PENDAHULUAN
1
akan kita dapatkan hasil perbandingan jumlah sel darah merah (eritrosit) terhadap
volume darah dalam satu persen. Hemoglobin adalah molekul protein dalam sel
darah merah yang bertugas membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh
dan mengembalikan karbondioksida dan jaringan tubuh ke paru-paru untuk
dikeluarkan melalui pernapasan. Darah adalah caira yang terdapat pada semua
hewan tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh,megangkut bahan-bahan, dan pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri. Diferensial leukosit atau dalam istilah medis disebut
leukosit merupakan suatu komponen pembentuk darah selain dari sel darah merah
dan keping darah.
Tujuan dari praktikum sistem pencernaan dan respirasi ternak adalah agar
mahasiswa dapat mengerti sistem pernapasan dan pencernaan ternak, dan
mengerti fungsi fungsi dari organ organ tersebut.
2
mengamati bentuk sel darah merh dan sel darah putih sapi dan ayam pada preparat
darah perifer.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru-
paru beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di
dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan
dengan rongga perut oleh diafragma.Di dalam tubuh manusia dan hewan, energi
kimia dalam makanan dapat digunakan setelah dioksidasi di dalm tubuhnya.
Proses menghasilkan energi melalui oksidasi bahan makanan di dalam sel-sel
tubuh disebut respirasi sel. Respirasi sel terdiri atas respirasi aerob dan respirasi
anaerob.Respirasi aerob adalah proses pembakaran bahan makanan dengan
membutuhkan oksigen (O2). Respirasi anaerob adalah suatu proses pembakaran
bahan makanan dengan tidak membutuhkan oksigen (O2) (Arif priadi,2000).
4
juga berpartisipasi dalam pengaturan kondisi asam-basa, keseimbangan elektrolit
dan temperature tubuh, dan sebagai pertahanan suatu organisme terhadap
penyakit. Semuanya adalah fungsi yang berhubungan dengan pemeliharaan
lingkngan interna yang konstan.
Menurut (Watson, R 2002) Sel darah putih berbentuk tidak tetap. Sel
darah putih dibuat di sum-sum marah, kura dan kelenjar limpa. Fungsinya
memberantas kuman-kuman penyakit. Sel darah putih atau leukosit berukuran
lebih besar daripada sel darah merah, diameternya sekitar 10µm, dan jumlahnya
lebih sedikit teradpat 7-10 X 109 leukosit per liter darah dan jumlah in bias
meningkat sampai 30 X 109 per liter darah bila ada infeksi di dalam badan.
Penngkatan ini dikenal sebagai leukositosis.
5
Menurut (Syaifuddin, 2002) Pendarahan yang hebat dapat diarkibatkan
oleh slaah satu defisiensi salah satu dari factor pembekuan. Tiga jenis
kecenderun;gan pendarahan tertentu adalah defisiensi vitamin K, hemofilia,
tromboplasitoplatopenia. Defisiensi vitamin K yakni berupa penurunan factor
VII,IX dan X yang dikarenakan defisiensi vitamin K, hepatitis, sirosis dan
penyakit hati lainnya dapat menekan pembentukan protrombin dan factor VII,IX
dan X. Dengan demikian hebatnya sehingga penderita mempunyai kecenderungan
mengalami pendarahan yang hebat
6
Menurut (Tambayong J, 2001)L:ED adalah kecepatan eritrosit mengendap
dalam pipet westergren. Pada peradangan, kecepatan meningkat, karena
perubahan pada komponen plasma yang terjadi selama proses inflamasi. Protein
plasma yang terlibat dalam peningkatan LED disebut protein fase akut, terutama
dilepaskan oleh hati. LED khususnya digunakan untuk membantu aktivitas
berbagai penyakit inflamasi.
Menurut (Widodo, dkk, 2004) Prinsip dasar pemeriksaan LED adalah;
darah dan antikoagulan dimasukkan ke dalam tabung dengan lubang ukuran
tertentu (pada pipet LED) dan diletakan vertikal akan menyebabkan pengendapan
eritrosit dengan kecepatan tertentu.
