Anda di halaman 1dari 45

GAMBARAN UMUM PELATIHAN

RANCANGAN PELATIHAN

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini (TKT) atau Contraception Technology


Update (CTU) ini dirancang untuk menyiapkan petugas kesehatan agar mampu
memberikan pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang efektif dan berkualitas. Dalam
merancang pelatihan ini, materi dan proses pembelajaran dibuat sedemikian rupa agar
dapat digunakan untuk pelatihan keterampilan klinik KB komprehensif, lokakarya dan
pelatihan penyegaran (refresher training) untuk metode kontrasepsi tertentu atau yang
perlu mendapat perhatian khusus (misalnya, AKDR atau Implan), dan orientasi klinik
kontrasepsi untuk petugas pelaksana atau pengelola program. Jadwal pelatihan, waktu
dan proses pembelajaran, juga dirancang agar efisien dan dapat memberikan tingkat
kompetensi yang disyaratkan apabila dilaksanakan secara benar dan sesuai.

Penggunaan istilah teknologi terkini, tidaklah indentik dengan penggunaan peralatan


canggih dan piranti yang mahal tetapi seharusnya diartikan sebagai teknologi tepat
guna dan sesuai untuk institusi pelayanan dengan sumberdaya terbatas, dilaksanakan
oleh petugas yang kompeten, dan memberi manfaat maksimal bagi masyarakat atau
keluarga yang membutuhkan pelayanan kontrasepsi berkualitas. Pemahaman tentang
teknologi terkini, diharapkan juga dapat mengurangi/menghilangkan masalah barier
medik diantara petugas pelaksana/staf klinik yang sebelum ini menjadi penghambat
akses bagi keluarga/masyarakat yang membutuhkan pelayanan KB untuk memenuhi
tujuan reproduksi mereka.

Elemen pengetahuan teknologi kontrasepsi terkini, dapat diberikan melalui orientasi


atau lokakarya. Penyegaran keterampilan klinik AKDR merupakan salah satu upaya
untuk memperbaiki kinerja petugas pelaksana pelayanan KB. Dari aspek kinerja atau
upaya pengembangan institusi pelatihan, penyelenggaraan TKT dapat menjadi ajang
pembelajaran manajemen dan teknis pelatihan, termasuk penyiapan jaringan pelatihan
klinik untuk menghasilkan pelatih klinik yang profisien dan petugas pelaksana yang
kompeten dan mampu melaksanakan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Dan
akhirnya, masyarakat akan memperoleh pelayanan kontrasepsi yang murah, efektif
dan berkualitas tinggi.

Perubahan paradigma dalam Program KB hendaknya tidak diartikan sebagai upaya


untuk melepaskan tanggung-jawab pemerintah secara bertahap karena hal tersebut
justru bertujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam program KB dan
kependudukan. Masyarakat diberdayakan untuk mendapat metode kontrasepsi seperti
yang mereka inginkan, sedangkan pemerintah akan bekerjasama dengan organisasi
profesi dan lembaga swadaya masyarakat dalam membantu melihat kesesuaian
kondisi klien dengan metode yang mereka inginkan.

Pemberian informasi program KB dan metode kontrasepsi dapat dilakukan secara


aktif atau pasif, individual atau kelompok, melalui tatap muka atau menggunakan
media massa. Setiap petugas pelaksana, harus siap dan mampu untuk memberikan
informasi maupun pelayanan KB berkualitas tinggi seperti yang diinginkan.

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 1


Pelatihan TKT merupakan salah satu upaya untuk menyiapkan petugas pelaksana KB
yang kompeten melalui pemberian materi-materi pembelajaran (penapisan klien dan
kelaikan medik, metode kontrasepsi spesifik, konseling dan persyaratan fasilitas
pelayanan) dan alih keterampilan metode kontrasepsi melalui praktik klinik (misalnya:
AKDR). Upaya ini dilakukan untuk memenuhi tujuan akhir pelatihan, yaitu petugas
kompeten untuk memberikan/memperluas akses dan pelayanan KB yang berkualitas.

Beberapa perbedaan Pelatihan Berdasarkan Kompetensi dengan pelatihan-pelatihan


tradisional pernah dilakukan sebelum ini adalah:

• Pada hari pertama pelatihan, setelah sesi perkenalan, harapan peserta dan
gambaran umum pelatihan, para peserta diminta untuk mengisi Kuesioner
Sebelum Pelatihan dimana hasilnya akan dipakai untuk melihat sejauh-mana
peserta mengenali berbagai topik yang akan diberikan dan pengalaman peserta
dalam melaksanakan keterampilan klinik, sebelum mengikuti pelatihan ini.
• Pelajaran di dalam kelas difokuskan pada informasi esensial dan hal-hal yang
penting, termasuk keterampilan klinik yang dibutuhkan dalam memberikan
pelayanan KB yang berkualitas untuk berbagai metode kontrasepsi.
• Kemajuan proses pembelajaran dinilai secara berkesinambungan dan untuk
kinerja pengetahuan, diukur melalui Kuesioner Tengah Pelatihan.
• Kemajuan proses alih keterampilan dan pencapaian kompetensi keterampilan
berbagai prosedur klinik kontrasepsi diikuti melalui praktik dengan model
anatomi mengacu pada penuntun belajar atau langkah baku.
• Evaluasi kinerja dari setiap peserta diukur dengan menggunakan daftar tilik
penilaian kinerja, dilakukan dengan mengamati secara langsung keterampilan
klinik yang telah mereka pelajari, baik pada model anatomi atau dengan klien
(berlatih hingga kompeten pada model dan praktik klinik dibawah bimbingan
langsung pelatih klinik hingga mencapai tahap kompeten pada klien).
Keberhasilan proses pembelajaran dinilai dari penguasaan aspek pengetahuan dan
keterampilan yang diberikan selama pelatihan.

EVALUASI

Pelatihan keterampilan klinik ini dirancang untuk menghasilkan petugas pelayanan


KB yang kompeten sehingga mampu memberikan pelayanan KB yang berkualitas.
Kualifikasi adalah suatu pernyataan yang diberikan oleh suatu institusi pelatihan bagi
peserta latih yang kompeten dalam aspek pengetahuan, keterampilan dan perilaku
yang disyaratkan. Kompetensi adalah dasar dari pemberian kewenangan dari instansi
yang berwenang untuk menerapkan keterampilannya dalam tugas atau memberikan
pelayanan yang sesuai bagi masyarakat.

Kualifikasi didasarkan pada pencapaian peserta dalam tiga area:

• Pengetahuan - minimal harus mencapai/diatas 85% pada Kuesioner Tengah-


Pelatihan. Penilaian pengetahuan dilakukan setelah semua topik materi
pembelajaran telah diberikan selama pelatihan. Nilai sama/diatas 85% dapat
dianggap kompeten dalam aspek pengetahuan yang ada di dalam buku acuan.

2 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


Bagi peserta yang belum mencapai nilai 85%, pelatih harus mendiskusikan hal
tersebut dan membantu peserta untuk menguasai materi esensial di dalam
buku acuan untuk mencapai kompetensi kognitif yang diperlukan. Peserta ini
(nilai kurang dari 85%) kemudian dievaluasi kembali menggunakan Kuesioner
Tengah-Pelatihan setiap saat dalam sisa waktu pelatihan yang masih ada.
• Keterampilan – peserta memperoleh akuisisi keterampilan untuk melakukan
suatu prosedur klinik melalui demonstrasi klinik oleh para pelatih. Kemudian
mereka berlatih dalam kelompok (dengan bimbingan pelatih) menggunakan
penuntun belajar. Setelah tahap akuisisi-kompetensi pada model anatomi maka
pengembangan keterampilan dilanjutkan dengan praktik pada klien (diawasi
langsung oleh pelatih) untuk mencapai tingkat kompetensi yang diinginkan.
Pada saat yang tepat, kinerja peserta latih akan dinilai menggunakan daftar
tilik penilaian kinerja saat mereka memperagakan keterampilannya pada klien.
Dalam sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, penilaian kompetensi peserta
latih di tempat kerja (situasi aktual) juga menjadi persyaratan yang harus
dipenuhi. Para pengampu atau instansi yang mengirim peserta latih seharusnya
memasukkan persyaratan tersebut diatas untuk menjamin pencapaian tingkat
kompetensi yang sesungguhnya. Setiap peserta latih harus memperoleh nilai
"memuaskan" untuk dinyatakan telah kompeten.
• Praktik - pelatih klinik bertanggung jawab untuk mengamati dan membantu
untuk mengembangkan keterampilan peserta hingga ke tahap yang disyaratkan
selama pelatihan. Pengamatan kinerja, juga meliputi perilaku peserta selama
memberikan pelayanan dan kepatuhan mereka terhadap standar yang telah
ditetapkan karena hal ini merupakan komponen utama dari pelayanan yang
berkualitas. Melalui pengamatan selama dan setelah pelatihan, pelatih klinik
dapat menilai kualifikasi peserta sebagai petugas pelaksana.
Tanggung jawab proses pembelajaran dan pencapaian tujuan pelatihan terbagi sama
diantara pelatih dan peserta.

SILABUS PELATIHAN

Deskripsi Pelatihan

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini selama 5 (lima) hari ini dirancang untuk
menyiapkan tenaga kesehatan agar mampu memberikan konseling dan pelayanan KB
yang paling sesuai untuk klien dengan mengaplikasikan teknologi kontrasepsi terkini
serta mampu untuk menangani efek samping/masalah kesehatan yang berhubungan
dengan pemakaian berbagai jenis alat kontrasepsi.

Tujuan Umum Pelatihan

Alih pengetahuan dan keterampilan pelayanan kontrasepsi terkini yang tepat guna dan
berkualitas tinggi dengan standar yang telah ditetapkan.

Tujuan Khusus Pelatihan

Pada akhir pelatihan, peserta diharapkan mampu:


1. Melakukan konseling dan penapisan klien untuk pelayanan KB.

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 3


2. Mengaplikasikan kewaspadaan standar (universal precautions) dan pencegahan
infeksi dalam pelayanan KB
3. Menjelaskan informasi penting dan melaksanakan pelayanan KB (terutama yang
efektif dan jangka panjang seperti AKDR/Implan), baik penggunaan/penghentian
metode kontrasepsi yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
4. Mengaplikasikan teknologi terkini kontrasepsi hormonal (pil kombinasi progestin,
suntikan dan implan.
5. Mengaplikasikan teknologi terkini kontrasepsi barrier
6. Mengaplikasikan teknologi terkini (indikasi & hal khusus) kontrasepsi alamiah
7. Mengaplikasikan teknologi terkini kontrasepsi mantap
8. Mengaplikasikan teknologi terkini KB khusus (postpartum, pascakeguguran dan
kontrasepsi darurat)

Metode Mengajar/Belajar

• kuliah ilustratif
• diskusi, bermain peran, dan studi kasus
• latihan: individu dan kelompok
• praktik menggunakan model anatomi dan metode simulasi lainnya
• praktik klinik dengan bimbingan langsung dari pelatih klinik

Materi Pembelajaran

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi

Kriteria Seleksi Peserta

• Tenaga Kesehatan yang masih aktif memberi pelayanan KB


• Masih bertugas di tempat kerjanya, minimal 2 tahun setelah mengikuti pelatihan

Metode Evaluasi

Peserta

• Pengetahuan - kuesioner awal dan tengah-pelatihan


• Keterampilan - penuntun belajar dan penilaian kompetensi

Pelatihan

• Evaluasi pelatihan

Lama Pelatihan:

• 5 hari pelatihan

Komposisi Pelatihan (disarankan):

