" Gigi-Gigiku Nanti Tumbuhnya Bagaimana Ya? ": Laporan Diskusi Kelompok Cbs Skenario Ikga 2 Blok 8
" Gigi-Gigiku Nanti Tumbuhnya Bagaimana Ya? ": Laporan Diskusi Kelompok Cbs Skenario Ikga 2 Blok 8
Kelompok G
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Kami ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada drg. Tubagus Agnizarridhlo selaku
fasilitator sekaligus pembimbing dalam diskusi kelompok dan juga berbagai pihak
yang telah terlibat dalam pembuatan laporan ini. Menyadari bahwa di dalam laporan
ini terdapat kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, kami berharap adanya
kritik, saran, dan usulan demi perbaikan laporan yang telah kami buat di masa yang
akan datang. Semoga laporan diskusi kelompok ini dapat dipahami bagi pembaca.
Sekiranya laporan ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang
kurang berkenan. Kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
di masa depan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Cover ............................................................................................................... 1
Kata Pengantar ................................................................................................. 2
Daftar Isi .......................................................................................................... 3
I. Skenario .................................................................................................... 4
II. Problem Definition...................................................................................... 6
III. Brainstorming ............................................................................................ 6
Daftar Pustaka ................................................................................................21
3
ISI
I. SKENARIO
Seorang ibu membawa kedua anaknya, anak perempuan yang berusia 5 tahun dan
laki-laki yang berusia 10 tahun untuk periksa ke dokter gigi. Pemeriksaan pada anak
laki-laki menunjukkan maloklusi kelas III, dengan gigitan terbalik anterior dan
posterior, gigi berdesakan pada rahang atas, impaksi kaninus kanan dan kiri atas. Profil
cekung, dan pada masa gigi bercampur. Baik ayah maupun ibunya mempunyai profil
dan maloklusi yang serupa. Dokter gigi tersebut menjelaskan kepada ibunya bahwa :
gigi anaknya masih periode gigi bercampur sesuai dengan usianya. Dilihat dari
panoramiknya maka gigi anak tersebut komplit, tetapi gigi kaninus atasnya impaksi.
Anak tersebut mempunyai maloklusi skeletal kelas III kemungkinan karena faktor
heriditer dari orangtuanya, karenanya kemungkinan mandibulanya masih bisa
bertambah panjang dan memperparah gigitan silang anteriornya. Gigitan silang
posteriornya tidak akan terkoreksi dengan adanya pertumbuhan maksila, karena
pertumbuhan melebar maksila selesai paling awal. Dokter gigi tersebut
mengkonsultasikan anak tersebut ke dokter gigi spesialis ortodonti untuk mendapatkan
perawatan lebih lanjut. Anak kedua perempuan mengeluhkan gigi-gigi depannya
berlubang. Pemeriksaan menunjukkan gigi 51, 61, 62, dan 74 karies mencapai pulpa.
Gigi 16 dan 26 parsial erupsi, sedangkan gigi 36 dan 46 belum erupsi. Ibu khawatir gigi-
gigi anaknya tidak tumbuh karena banyak gigi yang berlubang parah. Dokter gigi
menjelaskan kondisi gigi-gigi anak tersebut.
4
Gambar 2. Foto Panoramik & Sefalomteri pasien anak laki-laki
5
II. PROBLEM DEFINITION
Tugas :
1. Jelaskan tentang pola pertumbuhan dan perkembangan cranial vault dan
cranial base !
2. Jelaskan pola pertumbuhan dan perkembangan maksila arah vertikal, sagital
dan transversal !
3. Jelaskan pola pertumbuhan dan perkembangan mandibula arah vertikal,
sagital dan transversal, rotasi mandibular !
4. Waktu pertumbuhan maksila dan mandibula arah transversal, sagital,vertikal
dan percepatan pertumbuhan !
5. Jelaskan pertumbuhan jaringan lunak wajah !
6. Jelaskan tahap-tahap perkembangan gigi !
7. Jelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi percepatan erupsi gigi !
8. Jelaskan faktor – fator yang mempengaruhi lambatnya erupsi gigi !
9. Jelaskan kronologi terbentuknya gigi sulung dan gigi permanen, mulai dari
tahap pembentukan jaringan kerasnya hingga akar tebentuk sempurna! (
Boleh dijelaskan dalam bentuk tabel )
10. Bagaimana mekanisme pergantian gigi sulung ke gigi permanen?
III. BRAINSTORMING
Cranial base adalah dasar rongga otak yang memanjang dari foramen
seikum di anterior sampai basia di tulang ocipital di posterior. Basis cranial
merupakan perkembangan dari tulang rawan kondrokranium pada masa embrio
dan berubah menjadi tulang melewati osifikasi endokondral. Cranial base
merupakan dasar tulang di bawah otak yang memisahkan kranium dengan
muka. Terdiri dari tulang frontalis, etmoidalis, spenoidalis dan occipitalis.
