Anda di halaman 1dari 43

tatakota

JURNAL

Edisi 03 l Mei-Juni 2015


BEKASI

DAMBAAN INI JALANKU BEKASI KINI


KESERASIAN MANA UNTUK NANTI
JALAN DAN JALANMU
PEDESTRIAN

JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 1


tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

Daftar Isi
04
DAMBAAN KESERASIAN JALAN
DAN PEDESTRIAN

10
Ingat Jalan Ingat Daendels

tatakota 14
JURNAL

BEKASI Ini Jalanku Mana Jalanmu


Pengantar Redaksi
Pengarah:
Kepala Dinas Tata Kota 20
Ir. Koswara A, MP.
BENING, PENTING, Jalan Pintar dan Jalan Pink
Redaksi:
Tim Teknis Penerbitan
TAK BIKIN PUSING 22
Jurnal Tata Kota Derap Langkah Cinta di Pedestrian Kota
Ketua:
Kepala Bidang Perencanaan
Salam Tata Kota
Jika Anda membaca tulisan ini, itu artinya Anda tengah menikmati majalah 30
Tata Kota Jurnal Tata Kota Bekasi. Untuk itu, kami mengucap syukur alhamdulillah.... Lima di Sana Lima di Sini
Jurnal Tata Kota edisi ini, merupakan edisi penyempurnaan dari edisi-edisi
36
Erwin Guwinda, ST., MT.
sebelumnya. Atas saran dan masukan Anda semua, kami mencoba melakukan
Sekretaris: perbaikan, demi terpenuhinya standar jurnal yang baik.
Perbaikan mendasar yang kami lakukan adalah para unsur konten dan
Bekasi Kini untuk Nanti
Kepala Seksi Infrastruktur
Perkotaan
Yudi Saptono, ST., MT.
perwajahan. Bukan itu saja, yang jauh lebih penting dari keduanya adalah
semacam SOP. Melalui standar kerja yang lebih baik, memungkinkan kami lebih 50
bisa mengukur dan mengevaluasi diri, agar senantiasa mampu mengisi ruang Dari Bekasi Untuk Indonesia
Anggota: harapan pembaca sekalian.
1. Kepala Seksi Perencanaan
Wilatah dan Arsitektur Kota
Hal nyata yang barangkali bisa langsung Anda rasakan adalah pada
sistematika penyajian rubrik serta pengayaan materi. Betapa pun, lepas dari 60
Marlina Lucianawati ST., MSe,. MSc. fungsinya, jurnal modern tidak bisa lepas dari kriteria umum sebuah produk Wawancara : Ir. Koswara A, MP
2. Dede Hendriyana, ST. media cetak. Selain harus mengandung unsur informatif, edukatif, juga rekreatif.
3. Yowaldi, ST., MT. Laporan utama tentang “jalan” dan “pedestrian” yang kami angkat pada
4. Nur Firdaus, ST sajian nomor ini, telah melalui serangkaian diskusi panjang, sejak tema
dirancang, hingga collecting bahan dan data, dan berujung pada sajian yang
63
Editor: Wawancara : DR. Tri Adhianto Tjahyono
menarik. Semoga, laporan tersebut berkenan.
Roso Daras
65
Rubrikasi lain, kurang lebih sama. Yakni, berangkat dari concern terhadap
tema pokok, kemudian melengkapinya dengan berbagai judul pelengkap yang
Penulis Naskah Jurnal:
1. Ridwan Maulana
relevan. Judul pelengkap yang sangat penting adalah artikel ilmiah terkait tema Kebutuhan dan Peluang Pengembangan Fasilitas
2. Roso Daras
pokok yang kami angkat. Pedestrian Pada Sistem Jalan Di Perkotaan
Nah, keseluruhan konten itu, adala terjemahan kami atas hakikat sebuah
3. Decy C Widjaja

Desain Layout:
jurnal modern. Sebuah jurnal, yang tidak harus dibaca dengan mengernyitkan
dahi, melainkan sebuah jurnal populer yang berpenampilan bening, berisi konten 79
Majid Hamidi penting, dan tidak membikin pusing. Kota Bekasi, Kota Untuk Siapa?
Selamat menikmati sajian Jurnal Tata Kota Bekasi edisi ini. o

2 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 3
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

DAMBAAN KESERASIAN
nyak kota di Indonesia, termasuk Kota
Bekasi. Bukan cuma secara fisik terkesan
bagai rumah tumbuh yang tanpa ren-
cana, perilaku masyarakatnya pun seolah

JALAN DAN PEDESTRIAN


tanpa adab.
Istilah Kampung besar banyak digu-
nakan dalam istilah sosiologis untuk
menunjukkan kota yang semrawut baik
secara fisik, sosial, ekonomi dan ke-
Jika kita dihadapkan pada sebuah tanya: Pasangan apa amanan. Istilah ini sendiri diambil dari
gerangan, meski bisa saling membahayakan, tetapi harus film garapan tahun 1969 yang disu-
dipaksa seiring? Jawabnya adalah “jalan dan trotoar”. tradarai Usmar Ismail dan dibintangi
Pedestrian ideal di Kota Barcelona. Rachmat Hidayat dan Alice Iskak. Film ini

M
menyajikan sketsa Jakarta yang meski
ENGUPAS jalan dan trotoar, street“, yang berarti orang yang berjalan wujud fisiknya kota besar, tapi perilaku
tanpa sadar, kita tengah me- di jalan. orang-orangnya masih dusun. Sebuah
nelanjangi perilaku manu- Bagaimana mungkin hamparan yang gambaran satire kondisi masyarakat kota
sia. Jalan dan trotoar adalah senantiasa berpasangan ini bisa saling besar negara berkembang.
cermin peradaban. Semakin membahayakan? Simak saja laporan Ba- Kata “dusun” adalah sindiran atas
tinggi peradaban masyarakat suatu tem- dan Kesehatan Dunia (WHO) yang ber- ketidakmampuan orang menyesuaikan
pat, daerah, kota, atau negara, semakin tajuk ‘Global Status Report on Road diri dengan gaya hidup kota. Gambaran
mulia kedudukan sejoli jalan dan trotoar Safety 2013’. Laporan ini menyebutkan sejenis pernah diekspresikan melalui me-
tadi. Sebaliknya, semakin rendah per- bahwa di dunia, tiap hari, rata-rata 747 dia seni lukis. Seniman Srihadi Soedar-
adaban manusia, semakin nista posisi pejalan kaki tewas akibat kecelakaan di sono lewat sapuan kuas bertajuk “Air
keduanya. jalan. Hampir bisa dipastikan, sebagian Mancar” mencoba menggambarkan pe-
Menilik definisinya, jalan, adalah besar dari angka statistik itu, terjadi di ristiwa sejarah yang terjadi di Indonesia
sarana berlalu-lintas (orang atau ken- perkotaan negara berkembang, seperti pada era 70-an atau ketika perusahaan-
daraan). Trotoar adalah tepian jalan be- Indonesia. perusahan Jepang menanamkan modal-
sar yang biasanya dibangun sedikit lebih Bagi kita yang tinggal di perkotaan, nya di Indonesia.
tinggi daripada permukaan jalan, dan di- pemandangan kecelakaan dari yang ke- Istilah kampung besar sendiri bukan
peruntukkan bagi pejalan kaki. Kata lain cil hingga yang besar, terjadi di berbagai hadir tanpa alasan. Semua itu berawal
dari trotoar adalah pedestrian. ruas trotoar. Mulai dari pengendara sepe- dari kebanyakan kota di negara ber-
Pedestrian yang diambil dari bahasa da motor yang menyerobot trotoar dan kembang tumbuh tanpa rencana dan
Yunani dari kata “pedos” yang berarti menyenggol pejalan kaki, sampai pe- cenderung tambal sulam. Seperti keba-
kaki. Secara sederhana memang pedes- ngemudi ceroboh hingga mencederai pe- nyakan rumah yang memilih pola ru-
trian dapat diartikan sebagai pejalan kaki jalan kaki di jalur pedestrian. Ingat ka- mah tumbuh yang direnovasi sesuai da-
atau orang yang berjalan kaki. Berjalan sus kecelakaan maut di dekat Tugu Tani tangnya dana. Diubah, ditambah dan di-
sendiri adalah cara atau medium paling Jakarta, tahun 2013? Nah, itu salah satu kurangi sana-sini menyesuaikan selera.
pertama yang menghubungkan dengan contoh kebrutalan pengemudi mobil yang Invetasi yang lalu-lalang tidak menem-
tujuan. Berjalan adalah cara yang mem- menewaskan sejumlah manusia yang pati tempat yang tepat sehingga kota
bawa manusia ke suatu tempat yang di- tengah berada di trotoar. menjadi sekadar metropolis yang sesak.
tuju. Itu sebabnya, pedestrian diartikan Memberi label masyarakat berciri
sebagai pergerakan atau perpindahan KAMPUNG BESAR pedesaan pada masyarakat yang ada
orang atau manusia dari satu tempat se- Menilik perilaku kebanyakan peng- di wilayah urban memang bukan se-
bagai titik tolak ke tempat lain sebagai guna sarana jalan dan pedestrian di In- suatu yang luar biasa. Meski masing-
tujuan dengan menggunakan moda jalan donesia, julukan “kampung besar” (big masing masyarakat memiliki ciri khas
Jalan dan Trotoar di Jalan Pahlawan, Semarang.
kaki. Singkatnya “person walking in the village) pantas disandangkan pada ba- sendiri-sendiri. Membedakan masyara-

4 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 5
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

kat pedesaan (rural community) dan ma- raan bermotor, membawa konsekuen- tempatkan di sebuah ruang publik yang
syarakat perkotaan (urban community) si meningkatnya volume kemacetan dari memberikan kehormatan dan pengakuan
menurut Soerjono Soekanto (19914) ti- waktu ke waktu. Oleh sosiolog Paulus hak akan warga, maka kampung besar
dak otomatis berciri soal sederhana me- Wirutomo, kemacetan lalu-lintas diseta- telah beranjak menuju sebuah kota se-
lawan modern. Perbedaan masyarakat rakan dengan kemacetan ekonomi. Pada sungguhnya. Semua itu pada dasarnya
pedesaan dan masyarakat perkotaan, akhirnya, ini akan menghantam kepen- sebuah cerminan bahwa benturan nilai
pada hakekatnya bersifat gradual. tingan masyarakat. dan kultur masyarakat yang berkejaran
Masing-masing punya sistem yang Kondisi jalanan di Jakarta dan seki- dengan ukuran-ukuran modernitas mulai
mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, Kenyamanan Pedestrian di samping Kebun Raya Bogor, penempatan taman tarnya, termasuk kota Bekasi, sudah me- terlewati dengan baik.
dan dimensi pedestrian serta kelengkapannya. Pedestrian di Barcelona.
struktur serta proses-proses sosial yang masuki tahap distressing yang membuat Jeff Dreyfuss, peneliti perkotaan, me- Prioritas pedestrian jadi utama yang
sangat berbeda, bahkan kadang-kadang harus diakomodir secara gradual pula per tahun, jauh melampaui pertambahan orang tertekan tanpa harus berada di nyoroti bahwa benturan nilai dan kul- ditempatkan di bagian tengah, diapit
jalan mobil di kiri kanannya.
dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan hingga masyarakat kota yang sesung- ruas jalan yang hanya mencapai satu jalan raya. Warga langsung merasakan tur masyarakat yang mengejar ukuran-
ciri antara kedua sistem tersebut dapat guhnya terbentuk berikut sistem yang persen. Kondisi tersebut membuat kapa- suasana mencekam saat berbicara soal
diungkapkan secara singkat menurut melengkapinya. sitas jalan raya semakin jenuh. Demikian lalu-lintas karena kemacetan. Risiko ke-
Poplin (1972) sebagai berikut paling pula perubahan tata guna lahan dan celakaan hingga kejahatan langsung
sedikit diantaranya yang dapat diper- JALAN ADALAH CERMIN pertumbuhan pusat perekonomian yang muncul dalam benak mereka.
bandingkan langsung adalah bahwa ma- Menarik menyimak pernyataan So- tidak mengedepankan perhitungan ak- Ini berpengaruh pada kesehatan jiwa
syarakat pedesaan berperilaku homogen, siolog dari Universitas Indonesia, Prof Dr sesibilitas transportasi. Perizinan dan warga kota. Itulah realitas transportasi
dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan Paulus Wirutomo, bahwa keadaan sosial pengawasan kendaraan bermotor pribadi ditinjau dari segi konsep hingga pelak-
kebersamaan, berorientasi pada tradisi ini akan tampak nyata dan mudah dike- serta umum juga tidak berjalan sesuai sanaan yang serba salah-kaprah. Seperti
dan status, mengenal isolasi sosial, se- nali di jalan. Apakah kota ini telah men- aturan. halnya Yayan Rudianto, maka Paulus pun
hingga statik, kesatuan dan keutuhan jadi sebuah ‘kota’ atau masih ‘kampung Khusus di Bekasi, angka pertumbuh- tak menampik kenyataan bahwa Bekasi
kultural. Ciri tambahan lainnya adalah besar’ bisa diurai dari potret pengguna an jumlah kendaraan bermotor jauh sudah menjadi kotra metropolitan de-
banyak ritual dan nilai-nilai sakral dan jalan. Jalan seolah memang menjadi eta- lebih tinggi. Akhir tahun 2014 saja, jum- ngan pergerakan jutaan jiwa yang mem-
bersifat kolektivisme. lase sosial untuk melihat seberapa jauh lah kendaraan bermotor di Kota Bekasi bawa konsekuensi kebijakan yang diam-
Bandingkan dengan masyarakat kota pelayanan publik dan seberapa berhar- tercatat 1,2 juta unit. Angka itu naik 40 bil, tidak bisa lagi bersifat individual,
yang berciri perilaku heterogen, dilandasi ganya manusia ditempatkan dalam kon- persen dari tahun sebelumnya. melainkan harus mengutamakan kepen-
oleh konsep pengandalan diri dan kelem- sep kota. Sadar akan pesatnya pertumbuh- tingan umum.
bagaan, berorientasi pada rasionalitas Kesemerawutan dan keteraturan bi- an jumlah kendaraan bermotor itulah,
dan fungsi, mobilitas sosial, sehingga asanya tercermin di jalan, ruang publik Pemerintah Daerah Kota Bekasi pada PEDESTRIAN ITU PERADABAN
dinamik, kebauran dan diversifikasi kul- yang nyata. Menurut Paulus, ketidakdi- APBD 2015 fokus membangun infra- Tanpa partisipasi publik, maka pena-
tural, birokrasi fungsional dan nilai-nilai siplinan juga merupakan sikap budaya struktur berupa pembangunan jalan baru taan sektor jalan dan pedestrian, tidak
sekular dan tentu saja individualisme. yang diakibatkan oleh struktur jalan. hingga pelebaran, berikut segenap prasa- akan membawa dampak kebaikan bagi
Sebagaiman Soekanto katakan perubah- Sistem transportasi yang ada menimbul- rana pelengkapnya. Fokus itu disambut masyarakat. Karena itulah, kedua penga-
an dan perbedaan diantara keduanya kan rasa tidak aman dan tidak nyaman. baik pengamat tata-kota Universitas mat di atas menegaskan pentingnya so-
tidak muttually excluseve tapi perlahan Tidak aman terhadap ancaman tin- Negeri ’45 Bekasi, Yayan Rudianto. sialisasi tentang perilaku berlalu-lintas,
dan gradual. Jadi selalu masih ada ciri dakan kriminal di jalan maupun tidak “Pembangunan infrastuktur jalan tentang penanaman pengetahuan dan
desa dalam kota. aman karena aturan berlalu lintas sulit di Kota Bekasi seharusnya berskala pri- kesadaran tentang fungsi jalan dan pe-
Untuk itu, kebutuhan–kebutuhan da- ditegakkan akibat kepadatan jalan. Pe- oritas. Jalan utama harus lebih utama, destrian.
sar manusia dari desa yang beranjak ke makai jalan sering merasa “terancam” karena menjadi maskot Bekasi,” katanya. Dalam rangka mengubah citra “kam-
kota harus dipenuhi kebutuhannya yang jika mereka mengikuti aturan, mereka Ia menambahkan, pertumbuhan jalan pung besar” menjadi “kota beradab”
paling mendasar yaitu beranjak ke arah justru dikalahkan oleh orang yang me- kota di Kota Bekasi sangat penting, me- perlu dibarengi langkah law enforcement.
heterogenitas tanpa kehilangan pijakan langgar aturan. Ini menjadi pola kultural nyusul volume kendaraan yang semakin Bukankah UU No 22 tahun 2009 tentang
homogen, meningkat mobilitas sosial yang terbentuk akibat kondisi struktural padat. “Bekasi adalah Kota Metropolitan, Lalu Lintas dan Angkutan Jalan telah
dan bergerak ke arah birokratisasi dan yang ada. infrastuktur jalan protokol sangat pen- mengatur pula ihwal sanksi bagi para
sistematisasi dalam banyak interaksi. Bayangkan, pertumbuhan jumlah ting,” tambahnya. pelanggar?
Itu sebabnya gerak semacam jalan kaki kendaraan bermotor sebesar 7 persen Tingginya angka pertumbuhan kenda- Ketika masyarakat telah mampu di- Kesemrawutan lalu lintas

6 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 7
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

