Laporan Anggrek Tersusun
Laporan Anggrek Tersusun
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Dalam Kidney Cancer Statistic yang bersumber dari World Cancer Reaserch
Fund International didapat bahwa kanker ginjal adalah kanker palingumum
kedua belas di dunia (posisi sendi dengan kanker pankreas), dengan338.000
kasus baru didiagnosis pada tahun 2012. Tumor ginjal adalah pertumbuhan sel
yang tidak normal dari sel jaringan ginjal. Tumor lunak atau siste pada umumnya
tidak ganas dan yang padat ganas atau kanker. Kanker adalah pertumbuhan sel
yang tidak normal sangat cepat dan mendesak sel-sel disekitarnya (Febriani,
2013).
Tumor ginjal merupakan tumor urogenitalia nomor tiga terbanyak setelah
tumor prostat dan tumor kandung kemih. Tumor ginjal dapat berasal dari tumor
primer di ginjal atau pun merupakan tumor sekunder yang berasal dari
metastasis keganasan di tempat lain (Melisa dkk, 2016). Sebagian besar tumor
ginjal yang solid (padat) adalah kanker, sedangkan kista (rongga berisi cairan)
atau tumor biasanya jinak. Seperti organ tubuh lainnya, ginjal kadang bisa
mengalami kanker. Pada dewasa, jenis kanker ginjal yang paling sering
ditemukan adalah karsinoma sel ginjal (adenokarsinoma renalis, hipernefroma)
yang berasal dari sel-sel yang melapisi tubulus renalis (Febriani, 2013). Penyebab
pasti tumor ginjal tidak diketahui, beberapa keterkaitan telah dibangun antara
kanker ginjal dengan merokok, hipertensi, dan obesitas. Terpapar timah,
kadmium dan fosfat juga meningkatkan risiko perkembangan kanker (Black dan
Hawks, 2014). Merokok dan kegemukan adalah faktor risiko; iritasi kronik yang
dikaitkan dengan batu ginjal juga dapat menjadi penyebab. Beberapa kanker
ginjal dikaitkan dengan faktor genetik. Pasien ESRD juga dapat mengalami
kanker ginjal (LeMone dkk, 2016).
Trias klasik gejala tumor ginjal yaitu hematuria, nyeri panggul atau nyeri
pinggang, dan massa abdomen teraba atau pada panggul/pinggang, ditemukan
hanya pada sekitar 10% orang yang menderita karsinoma sel ginjal. Manifestasi
sistemik mencakup demam tanpa infeksi, keletihan, mual, penurunan berat
badan, anemia atau polisitemia. Tumor dapat menghasilkan hormon atau zat
seperti hormon, termasuk hormon paratiroid, prostaglandin, prolaktin, renin,
gonadotropin dan glukokortikoid. Zat ini menghasilkan sindrom paraneoplastik,
dengan manifestasi tambahan seperti hiperkalsemia, hipertensi, dan
hiperglikemia. Perburukan karsinoma sel ginjal berbeda-beda mulai dari periode
lama penyakit stabil hingga sangat agresif (LeMone dkk, 2016).
B. Tujuan penulisan
Asuhan Keperawatan ini dilakukan untuk mengetahui intervensi dan
implementasi yang diberikan untuk klien yang mengalami CA Ginjal di RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Kanker Ginjal
Ginjal adalah organ yang penting bagi manusia karena berfungsi untuk
menyaring kotoran di dalam darah dan mengeluarkannya dalam bentuk urine.
Fungsi lainnya adalah mempertahankan keseimbangan cairan dan asam-basa
dalam tubuh, mengatur tekanan darah, dan terlibat dalam produksi sel darah.
Manusia memiliki sepasang ginjal (kanan dan kiri) yang berbentuk menyerupai
kacang. Ginjal kanan terletak di bagian belakang hati. Sedangkan ginjal kiri
terletak di belakang lambung. Ginjal kanan terletak lebih rendah dibandingkan
ginjal kiri.
Ginjal adalah organ berbentuk kacang yang terletak pada tiap sisi tulang
belakang, tepat di balik usus halus. Ginjal berfungsi sebagai penyaring untuk
mengeluarkan kelebihan cairan, elektrolit dan limbah dari darah Anda, serta
hanya mempertahankan elemen penting. Jenis kanker yang berbeda dapat
berkembang dalam ginjal.
Karsinoma sel renal adalah jenis kanker ginjal paling umum pada orang
dewasa. Ini bermula pada lapisan tubula (tabung yang sangat kecil) dalam ginjal,
dan mulai tumbuh secara tidak terkendali untuk membentuk massa tunggal di
dalam ginjal. Lebih dari satu tumor dapat berkembang dalam satu atau kedua
ginjal. Karsinoma sel renal terutama terjadi pada pria berusia 50 hingga 70
tahun.