Berbeda dengan ruang kranium, basis kranium awalnya berbentuk kartilago
kemudian bertransformasi menjadi tulang melalui osifikasi endokondral. Sisi
pertumbuhan yang paling penting pada basis cranium yaitu
6
1. Sikondrosis spenocipital : antara tuang spenoidalis dan ocipitalis
2. Sikondrosis interspenoid : antara kedua bagian tulang spenoid
3. Sikondrosis spenoetmoidal : antara tulang spenoidalis dan etmoidalis
pertumbuhan panjang, bentuknya dan sudut yang dibentuk oleh bagian anterior
dan posterior berpengaruh pada relasi maksila dan mandibula. Basis cranial yang
panjang berhubungan dengan relasi rahang kelas II sedangkan basis kranial
yang pendek berhubungan dengan relasi rahang kelas III
7
Surface remodelling
Pergeseran maksila kebawah diikuti dengan resorpsi tulang pada hidung
dan deposisi tulang pada palatum, sedangkan proc.alveolaris tumbuh
arah vertikal seiring dengan erupsinya gigi
8
Translasi dan deposisi mandibula
9
Pertumbuhan dengan rotasi ke depan lebih umum daripada ke belakang.
10
Pertumbuhan sagital (memanjang) : perempuan 14 – 15 tahun (2 – 3 tahun
setelah menstruasi pertama) dan laki-laki 17 – 18 tahun.
Pertumbuhan vertikal berlangsung seumur hidup, mencapai ukuran dewasa
ketika: perempuan berumur belasan tahun dan laki-laki berumur 20
tahunan.
Percepatan maksila dan mandibula:
- Growth spurt rahang kurang lebih sama dengan tinggi badan, meski
ada variasi
- Pada masa pubertas hampir bersamaan dengan percepatan
pertumbuhan tinggi badan; perempuan 12 tahun dan laki-laki 14 tahun
yang disebut prepubertal growth spurt.
- Pada perempuan dapat terjadi juvenille acceleration yg terjadi pada 1 –
2 tahun sebelum pubertas
11
tulang alveolar. Pertumbuhan dan perkembangan gigi dibagi dalam tiga
tahap, yaitu perkembangan, kalsifikasi, dan erupsi.
Terbentuk dental lamina pada minggu ke-6 ectodermal epitel yang melapisi
konveks bagian atas perbatasan proses alveolar menjadi menebal dan terjadi
perkembangan di bagian mesoderm membentuk dental lamina. Karena
proses alveolar berbentuk U, lamina gigi juga berbentuk U
Inisiasi merupakan permulaan terbentuknya benih gigi dari epitel mulut. Sel-
sel tertentu pada lapisan basal dari epitel mulut berproliferasi lebih cepat
daripada sel sekitarnya. Hasilnya adalah lapisan epitel yang menebal di regio
bukal lengkung gigi dan meluas sampai seluruh bagian maksila dan
mandibula.
12
Gambar 1. Siklus hidup gigi. (A–D)Tahap perkembangan gigi. (A)Inisiasi
(bud stage), (B)Proliferasi (cap stage), (C)Histodiferensiasi,
Morfodiferensiasi (bell stage), (D)Aposisi dan dilanjut dengan tahap
kalsifikasi, (E)Sebelum erupsi, (F)Setelah erupsi, (G dan H) Atrisi, (I)
Resesi gingiva dan kehilangan jaringan pendukung sehingga terjadinya
eksfoliasi. Modified from Schour and Massler.
Lapisan sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam mengalami proliferasi,
memadat, dan bervaskularisasi membentuk papila gigi yang kemudian membentuk
dentin dan pulpa pada tahap ini. Sel-sel mesenkim yang berada di sekeliling organ
gigi dan papila gigi memadat dan fibrous, disebut kantong gigi yang akan menjadi
sementum, membran periodontal, dan tulang alveolar.
13
Dimulai pada minggu ke-11 kehidupan IU. Masa neural mesenkim menginvasi tunas
gigi/enamel organ. Masing – masing tunas gigi berkembang pada laju yang berbeda
untuk membentuk 3 lapisan struktur epithel. Hasilnya, enamel organ menjadi
berbentuk tudung (topi/cap). Masa mesenkim yang menginvasi tunas gigi disebut
dental pappila yang nantinya akan membentuk dentin.
Terjadi diferensiasi seluler pada tahap ini. Sel-sel epitel email dalam (inner email
epithelium) menjadi semakin panjang dan silindris, disebut sebagai ameloblas yang
akan berdiferensiasi menjadi email dan sel-sel bagian tepi dari papila gigi menjadi
odontoblas yang akan berdiferensiasi menjadi dentin.
IV.
4. Morfodiferensiasi
Sel pembentuk gigi tersusun sedemikian rupa dan dipersiapkan untuk menghasilkan
bentuk dan ukuran gigi selanjutnya. Proses ini terjadi sebelum deposisi matriks
dimulai. Morfologi gigi dapat ditentukan bila epitel email bagian dalam tersusun
sedemikian rupa sehingga batas antara epitel email dan odontoblas merupakan
gambaran dentinoenamel junction yang akan terbentuk. Dentinoenamel junction
mempunyai sifat khusus yaitu bertindak sebagai pola pembentuk setiap macam gigi.