ukuran modernitas kehidupan kota akan tubuhmu. Intensitas jalan dan istirahat
terjadi terus-menerus. Masyarakat yang yang baik, juga akan sangat mengurangi
telah menaikkan diri pada tingkat ma- kelelahan di akhir perjalananan. Dan di
syarakat kota adalah mereka yang sudah atas semuanya perjalanan menjadi lebih
mampu menata ruang kotanya dalam menyenangkan dan nikmat.
rencana yang memandang jauh ke depan Mengenal ritme dan sifat fisiologis
dan bukan sekadar mengisi keseharian gerak tubuh saat berjalan juga akan
demi produktivitas dan konsumsi semata. mampu memberikan pemahaman ba-
Pedestrian adalah satu ciri paling mu- gaimana menyedeiakan sarana pejalan
dah dalam mengenali beranjaknya kultur kaki yang nyaman dan aman. Termasuk
lama untuk menyesuaikan dengan kultur bagaimana menyiasati kontur yang mem-
yang telah dimodernisasi. Modernitas butuhkan tangga yang harus disesuaikan
harus diartikan sebagai sebuah keter- dalam bentuk dan ukuran tangga yang
aturan tatanan kehidupan. Aktivitas yang sesuai dengan kriteria kenyamanan. Pa-
paling mendasar dan elementer tetapi ling sedikit dipenuhi syarat ketianggian
mampu diakomodir dalam sistem yang tiap anak tangga yang tak lebih dari 20
menunjang dengan beragam kemudahan cm untuk menghindari kelelahan. Sesuai
dan kenyaman. Berjalan, semisal, adalah sifat fisologis tubuh dan gerak manu-
aktivitas elementer yang dimodernisasi sia, maka ruang berjalan harus mampu Penyerobotan trotoar
pedestrian di Jalan
dengan dukungan sistem aturan dan ke- mengakomodir kebutuhan berjalan terse- Jend. Ahmad Yani untuk
tersediaan sarana yang mendukung. but. tempat parkir dan kaki
Sebagai hakikat paling mendasar dari lima mengganggu tujuan
pedestrian dan estetika kota.
AKTIF YANG ASYIK manusia maka tersedianya ruang bagi
Berjalan sendiri adalah sifat hakiki moda berjalan kaki yang nyaman dan
manusia dalam bergerak. Kebutuhan aman adalah sebuah wujud peradaban di Sederhananya jalur pedestrian dalam an jarak jauh, peka terhadap gangguan Fasilitas berupa perlengkapan jalan UU No 22/2009 tentang LLAJ juga
langkah kaki berbeda-beda tergantung tingkat kota. Ruang untuk moda berjalan sebuah konsep kota yang modern meru- alam, serta hambatan yang diakibatkan itu, disesuaikan dengan pertimbangan menyebutkan, pengendara yang tidak
kondisi kesehatan yang ingin dicapai. kaki ini dikenal dengan jalur pedestrian. pakan sebuah sarana untuk melakukan oleh lalu lintas kendaraan. Tetapi ke- teknis dan kebutuhan pengguna jalan. mengutamakan keselamatan pejalan
Untuk pertimbangan kesehatan jangka Dibedakan dengan ruang bagi moda ja- kegiatan, tidak sekadar tempat melintas kurangan ini dapat ditutup dengan ruas Salah satunya, bahwa trotoar harus dise- kaki/ pesepeda bisa kena sanksi. Sanksi-
panjang dan mengurangi risiko penyakit lan yang lain adalah ruang khusus untuk belaka. Masyarakat diberikan ruang un- dan ruang jalan yang lain. Pedestrian diakan pada ruas jalan di sekitar pusat nya bisa pidana kurungan paling lama
kronis dibutuhkan 10.000 langkah setiap pejalan kaki yang dapat melindungi pe- tuk beraktivitas sambil bergerak menuju harus tetap menjadi daerah kekuasaan kegiatan. dua bulan atau denda paling banyak Rp
hari. Untuk mengurangi berat badan, an- jalan kaki dari bahaya yang datang dari tujuan. Pedestrian juga menjadi sebuah pejalan kaki. Bahkan, UU No 22/2009 tentang LLAJ 500 ribu. Bahkan, jika menabrak pejalan
tara 12.000-15.000 langkah setiap hari. kendaraan bermotor dan para pedagang bibir luar yang melingkupi berbagai fasi- Kembali ke Undang Undang Nomor juga mengatur soal perlindungan kese- kaki hingga menimbulkan korban luka
Berjalan kaki juga membuat otak yang memakan ruang tersebut. Giovany litas dan kawasan yang dihubungkan. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan lamatan bagi pedestrian. Di antaranya, atau meninggal dunia, sanksinya bisa di-
menjadi aktif. Mengurangi keropos tu- Gideon mengatakan berjalan kaki meru- Aktivitas di kawasan perdagangan, Angkutan Jalan. Beleid itu sejatinya telah ketentuan yang mengharuskan pengguna pidana penjara maksimal 15 tahun.
lang. Berjalan kaki selama 30 menit se- pakan sarana transportasi yang meng- pedestrian sebagai ruang pejalan kaki mewajibkan pemerintah menyediakan kendaraan memperlambat kendaraan ji- Teranglah bagi kita, bahwa ada dua
banyak tiga kali dalam seminggu dapat hubungkan antara fungsi kawasan satu menjadi ruang yang cukup untuk dapat fasilitas bagi pedestrian. UU tersebut ka melihat dan mengetahui ada pejalan poin penting yang bisa ditarik dari ulasan
mencegah dan mengurangi keropos tu- dengan yang lain dan yang terutaman melihat-lihat, sebelum menentukan un- bahkan telah memiliki turunan, yakni kaki yang akan menyeberang. di atas. Pertama, sesuai peraturan per-
lang. Kombinasi yang baik untuk kon- menjadikan suatu kota menjadi lebih tuk memasuki salah satu pertokoan di Peraturan Pemerintah (PP) No 79 tahun Pejalan kaki berhak mendapatkan undang-undangan, pemerintah wajib me-
sep berjalan adalah antara ritme yang manusiawi. kawasan perdagangan tersebut. Pedes- 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan prioritas pada saat menyeberang jalan di nyediakan fasilitas jalan beserta ke-
berimabgn antara berjalan, kecepatan Ruang pedestrian ini Indonesia lebih trian juga menjadi arena yang baik un- Angkutan Jalan. tempat penyeberangan. Sebaliknya, pe- lengkapannya, termasuk pedestrian. Ke-
dan interval istirahat. Konsep ini yang dikenal sebagai trotoar, yang berarti jalur tuk terjadinya komunikasi anar warga Aturan yang diterbitkan pada 10 De- jalan kaki juga wajib berjalan di lajur dua, pengguna jalan dan pedestrian ha-
dikenal dengan “Walking Rhythm (Ritme jalan kecil selebar 1,5 sampai 2 meter kota dan pendatang dalam suasana yang sember 2013 itu merinci regulasi di atas- yang diperuntukan bagi pejalan kaki atau rus mematuhi peraturan dan ketentuan
Berjalan)”. atau lebih memanjang sepanjang jalan aman dan nyaman. Singkat kata semua nya. Salah satu aspek yang dijabarkan jalan yang paling tepi. Kemudian jika me- berlalu-lintas. Sejatinya, setiap insan di
Ritme berjalan penting untuk bebe- umum. Pada tingkat yang lebih lanjut, aktivitas aktif menjadi asyik di sini. adalah perlindungan para pedestrian dari nyeberang wajib di tempat yang telah di- mana pun berada, mendambakan kenya-
rapa alasan seperti merencanakan waktu pedestrian ini meningkat disesuaikan Namun disadari pula bahwa moda segi infrastruktur jalan. PP ini menggan- tentukan. Jika tidak ada penyeberangan, manan saat berlalu-lintas. Peraturan su-
perjalananmu, mengurangi ketegangan dengan fasilitas yang melengkapinya. ini memiliki keterbatasan juga, karena tikan PP No 43 tahun 1993 tentang Pra- pejalan kaki wajib memperhatikan kese- dah ada, tinggal bagaimana implemen-
pada kaki, paru-paru dan seluruh organ Ada yang terbuka dan yang tertutup. kurang dapat untuk melakukan perjalan- sarana dan Lalu Lintas Jalan. lamatan dan kelancaran lalu lintas. tasinya. o EK

8 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 9
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

INGAT JALAN
INGAT DAENDELS Jalan Cadas Pangeran
secara teknologi, seiring dengan kema-
juan peradaban manusia pula.
Jika ada yang mematok ukuran waktu
5000 tahun lalu sebagai patok pertama
an di Pulau Crate, Yunani. Konstruksi ja-
lan berbatu itu diperkirakan dibuat tahun
1500 SM.
Tonggak pembangunan jalan modern,
Setiap hari kita lalui, tetapi sedikit dari kita yang peduli tentang Sumedang - Jawa Barat. kali ditemukan jalan dengan perkerasan, tercipta pada masa Kekaisaran Romawi.
kans kebenarannya barangkali fifty-fifty. Untuk informasi ini, banyak sekali diku-
hikayatnya. Jalan. Entah jalan raya, jalan lingkungan, ataupun jalan Syahdan, jika ada literatur yang menye- tip para pakar transportasi di berbagai
setapak. Sulit membayangkan, kehidupan di hamparan daratan, tanpa but angka 3500 tahun sebelum Masehi literatur. Kejayaan Romawi antara 753
sebujur jalan yang menghubungkan satu tempat dengan tempat yang lain. sebagai pertama kali ditemukan jalan – 476 SM meninggalkan banyak sekali
dengan teknik perkerasan di Mesopota- jejak modernisasi di bidang pembangun-

B
mia, lagi-lagi kita maklumi sebagai se- an sarana jalan berteknologi perkerasan
EGITULAH, riwayat jalan se- buah keniscayaan. modern (pada zamannya).
jatinya lahir bersamaan dengan Sumber rujukan lain menyebutkan, Seiring memudarnya era kekaisaran
sejarah umat manusia itu sen- konstruksi jalan yang terdiri atas tanah Romawi, berita tentang perkembangan
diri. Manusia lahir dengan kodrat dilapisi batu kapur dan ditutup batu teknologi perkerasan jalan pun berjalan
dan hasrat untuk berkomunikasi bata, ditemukan pertama kali di seki- lambat. Lama berselang, hingga kemu-
dengan sesama, naluri melangkahkan tar Babilonia hingga Mesir. Bangunan dian muncul seorang insinyur Perancis
kaki, bahkan menjelajah wilayah. Jalan- konstruksi jalan itu diperkirakan diba- bernama Pierre Marie Jerome Tresaquet
an, sesederhana apa pun bentuknya, ngun antara 2500 – 2568 SM oleh Raja (1716-1796). Ia dikenal sebagai ahli kon-
tetaplah sebuah jalan. Mulanya, bisa jadi Cheope, dan telah digunakan untuk me- struksi jalan. Putra bungsu dari keluarga
sekadar jejak-jejak telapak kaki. Kemu- lancarkan pengangkutan batu-batu besar insinyur Trésaquet ini, bertahun-tahun
dian, menjadi jalan setapak yang tidak bagi pembangunan Great Pyramid yang tugas di Korps des Ponts et Chaussées
lagi rata. masyhur itu. (Korps Jembatan dan Jalan Raya).
Kesadaran akan pentingnya sebuah Teknologi perkerasan dengan batu, di- Tresaquet diangkat menjadi inspektur
bentang jalan yang rata, mulai disadari percaya oleh para ahli sejarah transpor- jenderal pada 1775. Saat itulah ia me-
manakala manusia mengenal alat trans- tasi pertama kali ditemukan dan digu- Herman Willem Daendels.
nyusun memoar yang menggambarkan
portasi, mulai dari hewan tunggangan, nakan masyarakat Yunani. Ini dibuktikan secara rinci metode membangun jalan
kereta kuda, dan seterusnya. Sejak itu dengan temuan para ahli, ihwal sebuah keras dengan batu pecah. Teknik Trésa-
Jalan Ir. H. Juanda Kota Bekasi yang dibangun jaman Daendels. pula, jalanan mengalami perkembangan jalan yang diperkeras dengan batu-batu- quet, terdiri atas batu datar dibaringkan

10 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 11
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

Pembangunan jalan Skotlandia, muncul dengan penyempur- anan penting di sepanjang pantai utara tika Indonesia merdeka tahun 1945, rela-
Anyer - Panarukan.
naan (teknik perkerasan jalan) revolu- Jawa (Prakitri, 2006:89-96). Selain untuk tif sudah cukup banyak jalan beraspal,
sioner. Tokoh ini bernama John Loudon kepentingan militer, jalur Anyer – Pana- khususnya di perkotaan.
McAdam. Nama “McAdam” bahkan ke- rukan juga membawa arti penting bagi Nah, mulai tahun 1980, teknologi
mudian melegenda menjadi “makadam”, mobilitas ekonomi, sosial, bahkan politik. perkerasan jalan mulai memasuki ba-
sebuah istilah teknik perkerasan jalan bak aspal emulsi. Babak aspal emulsi ini
yang sangat populer. Ia menutup susun- ASPAL HINGGA SEMEN disempurnakan lagi tahun 1990 dengan
an batu dengan menaburi kerikil. Tak disangkal jika jalan beraspal dise- teknologi beton mastic. Kini, kita sudah
Bukan hanya itu, temuannya kemu- but vital. Di abad modern, satu lubang sangat familiar dengan konsruksi per-
dian berkembang dengan dimasukkan- saja di jalan beraspal, bisa membawa kerasan jalan menggunakan aspal pa-
nya unsur “cairan pengikat kerikil” yang dampak buruk berupa kecelakaan lalu- nas atau yang kita kenal dengan istilah
kemudian dikenal dengan aspal. Sejarah lintas sampai kemacetan panjang. hot-mix. Ada juga jenis lain seperti aspal
dunia mencatat, jalan aspal pertama Jalan mulus beraspal maupun ber- beton atau dikenal dengan istilah AC, dan
dibangun di kota Paris pada tahun 1854. semen, sesungguhnya lahir dari sebuah lain sebagainya, termasuk teknologi se-
evolusi panjang. Sebelum Gofflieb Daim- men.
JALAN DAENDELS ler dan Karl Benz menemukan kendaraan Berdasar catatan sejarah, teknik per-
Sebagai bangsa terjajah, Hindia Be- bermotor tahun 1880, sejatinya tidak ada kerasan jalan menggunakan bahan se-
sejajar dengan permukaan jalan. Teknik adopsi oleh pembangun jalan Skotlandia, landa memperkenalkan pembangunan jalan mulus di atas bumi ini, kecuali ja- men, sudah ditemukan tahun 1828 di
ini memberikan kekuatan yang baik se- Thomas Telford. Ia menyempurnakan jalan dengan teknologi perkerasan perta- lan beraspal pertama kali di Paris, 1854. London, Inggris, akan tetapi penggunaan
kaligus baik dalam hal drainase. temuan Tresaquet tadi dengan menam- ma kali oleh Gubernur Jenderal Daendels. Berkat ditemukannya teknologi mesin semen baru banyak digunakan tahun
Desain dasarnya, pertama kali digu- bahkan susunan batu-batu kecil di atas- Herman Willem Daendels. bagi kendaraan bermotor pengganti ke- 1900-an. Perkerasan yang dikenal de-
nakan dalam pembangunan jalan raya nya. Era Telford ini berlangsung hingga Penguasa Hindia Belanda (Indonesia) reta kuda, kebutuhan akan jalan mulus ngan istilah concrete pavement ini, juga
dari Paris ke perbatasan Spanyol melalui tahun 1790. periode 1808 – 1811 itu terbilang suk- semakin besar. merambah Indonesia, persisnya tahun
Jembatan Semanggi yang dibangun Toulouse, menyebar ke Eropa Tengah dan Tak lama berselang, persisnya tahun ses besar, ditilik dari sejumlah prestasi Pembangunan jalan beraspal di se- 1980-an, bersamaan dengan pelaksa-
pada masa Presiden Sukarno.
Swedia. Teknik temuannya, kemudian di- 1815, seorang insinyur yang juga asal yang ditorehkan dalam bingkai waktu luruh dunia, tak terkecuali di Batavia, naan proyek pembangunan jalan tol Prof
kekuasaan yang tidak terlalu lama. To- Ibukota Hindia Belanda ketika itu, banyak Sedyatmo (tol bandara Soekarno-Hatta)
rehan spektakuler adalah pembangunan dikerjakan mulai tahun 1920. Alhasil, ke- oleh PT Jasamarga. o RR
jalan Anyer (Banten) – Panarukan (Jawa
Timur). Proyek itu dinamakan grote post-
weg (jalan raya pos). Hebatnya, pemba-
ngunan ruas jalan sepanjang 1.000 km
itu, dibangun hanya dalam waktu sekitar
satu tahun (1809 – 1810). Bagaimana
bisa?
Daendels yang dikenal kejam itu, me-
maksa para penguasa wilayah sepanjang
Anyer – Panarukan mengerahkan rakyat-
nya bekerja rodi membangun jalan. An-
gka korban alias tumbal pembangunan
jalan Anyer – Panarukan, sekitar 15.000
jiwa. Dengan cara keji itulah, proyek
Anyer – Panarukan yang kini kita kenal
sebagai jalur Pantura itu, sukses dikebut
hanya dalam tempo 12 bulan.
Jalan yang awalnya dibangun dengan
teknik perkerasan sederhana itu, digu-
Jalan Tol Prof. DR. IR Sedyatmo yang pertama di Indonesia
nakan untuk mendukung mobilitas mi-
menggunakan perkerasan Concrete Pavement.
liter, terutama menjaga pos-pos pertah-

12 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 13
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

INI JALANKU
MANA JALANMU
Menyebut kata ‘jalan’ dalam bahasa Indonesia, bisa
banyak makna. Ia bisa berbentuk kata kerja, kata
benda, kata sifat, juga keterangan. Akan tetapi,
ini adalah tentang jalan yang bermakna sarana
berlalu-lalang manusia.

D
ALAM hal per-JALAN-an, pameo- salnya, relatif lebih baik dibanding mi-
nya adalah makin dekat pusat salnya— melintasi jalan raya di daerah
pemerintahan, makin mulus ja- lain. Apakah benar begitu? Silakan jawab
lan, makin jauh dari pusat pe- sendiri. Kalimat di depan hanya untuk
merintahan, makin bergelom- menegaskan, bahwa sejatinya, wajah
bang jalan. Bukan hanya itu, bagus- kota –salah satunya— sangat ditentukan
tidak-bagus-nya jalan, kadang tampak oleh baik-buruknya sarana dan prasa-
begitu nyata antara satu daerah dengan rana jalan.
daerah lain. Kota dengan infrastruktur jalan yang
Melintas di jalanan kota Bekasi mi- baik seperti Yogyakarta, misalnya, ba- Bercampurnya moda kendaraan dan aktivitas lain dalam ruas jalan menimbulkan kesemrawutan di Jalan Jend. Ahmad Yani.

rangkali berani diadu dengan kota lain infrastruktur jalan. tribusi barang dan jasa merupakan urat sons, or animals that generally lies out-
di Indonesia, bahkan dengan DKI Ja- Tentu warga Bekasi patut merasa nadi kehidupan masyarakat, bangsa, dan side an urban district.” Kata kuncinya
karta sekalipun. Indikasi sederhananya bersyukur, bahwa kepala daerahnya me- negara; dan ketiga, jalan yang merupa- dalam pengertian ini adalah open way,
adalah, ketika kita sulit menemukan ja- naruh perhatian yang besar terhadap kan satu kesatuan sistem jaringan jalan jalur terbuka. Sebuah ruang yang mem-
lan berlubang, itu artinya jalanan di kota bidang yang satu ini. Itu artinya, Kota menghubungkan dan mengikat seluruh beri keleluasaan gerak pagi manusia,
tersebut sangatlah baik. Sebaliknya, jika Bekasi mencoba selaras dengan amanat wilayah Republik Indonesia. kendaraan bahkan binatang untuk ber-
pelalu-lintas kesulitan mencari jalanan Undang Undang Nomor 38 TAHUN 2004 gerak dari satu titik ke titik yang lain.
mulus, itu isyarat Anda berada di kota tentang Jalan. JALAN RUANG TERBUKA Sebuah jalan tidak secara sempit
yang sangat buruk. Pada Bab III Peran, Pengelompok- Kembali ke hakikat “jalan”. Jalan se- dimaknai sebagai sebuah lintasan yang
Jika kita sepakat dengan pernyataan an, dan Bagian-bagian Jalan, Bagian bagai sebuah wujud alur perlintasan da- mengalami pengerasan belaka, atau da-
di atas, sudah sepantasnya jika setiap Pertama tentang Peran Jalan, Pasal 5, lam bahasa Indonesia memang meng- lam makna jalan raya saja seperti saat
kepala daerah menaruh perhatian besar menyebutkan tiga peran. Pertama, jalan adopsi kata dasar jalan. Kata jalan yang ini. Jalan sendiri dalam definisi yang di-
terhadap sektor yang satu ini. Bagaima- sebagai bagian prasarana transportasi merujuk pada kata kerja gerak manusia muat dalam UU No. 38 tahun 2004 ten-
na dengan Kota Bekasi? Walikota Rah- mempunyai peran penting dalam bidang dari satu titik ke titik yang lain. tang Jalan tadi, diartikan sebagai “Pra-
mat Effendi akhir tahun 2014, ketika ekonomi, sosial budaya, lingkungan hi- Definisi yang paling pas secara popu- sarana transportasi darat yang meliputi
memberi penjelasan kepada pers ihwal dup, politik, pertahanan dan keamanan, lar barangkali mengutip Webster Dictio- segala bagian jalan, termasuk bangunan
struktur APDB, telah menyatakan dengan serta dipergunakan untuk sebesar-besar nary yaitu jalan dalam bentuk kata pelengkap, dan perlengkapannya yang
tegas tentang alokasi dana yang besar kemakmuran rakyat. “road”. Webster mendefinisikan road diperuntukkan bagi lalulintas, yang ber-
Okupasi pedestrian menjadi pangkalan ojek di Jalan K.H. Noer Alie. bagi pembangunan dan pengembangan Kedua, jalan sebagai prasarana dis- sebagai, “An Open way for vehicles, per- ada permukaan tanah, diatas permukaan

