Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN MATERI KULIAH

PENGAUDITAN 1
“INTERNAL AUDITOR”

Oleh:
Made Swari Praba Waloka (1707532129)
Made Adi Saputra Karya (1707532132)
I Wayan Agung Shinta Kusumawardani (1707532137)

JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM REGULER DENPASAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
PEMBAHASAN

1. Profesi Internal Auditor


Internal audit adalah suatu fungsi penelitian yang bebas dibentuk dalam suatu
organisasi untuk memeriksa dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan sebagai jasa
bagi organisasi tersebut.
Guna mencapai tujuan internal audit, ini yang harus dilakukan oleh auditor
internal:
 Memastikan kebijakan, rencana serta prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh manajmen untuk ditaati
 Menilai kebaikan, mengembangkan pengedalian secara efektif dengan biaya
yang wajar, juga mengetahui bagus tidaknya sistem pengendalian yang ada.
baik pengendlian internal, pengendalian manajemen maupun pengendalian
oprasional yang lain.
 Memastikan harta perusahaan dipertanggung-jawabkan serta dilindungi dari
terjadinya misal kehilangan, kecurangan, disalahgunakan, pencurian dan lain
sebagainya
 Memberi saran perbaikan operasional untuk lebih efektif dan efisien lagi.
 Menilai mutu kualitas pekerjaan.oleh bagian bagian perusahaan yang telah
dibebankan oleh manajemen.
 Memberi kepastian bahwa data data yang diolah dalam perusahaan bisa
dipercaya

Ruang lingkup internal auditing dapat dibagi atas dua bagian, yaitu financial
audit dan operasional audit, seprti yang dijelaskan oleh Ruchyat Kosasih:
a. Pemeriksaan keuangan (Financial Audit)
Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan yang ditujukan untuk
membuktikan keakuratan data keuangan dan operasi, keefektifan
pengawasan intern yang meliputi verifikasi atas keberadaan harta benda
perusahaan dan menyakinkan bahwa pengamanannya cukup memadai dan
pencatatannya dilakukan dengan tepat. Untuk lebih jelasnya lagi diberikan
batasan financial audit sebagai berikut:
Financial audit atau pemeriksaan keuangan adalah verifikasi eksistensi
kekayaan dan menyakinkan bahwa pengamanannya cukup dan apakah
sistem akuntansi dan sistem pelaporan dapat dipercaya termasuk
pembahasan internal control.
Dari pengertian di atas maka internal auditor harus mengadakan
konfirmasi hutang dan piutang, mentest efektif atau tidaknya sistem
akuntansi yang ada dan prosedur yang berhubungan dnegan sistem internal
control.

b. Pemeriksaan Operasional (Operational Audit)


Pemeriksaan operasional dilaksanakan pada berbagai tingaktan
manajemen (level of management), objek yang dinilai adalah aktivitas
operasi, kebijaksanaan dan daya guna usaha. Federal Financial Institute in
Canada, memberikan definisi Operasional Audit sebagai berikut:
Operational audit adalah suatu aktivitas penilaian independen sistematis
dalam suatu organisasi untuk menilai operasi-operasi seluruh departemen
sebagai pemberi jasa pada manajemen. Tujuan keseluruhan audit operasi
adalah membantu semua tingkat manajemen agar dapat melaksanakan
tanggung jawab mereka dengan efektif dengan menyajikan pada mereka
analisa-analisa penelitian, rekomendasi-rekomendasi yang objektif dan
komentar-komentar yang tepat mengenai efektifitas ditinjau.

Selain itu, internal auditor memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