14
Terdapat deposit email dan matriks dentin pada daerah tempat sel-sel ameloblas
dan odontoblas yang akan menyempurnakan gigi sesuai dengan bentuk dan
ukurannya.
5. Aposisi
Terjadi pembentukan matriks keras gigi baik pada email, dentin, dan sementum.
Matriks email terbentuk dari sel-sel ameloblas yang bergerak ke arah tepi dan telah
terjadi proses kalsifikasi sekitar 25%-30%.
15
Trauma dan kematian pulpa
Kista dentigerus
faktor lokal yang dapat memperlambat erupsi gigi ialah, pembengkokan akar
abnormal, ankilosis, fusi, hiperodonsia, kehilangan prematur elemen-elemen
sulung, trauma gigi sulung dan letak benih yang salah (Seruus, 1982).
faktor sistemik yang memperlambat erupsi gigi ialah, hipofungsi dari kelenjar
endokrin, malnutrisi, penyakit-penyakit seperti rachitis, syphilis, dan TBe tulang.
Selain itu erupsi gigi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor, keturunan,
malnutrisi, hipofungsi atau hyperfungsi kelenjar endokrin dan persistensi gigi
sulung ( Davis, 1981 ~ Stewart, 1982)
16
10. Mekanisme pergantian gigi sulung ke gigi permanen
Tahap Erupsi
17
tekanan erupsi yang akan menyebabkan resorpsi akar gigi desidui. Namun,
folikel gigi dan retikulum stelata yang merupakan bagian dari komponen gigi
juga berperan dalam resorpsi akar gigi desidui.
18
Teori mekanisme erupsi gigi dapat dibagi dalam 2 kelompok, yaitu :
1. Gigi didorong atau didesak keluar sebagai hasil dari kekuatan yang
dihasilkan dari bawah dan disekitarnya, seperti pertumbuhan tulang
alveolar, akar, tekanan darah atau tekanan cairan dalam jaringan
(proliferasi).
2. Gigi mungkin keluar sebagai hasil dari tarikan jaringan penghubung di
sekitar ligamen periodontal. Pergerakan gigi ke arah oklusal berhubungan
dengan pertumbuhan jaringan ikat di sekitar soket gigi. Proliferasi aktif dari
ligamen periodontal akan menghasilkan tekanan di sekitar kantung gigi yang
mendorong gigi ke arah oklusal. Tekanan erupsi pada tahap ini semakin
bertambah seiring meningkatnya permeabilitas vaskular di Universitas
Sumatera Utarasekitar ligamen periodontal yang memicu keluarnya cairan
secara difus dari dinding vaskular sehingga terjadi penumpukkan cairan di
sekitar ligamen periodontal yang kemudian menghasilkan tekanan erupsi.
Faktor lain yang juga berperan dalam menggerakkan gigi ke arah oklusal
pada tahap ini adalah perpanjangan dari pulpa, di mana pulpa yang sedang
berkembang pesat ke arah apikal dapat menghasilkan kekuatan untuk
mendorong mahkota ke arah oklusal.
19
Tahap Fungsional/Tahap Oklusal
Tahap ini dimulai sejak gigi difungsikan dan berakhir ketika gigi
telah tanggal dan berlangsung bertahun-tahun. Selama tahap ini gigi
bergerak ke arah oklusal, mesial, dan proksimal. Pergerakan gigi pada tahap
ini bertujuan untuk mengimbangi kehilangan substansi gigi yang terpakai
selama berfungsi sehingga oklusi dan titik kontak proksimal dipertahankan.
Pada tahap ini, tulang alveolar masih mengalami pertumbuhan terutama
pada bagian soket gigi sebelah distal. Demikian halnya dengan sementum
pada akar gigi yang menimbulkan interpretasi bahwa bergeraknya gigi ke
arah oklusal dan proksimal pada tahap ini berhubungan dengan
pertumbuhan tulang alveolar dan sementum. Interpretasi ini tidak benar,
pertumbuhan tulang alveolar dan sementum bukanlah penyebab
bergeraknya gigi tetapi pertumbuhan tulang alveolar dan sementum yang
terjadi merupakan hasil dari pergerakan gigi. Pergerakan gigi pada tahap
fungsional sama dengan pada tahap prafungsional, tetapi proliferasi ligamen
periodontal berjalan lambat.
20
DAFTAR PUSTAKA
Avery, James. 2006. Essentials of Oral Histology and Embryology 2nd edition. London:
Elsevier Mosby.
Almonaitiene, R., Balciuniene, I., et al. 2010. Factors Influencing Permanent Teeth
Eruption: Part One-General Factor. Baltic Dental and Maxillofacial Journal, 12 (3):
67-72.
Profit WR, Fields HW & Sarver DM : Contemporary Orthodontics, 4th ed, Moeby Year
Book, St. Louis, 2007, 3-22.
Leslie P. Gartner, Hiatt James .L, 2014. Color Atlas and Text of Histology 6th ed.,
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
21