahun itu saat ini menduduki
pimpinan atau CEO pada sebuah lembaga riset global Hay Group.
Hay Group mempunyai jaringan di hampir belahan dunia dan berkantor
pusat di Amerika. Klien dari Hay Group ini kebanyakan adalah para
pemimpin dunia seperti AS, Perancis, dan Inggris. Jabatan yang diraih
Andreas cukup fenomenal, karena merupakan satu-satunya orang Asia
yang berhasil menduduki posisi puncak. Selama ini jabatan itu
didominasi warga Amerika dan Eropa.
Menilik prestasi dan kegigihan orang-orang Indonesia ini memang tidak
kalah bahkan setara dengan ilmuwan dunia. Kesadaran bahwa kondisi
pendidikan di Tanah Air masih belum kondusif membuat mereka harus
meninggalkan Indonesia untuk meraih sukses. Di Tanah Air, dunia
pendidikan kita saat ini malah masih mempersoalkan perlu tidaknya ujian
nasional (UN).
March Boedihardjo
Bocah Indonesia, March Boedihardjo, mencatatkan diri
sebagai mahasiswa termuda di Universitas Baptist Hong
Kong (HKBU). March akan memiliki gelar sarjana sains ilmu
matematika sekaligus master filosofi matematika. Karena
keistimewaannya itu, perguruan tinggi tersebut menyusun
kurikulum khusus untuknya dengan jangka waktu penyelesaian
lima tahun(dari 2007). Ketika ditanya tentang cara beradaptasi
dengan lingkungan dan orang-orang baru, March mengaku tidak
pernah cemas berhadapan dengan teman sekelas yang lebih tua
darinya. ”Ketika saya di Oxford, semua rekan sekelas saya
berusia di atas 18 tahun dan kami kerap mendiskusikan tugas-
tugas matematika,’’ kisahnya. March memang menempuh
pendidikan menengah di Inggris. Hebatnya, dia masuk dalam
kelas akselerasi, sehingga hanya perlu waktu dua tahun
menjalani pendidikan setingkat SMA itu. Hasilnya, dia
mendapat dua nilai A untuk pelajaran matematika dan B untuk
statistik. Dia juga berhasil menembus Advanced Extension
Awards (AEA), ujian yang hanya bisa diikuti sepuluh persen
pelajar yang menempati peringkat teratas A-level. Dia lulus dengan predikat memuaskan. Dalam sejarah AEA,
hanya seperempat peserta AEA yang bisa mendapat status tersebut.
Itulah beberapa nama orang Indonesia yang bias dikatakan jenius dan sukses dalam karir akademisnya.
Mungkin bias dikatakan anda boleh jenius, tapi jika ingin sukses jangan berkarir di Indonesia. Memang miris
melihat banyak orang pintar Indonesia yang tinggal dan meneliti untuk Negara lain. Tapi hal ini masuk akal
karena perhatian pemerintah terhadap riset masih sangat kurang. Hal ini bias dilihat dari sikap pemerintah
yang lebih sibuk menaikkan gaji pejabat dan PNS daripada menaikkan anggaran penelitian. Lebih sibuk
menganggarkan dana pembelian mobil baru, gedung baru, renovasi ini itu daripada hal yang jauh lebih penting
untuk perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Kalo buat naikin ID kami sih masih dapat diampuni.