Bauran Pemasaran
Bauran Pemasaran
Menurut Stanton (1978) Bauran pemasaran atau marketing mix adalah kombinasi dari 4
variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu
produk, harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi.
variabel promosi atau yang lazim disebut bauran komunikasi pemasaran (Koter,
1997:604) :
1. Produk (Product)
Menurut Kotler (2005), “Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan
kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan pasarnya. Yang dimaksud dengan produk dalam
kaitan ini adalah seperangkat sifat-sifat yang nyata dan tidak nyata yang meliputi
bahan-bahan yang dipergunakan, mutu, harga, kemasan, warna, merek, jasa, dan
reputasi penjual”.
Menurut Kotler (2005), menurut daya tahan dan wujudnya produk dapat diklasifikasikan
menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu:
Menurut Sunarto (2004), ada lima hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan
produk, sehingga dapat menstimuli konsumen untuk melakukan pembelian. Kelima hal
tersebut antara lain adalah:
1. Atribut Produk
Pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat yang akan
diberikan. Manfaat ini dikumunikasikan dalam bentuk atribut produk seperti kualitas,
fitur, dan rancangan.
Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna, gerak, atau
kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas
dan membedakannya dari penawaran produk pesaing (Kotler, 2000). Nama merek
membantu konsumen untuk mengidentifikasikan produk yang mungkin menguntungkan
mereka. Suatu merek menyampaikan enam makna, yaitu; atribut, manfaat, nilai-nilai,
budaya, kepribadian, dan pemakai. Pemberian merek juga memberikan keuntungan
kepada penjual dan membantu penjual untuk melakukan segmentasi pasar.
3. Pengemasan
4. Pemberian Label
Penawaran perusahaan kepada pasar biasanya meliputi beberapa jenis jasa, yang
dapat menjadi bagian dari penawaran total. Perusahaan menggunakan jasa pendukung
produk sebagai alat untuk memperoleh keunggulan kompetitif. Perusahaan harus
merancang produk dan jasa pendukungnya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
secara menguntungkan.
2. Harga (Price)
Lupiyoadi (2001), menyatakan bahwa “Strategi penentuan harga (pricing) sangat
signifikan dalam pemberian value kepada konsumen dan mempengaruhi image produk
serta keputusan konsumen untuk membeli. Keputusan penetapan harga juga
sedemikian penting dalam menentukan seberapa jauh pelayanan jasa dinilai oleh
konsumen, dan juga dalam proses membangun citra”. Peter dan Olson (2000)
menyatakan “Harga adalah satu-satunya elemen yang berkaitan dengan pendapatan”.
Sedangkan Kotler (2005), mendefinisikan harga sebagai “Sejumlah uang yang
dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam
rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang dan jasa”.
Tjiptono (2002) menyatakan bahwa, “Harga dapat ditetapkan dengan berbasis pada
permintaan. Metode ini menekankan pada faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan
frekuensi pelanggan. Permintaan pelanggan ini didasarkan pada berbagai
pertimbangan antara lain: (1) Kemampuan pelanggan untuk membeli (daya beli); (2)
Kemauan pelanggan untuk membeli; (3) Posisi suatu produk dalam gaya hidup
pelanggan; (4) Manfaat yang diberikan produk tersebut kepada pelanggan;(5) Harga
produk-produk subsitusi; (6) Sifat persaingan non harga; (7) Perilaku konsumen secara
umum; dan (8) Segmen-segmen dalam pasar”. Terkadang perusahaan melakukan
penyesuaian-penyesuaian khusus terhadap harga dalam bentuk diskon, allowance, dan
penyesuaian geografis.
Diskon merupakan potongan harga yang diberikan oleh penjual kepada pembeli
sebagai penghargaan dari aktivitas tertentu dari pembeli yang menyenangkan
bagi penjual.
Allowence merupakan pengurangan dari harga menurut daftar (list price) kepada
pembeli karena adanya aktivitas-aktivitas tertentu yang dilakukan pembeli.
Penyesuaian geografis merupakan penyesuaian terhadap harga yang dilakukan
oleh produsen sehubungan dengan biaya transportasi produk dari penjual
kepada pembeli (Tjiptono, 2002).
