Anda di halaman 1dari 21

BAB ITITIK DAN KURVA PADA SISTEM KOORDINAT

1.1 Sejarah Geometri Analitik


Geometri analitik merupakan kajian terhadap obyek-obyek geometri dengan
menggunakan sistem koordinat yang diulas menggunakan konsep dan prinsip aljabar dan
analisis. Perkembangan geometri analitik dimulai dengan kehadiran bentuk baru persamaan
(equation) Bentuk baru persamaan tersebut memungkinkan untuk mengklasifikasikan kurva
berdasarkan derajat (degree). Kurva berderajat satu adalah garis lurus (straight lines), kurva
berderajat dua merupakan irisan kerucut (conic sections), dan kurva berderajat tiga dinamakan
kurva kubik (cubic curves).

Descartes (sekitar tahun 1637) menggunakan bentuk baru persamaan tersebut untuk
mengubah masalah-masalah geometri menjadi masalah aljabar menggunakan koordinat sehingga
dapat diselesaikan dengan manipulasi aljabar. Pengubahan tersebut dilakukan berdasarkan relasi
antara himpunan titik-titik yang berkorespondensi satu-satu dengan himpunan bilangan riil.
Sebuah titik dapat dinyatakan sebagai pasangan bilangan riil (x,y). Descartes dalam bukunya
Geometry (La Geometrie) menggunakan pertama kali bentuk sumbu koordinat untuk
menganalisis sebuah kurva secara aljabar, seperti terlihat dalam gambar berikut.

Gambar 1. Diagram pertama yang digunakan Descartes untuk menganalisis kurva secara aljabar
(Sumber : Smith & Latham, 1957 : 50)

Dalam bukunya, Descartes (Smith & Latham, 1957) menuliskan “I choose a straight line, as AB,
to attach to refer all its points…and in AB I choose a point A at which to begin the

Halaman | 12
Geometri Analitik : Della Maulidiya, S.Si, M.Kom& Nur Aliyyah Irsal, M.Pd
investigation… Then I draw through C the line CB parallel to GA. Since CB and BA are
unknown and indeterminate quantities, I shall call one of them y and the other x.” Pernyataan
Descartes tersebut mendeksripsikan mengenai sumbu koordinat x dan y. Selanjutnya Descartes
𝑐𝑥
menggunakan persamaan aljabar yaitu 𝑦 2 = 𝑐𝑦 − 𝑏 𝑦 + 𝑎𝑦 − 𝑎𝑐 untuk mengidentifikasi kurva
tersebut. Terlihat pada gambar 1, kurva EC yang dinyatakan oleh persamaan tersebut memiliki
bentuk hiperbola. Diagram tersebut menjadi awal penggunaan sistem koordinat Cartesius.
Penamaan sistem koordinat ini dilakukan untuk menghormati karya pemikiran Rene Descartes.

Ide awal geometri analitik adalah penyajian kurva sebagai persamaan, yang selanjutnya
dikembangkan untuk memperluas berbagai teknik manipulasi aljabar sehingga dari persamaan
tersebut diperoleh informasi mengenai kurva. Descartes telah menunjukkan bahwa setelah suatu
masalah geometri diubah menjadi masalah aljabar maka persamaan tersebut diselesaikan untuk
memperoleh penyelesaian masalah geometri. Perkembangan tersebut memungkinkan
penyelesaian berbagai masalah kompleks dan menghasilkan bidang kajian baru dalam
matematika yaitu kalkulus dan trigonometri, yang selanjutnya menjadi dasar perkembangan sains
dan teknologi modern.

Geometri analitik diaplikasikan dalam berbagai ilmu pengetahuan sains dan teknologi.
Sejak tahun 1985, geometri analitik digunakan oleh para ilmuwan untuk menyelesaikan masalah
kriptografi yaitu untuk menuliskan pesan dalam kode rahasia. Ilmuwan biologi menggunakan
geometri analitik dalam bidang spektroskopi. Di bidang geografi, geometri digunakan untuk
membuat peta, pengidentifikasian latitude dan longitude, serta pengembangan global positioning
system (GPS). Para ahli di bidang teknik sipil menggunakan geometri analitik untuk
menggambarkan bangunan atau jembatan serta melakukan perhitungan berkaitan dengan bobot
yang dapat ditanggung bangunan atau jembatan tersebut.

Gambar 2. Contoh aplikasi geometri analitik dalam kehidupan nyata

Di bidang pemrograman komputer, juga menggunakan geometri analitik untuk


mengembangkan perangkat mouse, permainan video, animasi dan pengolahan citra digital seperti
diperlihatkan dalam gambar berikut ini.

Halaman | 13
Geometri Analitik : Della Maulidiya, S.Si, M.Kom& Nur Aliyyah Irsal, M.Pd
Gambar 3. Contoh aplikasi geometri analitik dalam bidang grafika komputer

Gambar di atas memperlihatkan proses manipulasi bentuk geometri pada pembuatan film
animasi Monster,Inc yang dilakukan dengan bantuan perangkat lunak.