Kanker ginjal merupakan tumor ganas pada ginjal yang berasal dari sel di
ginjal. Terdapat beberapa tipe kanker ginjal, yaitu kanker sel ginjal/renal cell
carcinoma (RCC), kanker sel transisi /trantitional cell carcinoma (TCC). Dalam
artikel ini, akan dibahas lebih mendalam mengenai kanker ginjal
(Nursalam,2006).
B. Anatomi Ginjal
Ginjal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang vital fungsinya bagi
keseluruhan sistem tubuh manusia. Ginjal adalah organ utama system ekskresi
manusia, yang mengatur pembuangan zat-zat sisa yang sudah tidak berguna
lagi bagi tubuh. Selain itu, ginjal juga berperan dalam menjaga homeostasis
cairan dalam tubuh. Seperti organ tubuh lainnya, ginjal juga bisa mengalami
kanker.
Jenis kanker ginjal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel
ginjal(adenokarsinoma renalis, hipernefroma, renal cell carcinoma), yang berasal
darisel-sel yang melapisi tubulus renalis ginjal. Bahayanya, kanker ginjal ini
biasanyaditemukan pada saat kanker ini telah mengalami metastasis dan sudah
menyebar ke organ tubuh lainnya, karena pada stadium dini kanker ini jarang
sekalimenunjukkan gejalanya. Gejalanya baru mulai terasa pada stadium lanjut,
yaituterjadi hematuria (terdapat darah pada air seni). Penyakit kanker ginjal
merupakansalah satu penyakit yang ditakuti oleh beberapa orang karena tidak
menunjukkangejalanya. Sehingga ketika terdeteksi ternyata sudah menyebar ke
organ yang laindan sulit untuk disembuhkan. Angka kejadian kanker ginjal
cenderung meningkatbelakangan ini.
C. Etiologi
Dalam keadaan normal sel-sel dalam saluran kemih tumbuh membelah
secara wajar. Tetapi kadang sel-sel mulai membelah diluar kendali dan
menghasilkan sel-sel baru meskipub tubub tidak memerlukannya. Hal ini akan
menyebabkan terbentuknya suatu masaa terdiri jaringan berlebihan yang
dikenal sebagai tumor. Tidak semua tumor merupakan kanker (keganasn).
Tumor yang ganas disebut tumor maligna. Sel-sel dari tumor ini menyusuo dan
memasuki jaringan disekitarnnya. Sel-sel ini juga keluar dari tumornya asalnya
dan memasuki aliran darah atau system getah bening, paru-paru, hati, tulanh,
pembuluh limfe, vena renalis dan akan terbawa ke bagian tubuh lainnya ( proses
imi dikenal sebagai metastase tumor).
D. Epidemiologi Kanker Ginjal
Insiden atau kasus baru kanker ginjal meningkat 2% dalam satu dekade
terakhir di seluruh dunia. Berdasarkan data dari (GLOBOCAN) 2008, tiga dari
100.000 penduduk terdiagnosis kanker ginjal setiap tahunnya. Sayangnya, di
Indonesia belum terdapat data mengenai jumlah kasus kanker ginjal. Kanker
ginjal lebih sering ditemukan pada pria dengan kejadian dua kali lipat
dibandingkan wanita. Selain itu, kanker ini lebih sering menyerang pada usia 60
tahun ke atas. Semakin tua, maka kemungkinan terkena kanker ginjal lebih
tinggi. Jenis kanker ginjal yang tersering adalah jenis RCC dengan proporsi
sekitar 85% dari seluruh kanker ginjal. Kemudian disusul oleh kanker ginjal TCC
dan jenis lainnya dengan proporsi 12%.
E. Patofisiologi
Tumor ginjal meskipun memiliki angka yang tidak signifikan dibandingkan
kanker yang lain namun memiliki tingkat prognosa yang buruk jika tidak
tertangani dengan baik. Tumor ini berasal daeri tubulus proksimalis ginjal yang
mula-mula berada di dalam kortex, dan kemudian menembus kapsul ginjal.