2.6. Hemolisis
7
darah atau yang ditambahkan dari luar akan diubah menjadi lisolesitin oleh
lesithinase A. Lisolesitin merupakan bentuk lesitin yang memiliki aktivitas
hemolitik.
2.7. Hematokrit
2.8. Hemoglobin
8
O2 pada darah. Kandungan hemoglobulin yang rendah dengan demikian
mengindikasikan anemia.
(Suyono, 2001)Pengertian lain hemoglobin adalah pigmen ;merah
pembawa O2 pada eritrosit dan di bentuk oleh eritrosit yang berkembang ;dalam
sum-sum tulang. Pembentukan berlangsung dari setaium perkembangan
erit;roblas sampai retukulosit. Molekul-molekul Hemoglobin terdiri atas dua
pasang rantai polipeptida (Globin) dan empat kelompok heme.
Menurut (Sentra,2012) tiap tiap sel darah merah mengandung 200 juta
molekul hemoglobin.
9
2.10. Diferensial Leukosit
10
BAB III
3.2. Materi
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum laju endap darah
adalah darah sapi, ayam, dan kambing yang sudah diberi antikoagulan, tabung
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum hemolisis adalah larutan NaCl
dengan konsentrasi 0,9%, 0,65%, 0,45%, 0,25%, dan 3,0%, larutan urea dalam
aquades 1% urea dalam NaCl 0,9%. Larutan 1% saponin dalam aquades, larutan
11
1% saponin dalam NaCl 0,9%, darah sapi ayam dan kambing yang sudah diberi
antikoagulan, tabung reaksi, object glass, cover glass, dan mikroskop
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum hematokrit adalah tabung pipet
kapiler, darah sapi, ayam, dan kambing yang sudah diberi antikoagulan dan
sentrifus,alat dan bahan yang digunakana pada praktikum hemoglobin adalah
darah sapi dan ayam yang sudah diberi antikoagulan, HCl 0,1 N, aquades, kertas
saring /tissue, stopwatch, hemometer sahli, alat dan bahan yang digunakan pada
praktikum menghitung jumlah sel darah adalah darah sapi, dan ayam yang sudah
diberi antikoagulan, larutan pengencer hayem untuk eritrosit, turk untuk leukosit
mamalia, dan BCB untuk leukosit unggas, hemocytometer, pipet pengencer untuk
leukosit berskala 0-0,5-1-101, pipet pengencer untuk leukosit skala 0-0,5-1-11,
tissue, mikroskop dengan perbesaran 10x, 40x,. Materi yang digunakan pada
praktikum menghitung sel darah adalah darah sapi dan ayam yang sudh di
antikougulan, larutan hayem, larutan turk, larutan BCB, tisu, dam mikroskop
dengan pembesar 10x,40x. Materi yang digunakan pada praktikum diferensial
leukosit adalah darah sapi dan ayam yang sudah diberi antikoagulan, methanol
absolut, larutan giemsa, aquades, minyak emersi, object glass, bak celup untuk
fiksasi, bak celup untuk pewarnaan, diferensial counter, mikroskop
3.3. Metode
12
tes schneider, praktikan bersandar 5 menit kemudian ukur denyut nadinya,
kemudian praktikn berdiri selama 2 menit dan ukur denyut nadinya, kemudian
berdiri dengan 1 kaki diatas kursi catat denyut nadinya. Pada tes hardvard step,
praktikan melakukan kegiatan naik turun bangku selama 5 menit, lalu praktikan
duduk dan hitung denyut nadinya selama 30 detik sebanyak 3 kali, lalu hitung
menggunakan rumus perhitungan.
