Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN TERAPI BERMAIN

ANAK USIA PRASEKOLAH

POKOK BAHASAN : Terapi bermain stimulasi kognitif


SUB POKOK BAHASAN : Terapi bermain mengenal warna, huruf, mengenal
angka dan hewan dalam bentuk boneka.

WAKTU : 45 Menit Jam 09.00 WIB


HARI/TANGGAL : Rabu,26 Maret 2019
TEMPAT : Kampus Unika De La Salle Manado

SASARAN : Anak usia Pra Sekolah (3-5 tahun )

PELAKSANA : Kelompok 3 Mata kuliah Keperawatan Anak

A. Latar Belakang
Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam
dirinya yang tidak disadari (Wholey and Wong, 1991).

Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan


untuk memperoleh kesenangan (Foster, 1989).

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang


ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock).

Kesimpulan: Bermain merupakan bahasa dan keinginan dalam mengungkapkan


konflik dari anak yang tidak disadarinya serta dialami dengan kesenangan yang
diekspresikan melalui bio-psiko-sosio yang berhubungan dengan lingkungan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi bermain selam 45 menit, anak dapat mengikuti
permainan stimulasi kognitif yang diberikan.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selama 45 menit anak mampu :

a. Mengenal warna

b. Mengenal huruf
c. Mengenal nama buah dan hewan
d. Menebak gambar

C. Metode dan Media


1. Metode
Bermain dengan anak menebak apa yang di berikan.

2. Media
Video

Boneka

D. Kegiatan
1. Pengorganisasian
Penanggung jawab : CindyTakumangsang
Moderator :Florentin Pioh
Observer. : Eunike Ruindungan
Pemimpin bermain :Helmy Rumondor

Fasilitator : Angel Korengkeng


Senia Makagansa
Juan Sambuaga
Sheiren Mamuko
Jesi Djanimo
E. Evaluasi

1. Proses
Dievaluasi apakah anak mau berkenalan dan bersalaman dengan perawat tanpa
rasa takut.
Apakah anak mau menempel gambar ke depan, anak mau menyebutkan nama
gambar buah, gambar hewan, dan anak mau menyebutkan warna gambar yang
disebutkan perawat.

3. Kegiatan bermain
No Uraian Kegiatan perawat Kegiatan klien
1 Pembukaan (5 menit) a. Salam pembukaan - Memperhatikan
b. Perkenalan - Memperhatikan
c. Mengkomunikasikan tujuan - Menjawab salam

2 Kegiatan bermain (30 a. Menyiapkan mainan


Mengikuti
menit) b. Bermain menebak gambar
dengan melibatkan anak - Menanggapi
c. Meminta respon dan
tanggapan anak. - Mengikuti
d. Meminta anak
menempelkan gambar yang
sesuai
e. Memberikan Reinfocement
positif jika anak bisa
mengikuti permainan

3 Evaluasi (10 menit)


Mengakhiri permainan
Memperhatikan
a. Melakukan evaluasi
- Menanggapi
TERAPI BERMAIN ANAK USIA PRA SEKOLAH

A. PENGERTIAN BERMAIN

Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam dirinya
yang tidak disadari (Wholey and Wong, 1991).

Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk
memperoleh kesenangan (Foster, 1989).

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan


tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock).

Bermain adalah ungkapan bahasa secara alami pada anak yang diekspresikan
melalui bio-psiko-sosio anak yang berhubungan dengan lingkungan (Cindy
Smith).

Kesimpulan: Bermain merupakan bahasa dan keinginan dalam


mengungkapkan konflik dari anak yang tidak disadarinya serta dialami dengan
kesenangan yang diekspresikan melalui bio-psiko-sosio yang berhubungan
dengan lingkungan tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

B. KATEGORI BERMAIN

1. Bermain aktif
Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri atau
kegembiraan timbul dari apa yang dilakukan oleh anak. Contoh: bermain
sepak bola.
2. Bermain pasif/hiburan
Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakukan aktivitas (hanya
melihat), kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain. Contoh: memberikan
support, menonton televisi.

C. CIRI-CIRI BERMAIN

1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda


2. Selalu ada timbal balik, sifat interaksi
3. Selalu dinamis, berkembang
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu.

D. KLASIFIKASI BERMAIN

a. Menurut Isi

a. Social affective play


Anak belajar memberi respon dan berhubungan dengan orang lain terhadap
respon yang diberikan oleh lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya
orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain
anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.

b. Sense of pleasure play


Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada disekitarnya,
dengan bermain dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau
pasir, mengenal rasa, bau.
c. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh keterampilan
tertentu dan anak melakukan secara berulang-ulang, misalnya mengendarai
sepeda roda tiga.

d. Dramatika play (Role play)


Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau
ibu.

2 . Menurut Karakteristik Sosial


a. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang
lain yang bermain disekitarnya.

b. Paralel play
Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing
mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak
ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre
school. Contoh : bermain balok.

c. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas yang
sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas,
anak bermain sesukanya, satu sama lain kadang saling meminjamkan.

d. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya, permainan terorganisasi dan
terencana dan ada aturan tertentu. Saling diskusi dan memiliki tujuan
tertentu.

E. FUNGSI BERMAIN

1. Perkembangan Sensorik Motorik


Melalui permainan anak akan mampu mengungkapkan kemampuan fisiknya.
Bayi dengan penglihatan, taktil, dan rangsangan. Todler dan pra sekolah
melalui gerakan tubuh, dimana kematangan dan maturitas akan membedakan
masing-masing usia.