14 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 15
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal Definisi jalan kolektor merujuk pada ja- lan arteri dan jalan kolektor dalam sistem
sampai ke pusat kegiatan lingkungan dan lan umum yang berfungsi melayani ang- jaringan jalan primer yang menghubung-
menghubungkan antarpusat kegiatan kutan pengumpul atau pembagi dengan kan antar ibukota provinsi, dan jalan
Pedestrian nasional. ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan strategis nasional, serta jalan tol. Definisi
di Rumaja Sementara, sistem jaringan jalan se- rata-rata sedang, dan jumlah jalan ma- demikian berturutan menurun tingkatnya
kunder disusun berdasarkan rencana suk dibatasi. sesuai statusnya. Sehingga jalan provinsi
tata ruang wilayah kabupaten dan kota. Jalan lokal dikenal sebagai jalan merupakan jalan kolektor dalam sistem
Sistem ini melingkupi pelayanan distri- umum yang berfungsi melayani angkut- jaringan primer yang menghubungkan
busi barang dan jasa untuk masyarakat an setempat dengan ciri perjalanan jarak ibukota provinsi dengan ibukota kabu-
di dalam kawasan perkotaan yang meng- dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan paten/kota, atau antar ibukota kabu-
= Ruang manfaat jalan (Rumaja) = Ruang pengawasan jalan (Ruwasja)
hubungkan secara menerus kawasan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan paten/kota, dan jalan strategis provinsi.
= Ruang milik jalan (Rumija) = Bangunan
yang mempunyai fungsi primer, fungsi lingkungan merupakan jalan umum yang Demikian seterusnya dengan jalan Ka-
a = jalur lalu lintas d = ambang pengaman sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, berfungsi melayani angkutan lingkungan bupaten dan Jalan Kota hingga Jalan
b = bahu jalan x = b=a=b = badan jalan
c = saluran tepi fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan desa.
Contoh pedestrian di Ruang Manfaat sampai ke persil. kecepatan rata-rata rendah. Cara lain, adalah pembedaan yang
Bagian Jalan Jalan di Singapura. Pembedaan lain adalah menurut bersifat sangat teknis dalam termino-
fungsinya yang kemudian dikelompokkan STATUS JALAN logi pembangunan jalan. Pembedaan
tanah, dibawah permukaan tanah dan oleh departemen atau pemerintah daerah BEDA JALAN, BEDA NAMA ke dalam kategori jalan arteri, jalan ko- Kelompok ini bukan pembeda seper- ini dikenal dengan pembedaan melalai
atau air, serta diatas permukaan air, ke- setempat. Pengelompokan jalan itu sendiri me- lektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan. ti status pribadi. Tetapi prinsipnya ba- pengaturan kelas. Pengaturan kelas ja-
cuali jalan kereta api dan jalan kabel.”. Ruang manfaat jalan sesungguh- mang dikenal ada bebera cara pembe- Jalan arteri merupakan jalan umum yang rangkali mirip juga dengan pembedaan lan berdasarkan spesifikasi penyediaan
Definisi undang-undang secara rinci nya hanya diperuntukkan bagi median, daan. Semua pembedaan bersumber dari berfungsi melayani angkutan utama de- menurut siapa yang memiliki. Sehingga ia prasarana jalan dikelompokkan atas be-
memasukkan unsur pelengkap berupa pengerasan jalan, jalur pemisah, bahu pemahaman dasar dari jalan umum yaitu ngan ciri perjalanan jarak jauh, kecepa- dibedakan menjadi jalan nasional, jalan bas hambatan, jalan raya, jalan sedang,
bangunan dan perlengkapannya baik jalan, saluran tepi jalan, trotoar, le- jalan yang diperuntukkan bagi lalulintas tan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan provinsi, jalan kabupaten dan jalan kota. dan jalan kecil.
yang ada di permukaan tanah mau- reng, ambang pengaman, timbunan dan umum. Jalan umum tentunya dihadap- masuk dibatasi secara berdaya guna. Status jalan nasional merupakan ja- Menurut berat kendaraan yang Iewat,
pun tidak. Jika kita menarik pengertian galian, gorong-gorong, perlengkapan ja- kan secara a contrario dengan jalan khu-
dari situ maka, boleh disapakati dahulu lan, dan bangunan pelengkap lainnya. sus sebagai jalan yang dibangun oleh in-
definisi ini sebagai pengertian yang pa- Sehingga ruang tersebut ditarik dari sisi stansi, badan usaha, perseorangan, atau
ling sahih untuk mengenali jalan. terjauh dari masing-masing badan jalan kelompok masyarakat untuk kepentingan
Pengertian dalam undang-undang berikut pelengkap jalannya. Lebar Dama- sendiri. Definisi ini sudah melingkupun
seolah mengantar untuk melihat jalan ja ditetapkan oleh Pembina Jalan sesuai bagian-bagian jalan di dalamnya.
lebih luas dan komprehensif. Ada titik dengan keperluannya. Tinggi minimum Jalan umum dikelompokkan menu-
berat yang makna ruang dalam konsep 5.0 meter dan kedalaman mimimum 1,5 rut sistem, fungsi, status, dan kelas.
jalan. Memahami konsep ruang dalam meter diukur dari permukaan perkerasan. Dipilah dari sistem jaringan jalan disu-
terminologi jalan akan memberikan pe- Trotoar sebagai bagian dari ruang ja- sun dengan mengacu pada rencana tata
mahaman yang baik tentang pemba- lan yang hanya diperuntukkan bagi lalu ruang wilayah dan dengan memperha-
ngunan jalan. lintas pejalan kaki atau dikenal dengan tikan keterhubungan antarkawasan.
Sedikitnya ada tiga terminologi ruang istilah pedestrian walau pada prakteknya Ia biasanya terdiri dari sistem jaringan
adalam konsep jalan yang perlu kita pa- banyak digunakan untuk keperluan lain jalan primer dan sistem jaringan jalan
hami yaitu ruang manfaat jalan, ruang semisal parkir atau tempat berjualan. sekunder.
milik jalan dan ruang pengawasan jalan. Trotoar seharusnya menjadi kelengkapan Sistem jaringan jalan primer sen-
Ruang manfaat jalan (RUMAJA) meli- jalan yang bisa memenuhi kebutuhan diri dalam konsepsi rencana tata ru-
puti badan jalan, saluran tepi jalan, dan warga sebagai ruang yang aman dan ang merujuk pada pelayanan distribusi
ambang pengamannya. Ruang manfaat nyaman menikmati kota. Trotoar juga barang dan jasa untuk pengembangan
jalan merupakan ruang sepanjang jalan seringkali dianggap ukuran yang paling semua wilayah di tingkat nasional. Skala
yang dibatasi oleh lebar, tinggi, dan ke- kasat mata melihat pemenuhan hak war- jalur yang dibangun adalah pada tingkat
dalaman tertentu. Batas-batas tersebut ga sebagai pejalan kaki. nasional demi menghubungkan secara
ditunagkan dalam pedoman yang diatur menerus pusat kegiatan nasional, pusat Jalan KH. Noer Alie Kota Bekasi sebagai ruas jalan Arteri Primer.

16 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 17
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

Sementara jalan Kelas II mencakup


semua jalan-jalan sekunder. Dalam kom-
posisi Ialu lintasnya terdapat lalu lintas
lambat. Kelals jalan ini, selanjutnya ber-
dasarkan komposisi dan sifat lalu lintas-
nya, dibagi dalam tiga kelas, yaitu : IIA,
IIB dan IIC. Demikian terus berturut-turut
menurun hingga tingkat yang paling ren-
dah dari segi konstruksi dan kekuatan
daya dukung permukaan hingga kelas III.

CERMIN KETAATAN
Pemahaman akan definisi akan
Jalan Raya R.A Kartini Kota Bekasi sebagai ruas jalan Arteri Sekunder. membantu kita dalam menempatkan
konsep jalan dalam pemikiran menge-
jalan raya kemudian dibedakan dengan sudkan untuk dapat melayani lalu lintas nai tata ruang dan kota. Bagaimanapun,
1. Jalan Kelas I 2. Jalan Kelas IIA. 3. Jalan cepat dan berat. Dalam komposisi lalu suka atau tidak suka jalan menjadi jan-
Kelas IIB. 4. Jalan Kelas IIC. 5. Jalan Ke- lintasnya tak terdapat kendaraan lambat tung dari sebuah kota. Dan sebagaimana
las III. Makin berat kendaraan-kendaraan dan kendaraan tak bermotor. Jalan raya diramalkan oleh para ahli sedikitnya di
yang melalui suatu jalan, makin berat dalam kelas ini merupakan jalan-jalan tahun 2030 nanti enam puluh persen Fly over Noer Alie - Summarecon sebagai akses jalan yang berperan mendorong pengembangan wilayah. laiknya masyarakat kota yang sadar akan
pula syarat-syarat yang ditentukan untuk raya yang berjalur banyak dengan kon- penduduk Indonesia akan tinggal di kota, pentingnya pedestrian.
pembuatan jalan itu. struksi perkerasan dari jenis yang terbaik kecil atau besar. adalah sesuatu yang tak bisa dinafikan sebagai cermin bening ketaatan warga Dalam konteks pendekatan sosio yuri-
Kelas I misalnya kelas jalan ini men- dalam arti tingginya tingkatan pelayanan Kondisi itu menyebabkan kajian ten- lagi, urgen atau sangat mendesak. Ruang pada hukum, dalam hal ini peraturan dis hal seperti ini dikenal dengan istilah
cakup semua jalan utama dan dimak- terhadap lalu lintas. tang kota, jalan dan tata ruang kota menjadi sesuatu yang tinggi dan mahal perundang-undangan tentang jalan dan Social Engineering. Prinsipnya adalah
nilainya. Ruang di kemudian hari harus lalu lintas jalan raya. ketentuan dan kelengkapan pengukung
mampu ditata kelola menjadi setiap wu- Tak pelak, konsep jalan dengan segala ketentuan dan pengaturan dibuat men-
jud yang fungisonal dan optimal setiap perlengkapannya, termasuk pedestrian di dahului perilakumasyarakat yang belum
meter kubiknya. dalamnya, menjadi hal penting untuk terbentuk. Cara ini dianggap mampu
Ruang kota kini manjadi tolok ukur senantiasa diperhatikan. Pembangunan memaksa masyarakat bergerak cepat ke
yang paling mudah dan kasat mata se- jalan tanpa mengikutsertakan aspek ke- arah perubahan sosial yang diinginkan.
berapa baiknya pelayanan publik dan tentuan tentang pedestrian, sama arti- Maka, pemerintah Kota Bekasi meran-
pengelolaan daerah. Sebuah kota yang nya dengan mengangkangi Undang-un- cang rekayasa sosial atau social engi-
memiliki jalan-jalan yang baik dan tertib dang. Sebaliknya, pedestrian yang baik, neering dengan melengkapi panduan
serta memberikan ruang yang memadai berada pada bangunan jalan yang buruk, yuridis langsung diimplementasikan de-
dan manusiawi bagi warganya menik- juga sebuah ketimpangan. ngan penyediaan kelengkapan ketentuan
mati kota, adalah kota yang beradab. Alhasil, padu-padan jalan dan pedes- itu. Penciptaan pedesrian yang layak dan
Penilaian yang kasat mata ini memang trian, ibarat dua sisi mata uang. Sama nikmat.
bukan satu-satunya penakaran yang penting, dan saling melengkapi. Dari kesadaran itu pula, pemerintah
terbaik. Tapi, sedikitnya itu cara menilai Penyediaan sarana pedestrian yang Kota Bekasi bisa berharap tahap yang
yang paling objektif bagi semua orang. baik, adalah sebuah usaha mengakhiri lebih baik, yakni terciptanya budaya malu
Penilaian semacam ini diterima se- polemik “telur dulu atau ayam dulu”, laiknya yang meresap pada masyarakat
cara luas dan belakangan ini seolah dalam konteks membangun peradaban beradab. Malu menyerobot pedestrian
menjadi trending topic tetang bagaima- masyarakat perkotaan yang modern. sebagai tempat berjualan, malu men-
na suatu daerah melakukan tata kelola Ketersediaan sarana pedestrian yang jadikan trotoar sebagai jalan alternatif
pemeritahannya dari wajah kotanya. Tak baik, oleh Pemerintah Kota Bekasi dija- sepeda motor menghindari kemacetan,
salah memang, jika banyak ahli menye- dikan yang pertama. Setelah itu, barulah malu menjadikan trotoar sebagai tempat
Jalan Dewi Sartika Bekasi Timur sebagai jalan
Jl. KH.Agus Salim, Bekasi Timur, Kota Bekasi sebagai ruas jalan Kolektor Sekunder Primer. Kolektor Sekunder di Kota Bekasi. but ukuran tertib dan teraturnya jalan menggiring masyarakat kota berperilaku parkir, dan malu lainnya. o EK

18 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 19
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

Itu tentang jalan pintar di Belanda. Bagaimana dengan nar-benar serius mengajukan konsep ini untuk diaplikasikan
jalan pink? Serius! Ini adalah sebuah konsep yang ditawar- di Inggris. Perusahaan itu mengajukan anggaran sebesar 880
kan perusahaan asuransi di London, Inggris. Sebuah konsep juta poundsterling, atau sekitar Rp 17,1 triliun.
pewarnaan jalan yang khusus diperuntukkan bagi pengendara Nah, bisakah Anda membayangkan inovasi-inovasi terse-
berjenis kelamin perempuan. but akan merambah negara kita? Sangat mungkin. Apalagi
Jalur warna pink di jalan raya ini diklaim akan meng- Undang Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan memang
hindarkan wanita dari bahaya karena mobil yang dikemudikan mengamanatkan itu.
kaum pria. “Jalur Pink” ini ditujukan untuk wanita agar dapat Pada Pasal 27 UU No. 38/2004 Pasal 27 huruf c menya-
berkendara di jalan raya yang sibuk, dengan bebas. Selain itu, takan, “Pengembangan teknologi terapan di bidang jalan
jalur pink akan jadi penanda bagi pengemudi pria bahwa yang untuk jalan kota”. Bukan hanya itu, pada Pasal 34 huruf a
berkendara di sana adalah wanita. dinyatakan ihwal pembangunan jalan kota dengan kalimat,
Perusahaan itu mengklaim dengan adanya jalur pink “perencanaan teknis, pemrograman dan penganggaran, pe-
maka wanita akan terhindar dari kondisi yang mengancam ngadaan lahan, serta pelaksanaan konstruksi jalan kota”.
keselamatannya. Mereka dapat menyetir dengan nyaman Itu artinya, bahkan, pemerintah kota memiliki kewenangan
tanpa takut mobil yang dikemudikan pria menyalipnya secara merekayasa pengembangan teknologi terapan di bidang jalan
ugal-ugalan. Tak heran, perusahaan itu pede menyebut jalur untuk jalan kota. Artinya, contoh sudah ada. Undang-undang
pink ini sebagai “konsep masa depan yang futuristik”. memungkinkan. Selanjutnya..., terserah pemerintah. o
Meski terkesan “aya-aya wae”, tetapi perusahaan itu be- RR

Konsep jalan warna pink khusus wanita

JALAN PINTAR
di London. Konsep yang ditujukan bagi kaum
wanita agar terhindar dari kondisi yang
mengancam keselamatannya.

DAN JALAN PINK


B
AYANGKAN, Anda melaju di jalan pintar. Sebuah jalan lan raya di Belanda pada pertengahan tahun 2013. Dengan
berteknologi tinggi yang dibangun sedemikian rupa menggunakan teknik terbaru, tim yang bertugas menjalankan Lampu interaktif akan menyala dengan sendirinya melalui sensor yang Cat dinamis hanya akan terlihat dalam situasi tertentu, membuat
terpasang, pada saat ada kendaraan yang berada di sekitarnya. tanda-tanda jalan raya yang relevan dengan konteks mengemudi.
sehingga bisa berinteraksi dengan penggunanya. Su- eksekusi lapangan yakin bisa menciptakan jalan raya yang
dah bisa Anda bayangkan? Ini, satu lagi... bayangkan, aman, awet, sekaligus interaktif baik dari sisi pengendara
di kota yang Anda masuki, terbentang jalan raya ber- kendaraan maupun konstruksi jalanan itu sendiri.
warna pink! Ide jalan raya pintar ini memang sangat unik karena para
Kedua jenis jalan di atas adalah sebuah keniscayaan, yang desainer tidak fokus pada perubahan pengalaman mengemudi
bakal Anda jumpai di Indonesia, bahkan di Kota Bekasi. Roda melainkan inovasi diberikan pada sisi jalan raya. Konsep baru
teknologi terus bergerak maju, menghadirkan banyak inovasi yang ditawarkan smart highway adalah menciptakan jalan
baru, tak terkecuali di bidang rekayasa jalan. raya dengan berbagai kemampuan seperti glow-in-the-dark
Jalan pintar yang tersebut di atas bisa Anda jumpai di road (jalan bercahaya dalam kelapan’), dynamic paints (cat
Negeri Kincir Angin, Belanda. Tersebutlah, studio desain dinamis), interactive lights (lampu interaktif), induction prio-
Roosegaarde bekerjasama dengan desainer Heleen Herbert rity lanes (prioritas jalur induksi), dan wind lights (lampu
dari Heijmans Infrastructure yang merancang konsep terbaru angin).
mengenai model jalan raya masa depan. Konsep itu disebut Bisa Anda bayangkan dengan kemampuan seperti itu ke-
‘smart highway,’ desain ini bahkan dinobatkan sebagai ‘best amanan pengendara akan lebih terjamin karena jalan raya se-
future concept’ di ajang desain bergengsi 2012 Design Awards olah memiliki nyawa untuk menjaga keselamatan para peng-
di Belanda. guna jalan. Tak dipungkiri, sering terjadi kecelakaan di jalan
Jalan pintar itu bukan sekadar konsep. Pemerintah Be- raya dikarenakan banyak faktor. Salah satunya adalah garis Garis yang dicat dengan bubuk glow-in-the-dark Jalan dengan tanda angin memberikan
memberikan cahaya hingga 10 jam. peringatan pada pengemudi.
landa mulai mengaplikasikan smart highway di sejumlah ja- dan sinar lampu kota yang kurang terang dan bercahaya.

20 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 21
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

DERAP LANGKAH CINTA


DI PEDESTRIAN KOTA
Orchard Road di Singapura.
Ikon Singapura yang menjadi tempat favorit
para wisatawan untuk menikmati suasana
pedestriannya.

Jalan Pasar Baru Jakarta yang khusus diperuntukan bagi pejalan kaki.

22 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 23
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

