OLEH :
KELOMPOK 1
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
Penyusun
A. LATAR BELAKANG
Pengukuran merupakan salah satu point penting dalam ilmu pengetahuan umumnya dan ilmu
fisika khususnya. Dari hal ini mahasiswa diharapkan mampu menyelesaikan persoalan
pengukuran dengan baik dan benar dan bukan untuk hasil yang bagus dengan menggunakan atau
menjiplak hasil tulisan orang lain melainkan hasil kerja dan perhitungan mahasiswa sendiri.
Pengukuran yang dimaksud adalah cara mahasiswa mendapatkan data percobaan,
pengamatan ataupun pengukuran yang akan diolah menjadi data hingga penyajian data dalam
bentuk grafik, tabel ataupun diagram. Selain diolah menjadi data yang baik mahasiswa juga
dituntut untuk dapat menyelesaikan persoalan data hasil penelitian ataupun pengukuran dalam
hal ini perhitungan data seperti menghitung ralat atau ketidakpastian data, probabilitas dan
bentuk perhitungan lainnya untuk mengetahui nilai kebenaran, ketelitian dan kepastian data
pengukuran ataupun penelitian yang dilakukan. Selain sebagai pengujian perhitungan yang
dilakukan juga dapat dijadikan tolok ukur hipotesa awal pengukuran yang dilakukan.
Dari hasil pengolahan data, perhitungan dan penyajian data mahasiswa dapat melihat
kemampuannya dalam hal pengukuran dan tingkat ketelitian mahasiswa tersebut. Mahasiswa
dinilai berhasil tidaknya melakukan percobaan ataupun penelitian dapat dilihat dari hasil laporan
yang dihasilkan karena didalam laporan tersebut dosen ataupun penguji lainnya melihat tingkat
penguasaan dan ketelitiannya merupakan hasil dari penelitian mahasiswa.
B. RUMUSAN MASALAH
a) Apa pengertian pengukuran dan ralat?
b) Apa pengertian ketelitian dan ketepatan?
c) Apa saja yang termasuk angka penting?
d) Apa saja jenis-jenis kesalahan dalam pengukuran?
e) Apa pengertian analisis statistic?
f) Apa saja system satuan dalam pengukuran?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
2. Ralat
Ralat ialah beda antara nilai sebenar bagi satu kuantiti fizik dan nilai yang didapati dalam
pengukuran.Oleh kerana nilai kuantiti yang sebenar tidak diketahui, maka ralat yang sebenar
juga tidak diketahui.Bagaimanapun, ralat satu ukuran biasanya dapat dianggar.Ralat bersistem
ialah ralat yang cenderung untuk mengalihkan semua pengukuran secara bersistem sehingga nilai
minnya tersesar daripada nilai sebenar.Ralat bersistem mengakibatkan semua bacaan yang
diperoleh sama ada terlalu besar atau terlalu kecil.Ralat bersistem tidak dapat dihapuskan dengan
mengambil purata terhadap beberapa bacaan yang diulang-ulang. Contoh ralat bersistem
termasuk:Contoh-contoh ralat bersistem termasuk
E. ANALISIS STATISTIC
Di dalam fisika, terdapat dua jenis pengukuran yaitu pengukuran tunggal dan pengukuran
berulang. Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dengan satu kali pengukuran langsung
diperoleh hasil ukurnya berupa (x ± Δx) satuan dan jika dilakukan pengukuran berulang hasilnya
tetap sama. Sedangkan pengukuran berulangadalah pengukuran dimana untuk mendapatkan
hasil (x ± Δx) satuan harus dilakukan beberapa kali pengukuran karena disetiap kali pengukuran
memperoleh hasil yang berbeda.
Pengukuran tunggal dan pengukuran berulang hasil ukurnya ditulis ke dalam
bentuk (x ± Δx) dimana pada pengukuran tunggal nilai x merupakan angka pasti sebuah
pengukuran dan Δx merupakan nilai ketidakpastiannya atau ralat. Sedangkan pada pengukuran
berulang nilai x merupakan rata-rata perkiraan terbaik dari setiap pengulangan pengukuran
dan Δx merupakan nilai ralat yang diperoleh dari nilai sebaran sekitar rata-rata atau standar
deviasi.