2. Perkembangan Kognitif/intelektual
Membantu mengenal benda sekitar(warna, bentuk, kegunaan). Perkembangan
ini diperoleh melalui eksplorasi dan manipulasi benda disekitarnya baik dalam
hal warna, ukuran, dan pentingnya benda tersebut. Contoh: bermain mengisi
teka-teki silang.

3. Kreatifitas
Anak mengembangkan kreatifitas, mencoba ide baru, bermain dengan semua
media, puas dengan kreatifitas baru, dan minat terhadap lingkungan tinggi.

Misalnya menyusun balok.


4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari peran
dalam kelompok, belajar memberi dan menerima, belajar benar salah, dan
mampu mengenal tanggungjawab.

5. Kesadaran Diri (Self awarness)


Anak belajar memahami kemampuan dirinya, kelemahan dan tingkah laku
terhadap orang lain.

6. Perkembangan Moral
Diperoleh melalui interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan
teman, menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh: dapat menerapkan
kejujuran.

7. Terapi
Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan
yang tidak enak, misalnya: marah, takut, benci.
8. Perkembangan Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya: melukis, menggambar, bermain peran.

F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN

1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan.


2. Status kesehatan, pada anak sakit maka perkembangan psikomotor dan kognitif
terganggu.

3. Jenis kelamin, dimana anak laki-laki lebih tertarik dengan mekanikal sementara
anak wanita mother role.

4. Lingkungan yang meliputi: lokasi, negara, kultur.


5. Alat permainan.
6. Intelegensia.
7. Status sosial ekonomi.
G. TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN

1. Tahap Eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain.
2. Tahap Permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap perminan.
3. Tahap Bermain Sungguhan
Anak sudah ikut dalam perminan.
4. Tahap Melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

H. KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN

1. Pra Sekolah (4-5 tahun )

a. Dapat melompat, berlari, bermain dan bersepeda.


b. Sangat energik dan imaginatif.
c. Mulai terbentuk perkembangan moral.
d. Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dengan kelompok.
e. Karakteristik bermain: assosiative play, dramatic play, skill play.
f. Laki-laki aktif bermain di luar, perempuan didalam rumah.

Mainan untuk pra sekolah:

a. Peralatan rumah tangga.


b. Sepeda roda tiga.
c. Papan tulis/kapur.
d. Lilin, boneka, kertas.
e. Drum, buku dengan kata sederhana, kapal terbang, mobil, truk.
J. ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)
1. Pengertian
APE adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak
disesusikan dengan usia dan tingkat perkembangannya.

2. Kegunaan
a. Pengembangan aspek fisik: merangsang pertumbuhan fisik anak.
b. Pengembangan bahasa: melatih bicara dan menggunakan kalimat yang
benar.
c. Pengembangan aspek kognitif: pengenalan suara, bentuk, ukuran, dan
warna.

d. Pengembangan aspek sosial: hubungan atau interaksi ibu-anak, keluarga,


masyarakat.

3. Syarat
a. Aman, disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan anak.
b. Ukuran dan berat sesuai usia.
c. Desainnya harus jelas. Memiliki ukuran, susunan, warna tertentu serta jelas
maksud dan tujuannya.
d. Berfungsi untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak
( motorik, bahasa, kognitif, sosialisasi ).
e. Dapat dimainkan dengan berbagai variasi, tidak terlalu sulit dan tidak terlalu
mudah.

f. Harus tetap menarik.


g. Mudah diterima oleh semua kebudayaan.
h. Tidak mudah rusak. Jika ada bagian yang rusak mudah diperbaiki dan
diganti, pemeliharaan mudah, terbuat dari bahan yang mudah didapat, harga
terjangkau.

4. Alat Permainan Balita dan Perkembangan yang Distimuli


a. Motorik kasar: sepeda roda tiga/dua, mainan yang ditarik dan didorong.
b. Motorik halus: gunting, bola, balok, lilin.
c. Kognitif: buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna.
d. Bahasa: buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, televisi.
e. Menolong diri sendiri: gelas/piring plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki.

f. Tingkah laku sosial: alat permainan yang dapat dipakai bersama seperti
bola, tali, dakon.

5. Kesalahan dalam Pemilihan Alat


a. Memberikan sekaligus banyak mainan.
b. Alat permainan dianggap bagus atau perlu oleh orang tua tapi kontradiksi
bagi anak.

c. Alat terlalu mahal.


d. Terlalu lengkap dan sempurna.
e. Tidak sesuai dengan umur anak.
f. Terlalu banyak mainan dengan tipe yang sama.
g. Tidak teliti keamanannya.
DAFTAR PUSTAKA

Foster and Humsberger. 1998. Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders
Company. Philadelpia. USA
Hurlock, E. B. 1991. Perkembangan anak. jilid I. Erlangga. Jakarta

Markum, dkk. 1990. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. IDI. Jakarta

Merenstein, et al. 2002. Buku Pegangan Pediatri. Edisi 17. Widya Medika. Jakarta

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta

Whaley and Wong.1991. Nursing Care infants and children. Fourth Edition. Mosby
Year Book. Toronto. Canada

Anda mungkin juga menyukai