• Rasio pelatih klinik : peserta = 1 : 3-5

4 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


JADWAL PELATIHAN TEKNOLOGI KONTRASEPSI TERKINI
HARI 1 HARI 2 HARI 3 HARI 4 HARI 5
08.00-12.00 08.00-12.00 08.00-12.00 08.00-12.00 08.00-12.00
• Pembukaan (15’) • Agenda & Pemanasan • Agenda dan Pemanasan • Agenda dan Pemanasan • Agenda dan Pemanasan
• Perkenalan (15’) • Praktik Pemasangan • Praktik Pemasangan & • Kontrasepsi Mantap (60’) • Praktik Pemasangan &
• Harapan Peserta (15’) Pencabutan AKDR (180’) Pencabutan Implan 2 pada klien • Tubektomi Pencabutan Implan 2 pada
• Gambaran Umum (30’) • Penilaian Kinerja (180’) • Vasektomi klien (180’)
• Kuesioner Awal (30’) Pemasangan Pencabutan • Penilaian Kinerja Pemasangan & • Praktik Pemasangan • Penilaian Kinerja Pemasangan
• Konseling & Healthy AKDR (60’) Pencabutan Implan (60’) Pencabutan AKDR (180’) & Pencabutan Implan (60’)
Timing & Spacing of • Massa Interval • Massa Interval
Pregnancy (45’) • Pascakeguguran • Pascakeguguran
• Bermain Peran & Studi • Pascaplasenta • Pascaplasenta
Kasus Konseling (45’)
• Medical Eligibilty &
Penapisan Klien KB (45’)
ISOMA ISOMA ISOMA ISOMA ISOMA
13.00-17.00 13.00-17.00 13.00-17.00 13.00-17.00 13.00-17.00
• Pencegahan Infeksi (60’) • Kontrasepsi Hormon (60’) • KB Barier & Spermatisida (60’) • Praktik Pemasangan • Evaluasi pelatihan (60’)
• AKDR (60’) • Pil • Metode Amenorea Laktasi/MAL Pencabutan AKDR (180’) • Rencana Tindak Lanjut (60’)
• Masa Interval • Suntikan (60’) • Penilaian Kinerja  
• Pascaplasenta • AKDR + Hormonal • KB Alamiah (60’) Pemasangan Pencabutan • Penutupan
• Pascakeguguran • Implan 2 (45’) • KB pada keadaan khusus (60’) AKDR (60’)
• Demonstrasi langkah baku • Demonstrasi langkah baku • Postpartum • Massa Interval
pemasangan/ pencabutan pemasangan/ pencabutan • Pascakeguguran • Pascakeguguran
AKDR (60’) Implan 2 & 2 Plus (60’) • KB darurat • Pascaplasenta
• Penilaian Kinerja • Penilaian Kinerja   • Kuesioner Tengah (60’)
Pemasangan Pencabutan Pemasangan & Pencabutan    
AKDR pada model Implan 2 pada model    
anatomi (60’) anatomi (60’)    
• Ringkasan harian • Ringkasan harian • Ringkasan harian • Ringkasan harian
Tugas: U1 - U39, Tugas: MK 1 - MK 5, MK 16 - Tugas: MK 6 - MK 13, Tugas: PK1 - PK13
MK72 - MK77, PK1 - PK13 MK 26, MK 27 - MK 71 MK 78 - MK 85, U 44 – U 56

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 5


PETUNJUK PENGGUNAAN
KUESIONER AWAL PELATIHAN

CARA MENGGUNAKAN HASIL KUESIONER

Kuesioner awal pelatihan ini dirancang sebagai alat bantu untuk mengawali kerjasama
pelatih-peserta yang akan dibangun dan digunakan selama pelatihan ini berlangsung.
Pertanyaan-pertanyaan dipusatkan pada pengetahuan dan sikap yang sangat diperlukan
dalam memberikan pelayanan berbagai kontrasepsi yang berkualitas.

Pertanyan-pertanyaan yang ada, disusun dalam bentuk pernyataan yang harus dipilih oleh
peserta dengan mencantumkan BETUL-SALAH. Jawaban-jawaban peserta dimasukkan
dalam lembar khusus yaitu lembar kinerja perorangan dan kelompok yang disediakan untuk
mengetahui kebutuhan belajar peserta, baik secara individual maupun kelompok serta
memotivasi peserta untuk mencari informasi tentang apa yang telah dipilih secara benar
ataupun salah. Dengan menggunakan lembar ini, pelatih dan peserta dapat secara cepat
mencatat berapa jumlah jawaban yang betul dari semua pertanyaan yang diberikan. Dengan
mempelajari data pada matriks tersebut, kelompok maupun individu dapat dengan mudah
menentukan kelebihan dan kekurangannya dan secara bersama-sama dapat merencanakan
bagaimana mempergunakan waktu yang tersedia selama pelatihan untuk mencapai tujuan
belajar yang diinginkan.

Untuk pelatih, hasil isian kuesioner dapat digunakan untuk mengidentifikasi topik-topik
khusus yang perlu mendapat penekanan pada saat menyampaikan materi pengetahuan atau
pembelajaran pada sesi-sesi berikutnya. Sebaliknya, untuk topik dimana jawaban yang
benar sudah mencapai 70% atau lebih, pelatih dapat menggunakan waktu yang tersedia
untuk sesi tersebut bagi kegiatan pembelajaran yang lain. Sebagai contoh, bila peserta
(sebagai kelompok) telah menjawab dengan benar (70% atau lebih) tentang kelompok
materi “Hal-hal penting tentang AKDR Cu T 380A; Indikasi dan Hati-hati” (pertanyaan
nomor 1 sampai 8), maka pelatih dapat memilih untuk memberikan sesi 1 (BAB 1 + BAB
2) dari buku acuan AKDR, sebagai tugas mandiri atau pekerjaan rumah untuk mengurangi
waktu diskusi di dalam kelas.

Untuk peserta, tujuan belajar yang akan dicapai untuk setiap pertanyaan yang relevan
dengan bab atau materi dalam buku acuan, ditunjukkan dari sumber materi yang tercantum
di sebelah kanan kolom jawaban.

Untuk memanfaatkan waktu yang terbatas selama pelatihan, peserta dianjurkan untuk dapat
secara proaktif memperdalam pengetahuannya tentang bab atau materi yang belum dikuasai
dengan membaca bab atau materi tersebut pada buku acuan.

6 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


KUESIONER AWAL
Instruksi: Pilih B bila pernyataan yang ada adalah Benar dan S bila pernyataannya Salah

KONSELING, KELAIKAN PENGGUNA (WHO) dan PENAPISAN KLIEN

1. Pada konseling awal, seorang klien akan mendapat informasi umum tentang B/S
semua metode keluarga berencana yang tersedia.

2. Konselor yang efektif akan banyak bertanya kepada klien tentang masalah- B/S
masalah kesehatannya dan kemudian memutuskan metode kontrasepsi yang
paling cocok untuk klien

3. Bila klien telah mendapat konseling yang baik pada saat ia memilih metode B/S
kontrasepsi yang paling sesuai untuknya, maka ia tidak perlu mendapatkan
konseling lagi selama menggunakan metode kontrasepsi tersebut
4. Hipertensi merupakan salah satu kondisi yang harus dipertimbangkan secara B/S
hati-hati (WHO klas 4) bagi calon pengguna Implant

5. Menurut program Healthy Timing and Spacing of Pregnancy (HTSP) selang B/S
waktu terbaik bagi klien pascakeguguran untuk hamil lagi adalah 3 bulan

PENCEGAHAN INFEKSI

6. Bahan habis pakai yang terkontaminasi darah dan/atau cairan tubuh lainnya B/S
harus dikumpulkan dan dibuang bersama sampah atau limbah lainnya
7. Salah satu tujuan dari upaya pencegahan infeksi pada pelayanan KB adalah B/S
membuat standar penggunaan antibiotik profilaksis untuk mengurangi
kejadian infeksi pascapelayanan
8. Bakteri endospora penyebab tetanus dan gangren yang telah mencemari B/S
instrumen dapat dibunuh dengan perebusan (proses disinfeksi tingkat tinggi)
9. Peralatan bedah (logam) yang telah melalui proses dekontaminasi dan dicuci B/S
dapat disterilkan dengan jalan merebus dalam air mendidih selama 20 menit
10. Untuk membuat larutan klorin 0,5 % dari larutan klorin 3,5 % (sodium B/S
hipoklorit) campurkan satu bagian klorin dengan enam bagian air
11. Alat-alat logam yang akan digunakan untuk pemasangan AKDR (misalnya B/S
spekulum, sonde uterus dan tenakulum) dapat dipakai secara aman bila
setelah cuci-bilas, dikeringkan dan disimpan dalam wadah steril atau DTT
12. Perlu sarung tangan steril atau DTT untuk memasukkan lengan AKDR Cu T B/S
380A di dalam kemasan sterilnya secara benar
13. Bila tidak tersedia sarung tangan steril, diperbolehkan untuk menggunakan B/S
sarung tangan DTT untuk metode kontrasepsi yang memerlukan tindakan
operatif seperti misalnya pemasangan implan atau minilaparotomi
14. Tidak diperlukan antibiotik profilaksis pascapemasangan implan apabila B/S
sudah dilakukan upaya-upaya pencegahan infeksi secara benar
15. Jenis petugas pelayanan kesehatan yang paling sering mengalami luka tusuk B/S
yang disebabkan oleh jarum suntik atau pisau bedah adalah operator
Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 7
AKDR

16. Mekanisme kerja utama AKDR CuT 380A dalam mencegah kehamilan B/S
adalah dengan cara mencegah proses implantasi sel telur yang telah
dibuahi pada dinding uterus (endometrium)

17. AKDR Cu T 380A efektif untuk jangka waktu pemakaian selama 8 tahun B/S

18. AKDR Cu T 380A dalam kemasan steril dan telah mengalami perubahan B/S
warna, harus dibuang karena AKDR tersebut tidak terjamin sterilitasnya
19. Calon pengguna yang paling sesuai untuk metode AKDR adalah wanita B/S
yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun atau lebih)

20. Seorang wanita dengan riwayat infeksi panggul pascapersalinan lebih dari B/S
3 bulan yang lalu dapat dipertimbangkan untuk menggunakan AKDR

21. Pemeriksaan fisik pada calon pengguna potensial untuk AKDR harus B/S
meliputi pemeriksaan payudara, perut bawah dan panggul (spekulum dan
bimanual)

22. Untuk menjaga sterilitas AKDR, maka petugas harus menggunakan sarung B/S
tangan steril pada saat mengeluarkan AKDR dari kemasannya, kemudian
melipat lengannya dan memasukkan kedua ujungnya ke dalam inserter.
23. AKDR dapat dipasang setiap saat disepanjang siklus haid dengan syarat B/S
klien tersebut dapat dipastikan tidak hamil

24. Untuk memberi perlindungan ganda setelah pemasangan AKDR CuT 380 B/S
A, selain menggunakan peralatan steril/DTT, sebaiknya klien juga diberi
antibiotika profilaksis
25. Dalam menghadapi kasus benang AKDR yang hilang pada seorang B/S
pengguna AKDR, sebaiknya dipastikan dulu bahwa klien tersebut tidak
hamil dan kemudian tunggu haid berikutnya (bila sebelum ini haidnya
normal)

KB HORMONAL: PIL KOMBINASI, PIL PROGESTIN, KB SUNTIK, IMPLANT

26. Tablet pertama pil hormon kombinasi dengan kemasan 28 tablet, sebaiknya B/S
diminum dalam 5 hari pertama siklus haid
27. Apabila klien lupa minum pil dalam 2 hari secara berurutan , maka ia harus B/S
menghentikan minum pil berikutnya dan mulai menggunakan kembali pil
kontrasepsi dari paket yang baru pada siklus haid berikutnya.
28. Efek samping utama pil kombinasi adalah bertambahnya berat badan, selain B/S
rasa mual dan tegang payudara yang terus terjadi selama pil diminum
29. Klien pengguna pil kontrasepsi harus segera datang ke klinik/ petugas B/S
apabila mengalami nyeri perut bawah, sakit kepala , nyeri dada yang hebat
dan disertai dengan kesulitan bernafas
30. Pil hormon akan merangsang ovulasi untuk mencegah terjadinya kehamilan B/S
8 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini
31. Sesudah pemasangan implan progestin pada hari ke-7 menstruasi, metode B/S
ini akan bekerja efektif setelah 7 hari pasca-insersi
32. Setelah selesai melakukan insersi implan 2 kapsul, salah satu ujung kapsul B/S
teraba di bawah kulit dekat tempat insisi. Sebagai petugas pelaksana, anda
harus mengeluarkan kemudian melakukan insersi kembali kapsul tersebut
33. Penapisan calon pengguna potensial implan meliputi kajian riwayat medis B/S
dan pemeriksaan fisik
34. Bila insersi kapsul terlalu dalam, efek kontraseptif menjadi kurang efektif B/S
karena levonogestrel akan lebih lambat dilepaskan
35. Seorang wanita telah menggunakan implan selama 2 bulan dan mengalami B/S
perdarahan tidak teratur atau bercak (spotting) selama penggunaan. Upaya
yang dapat dilakukan adalah menjelaskan kembali bahwa keadaan itu masih
tergolong normal dan tidak serius