Metode yang digunakan pada preparat natif darah adalah pertama teteskan
darah sapi, kambing dan ayam pada object glass kemudian teteskan 1 sampai 2
tetes larutan fisiologis NaCl 0,9%, kemudian amati dengan mikroskop dengan
perbesaran 10x dan 40x, kemudian amati hasil pengamatan
13
lakukan pemeriksaan mikroskopis untuk melihat terjadinya krenasikemudian catat
hasilnya
Metode yang digunakan pada praktikum hematokrit pertama adalah hisap
darah dengan kapiler sampai jarak 1 cm dari ujung bagian atas pipa kapiler yang
sudah dilapisi heparin, kemudian sumbat ujung pipa kapiler dengan menggunakan
chryta seal, lilin, atau sabun. Tempatkan pipa kapiler kedalam sentrifus mikro
hematokrit , kemudian sentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 2500 rpm,
keluarkan pipa kalpiler dan baca nilai hematokritnya dengan menggunakan reader
hematokrit
Metode yang digunakan pada praktikum hemoglobin adalah pertama
isikan Hcl 0,1 N, hisap darh dengan pipet sahli sampai angka 20 kemudian
masukan darah tersebut edalam tabung sahli yang sudah berisi HCl 0,1 n,
tambahkan setetes demi setetes aquades sambil diaduk sampai warna sesuai
dengan batang standar. Kemudian baca tinggi permukaan cairan pada tabung
sahli. Angka yang terbaca menunjukan kadar Hb dari sampel darah tersebut.
Metode yang digunakan pada praktikum Menghitung sel darah merah
adalah Hisap darah dengan pipet untuk eritrosit sampai 0.5. Bersihkan ujungnya
dengan kertas saring/tissue. Segera hisap larutan hayem sampai angka 101,
dengan demikian darah diencerkan 200 kali.Peganglah ujung-ujung pipet dengan
ibu jari dan jari telunjuk atau jari tengah kemudian kocoklah dengan memutar-
mutar membentuk angka 8, supaya yang tercampur hanya cairan yang terdapat
didalam pipet yang menggelembung.Buanglah cairan yaang tidak mengandung sel
darah merah (2-3 tets).Isikan kedalam kamar hitung yang sudah ada kaca
penutupnya dengan menempelkan ujung pipet pada batas kamar hitung dengan
menutup. Hitunglah sel darah pada kamar hitung (5 bujur sangka kecil) dengan
menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10X dan 40X.
Metode yang digunakan pada praktikum diferensial leukosit adalah
siapkan dua buah objek glass dalam keadaan bersih setelah itu pegang object glass
dengan ibu jari lalu letakkan objek glass diatas meja yang rata. Letakkan satu tetes
darah pada ujung object glass. Dengan tangan kanan, pegang object glass lainnya
kemudian tetesi darah. Gerakkan object glass yang ditangan kanan ke belakang
sampai menyinggung tetsan darah tadi, sehingga darah menyebar sepanjang sudut
14
antara kedua object glass setelah itu dengn hati-hati dorong ke depan object glass
dengan tangan kanan. Setelah itu preprat dikeringkan dan lakukan pewarnaan.
15
BAB IV
Kegiatan Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6 Kel.7 Kel.8 Kel.9
Prehensi 17 5 - 6 61 64 70 32 17
Mastikasi 212 35 - 81 293 324 230 365 377
Degluitasi 5 9 - 5 23 50 60 13 17
16
4.2. Fisiologi Darah
Darah merupakan jaringan tubuh yang terdiri dari bagian cair (plasma) dan
bahan-bahan interseluler. Plasma darah dan sel-sel darah dapat terpisah dan bebas
bergerak dalam cairan interseluler. Cairan ekstrasel dalam darah mensuplay sel-
sel dengan nutrisi dan zat-zaxt lain yang diperlukan untuk fungsi selular, tetapi
sebelum digunakan zat ini harus ditransfort melalui membrane sel dengan dua
proses utama yaitu difusi dan osmosis serta transfor aktif. Dinding sel eritrosit
sangat permeable terhadap sifat apapun. Darah mempunyai beberapa fungsi yang
penting untuk tubuh. Darah mengangkut zat-zat makanan dari alat pencernaan ke
jaringan tubuh, hasil limbah metabolisme dari jaringan tubuh ke ginjal, dan
hormon dari kelenjar endokrin ke target organ tubuh.
