BAB I
PENDAHULUAN
ditularkan oleh akibat mengkonsumsi produk hewani. Salah satu penyakit yang
dokter, dokter hewan ataupun ilmuwan yang mulai tertarik dengan keberadaan
Akibat yang ditimbulkan tidak sedikit apabila ditinjau dari segi ekonomi
kematian khususnya pada hewan domba dan hewan lain. Dari segi kesehatan
manusia parasit ini juga sangat berakibat fatal khususnya bagi ibu-ibu hamil,
populasi manusia di dunia ini telah terinfeksi oleh toksoplasma dan secara klinik
mengandung kista walaupun tidak jelas dan lebih dari 1000 bayi yang lahir
gondii. Parasit ini merupakan golongan protozoa dan hidup di alam bebas serta
bersifat parasit obligat. Toxoplasma gondii pertama kali ditemukan pada limpa
Coccidia. Parasit yang termasuk dalam phylum ini mempunyai tiga karakteristik
utama yaitu bersifat obligat intraseluler, siklus hidup yang komplek baik secara
1
2
seksual ataupun aseksual dan mempunyai host spesifik yang sangat tinggi. Genus
Toksoplasma hanya terdiri dari satu spesies yaitu Toxoplasma gondii, parasit ini
mempunyai sifat yang tidak umum dibandingkan dengan genus lain, diantaranya
dapat menginfeksi inang antara. Inang antara yang mudah terinfeksi antara lain
adalah hewan berdarah panas, manusia dan burung. Inang perantara dapat
terinfeksi oleh parasit ini dengan jalan menelan ookista yang infektif yang ada
dalam feses kucing (inang definitif), kista yang mengkontaminasi pada daging
khususnya daging babi dan kambing, ataupun melalui plasenta pada wanita
hamil3,4.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
B. Etiologi
Siklus hidup dari Toxoplasma gondii pertama kali dikemukakan pada tahun
1970 dan sebagai inang definitif (penjamu) adalah kelompok famili Felidae
termasuk kucing. Hewan berdarah panas, manusia, dan unggas sebagai inang
ditularkan dengan tiga cara yaitu dengan cara kongenital yaitu melalui plasenta,
mengkonsumsi daging yang terkontaminasi oleh kista dan melalui kotoran asal
biasanya teramati pada infeksi akut. Stadium ini paling sering dijumpai pada
organ tubuh khususnya otak, otot daging, otot jantung dan mata. Stadium
bradizoit merupakan stadium dimana kista tidak aktif dan berada dalam jaringan
serta bersifat infektif dan stadium ketiga adalah stadium ookista yang berada
dalam kotoraran kucing. Dalam siklus hidupnya diperantarai oleh sel inang ke
3
4
siklus hidup yang bersifat obligat dengan fase seksual dan aseksual. Siklus
seksual terjadi pada tubuh kucing dan siklus aseksual terjadi pada berbagai
C. Patogenesis
mengkonsumsi jaringan yang mengandung kista yang ada pada daging yang
proses pemasakannya kurang sempurna atau daging mentah. Selain itu kontak
5
langsung dengan tanah atau air yang terkontaminasi oleh feses kucing yang
mengandung ookista yang secara tidak langsung kontak dengan makanan atau
minuman. Penularan bentuk lain adalah melalui plasenta ibu hamil yang
yang lepas dari ookista akan melakukan penetrasi ke sel epitel usus dan
limfoglandula mesenterika usus dan melalui pembuluh limfe dan darah kemudian
menyebar ke seluruh organ. Sebelum organ lain menjadi rusak, nekrosis akan
terjadi lebih dahulu pada usus dan limfoglandula mesenterika, baru kemudian
secara kronis terinfeksi oleh toxoplasma, hal ini karena dipengaruhi oleh kondisi
dan temperatur yang sesuai ookista akan mampu bertahan beberapa bulan sampai
lebih dari satu tahun6. Lalat, cacing, kecoak dan serangga lain mungkin dianggap
sebagai agen mekanis dalam penyebaran parasit ini. Faktor lain yang
berpengaruh adalah umur, menurut penelitian yang dilakukan oleh Martin dalam
Lawrence tahun 1995, bahwa usia berpengaruh secara serologi pada orang yang
mengkonsumsi daging babi yang proses pemasakannya tidak sempurna dan pada
Tingkat mortalitas dan morbiditas dari parasit ini cukup tinggi pada pasien
anak yang tertular melalui ibunya. Kondisi yang muncul pada penderita
7
D. Manifestasi Klinis
bawah 40 0C), lemah, dan lesu. Sebagian kecil penderita mungkin mengalami
nyeri otot (mialgia), nyeri tenggorokan, nyeri pada bagian perut, dan kemerahan
minggu, kecuali perbesaran kelenjar getah bening di bagian leher yang dapat
otot jantung (miokarditis), radang pada selaput luar jantung (perikarditis), dan
lainnya9.