BARIER & SPERMATISIDA, METODE AMENOREA LAKTASI DAN


KONTRASEPSI ALAMIAH

36. Konseling pada calon pengguna kondom terutama sekali ditekankan pada B/S
informasi tentang kegagalan metode ini yang cukup tinggi
37. Untuk mengatasi pengurangan sensitivitas, sebaiknya kondom dipasang B/S
bila akan terjadi ejakulasi
38. Salah satu keuntungan kondom adalah mudah diperoleh dan ekonomis B/S
39. Efek samping utama dalam penggunaan kondom adalah reaksi alergi atau B/S
iritasi pada penis/vagina
40. Setelah dipakai, kondom segera dilepas dan dibuang ke tempat sampah B/S

KONTRASEPSI MANTAP

41. Jika karena alasan kesehatan, seorang wanita tidak boleh hamil lagi maka B/S
kontrasepsi mantap merupakan pilihan yang paling tepat karena apabila
suatu saat ingin hamil kembali, dapat dilakukan tindakan rekanalisasi
42. Hal yang paling penting untuk ditekankan dalam konseling kontrasepsi B/S
mantap adalah sifat permanen dari kontrasepsi tersebut
43. Seorang pria yang menjadi tumpuan pendapatan keluarganya, tidak boleh B/S
menjalani vasektomi karena tindakan ini membuat pria menjadi lemah dan
tidak dapat bekerja
44. Tiga prosedur penghentian fertilitas yang tersedia sebagai pilihan dalam B/S
kontrasepsi mantap adalah vasektomi, minilaparatomi dan histerektomi
45. Saat yang paling tepat bagi pasangan usia subur yang telah mempunyai dua B/S
anak, berusia diatas 25 tahun, suaminya telah memberikan persetujuan
lisan bahwa mereka ingin menghentikan fertilitas dengan kontrasepsi
mantap ialah dalam 24 jam pascapersalinan anak kedua, karena fundus
uteri masih tinggi sehinga tuba lebih mudah dicapai dan diikat

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 9


KONTRASEPSI PADA KEADAAN KHUSUS

46. Pada klien pascapersalinan yang tidak menyusui, masa infertilitas rata-rata B/S
berlangsung sekitar 6 minggu.
47. Pil Kombinasi merupakan pilihan terakhir pada kontrasepsi pascapersalinan B/S
karena mengurangi produksi ASI dan mengurangi asupan nutrisi untuk
pertumbuhan normal bayi.
48. Kontrasepsi pascakeguguran perlu segera diberikan karena ovulasi dapat B/S
terjadi 11 hari setelah evakuasi abortus inkomplit walaupun haid berikutnya
belum terjadi.
49. Pemberian pil kombinasi Microgynon 30 sebanyak 2 x 4 tablet masih cukup B/S
bermanfaat kalau diberikan dalam waktu 72 jam pascasanggama yang tidak
dilindungi dengan alat kontrasepsi.
50. Efek samping mual muntah merupakan hal yang biasa pada penggunaan pil B/S
kombinasi untuk kontrasepsi darurat sehingga jika terjadi muntah dalam 2
jam setelah minum pil pertama/kedua tidak perlu diberikan dosis ulangan

10 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


MATRIKS KINERJA PERORANGAN dan KELOMPOK
PELATIHAN TEKNOLOGI KONTRASEPSI TERKINI

TANGGAL: _________________

Nomor JAWABAN YANG BENAR (peserta) Kelompok


Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1
2 KONSELING,
3 KELAIKAN MEDIK,
4 PENAPISAN KLIEN
5
6
7
8
9
10 PENCEGAHAN
11 INFEKSI
12
13
14
15
16
17
18
19
20
AKDR
21
22
23
24
25

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 11


Nomor JAWABAN YANG BENAR (peserta) Kelompok
Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
26
27
28
29
30 KB HORMONAL: Pil
Kombinasi, Pil
31
Progestin, KB Suntik,
32 Implant
33
34
35
36 BARIER &
37 SPERMATISIDA,
METODE AMENOREA
38 LAKTASI DAN KB
39 ALAMIAH
40
41
42
KONTRASEPSI
43
MANTAP
44
45
46
47
KB PADA KEADAAN
48
KHUSUS
49
50

12 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN AKDR

MENGGUNAKAN PENUNTUN BELAJAR

Penuntun belajar keterampilan AKDR ini dirancang untuk membantu peserta


mempelajari langkah-langkah atau kegiatan yang meliputi:
• Keterampilan konseling klien KB AKDR Cu T 380A
• Keterampilan klinik pemasangan dan pencabutan AKDR Cu T 380A

Penuntun belajar berisi langkah-langkah atau kegiatan yang dilakukan oleh petugas
atau klinisi pada waktu memberikan pelayanan AKDR. Kegiatan-kegiatan tersebut
sesuai dengan informasi yang terdapat dalam buku acuan. Penuntun ini memudahkan
peserta untuk mempelajari informasi yang penting. Peserta tidak diharapkan dapat
melakukan semua langkah atau kegiatan dengan benar pada saat pertama kali mereka
mempraktikkannya. Penuntun belajar ini ditujukan untuk:
• Membantu peserta mempelajari langkah demi langkah secara benar dan berurutan
sesuai dengan apa yang perlu dilakukan (skill acquisition)
• Menilai kemajuan belajar peserta secara bertahap sampai peserta memperoleh
kepercayaan diri dan keterampilan yang diinginkan (skill competency)
Penggunaan penuntun secara terus menerus memungkinkan setiap peserta untuk
memantau kemajuan belajar yang telah dicapai dan mengetahui apa yang perlu
diperbaiki. Selain itu, penuntun ini dirancang untuk mempermudah dan membantu
dalam berkomunikasi antara peserta dan pelatih (bimbingan dan umpan balik). Dalam
menggunakan penuntun belajar ini, adalah penting bagi peserta dan pelatih untuk
bekerjasama dalam satu kelompok. Sebagai contoh, sebelum peserta melakukan suatu
langkah klinik (misalnya memasang AKDR), pertama-tama pelatih atau salah satu
peserta harus mengulangi kembali secara ringkas langkah-langkah klinik yang akan
dilakukan dan membahas hasil yang diharapkan. Sebagai tambahan, segera setelah
peragaan prosedur klinik selesai, pelatih harus membahasnya kembali dengan peserta.
Tujuan pembahasan ulang ini adalah untuk memberi umpan balik positif mengenai
kemajuan belajar yang telah dicapai dan menentukan hal-hal yang perlu diperbaiki
(pengetahuan, sikap dan keterampilan) pada kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Penuntun belajar ini digunakan dalam usaha untuk meningkatkan keterampilan, oleh
karena itu penilaian harus dilakukan secara secara hati-hati dan seobyektif mungkin.

Kinerja peserta pada setiap langkah klinik, akan dinilai oleh pelatih berdasarkan tiga
kriteria sebagai berikut:

1. Perlu perbaikan : Langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak sesuai
urutannya atau ada langkah yang tidak dikerjakan.
2. Mampu : Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya, tetapi
tidak dilakukan secara efisien
3. Mahir : Langkah-langkah dilakukan dengan efisien, sesuai dengan urutannya dan tepat
TS Tidak Sesuai : Langkah tidak perlu dikerjakan karena tidak sesuai dengan keadaan

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 13


PENUNTUN BELAJAR
KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR
(Digunakan oleh Peserta )

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan : Langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak sesuai
urutannya atau ada langkah yang tidak dikerjakan.
2. Mampu : Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya, tetapi
tidak dilakukan secara efisien
3. Mahir : Langkah-langkah dilakukan dengan efisien, sesuai dengan urutannya dan tepat
TS Tidak Sesuai : Langkah tidak perlu dikerjakan karena tidak sesuai dengan keadaan

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR


LANGKAH / KEGIATAN KASUS
Konseling Awal
1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda dan
tanyakan tujuan kedatangannya.
2. Berikan informasi umum tentang Keluarga Berencana.
3. Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia dan
keuntungan-keterbatasan dari masing-masing jenis kontrasepsi
(termasuk perbedaan antara kontap dan metode reversible):
¾ Tunjukkan di mana dan bagaimana alkon tsb digunakan
¾ Jelaskan bagaimana cara kerja alkon tsb
¾ Jelaskan kemungkinan efek samping dan masalah
kesehatan lain yang mungkin akan dialami
¾ Jelaskan efek samping yang umumnya sering dialami oleh
klien
4. Jelaskan apa yang bisa diperoleh dari kunjungannya.
Konseling Metode Khusus
5. Berikan jaminan akan kerahasiaan yang diperlukan klien
6. Kumpulkan data-data pribadi klien (nama, alamat, dan
sebagainya)
7. Tanyakan tujuan reproduksi (KB) yang diinginkan (apakah
klien ingin mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi
jumlah anaknya).
8. Tanyakan agama/kepercayaan yang dianut klien, yang
mungkin menentang penggunaan salah satu metode KB.
9. Diskusikan kebutuhan, pertimbangan dan kekhawatiran klien
dengan sikap yang simpatik.
10. Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat.
11. Jelaskan kemungkinan-kemungkinan efek samping AKDR Cu
T 380 A, sampai benar-benar dimengerti oleh klien
Konseling Pra-Pemasangan & Seleksi Klien
12. Lakukan seleksi klien (anamnesis) secara cermat untuk
memastikan tidak ada masalah kesehatan untuk menggunakan
AKDR

14 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
Riwayat kesehatan reproduksi:
• Tanggal haid terakhir, lama haid dan pola perdarahan haid
• Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir
• Riwayat kehamilan ektopik
• Nyeri yang hebat setiap haid
• Anemia yang berat (Hb < 9 gr% atau Hematokrit <30)
• Riwayat Infeksi Sistem Genitalia (ISG), Penyakit Menular
Seksual (PMS) atau infeksi panggul
• Berganti-ganti pasangan (risiko ISG tinggi)
• Kanker serviks
13. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul
dan jelaskan apa yang akan dilakukan dan persilahkan klien
untuk mengajukan pertanyaan.
Pemeriksaan panggul
14. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kemihnya dan
mencuci area genitalia dengan menggunakan sabun dan air.
15. Cuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun, keringkan
dengan kain bersih.
16. Bantu klien untuk naik ke meja pemeriksaan
17. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan
atau kelainan lainnya di daerah supra pubik
18. Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul
19. Atur arah sumber cahaya untuk melihat serviks
20. Pakai sarung tangan DTT
21. Atur penempatan peralatan dan bahan-bahan yang akan
digunakan dalam wadah steril atau DTT
22. Lakukan inspeksi pada genitalia eksterna
23. Palpasi kelenjar Skene dan Bartolini amati adanya nyeri atau
duh (discharge) vagina
24. Masukkan spekulum vagina
25. Lakukan pemeriksaan inspekulo:
• Periksa adanya lesi atau keputihan pada vagina
• Inspeksi serviks
26. Keluarkan spekulum dengan hati-hati dan letakkan kembali
pada tempat semula dengan tidak menyentuh peralatan lain
yang belum digunakan
27. Lakukan pemeriksaan bimanual:
• Pastikan gerakan serviks bebas
• Tentukan besar dan posisi uterus
• Pastikan tidak ada kehamilan
• Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
28. Lakukan pemeriksaan rektovaginal (bila ada indikasi):
• Kesulitan menentukan besar uterus retroversi
• Adanya tumor pada Kavum Douglasi

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 15


PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
29. Celupkan dan bersihkan sarung tangan dalam larutan klorin
0,5%, kemudian buka secara terbalik dan rendam dalam klorin
Tindakan pra pemasangan
30. Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan klien
rasakan pada saat proses pemasangan dan setelah pemasangan
dan persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan.
31. Masukkan lengan AKDR Cu T 380 A di dalam kemasan
sterilnya:
• Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat ke belakang
• Masukkan pendorong ke dalam tabung inserter tanpa
menyentuh benda tidak steril
• Letakkan kemasan pada tempat yang datar
• Selipkan karton pengukur di bawah lengan AKDR
• Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong tabung
inserter sampai ke pangkal lengan sehingga lengan akan
melipat
• Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung inserter,
tarik tabung inserter dari bawah lipatan lengan
• Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar untuk
memasukkan lengan AKDR yang sudah terlipat tersebut ke
dalam tabung inserter
Prosedur pemasangan AKDR
32. Pakai sarung tangan DTT yang baru
33. Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
34. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai 3
kali
35. Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati (takik pertama)
36. Masukkan sonde uterus dengan teknik “tidak menyentuh” (no
touch technique) yaitu secara hati-hati memasukkan sonde ke
dalam kavum uteri dengan sekali masuk tanpa menyentuh
dinding vagina ataupun bibir spekulum
37. Tentukan posisi dan kedalaman kavum uteri dan keluarkan
sonde
38. Ukur kedalaman kavum uteri pada tabung inserter yang masih
berada di dalam kemasan sterilnya dengan menggeser leher
biru pada tabung inserter, kemudian buka seluruh plastik
penutup kemasan
39. Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa menyentuh
permukaan yang tidak steril, hati-hati jangan sampai
pendorongnya terdorong.
40. Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalam posisi
horizontal (sejajar lengan AKDR). Sementara melakukan
tarikan hati-hati pada tenakulum, masukkan tabung inserter ke
dalam uterus sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai
terasa adanya tahanan.