Beberapa jenis tumor ini disertai dengan pseudokapsul yang terdiri atas
perenkim ginjal yang tertekan oleh jaringan tumor dan jaringan fibrosa. Tidak
jarang ditemukan kista-kista yang berasal dari tumor yang mengalami nekrosis
dan diresorbsi. Fasia gerota merupakan barier yang menahan penyebaran tumor
ke organ sekitarnya.Pada irisan tampak berwarna kuning sampai oranye
sedangkan pada gambaran histopologik terdapat berbagai jenis clear cell,
granular, sarkomatoid, papiler dan berbentuk campuran. (Prabowo & Pranata,
2014, p. 17)
Merokok, obesitas pada wanita, diet lemak tinggi dan kolesterol
mengakibatkan toksik pada vaskular yang mengakibatkan elastisitas vaskuler
turun yang menyebabkan hiposirkulasi. Hiperlipidemia pada wanita obesitas
mengakibatkan kompresi vaskuler juga mengakibatkan laju sirkulasi menurun.
Diet tinggi lemak dan kolesterol mengakibatkan pasien memiliki resiko
atherosklerosis. Hiposirkulasi dan atherosklerosis menyebabkan hipoksia pada
organ ginjal yang menyebabkan inflamasi sel sehingga sel akan mengalami
metaplasia/hiperplasia sel yang berpotensi menjadi kanker ginjal. Ca ginjal
mengakibatkan hipervaskularisasi sel ganas yang meningkatkan tekanan
intravaskuler yang mengakibatkan urine yang keluar bercampur darah
(hematuria) yang mengakibatakan nyeri akut (Nurarif & Kusuma, 2015, p. 135)
Penyebab pasti terjadinya kanker ginjal hingga saat ini idiopatik, namun ada
beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kanker ginjal seperti merokok,
faktor keturnan, obesitas, hipertensi, von helper-lindau syndrome dialys > 5th pada
pasien gagal ginjal kronik, analgesic penasetin
Jika faktor keturunan dan von helper-lindau syndrome terkait masalah genetic
yang menyebabkab tidak berfungsi gen penekang tumor (VHL) sehingga
menyebabkan peningkatan HIF yang merangsang peningkatan angiogenesis dan
menghasilkan produksi vascular-endotel growth homon & platelet drived growth
hormone penibgkatan jumlah platelet dan hormone eritropoetin meningkat
dalam sel darah baru dalam tubuh mengakibatkan produksi bertambah dan
merangsang pertumbuhan sel endotel yang abnormal dan bersifat merusak.
1. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Kesadaran
Terjadi malaise,kelemahan otot dan kehilangan tonus akibat hiperklemia,
adanya tekanan darah yang tinggi.Gangguan tidur karena adanya sesak nafas
dan pruritus(gatal) karena uremia. (Prabowo & Pranata, 2014, hal. 81)
2. Tanda-tanda vital
Pemeriksaantanda vital yang terkait dengan tekanan darah, nadi, suhu, turgor
kulit, dan frekuensi pernafasan
3. Body system dan Sistem pernafasan
Pada pasien tumur ginjal biasanya ditemukan nafas pendek, dyspnea, nyeri
dada diakibatkan karena adanya metastase (Nurarif & Kusuma, 2015, p. 136)
4. Sistem kardiovaskuler
Pada pasien tumor ginjal sering ditemukan adanya tekanan darah tinggi
karena perkembangan sel kanker (Prabowo & Pranata, 2014, hal. 81).
5. Sistem persyarafan
Pada fase yang berat pasien tumor ginjal ditemukan adanya neuropati perifer
(Black & Hwaks, 2014, hal. 298)
6. Sistem perkemihan
Gangguan pada eliminasi urine karena gangguan fungsi filtrasi dan reabsorsi,
sehingga terjadi oliguria, proteinuria dan hematuria (Prabowo & Pranata,
2014, hal. 80).
7. Sistem pencernaan
Dari pemeriksaan palpasi pada abdomen secara bimanual (dalam) ditemukan
massa (pembesaran ginjal), dan nyeri tekan pada ginjal (Prabowo & Pranata,
2014, hal. 81)
8. Sistem integument
Terjadi edeme pada lengan (Prabowo & Pranata, 2014:77)
9. Sistem musculoskeletal
Pasien mengalami penurunan aktivitas . (Prabowo & Pranata, 2014:77)
10. Sistem endokrin
Ditemukan adanya peningkatan kadar diethylstilbestrol yang mempengaruhi
timbulnya adenokarsinoma pada ginjal (Prabowo & Pranata, 2014, hal. 76)
11. Sistem reproduksi
Gangguan pada testis untuk pria mengalami pembesaran pada skrotum dan
gangguan pada labia mayora pada perempuan mengalami nyeri tekan (Black
& Hwaks, 2014, hal. 295)
12. Sistem penginderaan
Pada sistem pengindraan tidak terjadi gangguan (Prabowo & Pranata, 2014,
hal. 76)
13. Sistem imun
Stimulun sistem imun telah membuahkan hasil positif selama tumor tidak
terlalu besar (Black & Hwaks, 2014:298)
14. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang akan membantu menegakkan diagnosa medis kanker
ginjal antara lain: (Nurarif & Kusuma, 2015, hal. 136)
Ultrason abdominan : terdapat masa pada perut(retrperitoneal)
sebelah atas.
