Bab 11 Tulang Dan Kartilago PDF
Bab 11 Tulang Dan Kartilago PDF
280
TUUNG DAN KARTILAGO 281
pangka tulang tubuh, terutama tengkorak, columna vertebralis, rakitis; osteomalasia; dan penyakit Paget. Di samping itu, sumsum
l\dan pelvis memberikan dukungan dan perlindungan untuk tulang merupakan tempat dari banyak displasia medullaris. Bab ini
beberapa organ lunak. Tulang-tulang merupakan tempat lekat untuk menguraikan materi dasar dari tulang dan cartilago yang dibutuhkan
otot skelet dan berfungsi sebagai pengungkit. Pada daerah tertentu, oleh medis profesional untuk menegakkan diagnosis dan memilih
tulang dibantu oleh cartilago. pengobatan yang adekuat.
Penyakit tulang sering ditemukan di tempat praktek, beberapa
diantaranya adalah: fraktur; osteoporosis; tumor, seperti sarkoma;
r.li l,.J t # t4 I r];;t lidi$t Trabekula tersusun sedemikian rupa sehingga tahan akan tekanan
dan tarikan yang mengenai tulang.
I KlasifikasiTulang
Tulang
E Tuiang dapat diklasifikasikan secara regional atau berdasarkan
bentuk umumnya. Klasifikasi regional diringkas dalam Tabel 11,1.
Tulang adalah jaringan hidup yang struktumya dapat berubah Tulang dapat dikelompcikkan berdasarkan bentuk umumnya: (a)
sebagai akibat tekananyang dlalaminya. Tulang selalu diperbaharui tulang panjang, (b) tulang pendek, (c) tulang pipih, (d) tulang
dengan pembentukan tulang baru dan resorpsi. Seperti jaringan iregular, dan (e) tulang sesamoid.
ikat lain, tulang terdiri dari sel, serabut, dan matriks. Tulangbersifat
keras karena matriks ekstraselulernya mengalami kalsifikasi, dan
Tulang Panjang
mempunyai derajat elastisitas tertentu akibat adanya serabut-
serabut organik. Tulang mernpunyai fungsi protektif, misalnya Tulang panjang ditemukan pada extremitas (contoh: humerus,
tengkorak dan columna vertebralis melindungi otak dan medula femur, ossa metacarpi, ossa metatarsi, dan phalanges). Paniangnya
spinalis dari cedera; stemum dan costa melindungi viscera rongga lebih bepar dari lebamya. Tulang ini mempunyai corpus berbentuk
toraks dan abdomenbagian atas (Gambar 11-1). Tulangberperanan tubular, diaphysis, dan biasanya terdapai epiphysis pada ujung,
sebagai pengungkit seperti yang dapat dilihat pada tulang panjang ujungnya. Selama masa pertumbuhary diaphysis dipisahkan dari
extremitas, dan sebagai tempat penyimpanan utama dari garam epiphysis oleh cartilago epiphysis. Bagian diaphysis yang terletak
calcium. Sumsum tulang yang berfungsi membentuk sel-sel darah berdekatan dengan cartilago epiphysis disebut , metaphysis.
terdapat di dalam rongga tulang dan terlindungi oleh tulang. Corpus mempunyai cavitas medullaris di bagian tengah yang
Tulang terdiri atas dua bentuk, tulang kompakta dan tulang berisi medulla ossium (sumsum fulang). Bagian luar corpus
spongiosa. Tulang kompakta tampak sebagai massa yang padat; terdiri dari tulang kompakta yang diliputi oleh selubung jaringan
tulang spongiosa terdiri atas anyaman trabekula (Gambar 11-2). ikat, periosteum.
282 BAB 11
os coxae
sacrum
Os coccygis
metacarpi
A B
Ujung-ujung tulang panjang terdiri dari tulang spongiosa yang atas lapisan tipis tulang kompakta, disebut tabula, yang dipisahkan
dikelilingi oleh selapis tipis tulang kompakta. Facies articularis oleh selapis tulang spongiosa, disebut diploe. Scapula termasuk di
ujung-ujung tulang diliputi oleh cartilago hyalin. dalam kelompok tulang ini. walaupun berbentuk iregular
Gambar 1l-2 Penampang berbagai jenis tulang. A. Tulang panjang (humerus). B. Tulang iregular (calcaneus). C. Tulang pipih
(dua buah os parietale dipisahkan oleh sutura sagitalis). D. Tulang sesamoid (patella). E. Perhatikan susunan trabecula yang
bekerja sebagai penyanggah untuk menahan gaya kompresi dan tarikan dari ujung proksimal femur.
permukaan tulang. Sebagian besar tulang sesamoid tertanam di kasar ini tidak dijumpai pada waktu lahir. jejas ini timbul pada
dalam tendo dan permukaan bebasnya diliputi oleh cartilago. waktu pubertas dan secara progresif menjadi lebih nyata pada
Tulang sesamoid yang terbesar adalah patell4 yang terdapat pada waktu dewasa. Tarikan struktur-struktur fibrosa ini menyebabkan
tendo musculus quadriceps femoris. Contoh lain dapat ditemukan periosteum menonjol dan di bawahnya terjadi endapan tulang
pada tendo musculus flexor pollicis brevis dan musculus flexor baru.
hallucis brevis. Fungsi tulang sesamoid adalah mengurangi friksi Pada keadaan tertentu, jejas ini besar dan diberi nama khusus.
pada tendo, dan merubah arah tarikan dari tendo. Beberapa jejas yang penting diringkas pada Tabel 11-2.
Casta 24
Kerangka apendikular
: Gelang bahu
Clavicula z
r :Scapula 2,
Erlmmitas supsdor
Humerus ' z
. Radiilg 2: Cartilago
Ulna
, Ossa0arpalia 16
Ossa'Matasa$aila 10 Tulang rawan (cartilago) merupakan bentuk jaringan ikat yang
Phalanges 28 sel-sel dan serabut-serabutnya tertanam di dalam matriks yang
GElang penggul berbentuk seperti agar. Matriks bertanggung jawab atas kekuatan
0s coxae
El(trernftas infeilor
2
-
dan kekenyalan tulang rawan. Kecuali pada permukaan sendi,
tulang rawan diliputi oleh selapis membrana fibrosa, yang
'Femur 2
Fatella 2 dinamakan perichondrium. Terdapat tiga jenis cartilago:
Fibula 2,
Tibia 2, t Cartilago hyalin mempunyai banyak matriks amorf yang
OssaTarsalia .'14 mempunyai indeks bias yang sama dengan serabut-serabut
Ossa Metatarsaiia 10: yang terbenam di dalamnya. Selama masa anak-anak dan
Phalanges 28 remaja, cartilago hyaline berperan penting pada pertumbuhan
206, tulang panjang (lempeng epiphysis terdiri dari tulang rawan
Dari Snell RSr ClinicalAnatomy. Tth Ed. Philadelphia; Lippincott hyalin). Cartilago ini sangat tahan terhadap robekan dan
Witliams & Wilkins,2004, p-37. meliputi hampir semua permukaan sendi sinovial. Cartilago
hyalin tidak dapat diperbaiki bila mengalami fraktur; tempat
kerusakan diisi oleh jaringan fibrosa.
l| Cartilago fibrosa mempunyai banyak serabut kolagen
yang tertanam di dalam sedikit matriks dan ditemukan di
dalam discus articularis (misalnya pada articulatio temporo-
mandibularis, articulatio stemoclavicularis, dan articulatio
genu) dan pada permukaan sendi clavicula dan mandibula.
Bila rusak, fibrocartilago dapat memperbaiki dirinya sendiri
secara lambat dengan cara yang sama dengan iaringan fibrosa
Perubahan Jenis Sumsum Berhubungan lainnya di dalam tubuh. Discus articularis mempunyai sedikit
dengan Usia aliran darah, oleh karena itu tidak dapat memperbaiki dirinya
Pada waktu lahir, senrua sumsum tulang dalam tubuh sendiri bila mengalami kerusakan.
berwarna merah dan hematopoeitik. Aktivitas pembentukan darah I Cartilago elastis mempunyai banyak serabut elastis yang
lambat laun berkurang dengan bertambahnya usa, dan sumsum tertanam di dalam matriks. Seperti yang dapat diduga, tulang
merah (medulla ossium rubra) diganti menjadi sumsum kuning rawan ini sangat fleksibel dan ditemukan pada auricul4
(medulla ossium flava). Pada usia 7 tahun, sumsum kuning mulai meatus acusticus extemus, tuba auditiva, dan epiglottis. Bila
tampak pada tulang-tulang distal ekstremitas. Pergantian sumsum mengalami kerusakan tulang rawan ini dapat memperbaiki
ini lambat laun bergerak ke arah proksimal, sehingga pada saat dirinya sendiri dengan jaringan fibrosa.
orang menjadi dewasa sumsum merah hanya dijumpai pada tulang
tengkorak, columna vertebralis, dinding toraks, tulang gelang bahu Cartilago hyalin dan fibrocartilago cenderung mengalami
dan panggul, serta caput humeri dan caput femoris. kalsifikasi atau bahkan mengalami osifikasi pada kehidupan
selanjutnya.
TULANG DAN KARTIUGO 285
(omposisi
t Os occipitale 7
ll Os temporale 2
Tengkorak disusun dari beberapa tulang yang saling bersendi pada I Os sphenoidale 1.
sendi yang tidak bergerak disebut sutura. Jaringan ikat di antara I Os ethmoidale 1
286 BAB 11
os parietale
ala major
ossis sphenoidalis
os zygomaticum
pars squamosa
fissura orbitalis ossis temporalis
superior
fissura orbitalis os zygomaticum
inferior
maxilla
ramus mandibulae
foramen mentale
corpus mandrbulae
symphisis mandibulae
Tulang-tulang waiah terdid atas tulang-tulang berikut ini, sebaiknya terdapat model tengkorak sebagai referensi untuk
dua diantaranya tunggal: membaca hal-hal berikut ini.
I Os zygomaticum 2
i Maxilla 2 Te n gko ro k Ta mp ak Ante r i o r
I Os nasale 2
Os frontale, atau tulang dahi, melengkung ke bawah membentuk
t Os lacrimale 2
margo superior orbita (Gambar 11-3). Arcus superciliaris dapat
a Vomer 1
dilihat pada kedua sisi, dan incisura supraorbitalis atau foramen
I Os palatinum 2
supraorbitale dapat dikenali. Di medial, os frontale bersendi
t Concha nasalis inferior 2
dengan processus frontalis maxillae dan os nasale. Di lateral, os
l} Mandibula 1
frontale bersendi dengan os zygomaticum.
Mahasiswa kedokteran tidak perlu mengetahui struktur Margo g:bitalis dibatasi di superior oleh os frontale, di lateral
masing-masing hrlang secara rinci. Namun, mahasiswa harus oleh os zygomaticum, di inlerior oleh maxilla, dan di medial oleh
mengenal tengkorak sebagai sebitah kesatuen yang utuh dan processus maxillarls dan os frontale.
TULANG DAN KARTILAGO 287
sutura sagittalis
vena superficialis
kulit kulit kepala
V. emissaria
jaringan ikat
V" diploica
aponeurosrs
sinus sagittalis superior
jaringan ikat granulationes
longgar arachnoideales
pencranrum lamina endosteal
(periosteum) duramater
lamina externa lamina meningeal
ossis parietalis duramater
Arach noideamater
diploe
A. cerebri di dalam
lamina interna spatium subarachnoideum
ossis parietalis
piamater
Gambar 11-4 Penampang koronal bagian atas kepala memperlihatkan lapisan kulit kepala, sutura sagittalis cranii, falx cerebri,
sinus venosus sagittalis superior dan inferior, granulationes arachnoidales/ venae emissaria, dan hubungan pembuluh dar-lh
otak dengan spatium subarachnoideum.
Di dalam os frontale, tepat di atas margo orbita, terdapat ditembus oleh dua foramen untuk nervus zygomaticofacialis dan
dua rongga yang diliputi oleh membrana mucosa disebut sinus zygomaticotemporalis.
frontalis. Rongga ini berhubungan dengan hidung dan berfungsi Mandibula, atau rahang bawah, tediri dari corpus yang
sebagai resonator suara. terletak horizontal dan dua ramus yang terletak vertikal.
Kedua os nasale membentuk batang hidung. Pinggir bawah-
nya, bersama dengan maxilla, membentuk apertura nasalis Ten gko r o k To m p ok Lote r a I
anterior. Cavum nasi dibagi dua oleh sePtum nasi, yang sebagian Os frontale membentuk bagian depan sisi tengkorak dan bersendi
besar dibentuk oleh os vomer. Concha nasalis superior dan media dengan os parietale pada sutura coronalis (Gambar 11-5).
merupakan tonjolan os ethmoidale pada setiap sisi ke dalam Os parietale membentuk sisi dan atap cranium dan bersendi
cavum nasi, sedangkan concha nasalis inferior merupakan tulang satu dengan yang lain di garis tengah pada sutura sagittalis. Di
sendiri. belakang keduanya bersendi dengan os occipitale pada sutura
Kedua maxilla membentuk rahang atas, pars anterior palatum lambdoidea.
durum, sebagian dinding lateral cavum nasi, dan sebagian dasar Tengkorak disempurnakan di samping oleh pars squamosa
orbita. Kedua tulang ini bertemu di garis tengah pada sutura ossis occipitalis; bagian-bagian os temporale yaitu pars squamosa
intermaxillaris dan membentuk pinggir bawah aperfura nasalis. dan tympanica, processus mastoideus, processus styloideus,
Di bawah orbita, maxilla ditembus oleh foramen infraorbitale. dan processus zygomaticus; dan ala major ossis sphenoidalis.