1.2 Pemecahan Masalah Polya


Pemecahan masalah (problem solving) merupakan suatu prosedur untuk menemukan
penyelesaian yang tepat atas suatu masalah. Prosedur tersebut pertama kali diformulasikan oleh
George Polya (1887 - 1985) seorang guru dan ahli matematika yang menyatakan bahwa ada
empat tahap pemecahan masalah yaitu :understand the problem, devise a plan, carry out the
plan, dan look back sebagai berikut :

1) Understanding the Problem


Tahap pertama yang dilakukan untuk memecahkan masalah adalah memahami masalah.
Cara yang disarankan Polya untuk memahami masalah dengan baik yaitu dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut :
a. Nyatakan masalah dengan kalimatmu sendiri !
b. Tentukan apa saja yang akan ditemukan/dicari/diselesaikan !
c. Apa saja yang tidak diketahui dari permasalahan itu ?
d. Informasi apa saja yang kamu peroleh dari permasalahan itu ?
e. Informasi apa saja yang tidak ada / hilang dari permasalahan itu ?
f. Informasi apa saja yang tidak dibutuhkan dari permasalahan itu ?
2) Devising a Plan
Tahap kedua pemecahan masalah adalah menentukan rencana penyelesaian berupa strategi-
strategi pemecahan masalah. Beberapa strategi pemecahan masalah antara lain :
a. Menemukan pola
b. Menguji masalah yang relevan dan memeriksa apakah teknik yang sama dapat
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
Halaman | 14
Geometri Analitik : Della Maulidiya, S.Si, M.Kom& Nur Aliyyah Irsal, M.Pd
c. Menguji masalah yang lebih sederhana atau khusus dari permasalahan itu dan
diperbandingkan dengan penyelesaian masalah sebenarnya
d. Membuat tabel
e. Membuat diagram / gambar
f. Menebak dan memeriksa (guess and check / trial and error)
g. Menggunakan persamaan (equation) matematika
h. Bekerja mundur (work backward)
i. Mengidentifikasi bagian dari hasil (subgoal)
3) Carrying Out the Plan
Tahap ketiga pemecahan masalah terdiri dari tiga aktivitas yaitu :
a. Menerapkan satu atau lebih strategi pemecahan masalah untuk menemukan
penyelesaian atau perhitungan
b. Memeriksa setiap langkah strategi yang digunakan baik secara intuitif maupun dengan
bukti formal
c. Menjaga keakuratan proses pemecahan masalah
4) Looking Back
Langkah terakhir pemecahan masalah adalah memeriksa kembali jawaban atau solusi
terhadap permasalahan sebenarnya dengan cara :
a. Memeriksa dengan pembuktian
b. Menginterpretasikan penyelesaian/solusi berdasarkan permasalahan berdasarkan
rasional atau pun argumentasi (reasonable)
c. Jika memungkinkan lakukan pengujian untuk masalah lain yang relevan atau pun yang
lebih umum dengan menggunakan teknik/strategi pemecahan masalah tersebut

Contoh penerapan pemecahan masalah : “Tentukan banyaknya titik potong jika 5 garis saling
berpotongan”
Tahap pemecahan masalah :
1) Understanding the Problem
a. Tentukan apa saja yang akan ditemukan/dicari/diselesaikan !
Menentukan banyaknya titik potong dari garis-garis yang berpotongan  Ditanyakan
b. Informasi apa saja yang kamu peroleh dari permasalah itu ?
Lima garis saling berpotongan, misalnya garis a, b, c, d, dan e  Diketahui

Halaman | 15
Geometri Analitik : Della Maulidiya, S.Si, M.Kom& Nur Aliyyah Irsal, M.Pd
2) Devising a Plan
Strategi yang dipilih untuk menyelesaikan masalah ini yaitu :
a. Membuat diagram / gambar
Pertama akan dibuat dua garis berpotongan yaitu a dan b. Kemudian akan digambar
garis ketiga yaitu c yang memotong garis a dan b dan seterusnya
b. Membuat tabel
Berdasarkan gambar akan dibuat tabel yang memuat hubungan antara banyak garis
berpotongan dan banyak titik potong
c. Menemukan pola
Berdasarkan tabel akan ditemukan pola yang tepat untuk masalah ini
3) Carrying Out the Plan
Tahap ketiga pemecahan masalah yaitu menggunakan strategi untuk memecahkan masalah.
a. Membuat diagram / gambar

b. Membuat tabel dan menemukan pola


Banyak garis berpotongan Banyak titik potong Pola
2 1 1
3 3 1+2
4 6 1+2+3
5 10 1+2+3+4

Halaman | 16
Geometri Analitik : Della Maulidiya, S.Si, M.Kom& Nur Aliyyah Irsal, M.Pd
Jadi disimpulkan jika lima garis berpotongan satu sama lain maka banyaknya titik potong
yang terbentuk adalah 10 titik
4) Looking Back
Langkah terakhir pemecahan masalah adalah memeriksa kembali jawaban atau solusi
terhadap permasalahan sebenarnya dengan cara :
a. Menginterpretasikan penyelesaian/solusi berdasarkan permasalahan berdasarkan
rasional atau pun argumentasi (reasonable) berikut :
i. Jika dua garis a dan b berpotongan maka terdapat satu titik potong P
ii. Jika garis ketiga c memotong dua garis a dan b yang saling berpotongan di P maka
garis ketiga itu memotong masing-masing garis di satu titik yaitu c memotong a di
Q dan c memotong b di R sehingga seluruhnya ada tiga titik potong
iii. Jika garis keempat d memotong garis a, b, dan c yang saling berpotongan seerti
pada point (ii) maka d memotong a di S, d memotong b di R, dan d memotong c di
S sehingga seluruhnya ada 6 titik potong
iv. Dengan demikian jika garis kelima e memotong garis a, b, c dan d yang saling
berpotongan maka seluruhnya ada 6 + 4 = 10 titik potong
b. Melakukan pengujian untuk banyaknya titik potong dari 10 garis berpotongan
Pola yang diperoleh sebagai berikut :
2 garis berpotongan menghasilkan 1 titik potong
3 garis berpotongan menghasilkan 1 + 2 = 3 titik potong
4 garis berpotongan menghasilkan 1 + 2 + 3 = 6 titik potong
5 garis berpotongan menghasilkan 1 + 2 + 3 + 4 = 10 titik potong
Dengan demikian :
10 garis berpotongan menghasilkan 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 = 45 titik potong

