TINJAUAN PUSTAKA
Kandung empedu adalah sebuah kantung berbentuk seperti buah pir, yang
terletak pada permukaan inferior dari hati pada garis yang memisahkan lobus
kanan dan kiri, yang disebut dengan fossa kandung empedu. Ukuran kandung
empedu pada orang dewasa adalah 7cm hingga 10 cm dengan kapasitas lebih
kurang 30mL. Kandung empedu menempel pada hati oleh jaringan ikat longgar,
yang mengandung vena dan saluran limfatik yang menghubungkan kandung
empedu dengan hati. Kandung empedu dibagi menjadi empat area anatomi:
ke duktus biliaris. Duktus yang besar bergabung dengan duktus hepatikus kanan
dan kiri, yang akan bermuara ke duktus hepatikus komunis di porta hepatis.
3
Ketika duktus sistika dari kandung empedu bergabung dengan duktus hepatikus
Suplai darah ke kandung empedu biasanya berasal dari arteri sistika yang
berasal dari arteri hepatikus kanan. Asal arteri sistika dapat bervariasi pada tiap
tiap orang, namun 95 % berasal dari arteri hepatik kanan.
Aliran vena pada kandung empedu biasanya melalui hubungan antara vena
vena kecil. Vena-vena ini melalui permukaan kandung empedu langsung ke hati
dan bergabung dengan vena kolateral dari saluran empedu bersama dan akhirnya
menuju vena portal. Aliran limfatik dari kandung empedu menyerupai aliran
venanya. Cairan limfa mengalir dari kandung empedu ke hati dan menuju duktus
sistika dan masuk ke sebuah nodus atau sekelompok nodus. Dari nodus ini cairan
limfa pada akhinya akan masuk ke nodus pada vena portal. Kandung empedu
diinervasi oleh cabang dari saraf simpatetik dan parasimpatetik, yang melewati
pleksus seliaka. Saraf preganglionik simpatetik berasal dari T8 dan T9. Saraf
postganglionik simpatetik berasal dari pleksus seliaka dan berjalan bersama
dengan arteri hepatik dan vena portal menuju kandung empedu. Saraf
parasimpatetik berasal dari cabang nervus vagus.
4
Cairan empedu dibentuk oleh hepatosit, sekitar 600 mL per hari, terdiri
dari air, elektrolit, garam empedu, kolesterol, fosfolipid, bilirubin, dan
senyawa organik terlarut lainnya. Kandung empedu bertugas menyimpan
dan menkonsentrasikan empedu pada saat puasa. Kira-kira 90 % air dan
elektrolit diresorbsi oleh epitel kandung empedu, yang menyebabkan
empedu kaya akan konstituen organik.
Di antara waktu makan, empedu akan disimpan di kandung empedu
dan dipekatkan. Selama makan, ketika kimus mencapai usus halus,
keberadaan makanan terutama produk lemak akan memicu pengeluaran
kolesistokinin (CCK). Hormon ini merangsang kontraksi dari kandung
empedu dan relaksasi sfingter Oddi, sehingga empedu dikeluarkan ke
duodenum dan membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Garam
empedu secara aktif disekresikan ke dalam empedu dan akhirnya
disekresikan bersama dengan konstituen empedu lainnya ke dalam
duodenum. Setelah berperan serta dalam pencernaan lemak, garam empedu
diresorpsi ke dalam darah dengan mekanisme transport aktif khusus di
ileum terminal. Dari sini garam empedu akan kembali ke sistem porta
hepatika lalu ke hati, yang kembali mensekresikan mereka ke kandung
empedu. Proses pendaurulangan antara usus halus dan hati ini disebut
sebagai sirkulasi enterohepatik.
5
2.4 Definisi Kolesistitis Kronik
Keluhan yang agak khas untuk serangan kolesistis akut adalah kolik perut
disebelah kanan atas epigastrium dan nyeri tekan serta kenaikan suhu tubuh.
Kadang-kadang rasa sakit menjalar ke pundak atau skapula kanan dan dapat
berlangsung sampai 60 menit tanpa reda. Berat ringannya keluhan bervariasi
tergantung dari adanya kelainan inflamasi yang ringan sampai dengan ganggren
atau perforasi kandung empedu.
Pada pemeriksaan fisik teraba masa kandung empedu, nyeri tekan disertai
tanda-tanda peritonitis lokal ( tanda Murphy).
6
Ikterus dijumpai pada 20% kasus, umumnya derajat ringan (bilirubin <4,0
mg/dl). Apabila konsentrasi bilirubin tinggi, perludipikirkan adanya batu di
saluran empedu ekstra hepatik.
7
Skintigrafi saluran empedu mempergunakan zat radioaktif HIDA atau 99n
Tc6 Iminodiacetic acid memounyai nilai sedikit lebih rendah dari USG tapi teknik
ini tidak mudah. Terlihatnya gambar duktus koledokus tanpa adanya gambaran
kandung empedu pada pemeriksaan kolesistografi oral atau scintigrafi sangat
menyokong kolesistitis akut.
Diagnosis bading untuk nyeri perut kanan atas yang tiba-tiba perlu
dipikirkan seperti pejalaran nyeri saraf spinal, kelainan organ di bawah diafragma
seperti apendiks yang retrosekal, sumbatan usus, perforasi ulkus peptikum,
pankreatitis akut dan infark miokard.
8
Komplikasi yang paling sering dijumpai pada tindakan kolesistektomi
yaitu trauma saluran empedu (7%), perdarahan dan kebocoran empedu. Menurut
kebanyakan ahli bedah tindakkan kolesistektomi laparoskopik ini sekalipun
invasif mempunyai kelebihan seperti mengurangi rasa nyeri pasca
operasi,menurunkan angka kematian, secara kosmetik lebih baik, memperpendek
lama perawatan di rumah sakit dan mempercepat aktifitas pasien.
Pada sebagian besar pasien kolesistitis kronik dengan atau tanpa batu
kandung empedu yang simptomatik, dianjurkan untuk kolesistektomi. Keputusan
untuk kolesistektomi agak sulit untuk pasien dengan keluhan minimal atau disertai
penyakit lain yang mempertinggi risiko operasi.