Anda di halaman 1dari 12

KASUS 1:

Tn.B usia 45 tahun, datang diantar oleh saudara ke UGD dengan keluhan kedua lengan kanan
dan kiri lumpuh atau paralisis. Gejala mirip Gulillain Bare Syndrome (GBS). Keluarga juga
mengatakan sudah 20 jam Tn.A tidak berkemih. Hasil pengkajian fisik suhu= 39,80C,
kesadaran menurun, RR=32x/menit dan Nadi 90x/menit. Keterangan dari keluarga
menyatakan bahwa Tn.A merupakan ODHA.

Tugas :
1. Tentukan jenis Infeksi Oportunistik pada Tn.A
Infeksi Oportunistik yang dialami Tn.A adalah Toxoplasmosis
2. Tentukan langkah diagnosis yang harus ditegakkan kepada Tn.A
Langkah penegakan diagnosis :
1) Pemeriksaan serologi
Didapatkan seropositif dari anti-Toxoplasma gondii IgG DAN IgM,
pemeriksaan ELISA
2) Pemeriksaan cairan serebrospinal
Menunjukkan adanya pleositosis ringan dari mononuklear predominan dan
elevasi protein
3) Pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR)
Untuk mendeteksi DNA Toxoplasmosis Gondii
4) CT Scan
Menunjukkan fokal edema dengan bercak-bercak hiperdens multiple dan
biasanya ditemukan lesi berbentuk cincin atau penyengatan homogen dan
disertai edema vasogenik pada jaringan sekitarnya
5) Biopsi otak
Untuk diagnosis pasti ditegakkan melalui biopsi otak.
3. Lakukan pengkajian focus pada Tn.A
1) Sirkulasi : Suhu 39,80C, nadi 90x/menit
2) Neurosensorik : kesadaran menurun, kedua lengan kanan dan kiri lumpuh atau
paralisis
3) Pernapasan : RR 32x/menit
4) Eliminasi : keluarga mengatakan sudah 20 jam tidak berkemih
4. Tentukan diagnosis keperawatan prioritas (3 diagnosis)
1) Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (infeksi) (SDKI D.0130)
2) Penurunan kapasitas adaptif intrakranial berhubungan dengan gangguan
metabolisme (ensefalitis toxoplasma) (SDKI D.0066)
3) Retensi urine berhubungan dengan disfungsi neurologis (SDKI D.0050)
5. Tetapkan intervensi sesuai dengan diagnosis yang ditegakkan.
HARI/ WAKTU DIAGNOSIS KEPERAWATAN INTERVENSI
TANGGAL (Tujuan,Kriteria Hasil)

Sabtu, 29 08.00 1. Hipertermia berhubungan dengan proses Perawatan Hipertermia (3786)


September penyakit (infeksi) 1. Pastikan kepatenan jalan nafas
2018 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2. Monitor tanda-tanda vital
selama 1x24 jam, klien tidak mengalami 3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
hipertermi dengan kriteria hasil : 4. Berikan metode pendinginan eksternal (mis. Kompres
1. Demam dingin pada leher, abdomen, kulit
2. Malaise menggigil kepala,ketiak,selangkangan serta selimut dingin)
3. Gangguan kognisi yang tidak bisa 5. Pasang akses IV
dijelaskan 6. Berikan cairan IV
4. Kolonisasi kultur darah 7. Berikan obat anti menggigil sesuai kebutuhan
5. Peningakatan jumlah sel darah putih 8. Monitor abnormalitas status mental
9. Monitor adanya komplikasi
10. Lakukan pemeriksaan laboratorium serum elektrolit.

Sabtu, 29 08.00 2. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial Monitor Neurologi (2620)


September berhubungan dengan gangguan metabolisme 1. Pantau ukuran pupil, bentuk, kesimetrisan dan reaktivitas
2018 (ensefalitis toxoplasma) 2. Monitor tingkat kesadaran
3. Monitor tingkat orientasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x24 jam,, klien tidak mengalami 4. Monitor GCS
penurunan kapasitas adaptif intrakranial 5. Monitor tanda-tanda vital
dengan kriteria hasil:
1. Termoregulasi 6. Monitor status pernapasan
2. Perfusi jaringan perifer 7. Monitor parameter hemodinamik invasif yang sesuai
3. Pola eliminasi urine 8. Monitor ICP dan CPP
4. Bronkospasme 9. Monitor kekuatan pegangan
5. Spasme kandung kemih 10. Catat keluhan sakit kepala
6. Hipertemia 11. Monitor respon terhadap stimuli (verbal, taktil, bahaya)
7. Tidak sadarkan diri 12. Monitor respon terhadap obat
8. Koma 13. Beritahu dokter mengenai perubahan kondisi pasien.
9. Delirium
10. Orientasi kognitif
11. Mematuhi perintah