T
UNE ROUTE A L’AMOUR, ENGOK SAJA, banyak orang In- ruang interaksi dan apresiasi ekonomi, yang berarti jalur jalan kecil selebar 1,5
sebuah jalan cinta, donesia yang seolah naik derajat bisnis dan budaya dengan cara yang le- sampai 2 meter atau lebih memanjang
jika sudah membingkai aktivitas bih menyenangkan melalui penataan pe- sepanjang jalan umum.
menginspirasi banyak plesirnya di luar negeri dengan destrian kota. Ruang pejalan kaki sungguh krusial
ahli tata kota dalam berfoto diri di Orchard Road (Si- Sebagai sebuah lajur yang meleng- bagi sebuah kota. Jika kota dan alur-alur-
menciptakan desain ngapura), Victory Park (London), Pasar kapi jalan umum, pedestrian adalah nya diibaratkan tubuh dengan susunan
Baru (Jakarta), hingga Fifth Avenue (New ruang untuk mengakomodasi manusia. daging, tulang, dan otot, maka pejalan
pedestrian. Sang pencipta,
York City). Latar selfie mereka, berbicara Sementara badan jalan menjadi ruang kaki adalah darah yang mengalir. Ruang
entah siapa. Yang pasti, tentang kelas dan kualitas penataan kota untuk moda angkutan atau kendaraan kota yang cuma dipenuhi badan jalan,
karya mereka mendadak dari aspek pedestrian. Mendadak, semua yang ada. Jalur pedestrian dalam kon- pelengkap jalan yang dihabiskan sebagai
mendunia karena peran merasa berbudaya di kota yang tertata, teks perkotaan biasanya dimaksudkan lahan parkir dan orang berjualan, mem-
cantik dan bermartabat. sebagai ruang khusus untuk pejalan beri gambaran kota yang tak bersahabat.
sosial media. Bisa dipahami, betapa tata ruang kaki yang berfungsi sebagai sarana yang Pendeknya, jalur pejalan kaki, adalah sisi
kota yang cantik, asri dan terkelola, se- dapat melindungi pejalan kaki dari baha- manusiawi sebuah kota.
olah menjadikan manusia menjadi ma- ya yang datang dari kendaraan bermotor. Menurut John Fruin, berjalan kaki
Fifth Avenue Metropolitan New York City
sebagai ikon kota memory status sosial. nusia. Diciptakan banyak ruang gerak, Di Indonesia lebih dikenal sebagai trotoar, merupakan alat untuk pergerakan in-
ternal kota, satu-satunya alat untuk
memenuhi kebutuhan interaksi tatap
muka yang ada di dalam aktivitas komer- Jalur sepeda di Jerman. Pembangunan jalur sepeda bertujuan untuk mengurangi angka polusi yang
sial dan kultural di lingkungan kehidupan terus meningkat dan mengurangi ketergantungan akan kendaraan bermotor.
kota. Berjalan kaki merupakan alat peng-
hubung antara moda-moda angkutan elemen penting dalam perancangan kota, bangunan dan di luar bangunan. Di
yang lain. sebab tidak hanya berorientasi pada kein- dalam bangunan seperti jalur pedestrian
Sepertinya seorang Amos Rapo- dahan, tetapi juga kenyamanan. Fasili- arah vertikal yang menghubungkan lan-
port mengamini yang disampaikan tasi warga penikmat dan pengembang tai bawah dan lantai di atasnya dalam
Fruin. Ia menilai, kecepatan moda jalan usaha melalui pedagang eceran juga bangunan atau gedung bertingkat, se-
kaki adalah rendah. Hal ini memberikan bisa memperkuat kehidupan ruang kota. perti tangga, ramps, dan sebagainya.
keuntungan karena dapat mengamati Sistem jalur pedestrian yang baik akan Sementara fasilitas jalur pedestrian arah
lingkungan sekitar secara detail. Sifat ini mengurangi keterikatan terhadap kenda- horizontal, seperti koridor, hall, dan seba-
akan memberikan sikap suportif warga raan di kawasan pusat kota, meningkat- gainya.
kota untuk mengamati, berinteraksi dan kan penggunaan pejalan kaki, memper- Di luar ruangan, fasilitas Jalur Pedes-
akhirnya memberikan masukan dan du- tinggi kualitas lingkungan. Pada tingkat trian yang terlindung dapat berbentuk
kungan pada aparatur dalam memba- yang lebih jauh pengelolaan ruang ter- banyak di antaranya arcade, yaitu sela-
ngun kota. buka hijau, ruang pejalan yang nyaman, sar yang terbentuk oleh sederetan kolom-
Giovany Gideon bahkan menegas- kegiatan pedagang kaki lima yang lebih kolom yang menyangga atap berbentuk
kan, jalur pedestrian akan menghidup- tertata, akan membantu memperbaiki lengkungan-lengkungan busur. Gallery,
kan perdagangan dan bisnis. Sifat dasar kualitas udara di kawasan tersebut. yaitu lorong yang lebar, umumnya ter-
pedestrian justru membuka ruang bagi dapat pada lantai teratas, Covered Walk
kota dengan konsep kawasan perda- TERLINDUNG DAN TERBUKA atau selasar, yaitu fasilitas pedestrian
gangan dan bisnis menyediakan ruang Jalur pedestrian yang baik biasanya yang umumnya terdapat di rumah sakit
etalase yang memadai dan baik. Jalur dilengkapi dua jenis fasilitas di dalam- atau asrama yang menghubungkan ba-
pedestrian, menurut Gideon, merupakan nya. Pertama, berdasar pada letak dan gian bangunan yang satu dengan bangu-
sarana kegiatan, terutama di kawasan jenis kegiatan yang dilayani, yaitu fasili- nan lainnya. Atau bahkan shopping mall,
perdagangan dimana pejalan kaki me- tas jalur pedestrian yang terlindung; dan sebagai fasilitas pedestrian yang sangat
merlukan ruang yang cukup untuk me- kedua, fasilitas jalur pedestrian yang ter- luas yang terletak di dalam bangunan
lihat-lihat, sebelum memasuki pertokoan buka. dimana orang berlalu-lalang sambil ber-
di kawasan perdagangan tersebut. Fasilitas Jalur Pedestrian yang ter- belanja.
Jalur pedestrian yang baik menjadi lindung ada dua jenis yaitu di dalam Konsentrasi yang menjadi wilayah

24 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 25
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

Elemen Pedestrian
pemerintah daerah dalam merancang nata kota adalah The Uptown Pedestrian melakukan aktivitas berjalan kaki yang
kota bersahabat ini adalah jenis fasilitas yang didesain City of Charlotte, North dilakukan dari tempat asal menuju tem-
jalur pedestrian yang tidak terlindung. Carolina. Berangkat dari pola penataan pat yang dituju. Berjalan kaki merupakan
Bentukan pelengkap jalan berupa fasili- itu dikembangkan banyak temuan meng- bagian dari sistem transportasi atau
tas tidak terlindung ini dikenal dalam identifikasi permasalahan dalam pena- sistem penghubung kota (linkage system)
beberapa bentuk. Sedikitnya, ada lima taan kota dan pedestrian. yang cukup penting. Karena dengan ber-
fasilitas yaitu trotoir atau sidewalk, yaitu Telaah ini mencatat beberapa pertim- jalan kaki, kita dapat mencapai semua
fasilitas jalur pedestrian dengan lantai bangan dalam penataan pedestrian yaitu sudut kota yang tidak dapat ditempuh
perkerasan yang terletak di kanan-kiri keseimbangan interaksi antara pejalan dengan menggunakan kendaraan (Adi-
fasilitas jalan kendaraan bermotor. kaki dan kendaraan, faktor keamanan sasmita, 2011). Menurut Fruin (1979),
Empat bentuk lainnya; foot path atau ruang yang cukup bagi pejalan kaki, fa- jalan kaki merupakan alat utama untuk
Lampu jalan Bangku taman, pohon peneduh dan Paving Pagar Pembatas Tempat sampah
jalan setapak, yaitu fasilitas jalur pedes- silitas yang menawarkan kesenangan se- pergerakan internal dalam kaki.
trian seperti gang-gang di lingkungan panjang area pedestrian dan tersedianya Terdapat beberapa jenis pejalan kaki
permukiman. Beberapa pedestrian me- fasilitas publik yang menyatu dan men- menurut Rubenstein (1987), yaitu peja-
lengkapi dirinya dengan plaza, yaitu tem- jadi elemen penunjang. lan kaki dari sarana perjalanannya: a),
pat terbuka dengan lantai perkerasan, Menurut Iswanto (2006), kebanyakan Pejalan kaki yang penuh, yaitu pejalan
berfungsi sebagai pengikat massa ba- para pejalan kaki relatif dekat jarak yang kaki yang menggunakan jalan kaki dari
ngunan, dapat pula sebagai pengikat ditempuhnya. Terdapat tiga tipe perjalan- tempat asalnya sampai ke tempat yang
kegiatan. Pada banyak kota, plaza akhir- an pedestrian. Pertama, perjalanan dari ditujunya; b). Pejalan kaki yang memakai
nya menjadi ruang terbuka seni dan bu- dan ke terminal: jalur pedesrian diran- kendaraan umum, yaitu pejalan kaki Halte dan sign Sculpture Zebra cross dan sign
daya yang ditampilkan pelaku seni dan cang dari suatu tempat ke lokasi terminal yang menggunakan kendaraan umum
mendapatkan apresiasi langsung tanpa transportasi dan sebaliknya seperti halte dari tempat pemberhentian umum ke saat belanja ataupun rekreasi bisa akan melakukan perjalanan jarak jauh, peka bab, ini merupakan tempat penting bagi
bayar dari para penikmat seni. shelter dan tempat parkir. tempat pemberhentian lainnya guna mempengaruhi panjang atau jarak yang terhadap gangguan alam, serta ham- pejalan kaki dan pedestrian itu sendiri.
Pedestrian mall, yaitu jalur pedestrian Kedua, perjalanan fungsional: jalur mencapai tujuan perjalanan; c). Pejalan mampu ditempuh si pejalan kaki terse- batan yang diakibatkan oleh lalu-lintas Titik simpul berfungsi sebagai daerah
jenis lainnya yang cukup luas, di samping pedestrian dirancang untuk tujuan ter- kaki yang memakai kendaraan umum but. kendaraan. strategis di mana arah atau aktivitas sa-
digunakan untuk sirkulasi pejalan kaki tentu seperti menuju tempat kerja tem- dan pribadi, yaitu yang menggunakan Faktor kedua adalah kenyamanan. Alhasil, aktivitas pejalan kaki me- ling bertemu dan dapat diubah ke arah
juga dapat dimanfaatkan untuk kontak pat belajar beberbelanja kerumah makan kendaraan pribadi untuk mencapai ken- Misalnya, berjalan kaki pada saat iklim merlukan sejumlah persyaratan seperti atau aktivitas lain. Misalnya persimpang-
komunikasi atau interaksi sosial. Tentu dan sebagainya; dan ketiga, perjalanan daraan umum guna mencapai tujuan atau cuaca yang baik akan menambah diuraikan Sumarwanto (2012). Misal- an, stasiun, terminal, petokoan, taman,
tak boleh dilupakan adanya zebra cross, dengan tujuan rekreasi: jalur pedestrian perjalanan; dan d). Pejalan kaki yang daya tarik orang-orang untuk berjalan nya, syarat aman, yaitu mudah/leluasa square dan lain-lain.
yaitu fasilitas jalur pedestrian sebagai dirancang dalam kaitannya digunakan memakai kendaraan pribadi, yaitu yang kaki. Namun, iklim yang kurang baik bergerak terlindung dari lalu-lintas ken- Menurut Iswanto (2006), titik simpul
fasilitas menyeberang jalan. pada waktu luang pemakainya, seperti menggunakan kendaraan pribadi untuk daya tarik orang untuk berjalan kaki daraan bermotor. Syarat berikutnya ada- dalam pedestrian dapat diklasifikasikan
Memang, penataan pedestrian tidak ke gedung bioskop, ke galeri, ke konser mencapai tujuan perjalanan. akan berkurang. Terakhir, yang bersifat lah menyenangkan, dengan rute-rute sebagai berikut: Pertama, titik simpul
semata menjadi tanggung jawab apara- musik ke gelanggang olah raga dan se- Adapun, yang berikutnya, adalah pe- perjalanan rekreasional, yaitu perjalanan pendek dan jelas serta bebas hambatan. primer, yaitu titik simpul dimana per-
tur penata kota atau di beberapa wilayah bagainya. jalan kaki dari kepentingan perjalanan- untuk mengisi waktu luang dengan berli- Syarat lain, mudah dilakukan ke sega- jalanan kaki dimulai atau diakhiri, mi-
kota dan kabupaten dipanggul Dinas Tata Karenanya, fasilitas sebuah jalur pe- nya: a). Perjalanan terminal, yaitu per- bur atau ke sarana rekreasi lainnya. la arah, tanpa kesulitan dan tanpa ada- salnya pada tempat parkir, halte/ shelter
Kota setempat. Pada akhirnya ini menjadi destrian dibutuhkan pada beberapa titik jalanan antar transportasi untuk menca- Adanya fasilitas ini, seperti yang ba- nya gangguan/hambatan yang disebab- angkutan umum, dan kedua, titik sim-
tanggung jawab banyak pihak, minimal penting, misalnya pada daerah perkotaan pai tujuannya; b). Perjalanan fungsional, nyak ditemui di pusat kota akan meng- kan ruang yang sempit, permukaan lan- pul sekunder, yaitu tempat yang menarik
harus ada interaksi optimal antara tata yang jumlah penduduknya banyak. Ke- yaitu perjalanan untuk mencapai tujuan akibatkan perjalanan dengan berjalan tai tidak rata dan sebagainya. Yang tak bagi pejalan kaki, misalnya pertokoan,
kota dan pengelola jalan. Hal ini berang- mudian, pada jalur-jalur pasar dan dae- tertentu yang bersifat fungsional; dan c). kaki lebih cepat dari kendaraan bermotor kalah penting adalah syarat daya tarik tempat makan, dan sebagainya.
kat dari hasil kajian yang menunjukkan rah yang memiliki aktivitas tinggi. Bisa Perjalanan rekreasional, yaitu perjalanan disebabkan karena kendaraan bermotor pada tempat-tempat tertentu. Misalnya
bahwa permasalahan utama perancang- juga pada daerah yang memiliki kebu- untuk mengisi waktu luang dengan berli- tidak bisa berhenti setiap saat. dengan penambahan elemen yang dapat ELEMEN-ELEMEN PEDESTRIAN
an kota adalah menjaga keseimbangan tuhan dan permintaan yang besar, atau bur atau ke sarana rekreasi lainnya. Dengan demikian, dapat disimpul- menimbulkan daya tarik seperti elemen Pada jalur pedestrian yang keber-
antara penggunaan jalur pedestrian dan pada daerah yang mempunyai kebutuhan Sementara itu, menurut Unterman kan bahwa pejalan kaki memerlukan estetika, lampu penerangan jalan, lan- adaannya sangat diperlukan oleh para
fasilitas kendaraan bermotor. yang besar pada hari-hari tertentu. Ter- (1984), terdapat beberapa faktor yang ruang yang cukup untuk dapat melihat- sekap, dan sebagainya. pejalan kaki, umumnya terdapat elemen-
Ada beberapa contoh pedestrian yang akhir, pada lokasi hiburan atau rekreasi. mempengaruhi jarak orang untuk ber- lihat, sebelum memasuki ke tempat yang elemen atau disebut juga dengan perabot
ditata dengan sangat baik. Penataan pe- jalan kaki, yaitu sebagai berikut. Fak- yang akan ditujunya. Namun disadari TITIK SIMPUL jalan (street furniture). Hal ini difungsi-
destrian yang berumur cukup tua namun PEJALAN KAKI tor pertama soal waktu. Artinya, berja- pula bahwa moda ini memiliki keter- Mengulas pedestrian, tak bisa tidak, kan untuk melindungi pejalan kaki yang
masih dijadikan rujukan oleh banyak pe- Pejalan kaki adalah subjek yang lan kaki pada waktu tertentu, misalnya batasan, karena tidak mudah untuk harus bicara tentang titik simpul. Se- melakukan aktivitas pada pedestrian

26 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 27
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

Tabel 1. Hubungan Lokasi dengan Prioritas Fasilitas Pedestrian


dengan menciptakan rasa aman dan
nyaman terhadapnya. Jalur Lokasi Prioritas Pilihan
Menurut Rubenstein (1992), elemen–
I • Sepanjang jalan • Trotoar di tepi jalan yang padat kendaraan.
elemen yang harus terdapat pada jalur • Jalur jalan kaki murni yang menghubungkan pusat-pusat
pedestrian antara lain : aktivitas tertentu.
1. Paving, adalah trotoar atau hamparan • Bangku-bangku tempat beristirahat.
yang rata. Dalam meletakkan paving, II • Dari tempat asal/pusat aktivitas ke • Jalur jalan kaki menuju tempat perhentian kendaraan umum.
sangat perlu untuk memperhatikan tempat perhentian kendaraan umum • Halte tempat menunggu kendaraan umum.
pola, warna, tekstur dan daya serap
air. Material paving meliputi: beton, III • Antar tempat perhentian kendaraan • Jalur jalan kaki di antara halte-halte.
batu bata, aspal, dan sebagainya. umum • Bangku-bangku tempat menunggu/istirahat.
2. Lampu, adalah suatu benda yang • Di dalam terminal/stasiun • Fasilitas penyeberangan.
digunakan sebagai penerangan di • Jalur jalan kaki di dalam terminal/stasiun.
waktu malam hari. Ada beberapa tipe IV • Pada pusat aktivitas • Jalur jalan kaki murni di dalam lokasi aktivitas.
lampu yang merupakan elemen pen- • Dari tempat parkir ke pusat aktivitas • Tempat parkir kendaraan.
ting pada pedestrian (Chearra, 1978), • Dari tempat perhentian kendaraan • Jalur jalan kaki dari tempat parkir ke lokasi aktivitas.
yaitu: umum ke pusat aktivitas • Fasilitas penyeberangan.
a. Lampu tingkat rendah, yaitu • Halte tempat menunggu kendaraan umum.
lampu yang memiliki ketinggian
dibawah mata manusia. Tabel 2. Kebutuhan Fasilitas Pedestrian Berdasarkan Jalur Pejalan
b. Lampu mall, yaitu lampu yang
memiliki ketinggian antara 1 - 1,5 Jalur Karakteristik Jalur Fasilitas Penunjang Pedestrian yang Dibutuhkan
meter. I • Dilalui kelompok pejalan I • Kenyamanan (trotoar tidak naik turun, permukaan rata,
• Berada disamping jalan dan terdapat pada jalur-jalur dan tidak sempit, bebas hambatan PKL dan parkir, tempat
c. Lampu khusus, yaitu lampu yang Pedestrian yang nyaman bagi pejalan kaki di Jalan Basuki Rahmat, Surabaya
yang dilalui oleh kendaraan umum dan kendaraan berteduh dan tempat duduk).
mempunyai ketinggian rata-rata pribadi • Keselamatan ( trotoar memiliki batas yang jelas dengan jalan,
2-3 meter. 6. Bangku, mempunyai fungsi sebagai sana pada jalur pedestrian sehingga misalnya dengan batas penghijauan/pohon pneduh lainnya)
d. Lampu parkir dan lampu jalan tempat untuk beristirahat bagi para tidak biasa dan menimbulkan aura • Keamanan (aman dari kejahatan dengan adanya lampu
penerangan).
raya, yaitu lampu yang mempu- pengguna jalan. yang tidak biasanya. Berfungsi seba-
II • Dilalui kelompok Pejalan I dan II • Halte/Tempat Pemberhentian Bus (TPB) sekaligus tempat
nyai ketinggian antara 3- 5 meter. 7. Tanaman peneduh, mempunyai fung- gai tempat menunggu angkutan dan • Jalur antara tempat asal/pusat aktivitas ke tempat berteduh.
e. Lampu tiang tinggi, yaitu lampu si sebagai pelindung dan penyejuk sebagainya. perhentian kendaraan umum • Dapat dilengkapi dengan tempat duduk, tempat sampah dan
yang mempunyai ketinggian an- area pedestrian. Ciri-ciri tanaman 10. Jam, tempat sampah. Jam berfungsi penghijauan.
tara 6-10 meter. peneduh yang baik adalah sebagai sebagai petunjuk waktu. Sedangkan • Keamanan (dengan lampu penerangan jalan).
3. Sign atau tanda, merupakan ram- berikut: tempat sampah berfungsi sebagai III • Dilalui oleh kelompok I, II dan III Tempat menunggu kendaraan umum yang:
• Terdapat pada jalur-jalur antara perhentian kendaraan • Nyaman (tempat duduk, tempat berteduh, tempat sampah,
bu-rambu yang berfungsi untuk a. Memiliki ketahanan yang baik ter- sarana untuk pejalan kaki yang mem-
umum atau tempat perpindahan rute. bebas dari hambatan PKL, jalur hijau/peneduh, sarana
memberikan suatu tanda, baik itu hadap pengaruh udara maupun buang sampah, agar pedestrian tetap • Terdapat pula antara tempat parkir dengan tempat informasi/telepon umum).
informasi maupun larangan. Sign cuaca. nyaman dan bersih. perhentian kendaraan umum • Keamanan (lampu penerangan jalan).
haruslah gampang dilihat dengan ja- b. Daunnya bermassa banyak dan Syahdan, Kota Bekasi pun tengah • Terdapat pada terminal/stasiun. • Keselamatam (lampu penerangan jalan dan fasilitas
penyeberangan).
rak mata manusia memandang dan lebat. merancang sejumlah proyek pembangu-
IV • Dilalui oleh kelompok pejalan I, II, III dan IV. • Kenyamanan (trotoar tidak naik turun, tidak sempit,
gambar harus kontras serta tidak c. Jenis dan bentuk pohon berupa nan pedestrian di sejumlah titik, seperti • Jalur antara tempat perhentian kendaraan umum permukaannya rata, bebas dari hambatan kendaraan parkir,
menimbulkan efek silau. akasia, tanaman tanjung dan po- di Jalan Ahmad Yani, Kalimalang, Noer dengan pusat-pusat aktivitas. terdapat halte/TPKPU yang teduh, tempat duduk dan tempat
4. Sculpture, merupakan suatu benda hon-pohon yang memiliki fungsi Ali, Cut Meutia, dan lain-lain. Mungkin, • Jalur antara tempat parkir kendaraan ke pusat aktivitas. sampah).
• Biasanya terdapat pada pusat aktivitas. • Keselamatan (lampu peneranagan jalan dan fasilitas
yang memiliki fungsi untuk memberi- penyejuk lainnya. belum seideal Orchard Road, Fifth Ave-
penyeberangan).
kan suatu identitas ataupun untuk 8. Telepon umum, mempunyai fungsi nue, atau Victoria Park. Setidaknya, pro- • Keamanan (lampu penerangan jalan)
menarik perhatian mata pengguna sebagai sarana untuk pengguna jalan yek pedestrian Kota Bekasi, diharapkan • Kenikmatan (tempat sampah, penghijauan, taman).
jalan. agar bisa berkomunikasi jarak jauh mampu menderapkan langkah warga,
5. Pagar pembatas, mempunyai fungsi terhadap lawan bicaranya. menyusuri tepian jalan menuju cinta
sebagai pembatas antara jalur pedes- 9. Kios, shelter, dan kanopi, keberadaan- kota. o RR
trian dengan jalur kendaraan. nya dapat untuk menghidupkan sua-