Processus alveolaris menonjol ke bawah dan bersama dengan sisi Perhatikan letaknya meatus acusticus externus. Ramus dan corpus
lainnya membentuk arcus alveolaris, yang menjadi tempat gigi- mandibulae terletak di inferiornya.
geligi atas. Pada tiap maxilla terdapat rongga berbentuk pyramid Perhatikan bahwa bagian paling tipls dari dinding lateral
yang dilapisi membrana mucosa, disebut sinus maxillaris. Rongga tengkorak, tempat di mana sudut anteroinferior os parietale
ini berhubungan dengan hidung dan berfungsi sebagai resonator bersendi dengan ala major ossis sphenoidalis; tempat ini disebut
suara. pterion.
Os zygomaticum membentuk tonjolan pipi dan sebagian Di klinik, pterion merupakan area penting karena menempati
dinding lateral serta dasar orbita. Di medial bersendi dengan tempat divisi anterior arteria dan vena meningea media.
maxilla, dan di lateral dengan Processus zygomaticus ossis Temukan pula linea temporalis superior dan inferior, yang
temporalis membentuk arcus zygomaticus. Os zygomaticum mulai sebagai sebuah garis dari margo posterior processus
288 BAB 11
pars squamosa
ossis temporalis
sutura coronalis
os parietale
lineae temporales
os zygomatlcum
foramen zygomaticofaciale
protuberantia occipitalis
externa (inion)
foramen infraorbitale
sutura sagittalis
os parietale
v\
{ltw
\ \\r,., linea temporalis
L-A\
superior
linea temporalis
inferior
.sutura
lambdoidea
protuberantia
occipitalis externa
I t
sutura linea nuchae
parietomastoidea superior
processus
mastoideus
processus
styloideus
,/l/
lt:
\\
l,
ll os parietale
\\ -- ,/,/
I
N\-==='-- sutura lambdoidea
Gambar 11-6 Tulang-tulang tengkorak dilihat dari aspek posterior (A) dan superior (B).
290 BAB 11
foramen incisivum
crista
infratemporalis lamina lateru;lil
processus pterygoidei
fossa scaphoidea lamina medialis
fossa mandibularis processus pterygoidoi
foramen canalis
stylomastoideum caroticus
processus
mastoideus foramen
jugulare
condylus
occipitalis
tuberculum
pharyngeum
temporomandibularis. Fossa ini dipisahkan dari lamina tympanica squamosa ossis temporalis, trigonum suplameatum, dan spina
di posteriornya oleh fissura tympanosquamosa, pada ujung suprameatica.
medialnya chorda tympanl keluar dari cavitas tympani. Di dalam celah di antara processus styloideus dan processus
Processus styloideus ossis temporalis menonjol ke bawah dan mastoideus dapat dilihat foramen stylomastoideum. Medial ter-
depan dari aspek inferiornya. Muara canalis caroticus terlihat juga hadap processus styloideus, pars petrosus ossis temporalis mem-
pada permukaan inferior pars petrosus ossis temporalis- punyai incisura yang dalam, yang bersama dengan incisura yang
Bentuk ujung medial pars Petrosus ossis temporalis tidak lebih dangkal pada os occipitale membentuk foramen jugulare.
teratur dan bersama dengan pars basilaris ossis occipitalis dan ala Di belakang apertura nasi posterior dan di depan foramen
major ossis sphenoidalis membentuk foramen lacerum. Semasa magnum terdapat os sphenoidale dan pars basilaris ossis occi-
hidup, foramen lacerum ditutupi oleh jaringan fibrosa, dan hanya pitalis. Tuberculum pharyngeum adalah tonjolan kecil di garis
beberapa pembuluh darah kecil saja yang melalui foramen ini tengah pada permukaan bawah pars basilaris ossis occipitalis.
keluar dari cavum cranii. Condylus occipitalis harus diidentifikasi. Condylus ini ber-
Lamina tympanica, yang merupakan bagian dari os temporale, sendi dengan aspek superior massa lateralis vertebra cervicalis I,
penampangnya berbentuk huruf C dan membentuk bagian tulang os atlas. Superior terhadap condylus occipitalis terdapat canalis
meatus acusticus externus. Sewaktu mempelajari daerah ini, hypoglossus untuk tempat lewatnya nervus hypoglossus (Gambar
identifikasi crista suprameatica pada permukaan lateral pars 11-B).
canalis opticus
processus clinoideus
anterior
foramen rotundum
foramen lacerum
foramen ovale
tuberculum sellae
sulcus A. meningea
sella turcica medib
processus
clinoideus posterior
foramen spinosum
dorsum sellae pars squamosa
ossis temporalis
hiatus canalis
N. petrosi pars petrosa
majores
ossis temporalis
meatus acusticus
internus
eminentia arcuata
sulcus sinus
sulcus sinus sigmoidei
petrosi superioris
foramen jugulare
foramen magnum
canalis hypoglossi
Posterior terhadap foramen magnum di garis tengah, osifikasi cartilaginosa. Tulang-tulang calvaris tidak menyatu pada
terdapat protuberantia occipitalis externa. Linea nuchae superior sutura, tetapi dipisahkan oleh celah-ceiah membranosa yang tidak
dapat ditemukan karena mereka melengkung di kanan dan kiri menulang, disebut fonticuli cranii. Di klinik, fonticulus anterior
protuberantia. dan posterior penting sekali dan mudah diperiksa pada garis
tengah calvaria.
Fonticulus anterior berbentuk wajik dan terletak di depan di
Tengkorak Neonatus
antara kedua belahan os frontale dan di belakang di antara kedua
Tengkorak neonatus (Gambar 11-9), bila dibandingkan dengan os parietale (Gambar 11-9). Membrana fibrosa yang membentuk
tengkorak orang dewasa menunjukkan besar cranium yang relatif lantai fonticulus anterior diganti oleh tulang serta telah menutup
tidak seimbang dengan wajah. Pada anak-anak, pertumbuhan pada usia 18 bulan. Fonticulus posterior berbentuk segitiga dan
mandibul4 sinus maxillaris, dan processus alveolaris maxillae di depan terletak di antara kedua os parietale dan di belakang
mengakibatkan bertambahnya ukuran panjang wajah. di antara os occipitale. Pada akhir tahun pertama fonticulus ini
Tulang-tulang tengkorak licin dan unilaminer, tanpa adanya biasanya menutup dan tidak dapat lagi dipalpasi.
dip1o6. Hampir semua tulang tengkorak mengalami osifikasi pada Pars tympanica ossis temporalis hanya berupa cincin
saat lahir, tetapi prosesnya belum selesai dan tulang-tulang itu berbentuk C pada saat lahir, dan pada waktu dewasa merupakan
dapat digerakkan satu terhadap yanglainkarena dihubungkan oleh lempeng yang berbentuk C. Ini berarti bahwa meatus acusticus
jaringan fibrosa atau cartilago. Tulang-tulang calvaria mengalami externus hampir seluruhnya adalah tulang rawan pada neonatus,
osifikasi membranosa; tulang-tulang basis cranii mengalami dan membrana tympani terletak lebih ke permukaan. Walaupun
fonticulus anterior
sutura frontalis
sutura intermaxillaris
A symphisis mandibulae
fonticulus anterior
membrana tympani hamPir samabesar dengan membrana dewasa, posteriornya adalah ala minor ossis sphenoidalis yang taiam yang
pada neonatus membran ini menghadap lebih ke inferior. Selama bersendi di lateral dengan os frontale danbertemu dengan anguius
masa anak-anak, lamina tympanica tumbuh ke lateral, membentuk anteroinferior os parietale, atau pterion. Ujung medial ala minor
bagian tulang dari meatus, dan membrana tympani menghadap ossis sphenoidalis membentuk processus clinoideus anterior pada
lebih ke lateral. masing-masing sisi, yang menjadi tempat melekatnya tentorium
Processus mastoideus tidak ditemukan pada waktu lahir cerebelli. Bagian tengah fossa cranii media dibatasi di posterior
(Gambar 11-9) dan berkembang kemudian sebagai respons oleh alur untuk chiasma opticum.
terhadap tarikan musculus sternocleidomastoideus bila anak Dasar fossa dibentuk oleh pars orbitalis ossis frontalis di lateral
menggerakkan kepalanya. dan oleh lamina cribriformis ossis ethmoidalis di medial (Gambar
Pada saat lahir, antrum mastoideum terletak kira-kira 3 mm 11-B). Crista galli adalah tonjolan tajam ke atas dari os ethmoidale
di bawah lantai trigonum suPlameatum. Dengan berkembangnya di garis tengah dan merupakan tempat melekahrya falx cerebri.
tengkorak, dinding tulang lateral menebaf sehingga pada waktu Di antara crista galli dan crista ossis frontalis terdapat apertura
pubertas antrum mungkin terletak lebih kurang 15 mm dari kecil, yaitu fotamen cecum, untuk temPat lewatnya vena kecil dari
permukaan. mucosa hidung menuju ke sinus sagittalis superior. Sepanjang
Mandibula merupakan dua belahan kiri dan kanan pada saat crista galll terdapat celah sempit pada lamina cribriformis untuk
lahir, dihubungkan di garis tengah oleh jaringan fibrosa. Kedua tempat lelvatnya nenrus ethmoidalis anterior menuju ke cavum
belahan menyatu pada symphisis mandibulae menjelang akhir nasi. Permukaan atas lamina cribriformis menyokong bulbus
tahun pertama. olfactorius, dan lubangJubang halus pada lamina cribrosa dilalui
Angulus mandibulae bersifat tumpul pada saat lahir oleh nervus olfactorius.
(Gambar 11-9), caputnya terletak setinggi margo superior corpus
Fosso Cronii Media
mandibulae dan processus coronoideus terletak lebih tinggi
dari caput. Hanya setelah terjadi erupsi gigi permanerg angulus Fossa cranii media terdiri dari bagian medial yang sempit dan
mandibulae mencapai bentuk dewasanya. Caput dan collum bagian lateral yang lebar (Gambar 11-8). Bagian medial yang
berkembang, sehingga caput terletak lebih tinggi dari processus meninggi dibentuk oleh corpus ossis sphenoidalis, dan bagian
coronoideus. iateral membentuk cekungan yang meluas di kanan dan kiri,
Pada usia lanjut, ukuran mandibula akan mengecil jika gigi- menampung lobus temporalis cerebri.
geligi tanggal. Sewaktu pars alveolaris tulang mengecil, posisi Di anterior dibatasi oleh a1a minor ossis sphenoidalis dan
ramus mandibulae menjadi miring sehingga caput membengkok di posterior oleh batas atas pars petrosa ossis temporalis. Di
ke posterior. lateral terletak pars squamosa ossis temporaiis, a1a major ossis
sphenoidalis, dan os parietale.
Dasar dari masing-masing bagian lateral fossa cranii media
Cavum Cranii
dibentuk oleh ala major ossis sphenoidalis dan pars squamosa dan
Cavum cranii berisi otak dan meningen yang membungkusnya,
petrosa ossis temporalis.
serta bagian saraf otak, arted, vena, dan sinus venosus.
Os sphenoidale mirip kelelawar dengan corpus terletak di
bagian tengah dan ala major dan minor terbentang kanan dan kiri.
Calvaria Corpus ossis sphenoidalis berisi sinus sphenoidalis yang berisi
Permukaan dalam calvaria memperlihatkan sutura coronalis, udara, yang dibatasi oleh membrana mucosa dan berhubungan
sagittalis, dan lambdoidea. Pada garis tengah terdapat sulcus dengan rongga hidung. Sinus ini berfungsi sebagai resonator
sagittalis yang dangkal untuk tempat sinus sagittalis superior. suara.
Di kanan dan kiri sulcus terdapat beberapa lubang kecil, disebut Di anterior, canalis opticus dilalui oleh nervus opticus dan
foveae granulares yang menjadi tempat lacunae laterales dan arteria ophthalmica, sebuah cabang dari arteria carotis interna,
granulationes arachnoidales. Didapatkan sejumlah alur dangkal menuju ke orbita. Fissura orbitalis superior, yang merupakan
untuk divisi anterior dan posterior vasa meningea media sewaktu celah di antara ala major dan minor ossis sphenoidalis, dilalui
keduanya berjalan di samping tengkorak menuju ke calvaria. oleh nervus lacrimalis, nervus frontalis, nervus trochlearis, nervus
oculomotorius, nervus nasociliaris, dan nervus abducens, bersama
dengan vena ophthalmica superior. Sinus venosus sphenoparietalis
Basis Cranii
berjalan ke medial sepanjang pinggir posterior ala minor ossis
Bagian dalam basis cranii (Gambar 11-8) dibagi dalam tiga sphenoidalis dan bermuara ke dalam sinus cavernosus.
fossa: fossa cranii anterior, media, dan posterior. Fossa cranii Foramen rotundum, yang terletak di belakang ujung medial
anterior dipisahkan dari fossa cranii media oleh ala minor ossis fissura orbitalis superior, menembus ala major ossis sphenoidalis
sphenoidalis, dan fossa cranii media dipisahkan dari fossa cranii dan dilalui oleh nervus maxillaris dari ganglion trigeminus menuju
posterior oleh pars petrosa ossis temporalis.
ke fossa pterygopalatina.
