PENDAHULUAN
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat
keduanya. Biasanya kekeruhan mengenai pada kedua mata dan berjalan progresif
ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama (Sidarta dan
Sri,2015). Katarak senilis adalah katarak pada usia setelah 50 tahun yang ditandai
faktor usia, oleh karena itu kasus ini akan terus meningkat sejalan dengan
di Indonesia dan di dunia. Dari semua kebutaan pada masyarakat, lebih dari 50%
Organisation) tahun 2002, katarak menjadi penyebab 17 juta (47,8%) kebutaan dari
37 juta kebutaan di seluruh dunia, dan ini diperkirakan akan meningkat menjadi 40
juta pada 2020. Prevalensi ini meningkat sampai sekitar 50% untuk mereka yang
berusia antara 65 dan 74 tahun serta sampai sekitar 70% untuk usia lebih dari 75
kebutaan pada masyarakat usia > 50 tahun rata-rata di 3 provinsi tersebut adalah
3,2 % dengan penyebab utama adalah katarak (71%). Diperkirakan setiap tahun
1
kasus baru buta katarak akan selalu bertambah sebesar 0,1% dari jumlah penduduk
adanya deteksi dini kelainan pada mata khususnya katarak sehingga angka kebutaan
1.3 TUJUAN
2
1.3.6 Untuk mengetahui dan memahami stadium katarak
1.4 MANFAAT
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tebalnya sekitar 4 mm, diameter 9 mm, dan berat sekitar 255 mg. Dibelakang iris
lensa digantung oleh zonula yang berhubungan dengan korpus siliaris. Pada anterior
lensa terdapat humor aquous dan pada posterior terdapat vitreous humor. Lensa
memiliki bagian diantaranya kapsul, epitel lensa, korteks, dan nukleus. Kapsul
menyebabkan air dan elektrolit dapat masuk. Kapsul lensa adalah suatu membran
basalis yang mengelilingi substansi lensa. Sel-sel epitel dekat ekuator lensa
baru sehingga serat-serat lensa yang lebih tua dipampatkan ke nukleus sentral, serat-
serat muda yang kurang padat, disekeliling nukleus menyusun korteks lensa. Nutrisi
AAO,2016).
Letak epitel berada pada bawah kapsul dan hanya memiliki satu lapis sel
kuboid yang terletak pada anterior lensa. Sel epitel melakukan semua aktifitas
termasuk biosintesis DNA, RNA, protein, lipid, serta pembentukan ATP yang
digunakan sebagai energi untuk lensa. Sel epitel dapat memanjang untuk
membentuk sel serat lensa. Pada saat yang bersamaan sel-sel epitel yang
4
membentuk serat kehilangan organel sel seperti nukleus, ribosom, maupun
mitokondria. Serat-serat ini kemudian diisi dengan protein lensa kristallin untuk
meningkatkan indeks refraksi lensa (Jusuf, 2003). Sedangkan korteks dan nukleus
terletak pada bagian dalam lensa. Nukleus pada lensa mata lebih keras daripada
korteksnya. Seiring dengan bertambahnya usia, lensa menjadi lebih besar dan
kurang elastik oleh karena adanya produksi serat lamellar subepitel secara terus
menerus. Nukleus dan korteks terbentuk dari serat lamellar panjang yang memiliki
Metabolisme tertinggi lensa mata terjadi di sel epitel dan terluar dari
asam amino kedalam lensa. Oleh karena sifat lensa yang avaskuler dan bagian lensa
harus tetap mendapat nutrisi agar transparansi tetap terjaga. Air dan elektrolit pada
transparansi lensa. Normalnya lensa mengandung 66% air dan 35% protein yang
akan berubah apabila telah menua. Lensa memiliki kandungan kalium sekitar
20mM dan asam amino yang tinggi serta rendah natrium, klorida, dan air. Sesuai
dengan pump-leak theory menyebutkan bahwa kalium dan asam amino secara aktif
5
masuk ke epitel anterior lensa lalu berdifusi dengan gradien konsentrasi melalui
bagian belakang lensa. Sebaliknya pada natrium mengalir dari belakang lensa
aktivitas Na+ ,K+ -ATPase terjadi pada epitel lensa dan sel serat korteks superfisial
(AAO, 2016).