1. Mencari informasi awal terkait bagian yang akan diaudit (auditee)


Salah satu hal penting yang harus dikuasai auditor adalah pengetahuan yang
cukup tentang auditee. Pengetahuan yang dimaksud di sini mencakup cara kerja,
prosedural, hierarki jabatan, dan catatan mutu atau laporan yang selama ini
digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Tanpa menguasai hal ini, maka tidak
banyak yang bisa dilakukan auditor saat mengaudit.
2. Melakukan tinjauan dokumen dan persyaratan lain yang berkaitan dengan auditee
Memeriksa dokumen dan persyaratan lain untuk kemudian dicatat hal-hal
yang bersifat critical merupakan faktor penting kesuksesaan audit, Dengan
meninjau dokumen auditee, auditor akan mengetahui proses-proses penting yang
perlu ditelusuri lebih jauh.
3. Mempersiapkan program audit tahunan dan jadwal pelaksanaan audit secara
terperinci
Dalam kamus ISO 9001, tidak dikenal audit mendadak. Semua kegiatan audit
internal harus direncanakan dari awal dan diinformasikan kepada seluruh auditee.
Karena, tujuan audit internal bukan untuk mencari-cari kesalahan, akan tetapi
untuk melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
4. Membuat daftar pertanyaan audit (audit checklist)
Audit checklist dibuat untuk mempermudah auditor mengingat hal-hal penting
yang perlu ditanyakan. Selain itu, audit checklist juga dapat dijadikan pedoman
oleh auditee untuk mempersiapkan diri sebelum diaudit.
5. Melaksanakan pemeriksaan sistem secara menyeluruh
Dalam pelaksanaan audit, seorang auditor harus jeli dan telaten dalam
memeriksa area auditee. Auditor tidak boleh hanya berpaku pada audit checklist
dan standar, tapi lebih dari itu, auditor dapat memeriksa lingkungan kerja auditee,
komitmen dan kesungguhan mereka dalam memperbaiki sistem. Dengan
mengabaikan komitmen, kegiatan audit internal hanya akan terlihat seperti audit
administratif belaka yang hanya berkutat pada ini belum lengkap, itu kurang
bagus, dan ini itu belum ditandatangani
6. Mengumpulkan dan menganalisis bukti audit yang cukup dan relevan
Semua masalah atau temuan yang ditemukan selama proses audit harus
didukung dengan bukti yang cukup. Artinya, auditor tidak boleh gegabah dalam
melaporkan temuan. Harus ada bukti kuat bahwa auditee melakukan kesalahan.
Satu hal yang perlu dicatat, audit internal tidak hanya mengumpulkan temuan
melainkan juga mengumpulkan bukti-bukti prestasi yang sudah dicapai
7. Melaporkan temuan audit atau masalah-masalah yang ditemukan selama audit
internal
Auditor harus menerbitkan laporan temuan audit internal untuk ditindaklanjuti
oleh auditee. Auditee harus diberi tenggat waktu tertentu agar proses perbaikan
tidak dibiarkan berlarut-larut.

8. Memantau tindak lanjut hasil audit internal sampai dinyatakan selesai


Untuk memastikan seluruh temuan telah diperbaiki, maka auditor internal harus
memeriksa tindakan yang sudah dilakukan setelah melewati tenggat waktu
perbaikan yang diberikan.

Kualitas Auditor Internal yang Diharapkan:

a. Independen, Tidak memihak auditee


b. Pendengar dan pengamat yang baik
c. Pencatat yang baik
d. Komunikatif dan bijaksana, tidak menyinggung perasaan auditee
e. Memiliki pemahaman tentang audit dan auditee yang cukup

Kualitas Auditor Internal yang Tidak Diharapkan

a. Mudah diarahkan auditee


b. Tidak mempersiapkan diri
c. Tidak konsisten, tidak tegas dalam menyatakan suatu proses bermasalah atau
tidak yang disebabkan minimnya pemahaman
d. Terlalu agresif, menampakkan kesenangan bila menemukan temuan
e. Cenderung menggunakan pendapat pribadi
f. Tidak teliti mencatat dan menyimpan catatan

Standar profesi dan kode etik internal auditor

a. Independensi
1. Internal auditor harus bebas dan terpisah dari aktivitas yang diperiksanya.
2. Status organisasi dari internal auditor harus memberikan kebebasan untuk
memenuhi tanggung jawab pemeriksaan yang dibebankan kepadanya.
3. Internal auditor dalam melaksanakan tugasnya harus obyektif.
b. Kemampuan profesional
1. auditor harus mempergunakan keahlian dan ketelitian dalam menjalankan
profesinya
2. Internal auditor harus mematuhi standar pemeriksaan yang berlaku
3. Internal auditor harus memiliki pengeahuan, kecakapan dan disiplin ilmu yang
penting dalam melaksanakan pemeriksaan.
4. Internal auditor harus mampu menghadapi orang lain dan mampu
berkomunikasi secara efektif.
5. Internal auditor harus mengembangkan diri melalui pendidikan informasi,
berkelanjutan.
6. Internal auditor hatus melaksanakan ketelitian profesional dalam setiap tugas
yang dilakukan.
c. Lingkup pekerjaan internal auditor harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap
kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian manajemen serta kualitas
pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan.
1. Internal auditor harus menilai keekonomisan dan keefisienan penggunaan
sumber daya.
2. Internal auditor harus memeriksa keandalan informasi keuangan dan operasi
serta cara yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,
mengklasifikasikan, dan kemudian melaporkannya.
3. Internal auditor harus memeriksa sistem yang telah ada apakah sudah sesuai
dengan kebijaksanaan dan UU.
4. Internal auditor harus memeriksa alat atau cara yang dipergunakan untuk
melindungi harta dan jika perlu lakukan pemeriksaan fisik mengenai
keberadaan aktiva.
5. Internal auditor harus menilai pekerjaan, operasi, program untuk menetukan
apakah hasil yang dicapai telah sesuai dengan tujuan dan sasaran semula.
d. Kegiatan pelaksanaan pemeriksaan harus meliputi perencanaan pemeriksaan,
pengujian dan evaluasi, pemberitahuan hasil dan tindak lanjut.
1. Internal auditor harus membuat perencanaan untuk setiappenugasan
pemeriksaan yang dilakukannya.
2. Internal auditor harus mengumpulkan bukti kebenaran informasi untuk
mendukung hasil pemeriksaan.
3. Internal auditor harus membuat laporan atas hasil pemeriksaan yang
dilakukannya dan disampaikan ke pengguna yang tepat.
4. Internal auditor harus memonitor apakah atas temuan dan rekomendasi yang
diperoleh telah dilakukan tindak lanjut yang tepat.
e. Kode etik internal auditor
1. Setiap anggota internal auditor harus berlaku jujur, objektif, dan rajin dalam
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.
2. Setiap anggota internal auditorharus loyal pada organisasi dimana dia bekerja
atau memberikan jasanya.
3. Setiap anggota internal auditor harus menghindari hal yang dapat menimbulkan
konflik kepentingan antara dirinya dan organisasinya maupun pelaksanaan dan
tanggung jawabnya.
4. Setiap anggota internal auditor dilarang menerima sesuatu yang bernilai dari
pemberi kerja atau klien yang akan mempengaruhi pertimbangan
profesionalnya.
5. Setiap anggota internal auditor hanya akan mengambil tugas yang dapat
diselesaikan sesuai dengan kompetensinya.
6. Setiap anggota internal auditor harus memakai cara yang tepat dan diizinkan
oleh standar profesi.
7. Setiap anggota internal auditor harus berhati-hati dalam mempergunakan
informasi yang diperolehnya selama menjalankan tugas.
8. Setiap anggota internal auditor harus mencantumkan semua fakta yang paling
penting dalam laporannnya.
9. Setiap anggota internal auditor harus terus meningkatkan kemahiran dan
kualitas kerjanya.
10. Setiap anggota internal auditor dalam pelaksanaan profesinya selalu
memelihara standar yang tertinggi mengenai kompetensinya.