Foramen ovale terletak posterolateral terhadap foramen
Fosso Cronii Anterior rotundum (Gambar 11-8). Foramen ini menembus ala major ossis
Fossa cranii anterior menampung lobus frontalis cerebri. Dibatasi sphenoidalis dan dilalui oleh radix sensorikbesar dan radix motorik
di anterior oleh permukaan dalam os frontale, dan di garis tengah kecil nervus mandibularis yang menuju ke fossa infratemporalis.
terdapat crista untuk tempat melekatnya falx cerebri. Batas Nervus petrosus minus juga berjalan melalui foramen ini.
294 BAB 11
Foramen spinosum yang kecil terletak posterolateral terhadap Bagian medial fossa cranii media dibentuk oleh corpus ossis
foramen ovale dan juga menembus ala major ossis sphenoidalis. sphenoidalis (Gambar 11-B). Di depan terdapat sulcus chiasmatis,
tr'oramen ini dilalui oleh arteria meningea media dari fossa yang berhubungan dengan chiasma opticum dan berhubungan
ke
infratemporalis menuju ke cavum cranii. Kemudian arteri berjalan lateral dengan canalis opticus. posterior terhadap sulcus terdapat
ke depan dan lateral di dalam alur pada permukaan atas pars peninggiary disebut tuberculum sellae. Di belakang peninggian
squamosa ossis temporalis dan ala major ossis sphenoidalis (lihat ini terdapat cekungan dalam, yaitu sella turcica, yang merupakan
Bab 14, halaman 503). Dalam jarak pendelg arteri ini terbagi dua tempat glandula hypophisis. Sella turcica dibatasi di posterior
dalam dalam ramus anterior dan posterior. Ramus anterior ber_ oieh lempeng tu1ang bersegi empat yang disebut dorsum sellae.
jalan ke depan dan atas, ke angulus anteroinferior ossis parietalis Angulus superior dorsum sellae mempunyai dua tuberculum,
(lihat Gambar 14-19). Di sini, arteri membuat jejas yang dalam atau disebut processus clinoideus posterior, yang menjadi tempat
saluran yang pendek, kemudian berjalan ke belakang dan atas perlekatan dari pinggir tetap tentorium cerebelli.
os parietale. Pada tempat ini, arteri paling mudah cedera akibat Sinus cavernosus berhubungan langsung dengan sisi corpus
pukulan pada kepala. Ramus posterior berjalan ke belakang dan sphenoidalis (lihat Gambar 14-15). pada dinding lateralnya
atas, melintasi pars squamosa ossis temporalis untuk sampai ke terdapat nervus cranialis III dan IV, dan divisi ophthalmicus dan
os parietale. maxillaris nervus cranialis V (lihat Gambar 14_15). Arteria carotis
Foramen lacerum yang besar dan berbentuk irregular terletak interna dan nervus cranialis VI berjalan ke depan melalui sinus
di antara apex pars petrosus ossis temporalis dan os sphenoidale ini.
(Gambar 11-B). Pada waktu hidup lubang di permukaan inferior
foramen lacerum diisi oleh cartilago dan jaringan fibrosa, dan Fossa Cronii Posterior
hanya pembuluh darah kecil yang berjalan melalui jaringan ini Fossa cranii posterior dalam dan menampung bagian_bagian
dari cavum cranii menuju ke leher. otak belakang, yaifu cerebellum, pons, dan medulla oblongata.
Canalis caroticus bermuara pada sisi fc;rarnen lacerum di Di anterior fossa dibatasi oleh pinggir superior pars petrosa ossis
atas muara inferior yang tertutup. Arteria carotis interna masuk temporalis dan di posterior dibatasi oleh permukaan dalam pars
ke foramen dari canalis caroticus dan segera melengkung ke squamosa ossis occipitalis (Gambar 11_g). Dasar fossa cranii
atas unfuk sampai pada sisi corpus ossis sphenoidalis. Di sini, posterior dibentuk oleh pars basilaris, condylaris, dan squamosa
arteri ini membeiok ke depan ke dalam sinus cavernosus untuk ossis occipitalis dan pars mastoideus ossis ternporalis.
mencapai daerah processus clinoideus anterior. pada tempat ini, Atap fossa dibentuk oleh lipatan du;a, ,i;,:ntorium cerebelli,
arteria carotis intema membelok vertikal ke atas, medial terhadap yang terletak di antara cerebellum di sebeiah bawah dan lobus
processus clinoideus anterior, dan muncul dari sinus cavernosus. occipitalis cereberi di sebelah atas (lihat Gambar 14_1,2).
(Lihat hal. 174)
Foramen magnum menempati daerah pusat tlari dasar fossa
Lateral terhadap foramen lacerum terdapat lekukan pada dan dilalui oleh medulla oblongata dengan meningen yang
apeks partis petrosae ossis temporalis untuk ganglion trigeminale.
meliputinya, pars spinalis ascendens nervi accessorii, dan kedua
Pada permukaan anterior os petrosus terdapat dua alur saraf; alur arteria vertebralis.
medial yang lebih besar untuk nervus petrosus major, sebuah Canalis hypoglossi terletak di atas pinggir anterolateral
cabang nervus facialis; dan alur lateral yang lebih kecil untuk foramen magnum (Gambar 11-g) dan dilalui oleh nervus
nervus petrosus minor, sebuah cabang dari plexus tympanicus. hypoglossus.
Nervus petrosus major masuk ke foramen lacerum dibawah Foramen jugulare terletak di antara pinggir bawah pars petrosa
ganglion trigeminale dan bergabung dengan Nenrrs petrosus ossis temporalis dan pars condylaris ossis occipitalis. Foramen
profundus (serabut simpatik dari sekitar arteria carotis interna), ini
dilalui oleh struktur-struktur berikut ini dari depan ke beiakang:
untuk membentuk nervus canalis pterygoidei. Nervus petrosus sinus petrosus inferioL nervus cranialis IX, X, dan XI; dan sinus
minor berjalan ke depan ke foramen ovale. sigmoideus yang besar. Sinus petrosus inferior berjalan turun
Nervus abducens melengkung tajam ke depary melintasi di dalam alur pada pinggir bawah pars petrosa ossis temporalis
apeks partis petrosae, medial terhadap ganglion trigeminale. Di untuk mencapai foramen. Sinus sigmoideus merrbelok ke bawah
sini, saraf ini meninggalkan fossa cranii posterior dan masuk ke melalui foramen dan berlanjut sebagai vena jugularis interna.
dalam sinus cavernosus.
Meatus acusticus internus menembus permukaan posterior
Eminentia arcuata adalah penonjolan bulat yang terdapat pars petrosa ossis temporalis. Lubang ini dilalui oleh nervus
pada permukaan anterior os petrosus dan ditimbulkan oleh canalis
vestibulocochlearis dan radix motorik dan sensorik nervi facialis.
semicircularis superior yang terletak di bawahr.rya. Crista occipitalis interna berjalan ke atas di garis tengah,
Tegmen fympani adalah lempeng tipis tulang, yang merupa_ posterior terhadap foramen magnum, menuju ke protuberantia
kan penonjolan ke depan pars petrosa ossis temporalis dan terletak occipitalis interna. Pada crista ini melekat falx cerebelli yang
berdampingan dengan pars squamosa tulang ini (Gambar 11_g). kecil, yang menutupi sinus occipitalis.
Dari belakang ke depary lempeng ini membentuk atap antrum Kanan dan kiri dari protuberantia occipitalis interna terdapat
mastoideum, cavitas tympani, dan tuba auditiva. Lempeng tipis alur lebar untuk sinus transversus (Gambar
tulang ini merupakan satu-satunya penyekat utama penyebaran
11_g). Alur ini
terbentang di kedua sisi, pada permukaan dalam os occipitale,
infeksi dari dalam cavitas tympani ke lobus temporalis sampai ke angulus posteroinferior atau sudut os parietale.
hemispherium cerebri (lihat Gambar 18-16). Kemudian alur berlanjut ke pars mastoideus ossis temporalis,
TULANG DAN KARTILAG) 295
dan di sini sinus transversus berlanjut sebagai sinus sigmoideus. musculus geniohyoideus (Gambar 11-10). Linea mylohyoidea
Sinus petrosus superior berjalan ke belakang sepanjang pihggir tampak sebagai rigi oblik yang berjalan ke belakang dan lateral
atas os petrosus di dalam sebuah alur sempit dan bermuara ke dari area spina mentalis menuju ke area di bawah dan belakang
dalam sinus sigmoideus. Sewaktu sinus sigmoideus berjalan turun gigi molar tiga. Fovea submandibularis, di mana terdapat pars
ke foramen jugulare, sinus ini membuat alur yang dalam pada superficialis glandulae submandibularis, terletak di bawah bagian
bagian belakang os petrosus dan pars mastoideus ossis temporalis. posterior linea mylohyoidea. Fovea sublingualis, tempat glandula
Di sini, sinus sigmoideus terletak tepat Posterior terhadap antrum sublingualis, terletak di atas bagian anterior linea mylohyoidea
mastoideum. (Gambar 11-10).
Tabel 11-3 memperlihatkan ringkasan dari lubang-lubang Pinggir atas corpus mandibulae disebut pars alveolaris. Pada
penting yang terdapat pada basis cranii dan struktur-struktur orang dewasa berisi 16 lubang untuk akar-akar gigi.
yang melewatinya. Pinggir bawah corpus mandibulae disebut basis. Fossa
digastrica lekukan kecil yang kasar pada basis, pada sisi kanan
dan kiri symphisis mandibulae (Gambar 11-10). Di dalam fossa ini
Mandibula terdapat origo venter anterior musculus digastricus.
Mandibula atau rahang bawah adalah tulang terbesar dan terkuat Ramus mandibulae terletak vertikal dan memiliki processus
wajah, dan tulang ini bersendi dengan tengkorak pada articulatio coronoideus di anterlor dan processus condylaris di posterior,
temporomandibularis. atau caput. Kedua processus dipisahkan oleh incisura mandibulae
Mandibula terdiri dari corpus berbentuk taPal kuda dan (Gambar 11-10).
sepasang ramus. Corpus mandibulae bertemu dengan ramus Pada permukaan lateral ramus terdapat jejas-jejas perlekatan
masing-masing sisi pada angulus mandibulae (Gambar 11-10). musculus masseter. Pada permukaan medial ditemukan foramen
Pada permukaan luar di garis tengah corpus mandibulae mandibulare, untuk arteria, vena dan nervus alveolaris inferior.
terdapat sebuah rigi yang menuniukkan garis fusi dari kedua Di depan foramen terdapat tonjolan tulang, disebut lingula, untuk
belahan selama perkembangannya, yaitu symphisis mandibulae. tempat perlekatan ligamentum sphenomandibulare (Gambar
Foramen mentale dapat dilihat di bawah gigi premolar kedua; 11-10). Foramen menuju ke dalam canalis mandibulae, yang
dari lubang ini keluar arteria, vena dan nervus alveolaris inferior' bermuara ke permukaan lateral corpus mandibulae pada foramen
Pada permukaan medial corpus mandibulae di bidang mentale (Lihat hal. 295). Canalis incisivus merupakan lanjutan
tengah tampak spina mentalis; baglan atas merupakan tempat ke depan darl canalis mandibulae di luar {orar'ren mentale dan di
origo musculus geniogiossus dan bagian bawah tempat origo bawah gigi incisivus.
Lubang di Tengkorak
296 BAB 11
M. pterygoideus lateralis
processus (caput) condylaris
ligamentum stylomandibulare
M. pterygoideus medialis incisura mandibulae
foramen mandibulare processus coronoideus
M. temporalis
lingula M. masseter
ligamentum
sphenomand;bulare ramus
M. constrictor
pharyngeus superior dentes incisivi
fovea sublingualis
angulus
linea mylohoidea M. buccinator M. ;.,t,;ntalis
M. mylohyoideus corpus mandibulae
fovea submandibularis corpus mandibulae
M. depressor
M. platysma Iabii inferioris
M. genrohyoideus M. depressor
venter anterior M. digastricus anguli oris
spina mentalis
pars alveolaris corpus mandibulae
digastrica
foramen mentale
M. hyoglossus
ligamentum stylohyoideum
M. geniohyoideus
M. mylohyoideus
M. omohyoideus
ligamentum
stylohyoideum M. thyrohyoideus
M. sternohyordeus
sutura coronalis
sutura sagittalis
sutura lambdoidea
sinus frontalis
processus mastoideus
concha inferior
sinus maxillaris
maxilla dengan gigi-geligi
angulus mandibulae
corpus mandibulae
dengan gigi-geligi
foramen mentale
Gambar 11-12 Ciri-ciri utama yang tampak pada radiograf posteroanterior tengkorak pada Gambar 11-11.
processus
clinoideus sella
turcica sutura
coronalis
auricula processus clinoideus
anterior
lamina externa
sinus sphenoidalis
pars orbitalis
lamina interna ossis frontalis
sinus frontalis
margo anterior
fossa cranii media
sinus maxillaris
protuberantia
occipitalis externa palatum
pars petrosa
ossis temporalis maxilla dengan
gigi-geligi
caput mandibulae
processus mastoideus
arcus posterior
/"1
/ f
tY9.t"ri"u"
\
arcus\N+Fg,-'*^, \mandibula
\gigi-geligi dengan
atlantis
)rrnr"
arcus anterior atlantis Gambar 11-14 Ciri-ciri utama yang tampak pada
i ,l: ,.':i i,r}l.,'. ..i : Gambar 11-15 Radiograf posteroanterior tengkorak untuk
,rr&:a:&.i.::& melihat sinus paranasales.