Susunan darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), keeping-keping darah (trombosit), dan plasma darah.Pada praktikum
ini ditemukan sel darah putih (leukosit), hal ini dikarenakan ciri-ciri dan
spesifikasi leukosit yang memiliki inti atau nucleus. Hal ini ditunjang dengan
pendapat Syaifuddin (2002) yang menyatakan bahwa salah satu karakteristik dari
sel darah putih yakni memiliki inti atau nucleus serta mampu bergerak bebas
dalam darah.Frandson (2000) yang menyatakan bahwa keping-keping darah atau
trombosit bentuknya tidak teratur, tidak memiliki inti sel atau nucleus dan sifatnya
mudah pecah.
17
Jenis Ternak Eritrosit Leukosit
Mamalia
Unggas
Hasil yang diperoleh tersebut dijelaskan juga oleh teori berikut yaitu
Syaifuddin (2002) yang menyatakan bahwa salah satu karakteristik dari sel darah
putih yakni memiliki inti atau nucleus serta mampu bergerak bebas dalam darah.
Warna yang ditemukan pada sel darah putih adalah bening memiliki inti. Hal ini
ditunjang oleh pendapat Watson (2002) , yang menyatakan bahwa salah satu ciri
dari sel darah putih tidak berwarna.
18
4.2.2. Waktu Perdarahan
Jika yang rusak adalah pembuluh arteri (pembuluh nadi), maka darah
memancar dan berwarna merah terang. Jika yang rusak adalah pembuluh vena
(pembuluh balik), maka darah mengalir dan berwarna merah tua. Jika yang rusak
adalah pembuluh kapiler (pembuluh rambut), maka darah merembes seperti titik
diartikan sebagai waktu ulai keluarnya tetesan darah pertama sampai tidak ada
lagi noda di kertas saring atau tissue. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu
pendarahan suatu darah yaitu besar kecilnya luka, suhu, status kesehatan, umur,
besarnya tubuh dan aktivitas, kadar hemaglobin dalam plasma dan kadar globulin
yaitu besar kecilnya luka, suhu, status kesehatan, umur, besarnya tubuh dan
aktivitas, kadar hemaglobin dalam plasma dan kadar globulin dalam darah.
sebagai berikut :
19
4.2.3 Waktu Beku Darah
20
Sebaliknya setiap keadaan yang meningkatkan penggumpalan atau perletakan satu
dengan yang lain akan meningkatkan LED.
0
Tabung LED harus benar –benar tegak, kemiringan 3 dapat menyebabkan
kesalahan diatas 30 % .Perubahan besar pada temperatur juga dapat menyebabkan
kenaikkan ukuran sedimentasi sehingga akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.
21
60 MENIT 3 185
90 MENIT 4 181
30 MENIT 7 183
22
30 MENIT 14 190-14=176
23
90 MENIT 2 185-2=183
KELOMPOK 7 : Laju Endap Darah
24
JENIS WAKTU PENURUNAN HASIL
TERNAK
30 MENIT 18 190-18=172
DARAH SAPI 1
200
180
160
140
120
100
DARAH SAPI 1
80
60
40
20
0
30 60 90
25
DARAH SAPI 2
200
180
160
140
120
100
DARAH SAPI 2
80
60
40
20
0
30 60 90
DARAH KAMBING 1
190
188
186
184
DARAH KAMBING 1
182
180
178
176
30 60 90
26
DARAH KAMBING 2
185
180
175
170
DARAH KAMBING 2
165
160
155
150
30 60 90
DARAH AYAM 1
188
186
184
182
180
DARAH AYAM 1
178
176
174
172
30 60 90
27
DARAH AYAM 2
160
140
120
100
80
DARAH AYAM 2
60
40
20
0
30 60 90
28
Menurut (Subarna, 2006)Yaitu fase pengendapan eritrosit sehingga sel-sel
eritrosit mengalami pemampatan pada dasar tabung, kecepatan mengendapnya
mulai berkurang sampai sangat pelan. Fase ini sampai berjalan kurang lebih 15
menit
Menurut (Tambayong J, 2001)L:ED adalah kecepatan eritrosit mengendap
dalam pipet westergren. Pada peradangan, kecepatan meningkat, karena
perubahan pada komponen plasma yang terjadi selama proses inflamasi. Protein
plasma yang terlibat dalam peningkatan LED disebut protein fase akut, terutama
dilepaskan oleh hati. LED khususnya digunakan untuk membantu aktivitas
berbagai penyakit inflamasi.