28 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 29
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

LIMA DI SANA
LIMA DI SINI
Para traveller dunia, memiliki karakter yang berbeda.
Berbeda pula cara mereka menikmati destinasinya. Dari
mereka, Jurnal Tata Kota menampilkan pendapat traveller Salah satu sudut kota
yang menaruh perhatian besar terhadap aspek tata kota, di Amsterdam Belanda yang
memberikan kenyamanan
khususnya pedestrian. bagi pejalan kaki.

dengan sidewalk yang membuat para lebih sehat yakni dengan menyusun tata Business District (SCBD) yang memi-
pejalan kaki merasa lebih nyaman saat kota yang ramah bagi para pedestrian. liki sarana pedestrian untuk berjalan di
berjalan. Saat ditanya kota mana saja yang per- antara gedung-gedung pencakar langit.
Negara-negara di Eropa seperti Be- nah ia kunjungi yang menurutnya paling Trotoarnya lebar dan bersih, dipayungi
landa dan Italia memiliki tata kota yang bersahabat bagi para pedestrian, Jeff semak-semak dan pohon-pohon rindang
sangat walkable untuk para pedestrian. memilih 5 kota dari negara-negara yang yang menyejukkan.
Anda bisa berjalan dengan leluasa tanpa berbeda. Berdekatan dengan SCBD, Anda bisa
takut adanya gangguan dari para pe- Lima kota yang memiliki tata kota melanjutkan perjalanan ke sepanjang Ja-
ngendara kendaraan bermotor karena baik, termasuk memenuhi unsur walk- lan Sudirman. Trotoar di sebelah kiri dari
beberapa kota di Eropa memiliki jalur able menurut dia pertama adalah Veni- arah Bundaran Senayan menuju Jalan
khusus yang dilengkapi rambu-rambu ce, Italia. Kedua, Amsterdam, Belanda, Thamrin adalah lokasi tepat untuk jalan- Souks shopping di Marrakesh
Morocco yang memberikan
khusus pedestrian dan pesepeda. menyusul Marrakech, Maroko, kemudian jalan di sore hari. Selain itu, Anda juga bisa kenyaman bagi para pejalan kaki.
Jeff Speck, seorang perencana tata Antigua, Guatemala, dan terakhir Quebec mengitari Monumen Nasional (Monas)
kota asal Amerika Serikat memiliki be- City, Kanada.
berapa ide untuk membuat sebuah kota Bagaimana dengan di Indonesia? Si-
menjadi kota yang lebih sehat dan lebih tus detik-travel menasbihkan lima kota
ramah untuk para pejalan kaki dan pese- yang dianggapnya memiliki tata kota
peda. Salah satunya adalah membangun yang baik, termasuk unsur pedestrian-
tata kota yang walkable sehingga para nya. Kelima kota yang disebut, terbilang
penduduk kota yang bersangkutan tidak kota besar, sekalipun ada yang berkelas
akan tergantung lagi pada kendaraan kotamadya.
bermotor untuk bepergian Tak bisa dipungkiri, kota besar iden-
Untuk kota-kota yang memiliki tik dengan gedung pencakar langit. Pem-
kondisi lalu-lintas padat, jalan kaki me- bangunan yang terus berkembang meng-

B
mang menjadi salah satu pilihan terbaik gusur area lahan hijau, termasuk juga
Kota Venesia di Italia salah satu kota EPERGIAN ke manca negara, untuk menghindari ke-bete-an di jalan. trotoar sebagai sarana bagi pejalan kaki.
di dunia yang memberikan kenyamanan
bagi pejalan kaki.
ada kalanya kita merasa lebih Yang lebih menyenangkan dari jalan Seringkali masyarakat kecewa karena
membutuhkan waktu untuk bisa kaki, selain menghindari kemungkinan trotoar ini tak dijaga dengan baik. Kotor,
berjalan-jalan. Berjalan dalam badmood, Anda bisa melihat lingkungan tak terawat, juga dijajah oleh para peda-
arti menggunakan kaki kita. Se- sekitar dengan lebih dekat. gang kaki lima.
lain bisa menghindari kemungkinan Jeff Speck juga telah menulis sebuah Kota pertama yang mendapat predi-
badmood karena macet, jalan kaki juga buku berjudul Walkable City. Beberapa kat baik adalah Ibukota Jakarta. Hampir
memiliki efek yang baik buat kesehatan. waktu lalu ia berkesempatan mempre- semua orang sadar betapa sulitnya men-
Ada beberapa kota di seluruh dunia yang sentasikan bagaimana tata kota yang cari lahan bagi pejalan kaki di Ibukota.
memiliki tata kota bagus yang dilengkapi baik agar lebih ramah lingkungan dan Disebutlah kawasan Sudirman Central

30 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 31
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

Kota Tua Antigua


Guatemala memberikan
kenyamanan bagi
wisatawan untuk Pedestrian di Jalan MH Thamrin
berjalan kaki menikmati Jakarta memberikan kenyaman
keindahan kota. bagi pejalan kaki.

destrian, yaitu trotoar dengan warna suasana Kota Medan yang nyaman. wasan ini akan membuat Anda seakan
merah bata. Sebanyak 12 ruas jalan telah Keempat, Paris van Java, alias Ban- kembali ke masa kolonial.
direnovasi oleh Pemkot Surabaya setelah dung. Kota Bandung yang indah dan Tahun 2011 lalu, Pemkot Bandung
merogoh kocek sekitar Rp 50 miliar pada sejuk ini hampir tak punya pedestrian. merencanakan pembangunan sebuah
2010 silam. Ke-12 Jalur pedestrian terse- Untungnya, Braga Festival yang dige- jembatan khusus pejalan kaki yang
but memanjang dari Jl Raya Gubeng sisi lar pada 2011 silam menetapkan Jalan melintang di atas Sungai Cikapundung,
selatan, Jl Darmo sisi selatan, Jl Pahla- Braga sebagai pusat pedestrian Kota tepatnya di Jalan Siliwangi. Namanya
wan, Jl Veteran, Jl Praban, Jl Ahmad Yani, Kembang. Jalur pedestrian ini meman- Siliwangi Pedestrian Bridge, yang memi-
Jl Banyuurip, Jl Gemblongan, Jl Panglima jang dari Jalan Braga ke beberapa titik di liki desain dan konsep hasil sayembara
Sudirman, Jl Pemuda, Jl Kedungdoro, dan sekitarnya seperti Gedung Merdeka, Bank arsitektur di tahun yang sama. Ketika
Jl Rajawali. Indonesia, dan Balaikota. Berjalan di ka- jembatan ini nantinya rampung, agenda
Selain 12 jalur itu, Anda juga bisa ber-
Suasana pedestrian di Jalan
tolak ke Jalan Basuki Rahmat. Sepanjang Basuki Rahmat Surabaya yang
jalannya terdapat gedung perkantoran, nyaman untuk para pejalan kaki.
hotel-hotel besar, juga sebuah monumen
perjuangan. Adalah Monumen Merdeka
Atau Mati, yang dibangun sebagai wujud
penghargaan kepada arek-arek Suroboyo
ketika berjuang melawan penjajah pada
tahun 1945.
Yang ketiga adalah Medan. Jalur pe-
Pedestrian di Quebec Kanada dengan dan Jalan Merdeka Barat.
fasilitas pendukungnya yang memberikan destrian di Ibukota Sumatera Utara ini
kenyaman bagi pejalan kaki. Beberapa waktu lalu, Pemprov DKI terdapat di Jalan Ahmad Yani, Lapangan
Jakarta bekerjasama dengan Dinas Per- Merdeka Medan, Merdeka Walk, Kantor
tamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Balaikota Lama, Kantor Pos Besar, Bank
menata ulang sejumlah pedestrian. An- Indonesia, juga trotoar di depan Stasiun
tara lain Jalan Sabang, Jalan Cikini, Jalan Kereta Api.
Tugu Tani, juga sepanjang Jalan Gajah Di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Anda
Mada-Hayam Wuruk. Dana yang dialoka- akan melewati beberapa tempat wisata
sikan konon mencapai Rp 10 miliar. bersejarah seperti Rumah Tjong A Fie dan
Kota berikutnya adalah Surabaya. Restoran Tip Top. Berjalanlah pada sore
Kota Pahlawan ini punya ciri khas pe- hingga malam hari untuk mendapatkan

32 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 33
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

berjalan kaki di kota ini akan semakin dinaungi pohon-pohon rindang nan me- Suasana di Jalan Braga Bandung
menyenangkan. nyejukkan. Para pedagang kaki lima juga Jawa Barat, yang didukung
fasilitas pedestrian cukup baik.
Terakhir, adalah kota bengawan, Kota siap mengisi perut dengan berbagai ku-
Solo, di Jawa Tengah. Hanya ada satu liner khas Jawa. Asyiknya lagi, terdapat
tempat di Solo yang lekat dengan kon- akses internet gratis di sepanjang Solo
sep pedestrian. Tempat itu adalah Solo City Walk!
City Walk, yang menghiasi sisi selatan Di sepanjang jalur ini, Anda akan
Jalan Slamet Riyadi. Jalur pedestrian ini menemukan Kampung Batik Kauman,
membentang sepanjang tujuh kilometer, Kawasan Ngarsopuran Mangkunegaran,
melewati banyak tempat wisata yang ter- Museum Batik Kuno Nasional Danarhadi,
letak di pusat Kota Solo. Museum Radya Pustaka, Taman Sriwe-
Di sepanjang jalannya, Anda akan dari, dan Stadion R Maladi. o RR

Pedestrian di Jalan Slamet Riyadi


Solo dengan kondisi sangat baik.

Salah satu sudut kota di Medan yang nyaman bagi para pejalan kaki.

34 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 35
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

BEKASI KINI
UNTUK NANTI
Jalan dan kenyamanan penentu pertumbuhan ekonomi
bukanlah isapan jempol. Hasil survey terhadap 4.700
pengusaha di 80 negara menyatakan bahwa infrastruktur
yang buruk adalah hambatan nomor tiga berinvestasi
setelah korupsi dan ruwetnya birokrasi. Dan nilai tertinggi
untuk infrastruktur itu adalah infrastruktur jalan, karena
menjadi kunci kelancaran mobilitas barang dan jasa.

D
ALAM hitungan kilometer, jarak Bekasi ke Jakarta memang
sepelemparan batu saja. Bila dihitung secara rata-rata di-
ambil dari radius jarak terjauh perbatasan kota Bekasi
dengan Jakarta, dari timur kurang lebih 20 km. Bila di-
asumsikan rata-rata kecepatan kendaraan yang melaju dari
Bekasi ke Jakarta 60 km/jam, maka waktu tempuh rata-rata se-
harusnya berkisar antara 20 menit saja. Jalan Transyogi Cibubur
Tetapi waktu tempuh tersebut hanya menjadi ukuran yang Kepadatan penggunaan jalan
yang sudah tidak sesuai dengan
realistis ketika aktivitas penglaju dilakukan di waktu hari Minggu kapasitas dan peruntukkan
atau hari libur besar. Selebihnya bisa dipastikan waktu tempuh bisa jalan memperburuk kualitas
berlipat kali dari asumsi. infrastruktur pendukung investasi.
Keadaan ini tidak cuma terjadi dalam alur lintas antar kota.
Di dalam kota Bekasi sendiri keruwetan dan kemacetan acap kali
terjadi. Bukan lagi pemandangan yang luar biasa di beberapa dan sebagainya adalah sebab yang di- dan kenyaman pengguna jalan termasuk yang paling utama pejalan Menata dengan berpedoman pada
simpul jalan Kota Bekasi kendaraan mengular, bertumbukan dengan anggap paling mudah diterima. kaki adalah lebih rumit dari yang nampak. rencana tata ruang ini secara seder-
pejalan kaki di tepi jalan atau melintas melenggang bersamaan. Upaya Pemerintah Kota Bekasi untuk Untuk menyelesaikan persoalan sebesar ini, maka penyelesaian hana adalah upaya pengelolaan kota
Hampir setiap hari jalan-jalan di Bekasi khususnya dari dan mengatasi kemacetan lalu lintas tersebut yang terbaik memang sebuah grand desain kota yang terpadu. Akan oleh semua stakeholder untuk menye-
menuju pintu tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur, padat dan ter- dilakukan dengan adanya beberapa ruas tetapi mengingat grand desain sudah agak terlewat karena kota diakan dan mempersiapkan kota menjadi
hambat. Di beberapa jalan seperti Jl. A. Yani kendaraan melaju jalan yang dilebarkan seperti jalan Cut sudah menjadi tempat bertumbuh, maka penyelesaian sedikitnya tempat yang nyaman dan menyenang-
dengan kecepatan di bawah 40 km per jam. Nyak Dien, jalan Chairil Anwar, dan jalan harus menggunakan banyak pendekatan secara bersamaan. Pende- kan bagi warganya. Seperti menempat-
Keserawutan ini tidak cuma hegemoni di simpul kota saja. Di Ngurah Rai. Tetapi akar persoalan tidak katan yang paling mendasar adalah mengembangkan pemahaman kan prinsip alur-alur kerangka kota me-
beberapa perlintasan hingga kecamatan, keadaan ini idem ditto. semata dari hal itu belaka. Persoalan kota dari sudut pandang tata kota. Prinsip dasarnya adalah ter- nyerupai kerangka tubuh sebagai struk-
Ada banyak sebab yang menyatu menjadi benang kusut masalah. terbesar mengurai masalah kota adalah selenggaranya tiga hal utama dalam tata ruang kota yaitu Rencana tur ruang, lalu meletakan fungsi ruang
Masalah-masalah klasik memang sering menjadi cara mudah penyelesaian yang tidak menyeluruh dan Struktur Ruang Kota, Rencana Pola Ruang Kota, Intensitas Bangun- kota seperti layaknya organ tubuh de-
menuding. Sebab-sebab seperti volume kendaraan, rentang jalan terintegrasi. Permasalahan transportasi an dan Zoning Regulation. ngan fungsi kerjanya.

36 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 37
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

BERANGKAT DARI DEMOGRAFIS


KEPADATAN PENDUDUK PROYEKSI mengadu nasib dan peruntungan karena
Pada prinsipnya, infrastruktur dalam
pemahaman tata ruang adalah mengatur
2012 2022 Jiwa/Ha
JUMLAH PENDUDUK 2012 2022 semakin hari kemajuan pertumbuhan
pada kegiatan perekonomian, baik itu
sedemikian rupa sehingga lalu lintas eko-
nomi optimal tanpa melupakan kenya-
243 230 204 221 229 173 111 242 82 98 316 182 BEKASI TIMUR berbentuk jasa maupun dagang.
Untuk meletakkan kota dalam kaca
manan masyarakat pengguna fasilitas. 288.922 311.077 mata struktur kota dan pola ruang se-
Pergerakan anggota masyarakat adalah RAWALUMBU buah kota, sedikitnya ada dua hal utama
sesuatu yang pasti, entah karena faktor 201.943 348.931 yang akan memberi kontribusi besar da-
ekonomi, sosial atau alasan lainnya. Da- BEKASI SELATAN
lam menyumbang permasalahan dan
lam melakukan pergerakan, penduduk titik tolak analisa. Pertama, data-data
Kota memanfaatkan fasilitas Angkutan 210.497 328.390 yang menyangkut hal demografis. Kedua,
Kota yang berada di penjuru wilayah Ko- BEKASI BARAT data-data yang menyangkut hal-hal fisik.
ta, kendaraan pribadi dan berjalan kaki. Data demografis ini meliputi data
Dari semua moda, berjalan kaki se- 292.015 416.267 jumlah penduduk, jumlah usia produktif,
bagai sebuah sifat alamiah manusia se- PONDOKGEDE usia sekolah, pemukiman, kepadatan pe-
cara fisiologis dalam pergerakan adalah mukiman dan jumlah usaha dan lainnya.
asasi. Sifat asasi ini memastikan kewa-
257.105 376.716 Data-data demografis akan memberi-
JATIASIH
jiban pemerintah untuk memenuhi hak- kan gambaran tentang kondisi riil sebu-
hak warga negara sebagai pejalan kaki. 197.728 220.864 ah kota tentang kondisi termutakhir pen-
Sifat ini harus dijembatani pemerintah PONDOK MELATI duduknya. Kondisi termutakhir ini juga
dengan menyediakan jalur berjalan kaki akan memberikan titik pijak mengem-
yang memadai dan nyaman. 138.517 202.775 bangkan proyeksi beberapa tahun ke
Ukuran kepedulian pemerintah kota MUSTIKAJAYA depan akan keadaan dan antisipasinya
dalam penyediaan jalur pedestrian dan terhadap pembangunan kota.
fasilitas pendukung bagi pejalan kaki
145.666 488.042 Data-data ini juga akan membantu
BANTARGEBANG
di Kota paling tidak diukur dari dua hal. kita semua memahami bagaimana pola
Pertama, melalui kewenangan yang di- 90.027 211.132 pergerakan pendudukan, mobilitas pada
miliki untuk memastikan aturan dan pe- JATISAMPURNA waktu tertentu dan identifikasi wilayah-
nerapannya. Kedua, merancang dan wilayah yang rawan penumpukan. Iden-
mempersiapkan pemenuhan fasilitas ter- 94.484 190.679 tifikasi yang memadai akan semua data
sebut dalam jangka panjang. BEKASI UTARA akan berujung pada kemampuan meng-
Dalam takaran kepedulian pemerintah identifikasi masalah secara tepat. Pada
Kota Bekasi untuk hal ini relatif dapat di-
299.648 650.218 ujungnya, identifikasi masalah yang te-
MEDAN SATRIA
kategorikan sudah peduli. Beberapa per- pat akan menuntun pemerintah Kota
aturan sudah dilahirkan dalam bentuk 199 128 140 154 157 81 74 58 52 65 152 105 155.590 238.709 merancang penyelesaian yang efisien dan
Peraturan Daerah maupun Peraturan Wa- efektif. Efisien dari optimalisasi sumber
likota Bekasi tentang tata ruang dan hal daya baik manusia, waktu dan anggaran.
lain yang terkait. Seperti Perwal Nomor utama kota Bekasi barangkali bisa jadi ukuran. Efektif karena kebijakan dalam rancangan
BEKASI TIMUR

RAWALUMBU

BEKASI SELATAN

BEKASI BARAT

PONDOKGEDE

JATIASIH

PONDOK MELATI

MUSTIKAJAYA

BANTARGEBANG

JATISAMPURNA

BEKASI UTARA

MEDAN SATRIA

24 tahun 2014 tentang Sempadan, terli- Sudah berhasilkah? Tentu masih jauh, akan tetapi paling tidak tepat sasaran.
hat semangat Dinas Tata Kota Bekasi boleh dikatakan pemerintah Kota Bekasi sudah berada di jalur yang
memberi aturan yang menjadi jembatan benar. Keberhasilan ini bukan semudah membalik telapak tangan PADAT BIKIN RUWET
dihormatinya hak-hak warga kota akan mengingat kondisi riil Kota Bekasi saat ini masih banyak yang tidak Data paling mendasar dan relevan
ruang pejalan kaki, kota yang tertata ideal. dalam setiap kajian tentang kota dan
ramah dan ruang terbuka hijau yang Sebagai Kota yang hadir akibat adanya pemekaran wilayah dari pemenuhan sarana dan prasaran bagi
nyaman. Dalam konteks merancang adan Kabupaten Bekasi. Kini, usianya memasuki angka dewasa, yaitu warga adalah jumlah penduduk. Jumlah
mempersiapkan pemenuhan fasilitas delapan belas tahun. Bekasi tak pelak adalah wilayah yang menarik penduduk kota Bekasi saat ini mencapai
proyek pedestrian di beberapa ruas jalan minat banyak masyarakat asal daerah penyangga untuk datang angka 2,7 juta jiwa. Dari ukuran jumlah,

38 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 39
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