CT scan : dapat memberikan gamabaran pembesaran ginjal dan
sekaligus menunjukan pembesaran kelenjar regional atau infiltrasi
tumor ke jaringan sekitarnya.
Foto toraks : karena tingginya insiden metastase tumor ke paru-
paru,maka setiap pasien dengan Tumor Wilms harus di lakukan
pemeriksaan foto toraks.
Pemeriksaan darah dan urine : untuk menilai fungsi ginjal dan hati
Biopsi : dilakukan untuk mengambil contoh jaringan dan pemeriksaan
mikroskopik. Biospi tumor ini intuk mengevaluasi sel dan diagnosis.
MRI Perut
CBC,BUN,dan Kreatinin
PIV dan nefroktom
Urinalis : untuk mengetahui kandungan sedimentasi dan partikel pada
urine(darah,gula,protein dan bakteri)
Darah lengkap : pemeriksaan dasar untuk melakukan status
hemodinamik dalam darah
Angiography : menggunakan zat kontras akan menggambarkan
secara jelas imaging dari kanker sampai pada vaskuler di ginjal.
X-Ray Thoraks : pemeriksaan ini untuk mengetahui metastase tumor
ke paru-paru.klien dengan tumor ginjal sangat rentan untuk ke paru
karena sirkulasi yang bersifat sistemik.
8. Penegakan diagnosis
Untuk menentukan diagnosis kanker ginjal, diperlukan anamnesis (proses
tanya-jawab antara dokter, pasien, dan keluarga pasien jika diperlukan),
pemeriksaan fisik (pemeriksaan sederhana oleh dokter), dan pemeriksaan
penunjang (pemeriksaan tambahan, misalnya laboratorium, dan lain-lain).
1. Anamnesis
Langkah pertama dalam penegakkan diagnosis adalah anamnesis.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan gejala dan faktor risiko terkait kanker
ginjal. Gejala yang diperoleh dapat berupa adanya keluhan mudah merasa
lelah, sering terlihat pucat, riwayat anemia berulang, penurunan nafsu
makan, dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Selain itu, dapat
ditemukan gejala berupa urine yang bercampur darah sehingga warnanya
menjadi kemerahan atau kecokelatan. Pada pasien juga dapat mengeluhkan
teraba benjolan di perut.
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan oleh dokter, dapat ditemukan tekanan darah tinggi,
berat badan yang menurun, demam, kelopak mata terlihat pucat, nyeri di
perut atau pinggang, dan teraba massa atau benjolan di perut.
3. Pemeriksaan penunjang
Dokter dapat melakukan pengecekan laboratorium dengan sampel
darah atau urine. Tujuannya adalah untuk menyingkirkan kemungkinan
penyebab lain, misalnya batu atau infeksi di saluran kemih. Pada
pemeriksaan laboratorium darah dapat diketahui fungsi ginjal atau tanda-
tanda infeksi. Jenis pemeriksaan lainnya adalah biopsi (pengambilan jaringan
ginjal untuk menilai adanya sel kanker di bawah mikroskop), USG, CT-scan,
MRI, atau pemeriksaan sinar X/roentgen.
CT-scan mampu menampilkan gambaran penyebaran sel kanker ke
organ dan jaringan sekitar. Organ yang sering terkena adalah kelenjar
adrenal karena letaknya yang menempel di atas ginjal. Sedangkan MRI
memanfaatkan gelombang radio dan magnet untuk memvisualisasi kanker.
MRI dapat memperlihatkan pembuluh darah di sekitar ginjal untuk menilai
adanya penyebaran ke pembuluh darah besar seperti vena kava.