pembiasannya, normalnya sekitar 1,4 pada sentral dan 1,36 pada perifer. Pada
(D). Untuk memfokuskan cahaya yang datang dari jauh m. ciliaris berelaksasi,
ukuran terkecil; dalam posisi ini daya refraksi lensa diperkecil sehingga berkas
cahaya akan terfokus pada retina. Sementara untuk cahaya yang berjarak dekat
elastis menjadi lebih sferis diiringi oleh peningkatan daya biasnya. Kerja sama
6
fisiologis antara korpus siliaris, zonula dan lensa untuk memfokuskan benda jatuh
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat
keduanya. Biasanya kekeruhan mengenai pada kedua mata dan berjalan progresif
ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Berdasarkan
juvenil, dan senilis. Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum
atau segera setelah lahir dan bayi berusia kurang dari satu tahun. Katarak kongenital
lentikular. Kekeruhan lensa yang terjadi sebagai kejadian primer atau berhubungan
dengan penyakit ibu dan janin, namun hampir 50% dari katarak kongenital tidak
karena bergantung pada bentuk katarak dan mungkin sekali pada mata tersebut telah
terjadi ambliopia. Apabila terdapat nistagmus maka keadaan ini menunjukkan hal
yang buruk. Pada pupil mata bayi yang menderita katarak kongenital akan terlihat
melebarkan pupil. Pada katarak kongenital total penyulit yang dapat terjadi adalah
7
makula lutea yang tidak cukup mendapat rangsangan. Makula tidak berkembang
tidak akan mencapai 5/5. Hal ini disebut ambliopia sensoris (amblyopia ex anopsia).
strabismus. Katarak kongenital sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh
operasi. Operasi dilakukan bila reflex fundus tidak tampak. Biasanya bila katarak
bersifat total, operasi dilakukan pada usia dua bulan atau lebih muda bila telah dapat
Katarak juvenil adalah katarak yang terjadi sesudah usia satu tahun.
Katarak senilis adalah katarak pada usia setelah 50 tahun yang ditandai
sekarang tidak diketahui secara pasti (Vaughan dan Asbury,2014; Sreelakshmi dan
tiga bagian yaitu katarak nuklear, katarak kortikal, dan katarak subkapsular
posterior (Eva et al., 2011). Katarak nuklear terjadi karena proses kondensasi
dekat tanpa kacamata. Hal ini akibat meningkatnya kekuatan fokus lensa bagian
diskriminasi warna yang buruk atau diplopia monokular. Katarak kortikal adalah
8
kekeruhan pada korteks lensa. Perubahan hidrasi serat lensa menyebabkan
terbentuknya celah-celah dalam pola radial disekeliling daerah ekuator. Katarak ini
keterlibatan sumbu penglihatan. Gejala yang umum yaitu “glare” dan penurunan
penglihatan pada kondisi pencahayaan yang terang. Kekeruhan lensa disini dapat
9
Gambar 2.5 Katarak Sukapsular Posterior (AAO,2016)
2.3 ETIOLOGI
lain yang mungkin terlibat, antara lain trauma, toksin, penyakit sistemik (misal
10
2.4 EPIDEMIOLOGI
yang paling sering ditemukan. Pada penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat
didapatkan adanya 10% orang menderita katarak, dan prevalensi ini meningkat
sampai 50% pada mereka yang berusia 65-75 tahun dan meningkat lagi sekitar 70%
pada usia 75 tahun. Katarak kongenital, katarak traumatik dan katarak jenis jenis
(NTB, Jabar dan Sulsel) tahun 2013-2014 didapatkan prevalensi kebutaan pada
masyarakat usia > 50 tahun rata-rata di 3 provinsi tersebut adalah 3,2 % dengan
penyebab utama adalah katarak (71%). Diperkirakan setiap tahun kasus baru buta
katarak akan selalu bertambah sebesar 0,1% dari jumlah penduduk atau kira-kira
2.5 PATOFISIOLOGI
protein lainnya akan mengakibatkan perubahan warna lensa menjadi kuning atau
coklat. Temuan tambahan mungkin berupa vesikel di antara serat-serat lensa atau
migrasi sel epitel dan pembesaran sel epital yang menyimpang. Sejumlah faktor
yang diduga turut berperan dalam terbentuknya katarak antara lain kerusakan