BAB 11
pars orbitalis
ossis frontalis sinus frontalis
margo
cribriformis supraorbitalis
ala major canalis
ossis sphenoidalis fissura orbitalis
supenor
SINUS
sphenoidalis
pars petrosa
ossis temporalis
lamina cribriformis
processus clinoideus
sinus ethmoidalis anterior
sella turcica
processus clinoideus
posterior
margo orbitalis
dorsum sellae
os zygomaticum
sinus sphenoidalis
arcus zygomaticus
sinus maxillaris
collum mandibulae
Gambar 11-18 Ciri-ciri utama yang tampak pada radiograf lateral tengkorak dalam Gambar 11-17.
ligamentum nuchae
M. trapezius
processus spinosus vertebra C7
angulus superior scapulae
processus spinosus vertebra T1
acromton
, processus sprnosus
vertebra T3
spina scapulae
caput humeri
angulus inferior
scapulae
processus spinosus
vertebra T7
M. latissimus dorsi
crista iliaca
trochanter major
tuber ischiadicum
crena ant
ulung os coccygrs
lipat bokong
Lengkung-Lengkung Columna Vertebralis posterior thoracaf cekung posterior lumbaf dan cembung posterior
sacral. Pada bulan-bulan terakhir kehamilary dengan bertambah
Lengkung podo Bidong Sogitol besar dan beratnya janin, wanita cenderung menambah cekungan
Columna vertebralis janin mempunyai satu cekungan ke anterior. posterior lumbal, daiam usahanya menjaga pusat berat badan atau
Dengan bertambahnya pertumbuhary terbentuk angulus lumbo- keseimbangan. Pada orang tua discus intervertebralis mengalami
sacralis. Setelah lahir, pada waktu anak mampu mengangkat atrofi, mengakibatkan bertambah pendeknya tubuh dan secara
dan mempertahankan kepalanya terhadap columna vertebralis, perlahan-lahan columna vertebralis kembali ke dalam cekungan
pars cervicalis columnae vertebralis menjadi cekung ke postedor anterior yang utuh.
(Gambar 11-21). Mendekati akhir tahun pertama, bila anak mulai
berdiri" pars lumbalis columnae vertebralis menjadi cekung ke Lengku ng-Lengkun g poda Bid on g Co ron ol
posterior. Pembentukan lengkungJengkung sekunder ini sebagian Pada akhir masa anak-anak, seringkali ditemukan adanya lengkung
besar disebabkan oleh modifikasi bentuk discus intervertebralis. lateral yang ringan di daerah thoracal coiumna vertebralis. Ke-
Pada orang dewasa, pada posisi berdiri (Gambar 17-27), adaan ini normal dan biasanya disebabkan oleh terlalu seringnya
columna vertebralis rnemperlihatkan lengkung-lengkung regional menggunakan salah satu dari ekstremitas superior. Misalnya,
pada bidang sagital berikut ini: cekung posterior cervical, cembung orang dengan tangan kanan dominan sering mempunyai lengkung
TULANG DAN KARTILAGO 303
spina (bifida)
lamina
foramen vertebrale
pediculus
facies articularis
processus supeflor
transversus
vertebra tuberculum posterius
lengkung cervical cervicalis
(7) foramen
transversarium
tuberculum anterius
sprna
fovea costalis
processus
processus lamina
transversus
transversalis
facies articularis
supenor
foramen vertebrale
pediculus
fovea costalis
lengkung corpus
thoracal vertebra
thoracicus
(12)
sprna
lamina
processus articularis
processus articularis
inferior
superior
process!.rq
transversus
foramen vertebrale
pediculus
corpus
vertebra
lengkung lumbalis processus articularis superior
lumbal (5)
massa lateralis
li €i3_
foramina sacralia
vertebra
lengkung anteriora
sacralis
sacral (5)
g*-'@
vertebra coccygea
(4)
\sl{i;# processus transversus
A
ossis coccygis
Gambar 1t-20 A. Pandangan lateral columna vertebralis. B, Ciri-ciri umum berbagai macam jenis vertebra.
304 BAB 11
medulla spinalis
filum terminale
spatium subarachnoideum
berisi liquor cerebrospinalis
Gambar 11-2f A, B, dan C. Lengkunglengkung columna vertebralis pada berbagai usia. D. Pada orang dewasa, ujung
bawah medulla spinalis terletak setinggi pinggir bawah corpus vertebrae lumbalis I (panah afas), dan spatium subarachnoideum
berakhir pada pinggir bawah corpus veftebrae sacralis II (panah bawah).
thoracal ringan ke kanan. Lengkung kompensasi ringan selalu spinalis dengan bungkus-bungkusnya. Arcus vertebrae terdiri atas
terbentuk di atas dan di bawah lengkung tersebut. sepasang pediculus yang berbentuk silinder, yang membentuk
sisi-sisi dari arcus, dan sepasang lamina yang gepeng yang
Ciri-Ciri Umum Sebuah Vertebra melengkapi arcus dari posterior.
Walaupun vertebra memperlihatkan berbagai perbedaan regionaf Arcus vertebrae mempunyai tujuh processus yaifu satu
namun semua vertebra mempunyai pola yang sama (Gambar 11- processus spinosus, dua processus transversus, dan empat
20). processus articularis (Gambar 11-20).
Vertebra tipikal terdiri atas corpus yang bulat di anterior Processus spinosus atau spina, menonjol ke posterior dari
dan arcus vertebrae di posterior. Keduanya melingkupi sebuah pertemuan kedua laminae. Processus hansversus menonjol ke
ruang disebut foramen vertebrale, yang dilalui oleh medulla lateral dari pertemuan lamina dan pediculus. Processus spinosus
TULANG DAN KARTIUGO 305
dan processus transversus berfungsi sebagai pengungkit dan I Corpus berukuran sedang dan berbentuk jantung.
menladi tempat melekatnya otot dan ligamentum. a Foramen vertebrale kecil dan bulat.
Processus articularis terletak vertikal dan terdiri dari dua a Processus spinosus panjang dan miring ke bawah.
processus articularis superior dan dua Processus articularis a Fovea costalis terdapat pada sisi-sisi corpus untuk bersendi
inferior. Processus ini menonjol dari pertemuan antara lamina dan dengan capitulum costae.
pediculus, dan facies articularisnya diliputi oleh cartilago hyaline. it Fovea costalis terdapat pada processus transversus untuk
Kedua processus articularis superior dari sebuah arcus bersendi dengan tuberculum costae (T XI dan XII tidak
vertebrae bersendi dengan kedua processus articularis inferior mempunyai fovea costalis pada processus transversus).
dari arcus yang ada di atasnya, membentuk dua sendi sinovial. a Processus articularis superior mempunyai facies yang
Pediculus mempunyai lekuk pada pinggir atas dan bawahnya, menghadap ke belakang dan lateral, sedangkan facies pada
membentuk incisura vertebralis superior dan inferior. Pada processus articularis in-ferior menghadap ke depan dan medial.
masing-masing sisi, incisura vertebralis superior sebuah vertebra Processus articularis inferior vertebra T XII menghadap ke
dengan incisura vertebraiis inferior dari vertebra di atasnya lateral, seperti pada vertebra lumbalis.
membentuk foramen intewertebrale. Foramen ini pada kerangka
yang berartikulasi berfungsi sebagai tempat lewatnya nervus Gri-Gri Sebuoh Vertebro Lumbolis Tipikal
spinalis dan pembuluh darah. Radix anterior dan posterior
Sebuah vertebra lumbalis tipikal mempunyai ciri-ciri sebagai
nervus spinalis bergabung di dalam foramina ini, bersama dengan
berikut (Gambar 11-20):
pembungkusnya membentuk saraf spinal segmental.
I Corpus besar dan berbentuk ginjal.
Gri-Gri Sebuah Vertebro (ervicolis Tipikol t) Pediculus kuat dan mengarah ke belakang.
Sebuah vertebra cervicalis tipikal mempunyai ci*ciri sebagai I Lamina tebal.
berikut (Gamb a r 1 1 -22): a Foramina vertebrale berbentuk segitiga.
a Processus transversus panjang dan langsing.
I Processus transversus mempunyai foramen transversarium a Processus spinosus pendek, rata, dan berbentuk segiempat
untuk tempat lewatrya arteria dan vena vertebralis (Perhatikan dan mengarah ke belakang.
bahwa arteria vertebralis melalui Processus tranversus C1-6 r) Facies articularis processus articularis superior menghadap
dan tidak melalui C7). ke medial dan facies articularis processuii '',iticularis inferior
I Spina kecil dan bifida. menghadap ke lateral.
I Corpus kecil dan lebar dari sisi ke sisi.
a Foramen vertebrale besar dan berbentuk segitiga. Perhatikan bahwa vertebra lumbalis tidak mempunyai facies
a Processus articularis superior mempunyai facies yang meng- articularis untuk bersendi dengan costa dan tidak ada foramina
hadap ke belakang dan atas; Processus articularis inferior pada processus transversus.
mempunyai facies yang menghadap ke bawah dan depan.
Os Soqum
Grr-Gri Sebuoh Vertebro Cervicolis Atipikol
Os sacrum (Gambar 11-20) terdiri atas lima vertebra rudimenter
Vertebra cervicalis I, II, dan VII adalah tidak khas (atipikal). yang bergabung menjadi satu membentuk sebuah tulang
Vertebra Cervicalis I atau atlas (Gambar 11-22), tidak mem- berbentuk baji, yang cekung di antedor. Pinggir atas atau basis
punyai corpus atau processus spinosus. Atlas mempunyai arcus tulang bersendi dengan vertebra lumbalis V. Pinggir bawah yang
anterior dan arcus posterior. Atlas mempunyai massa lateralis sempit bersendi dengan os coccygis. Di lateral, os sacrum bersendi
pada masing-masing sisi dengan facies articularis pada permukaan dengan dua os coxae unfuk membentuk articulatio sacroiliaca (lihat
atasnya untuk bersendi dengan condylus occipitalis (articulatio Gambar 11-50). Pinggir anterior dan atas vertebra 51 menonjol
atlanto-occipitalis) dan facies articularis pada permukaan bawah- ke depan sebagai margo posterior apertura pelvis superior dan
nya untuk bersendi dengan axis (articulatio atlanto-axialis). dikenal sebagai promontorium sacralis. Promor-torium sacralis
Vertebra cervicalis II atau axis (Gambar 11-22) mempunyai pada wanita penting untuk obstetdk dan digunakan pada saat
dens axis (epistropheus) yang mirip pasak, yang menonjol ke atas menentukan ukuran pelvis.
dari permukaan superior corpus (mewakili corpus atlantis yang Terdapat foramina vertebralis dan membentuk canalis
telah bersatu dengan corpus axis). sacralis. Lamina vertebrae sacralis V dan kadang-kadang juga
Vertebra cervicalis VII atau vertebra prominens (Gambar 11- vertebra sacralis IV tidak mencapai garis tengah dan membentuk
22), diberi nama demikian karena mempunyai processus spinosus hiatus sacralis (Gambar 11-23). Canalis sacralis berisi radices
yang paling panlang dan processus itu tidak bifida. Processus anteriores dan posteriores nervi spinales sacrales dan coccygeales,
transversus besar, tetapi foramen transversarium kecil dan dilalui filum terminale, dan zat fibroadiposa. ]uga berisi bagian bawah
oleh vena vertebralis. spatium subarachnoideum, ke bawah sampai setinggi pinggir
bawah vertebra 52.
G r rG ri Sebuoh Verteb ra T horacico Tipikol Permukaan anterior dan posterior sacrum mempunyai empat
Sebuah vertebra thoracica tipikal mempunyai ciri-ciri sebagai foramen pada setiap sisi, untuk tempat lewatnya rami anteriores
berikut (Gambar 11-20): dan posteriores empat nervi spinales sacrales bagian atas.
306 BAB 11
splna
foramen vertebrale
foramen transversarium
processus
transversus
Gambar 11-22 A. Vertebra cervicalis tipikal, aspek superior . B. Atlas atau vertebra Cl, aspek superior. C. Axis atau veftebra
C2, dilihat dari atas dan belakang. D. Veftebra CZ aspek superior. Foramen transversarium dilalui oleh vena vertebralis tetapi
bukan arteria vertebralis.
foramina sacralia
anteriora
canalis sacralis
spina sacralis I
facies auricularis
foramina sacralia
posteriora
hiatus sacralis
ulung os occygrs
pintu masuknya di superior sempit (di klinik disebut sebagai Manubrium sterni merupakan bagian atas sternum, yang
pintu keluar) dan pintu keluamya di inferior lebar. Cavea thoracis masing-masing sisinyabersendi dengan clavicula, cartilago costalis
pipih dari depan ke belakang. Fungsi cavea thoracis adalah untuk I dan bagian atas cariilago costalis II (Gambar 11-30). Manubrium
ikut berpartisipasi pada gerakan respirasi dan melindungi viscera sterni terletak berhadapan dengan vertebra thoracica III dan IV.
thoracica, terutama jantung dan paru-paru, serta viscera abdomen, Corpus sterni di atas bersendi dengan manubrium sterni
yaitu hepar, 1iery dan gaster yang terdapat di dalamnya. melalui sebuah sendi fibrocartilago, articulatio manubriosternalis.