9. Tata laksana
Terdapat beberapa pilihan terapi kanker ginjal, yaitu operasi, terapi target,
dan lain-lain. Terapi target adalah pemberian obat yang efeknya spesifik untuk
sel kanker. Terapi target yang sedang dikembangkan saat ini bertujuan untuk
menghambat dan mengurangi progresivitas sel kanker, dengan cara
menghambat protein kinase (enzim yang terlibat dalam pertumbuhan kanker)
dan enzim tirosin. Berbagai obat-obatan yang termasuk terapi target adalah
bevacizumab, sunitinib, sorafenib, pazopanib, temsirolimus, axitinib, dan lain-
lain. Secara umum, kanker ginjal tidak dapat diobati dengan satu jenis terapi
saja. Harus dilakukan kombinasi dari beberapa terapi
1. Operasi
Tindakan operasi bertujuan untuk menghilangkan sel kanker dengan
mengangkat sebagian atau seluruh bagian ginjal (nefrektomi). Tindakan ini
merupakan penanganan utama pada mayoritas kasus kanker ginjal. Jenis operasi
yang dilakukan tergantung dari ukuran, lokasi, dan penyebaran kanker. Apabila
diameter kanker kurang dari 4 cm, operasi hanya dilakukan pada bagian ginjal
tertentu. Sedangkan pada kanker yang diameternya sudah melebih 4 cm,
seluruh ginjal akan diangkat sehingga pasien hanya memiliki satu ginjal yang
tersisa.
2. Embolisasi
Embolisasi bertujuan untuk mengecilkan ukuran tumor. Cara adalah dengan
menghambat aliran darah ke ginjal dari pembuluh darah utama. Suatu zat
tertentu disuntikkan ke pembuluh darah. Zat tersebut akan menjadi penyumbat
pembuluh darah. Akibatnya, tumor tidak mendapatkan suplai oksigen dan nutrisi
sehingga perkembangannya menjadi terganggu.
3. Terapi radiasi
Terapi radiasi atau yang dikenal juga sebagai radioterapi menggunakan
radiasi untuk melawan sel kanker. Radioterapi juga berguna untuk meringankan
atau menghilangkan keluhan nyeri pada pasien kanker, khususnya pada kasus
dengan penyebaran sel kanker ke tulang. Meskipun demikian, terapi ini tidak
dapat mengobati kanker sepenuhnya.
4. Krioterapi
Krioterapi bekerja dengan prinsip membekukan sel kanker. Prosedur ini dapat
dilakukan apabila pasien tidak dapat dioperasi, misalnya karena kondisi
kesehatan pasien yang belum stabil atau ukuran tumor yang terlalu kecil.
5. Ablasi radiofrekuensi
Prosedur ini menggunakan gelombang radio yang memancarkan panas
untuk membunuh sel kanker. Ablasi radiofrekuensi dapat dilakukan untuk kanker
ginjal stadium awal. Selain itu, pertimbangan lain dari pemilihan ablasi
radiofrekuensi adalah kondisi kesehatan pasien yang tidak memungkinkan untuk
dilakukan operasi atau letak kanker ginjal yang dekat dengan usus sehingga
menyulitkan tindakan operasi.
6. Imunoterapi
Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan sistem imunitas atau kekebalan
tubuh sehingga tubuh dapat melawan sel kanker. Salah satu contoh obatnya
adalah interferon alfa dan nivolumab.
10. Pencegahan Kanker Ginjal
Risiko kanker ginjal dapat diminimalkan dengan menerapkan pola hidup
sehat. Berikut adalah penerapan pola hidup sehat yang disarankan untuk
mencegah kanker ginjal:
Hindari kebiasaan merokok atau menghisap asap rokok orang lain (perokok
pasif).
Melakukan aktivitas fisik secara rutin, yaitu 3–4 kali dalam seminggu, masing-
masing sekitar 15–30 menit. Jenis aktivitas fisik yang dilakukan adalah berlari,
bersepeda, atau berenang
Konsumsi makanan dengan gizi seimbang, terdiri dari karbohidrat, protein,
vitamin, lemak, dan mineral. Perbanyak serat seperti buah dan sayuran.
Kurangi konsumsi garam dan lemak.
Hindari makanan dengan bahan pengawet dan pewarna.
Pertahankan berat badan ideal.
Kerusakan
h integritas Setelah dilakukan
jaringan
g b/d kerusakan tindakan keperawatan 1. Anjurkan untuk
2
kulit selama 2x24 jam memakai
2 diharapkan jaringan kulit pakaian yang
3 baik dengan hasil : longgar agar
e 1. Tidak ada nekrosis kulit tetap
Rencana keperawatan
2
18.30
Kenyamnan lingkungan
1. Hindari gangguan yang tidak perlu
S = px mengatakan susah
dan berikan untuk waktu istirahat
tidur selama berada di rs
2. Ciptakan lingkungan yang tenang
O = px terlihat lesu
dan mendukung
A = gangguan pola tidur
3. Sediakan lingkungan yang aman
dan bersih P = masalah teratasi
sebagian
4. Hindari paparan dan aliran udara
yang tidak perlu, terlalu panas,
maupun terlalu dingin.