PENGUKURAN DAN RALAT 12
1. Pengukuran Tunggal
Dalam pengukuran tunggal, penentuan hasil ukurnya tidak ada aturan tertentu (tidak harus
½ Nilai Skala Terkecil) dan hasil ukurnya ditentukan oleh keprofesionalitas si pengukur itu
sendiri yang dilakukan secara logis dan rasional berdasarkan intuisi dan pemahaman yang
dikuasainya.
Untuk contoh pengukuran tunggal Anda bisa membacanya pada artikel berjudul sistem
pengukuran beserta alat ukur tentang pengukuran panjang benda menggunakan mistar. Di artikel
tersebut dijelaskan bahwa penggunaan aturan ½ Nilai Skala Terkecil tidak bisa diterapkan
disemua penguran alias tidak baku.
2. Pengukuran Berulang
Ada beberapa sebab mengapa sebuah pengukuran dilakukan secara berulang-ulang antara lain
Adanya kesulitan eksperimen dalam pengulangan pengukuran
Besaran yang diukur bersifat fluktuatif (berubah-ubah)
Adanya variasi dari medium pada saat eksperimen dilakukan
Nah disini kita dapat menentukan angka pastinya dengan cara mengambil sejumlah data yang
kemudian diambil nilai rata-ratanya. Sedangkan nilai ketidakpastiannya dapat diambil dari nilai
deviasinya.
Nilai rata-ratanya dapat kita tentukan menggunakan persamaan di bawah ini:
Keterangan:
N merupakan jumlah data sedangkan ni merupakan banyaknya data xi yang muncul.
Untuk nilai deviasinya dapat kita tentukan dengan persamaan akar kuadrat dari ragam rerata
sampel (averaged sample variance), yakni
Standar deviasi adalah nilai statistic yang digunakan untuk menentukan bagaimana
sebaran data dalam sampel, dan seberapa dekat titik data individu ke data tengan dan rata-rata
nilai sampel yang didapat saat melakukan praktikum.
No Panjang
1 9,25 mm
2 9,20 mm
3 9,30 mm
4 9,90 mm
5 9,05 mm
6 9,35 mm
7 9,90 mm
8 9,25 mm
9 9,20 mm
10 9,15 mm
∑ 𝑥 9,25 + 9,20 + 9,30 + 9,90 + 9,05 + 9,35 + 9,90 + 9,25 + 9,20 + 9,15
𝑥̅ = =
𝑛 10
∆𝑥 = 𝑠𝑥
∑(𝑥̅ − 𝑥𝑖 )2 (9,35 − 9,25)2 + (9,35 − 9,20)2 + (9,35 − 9,30)2 + (9,35 − 9,90)2 + (9,35 − 9,05)2
=√ = √
𝑛(𝑛 − 1) 10
(9,35 − 9,35)2 + (9,35 − 9,90)2 + (9,35 − 9,25)2 + (9,35 − 9,20)2 + (9,35 − 9,15)2
=√
10
√0,08 = 0,28 mm
𝑗𝑎𝑑𝑖, 𝑛 = 9,35 ± 0,28 𝑚𝑚
∆𝑛 0,28
𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑥100% = 𝑥100% = 0,03%
𝑛̅ 9,35
Besaran Fisis adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. Besaran
Fisis dilelompokkan menjadi dua, yaitu:
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak
diturunkan dari besaran lain. Tujuh besaran pokok, yaitu: panjang, massa, waktu, suhu, kuat arus
listrik, intensitas cahaya, dan jumlah zat.
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok.
Misalnya, luas yang dirumuskan sebagai panjang X lebar, termasuk besaran turunan karena luas
diturunkan dari dua besaran panjang. Demikian juga volum yang dirumuskan sebagai panjang X
lebar X tinggi, termasuk besaran turunan karena volum diturunkan dari tiga besaran panjang.