Di bawah corpus sterni bersendi dengan processus xiphoideus
pada articulatio xiphosternalis. Pada setiap sisi terdapat
Sternum lekukan-lekukan untuk bersendi dengan bagian bawah cartilago
Sternum terletak di garis tengah di dinding anterior toraks. Sternum costalis II dan cartilago costalis III sampai VII (Gambar 11-30).
merupakan tulang pipih yang dapat dibagi menjadi tiga bagian: Cartilago costalis II - VII bersendi dengan stemum melalui sendi
manubrium sterni, corpus stemi, dan processus xiphoideus. synovialis.
308 BAB 11
facies.articularis
. inferior atlantis
dens axis
/,.,,,
arcusrtposterius
corpus axrs
lilmina axis
Gambar 11-24 Radiograf anteroposterior daerah servikal atas colurnna vedebralis dengan pasien dalam keadaan
mulut terbuka untuk memperlihatkan dens axis.
Processus xiphoideus (Gambar 11-30) merupakan bagian Cartilagines costales berperanan pentlng dalam elastisitas
paling bawah dan paling kecil dari sternum. Processus xiphoideus dan mobilitas dinding toraks. Pada manula, cartilagines costales
merupakan cartilago hyalin pipih yang pada orang dewasa cenderung kehilangan sebagian fleksibilitasnya akibat kalsifikasi
mengalami osifikasi pada ujung proksimalnya. Tidak ada costa superfisial.
ataupun cartilago costalis yang melekat padanya.
Angulus sterni (Angle ofLouis), yang dibentuk oleh persendian Costae
manubrium stemi dengan corpus sterni, dapat dikenali dengan
adanya peninggian transversal pada permukaan anterior sternum Terdapat 12 pasang costa, yang semuanya melekat pada vertebra
(Gambar 11-30). Peninggian transversal terletak setinggi cartilago thoracica (gambar 77-30, 77-37, dan 11-32). Tujuh pasang cartilago
costalis II, dan merupakan titik awal perhitungan semua cartilago yang atas melekat pada sternum melalui cartilages costalesnya di
costalis dan costa. Angulus stemi terletak berhadapan dengan sebelah anterior. Di anterior pasangan costa VIII, IX, dan X melekat
discus intervertebralis di antara vertebra thoracica IV dan V. satu dengan yang lain dan ke costa VII melaiui cartilages costales
Articulatio xiphisternalis terletak berhadapan dengan corpus dan junctura sinovialis yang kecil. Pasangan costa XI dan XII di
vertebrae thoracicae IX. depan tidak mempunyai perlekatan di anterior dan dinamakan
costae fluctuantes.
Sebuah costa tipikal berbentuk panjang, melintir, pipih dan
Cartilagines Costales
mempunyai pinggir atas yang membulat dan halus, serta pinggir
Cartilagines costales merupakan batang cartilago hyaline yang bawah yang tajam dan tipis (Gambar 11-31 dan 11-32). Pinggir
menghubungkan 7 costa bagian atas dengan pinggir lateral bawah tergantung bebas dan mempunyai sulcus costae yang berisi
stemum dan costa VIII, X, dan X dengan cartilago tepat di atasnya. arteria, vena dan nerr,'us intercostalis.
Cartilagines costales XI dan XII berakhir pada otot-otot abdomen Costa mempunyai caput, collum, tuberculum, corpus, dan
(Gambar 11-30). angulus (Gambar 11-31 dan 11-32). Caput costae mempunyai
TUUNG DAN KARTILAGO 309
os occipitale
arcus
posterior epiglottis
atlantis
os hyoideum
processus
spinosus axis kalsifikasi
cartilago
thyroidea
otot
posvertebralis corpus
vertebrae C7
costa Xll
foramina
udara sacralia
dalam anteriora
rectum
Gambar 11-29 Radiograf lateral columna vertebralis daerah toraks bawah, lumbal, dan sacral.
312
incisura jugularis
corpus vertebrae
thoracicae I
angulus sterni
corpus sterni
costa Xll
tnctsura
costalis Vl costae fluctuantes
lnclsura
costalis Vll
A processus B
xiphoideus
Gambar 11-30 A. Permukaan anterior sternum. B Sternum, costa, dan cartilagines costales membentuk rangka toraks.
dua facies articularis untuk bersendi dengan corpus vertebrae dan truncus inferior plexus brachialis menyilang costa dan
yang nomomya sama dan dengan vertebra yang terletak tepat di berhubungan dengan tulang.
atasnya (Gambar 11-31). Collum costae merupakan bagian yang
sempit terletak di antara caput dan tuberculum.
Tuberculum costae merupakaa tonjolan pada permukaan luar GAMBARAN RADIOGRAFI
costa pada pertemuan collum dan corpus. Tuberculum mempunyai CISSATHORACICAE
facies articularis untuk bersendi dengan processus transversus
vertebrae yang nomornya sama (Gambar 11-31). Corpus costae
berbentuk tipis, kurus, dan melintir sepanjang sumbu panjangnya.
Gambaran radiografi ossa thoracicae diperlihatkan dalam Gambar
Pada pinggir inferiornya terdapat sulcus costae. Angulus costae
1,1,-34.
adalah tempat di mana corpus costae melengkung ke depan
dengan tajam. Ujung anterior dari setiap costa melekat pada
cartilago costal isnya masing-masing. I RangkaApendikular
Costa I adalah costa atipikal atau tidak khas. Tulang ini penting
di klinik karena mempunyai hubungan yang erat dengan saraf- Ossa Membri Superioris
saraf bagian bawah plexus brachialis dan pembuluh-pembuluh Tulang-tulang membri superioris terdiri atas gelang bahu, serta
utama untuk lengan atas, yaitu arteria dan vena subclavia (Gambar lengan atas, lengan bawah, dan tangan.
11-33). Costa ini pipih dari atas ke bawah dan mempunyai
tuberculum pada pinggir dalamnya, disebut tuberculum musculi Tulang-Iulang Gelang Bahu
scaleni anterioris, tempat insersi musculus scalenus anterior. Di Tulang-tulang gelang bahu terdiri atas clavicula dan scapula,
anterior tuberculum, vena subclavia menyilang costa; di posterior yang saling bersendi satu dengan yang lain di articulatio
tuberculum terdapat sulcus subclavia, tempat arteria subclavia acromioclavicularis (Gambar 11-1).
TUUNG DAN KARTILAGO 313
processus sprnosus
processus transversus
I I
corpus vertebrae
A berbentuk hati
corpus vertebrae
fovea costalis
processus fovea costalis superior
transversi
corpus vertebrae
tuberculum costae
discus
intervertebralis
caput costae
collum costae sternum
Gambar 11-31 Costa V kanan bersendi di posterior dengan columna vertebralis dan di anterior dengan sternum. Perhatikan
bahwa caput costae bersendi dengan corpus vertebrae yang bernomor sama dan vertebra yang terletak tepat di atasnya.
Perhatikan juga adanya sulcus costae di sepanjang pinggir bawah costa.
314 BAB 11
facies articularis
tuberculi costae angulus costae
sulcus costae
M. scalenus medius
plexus brachialis
M. scalenus anterior
insersi M. scalenus
anterior
A. dan V. subclavia
Gambar 11-33 Apeftura thoracis superior, memperlihatkan cupula pleurae cervicalis pada sisi kiri tubuh dan hubungannya
dengan pinggir dalam costa I. Perhatikan juga adanya plexus brachialis dan arteria dan vena subclavia. (Ahli anatomi sering
menyebutkan apertura thoracis superior sebagai pintu masuk).
TULANG DAN KARTILAGO 315
costa lV
sinistra
costa v arcus
dextra aortae
vena cava
superior
ventriculus
sinister
atrium
kubah
dextrum
diaphragma
kiri
hepar
M. subscapularis
M. deltoideus
M coracobrachialis
M. brachialis
M. pectoralis minor
M. serratus anterior
M. brachioradialis
M. pronator teres
tendo communis musculorum flexorum
M. extensor carpi
radialis longus
Gambar 11-35 Tempat melekat otot pada rangka toraks, clavicula, scapula, dan humerus.
M. deltoideus
M. pectoralis major
capsula articulatio sternoclavicularis
permukaan superior
costoclaviculare
facies articularis sternalis
ligamentum coracoclaviculare dan cartilaEo costa 1
permukaan inferior
Gambar 11-36 Tempat melekat otot dan llgamentum penting pada clavicula dextra
TULANG DAN KARTILAGO 317
berbentuk seperti buah pir dan bersendi dengan caput humeri spina scapulae menjadi fossa supraspinata di atas dan fossa
pada articulatio humeri. Processus coracoideus menonjol ke atas infraspinata di bawah (Gambar 11-37). Angulus inferior scapulae
dan depan di atas cavitas glenoidalis dan merupakan tempat dapat dipalpasi dengan mudah pada orang hidup dan merupakan
melekatnya otot dan ligamentum. Medial terhadap basis processus petunjuk posisi costa VII dan processus spinosus vertebrae
coracoideus terdapat incisura suprascapularis (Gambar 11-37). thoracicae VII.
Permukaan anterior scapula cekung dan membentuk fossa Otot-otot dan ligamentum penting yang melekat pada scapula
subscapularis. Permukaan posterior scapula dibagi dua oleh dlperlihatkan pada Gambar 11-37.
M. pectoralis minor
M. deltoideus
processus coracoideus
acromion ligamentum coracoclaviculare
M. biceps caput breve
angulus superior
dan M. coracobrachialis
M. serratus anterior
margo lateralis
M. subscapularis
ligamentum coracoacromiale
processus coracoideus
spina scapulae
angulus superior acromton
M. trapezius
M. levator scapulae
M. deltoideus
M. supraspinatus
fossa supraspinata cavitas glenoidalis
capsula articularis
articulatio humeri
rhomboideus
M. triceps caput longum
minor
M. rhomboideus
margo lateralis
major
infraspinatus
permukaan posterior
Gambar t1-37 Tempat melekat atot dan ligamentum penting pada scapula dextra
318 BAB lt
Tulang-Tulang Lengan Atas trochlea humeri yar-rg berbentuk katrol untuk bersendi dengan
incisura trochiearis ulnae (Gambar 11-38). Di atas capitulum
Humerus terdapat fossa radialis, vang menerima caput radii pada saat siku
flumerus bersendi denE;an scapula pada articulatio humeri difleksikan. Di anterior, di atas trochlea, terdapat fossa coronoidea,
dan dengan radius dan ulna pada articulatio cubiti. Uiung yang selama pergerakan y<xrg sama menerima processus
atas humerus mempunyai sebuah caput (Gambar 11-38), yang coronoideus ulnae. Di posterior, di atas trochlea, terdapat fossa
membentuk sekitar sepertiga kepala sendi dan bersendi dengan olecrani, yang bertemu dengan olecranon pada waktu sendi siku
cavitas glenoidalis scapulae. Tepat di bawah caput humerl terdapat dalam keadaan ekstensi (Cambar 11-38).
collum anatomicum. Di bawah collum terdapat tuberculum majus
dan minus yang diplsahkan satu sama lain oleh suicus bicipitalis. Tulang-Tulang Lengan Bawah
Pada pertemuan ujung atas humerus dan corpus humeri terdapat Tulang-tulang lengan bawah adalah radius dan u1na.
penyempltan disebut co1lum chirurgicum. Sekitar pertengahan
permukaan lateral corpus humeri terdapat peninggian kasar yang Rodius
disebut tuberositas deltoidea. Di belakang dan bawah tuberositas Radius adalah tulang lateral lengan ban'ah (Gambar 11-39).
terdapat sulcus spiralis yang ditempati oleh N.radialis (Gambar Ujung atasnl'a bersendi dengan humerus pada articulatio cubiti
11 -38). dan dengan ulna pada articulatio ladioulnaris proksimal.
