Anda di halaman 1dari 7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Kandung Empedu

Kandung empedu adalah sebuah kantung berbentuk seperti buah pir, yang

terletak pada permukaan inferior dari hati pada garis yang memisahkan lobus

kanan dan kiri, yang disebut dengan fossa kandung empedu. Ukuran kandung

empedu pada orang dewasa adalah 7cm hingga 10 cm dengan kapasitas lebih

kurang 30mL. Kandung empedu menempel pada hati oleh jaringan ikat longgar,
yang mengandung vena dan saluran limfatik yang menghubungkan kandung

empedu dengan hati. Kandung empedu dibagi menjadi empat area anatomi:

fundus, korpus, infundibulum, dan kolum.

Saluran biliaris dimulai dari kanalikulus hepatosit, yang kemudian menuju

ke duktus biliaris. Duktus yang besar bergabung dengan duktus hepatikus kanan

dan kiri, yang akan bermuara ke duktus hepatikus komunis di porta hepatis.

3
Ketika duktus sistika dari kandung empedu bergabung dengan duktus hepatikus

komunis, maka terbentuklah duktus biliaris komunis. Duktus biliaris komunis

secara umum memiliki panjang 8 cm dan diameter 0.5-0.9 cm, melewati


duodenum menuju pangkal pankreas, dan kemudian menuju ampula Vateri.

Suplai darah ke kandung empedu biasanya berasal dari arteri sistika yang
berasal dari arteri hepatikus kanan. Asal arteri sistika dapat bervariasi pada tiap
tiap orang, namun 95 % berasal dari arteri hepatik kanan.

Aliran vena pada kandung empedu biasanya melalui hubungan antara vena
vena kecil. Vena-vena ini melalui permukaan kandung empedu langsung ke hati
dan bergabung dengan vena kolateral dari saluran empedu bersama dan akhirnya
menuju vena portal. Aliran limfatik dari kandung empedu menyerupai aliran
venanya. Cairan limfa mengalir dari kandung empedu ke hati dan menuju duktus
sistika dan masuk ke sebuah nodus atau sekelompok nodus. Dari nodus ini cairan
limfa pada akhinya akan masuk ke nodus pada vena portal. Kandung empedu
diinervasi oleh cabang dari saraf simpatetik dan parasimpatetik, yang melewati
pleksus seliaka. Saraf preganglionik simpatetik berasal dari T8 dan T9. Saraf
postganglionik simpatetik berasal dari pleksus seliaka dan berjalan bersama
dengan arteri hepatik dan vena portal menuju kandung empedu. Saraf
parasimpatetik berasal dari cabang nervus vagus.

2.2 Fisiologi Kandung Empedu

Fungsi kandung empedu yaitu sebagai berikut:

1. Menyimpan dan mengkonsentrasikan cairan empedu yang berasal dari hati


di antara dua periode makan.
2. Berkontraksi dan mengalirkan garam empedu yang merupakan turunan
kolesterol, dengan stimulasi oleh kolesistokinin,ke duodenum sehingga
membantu proses pencernaan lemak.

4
Cairan empedu dibentuk oleh hepatosit, sekitar 600 mL per hari, terdiri
dari air, elektrolit, garam empedu, kolesterol, fosfolipid, bilirubin, dan
senyawa organik terlarut lainnya. Kandung empedu bertugas menyimpan
dan menkonsentrasikan empedu pada saat puasa. Kira-kira 90 % air dan
elektrolit diresorbsi oleh epitel kandung empedu, yang menyebabkan
empedu kaya akan konstituen organik.
Di antara waktu makan, empedu akan disimpan di kandung empedu
dan dipekatkan. Selama makan, ketika kimus mencapai usus halus,
keberadaan makanan terutama produk lemak akan memicu pengeluaran
kolesistokinin (CCK). Hormon ini merangsang kontraksi dari kandung
empedu dan relaksasi sfingter Oddi, sehingga empedu dikeluarkan ke
duodenum dan membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Garam
empedu secara aktif disekresikan ke dalam empedu dan akhirnya
disekresikan bersama dengan konstituen empedu lainnya ke dalam
duodenum. Setelah berperan serta dalam pencernaan lemak, garam empedu
diresorpsi ke dalam darah dengan mekanisme transport aktif khusus di
ileum terminal. Dari sini garam empedu akan kembali ke sistem porta
hepatika lalu ke hati, yang kembali mensekresikan mereka ke kandung
empedu. Proses pendaurulangan antara usus halus dan hati ini disebut
sebagai sirkulasi enterohepatik.