Menurut (Widodo, dkk, 2004) Prinsip dasar pemeriksaan LED adalah;
darah dan antikoagulan dimasukkan ke dalam tabung dengan lubang ukuran
tertentu (pada pipet LED) dan diletakan vertikal akan menyebabkan pengendapan
eritrosit dengan kecepatan tertentu.
4.2.5. Hemolisis
Hasil praktikum yang diperoleh yaitu pada pada konsentrasi 0,45 % dan 0.65
% NaCl, pada darah kambing mengalami lisis, sedngkan pada darah ayam dan
sapi juga mengalami lisis. Begitu juga dengan konsentrasi 0,9 % dan 0.25 % darah
sapi, ayam dan kambing rata-rata tidak mengalami lisis. Hal ini dijelaskan dengan
pendapat Sonjaya (2006), bahwa hemolisis adalah peristiwa keluarnya
hemoglobin dari sel darah merah yang disebabkan oleh medium/plasma yang
hipotonis.
Cormack (2008) mengatakan bahwa Hemolisis adalah rusaknya jaringan
darah akibat lepasnya hemoglobin dari stroma eritrosit (butir darah merah).
Hemolisis dapat disebabkan karena penurunan tegangan permukaan membrane sel
dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pelarut organik, saponin, garam
empedu, sabun, enzim, dan faktor lain yang merusak komplek lemak-protein dari
stroma. Faktor hemolisis ini ditemukan pada bisa ular famili Elapidae.
Dari hasil pengamatan di atas sesuai dengan pendapat Sahid (2001)
Cairan yang memiliki tekanan atau konsentrasi sama dengan cairan dalam
29
tubuh disebut isotonis (osmotic equilibrium), lebih tinggi dari pada dalam
seldisebut hipertonis, dan lebih rendah dari pada dalam sel disebut hipotonis.
Cairan hipertonis akan menarik air secara osmosis dari sitoplasma
ke luar sehingga eritrosit akan mengalami penyusutan dan membran selnya rusak
tampak berkerut-kerut atau yang disebut krenasi atau plasmolysis.
Sebaliknya, cairan hipotonisakan menyebabkan air berpindah ke dalam
sitoplasma eritrosit sehingga eritrosit akan menggembung (plasmoptysis) yang
kemudian pecah (hemolisis).
Tabel 6.Hemolisis
KONSE MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS
KELO NTRAS BESA JUMLAH
DARAH
MPOK I LISIS HEMOLISIS R
NaCL
0,25% (+) > >
0,45% Kambing (-) < <
1
0,65% (-) > >
0.9% (+) > >
0,25% (+) > >
0,45% (-) - -
2 Sapi
0,65% (-) < >
0.9% (+) < <
0,25% (+) < >
0,45% (-) < <
3 Kambing
0,65% (-) < <
0.9% (+) > >
0,25% (-) < <
0,45% (-) < <
4 Sapi
0,65% (+) > >
0.9% (+) > >
5 0,25% (+) < <
30
0,45% (-) > >
0,65% (-) < <
0.9% (+) > >
0,25% (+) < <
0,45% (-) > >
6 Ayam
0,65% (-) < >
0.9% (+) > >
0,25% SAPI (+) < <
0,45% (-) > >
7
0,65% (-) < >
0.9% (+) > >
0,25% (-) > >
0,45% (+) < <
8 Ayam
0,65% (-) < >
0.9% (+) > >
0,25% (+) > >
0,45% (-) < >
9 SAPI
0,65% (-) < >
0.9% (+) > >
4.2.6. Hematokrit
Menurut (Barbara. A, 2006)Hematokrit mikro adalah volume eritrosit
yangdipisahkan dari plasma dengan memutarnya didalam tabung khusus yang
nilainya dinyatakan dalam persen.nilai hematokrit digunakan untuk mengetahui
nilai eritrosit rata-rata dan untuk mengetahui ada tidaknya anemia.