Sabtu, 29 08.00 3. Retensi urine berhubungan dengan Perawatan retensi urin (0620)
September disfungsi neurologis 1. Berikan privasi dalam melakukan eliminasi
2018 2. Stimulasi refleks kandung kemih dengan membasahi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 x24 jam,, klien tidak mengalami abdomen dengan air dingin
retensi urine dengan kriteria hasil: 3. Berikan waktu yang cukup untuk pengosongan kandung
1. Pola eliminasi
kemih
2. Bau urine
4. Pasang kateter urin sesuai kebutuhan
3. Jumlah urine
5. Anjurkan keluarga untuk mencatat urin output sesuai
4. Warna urine
kebutuhan
5. Kejernihan urine
6. Intake cairan 6. Monitor intake dan output
7. Mengosongkan kandung kemih 7. Monitor derajat distensi kandung kemih dengan palpasi
sepenuhnya dan perkusi
8. Mengenali keinginan untuk 8. Rujuk pada spesialis perkemihan jika dibutuhkan.
berkemih
9. Retensi urine
Kasus 2
Anak S usia 1,5 tahun dibawah oleh nenek dengan keluhan sesak nafas. Klien tampak gizi
buruk atau malnutrisi. Keluarga menyampaikan bahwa anak S merupakan anak yatim piatu
yang ditinggal mati kedua orang tua karena HIV/AIDS. Hasil anamnesa menyebutkan bahwa
anak S mengalami batuk lama yang tidak sembuh dan sekarang pengobatan TB. Hasil
pengkajian RR = 65x/menit, BB dibawah 5 persentil, Suhu = 37,80C. Nadi = 90x/mnt. Batuk
tidak ada.
Tugas :
1. Tentukan jenis infeksi oportunistik pada anak S!
Infeksi oportunistik yang dialami anak S yaitu TB + malnutrisi
2. Tentukan alur atau algoritma skrining Tb dan tatalaksana uji tuberculin padaAnak S!
Alur diagnosis TB paru anak (Kemenkes,2016)

Anak dengan satu atau lebih gejala khas TB:


 Batuk ≥ 2 minggu
 Demam ≥ 2 minggu
 BB turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya
 Malaise ≥ 2 minggu
Gejala-gejala tersebut menetap walau sudah diberikan terapi yang adekuat

Pemeriksaan mikroskopis/tes cepat


molekuler (TCM) TB

Positif Negatif Spesimen tidak dapat

Ada akses foto rontgen toraks Tidak ada akses foto rontgen toraks
dan/atau uji tuberkulin*) dan uji tuberkulin

Skoring sistem

Skor ≥ 6 Skor < 6

Uji tuberkulin (+) Uji tuberkulin (-)


dan/atau ada dan tidak ada
kontak TB Paru**) kontak TB Paru**)
TB anak
terkonfirmasi
Ada kontak TB Tidak ada/tidak jelas
bakteriologis TB anak klinis
Paru**) kontak pasien TB
paru**)
Observasi gejala selama 2 minggu
Terapi
OAT***) Menetap Menghilang Bukan TB
Keterangan:
*) dapat dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan sputum
**) kontak TB paru dewasa dan kontak TB paru anak terkonfirmasi bekteriologis
***) evaluasi respon pengobatan. Jika tidak ada respon dengan pengobatan adekuat,
evaluasi ulang diagnosis TB dan adanya komorbiditas atau rujuk.
Bagan skrinning kontak TB dan tata laksana dengan uji tuberkulin dan foto
rontgen dada
Anak tanpa melihat usia, mempunyai riwayat
kontak TB, tnpa tanda/gejala yang mendukung TB

Riwayat kontak TB (dewasa)


 Apapun sputum positif
atau kultur positif Tidak Tindak lanjut reguler
 Kontak erat

Ya
Klinis sehat Tidak
 Tidak ada tanda/gejala Penilaian penyakit TB
TB
 Kontak erat

Ya
IPT: profilaksis INH harus diberikan
Uji tuberkulin positif dan/atau Tidak selama 6 bulan untuk mencegah
foto rontgen dada positif perkembangan penyakit aktif TB

Ya

Penilaian Penyakit TB

Uji tuberkulin dikatakan positif bila:


 Pada anak dengan resiko tinggi (termasuk anak terinfeksi HIV dan gizi buruk, seperti
adanya tanda klinis marasmus atau kwarshiokor): diameter indurasi >5 mm
 Pada anak lainnya (baik dengan atau tanpa vaksin Bacille Calmette-Guerin,BCG):
diameter induksi >10 mm.
3. Tentukan OAT pada anak S!
Dosis rekomendasi obat anti-TB lini pertama
Dosis rekomendasi
Setiap hari
Obat
Dosis dan rentang Maksimum per hari
(mg/kgBB) (mg)
Izoniazid 10 (10-15) 300
Rifampisin 15 (10-20) 600
Pirazinamid 35 (30-40) 2000
Etambutol 20 (15-25) 1250
Streptomisin ii 20 1000
WHO Treatment of Tuberculosis Guidelines for Natonal Programmes 2010

Durasi panduan OAT


 Tuberkulsis pada anak terinfeksi HIV (selain TB milier, meningitis TB dan TB
tulang) harus diberikan 4 macam obat (RHZE) selama 2 bulan pertama
dilanjutkan RH sampai minimal 9 bulan.
4. Lakukan pengkajian focus!
1) Identitas : An. S (1,5 tahun)
2) Keluhan utama : sesak nafas
3) Riwayat kesehatan sekarang: anak S dibawa oleh neneknya dengan keluhan
sesak nafas, tampak gizi buruk/malnutrisi.
4) Riwayat kesehatan keluarga: menurut neneknya, kakek anak S mengalami
batuk lama yang tidak sembuh dan sekarang sedang pengobatan TB, kedua
orang tua anak S meninggal dengan HIV/AIDS.
5) Pemeriksaan Fisik: RR= 65x/menit, BB di bawah 5 persentil= dibawah
normal, S= 37,80C. Nadi = 90x/mnt. Tidak ada batuk.
5. Tetapkan 3 diagnosis keperawatan prioritas !
1) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi (SDKI D.005)
2) Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
faktor biologis (NANDA 00002)
3) Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit (SDKI D.0130)
6. Buatlah intervensi Keperawatan pada Anak S!

HARI/ WAKTU DIAGNOSIS KEPERAWATAN INTERVENSI


TANGGAL (Tujuan,Kriteria Hasil)

Sabtu, 29 08.00 1. Pola napas tidak efektif berhubungan Manajemen energi (0180)
September dengan penurunan energi 1. Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan
2018 Setelah dilakukan tindakan keperawatan kelelahan sesuai dengan usia dan perkembangan
selama 1x24 jam, klien menunjukkan 2. Monitor intake/nutrisi untuk mengetahui sumber
perbaikan pola nafas dengan kriteria hasil : energi yang adekuat
1. Frekuensi pernapasan 3. Monitor sistem kardiorespirasi pasien
2. Penggunaan otot bantu nafas 4. Monitor/catat waktu tidur pasien
3. Retraksi dinding dada 5. Monitor respon oksigen pasien
4. Demam
5. Suara nafas tambahan

Sabtu, 29 08.00 2. Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari Manajemen nutrisi (1100)


September kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor 1. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien
2018 biologis untuk memnuhi kebutuhan gizi
2. Identifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x24 jam, klien menunjukkan 3. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
perbaikan nutrisi dengan kriteria hasil: dibutuhkan pasien
1. Nafsu makan
4. Pastikan makanan disajikan dengan cara yang menarik
2. Status nutrisi: energi
3. Berat badan:massa tubuh dan pada suhu yang cocok untuk dikonsumsi secara
optimal
5. Tawarkan makanan ringan yang padat gizi
6. Monitor kalori dan asupan makanan
7. Monitor kecenderungan terjadinya penurunan dan
kenaikan berat badan.
Sabtu, 29 08.00 3. Hipertermia berhubungan dengan proses Perawatan Hipertermia (3786)
September penyakit 1. Pastikan kepatenan jalan nafas
2018 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2. Monitor tanda-tanda vital
selama 1x24 jam, klien tidak mengalami 3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
hipertermi dengan kriteria hasil : 4. Berikan metode pendinginan eksternal (mis. Kompres
1. Demam dingin pada leher, abdomen, kulit
2. Malaise menggigil kepala,ketiak,selangkangan serta selimut dingin)
3. Gangguan kognisi yang tidak bisa 5. Pasang akses IV
dijelaskan 6. Berikan cairan IV
4. Kolonisasi kultur darah 7. Berikan obat anti menggigil sesuai kebutuhan
5. Peningakatan jumlah sel darah putih 8. Monitor abnormalitas status mental
9. Monitor adanya komplikasi
10. Lakukan pemeriksaan laboratorium serum elektrolit.

Anda mungkin juga menyukai