2.3 Definisi Kolesistitis Akut

Kolesistitis adalah peradangan pada kantong empedu yang paling sering


terjadi karena sumbatan pada saluran kistik oleh batu empedu yang timbul dari
kantong empedu (kolelitiasis). Kolesistitis tanpa komplikasi memiliki prognosis
yang sangat baik, perkembangan komplikasi seperti perforasi membuat
prognosisnya menjadi buruk.

5
2.4 Definisi Kolesistitis Kronik

Kolesistitis kronik lebih sering dijumpai di klinis, dan sangat erat


hubungannya dengan litiasis dan lebih sering timbul secara perlahan-lahan.

2.5 Etiologi dan Patogenesis

Faktor yang mempengaruhi timbulnya kolesistitis akut adalah stasis cairan


empedu, infeksi kuman, dan iskemia dinding kandung empedu. Penyebab utama
kolesistitis akut adalah batu kandung empedu (90%) yang terletak di duktus
sistikus yang menyebabkan stasis cairan empedu, sedangkan sebagian kasus
timbul tanpa adanya batu empedu (kolesistitis akut akalkulus). Bagaimana stasis
di duktus sistikus dapat menyebabkan kolesistis akut, masih belum jelas.
Diperkirakan banyak faktor yang berpengaruh, sepertikepekatan cairan empedu,
kolesterol, lisolesitin dan prostaglandin yang merusak lapisan mukosa dinding
empedu diikuti oleh reaksi inflamasi dan supurasi.

2.6 Gejala Klinis Kolesistitis Akut

Keluhan yang agak khas untuk serangan kolesistis akut adalah kolik perut
disebelah kanan atas epigastrium dan nyeri tekan serta kenaikan suhu tubuh.
Kadang-kadang rasa sakit menjalar ke pundak atau skapula kanan dan dapat
berlangsung sampai 60 menit tanpa reda. Berat ringannya keluhan bervariasi
tergantung dari adanya kelainan inflamasi yang ringan sampai dengan ganggren
atau perforasi kandung empedu.

Pada kepustakaan barat sering dilaporkan bahwa pasien kolesistitis akut


umumnya perempuan, gemuk, dan berusia di atas 40 tahun, tetapi menurut
lesmana LA, dkk, hal ini sering tidak sesuai untuk pasien-pasien di negara kita.

Pada pemeriksaan fisik teraba masa kandung empedu, nyeri tekan disertai
tanda-tanda peritonitis lokal ( tanda Murphy).

6
Ikterus dijumpai pada 20% kasus, umumnya derajat ringan (bilirubin <4,0
mg/dl). Apabila konsentrasi bilirubin tinggi, perludipikirkan adanya batu di
saluran empedu ekstra hepatik.

Pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya lekositosis serta


kemungkinan peninggian transaminase dan fosfatase alkali. Apabila keluhan nyeri
bertambah hebat disertai suhu tinggi dan memnggigil serta leukositosis berat,
kemungkinan terjadi empiema dan perforasi kandung empedu perlu
dipertimbangkan.

2.7 Gejala Klinis Kolesistitis Kronik

Diagnosis kolesistitis kronik sering sulit ditegakkan oleh karena gejalanya


sangat minimal dan tidak menonjol seperti dispepsia, rasa penuh di epigastrium
dan nausea khususnya setelah makan-makan berlemak tinggi, yang kadang-
kadang hilang setelah bersendawa. Riwayat penyakit batu empedu di keluarga,
ikterus dan kolik berulang, nyeri lokal di daerah kandung emepedu disertai tanda
Murphy positif, dapat menyokong menegakkan diagnosis.