16 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
41. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu
tangan
42. Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik
withdrawal yaitu menarik keluar tabung inserter sampai
pangkal pendorong dengan tetap menahan pendorong
43. Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong
kembali ke serviks sampai leher biru menyentuh serviks atau
terasa adanya tahanan
44. Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang
AKDR kurang lebih 3-4 cm
45. Keluarkan seluruh tabung inserter, buang ke tempat sampah
terkontaminasi
46. Lepaskan tenakulum dengan hati-hati, rendam dalam larutan
klorin 0,5%
47. Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas
jepitan tenakulum, tekan dengan kasa selama 30-60 detik
48. Keluarkan spekulum dengan hati-hati, rendam dalam larutan
klorin 0,5%
Tindakan pascapemasangan
49. Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
50. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kasa,
sarung tangan sekali pakai) ke tempat yang sudah disediakan
51. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5%, bersihkan cemaran pada sarung
tangan, buka secara terbalik dan rendam dalam klorin 0,5%
52. Cuci tangan dengan air dan sabun
53. Pastikan klien tidak mengalami kram hebat dan amati selama
15 menit sebelum memperbolehkan klien pulang
Konseling pascapemasangan
54. Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang
AKDR dan kapan harus dilakukan
55. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami
efek samping
56. Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk
kontrol
57. Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T 380A adalah
10 tahun
58. Yakinkan klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap saat bila
memerlukan konsultasi, pemeriksaan medik atau bila
menginginkan AKDR tersebut dicabut
59. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah
diberikan
60. Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk klien

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 17


PENUNTUN BELAJAR
KETERAMPILAN INSERSI (MANUAL) AKDR
PASCAPLASENTA
(Digunakan oleh Peserta )

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

1. Perlu perbaikan : Langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak sesuai
urutannya atau ada langkah yang tidak dikerjakan.
2. Mampu : Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya, tetapi
tidak dilakukan secara efisien
3. Mahir : Langkah-langkah dilakukan dengan efisien, sesuai dengan urutannya dan tepat
TS Tidak Sesuai : Langkah tidak perlu dikerjakan karena tidak sesuai dengan keadaan

INSERSI AKDR PASCAPLASENTA


LANGKAH / KEGIATAN KASUS
Konseling Awal
1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda dan
tanyakan tujuan kedatangannya.
2. Berikan informasi umum tentang Keluarga Berencana.
3. Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia dan
keuntungan-keterbatasan dari masing-masing jenis kontrasepsi
(termasuk perbedaan antara kontap dan metode reversible):
• tunjukkan di mana dan bagaimana alkon tsb digunakan
• jelaskan bagaimana cara kerja alkon tsb
• jelaskan kemungkinan efek samping dan masalah kesehatan lain yang
mungkin akan dialami
• jelaskan efek samping yang umumnya sering dialami oleh klien
4. Jelaskan apa yang bisa diperoleh dari kunjungannya.
Penapisan Klien
5. Lihat kembali catatan klien untuk memastikan bahwa ia calon yang
tepat sebagai pengguna AKDR
6. Berikan jaminan akan kerahasiaan yang diperlukan klien
7. Pastikan ia memilih AKDR melalui proses konseling yang benar (bila
proses konseling kurang mamadai,lakukan konseling ulangan)
• konseling (suportif dan saling percaya) ulangan:
ƒ tunjukkan rasa hormat dan ciptakan rasa nyaman untuk klien.
ƒ minta klien menyampaikan apa yang dibutuhkannya, harapan atau
kekhawatiran, dan apa yang ingin diketahui
ƒ tanyakan apakah ia ingin didampingi oleh pasangan atau keluarga.
ƒ mendengar aktif.
ƒ hargai dan beri dukungan terhadap pilihan klien.
ƒ pastikan klien mengerti hal-hal penting yang telah dijelaskan.
8. Beri penjelasan tentang menjarangkan kehamilan dan KB postpartum
• kaji pengetahuan klien tentang menjarangkan kehamilan (pregnancy
spacing).

18 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


INSERSI AKDR PASCAPLASENTA
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
• tanyakan riwayat penggunaan kontrasepsi sebelumnya (MAL, Pil,
tubektomi, komdom, dan AKDR pascaplasenta). Lakukan klarifikasi
apabila terjadi misinformasi.
• jelaskan perlindungan terhadap IMS, termasuk penggunaan kondom.
• bantu klien untuk memilih kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi
kesehatannya (tidak mengidap penyakit berat seperti penyakit trofoblas
ganas, keganasan serviks atau endometrium, kelainan kavum uteri, TBC
panggul, risiko tinggi infeksi gonorrhea atau chlamydia, HIV/AIDS atau
tidak melaksanakan terapi ARV secara benar)
Konseling Spesifik
9. Lakukan konseling AKDR Pascaplasenta
• gunakan ABPK dan tunjukan AKDR selama konseling.
• diskusikan informasi penting yang terkait dengan:
ƒ efektifitas (hampir 100% pencegahan kehamilan).
ƒ cara kerja (imobilisasi sperma sebelum fertilisasi)
ƒ prosedur pemasangan AKDR
ƒ pencegahan kehamilan hingga 12 tahun
ƒ dapat dihentikan setiap saat apabila diinginkan dan fertilitas segera
pulih setelah pencabutan
• beritahukan jadwal kunjungan ulang setelah pemasangan
10. Diskusikan keuntungan dan keterbatasan AKDR pascaplasenta
• keuntungan:
ƒ segera dipasang setelah persalinan
ƒ tidak perlu persiapan khusus
ƒ kesuburan segera pulih setelah pencabutan
ƒ tidak mempengaruhi ASI
ƒ kontrasepsi efektif dan jangka panjang (hingga 12 tahun).
• keterbatasan:
ƒ menoragi dan kram perut bawah pada beberapa siklus .
ƒ tidak punya efek perlindungan terhadap IMS, termasuk HIV/AIDS.
ƒ walaupun minimal, ada risiko perforasi.
ƒ risiko ekspulsi setelah pemasangan.
• diskusikan hal-hal yang harus diwaspadai:
ƒ lokhia berbau
ƒ nyeri perut bawah, terutama bila disertai lesu, demam atau
menggigil dalam 20 hari pertama setelah insersi
ƒ kemungkinan hamil.
ƒ kemungkinan ekspulsi.
11. Perhatikan hal-hal yang kemungkinan menjadi penyulit setelah
pemasangan AKDR:
• KPSW lebih dari 18 jam
• korioamnionitis
• sepsis puerperalis
• perdarahan postpartum berkepanjangan
• trauma jalan lahir yang diperparah oleh prosedur insersi AKDR
12. Bila ada hal-hal yang membahayakan, jelaskan pada klien bahwa ini
bukan saat terbaik untuk insersi AKDR dan anjurkan untuk evaluasi
ulang pada 6 minggu postpartum (konseling untuk menggunakan
kontrasepsi efektif lainnya).
13. Pastikan klien telah mengosongkan kandung kemih.
14. Bantu klien untuk naik ke ranjang
15. Tentukan tinggi fundus uteri dan pastikan berkontraksi baik
16. Siapkan peralatan untuk insersi AKDR

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 19


INSERSI AKDR PASCAPLASENTA
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
17. Pastikan AKDR telah tersedia di ruang pelayanan AKDR
Persiapan Sebelum Pemasangan
18. Beritahukan pada klien bahwa prosedur insersi akan dilaksanakan.
19. Cuci tangan, keringkan dan gunakan sarung tangan DTT/Steril.
20. Susun peralatan dan bahan diatas meja dan atur sesuai dengan urutan
tindakan.
21. Buka kemasan AKDR hingga setengahnya, keluarkan inserter,
pastikan benangnya dapat ditarik untuk mengeluarkan AKDR dan
siapkan diatas meja
Insersi AKDR
22. Inspeksi genitalia eksterna
23. Pasang spekulum.
24. Gunakan spekulum untuk visualisasi serviks.
25. Usap serviks dan vagina dengankapas yang dibasahi larutan antiseptik
(2 kali).
26. Jepit bibir anterior serviks dengan klem ovum (klem porsio)
27. Gunakan klem ovum tersebut untuk melakukan traksi serviks anterior
dengan sudut 45° kemudian keluarkan spekulum
28. Ambil dan tempatkan AKDR diantara jari tengah dan telunjuk (posisi
lengan AKDR di ujung jari dan batangnya diletakkan pada bagian
palmar jari tengah, dijepit dengan bagian dorsal jari telunjuk)
masukkan ke dalam kavum uteri (mengikuti alur bawah klem porsio)
29. Setelah ujung jari melewati ostium uteri, lepaskan jepitan klem ovum
pada porsio dan keluarkan dari vagina kemudian letakkan tangan pada
dinding depan uterus (telapak tangan pada korpus dan jari-jari tangan
pada fundus) dan tekan uterus ke dorso-kaudal (SBR mengarah ke
bawah sehingga memfasiltasi ujung jari dan AKDR masuk lebih
dalam)
30. Secara perlahan-lahan arahkan ujung jari dan AKDR ke fundus uteri
(mengarah ke umbilikus) sambil memposisikan ibu jari diatas jari
manis dan kelingking untuk memberi akses lebih baik bagi tangan
untuk masuk lebih dalam.
31. Pastikan ujung jari dan AKDR mencapai fundus (kontrol dengan jari-
jari tangan luar yang diletakkan pada fundus).
32. Buka jepitan jari tengah dan telunjuk pada AKDR sambil merotasikan
tangan 30° agar AKDR terlepas dan lengannya tertahan pada dinding
dalam kavum uteri.
33. Geser kedua jari penjepit (dengan posisi terbuka) ke samping dimana
arahnya berlawanan dengan sisi lengan AKDR yang menempel pada
dinding kavum uteri
ƒ apabila putaran 45° berlawanan dengan arah jarum jam maka kedua
jari digeser ke arah kanan operator
ƒ apabila putaran 45° sesuai dengan arah jarum jam maka kedua jari
digeser ke kiri penolong ).
34. Tekan SBR untuk stabilisasi AKDR yang terpasang dan secara
perlahan-lahan (jangan mendekatkan kembali kedua jari) tarik tangan
dalam ke luar.
35. Pertahankan tekanan pada SBR hingga kedua jari (telunjuk dan

20 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


INSERSI AKDR PASCAPLASENTA
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
tengah) dapat dikeluarkan.
36. Pastikan tidak terjadi perdarahan baru dan apabila tampak AKDR pada
ostium uteri eksternum maka keluarkan AKDR tersebut dan lakukan
insersi ulang
37. Kumpulkan peralatan dan bahan bekas pakai kedalam klorin 0.5%
Tindakan Pascainsersi
38. Anjurkan klien untuk tetap berbaring beberapa menit dan lakukan
inisiasi menyusu dini serta jelaskan keperluan kunjungan ulang
termasuk asuhan nifas.
39. Amankan bahan-bahan bekas pakai dan masukkan di tempat sampah
yang tersedia.
40. Rendam tangan (masih menggunakan sarung tangan) ke dalam larutan
klorin 0.5%, bersihkan noda atau sekret pada sarung tangan kemudian
lepaskan dan rendam dalam klorin 0.5%.
41. Cuci tangan pascainsersi
42. Jelaskan Asuhan Mandiri
ƒ beri kartu klien yang mencantumkan jenis AKDR dan waktu pakai
ƒ jelaskan efek samping AKDR dan bagaimana cara mengatasinya
ƒ sesuaikan jadwal kunjungan ulang dengan jadwal asuhan nifas atau
neonatal.
ƒ pesankan klien dapat datang setiap waktu apabila timbul masalah atau
ada hal-hal yang mengkhawatirkan
ƒ jelaskan gejala-gejala yang membutuhkan pemeriksaan segera
ƒ kaji apakah klien memahami jika terjadi ekspulsi
ƒ pastikan klien mengeti bahwa AKDR tidak mengganggu laktasi atau ASI
ƒ pastikan klien mengerti tentang informasi pada asuhan mandiri (sudah
disiapkan sebelumnya)
43. Lakukan rekam medik dan hasil pelayanan di kartu klien/status pasien

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 21


PENUNTUN BELAJAR
KETERAMPILAN INSERSI (KLEM) AKDR PASCAPLASENTA
(Digunakan oleh Peserta )

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

1. Perlu perbaikan : Langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak sesuai
urutannya atau ada langkah yang tidak dikerjakan.
2. Mampu : Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya, tetapi
tidak dilakukan secara efisien
3. Mahir : Langkah-langkah dilakukan dengan efisien, sesuai dengan urutannya dan tepat
TS Tidak Sesuai : Langkah tidak perlu dikerjakan karena tidak sesuai dengan keadaan

INSERSI AKDR PASCAPLASENTA


LANGKAH / KEGIATAN KASUS
Konseling Awal
1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda dan
tanyakan tujuan kedatangannya.
2. Berikan informasi umum tentang Keluarga Berencana.

3. Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia dan


keuntungan-keterbatasan dari masing-masing jenis kontrasepsi
(termasuk perbedaan antara kontap dan metode reversible):
• tunjukkan di mana dan bagaimana alkon tsb digunakan
• jelaskan bagaimana cara kerja alkon tsb
• jelaskan kemungkinan efek samping dan masalah kesehatan lain yang
mungkin akan dialami
• jelaskan efek samping yang umumnya sering dialami oleh klien

4. Jelaskan apa yang bisa diperoleh dari kunjungannya.

Penapisan Klien
5. Lihat kembali catatan klien untuk memastikan bahwa ia calon yang
tepat sebagai pengguna AKDR

6. Berikan jaminan akan kerahasiaan yang diperlukan klien

7. Pastikan ia memilih AKDR melalui proses konseling yang benar


(bila proses konseling kurang mamadai,lakukan konseling ulangan)
• konseling (suportif dan saling percaya) ulangan:
ƒ tunjukkan rasa hormat dan ciptakan rasa nyaman untuk klien.
ƒ minta klien menyampaikan apa yang dibutuhkannya, harapan atau
kekhawatiran, dan apa yang ingin diketahui
ƒ tanyakan apakah ia ingin didampingi oleh pasangan atau keluarga.
ƒ mendengar aktif.
ƒ hargai dan beri dukungan terhadap pilihan klien.
ƒ pastikan klien mengerti hal-hal penting yang telah dijelaskan.

22 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


INSERSI AKDR PASCAPLASENTA
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
8. Beri penjelasan tentang menjarangkan kehamilan dan KB postpartum
• kaji pengetahuan klien tentang menjarangkan kehamilan (pregnancy
spacing).
• tanyakan riwayat penggunaan kontrasepsi sebelumnya (MAL, Pil,
tubektomi, komdom, dan AKDR pascaplasenta). Lakukan klarifikasi
apabila terjadi misinformasi.
• jelaskan perlindungan terhadap IMS, termasuk penggunaan kondom.
• bantu klien untuk memilih kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi
kesehatannya (tidak mengidap penyakit berat seperti penyakit trofoblas
ganas, keganasan serviks atau endometrium, kelainan kavum uteri, TBC
panggul, risiko tinggi infeksi gonorrhea atau chlamydia, HIV/AIDS atau
tidak melaksanakan terapi ARV secara benar)
Konseling Spesifik
9. Lakukan konseling AKDR Pascaplasenta
• gunakan ABPK dan tunjukan AKDR selama konseling.
• diskusikan informasi penting yang terkait dengan:
ƒ efektifitas (hampir 100% pencegahan kehamilan).
ƒ cara kerja (imobilisasi sperma sebelum fertilisasi)
ƒ prosedur pemasangan AKDR
ƒ pencegahan kehamilan hingga 12 tahun
ƒ dapat dihentikan setiap saat apabila diinginkan dan fertilitas segera
pulih setelah pencabutan
• beritahukan jadwal kunjungan ulang setelah pemasangan
10. Diskusikan keuntungan dan keterbatasan AKDR pascaplasenta
• keuntungan:
ƒ segera dipasang setelah persalinan
ƒ tidak perlu persiapan khusus
ƒ kesuburan segera pulih setelah pencabutan
ƒ tidak mempengaruhi ASI
ƒ kontrasepsi efektif dan jangka panjang (hingga 12 tahun).
• keterbatasan:
ƒ menoragi dan kram perut bawah pada beberapa siklus .
ƒ tidak punya efek perlindungan terhadap IMS, termasuk HIV/AIDS.
ƒ walaupun minimal, ada risiko perforasi.
ƒ risiko ekspulsi setelah pemasangan.
• diskusikan hal-hal yang harus diwaspadai:
ƒ lokhia berbau
ƒ nyeri perut bawah, terutama bila disertai lesu, demam atau
menggigil dalam 20 hari pertama setelah insersi
ƒ kemungkinan hamil.
ƒ kemungkinan ekspulsi.
11. Perhatikan hal-hal yang kemungkinan menjadi penyulit setelah
pemasangan AKDR:
• KPSW lebih dari 18 jam
• korioamnionitis
• sepsis puerperalis
• perdarahan postpartum berkepanjangan
• trauma jalan lahir yang diperparah oleh prosedur insersi AKDR
12. Bila ada hal-hal yang membahayakan, jelaskan pada klien bahwa ini
bukan saat terbaik untuk insersi AKDR dan anjurkan untuk evaluasi
ulang pada 6 minggu postpartum (konseling untuk menggunakan
kontrasepsi efektif lainnya).
13. Pastikan klien telah mengosongkan kandung kemih.

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 23


INSERSI AKDR PASCAPLASENTA
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
14. Bantu klien untuk naik ke ranjang
15. Tentukan tinggi fundus uteri dan pastikan berkontraksi baik
16. Siapkan peralatan untuk insersi AKDR
17. Pastikan AKDR telah tersedia di ruang pelayanan AKDR
Persiapan Sebelum Pemasangan
18. Beritahukan pada klien bahwa prosedur insersi akan dilaksanakan.
19. Cuci tangan, keringkan dan gunakan sarung tangan DTT/Steril.
20. Susun peralatan dan bahan diatas meja dan atur sesuai dengan urutan
tindakan.
21. Jepit (jangan dikunci) AKDR dengan Kelly placental forceps atau
klem ovum dan letakkan diatas meja.
Insersi AKDR
22. Inspeksi genitalia eksterna
23. Pasang spekulum.
24. Gunakan spekulum untuk visualisasi serviks.
25. Usap serviks dan vagina dengan kapas yang dibasahi larutan
antiseptik (2 kali).
26. Jepit bibir anterior serviks dengan klem ovum (klem porsio)
27. Gunakan klem ovum tersebut untuk melakukan traksi serviks anterior
dengan sudut 45°
28. Ambil klem ovum AKDR dan masukkan ke dalam kavum uteri
(mengikuti alur bawah klem porsio) dan upayakan agar tidak
menyentuh dinding vagina
29. Minta asisten memegang klem porsio kemudian pindahkan tangan
tersebut ke dinding depan uterus (telapak tangan pada korpus dan
jari-jari tangan pada fundus) dan tekan uterus ke dorso-kaudal (SBR
mengarah ke bawah sehingga memfasiltasi ujung klem ovum AKDR
masuk lebih dalam)
30. Secara perlahan-lahan arahkan ujung klem ovum AKDR ke fundus
uteri (mengarah ke umbilikus).
31. Pertahankan jepitan klem ovum pada AKDR dan pastikan tetap pada
posisinya
32. Pastikan ujung klem ovum AKDR mencapai fundus (kontrol dengan
jari-jari tangan yang diletakkan pada fundus).
33. Buka klem sambil memutar gagangnya 45° agar AKDR dilepaskan
dan lengannya tertahan pada dinding kavum uteri.
34. Geser ujung klem ovum (dengan posisi terbuka) ke samping dimana
arahnya berlawanan dengan sisi lengan AKDR yang menempel pada
dinding kavum uteri
ƒ apabila putaran 45° berlawanan dengan arah jarum jam maka ujung
klem ovum digeser ke arah kanan operator
ƒ apabila putaran 45° sesuai dengan arah jarum jam maka ujung klem
ovum digeser ke kiri penolong ).
35. Tekan SBR untuk stabilisasi AKDR yang terpasang dan secara
perlahan-lahan (jangan menutup ujung klem ovum) tarik klem
tersebut ke luar.
36. Pertahankan tekanan pada SBR hingga ujung klem ovum dapat
dikeluarkan.

24 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


INSERSI AKDR PASCAPLASENTA
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
37. Pastikan tidak terjadi perdarahan baru dan apabila tampak AKDR
pada ostium uteri eksternum maka keluarkan AKDR tersebut dan
lakukan insersi ulang
38. Lepaskan klem ovum porsio dan spekulum, masukkan semua
peralatan bekas pakai kedalam klorin 0.5%
Tindakan Pascainsersi
39. Anjurkan klien untuk tetap berbaring beberapa menit dan lakukan
inisiasi menyusu dini serta jelaskan keperluan kunjungan ulang
termasuk asuhan nifas.
40. Amankan bahan-bahan bekas pakai dan masukkan di tempat sampah
yang tersedia.
41. Rendam tangan (masih menggunakan sarung tangan) ke dalam
larutan klorin 0.5%, bersihkan noda atau sekret pada sarung tangan
kemudian lepaskan dan rendam dalam klorin 0.5%.
42. Cuci tangan pascainsersi
43. Jelaskan Asuhan Mandiri
ƒ beri kartu klien yang mencantumkan jenis AKDR dan waktu pakai
ƒ jelaskan efek samping AKDR dan bagaimana cara mengatasinya
ƒ sesuaikan jadwal kunjungan ulang dengan jadwal asuhan nifas atau
neonatal.
ƒ pesankan klien dapat datang setiap waktu apabila timbul masalah atau
ada hal-hal yang mengkhawatirkan
ƒ jelaskan gejala-gejala yang membutuhkan pemeriksaan segera
ƒ kaji apakah klien memahami jika terjadi ekspulsi
ƒ pastikan klien mengeti bahwa AKDR tidak mengganggu laktasi atau ASI
ƒ pastikan klien mengerti tentang informasi pada asuhan mandiri (sudah
disiapkan sebelumnya)
44. Lakukan rekam medik dan hasil pelayanan di kartu klien/status
pasien

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 25


PENUNTUN BELAJAR
KETERAMPILAN PENCABUTAN AKDR
(Digunakan oleh Peserta)

1. Perlu perbaikan : Langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak sesuai
urutannya atau ada langkah yang tidak dikerjakan.
2. Mampu : Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya, tetapi
tidak dilakukan secara efisien
3. Mahir : Langkah-langkah dilakukan dengan efisien, sesuai dengan urutannya dan tepat
TS Tidak Sesuai : Langkah tidak perlu dikerjakan karena tidak sesuai dengan keadaan