1.3 Penggunaan Geogebra dalam Geometri Analitik


GeoGebra adalah software matematika yang dinamis dan bersifat opensource untuk
pembelajaran dan pengajaran matematika di sekolah. GeoGebra dikembangkan oleh
MarkusHohenwarter. Geogebra diunduh dari http://www.geogebra.org. Pada website ini juga
telah disediakan berbagai contoh worksheet dan tutorial yang dapat digunakan untuk belajar
tentang geometri, aljabar, kalkulus bahkan statistika. Agar Geogebra dapat dijalankan pada

Halaman | 17
Geometri Analitik : Della Maulidiya, S.Si, M.Kom& Nur Aliyyah Irsal, M.Pd
komputer atau laptop maka dibutuhkan perangkat lunak Java yang dapat diunduh secara gratis
dari website http://www.java.com. Perkembangan Geogebra hingga bulan Desember 2016 yaitu
telah tersedia versi IPad dan Android yang dapat diunduh secara gratis.

GeoGebra merupakan suatu sistem geometri dinamis sehingga pada Geobera dapat
dilakukan berbagai kegiatan konstruksi dengan titik, vektor, ruas garis, garis, irisan kerucut, serta
fungsi, dan mengubah hasil konstruksi selanjutnya. Di sisi lain, persamaan dan koordinat dapat
dimasukkan secara langsung pada Input Bar yang disediakan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk
menangani variabel / peubah untuk angka, vektor, titik, menemukan turunan atau integral
fungsi.Kemampuan tersebut dimungkinkan karena Geogebra dikembangkan berdasarkan
geometri analitik yang menggunakan prinsip-prinsip geometri dan aljabar secara
komprehensif.Interface (tampilan) dasar GeoGebra dibagi dalam tiga bagian :Input Bar, Algebra
View dan Graphic View seperti diperlihatkan dalam gambar berikut.

Gambar 4. Tampilan Dasar Geogebra


Algebra view digunakan untuk menampilkan dan mengubah obyek aljabar, Graphic View untuk
menampilkan dan mengubah obyek geometri, dan Input Bar digunakan untuk memasukkan
persamaan obyek.

Halaman | 18
Geometri Analitik : Della Maulidiya, S.Si, M.Kom& Nur Aliyyah Irsal, M.Pd
Menu utama GeoGebra meliputi :File, Edit, View, Option,
Tools, Windows, danHelp. Menu Filemenyediakan fasilitas
untukmembuat, membuka, menyimpan, mengekspor file, dan keluar
program. MenuEdit dipakai untuk mengedit lukisan. Menu View
digunakan untuk pengaturan tampilan jendela kerja. Menu
Optiondigunakan untuk pengaturanhuruf, pengaturan obyek-obyek
geometri, dan sebagainya. Perangkat konstrukdi diaktifkan melalui
Menu Tools seperti diperlihatkan pada gambar di samping. Sedangkan
menu Help menyediakan petunjuk teknis penggunaan GeoGebra.

Gambar 5. Menu Tools


Perangkat konstruksi (Construction tools) Geogebra meliputi : sepuluh perangkat (tools)
yang berkaitan dengan : movement (untuk pergerakan obyek), point (titik), line (garis), special
line, polygon, circle and arc, conic section (irisan kerucut), measurement (pengukuran sudut,
panjang, luas, gradien), transformation, special object, action object, dan general tools.
Perangkat tersebut juga dapat diaktifkan menggunakan ikon seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 6. Ikon perangkat konstruksi Geogebra


Keterampilan menggunakan perangkat-perangkat tersebut dilatih melalui kegiatan eksplorasi.

1.4 Kedudukan Titik-titik dan Jarak antara Dua Titik

Konsep titik diperkenalkan dalam geometri Euclid sebagai elemen yang tidak
didefinisikan dan tidak memiliki dimensi panjang. Euclid mendefinisikan titik dalam buku I -
Element yaitu “a point is that which has no part”. Geometri
Euclid hanya membahas sifat titik yang diam/tetap, sedangkan
geometri analitik juga menelaah sifat-sifat titik yang bergerak
seperti yang terjadi di alam. Misalnya sebuah bola yang
menggelinding pada permukaan bidang miring dapat dinyatakan Gambar 7. Representasi Titik
sebagai sebuah titik yang bergerak sehingga titik tersebut yang Berpindah posisi

mengalami perpindahan tempat. Posisi bola saat di bagian atas tidak sama dengan posisi bola
saat berada di pertengahan bidang. Proses menelaah sifat titik-titik di berbagai posisi tersebut
maka dibutuhkan bantuan aljabar untuk menyatakan posisi titik dalam suatu simbol tertentu.
Halaman | 19
Geometri Analitik : Della Maulidiya, S.Si, M.Kom& Nur Aliyyah Irsal, M.Pd
Metode yang digunakan untuk menunjukkan posisi sebuah titik pada sebuah bidang mirip
seperti teknik menggambar peta. Posisi suatu tempat pada permukaan bumi dinyatakan oleh
koordinat peta yaitu derajat lintang (arah utara atau selatan) dan
derajat bujur (arah timur atau barat). Posisi acuan untuk koordinat
bujur-lintang tersebut yaitu Kota Greenwich di Inggris. Perhatikan
gambar dan penjelasan di bawah ini. Misalkan kurva NGAS adalah
meridian utama, kurva AWBE adalah garis ekuator, dan titik G
Gambar 8. Representasi
Koordinat Peta adalah kota Greenwich maka posisi kota P dapat dinyatakan sebagai
koordinat peta apabila derajat AB dan BP diketahui. Andaikan AB = 70 dan BP = 45 maka
posisi P dinyatakan sebagai 70 bujur timur dan 45 lintang utara.