Ujung bawah humerus mempunyai epicondylus medialis dan Ujung distalnya bersendi dengan os scaphoideum dan lunatum
epicondylus lateralis untuk tempat lekat otot dan ligamenturn, pada articuiatio radiocarpca dan dengan ulna pada articulatio
capitulum humeri vang bulat bersendi dengan caput radii, dan radioulnaris distal.
collum anatomicum
M. supraspinatus
capsula articulans articulatio humeri
tuberculum majus
caput
M. infraspin;iL
tuberculum minus
collum chirurgicum
tuberositas
deltoidea
sulcus spiralis
M. deltoideus
M. coracobrachialis M. deltoideus
M. brachialis
caput medial M. triceps
crista supracondylaris
lateralis crista supracondylaris
medialis capsuia articulaiis
M. brachioradialis
articulatio cubiti
L,4. extensor carpi fossa coronoidea
radialis longus
M. pronator teres fossa olecrani
fossa radialis
epicondylus lateralis epicondylus medialis
tendo communis tendo communis anconeug
musculorum extensorum musculorum flexorum
capitulum trochlea
capsula articularis
trochlea articulatio cubiti
Gambar 11-38 Tempat melekat otot dan lrqamentum pentinq pada ",.r!ierus de::li
TIJLANG DA,N KARTILAGO 319
Pada ujung atas radius terdapat caput yang berbentuk bulat pada pinggir medialnya terdapat sulcus untuk tendo musculus
kecil (Gambar 11-39). Permukaan atas caput cekung dan bersendi ekstensor pollicis longus (Cambar 11-39).
dengan capitulum humeri yang cembung. Circumferentia Otot dan ligamentum penting yang melekat pada radius
articulare radii bersendi dengan incisura radialis u1nae. Di bawah diperlihatkan pada Gambar 11-39.
caput, tulang menyempit membentuk collum. Dibawah col'hrm
terdapat tuberositas bicipitalis atau tuberositas radii yang
Ulno
merupakan tempat insersi musculus biceps.
Corpus radii berlainan dengan ulna, yaitu lebih lebar di bawah Ulna merupakan tulang medial lengan bawah (Gambar 11-39).
dibandingkan dengan bagian atas (Gambar 11-39). Corpus radii di Ujung atasnya bersendi dengan humerus pada articulatio cubiti
sebelah medial mempunyai margo interQssea yang tajam untuk dan dengan caput radii pada articulatio radioulnaris proximalis.
tempat melekatnya membrana interossea yang menghubungkan Ujung distalnya bersendi dengan radius pada articulatio
radius dan ulna. Tuberositas pronatori4 untuk tempat insersi radioulnaris distalis, tetapi dipisahkan dari articulatio radiocarpea
musculus pronator teres, terletak di pertengahan pinggir dengan adanya facies articularis.
lateralnya. Ujung atas ulna besar, dikenal sebagai olecranon processus
Pada ujung bawah radius terdapat processus styloideus; yang (Gambar 11-39); bagian ini membentuk tonjolan pada siku.
menonjol ke bawah dari pinggir lateralnya (Gambar 11-39). Pada Processus ini mempunyai incisura di permukaan anteriornya,
permukaan medial terdapat incisura ulnae, yang bersendi dengan incisura trochlearis, yang bersendi dengan trochlea humeri. Di
caput ulnae yang bulat. Facies articularis inferior bersendi dengan bawah trochlea humeri terdapat processus coronoideus yang
os scaphoideum dan os lunatum. Pada permukaan posterior ujung berbentuk segitiga dan pada permukaan lateralnya terdapat
distal radius terdapat tuberculum keci1, tuberculum dorsale, yang incisura radialis untr-rk bersendi dengan caput radii.
capsula articulatio
processus olecranii cubiti M. triceps
processus
coronoideus M. anconeus
incisura radialis ulnae
M. brachialis
caput
M. pronator teres M. biceps
collum
M. flexor pollicis
tuberositas bicipitalis longus M. supinator
M. biceps brachii aponeurosrs
untuk M. extensor M. abductur
chorda obliqua
dan flexor carpi ulnaris pollicis longus
M. supinator
M. flexor
digitorum
profundus
M. pronator teres
membrana
interossea
M. flexor pollicis
longus
M. extensor pollicis
M. extensor
M. pronator quadratus indicis
lubang untuk
A. interossea anterior
tuberculum dorsale
M. brachioradialis radii
capsula articulatio
radiocarpea
permukaan ante!'ior permukaan posterior
Gan1i-rar tr1-39 Perlekatan ot*t dan liganrentum yang pei-rting pada radius dan ulna.
320 BAB 11
Corpus ulnae mengecil dari atas ke bawah (Gambar 11-39). Di scaphoideum, lunatum, triquetrum, dan pisiforme. Baris distal
lateral mempunyai margo interosseus yang tajam unfuk tempat terdiri dari (dari lateral ke medial) trapezium, trapezoideum,
melekatnya membrana interossea. Pinggir posterior membulat, capitatum, dan hamatum. Secara bersama-sama ossa carpi pada
terletak subcutary dan mudah diraba seluruh panjangnya. Di permukaan anteriomya membentuk cekungary yang pada ujung
bawah incisura radialis terdapat lekukarl fossa supinato\ yarrg lateral dan medialnya melekat sebuah pita membranosa yang
mempermudah gerakan tuberositas bicipitalis radii. Pinggir kuat, disebut retinaculum musculorum flexorum. Dengan cara
posterior fossa ini tajam dan dikenal sebagai crista supinatoria, ini terbentuk saluran osteofascial, canalis carpi, untuk lewatnya
yang menjadi tempat origo dari musculus supinator. nervus medianus dan tendo-tendo flexor jari.
Pada ujung distal uina terdapat caput yang bulat, yang mem- Tulang-tulang tangan pada waktu lahir merupakan tulang
punyai tonjolan pada permukaan medialnya, disebut processus rawan. Os capitafum mengalami osifikasi selama tahun pertama
styloideus (Gambar 11-39). kehidupary dan tulang-tulang lainnya mengalami osifikasi dengan
Otot dan ligamentum penting yang melekat pada ulna dapat berbagai interval waktu sampai umur 12 tahury pada usia ini
dilihat pada Gambar 11-39. semua tu1ang telah mengalami osifikasi.
Meskipun pengetahuan secara rinci darl tulang-tulang tangan
Tulang-Tulang langan tidak perlu bagi mahasiswa kedokterary tetapi posisi, bentuk, dan
Terdapat delapan buah ossa carpi yang tersusun dalam dua ukuran dari os scaphoideum seharusnya dipelajari karena sering
baris, masing-masing terdiri dari empat tulang (Gambar 11-40 fraktur. Rigi pada trapezium dan hamulus ossis hamati sebaiknya
dan 11-41). Baris proksimal terdiri dari (dari lateral ke medial) dipelajari.
os capitatum
os scaphoideum os lunatum
os hamatum
tuberculum scaphoideum os triquetrum
os pisiforme
M. abductor pollicis brevis
M. flexor carpi ulnaris
M. flexor pollicis brevis
M. abductor digiti minimi
M. opponens pollicis ligamentum pisohamatum
rigi trapezium M. flexor digiti minimi
M. abductor pollicis longus hamulus ossis hamati
caput obliquum M. adductor pollicis ligamentum pisometacarpale
M. interosseus palmaris I M. opponens digiti minimi
M. flexor carpi radialis
M. opponens pollicis M. interosseus palmaris lV
M. interosseus palmaris ll
M. abductor dan
M. abductor dan
flexor digiti minimi
flexor pollicis brevis
M. adductor pollicis dan
M. interosseus palmaris I
caput transversum
M. adductor pollicis
M. flexor pollicis
ibu jari
M. interossei palmares
M. flexor digitorum
superficialis jari kelingking
Jan manrs
jari telunjuk
jari tengah
Gambar 11-40 Perlekatan otot-otot penting pada permukaan anterior tulang tangan.
TULANG DAN KARTILAGO 321
os scaphoideum
os triquetrum os trapezoideum
os pisiforme
os trapezium
M. interosseus
dorsalis lV M. extensor
pollicis brevrs
M. interosseus
dorsalis lll M. adductor pollicis
M. interor
dors
Mm. interossei
dorsales
M. extensor pollicis longus
Gambar 11-41 Perlekatan otot-otot penting pada permukaan posterior tulang tangan.
tuberculum majus
collum anatomicum
epicondylus medialis
phalanx distalis
ibu jari tangan
os sesamoid
hamulus
ossis hamati
a:r::liiil:',:
li:lr:illlll:'
: -.:l:a::::
Gambar 11-45 Radiograf posteroanterior pergelangan tangan dan tangan orang dewasa.
TUUNG DAN KARTIUGO 325
Gambar 11-46 Radiograf posteroanterior pergelangan tangan dengan lengan bawah pronatio.
phalanx distalis
metacarpal V
Gambar 11-47 Radiograf posteroanterior pergelangan tangan dan tangan anak berusia 8 tahun.
Gambar 11-48 Radiograf lateral pergelangan tangan dan tangan orang dewasa
TULANG DAN KARTIUGO 327
phalanx media
phalanx
distalis
.1ari telunjuk
phalanx distalis
jari kelingking
phalanx
proximalis
Kt'1t
phalanx
distalis
ibujari
metarcapal
beftindihan satu
dr,:r:ian yang lain
phalanx
proximalis
os sesamoid
metacarpal ibujari
ossa carpr
Gambar 11-49 Radiograf lateral pergelangan tangan dan tangan orang dewasa dengan jari-jari pada berbagai derajat fleksi.
Apertura pelvis inferior (Gambar 11-51) di posterior dibatasi kuat dan relatif tidak fleksibel, maka ligamenta sacrotuberalia
oleh os coccygis, di lateral oleh tuber ischiadicum, dan di anterior sebaiknya dianggap membentuk sebagian batas apertura pelvis
oleh arcus pubicus (Gambar 11-51 dan 11-52). Apertura pelvis inferior. Jadi apertura peivi inferior berbentuk seperti berliary
inferior tidak berbentuk rata, tetapi mempunyai tiga incisura dengan rami ischiopubici dan symphisis pubis membenhrk batas
yang lebar. Di anterior, di antara rami ischiopubici terdapat arcus depan dan ligamenta sacrotuberalia dan os coccygis membentuk
pubicus, dan di lateral terdapat incisura ischiadica. Incisura batas belakang.
ischiadica dibagi dua oleh ligamentum sacrotuberale dan Cavitas pelvis terletak di antara apertura pelvis superior
ligamentum sacrospinale (Gambar 11-50 dan 11-51) menjadi dan apertura pelvis inferior. Cavitas ini berbentuk saluran yang
foramen ischiadicum majus dan foramen ischiadicum minus. dangkal dan melengkung, dengan dinding depan yang sempit dan
Dari pandangan ahli kebidanan, karena ligamenta sacrotuberalia dinding belakang yang lebih dalam (Gambar 11-51).
328 BAB 11
spina sacralis I
promontorium
canalis sacralis
articulatio sacroiliaca
ligamentum
sacrotuberale massa lateralis
ossis sacri
ligamentum sacrospinale
spina ischiadica
ramus superior ossis pubis
linea iliopectinea
acetabulum
foramen obturatorium
fossa iliaca
Iinea iliopectinea
crista pubica
tuberculum pubicum
Gambar L1-50 Pelvis pria (A) dan pelvis wanita (B), tampak anterior.
ligamentum sacrotuberale
apertura pelvis
superior
ligamentum sacrospinale
arcus pubis
apertura pelvis inferior
Gambar 1l-51 Setengah bagian kanan pelvis, memperlihatkan apertura pelvis superior; apertura pelvis inferiol ligamentum
sacrotuberale, dan ligamentum sacrospinale.
di antara spina iliaca anterior superior dan spina iliaca posterior menyebabkan tulang menjadi lebih tebal dan jejas-jejas pada
superior. Dibawah spina diatas terdapat spina iliaca anterior tulang lebih jelas (Gambar 11-50 dan 11-55).
inferior dan spina iliaca posterior inferior. Pada permukaan dalam
ilium terdapat facies auricularis yang besar untuk bersendi dengan .l Pelvis major pada perempuan dangkal dan pada laki-laki
os sacrum. Linea iliopectinea berjalan ke bawah dan depan di dalam.
sekitar permukaan dalam ilium dan berperan membagi dua pelvis a Apertura pelvis superior pada bidang transversal berbentuk
menjadi pelvis major dan pelvis minor. oval pada perempuary tetapi berbentuk hati pada laki-laki.
Ischium merupakan pars inferior dan posterior os coxae dan Hal ini karena adanya penonjolan promontorium pada laki-
mempunyai spina ischiadica dan tuber ischiadicum (Gambar 11- 1aki.
<\
crista iliaca permukaan kasar uniuk tempat
melekatnya ligzimentum interosseum
fossa iliaca
spina iliaca
anterior superior
u#N
Sli"i,.il
spina iliaca
anterior inferior
linea iliopectinea
N\ ie facies auricularis
incisura ischiadica
minor
corpus ossis pubis
tuberculum pubicum
membrana obturatoria
crista pubica
canalis obturatorius
tuber ischiadicum
ramus ischiadica
A
tuberculum ilium
acetabulum
garis fusi tulang-tulang
foramen obturatorium
ischium
Gambar 11-52 Os coxae dextrum. A. Permukaan medial. B. Permukaan lateral. Perhatikan garis fusi antara ketiga tulang:
ilium, ischium, dan pubis.
M. gluteus medius
crista iliaca
linea glutea media
tuberculum iliacum
linea glutea posterior
M. gluteus minimus
M. gluteus maximus
M. tensor fasciae latae
spina iliaca
posterior suPerior
spina iliaca
anterior superior
ligamentum
sacrotuberale ligamentum inguinale
M. sartorius
spina iliaca linea glutea inferior
posterior inferior spina iliaca anterior inferior
incisura ischiadica maior 1r' caput rectum l\,4. rectus femoris
capsula caput reflexum M. rectus femoris
spina ischiadica - fossa acetabuli
ligamentum sacrospinale linea pectinea
ramus superior ossis pubis
M. oemellus suoerior -
l\,4. pectineus
incisu"ra ischiadicb minor
crista pubica
M. gemellus inferior ligamentum inguinale
ligamentum sacrotuberale tuberculum pubicum
M. semimembranosus M. adductor longus
M. semitendinosus - corpus ossis pubis
M. biceps femoris
l\,4. adductor brevis
tuber ischiadicum
ramus inferior pubis
lvl. quadratus femoris
M. gracilis
M. adductor magnus M. obturator externus
ramus ischium
Gambar 11-53 lYusculi dan ligamenta yang melekat pada permukaan luar os coxae dextrum.