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN PENCABUTAN AKDR


LANGKAH/KEGIATAN KASUS
Konseling pra pencabutan
1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri Anda
2. Tanyakan tujuan dari kunjungannya
3. Tanyakan apa alasannya ingin mencabut AKDR tersebut dan jawab
semua pertanyaannya
4. Tanyakan tujuan reproduksi (KB) selanjutnya (apakah klien ingin
mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya)
5. Jelaskan proses pencabutan AKDR dan apa yang akan klien rasakan
pada saat proses pencabutan dan setelah pencabutan
Tindakan pra pencabutan
6. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kencingnya dan
mencuci area genitalia dengan menggunakan sabun dan air
7. Bantu klien naik ke meja pemeriksaan
8. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
9. Pakai sarung tangan DTT yang baru
10. Atur penempatan peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai
dalam wadah steril atau DTT
Prosedur pencabutan
11. Lakukan pemeriksaan bimanual:
¾ Pastikan gerakan serviks bebas
¾ Tentukan besar dan posisi uterus
¾ Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
12. Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
13. Usap vagina dan serviks dengan larutan
14. Jepit benang yang dekat serviks dengan klem
15. Tarik keluar benang secara mantap tetapi hati-hati untuk
mengeluarkan AKDR
16. Tunjukkan AKDR tersebut pada klien, kemudian rendam
dalam klorin 0,5%
17. Keluarkan spekulum dengan hati-hati

26 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


Tindakan pasca pencabutan
18. Rendam semua peralatan yang sudah dipakai dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
19. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kasa,
sarung tangan sekali pakai) ke tempat yang sudah disediakan.
20. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5%, kemudian lepaskan dalam keadaan
terbalik dan rendam dalam larutan klorin tersebut.
21. Cuci tangan dengan air dan sabun
22. Amati selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien pulang
Konseling pasca pencabutan
23. Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien mengalami
masalah (misalnya perdarahan yang lama atau rasa nyeri pada
perut/panggul)
24. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah
diberikan
25. Jawab semua pertanyaan klien
26. Ulangi kembali keterangan tentang pilihan kontrasepsi yang
tersedia dan risiko keuntungan dari masing-masing alat
kontrasepsi bila klien ingin tetap mengatur jarak kelahiran atau
ingin membatasi jumlah anaknya
27. Bantu klien untuk menentukan alat kontrasepsi sementara
sampai dapat memutuskan alat kontrasepsi baru yang akan
dipakai
28. Buat rekam medik tentang pencabutan AKDR

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 27


PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KONSELING IMPLAN-2
(Digunakan oleh Peserta)

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

1. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan/atau tidak


sesuai urutannya atau ada langkah tertentu yang tidak dilakukan.
2. Mampu: langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya, dan
waktu kerjanya cukup memadai
3. Mahir: langkah-langkah dilakukan dengan benar dan cermat, sesuai dengan
urutannya, dan waktu kerjanya sangat efisien

NAMA PESERTA: _____________________________ Tanggal: ____________________

PENUNTUN BELAJAR DASAR KETERAMPILAN KONSELING IMPLAN-2


LANGKAH / KEGIATAN KASUS
KONSELING PEMASANGAN
Wawancara Pendahuluan
1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda
2. Tanyakan tujuan dari kunjungannya
3. Berikan informasi umum tentang Keluarga Berencana
4. Jelaskan apa yang bisa diperoleh dari kunjungannya
5. Tanyakan tujuan pemakaian alat kontrasepsi (apakah klien ingin
mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya
6. Tanyakan sikap/keyakinan klien yang dapat mendukung atau
menolak salah satu atau lebih dari metode kontrasepsi yang ada
Metode konseling
7. Berikan jaminan akan kerahasiaan yang diperlukan klien
8. Kumpulkan data-data pribadi klien (nama, alamat, dan sebagainya)
9. Berikan informasi tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia dan
risiko serta keuntungan dari masing-masing kontrasepsi:
• Tunjukkan di mana dan bagaimana Implan-2 dipasang
• Jelaskan bagaimana proses kerja Implan-2 dan efektivitasnya
• Jelaskan kemungkinan efek samping dan masalah kesehatan
lain yang mungkin akan dialami
• Jelaskan efek samping yang umumnya sering dialami oleh klien
10. Diskusikan kebutuhan, pertimbangan, dan kekhawatiran klien
dengan sikap yang simpatik
11. Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat
Bila klien memilih Implan-2
12. Telitilah dengan seksama untuk meyakinkan bahwa klien tidak
memiliki kondisi kesehatan yang dapat menimbulkan masalah
(lengkapi rekam medik)

28 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


PENUNTUN BELAJAR DASAR KETERAMPILAN KONSELING IMPLAN-2
13. Jelaskan kemungkinan-kemungkinan efek samping, sampai benar-
benar dimengerti oleh klien
Konseling pra pemasangan
14. Periksa kembali rekam medik untuk memastikan apakah klien
cocok menggunakan Implan-2 dan apakah ada masalah yang harus
terus diawasi selama pemasangan Implan-2
15. Periksa apakah klien sedang dalam masa tujuh hari dari saat haid
terakhirnya
16. Singkirkan kemungkinan hamil bila telah di atas hari ke tujuh
(rujuklah bila anda bukan seorang konselor dengan latar belakang
medis)
17. Lakukan pemeriksaan fisik lanjutan bila ada indikasi (rujuklah bila
anda bukan seorang konselor dengan latar belakang medis)
18. Jelaskan proses pemasangan Implan-2 dan apa yang akan klien
rasakan pada saat proses pemasangan dan setelah pemasangan
Konseling pasca pemasangan
19. Lengkapi rekam medik dan gambar posisi Implan-2
20. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek
samping
21. Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk kontrol
22. Ingatkan kembali masa pemakaian Implan-2 untuk 3 tahun
23. Yakinkan pada klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap saat
bila memerlukan konsultasi, pemeriksaan medik, atau bila
menginginkan mencabut kembali Implan-2 tersebut
24. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah
diberikan
25. Jawab semua pertanyaan klien
26. Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien
pulang
KONSELING PENCABUTAN
Konseling pra pencabutan
27. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda
28. Tanyakan tujuan dari kunjungannya
29. Tanyakan apa alasannya ingin mencabut Implan-2 tersebut dan
jawab semua pertanyaannya
30. Tanyakan tujuan dari Keluarga Berencana selanjutnya (apakah
klien ingin mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah
anaknya)
31. Jelaskan proses pencabutan Implan-2 dan apa yang akan klien
rasakan pada saat proses pencabutan dan setelah pencabutan
Konseling pasca pencabutan
32. Beritahu klien untuk menjaga luka insisi dan kapan harus kembali
untuk kontrol
33. Beritahu apa yang harus dilakukan bila klien mengalami masalah
(misalnya harus kembali lagi bila ada kapsul Implan-2 yang belum
berhasil dicabut)

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 29


PENUNTUN BELAJAR DASAR KETERAMPILAN KONSELING IMPLAN-2
34. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah
diberikan
35. Jawab semua pertanyaan klien
36. Ulangi kembali keterangan tentang pilihan kontrasepsi yang
tersedia dan risiko serta keuntungan dari masing-masing alat
kontrasepsi bila klien ingin tetap mengatur jarak kelahiran atau
ingin membatasi jumlah anaknya
37. Bantu klien untuk menentukan alat kontrasepsi yang baru atau
berikan alat kontrasepsi sementara sampai klien dapat memutuskan
alat kontrasepsi baru yang akan dipakai
38. Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien
pulang

30 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN MEMASANG IMPLAN-2

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

1. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan/atau tidak


sesuai urutannya atau ada langkah tertentu yang tidak dilakukan.
2. Mampu: langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya, dan
waktu kerjanya cukup memadai
3. Mahir: langkah-langkah dilakukan dengan benar dan cermat, sesuai dengan
urutannya, dan waktu kerjanya sangat efisien

NAMA PESERTA: _____________________________ Tanggal: ____________________

PENUNTUN BELAJAR DASAR KETERAMPILAN


MEMASANG IMPLAN-2
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
PEMASANGAN KAPSUL IMPLAN-2
Persiapan
1. Tanyakan dengan seksama apakah klien telah mendapatkan
konseling tentang prosedur pemasangan Implan-2
2. Periksa kembali rekam medis dan lakukan penilaian lanjutan bila
ada indikasi
3. Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat anestesi
4. Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah mencuci
lengannya sebersih mungkin dengan sabun dan air dan
membilasnya sehingga tidak ada sisa sabun
5. Bantu klien naik ke meja periksa
6. Letakkan kain yang bersih dan kering di bawah lengan klien dan
atur posisi lengan klien dengan benar
7. Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan atas,
dengan mengukur 8 cm di atas lipatan siku
8. Beri tanda pada tempat pemasangan dengan pola kaki segitiga
terbalik untuk memasang dua kapsul Implan-2 (40 mm)
9. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau telah didisinfeksi tingkat
tinggi (DTT) sudah tersedia
10. Buka peralatan steril dari kemasannya
11. Buka kemasan Implan-2 dan jatuhkan ke dalam mangkok kecil
yang steril (atau biarkan dalam kemasannya bila tidak tersedia
mangkok kecil yang steril)
Tindakan pra-pemasangan Implan-2
12. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
13. Pakai sarung tangan steril atau DTT; bila sarung tangan diberi
bedak, hapus bedak dengan menggunakan kasa yang telah
dicelupkan ke dalam air steril atau DTT
14. Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan
15. Hitung jumlah kapsul untuk memastikan lengkap 2 buah

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 31


PENUNTUN BELAJAR DASAR KETERAMPILAN
MEMASANG IMPLAN-2
16. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik, gerakkan ke
arah luar secara melingkar dengan diameter 10-15 cm dan biarkan
kering
17. Pasang kain penutup (doek) steril atau DTT di sekeliling lengan
klien
Pemasangan kapsul Implan-2
18. Suntikkan anestesi lokal 0,3 cc pada kulit (intradermal) pada
tempat insisi yang telah ditentukan, sampai kulit sedikit
menggelembung
19. Teruskan penusukan jarum ke lapisan di bawah kulit (subdermal)
sepanjang 4 cm, dan suntikkan masing-masing 1 cc pada jalur
pemasangan kapsul nomor 1 dan 2
20. Uji efek anestesinya sebelum melakukan insisi pada kulit
21. Buat insisi dangkal selebar 2 mm dengan skalpel atau ujung bisturi
hingga mencapai lapisan subdermal
22. Masukkan trokar dan pendorongnya melalui tempat insisi dengan
sudut 45° hingga mencapai lapisan subdermal kemudian luruskan
trokar sejajar dengan permukaan kulit
23. Ungkit kulit dan dorong trokar dan pendorongnya sampai batas
tanda 1 (pada pangkal trokar) tepat berada pada luka insisi
24. Keluarkan pendorong
25. Masukkan kapsul yang pertama ke dalam trokar dengan tangan
atau dengan pinset, tadahkan tangan yang lain di bawah kapsul
sehingga dapat menangkap kapsul bila jatuh
26. Masukkan kembali pendorong dan tekan kapsul ke arah ujung dari
trokar sampai terasa adanya tahanan
27. Tahan pendorong di tempatnya dengan satu tangan, dan tarik trokar
ke luar sampai mencapai pangkal pendorong
28. Sambil menahan ujung kapsul di bawah kulit, tarik trokar dan
pendorongnya secara bersama-sama sampai batas tanda 2 (pada
ujung trokar) terlihat pada luka insisi
29. Kemudian belokkan arah trokar ke samping dan arahkan ke sisi
lain dari kaki segitiga terbalik (imajiner), dorong trokar dan
pendorongnya hingga tanda 1 berada pada luka insisi
30. Cabut pendorong dan masukkan kapsul kedua, kemudian dorong
kapsul hingga terasa tahanan pada ujung trokar
31. Tahan pendorong dan tarik trokar ke arah pangkal pendorong
untuk menempatkan kapsul pada tempatnya
32. Tahan ujung kapsul kedua yang sudah terpasang di bawah kulit,
tarik trokar dan pendorong hingga keluar dari luka insisi
33. Raba kapsul di bawah kulit untuk memastikan kedua kapsul
Implan-2 telah terpasang baik pada posisinya
34. Raba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada jauh
dari luka insisi
Tindakan pasca pemasangan
35. Tekan pada tempat insisi dengan kasa untuk menghentikan
perdarahan
36. Dekatkan ujung-ujung insisi dan tutup dengan band-aid

