SAMARINDA
DI SUSUN OLEH :
SITI MUTHMAINNAH
13.113082.1.0801
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan
CancerHelps, 2010)
Menurut data WHO tahun 2013, insiden kanker meningkat dari
12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012.
Sedangkan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008
menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. Kanker menjadi penyebab kematian
(Suyatno, 2010)
Di Amerika Serikat pada tahun 2005, ditemukan kasus baru
untuk stadium 0 sampai 16% untuk stadium IV (Taris & Suyatno, 2010)
Insiden kanker payudara terus meningkat, saat ini lebih dari
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) pada tahun 2010 data kasus
kurang lebih 23.140 kasus baru setiap tahun (200 juta populasi)
(Suyatno, 2010)
Muchlis Ramli dkk pada penelitiannya di RSCM, tahun 2008
mendapatkan stadium IIIA dan IIIB sebanyak IIIA dan IIIB sebanyak
(Suyatno, 2010).
Data Rekam Medis Ruang Cempaka RSUD. Abdul Wahab
pre dan post operasi biopsy insisi di ruang cempaka RSUD. Abdul
pada pasien Ibu R yang mengalami ca mammae dengan pre dan post
Samarinda?”.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu mendapat
Samarinda.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu mendapat
hal:
a. Pengkajian
b. Diagnosa Keperawatan
c. Perencanaan
d. Pelaksanaan
e. Evaluasi
D. Metode Penulisan
1. Wawancara
pengumpulan data.
2. Observasi
Teknik ini dilakukan secara langsung untuk mengenali,
4. Studi Kepustakaan
data dan teori yang berhubungan isi karya tulis ini, yang terdiri dari
tulis ini.
5. Studi Dokumen
Data yang diperoleh dari dokumentasi yang terdapat pada
PUSTAKA
A. Pengertian
Kanker payudara adalah kanker yang paling banyak menyerang
on cancer, pada tahun 2020 akan ada 1,15 juta kasus baru kanker
saat melahirkan anak pertama, gaya hidup (life style) yang tidak sehat,
pada pria maupun wanita, hanya saja prevalensi pada wanita jauh
lebih tinggi. Jenis kanker yang paling banyak pada wanita adalah
kanker payudara dan kanker leher rahim, sedangkan pada pria adalah
kanker payudara pada wanita dan pria adalah 100:1 (Taris & Suyatno,
2010)
paling sering pada wanita di negara maju dan nomor dua setelah
satu payudara tapi pasien dengan DCIS risiko juga lebih tinggi
dengan atau tanpa massa. Dengan terapi tepat dan segera, rata-
100%.
2. Karsinoma lobular in situ (LCIS), ditandai oleh adanya perubahan
sel dalam lobulus atau lobus. Insiden tidak sering (4200 kasus
risiko kanker payudara. Yang khas pada LCIS adalah lesi multipel
limfosit dan plasma sel, dan sedikit atau tanpa DCIS. Prognosis
kecil yang mengandung satu atau lebih subtipe ini. Tumor dengan
bervariasi.
b) Karsinoma invasif kribiform, merupakan kanker dengan
diferensiasi baik terdiri atas sel kecil dan uniform. Kanker ini
(data terbatas).
B. Etiologi
pria lebih dari 100:1. Secara umum 1 dari 9 wanita Amerika akan
(ibu dan saudara kandung) mempunyai risiko 4-6 kali dibanding wanita
yang tidak punya faktor risiko ini. Usia saat terkena juga mempengaruhi
faktor risiko, pasien dengan ibu di diagnose kanker payudara saat usia
5,4 kali.
4. Usia melahirkan anak pertama, jika usia 30 atau lebih risiko 2 kali
kanker payudara mendekati 50% bila usia kurang dari 50 tahun dan
pada biopsi. Hal ini merupakan marker untuk terjadinya lesi invasif.
8. Proliferasi benigna dengan hiperplasia atipikal: faktor ini meningkatkan
tahun risiko 6 kali, radiasi setelah usia 30 tahun risiko tidak bermakna.
setelah 5 tahun.
10. Perubahan gaya hidup : diet tinggi kalori, diet tinggi lemak, konsumsi
C. Patofisiologi
Sel abnormal membentuk klon dan mulai berproliferasi secara
discharge)
3. Ada perubahan pada kulit payudara di antaranya berkerut seperti
(ulcus)
4. Adanya benjolan-benjolan kecil di dalam atau kulit payudara (nodul
satelit)
5. Ada luka puting di payudara yang sulit sembuh (paget disease).
6. Payudara terasa panas, memerah dan bengkak.
7. Terasa sakit/ nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker)
8. Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya
payudara
10. Adanya benjolan di aksila dengan atau tanpa massa di payudara.
E. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi non farmakologi
a) Operasi (Pembedahan)
Operasi merupakan modalitas utama untuk
pertama.
RT terhadap payudara (dengan dan tanpa area
yang lalu, masih paling efektif dan paling jelas targetnya dari
terapi sistemik untuk kanker payudara. Adjuvant hormonal terapi
payudara).
2) Bevacizumab (Avastin) merupakan monoklonal antibodi
reseptor spesifik.
3) Lapatinib ditosylate (Tykerb) merupakan antibodi monoklonal
F. Komplikasi
1. Komplikasi kemoterapi
a) Mual dan Muntah
Terjadi karena berkurangnya rasa kecap dan
pasien inaktif.
b) Rambut rontok
Kehilangan rambut terjadi setelah 2-3 minggu kemoterapi
hypothermia
2) Perlindungan bulb rambut : topikal minoksidil, vitamin E,
AS101.
c) Mukositis dan Xerostomia
Sebagian besar pasien yang mendapat kemoterapi (40%)
amsacrine
Terapi mukositis. Kurangi trauma pada mukosa, dengan
mengurangi sukrosa.
d) Ekstravasasi
rata 1%-3%)
d) Limfedema
e) Sekunder malignansi :1. angiosarkomadengan puncak insiden
baru radioterapi
g) Pneumonitis simptomatis : hal ini relatif tidak sering, mengenai
dinding dada.