2,5 persen. Artinya memang, terlepas dari kondisi geografis pertumbuhan ekonomi yang akan me-
yang menjadikan Bekasi kota penyangga ibukota, boleh nyumbang angka pada Pendapatan Asli
disimpulkan karena Bekasi adalah kota yang menarik untuk Daerah (PAD). Akan tetapi, tanpa pe-
investasi dan tempat tinggal. rencanaan yang berimbang dengan pem-
Laju pertumbuhan penduduk akan berpengaruh langsung bangunan kota yang terencana, maka
terhadap tingkat kepadatan yang terjadi. Hal itu bersifat pasti, laju pertumbuhan akan jadi bencana
sebab luas tanah tidak mungkin berubah. Dari luas tanah baik ekonomi, sosial maupun budaya.
yang tetap jumlahnya itu, yang tersedia untuk menjadi lahan Angka kriminalitas yang melonjak, angka
pemukiman pun terbatas. Data dari Dinas Tata Kota Bekasi pengangguran yang tinggi, meningkatnya
menyebutkan sisa lahan kosong untuk perumahan tinggal hunian tak layak, benturan sosial budaya
sekitar 8 persen saja atau sekitar 1,781 Ha, dari luas seluruh hingga kerusakan lingkungan.
tanah untuk lahan perumahan sebesar 9,540 Ha yang berarti Keempat, tingginya pertumbuhan
sekitar 45,3 persen dari total lias wilayah Kota Bekasi yang dan kepadatan penduduk ini telah seca-
mencapai 21,490 Ha. ra signifikan mengurangi keleluasan
Implikasi riil dari pertumbuhan penduduk dan kepadatan membangun sarana dan prasarana ja-
penduduk di Bekasi ini memberikan akibat langsung pada ke- lan dengan menambah panjang jalan.
bijakan dalam pengembangan struktur ruang Kota Bekasi. Konsekuensi logis dari kondisi ini adalah
Pertama, luasan lahan itu yang tersisa sebanyak 8 rancangan struktur kota dalam memba-
persen itu bukan berarti penambahan jumlah penduduk ngun penghubung pusat kegiatan tidak
dan peningkatan kepadatan akan berhenti. Lahan untuk lagi dengan menambah panjang jalan
pembangunan horisontal memang sudah tertutup di angka tetapi sedikitnya dengan dua pilihan
batas sisa 8 persen tersebut. Akan tetapi, hunian vertikal masih yaitu pola elevasi jalan dan meningkatkan
terbuka untuk dikembangkan. Dan sepertinya belakangan kualitas sarana jalan. Sederhananya de-
ini, jumlah pembangunan hunian vertikal tumbuh pesat di ngan kualitas sarana pedestrian yang
jantung kota Bekasi. baik dan nyaman, akses yang lebih mu-
Mengikuti perkiraan para ahli, selaras dengan bonus de- dah dengan berjalan maka pilihan moda
mografi, dimana jumlah usia produktif lebih tinggi dari akan beralih ke berjalan kaki.
Hilangnya fungsi pedestrian menyebabkan terancamnya keselamatan pejalan kaki. penduduk usia tidak produktif, meningkatkan demand untuk Keadaan yang lahir dari pertumbuhan
yang boleh jadi sudah mencapai ambang perumahan vertikal relatif meningkat. Asumsi ini harus dan kepadatan penduduk yang sedemi-
Bekasi menjadi kota terpadat keempat setelah Jakarta, batas kepadatan yang tinggi. dibarengi dengan pemenuhan kebutuhan mobilitas antar kian, memang suka atau tidak harus
Surabaya dan Bandung. Catat saja Kecamatan Bekasi Timur pusat pelayanan masyarakat yang baik dan mudah. Mudah diarahkan pada perencanaan struktur
Dengan jumlah penduduk sedemikian besar, tingkat kepa- menempati peringkat pertama tingkat akses dan baik dalam kualitas penyediaannya. Kelompok muda ruang kota yang lebih bertumpu pada
datan penduduk Kota Bekasi mencapai 119 jiwa per Hektar. kepadatan penduduk yang mencapai 199 yang produktif dengan mobilitas tinggi harus diakomodir pola keterhubungan yang kualitatif. Ran-
Dengan tingkat pertumbuhan penduduk diasumsikan rata- jiwa per hektar, diikuti dengan keamatan dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai cangan Tata Ruang yang memberikan
rata per tahun 4,2 persen, tahun 2022 nanti diperkirakan Pondok Gede, Bekasi Barat dan Bekasi yang menghubungkan antar titik dalam kota dan ke luar kota ruang akses mobilitas warga yang nya-
jumlah penduduk kota ini akan mencapai angka 3,6 juta jiwa. Utara. Masing-masing mencatat angka Bekasi. Akomodasi yang paling sesuai dengan tingkat mobilitas man dan aman akan meningkatkan juga
Angka itu akan menyumbang prediksi kepadatan mencapai kepadatan secara berurutan sebaganyak demikian adalah alur pedestrian yang menghubungkan antar kualitas spiritual dan fisik para warganya.
160 jiwa per hektar. Angka ini mendapuk Bekasi menjadi Kota 157, 154 dan 152 jiwa per hektar. Tingkat titik tersebut. Sedikitnya kebutuhan itu, tampak sudah tak Hubungan antar pusat pelayanan yang
dengan laju pertumbuhan penduduk terbesar di Provinsi Jawa kepadatan terendah dimiliki Bantar Ge- terelakkan di Pusat Kota Bekasi. lebih menekankan pada kenyamanan kota
Barat. bang yang membukukan angka 52 jiwa Kedua, kepadatan penduduk pada wilayah tertentu mela- dan alur pedestrian, diharapkan akan
Merujuk pada perhitungan standar SNI 03-171-33-2004 saja setiap hektarnya. hirkan tumbuhnya juga pusat-pusat kegiatan masyarakat mengurangi scara signifikan pemakaian
memang, jumlah 160 jiwa per hektar masih dalam kategori Tingginya angka tersebut, jika dite- seperti sekolah, rumah sakit, kegiatan ekonomi dan lainnya. kendaraan. Warga yang merasa aman
tingkat kepadatan yang rendah. Angka kepadataan tertinggi lusur ternyata pertumbuhan penduduk Pergerakan masyarakat dari dan menuju pusat tersebut harus dan nyaman di berbagai sudut kota akan
per hektare adalah 200-400 jiwa per hektare. Tetapi jangan bukan disebabkan ledakan kelahiran. mampu diakomodir dengan baik. Semua arus gerak itu akan menjadi warga kota yang ‘happy’. Indeks
lupa, angka kepadatan yang direpresentasikan dalam data Sumbangan angka kelahiran atas jumlah menumpuk dan menjadi sumber keserawutan apabila tidak kebahagian ini adalah tolok ukur teranyar
adalah rata-rata dan asumsi prediksi rata-rata. Secara riil penduduk di Bekasi hanya sekitar 1,56 dirancang dengan baik. kualitas masyarakat dalam berkarya gu-
penyebaraan penduduk berbeda di tiap wilayah kecamatan. persen saja. Lebih kecil dari sumbangan Ketiga, dari segi ekonomi memang pertumbuhan pen- na. Pada ujungnya akan meningkatkan
Sehingga kepadatan pun tidak merata. Ada satu-dua daerah angka akibat urbanisasi yang mencapai duduk adalah peluang yang baik bagi upaya menggenjot laju kualitas kota secara keseluruhan.

40 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 41
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

PANJANG JALAN MENURUT JENIS PERMUKAAN, KONDISI JALAN termasuk gabungan jalan provinsi, jalan
DAN KELAS JALAN DI KOTA BEKASI TAHUN 2003 (KM) negara, dan jalan kota.
Dari panjang badan jalan yang
Panjang Jalan Menurut Statusnya Jumlah
Keadaan ada sedikitnya tercatat jumlah titik
Nasional Provinsi Kota
jalan rusak saat ini mencapai 400-an,
1. Jenis Permukaan sementara 300 titik yang tercatat se-
a. Aspal 18,30 23,30 276,24 317,84 belumnya kondisinya kian parah. Bebe-
b. Kerikil - - - - rapa kerusakan juga bahkan ditandai
c. Tanah 3,95 - - 3,95 ditemukan di jalan protokol. Beberapa
d. Makadam - - - -
bulan terakhir memang, faktor terbanyak
e. Tidak dirinci - - - -
kerusakan disebabkan oleh curah hujan
2. Kondisi jalan
yang relatif tinggi dan dalam rentang
a. Baik 12,5 16,00 153,64 182,14
b. Sedang 3,60 4,30 26,30 34,20
awaktu yang lebih panajng dari biasanya.
c. Rusak 2,20 3,00 32,83 38,03 Jenis kerusakan yang ada sangat
d. Rusak berat - - 18,50 18,50 bervariasi. Dari yang rusak karena pe-
3. Kelas jalan ngelupasan permukaan hingga jalan
a. Kelas 1 18,30 23,30 - 41,6 berlubang. Sejumlah jalan protokol yang
b. Kelas II - - 112,5 112,5 rusak antara lain Jalan Joyo Martono,
c. Kelas III - - 168,69 168,69 KH Noer Alie, Hasibuan, Chairil Anwar,
d. Kelas IIIA - - - - Pekayon-Pondok Gede, Agus Salim,
e. Kelas IV (IIIB) - - - - Pahlawan, Jalan Raya Bintara, dan Se-
f. Kelas V (III C) - - - -
tu-Bantargebang. Selain itu, dapat dite-
g. Belum diklasifikasi - - - -
mukan juga di ruas jalan Ahmad Yani
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Bekasi 2003 dan jalan negara lainnya.
Fly over K.H. Noer Alie - Summarecon sebagai penambahan ruas jalan baru.
Pengelupasan dan rusaknya jalan
paling banyak disebabkan oleh tekanan
MENGUKUR JALAN 2004 tentang Jalan dan Undang-Undang tentang kota yang baik dan jalan yang benar bagi warga.
Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas Telaah parsial ini tetap diperlukan, data-data tentang kendaraan yang melintas saat terjadi
Data kedua yang menjadi titik tolak analisa dalam memahami
dan angkutan jalan raya sudah me- identifikasi keadaan dan masalah dapat menjadi pijakan un- genangan. Beban kendaraan tersebut
rancangan tata kota yang baik adalah data fisik. Data fisik tentu
saja merujuk pada data-data yang terlihat kasat mata dalam wujud merintahkan kepada pemerintah untuk tuk melakukan penataan yang baik dan menyeluruh. Setiap
fisik seperti jalan, trotoar, halte, jembatan penyebrangan dan lainnya menjaga kondisi jalan dalam kondisi bagian dari identifikasi keadaan yang saat ini ada dapat
yang ada. Data-data ini akan membantu pemerintah kota membuat prima. menjadi pelengkap rencana dan menentukan titik berat dan
perencanan dengan memilah prioritas dan efektifitas apakah akan Terminologi jalan rusak dalam berita priritas.
diperbaharui yang ada, ditambahkan prasarana atau membangun di media hanya berkait dengan badan Wilayah Bekasi terlanjur terkepung baik oleh bangunan
yang baru lagi. jalan saja. Sementara pelengkap jalan maupun geografisnya berupa kali atau sungai membuat
“Tahun ini, Dinas Bina Marga mendapatkan gelontoran alokasi untuk menggenapkan pengertian jalan pelebaran jalan menemukan banyak kendala. Jalan keluarnya
anggaran sebesar Rp 700 miliar dari APBD 2015. Sekitar Rp 375 belum lagi mendapatkan perhatian me- adalah dengan pembangunan jalan flyover atau jembatan.
miliar untuk infrastruktur jalan, dari pembangunan jalan baru, madai dari berbagai lapisan dan media. Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 322,79 km,
pemeliharaan jalan, dan perbaikan jalan,” jelas Kepala Dinas Bina Kalaupun ada pembahasan tentang ke- yang hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya
Marga dan Tata Air Kota Bekasi Tri Adhianto. Semangat perbaikan beradaan pelengkap jalan sekaligus kon- sebagian kecil saja yang merupakan jalan tanah. Kondisi
infrastruktur jelas-jelas ditegaskan Rahmat Effendi, melalui APBD disinya, biasanya ditampilkan dan dija- jalan, sebagian besar baik, mencapai 66,75% dari total pan-
Kota Bekasi 2015, difokuskan untuk infrastruktur jalan berupa dikan pokok bahasan yang terpisah de- jang jalan. Sedangkan jalan dengan kondisi sedang sebanyak
pembangunan jalan baru hingga pelebaran sejumlah ruas jalan. ngan konsepsi jalan. 12,53%, kondisi rusak 13,94% dan 6,78% sisanya rusak
Sikap pemerintah kota yang menaruh perhatian besar pada Bukan soal salah atau benar, me- berat. Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis
infrastruktur bukan hanya pada karena jalan sudah waktunya nelaah jalan rusak dengan hanya men- permukaan, kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003.
diperbaiki belaka. Infrastruktur ini menjadi penting dalam upaya fokuskan teropong pada badan jalan
terus menerus mengembangkan konsep tata kota demi perbaikan semata. Persoalannya akan menjadi pe- JALAN RUSAK
transportasi secara menyeluruh. nyelesaian yang parsial dan tidak me- Badan jalan di kota Bekasi saat ini mencapai panjang
Terlepas dari itu, amanat Undang-Undang Nomor 38 Tahun nyeluruh ke inti masalah dan konsepsi sekitar 1.200 kilometer. Panjang badan jalan tersebut sudah Salah satu titik jalan rusak di wilayah Bekasi Utara, Kota Bekasi.

42 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 43
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

PANJANG JALAN MENURUT JENIS JALAN DAN FUNGSI JALAN TAHUN 2013 (Km) pejalan kaki di kota. Poin itu adalah trotoar, Halte, Zebra Cross dan Bekasi yang dilengkapi fasilitas trotoar
Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) yang memadai dan representatif. Fasilitas
Total Primer Sekunder
No Jenis Jalan Lingkungan trotoar yang ada banyak yang rusak, tak
(km) Arteri Kolektor Lokal Arteri Kolektor Lokal TROTOAR ITU AWAL terawat bahkan terabaikan. Beberapa
1 Jalan Tol 13,250 13,250 - - - - - - Trotoar memang seolah padanan pedestrian. Meski pada bahkan meninggalkan persoalan yang
2 Jalan Lingkar Luar 13,000 13,000 - - - - - - kenyataannya trotoar adalah salah satu bagian dari konsep pe- akan menjadi penyebab terjadinya kece-
3 Jalan Negara 13,632 13,632 - - - - - - destrian. Keputusan Direktur Jendral Bina Marga No.76/KPTS/ lakaan bagi pengguna trotoar, seperti lu-
4 Jalan Provinsi 21,955 21,955 - - - - - -
Db/1999 menjelaskan bahwa lokasi trotoar dipasang dengan mem- bang yang menganga atau tonjolan per-
5 Jalan Kota 1.598,500 - 71,145 - 80,443 122,352 1.324,56 1.533,50
6 Jalan Lingkungan/Swasta 1.533,500 - - - - - - - perhatikan ketentuan berikut seperti trotoar hendaknya ditempatkan mukaan yang membahayakan.
7 Jalan Irigasi - - - - - - - - pada sisi luar bahu jalan atau sisi luar jalur Daerah Manfaat Jalan Belum lagi yang terhadang tumpukan
Total 3.193,837 61,837 71,145 - 80,443 122,352 1.324,56 1.533,50 (DAMAJA). tanah galian saluran, pipa dan beragam
2012 3.193,040 61,040 71,150 - 80,440 122,350 1.324,56 1.533,50 Trotoar juga hendaknya dibuat sejajar dengan jalan. Tempat proyek pengerjaan lain yang sedang ber-
2011 1,324.560 55.170 - 61,04 21.400 14,800 116.36 1,055.83 trotoar dapat tidak sejajar dengan jalan bila keadaan topografi langsung. Acap kali pengerjaan proyek
2010 1.324,560 55,170 - 61,04 21,360 14,800 116,36 1,055.83 atau keadaan setempat yang tidak memungkinkan. Trotoar juga tak berhasil mengembalikan trotoar ke
Sumber : Dinas Bina Marga & Tata Air Kota Bekasi hendaknya ditempatkan pada sisi dalam saluran drainase terbuka fungsi semula. Alih-alih dipercantik, tak
atau di atas saluran drainase yang telah ditutup. Bilamana trotoar urung beberapa tempat malah kehilangan
membuat aspal mengelupas dan berlubang. ini banyak faktor secara bersama-sama terdapat pada tempat pemberhentian bus harus ditempatkan secara trotoar untuk selamanya.
Titik kerusakan jalan akibat curah hujan dan genangan diduga menyumbang jadi penyebab. berdampingan/sejajar dengan jalur bus. Pengaturan itu hanya Di sisi lain, trotoar kehilangan ke-
banyak disebabkan karena buruknya saluran air di pinggir jalan. Secara halus, penyediaan fasilitas peja- sebagian kecil konsep pemahaman penempatan trotoar sebagai gunaannya bagi pejalan kaki karena
Perbaikan harus mulai dipikirkan untuk dirancang sedemikian rupa lan kaki di Kota Bekasi sendiri memang sebuah bagian dari konsepsi jalan yang utuh. minimnya kesadaran masyarakat peng-
agar dilakukan secara permanen agar bertahan lebih lama. masih belum maksimal. Ukuran paling ka- Trotoar merupakan salah satu jalur pejalan kaki yang me- guna. Tak sedikit warga yang dengan
Implikasi dari banyaknya titik kerusakan jalan ini akan berimbas sat mata adalah masih sangat minimnya mungkinkan masyararakat pejalan kaki untuk bisa berjalan di sisi tanpa rasa bersalah menggunakan tro-
pada banyak hal. Berkurangnya kenyamanan pemakai jalan, kema- trotoar yang memenuhi standart paling jalan yang terpisah dari badan jalan raya sehingga keamanan dan toar untuk jalur sepeda motor, men-
cetan yang tak terhindarkan karena harus memilih jalan saat ber- minimal sebuah jalan yang baik bagi pe- kenyamanan terjamin. Sebagian besar, ketersediaan trotoar yang jadikannya ruang untuk menggelar da-
kendara. Belum lagi lubang-lubang dan pengelupasan akan meng- jalan kaki. Belum lagi kenyataan beberapa berada di Kota Bekasi masih kurang memadai. gangan, halte dadakan bagi angkutan
akibatkan tergelincirnya pengendara maupun penyebrang jalan. ruas jalan telanjang dari trotoar. Pejalan Persoalan dalam ketersediaan trotoar ini beragam. Persoalan yang ngetem hingga mengubahnya men-
Telaah menunjukkan bahwa kombinasi dari jalan yang rusak dan kaki berhadapan langsung dengan arus lalu paling mendasar adalah ada tidaknya trotoar untuk pejalan kaki. jadi slot parkir bebas.
penerangan jalan disana sangat minim adalah penyumbang angka lintas yang hilir mudik. Ruas jalan utama seperti Cut Meutia saja dengan mata telanjang Kenyataan ini memang menyedihkan
kecelakaan yang besar. Sumber dari data laka Lantas Polres Kota Persoalan lain jelas terpampang. Dari terlihat jelas, tak ada sentuhan layanan bagi pejalan kaki. dan patut jadi catatan. Kondisi seperti ini
Bekasi, terdapat 23 kasus kecelakaan dan 10 kasus tabrak lari pada alih fungsi trotoar menjadi jejeran lapak pe- Secara fisik dapat terlihat juga, tidak banyak ruas jalan di kota bukan cuma menghilangkan hak pejalan
awal tahun 2015 ini saja. Sebelumnya sepanjang tahun 2014 terjadi dagang kaki lima, tertutupi tempat ngetem
524 kasus kecelakaan. angkutan kota hingga berubah fungsi men-
Persoalan lain yang selalu ada dalam mengamati soal jalan jadi lahan parkir. Fasilitas yang sudah
adalah titik-titik kemacetan. Dinas Perhubungan Bekasi melansir tersedia bagi para pejalan kaki dari trotoar,
data bahwa di tahun 2011 diidentifikasi ada paling tidak 11 titik zebra cross, jembatan penyebrangan hing-
lokasi kemacetan, lalu naik di tahun 2012 menjadi 17 lokasi ga halte banyak yang dalam kondisi ter-
kemacetan, bertamabah 2 titik kemacetan lagi di tahun 2013. bengkalai atau rusak. Lepas dari sentuhan
Tudingan selalu kembali ke alasan klasik yaitu meningkatnya jumlah tangan-tangan jahil penduduk kota, perha-
kendaraan tidak sebanding dengan kenaikan panjang jaringan jalan. tian dalam pemeliharaan kota harus diakui
Paling tidak di tahun 2012, sumber Dinas Perhubungan mencatat masih sangat minim. Kerusakan tampak
1,1 juta kendaraan. Bila dibandingkan langsung dengan jumlah dibiarkan hingga menahun seolah menjadi
penduduk yang mencapai 2,5 juta jiwa, maka rata-rata tiap dua pembiaran. Perbaikan lebih banyak bersifat
orang penduduk Bekasi memiliki sebuah kendaraan. temporer dan tanggung.
Ada beberapa indikator untuk mengenali
PEJALAN MASIH TERPINGGIRKAN kondisi riil saat ini di kota Bekasi mengenai
Bila badan jalan yang dalam tabiat kota urban seolah raja fasilitas bagi apra pejalan kaki. Beberapa
masih sangat minim kondisinya. Maka fasilitas untuk para pejan poin ini boleh dikatakan ukuran yang paling
kaki jauh lebih menyedihkan. Tak perlu apriori menuding, kenyataan standar, bagi kenyamanan dan keamanan Trotoar di ruang milik jalan. Trotoar di ruang manfaat jalan. Trotoar di atas drainase.