3. Tempat (Place)
Tempat (place) dalam service merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas
saluran distribusi. Pentingnya lokasi untuk jasa tergantung pada jenis dan tingkat
interaksi yang terjadi. Interaksi antara penyedia jasa dengan pelanggan tersebut terdiri
dari pelanggan mendatangi penyedia jasa, penyedia jasa mendatangi pelanggan, atau
penyedia jasa dan pelanggan mentransaksikan bisnis dalam jarak jauh. Menurut Payne
(2001), “Tempat yang digunakan untuk memasok jasa kepada pelanggan sasaran
merupakan bidang keputusan kunci. Keputusan-keputusan tempat (lokasi dan saluran)
meliputi pertimbangan mengenai cara penyampaian jasa kepada pelanggan dan di
mana jasa harus ditempatkan”. Sedangkan Zeithaml dan Bitner (dalam Yazid, 2001)
menyatakan bahwa “Faktor-faktor tempat/distribusi yang terdapat dalam pemasaran
jasa terdiri dari: jenis saluran, perantara, lokasi outlet, transportasi, penyimpanan dan
mengelola saluran”. Tujuan dari penentuan lokasi yang tepat bagi perusahaan adalah
agar dapat beroperasi dengan efisien dan dapat mencapai sasaran yang telah
ditetapkan. Dalam memilih lokasi, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi biaya, kecepatan waktu, kemudahan sarana yang diperlukan.
4. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untk merangsang
pembelian produk tertentu lebih cepat atau lebih kuat oleh konsumen. Promosi
berkaitan dengan upaya untuk mengarahkan seseorang agar dapat mengenal produk
perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai, yakin, kemudian membeli
dan selalu ingat akan produk tersebut. Menurut Alderson dan Green (dalam
Sastradipoera, 2003), bahwa promosi adalah “Setiap upaya pemasaran yang fungsinya
untuk memberikan informasi atau meyakinkan konsumen actual atau potensial
mengenai kegunaan suatu produk atau jasa (tertentu) dengan tujuan untuk mendorong
konsumen baik melanjutkan atau memulai pembelian produk atau jasa perusahaan
pada harga tertentu”.
Menurut Zeithaml dan Binner (dalam Yazid, 2001), faktor-faktor promosi yang terdapat
dalam pemasaran jasa terdiri dari: tenaga penjualan atau pelayanan, jumlah seleksi,
pelatihan, insentif, target, jenis media dan periklanan, serta bauran promosi (periklanan,
sales promotion, personnal selling, dan publisitas).
Menurut Kotler (2004), promosi terdiri dari 4 (empat) alat utama, yaitu:
1) Periklanan
Segala bentuk presentasi non personal dan promosi ide, barang atau jasa melalui
media tertentu yang dibayar oleh sponsor tertentu.
2) Penjualan
Terdiri dari kumpulan kiat insentif yang berbeda-beda, kebanyakan berjangka pendek,
dirancang untuk mendorong pembelian yang lebih cepat atau lebih besar dari suatu
produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau perdagangan tersebut.
3) Hubungan Masyarakat
4) Penjualan Personal
Kiat yang paling efektif dalam menyederhanakan operasional kerja terutama dalam
membentuk preferensi pembeli, keyakinan, dan tindakan.
5. Orang (People)
Menurut Yazid (2001), “Orang (people) adalah semua pelaku yang memainkan
sebagian penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli”. Yang
termasuk dalam elemen ini adalah personel perusahaan, konsumen, dan konsumen
lain dalam lingkungan jasa.
Menurut Lapiyoadi (2001), ada 4 (empat) kriteria peranan dan pengaruh dari aspek
people yang mempengaruhi konsumen, yaitu:
6. Proses (Process)
Lupiyoadi (2001), menyatakan bahwa “Proses merupakan gabungan semua aktivitas
umumnya terdiri dari prosedur, jadwal pekerjaan, aktivitas dan hal-hal rutin, di mana:
jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen”. Sedangkan menurut Yazid (2001),
“Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas dengan mana
jasa disampaikan yang merupakan sistem penyajian atau operasi jasa”.
Customer service pada pemasaran jasa lebih dilihat sebagai outcome dari kegiatan
distribusi logistik, di mana pelayanan diberikan kepada konsumen untuk mencapai
kepuasan. Menurut Yazid (2001), “Peran orang (people) dalam hal penyajian jasa terdiri
dari karyawan lini depan dan yang mendukungnya di bagian belakang, sangat penting
bagi keberhasilan organisasi jasa”.