32 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


PENUNTUN BELAJAR DASAR KETERAMPILAN
MEMASANG IMPLAN-2
37. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan bawah kulit atau
memar pada kulit
38. Beri petunjuk pada klien cara merawat luka dan jelaskan bila ada
nanah atau perdarahan atau kapsul keluar dari luka insisi maka ia
harus segera kembali ke klinik
39. Masukkan klorin dalam tabung suntik dan rendam alat suntik
tersebut dalam larutan klorin selama sepuluh menit
40. Letakkan semua peralatan dalam larutan klorin selama sepuluh
menit untuk dekontaminasi, pisahkan trokar dari pendorongnya
41. Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ke tempatnya (kasa,
kapas, sarung tangan/alat suntik sekali pakai)
42. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin, kemudian buka dan rendam selama sepuluh menit
43. Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan
kain bersih
44. Gambar letak kapsul pada rekam medik dan catat bila ada hal
khusus
45. Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien
pulang

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 33


PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN MEMASANG IMPLAN-2 PLUS

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

1. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan/atau tidak


sesuai urutannya atau ada langkah tertentu yang tidak dilakukan.
2. Mampu: langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya, dan
waktu kerjanya cukup memadai
3. Mahir: langkah-langkah dilakukan dengan benar dan cermat, sesuai dengan
urutannya, dan waktu kerjanya sangat efisien

NAMA PESERTA: _____________________________ Tanggal: ____________________

PENUNTUN BELAJAR DASAR KETERAMPILAN


MEMASANG IMPLAN-2 PLUS
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
PEMASANGAN KAPSUL IMPLAN-2 PLUS
Persiapan
1. Tanyakan dengan seksama apakah klien telah mendapatkan
konseling tentang prosedur pemasangan Implan-2 Plus
2. Periksa kembali rekam medis dan lakukan penilaian lanjutan bila
ada indikasi
3. Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat anestesi
4. Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah mencuci
lengannya sebersih mungkin dengan sabun dan air dan
membilasnya sehingga tidak ada sisa sabun
5. Bantu klien naik ke meja periksa
6. Letakkan kain yang bersih dan kering di bawah lengan klien dan
atur posisi lengan klien dengan benar
7. Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan atas,
dengan mengukur 8 cm di atas lipatan siku
8. Beri tanda pada tempat pemasangan dengan pola kaki segitiga
terbalik untuk memasang dua kapsul Implan-2 Plus (40 mm)
9. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau telah didisinfeksi tingkat
tinggi (DTT) sudah tersedia
10. Buka bisturi/scalpel dan gagangnya dari kemasannya
11. Buka kemasan Implan-2 Plus dan jatuhkan ke dalam wadah steril
(pastikan trokar dan kapsul Implan berada dalam selubung plastik
dan pendorongnya dalam kondisi baik)
Tindakan pra-pemasangan Implan-2
12. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
13. Pakai sarung tangan steril atau DTT; bila sarung tangan diberi
bedak, hapus bedak dengan menggunakan kasa yang telah
dicelupkan ke dalam air steril atau DTT
14. Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan
15. Hitung jumlah kapsul untuk memastikan lengkap 2 buah

34 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


PENUNTUN BELAJAR DASAR KETERAMPILAN
MEMASANG IMPLAN-2 PLUS
16. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik, gerakkan ke
arah luar secara melingkar dengan diameter 10-15 cm dan biarkan
kering
17. Pasang kain penutup (doek) steril atau DTT di sekeliling lengan
klien
Pemasangan kapsul Implan-2 Plus
18. Suntikkan anestesi lokal 0,3 cc pada kulit (intradermal) pada
tempat insisi yang telah ditentikan, sampai kulit sedikit
menggelembung
19. Teruskan penusukan jarum ke lapisan di bawah kulit (subdermal)
sepanjang 4 cm, dan suntikkan masing-masing 1 cc pada jalur
pemasangan kapsul nomor 1 dan 2
20. Uji efek anestesinya sebelum melakukan insisi pada kulit
21. Buat insisi dangkal selebar 2 mm dengan skalpel atau ujung bisturi
hingga mencapai lapisan subdermal
22. Buka selubung plastik trokar dan pastikan kedua kapsul Implan-2
Plus dalam pada posisi baik dan berurutan di dalam trokar serta
kenali pangkal trokar yang ada tanda panahnya
23. Masukkan ujung trokar (tanda panah di posisi atas) hingga
mencapai lapisan subdermal, kemudian luruskan trokar sejajar
dengan permukaan kulit
24. Ungkit kulit dan dorong trokar dan pendorongnya sampai batas
tanda 1 (pada pangkal trokar) tepat berada pada luka insisi
25. Masukkan ujung pendorong (perhatikan tanda panah pada
pendorong berada pada posisi disebelah atas atau sama dengan
trokar) pada luban di pangkal trokar hingga terasa tahanan
26. Putar (searah jarum jam) pendorong hingga sudut 180° hingga
terbebas dari tahanan dan ujungnya memasuki jalur tempat kapsul
dan tahan pada posisi tersebut
27. Kemudian tarik trokar ke arah pendorong hingga terasa tahanan
untuk menempatkan kapsul pertama di lapisan subdermal (pangkal
trokar tidak bertemu dengan pangkal pendorong karena hanya
mencapai setengah dari panjang pendorong)
28. Dengan kondisi tersebut, tahan ujung kapsul di bawah kulit, tarik
trokar dan pendorongnya secara bersama-sama sampai batas tanda
2 (pada ujung trokar) terlihat pada luka insisi
29. Kemudian belokkan arah trokar ke samping kapsul pertama dan
diarahkan ke sisi lain dari kaki segitiga terbalik (imajiner) hingga
tanda 1 mencapai luka insisi
30. Putar (berlawanan dengan arah jarum jam) pendorong hingga 180°
hingga terbebas dari tahanan dan ujungnya memasuki jalur tempat
kapsul
31. Tahan pendorong dan tarik trokar ke arah pangkal pendorong
untuk menempatkan kapsul kedua pada tempatnya
32. Tahan ujung kapsul kedua yang sudah terpasang di bawah kulit,
tarik trokar dan pendorong hingga keluar dari luka insisi
33. Raba kapsul di bawah kulit untuk memastikan kedua kapsul
Implan-2 telah terpasang baik pada posisinya
34. Raba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada jauh
dari luka insisi

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 35


PENUNTUN BELAJAR DASAR KETERAMPILAN
MEMASANG IMPLAN-2 PLUS
Tindakan pasca pemasangan
35. Tekan pada tempat insisi dengan kasa untuk menghentikan
perdarahan
36. Dekatkan ujung-ujung insisi dan tutup dengan band-aid
37. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan bawah kulit atau
memar pada kulit
38. Beri petunjuk pada klien cara merawat luka dan jelaskan bila ada
nanah atau perdarahan atau kapsul keluar dari luka insisi maka ia
harus segera kembali ke klinik
39. Masukkan klorin dalam tabung suntik dan rendam alat suntik
tersebut dalam larutan klorin selama sepuluh menit
40. Letakkan semua peralatan dalam larutan klorin selama sepuluh
menit untuk dekontaminasi, pisahkan trokar dari pendorongnya
41. Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ke tempatnya (kasa,
kapas, sarung tangan/alat suntik sekali pakai)
42. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin, kemudian buka dan rendam selama sepuluh menit
43. Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan
kain bersih
44. Gambar letak kapsul pada rekam medik dan catat bila ada hal
khusus
45. Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien
pulang

36 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN MEMASANG IMPLAN-2 FIN

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

1. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan/atau tidak


sesuai urutannya atau ada langkah tertentu yang tidak dilakukan.
2. Mampu: langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya, dan
waktu kerjanya cukup memadai
3. Mahir: langkah-langkah dilakukan dengan benar dan cermat, sesuai dengan
urutannya, dan waktu kerjanya sangat efisien

NAMA PESERTA: _____________________________ Tanggal: ____________________

PENUNTUN BELAJAR DASAR KETERAMPILAN


MEMASANG IMPLAN-2 FIN
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
PEMASANGAN KAPSUL IMPLAN-2 FIN
Persiapan
1. Tanyakan dengan seksama apakah klien telah mendapatkan
konseling tentang prosedur pemasangan Implan-2 Fin
2. Periksa kembali rekam medis dan lakukan penilaian lanjutan bila
ada indikasi
3. Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat anestesi
4. Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah mencuci
lengannya sebersih mungkin dengan sabun dan air dan membilasnya
sehingga tidak ada sisa sabun
5. Bantu klien naik ke meja periksa
6. Letakkan kain yang bersih dan kering di bawah lengan klien dan
atur posisi lengan klien dengan benar
7. Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan atas,
dengan mengukur 8 cm di atas lipatan siku
8. Beri tanda pada tempat pemasangan dengan pola kaki segitiga
terbalik untuk memasang dua kapsul Implan-2 Plus (40 mm)
9. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau telah didisinfeksi tingkat
tinggi (DTT) sudah tersedia
10. Buka bisturi/scalpel dan gagangnya dari kemasannya
11. Buka kemasan Implan-2 Fin dan jatuhkan ke dalam wadah steril
(pastikan trokar dan kapsul Implan berada dalam selubung plastik
dan pendorongnya dalam kondisi baik)
Tindakan pra-pemasangan Implan-2 Fin
12. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
13. Pakai sarung tangan steril atau DTT; bila sarung tangan diberi
bedak, hapus bedak dengan menggunakan kasa yang telah
dicelupkan ke dalam air steril atau DTT
14. Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan
15. Hitung jumlah kapsul untuk memastikan lengkap 2 buah

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 37


PENUNTUN BELAJAR DASAR KETERAMPILAN
MEMASANG IMPLAN-2 FIN
16. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik, gerakkan ke
arah luar secara melingkar dengan diameter 10-15 cm dan biarkan
kering
17. Pasang kain penutup (doek) steril atau DTT di sekeliling lengan
klien
Pemasangan kapsul Implan-2 Fin
18. Suntikkan anestesi lokal 0,3 cc pada kulit (intradermal) pada tempat
insisi yang telah ditentikan, sampai kulit sedikit menggelembung
19. Teruskan penusukan jarum ke lapisan di bawah kulit (subdermal)
sepanjang 4 cm, dan suntikkan masing-masing 1 cc pada jalur
pemasangan kapsul nomor 1 dan 2
20. Uji efek anestesinya sebelum melakukan insisi pada kulit
21. Buat insisi dangkal selebar 2 mm dengan skalpel atau ujung bisturi
hingga mencapai lapisan subdermal
22. Buka selubung plastik trokar dan masukkan kedua kapsul Implan ke
dalam lobang trokar secara berurutan hingga terposisi dengan baik
23. Masukkan ujung trokar (dengan sudut 30° dan bagian tajam di
bagian bawah) hingga mencapai lapisan subdermal, kemudian
luruskan trokar sejajar dengan permukaan kulit
24. Ungkit kulit dan dorong trokar dan pendorongnya sampai batas
tanda 1 (dekat pangkal trokar) tepat berada pada luka insisi
25. Masukkan ujung pendorong ke lobang trokar (perhatikan bahwa
diameter lobang tersebut, lebih kecil dari diameter ujung trokar) dan
perhatikan bahwa sirip (fin) pada pendorong mengarah ke bawah
(agar dapat masuk pada celah di pangkal inserter untuk
menempatkan kapsul di subdermal)
26. Dorong pendorong hingga menyentuh pangkal kapsul, kemudian
tarik trokar ke arah pendorong (untuk menempatkan kapsul) hingga
sirip pada pendorong masuk ke celah di pangkal trokar
27. Setelah dipastikan batang kapsul pada tempatnya di subdermal
maka tahan kapsul pada tempatnya, tarik trokar hingga tanda 2
(dekat ujung trokar), kemudian pindahkan ujung kapsul ke samping
kapsul pertama (tahan pangkal kapsul pertama dengan ujung jari
telunjuk) dan arahkan ke 1,5 cm lateral dari ujung kaspul pertama
sehingga membentuk huruf V
28. Dorong trokar (pada lapisan subdermal) tanda 1 mencapai luka
insisi
29. Putar pendorong (searah dengan putaran jarum jam) untuk
mematahkan kedua tangkai sirip pendorong (pada celah di pangkal
trokar) sehingga trokar dapat ditarik kearah pendorong
30. Tahan pendorong dan tarik trokar ke arah pangkal pendorong untuk
menempatkan kapsul kedua pada tempatnya
31. Tahan ujung kapsul kedua yang sudah terpasang di bawah kulit,
tarik trokar dan pendorong hingga keluar dari luka insisi
32. Raba kapsul di bawah kulit untuk memastikan kedua kapsul Implan-
2 Fin telah terpasang baik pada posisinya
33. Raba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada pada
jarak yang aman luka insisi
Tindakan pasca pemasangan