2. Satuan dasar dan satuan turunan
Satuan dasar
Satuan turunan
Satuan-satuan lain yang dapat dinyatakan dengan satuan-satuan dasar disebut satuan-
satuan turunan. Untuk memudahkan beberapa satuan turunan telah diberi nama baru, contoh
untuk daya dalam SI dinamakan watt yaitu menggantikan j/s. berikut contoh satuan turunan:
Dinyatakan dalam
Satuan
satuan SI atau
Kuantitas yang Simbol
satuan yang
diturunkan
diturunkan
Frekuensi hertz Hz 1 Hz = 1 s-1
Gaya newton N 1 N = I kgm/s2
Tekanan pascal Pa 1 Pa = 1 N/m2
Enersi kerja joule J 1 J = 1 Nm
Daya watt W 1 W = 1 J/s
Muatan listrik coulomb C 1 C = 1 As
GGL/beda potensial volt V 1 V = 1 W/A
Di Inggris sistem satuan panjang menggunakan kaki (ft), massa pon (lb), dan waktu
adalah detik. (s). Satuan-satuan tersebut dapat dikonversikan ke satuan SI, yaitu panjang 1 inci =
1/12 kaki ditetapkan = 25,4 mm, untuk massa 1 pon (lb) = 0,45359237 kg. Berdasarkan dua
bentuk ini memungkinkan semua satuan sistem Inggris menjadi satuan – satuan SI. Lebih
jelasnya perhatikan tabel berikut.tabel konversi satuan inggris ke SI yaitu sebagai berikut:
Satuan Inggris Simbol Ekivalensi Kebalikan
metrik
Panjang 1 kaki ft 30,48 cm 0,0328084
1 inci In 25,40 mm 0,0393701
Luas 1 kaki kuadrat Ft2 9,2903 x 102 cm2 0,0107639×102
1 inci kuadrat In2 6,4516 x 102 0,15500 x 10-2
Isi 1 kaki kubik Ft3 mm2 35,3147
Massa 1 pon lb 0,0283168 m3 2,20462
Kerapatan 1 pon per kaki kubik lb/ft3 0,45359237 kg 0,062428
Kecepatan 1 kaki per sekon ft/s 16,0185 kg/m3 3,28084
Gaya 1 pondal pdl 0,3048 m/s 7,23301
Kerja, energi 1 kaki-pondal ft pdl 0,138255 N 23,7304
Daya 1 daya kuda Hp 0,0421401 J 0.00134102
745,7 W
A. KESIMPULAN
Pengukuran adalah membandingkan suatu benda dengan besaran lain yang sejenis
yang dipergunakan sebagai satuan-nya, alat pembanding itulah yang dinamakan
dengan alat ukur. Sedangkan Ralat ialah beda antara nilai sebenarnya bagi suatu kuantiti
fizik dan nilai yang didapati dalam pengukuran. Di dalam pengukuran juga terdapat
kesalahan baik itu kesalahan umum yang di sebabkan oleh praktikan itu sendiri,maupun
kesalahan sistematis yang di sebabkan oleh alat yang di gunakan ataupun kesalahan acak
yang terjadi tanpa di sengaja. Dalam pengukuran dapat di lakukan dengan pengukuran
satu kali maupun pengukuran berulangkali. Selain itu dalam pengukuran juga terdapat
besaran fisis yang di berikan pada hasil yang didapat mulai dari satuan dasar hingga
satuan turunan yang merupakan turunan dari satuan dasar itu sendiri.
B. SARAN
Kami menyadari kekurangan dari makalah ini. Sehingga kami manyarankan kepada
pembaca agar bisa memberikan kritik dan sarannya, agar makalah ini bisa jadi lebih baik.
Terima kasih.
http://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengukuran-dan-ralat.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/angka-penting-dan-jenis-kesalahan/
https://ridwanmuslim.wordpress.com/2013/01/18/besaran-fisis/