2. Hubungannya Dengan Eksternal/Independent Auditor


Tanggung jawab dan pelaksanaan audit oleh auditor internal dan eksternal
sangat berbeda dalam satu hal. Auditor internal bertanggung jawab kepada manajemen
dan dewan direksi, sementara auditor eksternal bertanggung jawab kepada pengguna
laporan keuangan yang mengandalkan kredibilitas laporan keuangan pada auditor.

Namun auditor internal dan eksternal memiliki banyak kesamaan, seperti:

 Kedua profesi audit internal dan audit eksternal diatur oleh satu set internasional
standar yang dikeluarkan oleh organisme professional untuk masing-masing
profesi. Satu set standar internasional termasuk standar profesional dan kode etik;
 Risiko adalah elemen yang sangat penting dalam proses perencanaan bagi auditor
internal maupun eksternal;
 Untuk kedua profesi, independensi auditor sangat penting;
 Audit internal dan eksternal keduanya sangat perhatian atas sistem pengendalian
internal perusahaan.
 Kedua fungsi tertarik pada kerjasama antara auditor internal dan eksternal
 Untuk kedua fungsi, hasil aktivitasi mereka disajikan melalui laporan audit

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, antara dua fungsi maka dapat
diidentifikasi beberapa hubungan komplementer, yang diidentifikasi juga oleh Renard
J. (2002), tentang penerima manfaat, khususnya praktisi, dan penerapan dari hubungan
komplementer secara praktis bisa menjamin tempat yang diperlukan untuk tumbuh
berkembang seluruh perusahaan.

Audit internal merupakan pelengkap dari audit eksternal, karena pada organisasi di
mana fungsi audit internal diimplementasikan, audit eksternal lebih bertekad untuk
menghargai dalam cara yang berbeda tentang keteraturan, ketulusan dan pandangan
yang adil dari hasil dan laporan keuangan.

Audit eksternal merupakan komplemen dari audit internal, mulai dari gagasan
bahwa di mana spesialis eksternal membuat pekerjaannya, bisa dipastikan bahwa ada
kontrol yang lebih baik. Juga, internal auditor bisa memiliki manfaat yang signifikan
sebagai akibat dari kegiatan audit eksternal, dalam rangka untuk mengekspresikan
pendapat atau berdebat tentang rekomendasi-nya.

Situasi yang ideal adalah ketika internal dan eksternal auditor bertemu secara
berkala untuk membahas kepentingan umum, keuntungan dari keahlian mereka saling
melengkapi, bidang keahlian, dan perspektif, pemahaman gain lingkup masing-masing
kerja dan metode; mendiskusikan cakupan audit dan penjadwalan untuk meminimalkan
kelebihanya, menyediakan akses ke laporan, program dan kertas kerja, dan bersama-
sama menilai area resiko. Dalam memenuhi pengawasan tanggung jawab untuk
jaminan, dewan memerlukan koordinasi audit internal dan eksternal bekerjasama untuk
meningkatkan ekonomi, efisiensi, dan efektivitas proses audit secara keseluruhan.

Proses audit untuk auditor internal dan auditor eksternal telah berubah di masa
lalu delapan sampai sepuluh tahun (Lemon, MW & Tatum KW, 2003). Faktor utama
yang mendorong ini adalah perubahan termasuk globalisasi bisnis, kemajuan teknologi,
dan tuntutan nilai tambah audit. Gambar no.1 menggambarkan perubahan ini dalam
praktek, yang melakukan perubahan di kedua standar audit internal dan eksternal
DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul. 2008. Auditing 1 (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan), Edisi

Keempat, Jilid 1. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Anda mungkin juga menyukai