M. gluteus medius
M. gluteus
maximus M. gluteus minimus
M. rectus femoris
M. gemellus supenor
M. gluteus medius
M. gemellus inferior
M. obturator externus
M. semitendinosus M. quadratus femoris
M. biceps femoris
M. adductor magnus M. gluteus maximus
M. sernimembranosus
M. psoas
vastus intermedius
M. iliacus
M. pectineus
M. adductor brevis
M. vastus lateralis
Gambar 11-54 Musculi yang melekat pada Dermukaan luar os ccxae dextrum dan permukaan posterior femur.
332 BAB 11
perempuan laki-laki
Patella
apertura pelvis
superior
O C) Patella (Gambar 11-58) adalah tulang sesanr,...-.r yang terbesar
(yaitu sebuah tulang yang berkembang di dalam tendo musculus
o
quadriceps femoris di depan sendi lutut). Patella berbentuk segitiga
vA
apertura pelvis
inferior tuberositas tibiae oleh ligamentum patellae. Facies posterior
F
bersendi dengan condvlus femoris. Patella terletak dalam posisi
terbuka di depan sendi lutut dan dapat diraba dengan mudah
cavitas pelvis melalui kulit. Patella dipisahkan dari kulit oleh bursa subcutanea
vang penting (lihat Ganbar 12-28).
Pinggir atas, lateraf dan medial merupakan tempat lekat dari
arcus pubicus berbagai bagian musculus quadriceps femoris. Pateila ciicegah
bergeser ke lateral selama kontraksi n-rusculus quadriceps femoris
Gambar 11-55 Apedura pelvis superior, apeftura pelvis inferior, conjugata
oleh serabut-serabut horizontal bawah musculus vastus medialis
dan oleh besarnya ukuran condylus lateraiis femoris.
diagonalis, dan axis pelvis. Beberapa perbedaan utama antara pelvis
perempuan dan pelvis laki-laki diperlihatkan juga.
Iulang-Tulang Tungkai Bawah
pusat caput terdapat lekukan kecil yang disebut fovea capitis, Tibia
yaitu untuk tempat perlekatan dari ligamentum capitis femoris. Tlbia merupakan tulang medial tungkai bawah yang besar dan
Sebagian pendarahan untuk caput femoris dari arteria obturatoria beriungsi menyanggah berat badan (Gambar 11-58 dan 11-59).
dihantarkan melalui ligamentum ini dan memasuki tulang melalui Di proksimal, tibia bersendi dengan condylus femoris dan caput
fovea capitis. fibulae dan di distal dengan talus dan ujung distal fibula. Tibia
Collum, yang menghubungkan caput dengan corpus, berialan mempunyai uiung atas yang melebar dan ujung bawah vang lebih
ke bawah, belakang, dan lateral dan membentuk sudut lebih kecii, serta sebuah corpus.
kurang 125 derajat (pada perempuan lebih kecil) dengan sumbu Pada ujung atas terdapat condylus lateralis dan medialis
panjang corpus femoris. Bt-.samya ludut ini dapai merubah akibat (kadang-kadang disebut tibial plateau laterai dan medial), yang
adanya penyakit bersendi dengan cc.rndylus lateralis d;rn medialis fenroris, dan
Trochanter major dan minor nrerupakan tor-rjolan besar dipisahkan oleh meniscus later":lis dan rnediatris. Perrr.r.:kaan atas
pada batas antara collum dan corpus (Gambar 11,55 dan 11-57). facies artic'.rlaris condvlus tibiae terbai:i atas arra interecndyla4s
TUUNG DAN KARTIUGO 333
Fibulo
Fibula adalah tulang lateral tungkai bawah yang ramping
(Gambar 11-58 dan 11-59). Tulang ini tidak ikut bersendi pada
articulatio genus, tetapi di bawah tulang ini membentuk malleolus
lateralis sendi pergelangan kaki. Tulang ini tidak berperan dalam
menyalurkan berat badary tetapi merupakan tempat melekat otot-
otot. Fibula mempunyai ujung atas yang melebar, corpus, dan
uiung bawah.
Ujung atas, atau caput fibulae, ditutupi oleh processus
styloideus. Bagian ini mempunyai faciss rrticularis untuk
bersendi dengan condylus lateralis tibiae.
Corpus fibulae panjang dan ramping, Ciri khasnya adalah
mempunyai empat margo darr empat facies. Margo medialis atau
M. articularis genu margo interossea memberikan tempat perlekatan untuk membrana
interossea.
Ujung bawah fibula membentuk malleolus lateralis yang
berbentuk segitiga dan terletak subkutan. Pada facies medialis
malleolus lateralis terdapat facies articularis yang berbentuk
capsula articulatio segitiga untuk bersendi dengan aspek lateral os talus. Di bawah
facies genu dan belakang facies articularis terdapat lekukan yang disebut
patellaris fossa malleolaris.
ligamentum Musculi dan ligamenta penting yang melekat pada fibula
laterale dapat dilihat pada Gambar 11-58 dan 11-59.
ligamentum mediale
0ssa Pedis
Gambar 11-56 Musculi dan ligamenta yang melekat pada permukaan Ossa pedis adalah ossa tarsalia" ossa metatarsali4 dan phalanges.
anterior femur dextra.
Osso Torso/is
trochanter major
M. obturator externus
ligamentum dari
fovea capiiis femoris
M. gluteus medius
ligamentum ischiofemorale
tuberculum quadratum
capsula articulatio coxae
crista intertrochanterica
M. psoas
'M. gluteus maxrmus
M. iliacus
M. adductor magnus
M. pectineus M. vastus intermedius
M. adductor brevis
M. vastus lateralis
M. vastus medialis
linea aspera
M. adductor longus
tuberculum adductorum
M. gastrocnemius (caput laterale)
epicondylus medialis , epicondylus lateralis
incisura intercondylaris
Gambar 11-57 Musculi dan ligamenta yang melekat pada permukaan posterior femur dextrum
eminentia intercondylaris
capsula articularis geni
tractus iliotibialis
M. semimembranosus
condylus lateralis
ligamentum collaterale laterale
ligamentum collaterale mediale
caput fibulae
ligamentum patellae
M. biceps femoris tuberositas tibiae
M. extensor digitorum longus M. sartorius
M. gracilis
margo anterior
M. semitendinosus
facies anterior
M. peroneus longus
quadriceps femoris
margo anterior
facies lateralis ligamentum patellae
facies medialis
M. peroneus brevis
malleolus medialis
ligamentum mediale
malleolus lateralis articularis talocruralis
Gambar 11-58 Musculi dan ligamenta yang melekat pada facies anterior tibia dan fibula dextra; terlihat juga perlekatan pada
patella.
M. semimembranosus
caput fibulae
M. popliteus
M. soleus M. soleus
Iinea verticalis
margo medialis
M. flexor digitorum
ilngus
margo interosseus
malleolus lateralis
Gambar 11-59 Musculi dan ligamenta yang melekat pada facies posterior tibia dan fibula dextra.
naviculare. Facies articularis ini berlanjut pada facies inferiornya, pada kaki yang terartikulasi membentuk terowongan, sinus tarsi,
di mana bagian ini di belakang terletak di atas sustentaculum tali yang ditempati oleh ligamentum talocalcaneum interosseum
dan di depan terletak di atas ligamentum calcaneonaviculare. yang kuat.
Collum tali terletak postedor terhadap caput dan sedikit Corpus tali berbentuk kuboid. Facies superiomya bersendi
menyempit. Permukaan atasnya kasar dan menjadi tempat dengan ujung distal tibia; bagian ini cembung dari depan ke
perlekatan ligamenta, dan permukaan bawahnya memperlihatkan belakang dan sedikit cekung pada sisi-sisinya. Pada facies
alur yang dalam disebut sulcus tali. Sulcus tali dan sulcus calcanei lateraiisnya terdapat facies articularis yang berbentuk segitiga
TUUNG DAN KARTIUGO 337
untuk bersendi dengan malleolus lateralis fibulae. Pada facies Ossa tarsalia lainnya harus diidentifikasi dan ciri-ciri penting
medialisnya terdapat facies articularis kecil, berbentuk koma berikut ini perlu diperhatikan.
untuk bersendi dengan malleolus medialis tibiae. Facies posterior
ditandai oleh dua tuberculum kecil yang dipisahkan oleh sulcus Os Noyiculare
tendinis musculi flexoris hallucis longi. Tuberositas ossis navicularis (Gambar 1L-60, 11-6L, dan 11-
Terdapat banyak ligamentum penting yang melekat pada talus, 62) dapat dilihat dan dipalpasi pada pinggir medial kaki lebih
namun tidak ada satupun otot yang melekat pada tulang ini. kurang 1 inci (2,5 cm) di depan dan bawah malleolus medialis;
talus -
/ \ \
facies articularis / collum "otPut untuk tibia
untuk ligamentum -\=
caput
calcaneonaviculare
tuberculum mediale
tuberositas
sulcus tali I
sulcus calcanei
calcaneus
tuberculum laterale
sulcus calcanei
.--: : -->-{sa@:-;
-i-
\ 1 -\-
:2 -V- --'-':-
---
calcaneus *:*..'6:?; -=-=t--=:-
tuberculum laterale
aspek lateral
serta memberikan tempat perlekatan untuk bagian utama tendo Penulangan ossa tarsalia, berbeda dari ossa carpalia lainnya,
musculus tibialis posterior. telah dimulai sebelum lahir. Pusat osifikasi untuk calcaneus dan
ta1us, juga sering untuk os cuboideum telah ada pada waktu lahir.
M. extensor
hallucis longus
M. extensor digitorum
brevis (M. extensor
hallucis brevis)
M. interosseus
M. interosseus dorsalis ketiga
dorsalis kedua
M. interosseus M. interosseus
dorsalis pertama dorsalis keempat
os metatarsale
pertama
cuneiforme
M. peroneus tertius
mediale
cuneiforme intermedium
cuneiforme laterale y!,u M. peroneus brevis
naviculare Os cuboideum
)'
M. extensor
digitorum brevis
calcaneus
tendo
calcaneus
Gambar 11-61 Perlekatan-periekatan musculus pada aspek dorsalis ossa tarsalia dextra
338 BAB 11
serta memberikan tempat perlekatan untuk bagian utama tendo Penulangan ossa tarsalia, berbeda dari ossa carpalia lainnya,
musculus tibialis posterior. telah dimulai sebelum lahir. Pusat osifikasi untuk calcaneus dan
talus, juga sering untuk os cuboideum teiah ada pada waktu lahir.
Pada usia 5 tahury osifikasi terjadi di semua ossa tarsalia.
Os Cuboideum
Terdapat alur yang dalam pada aspek inferior os cuboideum
Osso Metotorsolio don Pholonges
(Gambar 1,7-60, 1,1,-67, dan 1,1,-62) untuk tempat tendo musculus
peroneus longus. Ossa metatarsalia dan phalanges (Gambar 17-67 dan 77-62)
menyerupai ossa metacarpalia dan phalanges pada tangan, dan
masing-masing mempunyai caput di distal, corpus, dan basis di
Os Cuneiforme
proximal. Kelima os metatarsale diberi nomor dari sisi medial ke
Ketiga tulang-tulang kecil berbentuk baji (Gamb ar 77-61' dan1L-62)
1atera1.
bersendi di proximal dengan os naviculare dan di distal dengan
Os metatarsale pertama besar dan kuat dan berperan penting
ketiga os metatarsale yang pertama. Bentuk bajinya berperan dalam menunjang berat badan. Pada aspek inferior caput terdapat
penting dalam membentuk dan mempertahankan lengkung alur oleh os sesamoid medial dan lateral yang terdapat di dalam
transversal kaki.
tendo musculus flexor hallucis brevis.