(korioretinitis). Selain itu dapat juga terjadi gangguan pada saat kehamilan dan
Gejala klinis yang khas dikenal dengan istilah Triad Klasik yang meliputi
ringan meskipun infeksinya sendiri banyak terjadi. Gejala kinis berupa kelainan
Pada infeksi akut di retina ditemukan reaksi peradangan fokal dengan edema
dan infiltrasi leukosit yang dapat menyebabkan kerusakan total dan proses
penyembuhan menjadi parut (sikatriks) dengan atrofi retina dan koroid disertai
pigmentasi. Gejala susunan saraf pusat sering meninggalkan gejala sisa seperti
Pada anak yang lahir prematur, gejala klinis biasanya lebih berat daripada
limfadenopati, dan kelainan susunan saraf pusat. Sekitar 60 % bayi yang terinfeksi
dalam rahim ternyata asimptomatik pada kelahiran seperti yang didapatkan pada
leukemia atau penyakit lain yang diberi pengobatan kortikosteroid dosis tinggi
atau radiasi. Pada keadaan ini gejala klinis dapat menjadi menifestasi gejala klinis
E. Diagnosis
Diagnosis toksoplasmosis dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dari gejala
serologis. Diagnosis dari gejala klinis terkadang sulit, dikarenakan sebagian besar
ditegakkan jika ditemukan parasit di dalam jaringan atau cairan tubuh penderita.
Hal ini dilakukan dengan cara menemukan secara langsung parasit yang diambil
dari cairan serebrospinal, atau hasil biopsi jaringan tubuh yang lainya4.
Pemeriksaan langsung dapat dilakukan dengan cara melihat adanya dark spot
pada retina, melakukan pemeriksaan darah untuk melihat apakah parasit sudah
menyebar melalui darah dengan melihat perubahan yang terjadi pada gambaran
darahnya, serta bisa menggunakan CT scan, MRI untuk menemukan lesi akibat
parasit tersebut. Pemeriksaan juga bisa dilakukan dengan biopsi dan dari sample
biopsi tersebut bisa dilakukan pengujian dengan menggunakan PCR, isolasi pada
enzym link immuno sorbant assay (Elisa), atau dengan pemeriksaan laboratorium
10
berupa pemeriksaan antibodi spesifik toksoplasma dengan IgM, IgG, dan IgG
affinity8,10.
F. Pencegahan
Infeksi transplasenta dari janin telah lama sebagai cara penularan. Hewan
suatu okista yang menyerupai isospora yang hanya terdapat dalam tinja kucing
penularan, karena binatang ini mengandung kista infektif dalam jaringan yang
dapat dimakan oleh kucing. Tindakan untuk mengurangi kontak antara manusia
dan tinja kucing jelas penting dalam pengawasan, khususnya bagi wanita yang
hamil dengan tes serologik negatif. Karena ookista biasanya memerlukan waktu
48 jam untuk menjadi infektif, maka pembersihan kotoran kucing setiap hari dan
kucing. Kucing harus dijaga agar tidak berburu dan diheri makanan kering,
makanan kaleng atau makanan matang saja. Hati-hati pada saat mencuci tempat
Suatu sumber yang sama penting bagi kontak manusia ialah daging mentah
atau yang dimasak kurang matang, terutama daging babi dan domba, dimana
sering ditemukan kista jaringan yang infeksi. Manusia dan mamalia lain dapat
terkena infeksi ookista dalam tinja kucing maupun kista jaringan dalam daging
mentah atau matang. Tindakan selanjutnya adalah mengenai riwayat hidup sehat
toksoplasma sangat dianjurkan terutama bagi ibu yang hamil atau yang akan
hamil4,10.
toxoplasma.
2. Menghindari kontak langsung dengan tanah yang berpotensi sebagai
tempat ookista.
3. Hindari kontaminasi silang antara bahan mentah dengan bahan
mendidih.
8. Tidak memberikan kucing daging mentah.
G. Pengobatan
Pada ibu hamil dengan toksoplasmosis biasanya diberikan terapi dengan antibiotik
dengan sulfadiazine. Kombinasi ke dua obat ini secara sinergis akan menghambat
siklus p-amino asam benzoat dan siklus asam folat. Dosis yang dianjurkan untuk
pirimetamin ialah 25-50 mg per hari selama sebulan dan sulfadiazine dengan dosis
2.000-6.000 mg sehari selama sebulan. Karena efek samping obat tadi ialah
klinis tidak boleh perbaikan atau kesembuhan dengan pemberian dua macam obat
ini, parasit dalam kista masih tetap ada, dan menyebabkan infeksi aktif kembali.
Pengobatan pada toksoplasmosis akut yang tidak menujukkan gejala klinis tidak
diperlukan, tetapi bila ada gejala klinis atau retinokoroiditis akut atau bila ada
dengan pirimetamin dan sulfonamid. Obat ini tidak dapat melalui plasenta.
Klindamisin adalah obat baru yang efektif, tetapi dapat menimbulkan efek
Spiramicin merupakan obat pilihan lain walaupun kurang efektif tetapi efek
spiramicin yang dianjurkan ialah 2-4 gram sehari yang di bagi dalam 2 atau 4 kali
pertama dengan spiramicin 2-3 gram sehari selama seminggu atau 3 minggu
sembuh. Pengobatan juga ditujukan pada penderita dengan gejala klinis jelas dan
BAB III
KESIMPULAN
toksoplasmosis dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dari gejala klinis,
tangan setelah memegang daging mentah, menghindari feces kucing pada waktu
membersihkan halaman atau berkebun. Memasak daging minimal pada suhu 66°C
14
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Dabritz HA, Conrad PA. 2010. Cats and Toxoplasma: implications for public
health. Zoonoses Public Health57: 34–52
7. Lopez A, Dietz VJ, Wilson M, Navin TR, Jones JL. 2000. Preventing
congenital toxoplasmosis. MMWR Recommend. Rep. 49 (RR-2): 59–68.