Metode yang digunakan untuk mengukur tingkat hematokrit biasanya
adalah dengan pengambilan sampel darah ke dalam tabung silinder dan kemudian
memutarnya pada centrifuge. Dengan pemutaran ini, darah akan memisahkan diri
menjadi 3 bagian yaitu plasma atau komponen cairan, sel-sel darah merah dan sel-
sel lainnya. Ketika pemisahan selesai, teknisi medis akan mampu
mengidentifikasi proporsi sel darah merah terhadap volume darah (Sarkar, 2006).
31
Hame ini di buat dalam mitokokondria dan menambah acetid acid manjadi
alpha ketoglutaricacid + glicine membentuk “pyrrole compound” menjadi
protopophyrine II yang dengan Fe berubah menjadi hame. Selanjutnya 4 hame
bersenyawa dengan globulin membentuk haemoglobin.
Tabel 7. Hematokrit
Percobaan
Kelompok Darah Hematokrit
1 2 3 4 5
Plasma 44 51 57 48 42
Buffy coat 1 1 ;;1 1 1
1 AYAM
Eritrosit 50 45 41 39 46
Lilin - - - - -
Plasma 43 47 52 45 50
Buffy coat 1 1 1 1 1
2 SAPI
Eritrosit 42 42 49 46 50
Lilin - - - - -
Plasma 63 62 68 66 68
Buffy coat 1 1 1 1 1
3 KAMBING
Eritrosit 37 38 32 34 32
Lilin - - - - -
Plasma 42 57 - - -
Buffy coat 1 0.2 - - -
4 AYAM
Eritrosit 51 51 - - -
Lilin - - - - -
Plasma 42 48 50 49 53
Buffy coat 1 1 1 1 1
5 SAPI
Eritrosit 57 51 49 50 47
Lilin 4 3 3 2 4
Plasma 66 74 66 67 -
Buffy coat 1 1 1 1 -
6 KAMBING
Eritrosit 33 25 33 32 -
Lilin 4 3 5 2 -
Plasma 67 62 63 64 65
Buffy coat 1 1 1 1 1
7 SAPI
Eritrosit 32 37 36 35 34
Lilin 10 10 8 5 6
Plasma 53 49 50 48 57
Buffy coat 1 1 1 1 1
8 SAPI
Eritrosit 46 50 49 51 42
Lilin 4 3 3 2 4
9 SAPI Plasma 53 49 50 48 57
32
Buffy coat 1 1 1 1 1
Eritrosit 46 50 49 51 42
Lilin 4 3 3 2 4
4.2.7. Hemoglobin
Ada beberapa metode pemeriksaan hemoglobin.Diantara metode
pemeriksaan hemoglobin yang paling sering digunakan di laboratorium dan yang
paling sederhana adalah metode sahli, dan yang lebih canggih adalah metode
cyanmethemoglobin (Barbara.A, 2006).
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini yaitu pada darah sapi hemoglobin
yang diperoleh adalah 10 %, darah kambing 8 % dan darah ayam 6 %.
Pendapat yang menerangkan tentang hemoglobin yaitu Frandson, (2002).
menyatakan bahwa Pengaruh haemoglobin didalam sel darah merah menyebabkan
33
timbulnya warna merah pada darah karena mempunyai kemampuan untuk
mengangkut oksigen. Haemoglobin adalah senyawa organik yang komplek dan
terdiri dari empat pigmen forpirin merah (heme) yang masing-masing
mengandung iron dan globin yang merupakan protein globural dan terdiri dari
empat asam amino.
Menurut (Watson,2000) Nilai normal adalah 14-16 g per 100 ml.
Hemoglobin mempunyai daya tarik yang kuat terhadap oksigen. Ketika sel darah
melewati paru-paru, hemoglobin akan bergabung dengan oksigen dari udara dan
warnanya menjadi cerah.