Geometri analitik menyederhanakan koordinat peta


tersebut dengan menggunakan dua garis lurus berpotongan
untuk menggantikan kurva meridian dan kurva ekuator. Titik
potong kedua garis dijadikan sebagai titik acuan biasanya
dinyatakan sebagai titik O. Posisi titik P dinyatakan oleh Gambar 9. Representasi Titik
panjang ruas garis BP yang sejajar dengan garis sumbu XX dalam Sistem Koordinat

dan panjang ruas garis AP yang sejajar garis sumbuYY. Panjang ruas garis BP sama dengan
panjang ruas garis OA. Panjang ruas garis AP sama dengan panjang ruas garis OB. Sehingga
titik P dapat dinyatakan berada pada posisi sejauh panjang OA dan OB terhadap titik O.

Dua buah titik berbeda akan berada pada posisi yang berbeda. Jarak kedua titik tersebut
dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Buatlah dua titik berbeda yaitu A dan B lalu hubungkan
dengan sebuah ruas garis.
2) Buat sebuah garis melalui A dan sebuah garis lain yang
melalui B sehingga kedua garis berpotongan tegak lurus.
3) Tentukan titik potong kedua garis yaitu C sehingga
diperoleh segitiga siku-siku ACB atau BCA lalu ukur panjang ruas garis CA dan CB
̅̅̅̅| =
4) Tentukan panjang ruas garis AB dengan menggunakan Teorema Phytagoras : |𝑨𝑩
√|̅̅̅̅ ̅̅̅̅|𝟐
𝑨𝑪|𝟐 + |𝑪𝑩

Halaman | 20
Geometri Analitik : Della Maulidiya, S.Si, M.Kom& Nur Aliyyah Irsal, M.Pd
Titik-titik pada sebuah bidang yang membentuk himpunan titik dan memenuhi suatu
kriteria tertentu dinamakan kedudukan titik (locus of points). Kedudukan titik dapat dinyatakan
sebagai suatu fungsi. Misalnya titik-titik pada lingkaran berjari-jari 1 cm dapat dinyatakan
sebagai x2 + y2 = 1. Secara geometris, hanya titik-titik berjarak 1 cm dari titik pusat lingkaran
tersebut yang memenuhi kedudukan titik yang dinyatakan oleh persamaan x2 + y2 = 1. Teorema-
teorema dasar tentang kedudukan titik-titik (Fundamental Locus Theorems) sebagai berikut.

Teorema 1.1

Kedudukan titik-titik yang berjarak sama yaitu d dari


sebuah titik P adalah sebuah lingkaran berpusat di titik P
dengan ukuran panjang jari-jari d

Teorema 1.2

Kedudukan titik-titik yang berjarak sama yaitu d dari


sebuah garis l adalah sepasang garis-garis sejajar yang
masing-masing berjarak d dari garis l

Teorema 1.3

Kedudukan titik-titik yang berjarak sama (equidistant) dari


dua buah titik P dan Q adalah sebuah ruas garis (disebut
perpendicular bisector).yang tegak lurus terhadap ruas
̅̅̅̅ dan membagi 𝑃𝑄
garis 𝑃𝑄 ̅̅̅̅ menjadi dua bagian sama besar

Teorema 1.4

Kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari dua garis


yang sejajar yaitu l1 dan l2 merupakan sebuah garis diantara
keduanya dan sejajar dengan kedua garis tersebut.

Teorema 1.5

Kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap dua garis


yang berpotongan yaitu l1dan l2, adalaha sepasang ruas garis

Halaman | 21
Geometri Analitik : Della Maulidiya, S.Si, M.Kom& Nur Aliyyah Irsal, M.Pd
(disebut bisectors) yang membagi dua sama besar sudut-
sudut yang yang dibentuk garis l1dan l2

Teorema 1.6

Kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari kedua sisi


sebuah sudut adalah sebuah sinar yang membagi dua sudut
tersebut (bisector of angle)

Teorema 1.7

Kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari dua buah


lingkaran konsentris (concentric circles) adalah sebuah
lingkaran yang konsentris terhadap kedua lingkaran tersebut
dan berada tepat di tengah keduanya

Teorema 1.8

Kedudukan titik-titik pada jarak tertentu dari sebuah


lingkaran yang memiliki jari-jari lebih panjang dari jarak
tersebut merupakan sebuah pasangan lingkaran konsentris,
di mana masing-masing kedudukan titik tersebut berada di
salah satu sisi lingkaran pada jarak tertentu tersebut.

Teorema 1.9

Kedudukan titik-titik yang berjarak tertentu dari suatu


lingkaran berjari-jari kurang dari jarak tersebut merupakan
sebuah lingkaran yang berada di luar lingkaran pertama dan
saling konsentris.