38 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


PENUNTUN BELAJAR DASAR KETERAMPILAN
MEMASANG IMPLAN-2 FIN
34. Tekan pada tempat insisi dengan kasa untuk menghentikan
perdarahan
35. Dekatkan ujung-ujung insisi dan tutup dengan band-aid
36. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan bawah kulit atau
memar pada kulit
37. Beri petunjuk pada klien cara merawat luka dan jelaskan bila ada
nanah atau perdarahan atau kapsul keluar dari luka insisi maka ia
harus segera kembali ke klinik
38. Masukkan klorin dalam tabung suntik dan rendam alat suntik
tersebut dalam larutan klorin selama sepuluh menit
39. Letakkan semua peralatan dalam larutan klorin selama sepuluh
menit untuk dekontaminasi, pisahkan trokar dari pendorongnya
40. Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ke tempatnya (kasa,
kapas, sarung tangan/alat suntik sekali pakai)
41. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin, kemudian buka dan rendam selama sepuluh menit
42. Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan kain
bersih
43. Gambar letak kapsul pada rekam medik dan catat bila ada hal
khusus
44. Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien
pulang

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 39


PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN MENCABUT IMPLAN-2

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

1. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan/atau tidak


sesuai urutannya atau ada langkah tertentu yang tidak dilakukan.
2. Mampu: langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya, dan
waktu kerjanya cukup memadai
3. Mahir: langkah-langkah dilakukan dengan benar dan cermat, sesuai dengan
urutannya, dan waktu kerjanya sangat efisien

NAMA PESERTA: _____________________________ Tanggal: ____________________

PENUNTUN BELAJAR DASAR KETERAMPILAN


MENCABUT IMPLAN-2 KAPSUL
LANGKAH / KEGIATAN KASUS
Persiapan
1. Tanyakan pada klien alasannya ingin mencabut Implan-2
2. Tanyakan apakah sudah mengetahui prosedur pencabutan Implan-2
3. Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat anestesi
4. Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah mencuci
lengannya sebersih mungkin dengan sabun dan air dan
membilasnya sehingga tidak ada sisa sabun
5. Bantu klien naik ke meja periksa, letakkan kain yang bersih dan
kering di bawah lengan klien dan atur posiis lengan klien dengan
benar
6. Raba kapsul untuk menentukan lokasi tempat insisi guna mencabut
kapsul untuk memperhitungkan jarak yang sama dari ujung akhir
semua kapsul
7. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau telah didisinfeksi tingkat
tinggi (DTT) sudah tersedia
8. Buka peralatan steril dari kemasannya
Tindakan pra-pencabutan
9. Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
10. Pakai sarung tangan steril atau DTT; bila sarung tangan diberi
bedak, hapus bedak dengan menggunakan kasa yang telah
dicelupkan ke dalam air steril atau DTT
11. Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan
12. Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik, gerakkan ke
arah luar secara melingkar seluas dengan diameter 10-15 cm dan
biarkan kering
13. Pasang kain penutup (doek) steril atau DTT di sekeliling lengan
klien

40 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


PENUNTUN BELAJAR DASAR KETERAMPILAN
MENCABUT IMPLAN-2 KAPSUL
A. Pencabutan kapsul dengan Teknik Presentasi dan Jepit
a) Suntikkan anestesi lokal (0,3 cc) intrakutan di tempat insisi dan
1 cc subdermal di bawah ujung kapsul (¼ panjang kapsul)
b) Uji efek anestesinya sebelum membuat insisi pada kulit
c) Buat insisi kecil (2 mm) dengan ujung bisturi/skalpel sekitar 3
mm di bawah ujung
d) Tentukan lokasi kapsul yang termudah untuk dicabut dan
dorong pelan-pelan ke arah tempat insisi hingga ujung dapat
dipresentasikan melalui luka insisi
e) Jepit ujung kapsul dengan klem lengkung (mosquito) dan bawa
ke arah insisi
f) Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya
dengan menggunakan ujung bisturi atau skalpel hingga ujung
kapsul terbebas dari jaringan yang melingkupinya
g) Pegang ujung kapsul dengan pinset anatomik atau ujung klem,
lepaskan klem penjepit sambil menarik kapsul keluar
h) Taruh kapsul pada mangkok yang berisi larutan klorin 0,5% dan
lakukan langkah yang sama untuk kapsul kedua
B. Pencabutan kapsul dengan Teknik Finger Pop Out
a) Suntikkan anestesi lokal (0,3 cc) intrakutan di tempat insisi dan
1 cc subdermal di bawah ujung kapsul (¼ panjang kapsul)
b) Uji efek anestesinya sebelum membuat insisi pada kulit
c) Tentukan ujung kapsul yang paling mudah dicabut
d) Gunakan jari untuk mendorong ujung kranial kapsul ke arah
tempat insisi
e) Pada saat ujung kaudal kapsul menonjol ke luar, lakukan insisi
(2-3 mm) di ujung kapsul sehingga ujung kapsul terlihat
f) Pertahankan posisi tersebut dan bebaskan jaringan ikat yang
melingkupi ujung kapsul sehingga kapsul terbebas ke luar
g) Dorong ujung kranial kapsul tersebut sehingga ujung kaudal
muncul keluar (pop out) dan dapat ditarik keluar melalui luka
insisi
h) Taruh kapsul pada mangkok yang berisi larutan klorin 0,5% dan
lakukan langkah yang sama untuk kapsul kedua
C. Pencabutan kapsul dengan Teknik U Klasik
a. Suntikkan anestesi lokal (0,3 cc) intrakutan di tempat insisi dan
1 cc subdermal di bawah ujung kapsul (¼ panjang kapsul)
b. Uji efek anestesi sebelum membuat insisi pada kulit
c. Tentukan lokasi insisi pada kulit di antara kapsul 1 dan 2 lebih
kurang 3 mm dari ujung kapsul dekat siku
d. Lakukan insisi vertikal di sekitar 3 mm dari ujung kapsul
(setelah ditampilkan dengan melakukan infiltrasi Lidokain 1%
pada bagian bawah ujung kapsul)
e. Jepit batang kapsul pada bagian yang sudah diidentifikasi
menggunakan klem ‘U’ (klem fiksasi) dan pastikan jepitan ini
mencakup sebagian besar diameter kapsul

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 41


PENUNTUN BELAJAR DASAR KETERAMPILAN
MENCABUT IMPLAN-2 KAPSUL
f. Angkat klem ‘U’ untuk mepresentasikan ujung kapsul dengan
baik, kemudian tusukkan ujung klem diseksi pada jaringan ikat
yang melingkupi ujung kapsul
g. Sambil mempertahankan ujung kapsul dengan klem fiksasi,
lebarkan luka tusuk dan bersihkan jaringan ikat yang
melingkupi ujung kapsul sehingga bagian tersebut dapat
dibebaskan dan tampak dengan jelas
h. Dengan ujung tajam klem diseksi mengarah keatas, dorong
jaringan ikat yang membungkus kapsul dengan tepi kedua sisi
klem (lengkung atas) sehingga ujung kapsul dapat dijepit
dengan klem diseksi
i. Jepit ujung kapsul sambil melonggarkan jepitan klem fiksasi
pada batang kapsul
j. Tarik keluar ujung kapsul yang dijepit sehingga seluruh batang
kapsul dapat dikeluarkan. Letakkan kapsul yang sudah dicabut
pada mangkok
k. Lakukan langkah 2 hingga 8 pada kapsul kedua
Tindakan pasca pencabutan
14. Setelah seluruh kapsul tercabut, hitung kembali jumlah kapsul
untuk memastikan bahwa kedua kapsul telah dikeluarkan
15. Perlihatkan kedua kapsul tersebut pada klien
16. Rapatkan kedua tepi luka insisi dan tutup dengan band-aid
17. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan mengurangi
memar
18. Beri petunjuk pada klien cara merawat luka. Anjurkan pada klien
untuk segera kembali ke klinik bila ada nanah atau darah keluar
dari luka insisi
19. Masukkan klorin 0,5% dalam tabung suntik dan rendam alat suntik
tersebut dalam larutan klorin selama sepuluh menit
20. Letakkan semua peralatan dalam larutan klorin selama sepuluh
menit untuk dekontaminasi
21. Buang peralatan dan bahan habis pakai (kasa, kapas, sarung
tangan/alat suntik sekali pakai dan kapsul Implan-2) ke tempat atau
wadah sampah medik
22. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 10%, buka dan rendam selama sepuluh menit
23. Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan
kain bersih
24. Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien
pulang

42 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


LEMBAR EVALUASI AKHIR

Nama (pilihan) ………………………………………………..

Instruksi: Untuk setiap pernyataan yang ada, beri tanda pada kotak yang tersedia,
yang menurut anda paling sesuai dengan pendapat anda. Tanggapan jujur anda akan
sangat membantu kami untuk memperbaiki pelatihan berikut. Kami juga
mengharapkan komentar tambahan dari anda.

1. Tujuan pelatihan ini:


a. Sangat jelas
b. Jelas
c. Kurang jelas
Komentar …………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………….

2. Tujuan pelatihan ini:


a. Tercapai secara lengkap
b. Sebagian besar tercapai
c. Kurang tercapai
Komentar …………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………….

3. Lamanya pelatihan:
a. Terlalu lama
b. Cukup
c. Terlalu pendek
Komentar …………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………….

4. Isi lokakarya mempertahankan ketertarikan saya:


a. Disetiap waktu
b. Sebagian besar waktu
c. Kadang-kadang saja
Komentar …………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………….

5. Materi yang disajikan dalam pelatihan ini:


a. Hampir semuanya baru bagi saya
b. Sebagian besar baru bagi saya
c. Sebagian besar sudah saya ketahui
Komentar …………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………….

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 43


6. Keterampilan yang saya butuhkan:
a. Dapat langsung diaplikasikan pada tugas saya sehari-hari
b. Sebagian dapat diaplikasikan pada tugas saya sehari-hari
c. Hampir tidak dapat diterapkan pada tugas saya sehari-hari
Komentar …………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………….

7. Fasilitas pelatihan:
a. Sangat memuaskan
b. Cukup memuaskan
c. Tidak memuaskan
Komentar …………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………….

44 Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini


PENILAIAN PELATIHAN TEKNOLOGI KONTRASEPSI TERKINI
(Diisi oleh peserta)

Berikan penilaian menurut pendapat anda terhadap komponen pelatihan dengan


menggunakan skala penilaian seperti di bawah ini:

5-Sangat Setuju 4-Setuju 3-Tidak ada Pendapat 2-Tidak Setuju 1-Sangat Tidak Setuju

KOMPONEN PELATIHAN NILAI


1. Kuesioner pra-pelatihan membantu saya belajar lebih efektif
2. Sesi bermain peran pada sesi konseling sangat membantu proses belajar
3. Tersedia cukup waktu untuk praktik konseling (bermain peran dan klien)
4. Video pembelajaran pemasangan dan pencabutan metode kontrasepsi
membantu saya memahami prosedur klinik Implan-2 sebelum praktik dengan
model lengan
5. Praktik menggunakan model anatomi membantu saya menguasai prosedur
klinik dan percaya diri untuk melaksanakan prosedur tersebut pada klien
6. Tersedia cukup waktu untuk praktik pemasangan dan pencabutan metode
kontrasepsi
7. Setelah pelatihan klinik ini, saya mampu untuk melakukan pelayanan
kontrasepsi yang diajarkan pada klien di tempat saya bekerja/bertugas
8. Sekarang saya dapat melaksanakan praktik terbaik pencegahan infeksi untuk
pelayanan kontrasepsi
9. Metode dan pendekatan untuk alih pengetahuan dan keterampilan dalam
pelatihan ini membuat saya kompeten untuk memberikan pelayanan
kontrasepsi yang berkualitas
10. Pelatihan teknologi kontrasepsi terkini selama 5 hari sudah cukup untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan saya dalam memberikan
pelayanan kontrasepsi

KOMENTAR TAMBAHAN:

1. Topik apa yang perlu ditambahkan untuk meningkatkan pelatihan ini?


Apa alasannya?

2. Topik apa yang perlu dikurangi untuk meningkatkan pelatihan ini?


Apa alasannya?

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini 45

Anda mungkin juga menyukai