44 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 45
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

tensial kawasan, dengan besaran sesuai menaiki dan menuruni angkutan umum tidak disediakan fasilitas lampu lalu lintas dan pusat keramaian
kebutuhan, dan bahan yang digunakan pejalan kaki berupa halte. Tempat naik dan turun penumpang masih yang berada di Kota Bekasi. Sebagian
adalah bahan yang memiliki durabilitas banyak memanfaatkan sisi luar jalan tanpa trotoar sebagai titik besar zebra cross ini berdampingan de-
tinggi seperti metal. angkut. ngan ruas khusus kendaraan bermotor di
Keputusan Direktur Jenderal Per- Perlu juga kajian ulang yang lebih memadai dan terus menerus setiap persimpangan jalan utama.
hubungan Darat Nomor 271/HK/105/ lokasi-lokasi yang sangat urgent membutuhkan Halte, atau justru Kondisi Zebra Cross di Bekasi relatif
DRJD/96 tentang Pedoman Teknis Pere- halte yang ada kurang optimal dimanfaatkan. Halte yang tidak layak cukup baik, terutama yang ada di jalan
kayasaan Tempat Perhentian Kendaraan pakai bisa jadi alasan kenapa warga lebih suka naik dan turun justru protokol. Di wilayah ini persoalan yang
Umum menjelaskan bahwa halte adalah di luar wilayah yang tersedia halte. Kenyamanan serta keamanan sering muncul justru para pejalan kaki
tempat perhentian kendaraan penum- halte yang tersedia harus terus ditingkatkan. Kondisi halte harus yang enggan menyebrang menggunakan
pang umum untuk menurunkan dan/atau memberikan kenyamanan dengan tersedia tempat duduk yang baik jalur zebra cross yang tersedia. Hal ini
menaikkan penumpang yang dilengkapi dan nyaman, lampu penerangan saat gelap, dan beberapa sarana mengakibatkan banyak dari para pejalan
dengan bangunan. pelengkap sebuah halte. kaki yang menyeberang di sembarang
Fasilitas utama pada bagian halte tempat dan perlu ekstra kehati-hatian
meliputi Identitas halte berupa nama JEMBATAN PENYEBERANGAN karena sangat berbahaya bagi kesela-
dan/atau nomor, rambu petunjuk, papan Fasilitas lain yang perlu dijadikan ukuran saat melakukan per- matan jiwa para pejalan kaki. Jadi jika
informasi trayek, lampu penerangan, baikan dalam penataan pedestrian untuk kota Bekasi adalah data ingin menyeberang harus menunggu ja-
tempat duduk. Sedangkan fasilitas pen- mengenai jembatan penyeberangan. lanan lengang, hanya mewaspadai diri
dukung pada bangunan halte itu sendiri Jembatan penyeberangan merupakan sarana bagi pejalan kaki sendiri saja.
Halte di Jalan Jend. Ahmad Yani Bekasi Selatan. Sebagai tempat menunggu kendaraan, istirahat bagi
harus menyediakan telepon umum, tem- untuk menyeberang dari sisi jalan semula ke sisi jalan lokasi tujuan. Persoalan di beberapa persimpangan
pejalan kaki, estetika kota, dan sign. pat sampah, pagar, papan iklan atau pe- Jembatan penyeberangan terbagi menjadi dua jenis, yaitu jem- yang lain justru karena zebra cross
ngumuman. batan penyeberangan sebidang dan jembatan penyeberangan tidak yang dibutuhkan tidak tersedia. Pejalan
kaki atas kenyamanan tetapi juga keamanan dalam berjalan di Saat ini, jumlah halte yang tersedia di sebidang. kaki kemudia menciptakan sendiri alur
dalam kota. beberapa titik Kota Bekasi ada sekitar 46 Jembatan penyeberangan Sebidang sering kita kenal dengan bersama penyebrangan yang menjadi
Tapi, tak perlu menjadi kecil hati. Kota yang baik dan pemerintah buah halte. Kondisi halte di kota Bekasi istilah zebra cross dan pelican cross. Zebra cross terdapat di setiap jalur sahih diakui secara de facto oleh
kota yang bertanggung jawab berbenah untuk memberikan hak masih dikatakan belum layak digunakan
warga kota untuk mendapatkan ruang berjalan kaki yang memadai. yang diakibatkan oleh tidak adanya pe-

okezone.com/Dede Kurniawan
Penghargaan yang baik bagi hak pejalan kaki adalah bukti concern rawatan secara berkala. Selain itu juga
pemerintah kota akan hak warga dan kewenangan yang melekat terdapat penyalahgunaan halte yang ter-
padanya. jadi, seperti terdapatnya pedagang kaki
lima yang menggunakan halte sebagai
MENIMBANG HALTE tempat untuk menjual barang dagangan
Fasilitas kedua ini seringkali dipandang sebelah mata, dan mereka yang mengakibatkan pejalan kaki
dianggap cuma sebagai assesoris tepi jalan belaka. Padahal halte merasa terganggu.
memiliki fungsi yang krusial dalam konsep penghormatan terhadap Halte yang ada di Kota Bekasi dira-
pejalan kaki dan mobilitas warga dari berjalan ke angkutan atau sakan masih belum mencukupi kebutuh-
sebaliknya. an masyarakat karena banyak pusat ke-
Kegunaan paling minimal adalah memanfaatkan halte sebagai ramaian pejalan kaki yang banyak meng-
tempat bagi pengguna fasilitas pejalan kaki untuk menaiki atau gunakan moda angkutan umum tidak
turun dari angkutan kendaraan bermotor. Pada umumnya, halte disediakan halte untuk difungsikan se-
terletak pada lokasi yang strategis yang berada pusat keramaian, hingga masyarakat lebih memilih me-
fasilitas umum seperti sekolah, universitas, rumah sakit, dan naiki dan turun dari angkutan umum di
sebagainya. Lokasi yang jumlah pejalan kakinya besar, pusat per- sembarang tempat.
kantoran serta pemukiman penduduk yang ramai. Peranan pemerintah Kota Bekasi da-
Halte yang ideal bagi pejalan kaki adalah halte yang memiliki lam penyediaan halte masih belum mak- Jembatan penyeberangan
sarana dan prasarana yang lengkap. Halte yang ideal menurut simal. Masih banyak terdapat lokasi stra- orang di Bunderan HI Jakarta.
tegis yang biasa digunakan oleh pejalan Dengan desain yang memberikan
Anggriani (2009, 37) harus diletakkan pada jalur amenitas. Shelter kenyamanan bagi penggunanya.
harus diletakkan pada setiap radius 300 meter atau pada titik po- kaki sebagai sarana untuk menunggu,

46 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 47
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

seluruh pengguna jalan. jembatan penyebrangan untuk lokasi


Keadaan seperti ini tidak punya daya paksa warga untuk taat Ahmad Yani ini berdasarkan tingkat ke-
aturan dan punya kecenderungan melanggar peraturan. Toleransi amanan 82 persen, jarak 72 persen,
terhadap pelanggaran menjadikan kota sebaik apapun akan tetap waktu tempuh 78 persen, tinggi jem-
kembali semerawut. Itu sebabnya sarana dan prasarana harus batan 82 persen, lebar jembatan 73
dipenuhi terlebih dahulu sebelum masyarakat dipaksa taat aturan persen, dimensi tangga 67 persen, pe-
dengan teguran dan sanksi. dagang 73 persen dan pengemis 93
Ketersediaan zebra cross yang minim ditambah lagi dengan persen. Kesimpulan untuk hasil peneli-
penempatannya yang dirasa kurang efektif. Beberapa zebra cross tiannya bahwa penyebrangan di Jalan
dibuat saling berdampingan dengan jembatan penyeberangan orang Ahmad Yani perlu desain ulang dimensi
(JPO). tangga dan relokasi jembatan untuk lebih
Jembatan penyeberangan tidak sebidang lebih dikenal dengan mengakomodir kenyamanan pengguna.
nama jembatan penyeberangan orang. Jembatan penyebrangan Desain yang secara ergonomis tidak
orang (JPO) di Kota Bekasi beberapa nampak kehilangan peminat membuat nyaman pejalan yang menjadi
untuk digunakan. Ada beberapa alasan yang mungkin mempengaruhi lelah karena tangga yang kurang baik,
turunnya selera pengguna jalan untuk memanfaatkan JPO ini. Selain hingga desain yang lebar yang tidak
penempatan yang kurang tepat dalam ruang yang benar-benar memadai untuk arus orang dua jalur
dibutuhkan warga hingga desain JPO yang kurang mengakomodir berhadapan. Belum lagi seperti halte,
kenyamanan warga pengguna jalan. kesan kumuh, jorok dan gelap membuat
Hasil penelitian Hadi Prabowo di Universitas Gadjah Mada pengguna khawatir dan merasa tidak
menunjukkan bahwa di Jalan Ahmad Yani, jumlah pejalan kaki aman dan nyaman menggunakan JPO
yang menggunakan fasilitas jembatan penyeberangan sebesar 68 ini patut dijadikan pertimbangan untuk
persen sedangkan yang tidak menggunakan fasilitas jembatan memperbaiki kondisi yang ada.
penyeberangan sebesar 32 persen. Alasan enggan menggunakan Bahan utama jembatan penyebe-
rangan orang di Kota Bekasi yang masih
Pengguna jalan yang melanggar aturan menjadi masalah utama menurunnya fungsi lampu lalu lintas
JUMLAH JALAN & TITIK PENERANGAN JALAN UMUM banyak terbuat dari besi yang rentan yang dapat menyebabkan timbulnya kecelakan lalu lintas.
kemacetan malah akan membuat simpul-
BERDASARKAN ZONA TAHUN 2013 akan korosi yang membuat masyarakat simpul baru.
khawatir akan keselamatannya. Kurang- ling tidak tangga dengan lebar minimal 80 cm, tambahan 20 cm Masalah utama barangkali lebih ka-
Zona Kecamatan Jumlah Jalan Jumlah Titik nya perawatan terhadap jembatan pe- untuk ruang kosong. Tinggi anak tangga dibuat maksimal 20 cm rena menurunnya fungsi lampu lalu lin-
Utama nyeberangan orang tersebut membuat agar tidak cepat lelah pada saat naik turun tangga. Jika jarak antar tas sebab meningkatnya sifat melang-
Zona I Bekasi Timur 182 2.185 jembatan ini boleh jadi berubah men- lantai terlalu tinggi maka harus mempunyai anak tangga lebar yang gar warga pengguna. Hasil pemantauan
Medansatria 76 3.092 jadi jebakan keselamatan yang meng- berfungsi sebagai tempat istirahat saat berjalan, bagian ini sering Jurnal Tata Kota, lampu lalu lintas relatif
Bekasi Utara 137 2.348 khawatirkan. disebut sebagai bordes. efektif dipatuhi pengguna lalu lintas
Zona II Bekasi Selatan 186 2.857 Pengamatan langsung di lapangan hanya pada jam-jam tertentu saja, ma-
Bekasi Barat 115 1.268 memang masih ditemukan kondisi tang- LAMPU LALU LINTAS nakala tingkat kepadatan lalu lintas re-
Jatiasih 118 1.380 ga jembatan penyebrangan yang tidak Pelengkap yang menyempurnakan perlindungan bagi orang latif rendah.
Zona III Bantargebang 69 622 memenuhi syarat. Syarat tangga yang pengendara maupun pejalan kaki di jalan kota adalah keberadaan Pada jam-jam padat, lampu lalu lintas
Mustika Jaya 89 1.276 baik diantaranya mempunyai struktur lampu lalu lintas. Lampu lalu lintas di Kota Bekasi hampir tersebar ini seolah tidak dihiraukan. Pada waktu
Rawalumbu 115 2.506 yang kuat, tidak retak atau roboh se- di seluruh penjuru persimpangan jalan di Kota Bekasi. Tetapi tak tertentu manakala tingkat kemacetan
Zona IV Pondokgede 84 1.580 hingga ketika berjalan diatasnya tidak sedikit juga persimpangan yang lebih mengandalkan pak Ogah tinggi, lampu lalu lintas digantikan oleh
Pondok Melati 78 1.331 timbul rasa takut karena membayangkan untuk pengaturan tertib berkendara. Ditenggarai sedikitnya dal 50 petugas polisi sebagai penentu lampu.
Jatisampurna 112 2.556 bahaya keruntuhan tangga. titik persimpangan di Bekasi yang dikelola pak Ogah. Harus ada kesungguhan bukan sekedar
Kota Bekasi 1.361 23.001 Tangga juga harus mempunyai lebar Masalah-masalah yang hadir dari tidak baiknya operasional membuat regulasi akan tetapi meleng-
2012 1.070 21.788 minimal tangga yang menyesuaikan lampu lalu lintas adalah implikasi kerumitan dan tumpukan ken- kapinya dengan pengawasan dan pe-
2011 1.070 18.721 dengan lebar badan maksimal orang daraan. Keberadaan lampu ini harus bisa saling lengkap melengkapi nerapan sanksi. Law enforcement suka
2010 959 17.963 yang akan melintasi tangga tersebut. dengan keadaan jalan dan kepadatan penduduk sekitar lokasi atau atau tidak adalah alat yang masih kuat
Rata-rata orang dewasa di Indonesia tingkat mobilitas dari dan ke lokasi tersebut. Indentifikasi yang tidak mendorong penegakan hukum dan me-
Sumber: Pertamanan, Pemakaman dan Penerangan Jalan Umum Kota Bekasi mempunyai lebar badan 60 cm jadi pa- tepat dan tidak sebangun dengan tata ruang, alih-alih mengurai maksa masyarakat taat aturan. o EK

48 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 49
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

DARI BEKASI
dan permasalahan dalam implementasi melintasi terus menerus serta memberi PERUBAHAN KOTA
tata ruang. denyut. Itu adalah arus perjalanan atau DALAM RUANG
transportasi sebagai pemberi denyut dan Menurut Marbun (1992), kota me-
CERMIN TUBUH oksigen dalam darah. rupakan kawasan hunian dengan jum-
Coba pandangi tubuh kita baik-baik Struktur ruang dalam definisi ten- lah penduduk relatif besar, tempat kerja

UNTUK INDONESIA
di muka cermin. Struktur tulang dan otot tang tata kota diartikan sebagai susu- penduduk yang intensitasnya tinggi serta
yang membalut kerangka dan melindun- nan pusat-pusat permukiman dan sistem merupakan tempat pelayanan umum.
gi fungsi organ, itulah tata ruang tubuh jaringan prasarana dan sarana yang Kegiatan ekonomi merupakan hal yang
ideal. Begitulah barangkali analogi yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan penting bagi suatu kota karena meru-
paling pas untuk membandingkan sistem sosial ekonomi masyarakat yang secara pakan dasar agar kota dapat bertahan
tubuh dan sistem kota. hierarkis memiliki hubungan fungsional. dan berkembang (Jayadinata, 1992:110).

S
EBELUM memberi, kita sendiri Tubuh dibangun dari dua bagian Sistem jaringan sarana dan prasarana ini Istilah perkembangan kota (urban
Bekasi sudah lama memberi, bahkan rela menderita harus memahami lebih detail utama yaitu yang membangun tegaknya membentuk struktur tubuh seorang ma- development), pada prisipnya menggam-
tubuh berupa kerangka tulang dan otot nusia, Apakah ia bertubuh tegak tinggi barkan proses berkembangnya suatu
demi negeri ini. Sejak dahulu, dikenal langgam dan seksama tentang kota. Me-
yang membalutnya dengan sempurna. besar, pedek lebar, atau membungkuk. kota. Pertumbuhan kota mengacu pada
mahami kota lebih sering terbit
Melati dari Tapal Batas, sajak Karawang Bekasi pemikiran yang bersifat me- Rangka atau tulang ini adalah struk- Pola ruang sendiri secara definitif pengertian secara kuantitas, yang diu-
nggeneralisir. Persoalan kota pun dipan- tur ruang. Ia menjadi fondasi sekaligus diartikan sebagai distribusi peruntukan kur oleh besaran angka merujuk pada
hingga petikan kalimat Pramudya Ananta Toer yang dang sebagai simpul-simpul yang bersi- penghubung serta penyambung bagian ruang dalam suatu wilayah yang meliputi sistem ekonomi. Perkembangan kota juga
tubuh manusia berupa daging dan otot peruntukan ruang untuk fungsi lindung mengacu pada kualitas, yaitu proses
terkenal, Bekasi yang membekas di hati. Kini, bukan fat tunggal ketimbang jamak. Alih-alih
mendapatkan penyelesaian yang terjadi menjadi satu kesatuan yang saling ter- dan untuk fungsi budi daya. Bukankah menuju suatu keadaan yang bersifat
kait satu sama lain. bilik-bilik jantung tak pernah berubah pematangan. Ada perhatian yang mulai
sebagai medan laga tetapi sebagai kota penyangga bahkan mengidentifikasi permasalahan
Seperti tubuh, dalam konsep tentang letak dan fungsinya dalam kinerja tubuh lebih tinggi dari sekedar terpenuhinya
pun belum mampu dilakukan.
yang mulai menata diri, melengkapi konsep kota Orang bijak mengatakan, mengakui kota, stuktur tulang dan otot ini dikenal manusia, atau juga lambung dan lainnya. kebutuhan warga secara primer dan
dan mengidentifikasi masalah adalah se- dengan apa yang dalam konsep tata ru- Ada areal yang bekerja mengatur pasokan sekunder. Tetapi sudah meningkat untuk
terintegrasi dengan ibu kota. tengah dari penyelesaian masalah. Ma- ang disebut dengan struktur ruang. Se- energi, ruang untuk kerja menghasilkan memenuhi kebutuhan tersier.
salah perkotaan hanya bisa diselesaikan mentara organ-orang tubuh sejajar ana- tenaga bahkan ruang untuk pembuangan Perkembangan kota menurut Raharjo
dengan mengenali dan mendalami da- loginya dengan pola ruang. Dan pengikat dan pengelolaan residu berupa sampah dalam Widyaningsih (2001), bermakna
PERENCANAAN JALUR PEDESTRIAN DAN JALUR SEPEDA JALAN AHMAD YANI antara keduanya adalah aliran darah yang tubuh. Bukankah kota juga demikian? perubahan yang dialami oleh daerah
hulu apa itu kota, konsep tata ruang kota
Tubuh yang bugar, tulang yang ter- perkotaan pada aspek-aspek kehidupan
latih dalam gerak dan olah tubuh, organ dan penghidupan kota tersebut. Dari ti-
yang terjaga dari asupan dan pola hidup dak ada menjadi ada, dari sedikit men-
yang sehat akan memberikan tubuh de- jadi banyak, dari kecil menjadi besar. Dari
ngan tampilan estetis yang menarik dan ketersediaan lahan yang luas menjadi
kesehatan serta kebugaran yang optimal. terbatas, dari penggunaan ruang yang
Pada konsep keterpaduan kebugaran tu- sedikit menjadi teraglomerasi secara
buh ini kemudia disebut dengan istilah luas, dan seterusnya.
RTR (Rencana Tata Ruang) yang dalam Penataan kota harus dianggap ber-
UU No.26/2007 tentang penataan ruang, dimensi pematangan yang bersifat kuali-
disefinisikan secara singkat dan sederha- tatis. Sehingga ukurannya bukan sekedar
na, yaitu hasil perencanaan tata ruang. seberapa banyak tetapi seberapa baik.
Prinsipnya dua unsur tersebut akan Memang tetap diakui bahwa penyebab
membangun definisi paling memadai perkembangan suatu kota tidak dise-
tentang tata ruang. Sementara peren- babkan oleh satu hal saja melainkan
canaan tata ruang sendiri menjadi se- oleh berbagai hal yang saling berkaitan
buah proses menuju tata ruang. Perenca- seperti hubungan antara kekuatan politik
naan tata ruang akhirnya adalah proses dan pasar, kebutuhan politik, serta fak-
menentukan struktur dan pola ruang itu tor-faktor sosial budaya.
harus diikuti dengan penyusunan dan Perubahan kota dalam konsep tata
penetapan RTR. ruang di kota atau kabupaten tak bisa