5. Komplikasi tamoxifen
a) Endometrial cancer : komplikasi ini jarang, terjadi pada 2 dari 1000
menggunakan tamoxifen.
b) Perimenopausal simptom : Hot flashes dan mood changes
G.Pemeriksaan Penunjang
akurasi untuk membedakan ganas atau jinak sekitar 60%-80% (eror 20-
2010)
payudara, sekitar 75% kanker terdeteksi paling tidak satu tahun sebelum
ada gejala atau tanda. Lesi dengan ukuran 2 mm sudah dapat dideteksi
dini dari kanker payudara yang masih kecil memungkinkan pasien untuk
memdapatkan kesuksesan terapi dengan kualitas hidup yang lebih baik.
usia 40 tahun dan setiap tahun untuk usia 50 tahun atau lebih. Pada
sensitif untuk deteksi kanker payudara, kerena itu MRI sangat baik untuk
pasien usia muda dengan densitas payudara yang padat yang memiliki
risiko kanker payudara yang tinggi. Sensitivitas MRI mencapai 98% tapi
mahal dan waktu pemeriksaan yang lama oleh karena itu MRI belum
Core, biopsi insisi, biopsi eksisi, potong beku dan ABBI (Advance Breast
Biopsi Instrument). Hasil biopsi ini merupakan standar baku untuk
ukuran kurang dari 3 cm. biopsi insisi dilakukan pada tumor operable
saat operasi, teknik pengambilan spesimen bisa insisi atau eksisi. Dari
cathepsin D.
tulang. Bone scan secara rutin tidak dianjurkan pada stadium dini yang
yang positif pada kondisi ini. Berbeda halnya pada yang simtomatis
stadium III, insiden positif bone scan mencapai 25% oleh karenanya
mencurigai pada lesi diatas 5 cm. Foto torak dan USG abdomen rutin
H.Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Neurosensori
Gejala : Pusing atau tidak, penglihatan baik atau tidak, pendengaran
lembab
f) Eliminasi
Gejala : Perubahan pada pola eliminasi (BAK/BAB)
Tanda : Distensi abdomen, tidak ada edema, klien menggunakan
bau badan
j) Integritas Ego
Gejala : Ansietas, ketakutan, emosional, perasaan tidak berdaya
Tanda : Terlihat tegang, gelisah, diaphoresis, dan depresi
k) Interaksi Sosial
Gejala : Ketidakmampuan aktif dalam sosial atau kelemahan sistem
pendukung
l) Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Riwayat dalam penyakit yang lama Ca. Mammae
m) Safety
Gejala : Warna kulit sianosis, demam, resiko jatuh.
n) Discharge Planning
Gejala : Memerlukan bantuan dalam rencana pulang seperti obat-
resiko atau tanda gejala yang paling konsisten berkenaan dengan situasi
Doenges (2010).
Pre operasi
simpatetik.
.2. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit
badan turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot
Post operasi
jaringan
pembedahan
kehilangan mammae
3. Perencanaan keperawatan
pasien.
perawat.
NIC edisi ke empat terdiri dari 514 intervention dan edisi ke lima
Penyuluhan untuk
pasien/keluarga
Ajarkan metode
untuk perencanaan
makan
Ajarkan pasien dan
keluarga tentang
makanan yang berizi
dan tidak mahal
Manajemen nutrisi:
berikan informasi
yang tepat tentang
kebutuhan nutrisi
dan bagaimana
memenuhinya
Aktivitas kolaboratif
1.1 Diskusikan dengan
ahli gizi dalam
menentukan
kebutuhan protein
pasien yang
mengalami
ketidakadekuatak
asupan protein
1.2 Diskusikan dengan
dokter kebutuhan
stimulasi nafsu
makan, makanan
lengkap, pemberian
makanan melaui
selang, atau nutrisi
parenteral total agar
asupan kalori yang
adekuat dapat
dipertahankan
Rujuk kedokter
untuk menentukan
penyebab gangguan
nutrisi
Rujuk ke program
gizi dikomunitas
yang tepat jika
pasien tidak dapat
memenuhi asupan
nutrisiyang adekuat
Manajemen nutrisi;
tentukan dengan
melakukan
kolaborasi dengan
ahli gizi jika
diperlukan jumlah
kalori, dan jenis zat
gizi yang dibutuhkan
untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi.
Pengkajian
Pantau tanda dan gejala
4. Pelaksanaan
selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru.
tertulis yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu
A. Pengkajian .................................................................................80
B. Diagnosa Keperawatan .............................................................81
C. Perencanaan .............................................................................84
D. Pelaksanaan ............................................................................. 85
E. Evaluasi..................................................................................... 86
F. Dokumentasi ............................................................................ 86
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan pada pasien
berikut :
1. Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada Ibu R penulis
kelemahan tubuh.
3. Perencanaan disusun dengan cara menentuka prioritas masalah,
mencapai kesembuhan.
5. Evaluasi
Evaluasi yang dilaksanakan pada asuhan keperawatan dalam
setiap hari dan evaluasi hasil yang akan dicapai sesuai dengan
hal ini dikarenakan klien telah diganti perban oleh perawat dan
ada masalah yang belum teratasi yaitu nyeri pada payudara klien
literature.
4. Mahasiswa
Diharapkan kepada mahasiswa untuk lebih aktif mencari