Pembuktian Teorema 1.3

Halaman | 22
Geometri Analitik : Della Maulidiya, S.Si, M.Kom& Nur Aliyyah Irsal, M.Pd
Tahap 1 : Akan dibuktikan untuk sembarang titik pada kedudukan tersebut memenuhi
kondisi-kondisi berikut :
Diketahui : Titik A dan B
̅̅̅̅ tegak lurus dan membagi ruas garis 𝐴𝐵
Ruas garis 𝐶𝐷 ̅̅̅̅
Ditanyakan : Apakah untuk sembarang titik P pada ruas garis 𝐶𝐷 ̅̅̅̅ berjarak sama dari A
dan B yaitu ̅̅̅̅
𝑃𝐴 ≅ ̅̅̅̅
𝑃𝐵 ?
Rencana : Gambar/Sketsa permasalahan :

Harus dibuktikan ∆𝑃𝐸𝐴 ≅ ∆𝑃𝐸𝐵 agar diperoleh ̅̅̅̅


𝑃𝐴 ≅ ̅̅̅̅
𝑃𝐵
Bukti tahap 1
Pernyataan Alasan
̅̅̅̅ adalah ruas garis membagi dua dan 1. Diketahui
1. 𝐶𝐷
̅̅̅̅
tegak lurus () 𝐴𝐵
2. Ukuran sudut PEA dan sudut PEB sama 2. Kedua sudut adalah sudut siku-siku. Semua
yaitu ∠𝑃𝐸𝐴 ≅ ∠𝑃𝐸𝐵 sudut siku-siku kongruen
3. Ukuran panjang ruas garis ̅̅̅̅
𝐴𝐸 ≅ ̅̅̅̅
𝐸𝐵 3. Agar dapat membagi dua sama besar maka ruas
garis dibagi menjadi bagian-bagian yang
kongruen
̅̅̅̅
4. 𝑃𝐸 ≅ 𝑃𝐸̅̅̅̅ 4. Sifat refleksif
5. ∆𝑃𝐸𝐴 ≅ ∆𝑃𝐸𝐵 5. Kekongruenan dua segitiga (s.a.s)
̅̅̅̅ ≅ ̅̅̅̅
6. 𝑃𝐴 𝑃𝐵 6. Hukum kongruensi ≅

Tahap 2 : Akan dibuktikan untuk sembarang titik memenuhi kondisi berikut :


Diketahui : Sembarang titik Q yang berjarak sama dari titik A dan B yaitu ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
𝑄𝐴 ≅ 𝑄𝐵
Ditanyakan : Apakah Q berada pada sebuah ruas garis yang membagi dua dan tegak lurus
̅̅̅̅
𝐴𝐵
Rencana : Gambar/Sketsa Masalah bahwa 𝑄𝐺 ̅̅̅̅ ⊥ 𝐴𝐵
̅̅̅̅

Akan dibuktikan dengan menggunakan segitiga-segitiga kongruen bahwa


̅̅̅̅ membagi dua 𝐴𝐵
𝑄𝐺 ̅̅̅̅
Bukti Tahap 2

Halaman | 23
Geometri Analitik : Della Maulidiya, S.Si, M.Kom& Nur Aliyyah Irsal, M.Pd
Jadi teorema 2.3terbukti


Contoh 1
Terdapat dua buah pelampung pada sebuah danau. Seorang perenang berenang di danau tersebut
sedemikian sehingga ia selalu berjarak tetap (konstan) terhadap kedua pelampung tersebut.
Deskripsikan jalur renang yang ditempuh oleh perenang tersebut.
Tahap pemecahan masalah :
1) Understanding the Problem
a. Nyatakan masalah dengan kalimatmu sendiri !
Misalkan kedua pelampung adalah titik A dan B dan perenang adalah titik C
Misalkan jarak C ke A adalah dAC dan jarak C ke B adalah dCB.
Maka posisi perenang yaitu C terhadap A dan B adalah kumpulan titik-titik sehingga
dCA dan dCB selalu tetap. Berbentuk apakah kumpulan titik-titik tersebut ?
b. Tentukan apa saja yang akan ditemukan/dicari/diselesaikan !
Bentuk kumpulan titik-titik sehingga dCA dan dCB selalu tetap.
c. Apa saja yang tidak diketahui dari permasalahan itu ?
Jarak titik A ke B
d. Informasi apa saja yang kamu peroleh dari permasalahan itu ?
Titik A dan B berbeda posisi
Jarak dCA dan dCB selalu tetap yaitu dCA = dCB untuk meskipun posisi C berubah-ubah
2) Devising a Plan
Strategi pemecahan masalah yang mungkin dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah :
a. Membuat diagram / gambar

Halaman | 24
Geometri Analitik : Della Maulidiya, S.Si, M.Kom& Nur Aliyyah Irsal, M.Pd
Menggambarkan posisi titik A, B, dan C sesuai kondisi masalah.
b. Menguji masalah yang relevan dan memeriksanya apa dapat digunakan
Memeriksa jika ada satu atau lebih teorema dasar kedudukan titik yang menyerupai
masalah ini.
3) Carrying Out the Plan
a. Membuat diagram / gambar

b. Memeriksa jika ada teorema kedudukan titik yang sesuai


Teorema 1.3 :Kedudukan titik-titik yang berjarak sama (equidistant) dari dua buah titik
P dan Q adalah sebuah ruas garis (disebut perpendicular bisector).yang tegak lurus
terhadap ruas garis ̅̅̅̅
𝑃𝑄 dan membagi ̅̅̅̅
𝑃𝑄 menjadi dua bagian sama besar
Berdasarkan gambar dan teorema tersebut maka kedudukan perenang terhadap kedua
pelampung tersebut dapat dideskripsikan sebagai sebuah ruas garis yang tegak lurus
terhadap ruas garis yang menghubungkan kedua pelampung yaitu ̅̅̅̅
𝑨𝑩 dan
membagi ruas garis ̅̅̅̅
𝑨𝑩 menjadi dua bagian sama panjang seperti digambarkan
sebagai berikut.

