MARASMUS
Disusun Oleh :
Anasthasya Giovani G
030.11.023
Pembimbing :
Gangguan
Turgor kulit Atrofi/pengecilan otot kebutuhan nutrisi:
menurun dan keriput kurang dari
kebutuhan tubuh
Kerusakan Keterlambatan
integritas kulit pertumbuhan dan
perkembangan
III. Manifestasi Klinis dan Diagnosis
a. Manifestasi klinis
- Penampilan wajah seperti orang tua, terlihat sangat kurus
- Perubahan mental
- Kulit kering, dingin dan kendur
- Rambut kering, tipis dan mudah rontok
- Lemak subkutan menghilang sehingga turgor kulit berkurang
- Otot atrofi sehingga tulang terlihat jelas
- Sering diare atau konstipasi
- Kadang terdapat bradikardi
- Tekanan darah lebih rendah dibandingkan anak sehat yang sebaya
- Kadang frekuensi pernafasan menurun
Marasmus
harus dapat
dibedakan
dengan kasus
malnutrisi lainnya yaitu kwashiokor agar tidak terjadi kesalahan dalam
penegakkan diagnosa yang dapat berpengaruh pada tindak lanjut kasus ini.
Berikut adalah perbedaan marasmus dan kwashiorkor3:
Marasmus Kwashiorkor
Pertumbuhan berkurang atau berhenti Perubahan mental sampai apatis
Terlihat sangat kurus Anemia
Penampilan wajah seperti orangtua Perubahan warna dan tekstur rambut,
Perubahan mental
Cengeng mudah dicabut/rontok
Kulit kering, dingin, mengendor, keriput Gangguan sistem gastrointestinal
Lemak subkutan menghilang hingga Pembesaran hati
Perubahan kulit
turgor kulit berkurang
Atrofi otot
Otot atrofi sehingga kontur tulang
Edema simetris pada kedua punggung
terlihat jelas
kaki, dapat sampai seluruh tubuh
Vena superfisialis tampak jelas
Ubun-ubun besar cekung
Tulang pipi dan dagu kelihatan menonjol
Mata tampak besar dan dalam
Kadang terdapat bradikardi
Tekanan darah lebih rendah
dibandingkan anak sebaya
b. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang.
3. Pemeriksaan laboratorium/radiologi
- Glukosa darah, Hemoglobin, Elektrolit, Albumin, Tes HIV
- Pemeriksaan pap darah dengan mikroskop atau pengujian deteksi
langsung
- Pemeriksaan urine pemeriksaan dan kultur
- Pemeriksaan tinja dengan mikroskop untuk telur dan parasit
IV. Penatalaksanaan
1. Pengobatan atau pencegahan hipoglikemia (kadar gula dalam darah
rendah)
Jika anak sadar dan dapat menerima makanan usahakan memberikan
makanan saring/cair 2-3 jam sekali.
Jika anak tidak dapat makan (tetapi masih dapat minum) berikan air gula
dengan sendok.
Jika anak mengalami gangguan kesadaran, berikan infus cairan glukosa.
1. Pudjiadi Solihin; Penyakit KEP (Kurang Energi dan Protein). Ilmu Gizi Klinis
pada Anak. 4th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2005. p.
95-137.
2. Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stenton BF. Nelson Textbook of
Pediatrics.18th ed. United States of America: Sunders Elsevier Inc; 2007.
3. Hay WW, MJ Levin, JM sondheimer, RR Deterding. Normal Childhood Nutrition
and its Disorders in Current Diagnosis & Treatment in Pediatrics. 18 th ed. United
States of America. 2005. p. 283-31.
4. Marasmus. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/984496-
workup#c4. Accessed on December 2016.
5. Pedoman Tatalaksana Kurang Protein. Departemen Kesehatan RI.
6. Rosli AW, Rauf S, Lisal JS, Albar H. Relationship Between Protein Energy
Malnutrition and Urinary Tract Infectiont in Children. Paediatrica Indonesiana;
2008 (48). p. 166-9.
7. Departement of Child and Adolescent Health and Development. Severe
Malnutrition in Management of The Child With a Serious Infection or Severe
Malnutrition. World Health Organization. 2004. p. 80-91.
8. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu Anak. 2011.p33-40.