11
oksidatif (dari proses radikal bebas), sinar ultraviolet, dan malnutrisi. Hingga kini
2.6 STADIUM
Katarak senilis dibagi dalam empat stadium, yaitu katarak insipien, imatur,
matur, dan hipermatur. Pada katarak insipien akan terlihat hal-hal berikut,
kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji menuju korteks anterior dan
celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif (benda
pembengkakan lensa akibat lensa yang degeneratif menyerap air. Masuknya air ke
dalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan besar yang
mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan keadaan
mengenai seluruh lapis lensa. Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume
lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif. Pada
12
sebagian protein transparan. Jika mengambil air, lensa akan menjadi intumesen
Katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh lensa. Kekeruhan ini bisa
terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau intumesen
tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar, sehingga lensa kembali pada
ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang lebih lama akan
normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji
bayangan iris negatif (Sidarta dan Sri,2015). Katarak matur adalah bentuk katarak
dapat menjadi keras atau lembek dan mencair. Masa lensa yang berdegenerasi
keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil, berwarna kuning, dan
kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa.
menjadi kendor. Bila proses katarak berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang
tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks
akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nukleus yang
terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut sebagai
di bagian korteks lensa telah mencair. Cairan ini bisa keluar dari kapsul yang utuh,
meniggalkan lensa yang mengerut dengan kapsul keriput. Katarak hipermatur yang
13
Gambar 2.7 Stadium Katarak Senilis
Keterangan : (a) Katarak Imatur; (b) Katarak Matur; (c) Katarak Hipermatur; (d)
Katarak Morgagnian (Jack,2011)
14
2.7 MANIFESTASI KLINIS
berupa merasa silau, berkabut atau berasap, sukar melihat dimalam hari atau
penerangan redup, melihat ganda, melihat warna terganggu, melihat halo sekitar
terang pada siang hari atau terkena sorot lampu pada malam hari. Perubahan miopi
juga biasa di temukan pada pasien katarak senilis. Pasien dengan gangguan
presbiopi akan melaporkan pada dokter jika penglihatan dekat mereka kembali
normal. Gejala ini akan mucul pada tipe katarak nuklear tetapi tidak muncul pada
katarak kortikal dan katarak subkapsular posterior. Gejala lain yang bisa di
dapatkan pada pasien katarak senilis adalah diplopia monokular karena perubahan
katarak matur atau hipermatur yang memiliki kekeruhan cukup padat, sebagian
besar dapat dilihat oleh pengamat awam dan menimbulkan kebutaan. Semakin
keruh lensa, maka semakin sulit dalam mencari fundus okuli yang biasanya terjadi
pada katarak yang telah matur selain tampak pupil yang berwarna putih. Lensa
paling baik diperiksa dalam keadaan pupil yang berdilatasi. Gambaran lensa yang
15
2.9 PENATALAKSANAAN
Snellen sebagai petunjuk terbaik untuk menentukan perlu tidaknya tindakan bedah
Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika
prosedur operasi pada ekstraksi katarak yang sering digunakan yaitu ICCE, ECCE,
lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan dipindahkan dari mata
melalui incisi korneal superior yang lebar. Sekarang metode ini hanya dilakukan
hanya pada keadaan lensa subluksatio dan dislokasi. Pada ICCE tidak akan terjadi
katarak sekunder dan merupakan tindakan pembedahan yang sangat lama populer.