36 36
40
39 39
Jumlah eritrosit (E)= 36+36+40+39+39=190
190×4=760
760×10.000=7.600.00
B. Perhitungan Jumlah Leukosit
37 34 145 59
15 37 56 45
34
78 93 64 54
40 83 61 70
Jumlah leukosit(L)= 971×4= 3.884
3.884×50= 194.000
Leukosit Kelompok 9
MYELO -
EOSINOFIL -
BASOFIL 2
STABILOCOCUS 1
SEGMEN 2
LIMFOSIT 2
MONOSIT 3
JUVEN -
TOTAL 10
Jumlah eritrosit pada ayam,kambing,dan sapi memiliki jumlah total sel darah
merah dan putih yang berbeda . Kemudian eritrosit dan leukosit yang melebihi
35
jumlah normal mungkin disebabkan kekeliruan dalam menghitung atau teknis
atau juga karena faktor lainnya.
36
Sel darah merah (SDM) atau eritrosit adalah sel darah yang terbanyak didalam
darah. Karena sel ini mengandung senyawa yang berwarna, yaitu hemoglobin,
maka dengan sendirinya darah berwarna merah.
Fungsi lain dari sel darah merah ialah mengikat dan mempermudah tranportasi
gas CO2. Di dalam paru-paru terjadilah pertukaran gas dengan lingkungan :
oksigen diambil dari lingkunagan dan CO2 dikeluarkan ke lingkungan. Hanya
sebagian saja dari CO2 yang berikatan langsung dengan molekul Hb melalui ikaan
karbamino, berupa HbCO2. Sebagian yang lebih besar dari CO2 ini malahan
diangkut sebagai bentuk terlarut dalam plasma. Akan tetapi berbeda dengan
oksigen, CO2 tersebut tidaklah larut secara fisik dalam bentuk senyawa tersebut,
akan tetapi sebagai bikarbonat (HCO3), yang pembentuknya sangat memerlukan
sel darah merah. Di dalam sel darah merah terdapat enzim anhidrase karbonat
yang mengkatalisis reaksi berikut :
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3-
Asam karbonat ion bikarbonat
Ciri-ciri sel darah merah, antara lain bentuknya melingkar, pipih, dan cakram
bikonkaf, sel yang telah matang tidak mempunyai nucleus, berdiameter kurang
dari 0,01 mm dan elastis.
37
Sel darah putih atau leukosit adalah sel lain yang terdapat di dalam darah.
Yang berperan dalam mempertahankan tubuh terhadap penyusupan benda asing
yang selalu dipandang mempunyai kemungkinan untuk mendatangkan bahaya
bagi kelangsungan hidup individu selain itu, sel darah putih berfungsi sebagai
pengangkut zat lemak.
Sel darah putih mempunyai ciri-ciri, antara lain tidak berwarna, mempunyai
nucleus, kehilangan Hb, bentuknya tidak beraturan, dapat bergerak, dan dapat
berubah bentuk.
Sel darah putih dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu granulosit dan
agranulosit. Sebenarnya kedua jenis sel darah putih ini jelas terlihat pada
granulosit. Granula mengandung beragam enzim dan protein yang membantu sel
darah putih dalam melindungi tubuh.
Granulosit mempunyai nucleus yang banyak dan bersifat fagosit. Macam-
macam granulosit, antara lain :
a. Neutrofil :
Jenis sel darah putih terbanyak. Bentuk nukleusnya beragam, misalnya batang,
bengkok, atau bercabang-cabang. Neutrofil menjadi sel darah putih yang pertama
merespon adanya infeksi dan sel-sel tersebut menelan patogen selama fagositosis.
38
b. Basofil :
c. Eosinofil :
39
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pada preparat natif darah pada darah sapi terdapat leukosit yang ditandai
dengan warna ungu, eritrosit dan trombosit yang ditandai dengan warna kebiru-
biruan dilihat dengan pembesaran mikroskopi 40x. Sel darah mamalia berbeda
dengan sel darah unggas.Sel darah merah mamalia mempunyai bentuk seperti
cakram, bikonkaf, sirkular dan tidak berinti.Sedangkan sel darah merah unggas
berbentuk lonjong (oval) dan berinti.