4) Looking Back
Langkah terakhir pemecahan masalah adalah memeriksa kembali jawaban atau solusi
terhadap permasalahan sebenarnya dengan cara :
Halaman | 25
Geometri Analitik : Della Maulidiya, S.Si, M.Kom& Nur Aliyyah Irsal, M.Pd
d. Memeriksa dengan pembuktian : buktikan teorema 2.3 berdasarkan masalah tersebut
secara deduktif
e. Menginterpretasikan penyelesaian permasalahan ini berdasarkan argumentasi
(reasonable) dengan menggunakan koordinat dan aljabar
Misalkan koordinat titik C(x, y) di mana dCA = dCB dengan koordinat A(xa, ya) dan B(xb,
yb) maka dapat dibuktikan untuk posisi C di C1(x1, y1), C2(x2, y2), … Cn(xn, yn) yaitu :
̅̅̅̅ tegak lurus sumbu x maka y1 = y2 = … = yn
(a) jika ruas garis 𝐴𝐵
(b) jika ruas garis ̅̅̅̅
𝐴𝐵 tegak lurus sumbu y maka x1 = x2 = … = xn
̅̅̅̅
Selanjutnya harus dibuktikan bahwa garis C1C2 tegak lurus 𝐴𝐵
Dengan bantuan geogebra dapat dilakukan simulasi untuk menunjukkan solusi untuk
tiga posisi C yang berbeda-beda sebagai berikut.

Contoh 2
Sebuah stasiun radio dapat menyiarkan siaran dengan baik hingga jarak
24 km. Kedudukan titik-titik yang menunjukkan batas jangkauan siaran
radio tersebut dapat digambarkan seperti gambar di samping. Gambar
tersebut diperoleh dengan tahapan sebagai berikut :
1) Gambarkan stasiun radio sebagai sebuah titik
2) Buatlah sebuah ruas garis dengan panjang 24 satuan dari titik tersebut
3) Buatlah ruas garis lainnya (lebih dari satu ruas garis) dengan panjang 24 satuan dari titik
stasiun radio. Semakin banyak ruas garis yang dibuat akan makin terlihat kedudukan
titik-titik batas jangkauan siaran radio tersebut. Masalah ini adalah ilustrasi teorema 2.1.
Jadi kedudukan titik-titik tersebut berupa sebuah lingkaran berpusat di stasiun radio dan
memiliki panjang jari-jari 24 km.

Halaman | 26
Geometri Analitik : Della Maulidiya, S.Si, M.Kom& Nur Aliyyah Irsal, M.Pd
Contoh 3
Deskripsikan jalur pelari yang berlari di sebuah lintasan lurus sedemikian sehingga pelari selalu
berjarak sama terhadap kedua sisi lintasan. Masalah ini diselesaikan dengan tahapan berikut :
1) Gambarkan lintasan tempat pelari berlari sebagai dua garis sejajar. Kedua garis tersebut
merepresentasikan kedua sisi lintasan
2) Tentukan titik tengah kedua garis sejajar tersebut untuk menempatkan pelari maka
terlihat bahwa masalah ini merupakan contoh penerapan teorema 1.4
Jadi jalur pelari berupa sebuah garis lurus yang sejajar dengan sisi lintasan dan berada tepat
dipertengahan lintasan.

1.5 Sistem Koordinat Cartesius

Representasi titik pada gambar 10 menjadi dasar pembuatan sistem koordinat Cartesius
seperti dijelaskan pada subbab 1.1. Garis XX dan YY masing-
masing disebut sumbu x dan sumbu y dengan titik acuan (pangkal)
di O. Panjang OA = a menyatakan absis (absisca) titik P. Panjang
AP = OB = b menyatakan ordinat (ordinate) titik P. Koordinat titik
P dinyatakan oleh pasangan berurutan (a, b). Titik pangkal O
Gambar 10. Sistem
biasanya dinyatakan oleh koordinat (0, 0). Koordinat Persegi Panjang

Jika sudut XOY merupakan sudut siku-siku (right angle) maka sistem koordinat tersebut
dinamakan sistem koordinat persegi panjang (rectangular coordinates) atau koordinat siku-siku
atau koordinat Cartesius. Sistem koordinat persegi panjang terbagi menjadi empat daerah yang
disebut kuadran yaitu kuadran I dibatasi oleh sudut XOY, kuadran II dibatasi oleh sudut YOX,
kuadran III dibatasi oleh sudut XOY, dan kuadran IV
dibatasi oleh sudut YOX. Sinar OX dan OY masing-
masing terdiri atas bilangan-bilangan riil positif. Sinar OX
dan OY terdiri atas bilangan-bilangan riil negatif.

Gambar 11. Kuadran pada Sistem Sehingga himpunan titik-titik pada masing-masing kuadran
Koordinat Persegi Panjang dapat dinyatakan seperti dalam tabel berikut.

Halaman | 27
Geometri Analitik : Della Maulidiya, S.Si, M.Kom& Nur Aliyyah Irsal, M.Pd
Tabel 1. Hubungan nilai absis dan ordinat suatu titik terhadap posisinya pada suatu kuadran Sistem
Koordinat Cartesius
Koordinat (x, y) Kuadran I Kuadran II Kuadran III Kuadran IV

Absis x>0 x<0 x<0 x>0

Ordinat y>0 y>0 y<0 y<0

Jika diketahui koordinat titik-titik maka jarak antara dua titik


dapat ditentukan sebagai berikut. Misalkan koordinat titik A(x1, y1) dan
B(x2, y2) maka dapat dibuat sebuah segitiga siku-siku ABC dengan titik
C(x2, y1) seperti pada gambar di samping. Maka jarak titik A dan B
yaitu

|̅̅̅̅ ̅̅̅̅|𝟐 + |𝑪𝑩


𝑨𝑩| = √|𝑨𝑪 ̅̅̅̅|𝟐 = √(𝒙𝟐 − 𝒙𝟏 )𝟐 + (𝒚𝟐 − 𝒚𝟏 )𝟐

Contoh 1
Ditentukan koordinat titik A(1, 2), B(-3, 4), C(-3, -1), D(1, -1) maka keempat titik tersebut dapat
digambarkan pada Sistem Koordinat Cartesius sebagai berikut.