ICCE tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 40
tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular. Penyulit yang dapat
perdarahan (Khalilullah,2010).
pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau
merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa dapat keluar
melalui robekan. Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat
16
Phakoemulsifikasi (phaco) maksudnya membongkar dan memindahkan
kristal lensa. Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di
selanjutnya mesin PHACO akan menyedot masa katarak yang telah hancur sampai
bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan
tersebut. Karena incisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih dengan
kecil. Teknik ini dipandang lebih menguntungkan karena lebih cepat sembuh dan
murah (Khalilullah,2010).
2.10 KOMPLIKASI
proses fakolitik, fakotopik, dan fakotoksik. Glaukoma fakolitik yaitu lensa yang
keruh akan terdapat kerusakan maka substansi lensa keluar dan akan menumpuk
pada sudut kamera okuli anterior atau bilik mata depan terutama bagian kapsul
lensa. Hal tersebut akan menyebabkan menumpuknya fagosit atau makrofag yang
dan Sri,2015).
proses intumesensi, lensa terdorong ke depan sudut kamera okuli anterior. Hal ini
17
dari aliran humor aquous sedangkan produksi terus berjalan. Sehingga
Sri,2015).
(autotoksik) oleh substansi lensa di kamera okuli anterior sehingga terjadi reaksi
18
2.11 PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
pembedahan katarak yang tepat maka 95% pasien dapat melihat kembali dengan
19
BAB III
STATUS PASIEN
Nama : Ny.D
Usia : 72 tahun
Alamat : Kepanjen
Agama : Islam
Suku : Jawa
3.2 ANAMNESIS
kanan kabur sejak dua tahun yang lalu. Mata kiri pasien lebih kabur
hari. Pasien juga mengeluh silau apabila terkena cahaya dan adanya kabut
pada mata kanannya. Pasien tidak mengeluhkan mata merah, nyeri, dan
20
Riwayat Penyakit Dahulu
5. Hipertensi : ada
4. Diabetes : disangkal
5. Hipertensi : disangkal
6. Pembedahan : disangkal
Riwayat Pengobatan
Riwayat Kebiasaan
1. Merokok : disangkal
4. Olahraga : disangkal
21
Riwayat Sosial dan Ekonomi
Keadaan Umum
Kesadaran
Status generalisata
Status Oftalmologi
OD Pemeriksaan OS
Visus
Tidak dilakukan TIO Tidak dilakukan
Orthophoria Posisi mata Orthophoria
Ke segala arah Pergerakan Ke segala arah
22
Xantelesma (-) Xantelesma (-)
Entropion (-) Entropion (-)
Ektropion (-) Ektropion (-)
Trikiasis (-) Trikiasis (-)
Lakrimasi (-) Apparatus lakrimalis Lakrimasi (-)
Sekret (-) Silia Sekret (-)
Hiperemis (-), Konjungtiva Hiperemis (-),
perdarahan Tarsalis perdarahan
subkonjungtiva (-) Bulbi subkonjungtiva (-)
Sekret (-) Sekret (-)
Pterigium (-) Pterigium (-)
Jernih Kornea Jernih
Kedalaman dangkal Bilik mata depan Normal
Kedalaman cukup
Coklat, Iris Coklat,
kripte (+/jernih) kripte (+/jernih)
Bulat, regular, sentral, Pupil Bulat, regular, sentral,
Refl. cahaya langsung/tak Refl. cahaya langsung/tak
langsung (+/+) langsung (+/+)
Keruh tidak rata Lensa Jernih
Iris shadow (+) Iris shadow (-)
(Tidak dilakukan) Fundus (Tidak dilakukan)
Pembesaran (-) Glandula pre-aurikuler Pembesaran (-)
Gambar mata
3.4 DIAGNOSIS
OS Normal
1. Pemeriksaan slitlamp
23
2. Pemeriksaan funduskopi
OD Ablasio Retina
3.7 PENATALAKSANAAN
1. Non Operatif
Non medikamentosa : KIE terhadap pasien bahwa terapi satu-satunya yang paling
2. Operatif
3.8 PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
24
BAB IV
PEMBAHASAN
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat
keduanya. Biasanya kekeruhan mengenai pada kedua mata dan berjalan progresif
ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Berdasarkan
Katarak senilis adalah katarak pada usia setelah 50 tahun yang ditandai
seperti ada kabut, dan silau. Penurunan penglihatan terjadi secara progresif sejak
satu tahun yang lalu dan dirasa cukup mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasien baru
merasakan penurunan penglihatan yang nyata pada saat ini. Dalam penurunan
penglihatan, pasien tidak mengeluhkan nyeri pada mata. Pada hasil pemeriksaan
berkurang yaitu 0,5/60, lensa tampak keruh tak rata dan iris shadow positif.