2.8 Diagnosis Kolesistitis Akut

Foto polos abdomen tidak dapat memperlihatkan gambaran kolesistitis


akut. Hanya pada 15% pasien kemungkinan dapat terlihat batu tidak tembus
pandang (radioopak) oleh karena mengandung kalsium cukup banyak.

Kolesistografi oral tidak dapat memperlihatkan gambaran kandung


empedu bila ada obstruksi sehingga pemeriksaan ini tidak bermanfaat untuk
kolesistitis akut.

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) sebaiknya dikerjakan secara rutin dan


sangat bermanfaat untuk memperlihatkan besar, bentuk, penebalan dinding
kandung empedu, batu dan saluran empedu ekstra hepatik. Nilai kepekaan dan
ketepatan USG mencapai 90-95%.

7
Skintigrafi saluran empedu mempergunakan zat radioaktif HIDA atau 99n
Tc6 Iminodiacetic acid memounyai nilai sedikit lebih rendah dari USG tapi teknik
ini tidak mudah. Terlihatnya gambar duktus koledokus tanpa adanya gambaran
kandung empedu pada pemeriksaan kolesistografi oral atau scintigrafi sangat
menyokong kolesistitis akut.

Pemeriksaan CT scan abdomen kurang sensitif dan mahal tapi mampu


memperlihatkan adanya abses perikolesistitik yang masih kecil yang ungkin tidak
terlihat pada pemeriksaan USG.

Diagnosis bading untuk nyeri perut kanan atas yang tiba-tiba perlu
dipikirkan seperti pejalaran nyeri saraf spinal, kelainan organ di bawah diafragma
seperti apendiks yang retrosekal, sumbatan usus, perforasi ulkus peptikum,
pankreatitis akut dan infark miokard.

2.9 Diagnosis Kolesistitis Kronis

Pemeriksaan kolesistografi oral, ultrasonografi dan kolangiografi dapat


memperlihatkan kolelitiasis dan afungsi kandung empedu. Endoscopic retrograde
coledocho-pancreaticography (ERCP) sangat bermanfaat untuk memperlihatkan
adanya batu di kandung empedu dan duktus koledokus.

2.10 Penatalaksaan Kolesistitis Akut

Pengobatan umum termasuk istirahat total, pemberiaan nutrisi parenteral,


diet ringan, obat penghilang rasa nyeri seperti petidin dan antispasmodik.
Pemberian antibiotik pada fase awal sangat penting untuk mencegah komplikasi
peritonitis, kolangitis, dan septisemia. Golongan ampisilin, sefalosporin, dan
metronidazol cukup memadai untuk mematikan kuman-kuman yang umum
terdpat pada kolesistitis akut seperti E.coli, Streptococcus facealis, dan Klebsiella.

Saat kapan dilaksanakan tindakan kolesistektomi masih diperdebatkan,


apakah sebaiknya dilakukan secepatnya (3 hari) atau di tunggu 6-8 minggu setelah
terapi konservatif dan keadaan umum pasien lebih baik. Sebanyak 50% kasus
akan membaik tanpa tindakkan bedah.

8
Komplikasi yang paling sering dijumpai pada tindakan kolesistektomi
yaitu trauma saluran empedu (7%), perdarahan dan kebocoran empedu. Menurut
kebanyakan ahli bedah tindakkan kolesistektomi laparoskopik ini sekalipun
invasif mempunyai kelebihan seperti mengurangi rasa nyeri pasca
operasi,menurunkan angka kematian, secara kosmetik lebih baik, memperpendek
lama perawatan di rumah sakit dan mempercepat aktifitas pasien.

2.11 Penatalaksanaan Kolesistitis Kronik

Pada sebagian besar pasien kolesistitis kronik dengan atau tanpa batu
kandung empedu yang simptomatik, dianjurkan untuk kolesistektomi. Keputusan
untuk kolesistektomi agak sulit untuk pasien dengan keluhan minimal atau disertai
penyakit lain yang mempertinggi risiko operasi.

2.12 Prognosis Kolesistitis

Kolesistitis tanpa komplikasi memiliki prognosis yang sangat baik, dengan


mortalitas yang sangat rendah.

Anda mungkin juga menyukai