Gambar 12. Contoh penyajian titik-titik pada sistem koordinat Cartesius

Pertanyaan 2 - 1 : Jika titik-titik tersebut dihubungkan dengan ruas garis maka diperoleh
sebuah segiempat CDAB, hitunglah luas dan keliling segiempat tersebut.
Penyelesaian :
Diketahui : Segiempat CDAB dengan koordinat A(1, 2), B(-3, 4), C(-3, -1), D(1, -1)
Ditanyakan : Luas CDAB = …………satuan luas

Halaman | 28
Geometri Analitik : Della Maulidiya, S.Si, M.Kom& Nur Aliyyah Irsal, M.Pd
Keliling CDAB = …………satuan panjang
Identifikasi masalah : Untuk memudahkan penyelesaian, perlu didentifikasi bentuk CDAB
yaitu dengan cara menghubungkan semua titik sudut sehingga diperoleh
bentuk di samping. Identifikasi bentuk menunjukkan bahwa CDAB
merupakan sebuah trapesium siku-siku. Masalah luas dan keliling dapat
diselesaikan apabila panjang sisi CDAB diketahui. Sisi CDAB yaitu
ruas garis CD, DA, AB, dan BC. Panjang tiap ruas garis dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus jarak antara dua titik. Keliling
CDAB adalah jumlah panjang semua sisi CDAB sehingga dirumuskan
̅̅̅̅ | + |𝐷𝐴
:𝐾𝐶𝐷𝐴𝐵 = |𝐶𝐷 ̅̅̅̅| + |𝐴𝐵
̅̅̅̅| + |𝐵𝐶
̅̅̅̅ |. Luas ditentukan dengan
menggunakan rumus luas trapesium yaitu setengah dari tinggi
trapesium dikali jumlah panjang sisi-sisi sejajar sehingga dirumuskan
1
̅̅̅̅|(|𝐴𝐷
:𝐿𝐶𝐷𝐴𝐵 = 2 |𝐶𝐷 ̅̅̅̅| + |𝐵𝐶
̅̅̅̅ |)

Langkah Penyelesaian :
Langkah 1) Menentukan panjang tiap sisi CDAB
̅̅̅̅| = √(1 + 3)2 + (−1 + 1)2 = 4
|𝐶𝐷
̅̅̅̅| = √(1 − 1)2 + (2 + 1)2 = 3
|𝐷𝐴
̅̅̅̅ | = √(−3 − 1)2 + (4 − 2)2 = 2√5
|𝐴𝐵
̅̅̅̅ | = √(−3 + 3)2 + (−1 − 4)2 = 5
|𝐵𝐶
Langkah 2) Menentukan keliling CDAB
̅̅̅̅| + |𝐷𝐴
𝐾𝐶𝐷𝐴𝐵 = |𝐶𝐷 ̅̅̅̅| + |𝐴𝐵
̅̅̅̅| + |𝐵𝐶
̅̅̅̅ | = 4 + 3 + 2√5 + 5 = 13 + 2√5 ≈ 17,47satuan panjang
Langkah 3) Menentukan luas CDAB
1
̅̅̅̅ |(|𝐴𝐷
𝐿𝐶𝐷𝐴𝐵 = 2 |𝐶𝐷 ̅̅̅̅ |) = 1 ∙ 4 ∙ (3 + 5) = 16satuan luas
̅̅̅̅| + |𝐵𝐶
2

Jadi luas segiempat CDAB yaitu 16 satuan luas dan keliling CDAB sekitar 17,47 satuan panjang
Teorema1.10 :
Koordinat titik tengah P(x, y) pada sebuah ruas garis yang titik-titik ujungnya adalah A(x1, y1)
dan B(x2, y2) adalah x = ½ (x1+ x2) dan y = ½ (y1 + y2)
Pembuktian teorema terdapat pada buku Geometri Analitik Bidang dan Ruang PGMT3839/3SKS
Modul1-9 (Sukirman, 1994 : 5)

Halaman | 29
Geometri Analitik : Della Maulidiya, S.Si, M.Kom& Nur Aliyyah Irsal, M.Pd
Teorema 1.11 :
Apabila diketahui titik-titik P(x1, y1) dan Q(x2, y2) serta titik T(x, y) pada ruas garis ̅̅̅̅
𝑃𝑄
̅̅̅̅ | = 𝑚 ∶ 𝑛 maka koordinat titik T ditentukan oleh :
̅̅̅̅|: |𝑇𝑄
sedemikian sehingga |𝑃𝑇
𝑛𝑥1 +𝑚𝑥2 𝑛𝑦1 +𝑚𝑦2
𝑥= dan𝑦 =
𝑚+𝑛 𝑚+𝑛