Pasien telah berumur 71 tahun dan baru pertama kali memeriksakan mata di
poli mata. Selain itu pasien tidak sedang menderita penyakit sistemik seperti
diabetes mellitus dan lain-lain, oleh sebab itu katarak komplikata dapat
disingkirkan. Kemungkinan penyebab dari kasus diatas adalah karena faktor usia
25
merokok. Kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut yaitu diatas 50 tahun
diberikan informasi mengenai prognosis visual mereka dan mengenai hal-hal yang
informasikan bahwa penglihatan tidak dapat kembali secara normal karena sudah
menggunakan tonometri shioz didapatkan hasil 17,3 yang masuk dalam kategori
ditentukan sebagai 2 standar deviasi di atas dan di bawah rata-rata (11-21 mmHg)
(Bruce et al, 2005). Pada pasien Tn.Y, diberikan cendotimolol 0,25% dua kali
sehari pada mata kanan. Cendotimolol merupakan antagonis beta adrenergik yang
berkerja dengan cara menurunkan produksi aquous humor oleh badan silier
(Virgana,2007). Dan perlu dilakukan observasi terus secara berkala hingga pasien
26
Teknik operasi yang direncanakan untuk pasien Tn.Y dengan menggunakan
metode SICS Small Incision Cataract Surgery (SICS) dengan implan intraocular
lens (IOL). SICS Small Incision Cataract Surgery (SICS) merupakan teknik
pembedahan kecil. Teknik ini dipandang lebih menguntungkan karena lebih cepat
27
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu
usia di atas 50 tahun. Katarak merupakan penyebab kebutaan di dunia saat ini yaitu
setengah dari 45 juta kebutaan yang ada. Sembilan puluh persen dari penderita
katarak berada di negara berkembang seperti Indonesia, India dan lainnya. Katarak
juga merupakan penyebab utama kebutaan di Indonesia, yaitu 50% dari seluruh
pada mata kanan kabur secara perlahan semenjak satu tahun yang lalu, silau, dan
seperti ada kabut. Dari pemeriksaan fisik didapatkan mata kanan dengan visus
0,5/60 dan mata kiri 6/9. Lensa pada mata kanan keruh tidak rata, bilik mata depan
dangkal, dan iris shadow test positif. Pemeriksaan penunjang yang dapat diusulkan
5.2 SARAN
masyarakat mengenai katarak serta komplikasi yang akan timbul apabila tidak
ditatalaksana dengan baik dan benar. Pendekatan lebih dalam juga terkait edukasi
kepada pasien setelah operasi seperti senantiasa membuat mata tetap tertutup,
28
dilarang mengangkat benda berat maupun tetap menjaga kesehatan dan rutin untuk
mengkonsumsi serta memberikan tetes mata atau salep mata sesuai anjuran dokter.
29
DAFTAR PUSTAKA
Ophtalmologist.London
Elfina et al. 2010. Pedoman Diagnosis dan Terapi. RSSA Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya.Malang
Kebutaan.
Indonesia.Ed 5.Jakarta
http://www.emedicine.com/oph/topic49.htm
30
31