M. extensor
hallucis longus
M. extensor digitorum
brevis (M. extensor
hallucis brevis)
M. rnterosseus
M. interosseus dorsalls ketiga
dorsalis kedua
M. interosseus M. interosseus
dorsalis pertama dorsalis keempat
os metatarsale
pertama
7,/,/ I
cuneiforme F"
M. peroneus tertius
mediale
cuneiforme intermedium
M. peroneus brevis
cuneiforme laterale
naviculare Os cuboideum
M. extensor
digitorum brevis
calcaneus
tendo
calcaneus
Gambar l1-61 Perlekatan-perlekatan musculus pada aspek dorsalis ossa tarsalia dextra,
TUUNG DAN KARTIUGO 339
M. adductor hallucis
M. abductor hallucis
M. interossea plantaris
M. tibialis posterior
tuberositas naviculare
M. tibialis posterior
talus
M. quadratus plantae
M. abductor hallucis
M. abductor digiti minimi
calcaneus
Gambar l1-62 Perlekatan-perlekatan musculus pada aspek plantaris ossa tarsalia dextra.
vertebra Os sacrum
lumbalis V crista iliaca
articulatio
sacroiliaca
spina iliaca
anterior superior
incisura ischiadica
major
collum
femoris foramen
obturatorium
corpus ossrs
pubis symphisis tuber
penrs
pubis ichiadicum
processus articularis
superior osssi sacri
processus transversus
vertebrae lumbalis V
.. -t
---{s
(t--, .r-
f -'i
1
..- ) f'l
r')
A
L \.) iscl"
\ tam'on
otot-otot
paha
Patella
tuberculum
adductorium
epicondylus
medialis
femoris
condylus
medialis
femoris
condylus caput
medialis fibulae
tibiae
collum
ril^-" llae
corpus
fibulae
caput fibulae
articulatio
tibiofibularis
distalis
malleolus
medialis
corpus tali
os metatarsale I
OSSA
sesamoidea
os metatarsale V
metatarsale I
cuneiforme
mediale
naviculare
caput tali
phalanx distalis
epiphysis phalangis
distalis
phalanx
intermedius
os metatarsale I
os metatarsale V
epiphysis ossis
metatarsalis I
os cuneiforme
intermedius os cuneiforme
laterale
os cuneiforme
mediale
os naviculare
os cuboideum
Tengkorak 8. Foramenrotundumterletakpada
A. ala minor ossis sphenoidalis
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
B. os frontale
C. pars petrosus ossis temporalis
1. Margo orbitalis dibatasi di superior oleh os frontale, di lateral D. os occipitale
oleh os- di inferior oieh os maxilla, dan di E. ala maior ossis sphenoidalis
medial oleh processus maxillae dan os frontale.
A. ala major ossis sphenoidalis 9. Foramen magnum terletak pada
B. maxilla A. os sphenoidale
C. parietale B. os temporale
D. ala minor ossis sphenoidalis C. os parietale
E. os zygomaticum D. os frontale
E. os occipitale
2. Kedua os parietale saling bersendi satu dengan yang lain di
garis tengah pada 10. Divisi mandibularis nervus trigeminus meninggalkan
A. sutura lambdoidea tengkorak melalui
B. sutura sagittalis A. fissura orbitalis superior
C. sulura coronalis B. foramen rotundum
D. sulura squamotympanica C. foramen ovale
E. pterion D. foramen jugularis
E. foramen magnum
3. Processus styloideus menonjol ke bawah dan depan dari
A. os occipitale 11. Nervus vagus meninggalkan tengkorak melalui
B. os sphenoidale A. foramen jugulare
C. os temporale B. foramen occipitalis
D. os palatinum C. fissura orbitalis inferior
E. maxilla D. foramen rofundum
E. foramen spinosum
4. Canalis opticus adalahlubangpada
A. ala minor ossis sphenoidalis 12. Divisi ophthalmica nervus trigeminus meninggalkan
B. os occipitale tengkorak melalui
C. pars petrosus ossis temporalis A. fissura orbitalis inferior
D. os frontale B. foramen ovale
E. pars squamosa ossis temporalis C. foramen rotundum
D. fissura orbitalis superior
5. Canalis caroticus terletak pada E. foramenpterygopalatinum
A. os frontale
B. os occipitaie 13. Divisi maxiliaris nervus trigeminus meninggalkan tengkorak
C. pars petrosus ossis temporalis melalui
D. ala major ossis sphenoidalis A. foramen spinosum
E. os parietale B. foramen rotundum
C. fissura orbitalis superior
6. Foramen spinosum terletak pada D. foramen ovale
A. os sphenoidale E. foramenjugulare
B. os occipitale
C. os frontale
ColumnaVertebralis
D. pars petrosus ossis temporalis
E. pars squamosa ossis temporalis Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
7. Canalis hypoglossus terletak pada 14. Ciri khas vertebra cervicalis II adalah
A. pars squamosa ossis temporalis A. tidak ada corpus
B. os occipitale B. dens epistropheus
C. os frontale C. corpus berbentuk hati
D. os sphenoidale D. corpus masif
E. os parietale E. processus spinosus bercabang tiga
TIJUNG DAN KARTIUGO 349
15. Vertebra cervicalis VII dicirikan oleh 22. Ujung lateral spina scapulae membentuk:
A. processus spinosus paling panjang A. acromion
B. foramen transversarium besat B. fossa glenoidalis
C. corpusberbentukhati C. processuscoracoideus
D. corpus masif D. incisura suprascapularis
E. dens epistropheus E. angulus superior scapulae
16 Vertebra thoracica VI dicirikan oleh 23. Scapula merupakan tulang pipih berbentuk segitiga yang
A. corpusnyaberbentukhati terletak pada dinding posterior toraks di antara :
B. processus spinosusnya bercabang dua A. costa i dan VI.
C. corpusnya masif B. costa II dan VII.
D. processus articularis superiomya menghadap ke medial C. costa III dan VIII.
dan processus articularis inferior menghadap ke lateral. D. costa IV dan IX.
E. laminanya tebal E. costa V dan X.
C. pediculus kecil
E. tepat di atas sulcusbicipitalis
D. corpus masif
25. Di atas trochlea humeri di permukaan anterior terdapat:
E. processus transversus tebal dan pendek
A. fossa coronoidea
B. fossa radialis
OssaThoracicae C. capitulum
Pilihlah satu jawaban yang PALII'|G TEPAT.
D. fossa olecranii
E. tuberositasdeltoidea
19. Klinikus mendefinisikan aPertura thoracis superior sebagai:
A. lubang bawah cavea thoracis
Tulang-Tulang Lengan Bawah
B. celah di antara kedua crurae diaphragmaticae Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
C. hiatus oesophagicus pada diaphragma
D. lubang atas cavea thoracis 26. Tuberculum dorsalis radii terletak
E. celah di antara origo sternalis dan costalis diaphragmatica. A. tepat di bawah caput
B. pada permukaan posterior ujung distal
20. Margo costalis dibentuk oleh: C. pada pinggir lateral ujung distal
A. costa Vf V[I, dan X D. pada margo interosseus
B. pinggir dalam costa I E. pada setengah bagian bawah sisi lateral corpus
C. ujung processus xiphoideus
27. Processus olecranon ulnae terletak
D. cartilago costalis VII, VIII, IX, dan X.
E. cartilago costalis VII sampai X dan ujung-ujung cartilago A. pada ujung distal tulang
costalis XI dan XII.
B. setengah bagian bawah pinggir lateral
C. setengah bagian bawah pinggir medial
D. pada ujung proksimal
Gelang Bahu E. di bawah incisura radii.
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
Tulang-TulangTangan
21. Clavicula bersendi dengan lateral. Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.
A. processuscoracoideus
B. angulus superior scapulae 28. Tulang-tulang berikut ini membentuk baris proximal ossa
C. acromion carpi, kecuali:
D. basis spina scapulae A. Os lunatum
E. fossa glenoidalis -di B. Os pisiforme
350 ' BAB 11
32. Pada orang dewasa, collum femoris membentuk sudut sekitar 39. Os metatarsale kelima mempunyai sebuah tuberculum yang
derajat dengan sumbu panjang corpus. menonjol pada basisnya untuk tempat melekat:
A. 155 A. musculus peroneus brevis
B. 16s B. musculus flexor digitorum longus
c. 125 C. musculus flexor digiti minimi brevis
D. 115 D. musculus peroneus longus
E. 145 E. musculus peroneus tertius
TULANG DAN KARTILAGO 351
1. E y*g benar. Margo orbitalis dibatasi di superior oleh os 15. A yang benar. Vertebra thoracica VI dicirikan oleh corpus
frontale, di lateral oleh os zygomaticum, di inferior oleh os berbentuk hati.
maxilla, dan di medial oieh processus maxillae dan os frontale
(Gambar L1-3).
17. Cyangbenar. Ciri khas vertebra cervicalis I atau atlas adalah
tidak adanya corpus. Selama perkembangarg centrum
B yang benar. Keduaosparietalesalingbersendisatudengan atlantis bergabung dengan centrum axis, membentuk dens
yang lain di garis tengah pada sutura sagittalis (Gambar 11-6). epistropheus.
C yang benar. Processus styloideus menoniol ke bawah dan 18. D yang benar. Clri vertebra lumbalis V adalah corpus yang
depan dari permukaan bawah os temporale (Gambar 11-5). masif, pediculus juga besar, dan processus transversus panjang
dan langsing;
A yang benar. Canalis opticus adalah lubang pada ala minor
ossis sphenoidalis (Gambar 11-3 dan 11-8). 19. D yang benar. Klinikus mendefiniskan apertura thoracica
superior sebagai lubang atas cavea thoracis.
5. C yang benar. Canalis caroticus terletak pada pars Petrosus
ossis temporalis (Gambar 11-7). 20. E yang benar. Margo costalis dibentuk oleh cartilago costalis
VII sampai X dan ujung-ujung cartilago costalis XI dan XII
A yang benar. Foramen spinosum terletak pada ala major (Gambar 11-1).
ossis sphenoidalis; arteria meningea media berialan melalui
lubang ini masuk ke dalam fossa cranii media dari fossa 21. C yalg benar. Clavicula bersendi dengan acromion di lateral.
infratemporalis (Gambar 1 1.-8).
22, A yang benar. Ujung lateral spina scapulae membentuk
7. B yang benar. Canalis hypoglossus terletak di atas pinggir acromion (Gambar 11-37).
anterolateral foramen magnum (Gambar 11-8).
23. B yang benar. Scapula merupakan tulanr pipih berbentuk
E yang benar. Foramen rotundum terletak pada ala major ossis segitiga yang terletak pada dinding poslerit-:r toraks di antara
sphenoidalis (Gambar 11-8). costa II dan VIi (Gambar 11-19).
E yang benar. Foramen magnum terletak pada os occipitale. 24. D yang benar. Collum anatomicum os humeri terletak tepat di
Foramen ini dilalui oleh medulla oblongat4 pars spinalis nervi bawah caput (Gambar 11-38).
accessorii, serta arteria vertebralis dextra dan sinistra (Gambar
25. A yang benar. Di atas trochlea humeri terdapat fossa coronoidea
11-8).
untuk menerima processus coronoideus ulnae selama gerakan
C yang benar. Divisi mandibularis nervus trigeminus fleksi (Gambar 11-38).
meninggalkan tengkorak melalui foramen ovale pada ala
major ossis sphenoidalis (Gambar 1L-8).
26. B yang benar. Tuberculum dorsalis radii terdapat pada
permukaan posterior ujung distal. Tuberculum ini berperan
77. A yang benar. Nervus vagus meninggalkan tengkorak melalui sebagai katrol di mana di sekelilingnya tendo musculus
foramen jugulare bersama dengan ner'"rrs glossopharyngeus extensor pollicis longus mengubah arah dan memanjang pada
dannervus accessorius; sinusvenosus sigmoideus jugaberjalan permukaan posterior tangan (Gambar 11-39).
melalui pars posterior foramen yang sama untuk menjadi vena
jugularis interna. 27. D yang benar. Processus olecranon ulnae terletak pada ujung
proximal dan membentuk ujung siku (Gambar 11.-39).
12. D yang benar. Divisi ophthalmica nervus tdgeminus
meninggalkan tengkorak melalui fissura orbitalis superior 28. E yang tidak benar. Os trapezium terdapat pada baris distal
sebagai ketiga cabang terminalnya, disebut nerr,rrs lacrimalis, ossa carpi (Gambar 11-40).
f rontalis, dan nasociliaris.
29. D yang benar. Ossa carpi bersama-sama dengan retinaculum
13. Byangbenar. Divisimaxillarisnervustrigeminusmeninggalkan musculorum flexorum membentuk canalis carpi, yang dilalui
tengkorak melalui foramen rotundum pada ala major ossis oleh nervus medianus dan tendo flexor panjang jari-iari
sphenoidalis (Gambar 11-8). bersama dengan sarung sinovialnya.
352 BAB 11
31. B yang tidak benar. Articulatio sacrococcygea adalah sendi 36. A yang bena1. Ujung bawah fibula membentuk triangularis
kartilaginosa dan dapat melakukan gerakan cukup besar. malleolus lateralis (Gambirr 11-58).
32. C yang benar. Collum femoris membentuk sudut sekitar 125 37. C yang benar. Permukaan medial calcaneus mempunyai
derajat dengan corpus. sebuah processus besar berbentuk seperti kerang disebut
sustentaculum tali untuk menyokong talus yang terletak di
33. D yang benar. Pada orang dewasa, sebagian besar pendarahan . atasnya (Gambar 11-60).
caput femoris berasal dari arteria circumflexa femoris lateralis
dan medialis (Gambar 12-25). 38. D yang benar. Caput tali mempunyai facies articularis cembung
yang oval uefuk bersendi dengan os naviculare (Gambar 11-
34. D yang benar. Permukaan posterior tibia memperlihatkan 60).
sebuah linea obliqua untuk tempat melekah:rya musculus
soleus dan disebut sebagai linea musculi solei (Gambar 11- 39, A yang benar. Os metarsale kelima mempunyai sebuah
se). tuberculum yang menonjol pada basisnya untuk tempat
melekat tendo musculus peroneus brevis (Gambar 11-62).
35. E yang benar. Pada junctura pinggir anterior tibia dengan
ujung atas terdapat tuberositas tibiae untuk tempat melekatnya
ligamentum patellae (tendo insersi musculus quadriceps
femoris) (Gambar 11-58).