Pembuktian teorema terdapat pada buku Geometri Analitik Bidang dan Ruang PGMT3839/3SKS
Modul1-9 (Sukirman, 1994 :6 - 7)
1.6 Pemecahan Masalah (Tugas Individu)
Pelajari masalah-masalah kontekstual berikut, untuk tiap masalah gambarkan masalah ke dalam
bentuk sistem koordinat Cartesius. Deskripsikan kedudukan titik-titik yang memenuhi
penyelesaian tersebut. Gunakan tahap pemecahan masalah Polya untuk permasalahan berikut.
1) Tentukan kedudukan dari :
a. Rute seorang pelari yang bergerak dengan jarak yang sama terhadap sisi jalur lari yang
lurus
b. Orbit Sebuah satelit yang berjarak 100km di atas bumi
c. Titik-Titik terjauh yang dicapai sebuah pistol yang memiliki jangkauan 10 meter
2) Tentukan kedudukan titik pusat sebuah cakram lingkaran yang :
a. Bergerak sedemikian sehingga menyentuh dua garis sejajar
b. Bergerak tangentially terhadap dua lingkaran konsentris
3) Gunakan sistem koordinat Cartesius untuk menentukan lokasi tempat-tempat berikut :
a. Sebuah sekolah di kuadran I berjarak 2 km dari balai kota dan 5 km dari perpustakaan
b. Sebuah perpustakaan di kuadran II berjarak 4,5 km dari balai kota
c. Balai kota pada perpotongan sumbu x dan sumbu y sistem koordinat
d. Sebuah museum di kudaran III berjarak 6 km dari perpustakaan dan 10 km dari sekolah
e. Toko serba ada di kuadran IV berjarak 2 km dari sekolah dan 1 km dari balai kota
Berikan penjelasan singkat tentang penyelesaian tersebut.
4) Ditentukan sebuah titik P(x, y) di mana x dan y ditentukan berdasarkan dua angka terakhir
NPM Anda. Contoh dua angka terakhir NPM adalah 12 maka x = 1 dan y = 2. Tentukan
kedudukan posisi titik P jika P bergerak di bidang Cartesius sedemikian sehingga selisih
nilai absis terhadap nilai ordinat selalu sama. Deskripsikan kedudukan titik P tersebut secara
geometris (gambar) dan aljabar (persamaan).

Catatan : Soal no 1 dan 2 tiap kondisi digambar pada sistem koordinat terpisah. Sedangkan soal
no 3 dan 4 penyelesaian hanya pada satu sistem koordinat Cartesius.
Indikator Penilaian tiap soal : tahap pemecahan masalah Polya dan kebenaran jawaban

Halaman | 30
Geometri Analitik : Della Maulidiya, S.Si, M.Kom& Nur Aliyyah Irsal, M.Pd
1.7 Eksplorasi(Tugas Kelompok)
Nama tugas : Pemecahan Masalah Kedudukan Titik pada Sistem Koordinat Cartesius
Masalah 1 : Tentukan kedudukan titik-titik P yang bergerak sehingga memenuhi kondisi :
Jumlah kuadrat jarak titik P terhadap titik (2, -1) dan (-4, 5) adalah 86.

Masalah 2 :Tentukan kedudukan titik-titik P yang bergerak sehingga memenuhi kondisi : Nilai
1
tan ∡ 𝐴𝑃𝐵 = di mana koordinat A(5, 3) dan B(-1, 7)
2

Masalah 3 :Tentukan kedudukan titik-titik P yang bergerak sehingga memenuhi kondisi : Jarak
titik ke sumbu y sama dengan kuadrat jarak titik dari (h, 0)

Masalah 4 :Sebuah segitiga memiliki titik-titik sudut yaitu A(x1, y1), B(x2, y2) dan C(x3, y3).
Tentukanlah koordinat titik berat segitiga tersebut yaitu titik perpotongan ketiga garis berat
segitiga. (Petunjuk :Pelajari latihan soal nomor 5 pada buku Geometri Analitik Bidang dan
Ruang PGMT3839/3SKS Modul1-9 (Sukirman, 1994 : 9 - 10). Lalu buatlah beberapa segitiga
ABC pada geogebra dan gunakan fitur geogebra untuk menentukan garis berat dan titik berat
segitiga. Berdasarkan penalaran induktif tersebut buatlah generalisasi untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut.)

Petunjuk umum :Gunakan Geogebra untuk membantu pemecahan masalah. Untuk pemecahan
masalah tersebut lengkapi dengan penjelasan gambar (manual dan geogebra), konsep, teorema,
sifat dan atau prinsip yang Anda gunakan. Hasil konstruksi manual dan penyelesaian masalah
ditulis (bukan diketik) di kertas A4 80 gram (halaman bolak-balik) dengan melampirkan printout
hasil geogebra.
Format Laporan Eksplorasi :
 Halaman sampul (nama tugas, nama dan npm anggota, logo unib, program studi, tanggal
pengumpulan tugas)
 Pemecahan Masalah I
 Masalah (tuliskan masalah sesuai tugas)
 Tahap Undertandingthe problem
 Tahap devising a plan
 Tahap carrying out the plan
 Tahap looking back
 Pemecahan Masalah II dst mengikuti aturan di atas
 Refleksi (tuliskan kendala-kendala yang kelompok hadapi untuk menyelesaikan tugas
dan cara mengatasinya)
 Penilaian (buatlah tabel berikut untuk tempat menuliskan hasil penilaian asisten dan
dosen)
Sistematika Kerapian Kedalaman Kebenaran dan TOTAL
Komponen proses (30 laporan (15 analisis (25 interpretasi SKOR
poin) poin) poin) hasil (30 poin)
Skor
Catatan Asisten/Dosen

Halaman | 31
Geometri Analitik : Della Maulidiya, S.Si, M.Kom& Nur Aliyyah Irsal, M.Pd
Halaman | 32
Geometri Analitik : Della Maulidiya, S.Si, M.Kom& Nur Aliyyah Irsal, M.Pd

Anda mungkin juga menyukai