Dari praktikum waktu perdarahan dan waktu beku darah yang telah
dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa waktu perdarahan pada praktikan ada yang
normal dan ada yang tidak normal. Waktu perdarahan ini di pengaruhi oleh
kondisi kesehatan dari praktikan. Sedangkan pada waktu beku darah pada
praktikan tersebut tidak ada yang normal. Karena tidak terbentuk benang-benang
putih (fibrin) pada darah praktikan. Pada proses koagulasi darahtidak didapatkan
benang fibrin hingga darah hampir menggumpal. Proses koagulasi darah setiap
individu manusia berbeda-beda sesuai dengan golongan darah masing-masing
dikarenakan setiap golongan darah meniliki antibodi yang berbeda-beda.
Dari praktikum laju endap darah dan hemolisis yang telah dilaksanakan
dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan darah setiap 30 menit yang
dipengaruhi oleh factor perubahan plasma darah (kekentalan/viskositas plasma),
40
jumlah sel darah merah dan tegangan permukaan. Pada praktikum hemolisis,
terjadi hemolisis pada campuran darah sapi dengan NaCL berkonsentrasi 0,25%
dan 0,45%. Sedangkan pada preparat natif darah pada darah sapi terdapat leukosit
yang ditandai dengan warna ungu, eritrosit dan trombosit yang ditandai dengan
warna kebiru-biruan dilihat dengan pembesaran mikroskopi 40x. Sel darah
mamalia berbeda dengan sel darah unggas. Sel darah merah mamalia mempunyai
bentuk seperti cakram, bikonkaf, sirkular dan tidak berinti. Sedangkan sel darah
merah unggas berbentuk lonjong (oval) dan berinti.
Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin
bebas kedalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit
dapat disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis, hipertonis
kedalam darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia
tertentu, pemanasan dan pendinginan, rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah
dan lain-lain. Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena
penambahan larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan lrt. NaCl) akan
masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan
menyebabkan sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan
tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya
hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosi
berada pada medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke
medium luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput
ini dapat dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam
medium luar eritrosit (plasma).
Pada pemeriksaan hematokrit dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara
manual dan cara automatik. Pada cara manual dilakukan dua pengukuran yaitu
secara mikro dan secara makro. Hemoglobin adalah molekul protein pada sel
darah merah yang terdiri dari protein kompleks terkonjugasi yang mengandung
besi dan berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh
jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru.
Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna
merah. Kadar hemoglobin dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain
metode Sahli, oksihemoglobin atau sianmethhemoglobin.
41
Praktikum hemoglobin dapat disimpulkan bahwa kadar hematokrit ternak
berbeda-beda. Metode yang digunakan yaitu metode sahli yang dengan prinsip
yaitu Hb didalam darah diubah menjadi hematin asam yang berwarna coklat
dengan penambahan HCl encer (0,1N).
Dari praktikum menghitung jumlah sel darah dapat disimpulkan bahwa
jumlah sel darah pada tiap ternak berbeda. Hal ini dipengaruhi opleh factor
spesies, jenis kelamin, kesehatan, dan umur. Larutan pegencer yang digunakan
pada tiap ternak juga berbeda-beda, misalnya larutan hayem untuk eritrosit,
larutan turk untuk leukosit mamalia dan laritan BCB untuk leukosit unggas.
Dari praktikum diferensial leukosi (leukogram) dapat disimpulkan bahwa
bahwa bentuk sel leukosit dibagi menjadi 2, yaitu granulosit dan agranulosit.
Dimana pada bentuk sel granulosit terdiri dari neutrofil, eosinofil dan basofil,
sedangkan pada sel leukosit agranulosit terdiri dari limfosit kecil, limfosit besar
dan monosit. Dan pada praktikum yang praktikan lakukan, sel leukosit yang
dilihat pada mikroskop tidak begitu jelas yang dikarenakan terlalu tebal nya
lapisan darah yang di tetesi pada object glass, sehingga bentuk-bentuk sel pada
sel leukosit tidak begitu jelas
5.2. Saran
42
DAFTAR PUSTAKA
Frandson. 2007. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi ke-4. Gadjah Mada
Jakarta.
Makassar.
43
Supriasa. 2001. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
Suyono. 2001. Faktor hemoglobin. Http// laporan praktikum fisiologi
44