50 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 51
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

lepas dari konsep secara luas, yaitu kon- negara secara keseluruhan, turun ke bangkan berdasar gaya perencanaan kota dengan rentang waktu perencanaan
sep provinsi dan nasional. Semua secara tingkat desain provinsi dan seterusnya. komprehensif rasional. Aspek teknis per- 20 tahun mengikuti kebijakan diatasnya
bertingkat saling melingkupi. Perubahan Rencana kota ini diartikan sebagai encanaan tata ruang wilayah dibedakan baik tingkat Provinsi maupun Nasional
kota dalam konsep tata ruang juga tak kebijaksanaan jangka panjang (20 – 30 berdasarkan hirarki rencana. RTRWN dan dengan skala ketelitian peta minimal
lepas dari pemahaman soal pola peman- tahun) mengenai distribusi keruangan atau Rencanan Tata Ruang Wilayah Na- 1: 25,000 yang kemudian diikuti dengan
faatan ruang dan penataan ruang. (spasial) obyek, fungsi dan kegiatan dan sional merupakan perencanaan makro rencana-rencana rinci yang bersifat mi-
Ruang yang dimaksud di sini meru- tujuan (Catanese dan Snyder, 1979: 194). strategis jangka panjang dengan rentang kro-operasional dengan dengan rentang
juk pada konsepsi ruang dalam Undang Rencana kota mengkoordinasikan ke- waktu perencanaan hingga 20 tahun ke waktu 20 tahun dan skala ketelitian peta
- Undang No. 26 Tahun 2007 tentang giatan Pemerintah dan kegiatan swasta depan dengan menggunakan skala kete- minimal 1 : 5,000.
penataan Ruang. Dalam Undang-undang atau masyarakat dalam membangun fisik litian peta minimal 1 : 1.000.000. Secara hirarkis perencanaan tata ru-
ini didefinisikan Ruang sebagai adalah dan keruangan kotanya. Meski sifatnya Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi ang kabupaten dan kota terdiri dari Ren-
wadah kehidupan yang meliputi ruang jangka panjang dalam perkembangannya atau RTRWP merupakan perencanaan cana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/
daratan, ruang lautan dan ruang udara akan dapat menjadi lebih pendek bergan- makro strategis jangka panjang dengan Kota (RTRWKab/Kota), Rencana Rencana
termasuk di dalamnya tanah, air, udara tung pada kerumitan perubahan kota. rentang waktu 20 tahun pada skala kete- Detail Tata Ruang Kab/Kota (RDTR Kab/
dan benda lainnya serta daya dan ke- Perubahan kota secara kualitatif ini litian peta minimal 1: 250.000. RTRWP, Kota), Rencana Tata Ruang Kawasan
adaan sebagai suatu kesatuan wilayah memang bermuara supaya kehidupan menjadi pedoman untuk: Perumusan Strategis Kab/Kota dan Rencana Tata Ba-
tempat manusia dan mahluk lainnya warga kota menjadi aman, tertib dan kebijakan pokok pemanfaatan ruang di ngunan dan Lingkungan (RTBL).
hidup dan melakukan kegiatan serta me- lancar dan sehat. Itu semua dicapai me- wilayah propinsi, mewujudkan keterpa- Dalam prakteknya saat ini perenca-
melihara kelangsungan hidupnya. lalui perwujudan pemanfaatan ruang duan, keterkaitan dan keseimbangan naan kota di Indonesia mengacu pada
Konsep pola pemanfaatan ruang sen- kota yang serasi dan seimbang sesuai perkembangan antar kabupaten/kota da- Undang-Undang no 26 tahun 2007 ten-
diri adalah distribusi peruntukkan ruang dengan kebutuhan dan kemampuan daya lam wilayah propinsi serta keserasian tang Penataan Ruang yang kemudian
dalam suatu wilayah yang meliputi pe- dukung pertumbuhan dan perkembangan antar sektor, pengarahan lokasi investasi sebagai atauran turunannya dituangkan
runtukan ruang untuk fungsi lindung dan kota. Perwujudan pemanfaatan ruang yang dilaksanakan Pemerintah dan atau dalam Peraturan Menteri.
peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. kota yang sejalan dengan tujuan serta masyarakat. Penyusunan Rencana Tata Ruang
Sementara, penataan ruang adalah pro- kebijaksanaan Pembangunan Nasional Rencana Tata Ruang Wilayah Kabu- Kota Bekasi yang saat ini berlaku sudah
ses perencanaan tata ruang, peman- dan Daerah. paten dan Kota atau RTRWK merupakan mengacu pada UU nomor 26 tahun 2007
faatan ruang, dan pengendalian peman- Sistem perencanaan tersebut dikem- perencanaan makro lingkup kabupaten/ tentang penataan ruang. Lalu juga PP
faatan ruang yang dilaksanakan secara No. 15 tahun 2010 tentang Penyeleng-
sekuensial (berkesinambungan dari masa DIAGRAM SISTEM PENATAAN RUANG DAN SISTEM PERENCANAAN garaan Penataan Ruang, Permenpu No.
ke masa). Semua itu sangat ditentukan PEMBANGUNAN NASIONAL 17 tahun 2009 tentang Pedoman Penyu-
selain oleh waktu juga hirarkis dalam sunan RTRW Kota dan Permenpu No. 20
pengaturan. tahun 2011 tentang Pedoman Penyusun-
Penataan ruang juga mengenal pe- an RDTR dan Peraturan Zonasi.
ringkatan berdasarkan administrasi me- Saat ini apa yang dijalankan dalam
liputi penataan ruang wilayah nasional, konsep tata ruang kota Bekasi tak bisa
penataan ruang wilayah provinsi, dan dilepaskan dari rencana regional provinsi
penataan ruang wilayah kabupaten atau bahkan nasional. Bekasi menjadi ba-
kota. Sifat penataan juga mengenal pe- gian dari rencana yang lebih luas soal
nataan yang berdasarkan kegiatan ka- tata kota nasional. Beberapa perenca-
wasan atau bisa juga berdasarkan nilai naan kota termasuk rancangan teranyar adalah dalam upaya mendandani Kota pusat kegiatan dan bagian mana antar
strategis kawasan. pedestrian kota, harus menimbang site- Bekasi sehingga pantas menjadi si jelita pusat kegiatan tersebut dihubungkan
Secara sederhana bisa diterjemah- tramp yang mengaitkan Bekasi dengan di usia delapan belas. Sebuah upaya me- satu sama lain.
kan, Perencanaan Tata Ruang Kota ada- program integral tata kota dengan Ja- ningkatkan kualitas kota Bekasi menuju Pemerintah Kota Bekasi telah mene-
lah proses penyusunan dan penetapan karta dan Pusat. kota yang layak huni. tapkan lima pusat pengembangan wila-
tata ruang kota. Di Amerika, rencana Desain kota memang tidak boleh ha- yah, yaitu BWP pusat kota yang meliputi
kota umumnya disebut sebagai rencana DESAIN TIDAK CUMA ESTETIKA nya dianggap sebuah kosmetika saja. De- Kecamatan Bekasi Barat, Bekasi Timur,
kota komprehensif (comprehensive urban Semua rencana yang dirancang dan sain bukan ramuan estetis belaka. Dalam Bekasi Selatan dan Rawalumbu. Wilayah
plan). Komprehensif karena tidak bisa kini sebagian besar sudah memasuki rencana Struktur Ruang desain kota su- kedua yaitu BWP Bekasi Utara yang ter-
tidak harus kait mengait dengan desain tahap-tahap persiapan, sesungguhnya dah dirancang untuk memetakan pusat- diri dari Kecamatan Bekasi Utara dan

52 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 53
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

Kecamatan Medan Satria. BWP Pondok INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN KAWASAN PUSAT PELAYANAN KOTA BEKASI TERKAIT PEMBANGUNAN
Gede yang meliputi kecamatan Pondok PEDESTRIAN DI JALAN AHMAD YANI, JALAN CUT MEUTIAH, JALAN JUANDA, DAN JALAN KH. NOER ALI
Gede, sebagian Kecamatan Jati Asih dan
sebagian Kecamatan Pondok Melati, BWP Sektor/Sub Sektor
No Program Kegiatan Lokasi
Mustika Jaya yang meliputi Kecamatan Pengembangan
Mustika Jaya dan Kecamatan Bantarge- 1. Perwujudan Pusat- 1) Rencana - Pengembangan dan Penataan Jalan Ahmad Yani Kelurahan Marga Mulya sub blok
Pusat Pelayanan Pengembangan Kawasan Perkantoran MGJ.002
bang. Terakhir BWP Jatisampurna, yang Pusat Kawasan pemerintahan Kota Bekasi
meliputi Kecamatan Jati Sampurna, se- Perencanaan - Pengembangan dan Penataan Koridor Jalan Sudirman-Jalan Juanda- Jalan Cut
bagian Kecamatan Pondok Melati dan (Pusat Kota Kawasan Pusat Perdagangan Meutia-Jalan A.Yani;
sebagian Kecamatan Jatiasih. Bekasi) dan Jasa (komersial )
Untuk mendukung rencana pusat- - Pengembangan Permukiman
pusat pengembangan wilayah-wilayah Vertikal
tersebut, dibuatlah rencana jaringan ja- 2. Pengembang an Sistem Prasarana Wilayah
lan yang ditetapkan kemudian dengan 1) Rencana Sistem a) Rencana - Peningkatan fungsi dan kapasitas • Jalan Sudirman (lebar 30 m/Panjang 2,522 km,
sistem jalan sekunder atau jalan peng- Rencana pembangunan pedestrian tahap awal di Kota Bekasi pada Jalan Jend. Ahmad Yani, Prasarana Transportasi Pengembangan dalam Upaya pengembangan 6/2 D)
Cut Meutia, Ir. H. Juanda, dan KH. Noer Alie. Jaringan Jalan jalan arteri
hubung pusat dengan kegiatan dalam • Jalan Sultan Agung (lebar 30 m/Panjang 3,541
kota. Juga ada sistem jaringan jalan pri- peningkatan dan pembangunan jalan lah terpenuhinya hak pejalan kaki yang km, 6/2 D)
b) Manajemen dan - Penataan dan pengembangan
mer yang berarti jalan penghubung pusat dalam dua poros. Pembangunan poros harus didahulukan dan bukan kenda- Rekayasa Lalu Pedestrian dan Fasilitas • Jalan Ir Juanda (lebar 20 m/Panjang 1,651 km,
kota dengan pusat kegiatan di luar kota. Utara-Selatan dan pembangunan poros raan bermotor. Kedua, demi kepenting- lintas pendukungnya (Halte, tempat 4/2 D)
Memang masih dirasakan keterba- Barat-Timur. Keduanya akan membentuk an tersebut harus ditekan seminimal duduk, tong sampah, hidran, • Jalan Cut Meutia (lebar 20 m/panjang 2,818 km,
tasan terwujudnya seluruh rencana yang lampu penerangan jalan, marka, 4.2 D)
apa yang dinamakan sistem jaringan ja- mungkin persinggungan antara pejalan
RTH) • Jalan Siliwangi (lebar 30 m/panjang 6,960 km,
telah di tentukan tersebut. Masalah lan yang menyesuaikan dengan rencana kaki dan kendaraan bermotor. Dan Ke-
6/2 D)
terbesar dari persoalan ini adalah ter- struktur kota. tiga, penyediaan jalur pedestrian yang - Pengembangan dan Penataan
batasnya kemampuan APBD (Anggaran Pada akhirnya, memang tetap saja memenuhi dan memperhitungkan kenya- sistem Parkir of Steet • Jalan Ahmad Yani (lebar 40 m/panjang 3,100 km,
8/2 D)
Pendapatan Belanja Daerah). Saat ini target utama dari upaya pembangunan manan pejalan kaki.
APBD Kota telah mencapai angka 3,2 kota dengan melandaskan diri pada pen- Di tahap-tahap awal upaya peleba- • Jalan Noor Ali (utara) (lebar 24 m/4/2 UD)
Triliun per tahun. Dana itu yang dipergu- gaturan tata kota adalah demi kenya- ran jalan yang dilakukan sebagai usaha • Jalan Noor Ali (selatan) (lebar 20 m/4/2 UD)
nakan untuk belanja sektor terkait den- manan warga kota. Kota yang baik dan menanggulangi kemacetan pun terka- • Kawasan Komersial yang berkembang di Koridor
Jalan A.Yani, Jl. Sultan Agung, Jl. Sudirman,
gan tata ruang tak lebih dari 30 persen didambakan pasti kota yang nyaman, dang mengambil ruang tersisa bagi pe-
Jl. Ir. Juanda, Jalan Patriot, Jl. Pemuda
saja. Belanja modal ini digunakan secara bersahabat dan layak huni. destrian hingga kian sempit. Meski pe-
Pembangunan Ruang Parkir Bersama Kawasan Pemerintahan dan Perkantoran yang
bancakan bersama dengan Dinas Bina destrian merupakan perhatian utama terdapat di Koridor Jalan A. yani, Ir. Juanda, Cut
Marga dan Tata Air (Binmarta), Dinas ENAK DIPAKAI DAN PERLU dalam kerja bareng Dinas Tata Kota de- Mutia
Tata Kota (DISTAKO) dan Badan Pengelola Secara estetis, kota yang menarik ngan beberapa SKPD terkait seperti Dis- • Jl. Sultan Agung-Sudirman
Lingkungan Hidup (BPLH). adalah kota yang memberikan ruang binmarta dan Dinas Pertamanan, tidak • Ir. Juanda
Lintas kerja sama menyangkut tata besar dalam pengaturan pejalan kaki semua ruas jalan di Kota Bekasi dinilai Halter/selter • Jl. A. Yani- Jl Cut Meutia
kota dengan beberapa dinas terkait den- dan bukan kendaraan bermotor. Peja- membutuhkan pedestrian. • Jl. Hasibuan- Jl. Kartini
gan mengandalkan belanja dari APBD bi- lan kaki adalah prioritas utama karena Pemerintah telah menyusun beberapa • Jl. Kalimalang
asanya akan melalui dua cara. Pertama, menjadi kewajiban dalam amanat tata panduan teknis dan aturan perundangan
adalah melalui Renstra atau Rencana ruang kota untuk memberikan kenya- dalam skala nasional yang berhubungan
Strategis dan kedua, melalui RPJMD (Ren- manan esensi hakiki dari hubungan an- dengan pedestrian, Dan peraturan ini soal di Kota Bekasi oleh Pemerintah Kota diwujudkan karena kurangnya sinergi melewati beberapa landmark kota seperti
cana Pembangunan jangka Menengah tar masyarakat, sosialisasi dan bergerak menjadi rujukan utama. Peraturan itu di- Bekasi memang sudah dilakukan. Usaha lintas pihak terkait. Stadion Patriot, Gedung Kantor Pemerin-
Daerah). Keduanya ini mengikat visi dan mendekat menjauh. antaranya adalah Peraturan Menteri Pe- itu diantaranya peningkatan kualitas Dalam rencana tata kota Bekasi, pro- tah Kota hingga Islamic Centre Bekasi.
misi kepala daerah yang telah dirembug Jalan tak bisa dipungkiri adalah el- kerjaan Umum Nomor : 03/PRT/M/2014 fasilitas pedestrian dan penyediaan sa- gram paling dekat dalam mewujudkan Pedestrian kedua dirancang menyu-
melalui Musrenbang atau musyawarah emen mendasar dari hak warga yang tentang Pedoman Perencanaan, Penye- rana pendukung seperti taman-taman, desain tata kota yang memenuhi unsur suri sisi badan jalan yang membentang
perencana pembangunan. belum mendapatkan tempat terhormat. diaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan bangku-bangku untuk istirahat dan lam- baik estitika wajah kota maupun unsur mengikuti alur Barat-Timur sepanjang
Di anggaran kali ini misalnya saja Penghormatan hak pejalan kaki adalah Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan pu penerangan. Namun pada kenyata- tata ruang adalah proyek pedestrian di kali Malang Bekasi yaitu di sepanjang Ja-
adalah upaya untuk menghubungkan kepatuhan pada beberepa prinsip dalam Perkotaan sebagai acuan terutama me- annya, penyelesaian terhadap persoalan empat ruas jalan. Empat ruas jalan itu lan Kyai Haji Noer Ali. Pedestrian ketiga
beberapa pusat kegiatan sesuai rencana regulasi yaitu pertama, prioritas dalam nyangkut lebar dan fasilitasnya. dan penerapan standar yang diharapkan adalah Pedestrian Jalan Ahmad Yani adalah pedestrian untuk melengkapi ru-
tata ruang. Untuk itu disusun program penyelenggaraan rencana tata kota ada- Penyelesaian secara parsial beberapa terhadap fasilitas tersebut tidak dapat yang membentang Utara Ke Selatan Kota, ang hak pejalan kaki di sepanjang jalan

54 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 55
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

Cut Meutia hingga ke Terminal Bekasi. anggap sangat penting dilakukan di awal. dan Keindahan, 2) Perda nomor 16 tahun nyelesaian pembangunan pedestrian de- • Mengintegrasikan jalur pedestrian
Melintasi beberapa calon bangunan ver- Sebagai pusat kota elemen pendukung 2011 tentang Penyerahan, Penyediaan ngan beberapa pertimbangan. Perbaikan dan jalur sepeda dengan fasilitas
tikal berupa apartemen, hotel dan ru- kota layak huni ini patut mendapat pri- Prasarana Sarana dan Utilitas Kawasan jalur pedestrian (Renovasi) dengan de- pendukung lainnya berupa jalur hi-
sun yang menjadi calon kepadatan pe- oritas. Semua itu selain amanat regulasi Perumahan, Perdagangan dan Industri sain yang sesuai dengan kebutuhan dan jau, shelter, pagar pembatas, tempat
mukiman baru. Pedestrian yang keempat dan kewajiban pemerintah kota adalah oleh Pengembang kepada Pemda Bekasi. kaidah fungsi jalur pedestrian pada ka- sampah, tempat parkir, tempat re-
adalah sepanjang jalan yang melinta- kenyataan faktual tentang sifat dasar ja- 3) Perda nomor 17 tahun 2011 tentang wasan koridor Ir. H. Juanda. lokasi PKL, rambu-rambu, peneran-
si kota lama Bekasi yaitu Jalan Ir. H lan kaki yang waktu tempuh dan kekua- Penyelenggaraan Ijin Pemanfaatan Ru- • Pembangunan baru jalur pedestrian gan, serta halte bus.
Djuanda. tannya terbatas, sehingga perlu fasilitas ang dan 4) Perda nomor 44 tahun 1998 yang belum tersedia sehingga jalur • Pembangunan jaringan drainase
Keempat rancangan pedestrian un- khusus yang didesain serius. Semua ran- tentang Trotoar. pedestrian tidak terputus. yang disatukan dengan saluran pem-
tuk kota Bekasi ini dibuat untuk meng- cangan ini dibuat untuk memenuhi kri- Indikasi Program untuk kota Bekasi • Mengintegrasikan jalur pedestrian buangan sebagai syarat pemenuhan
akomodir kebutuhan gerak antar pusat teria-kriteria yang ideal tentang trotoar sesungguhnya ada lima yaitu indikasi dengan fasilitas pendukung lain- ruang milik jalan.
kegiatan di Bekasi. Penataan fasilitas dan kelengkapannya. Seperti lebar trotoar program BWP Jaka Sampurna, Mustika nya berupa jalur hijau, shelter, pagar • Penertiban PKL yang menggunakan
pedestrian sesuai dengan RTRW Kota minimal, lebar trotoar menurut lokasi, Jaya, Pondok Gede, Bekasi Utara dan pembatas, tempat sampah, tempat fasilitas pedestrian dan jalur sepeda.
Bekasi Tahun 2011-2031 harus meru- menurut jumlah pejalan kaki dan lebar Pusat Kota. Keempat ruas jalan dalam parkir, tempat relokasi PKL, rambu- • Penanaman pohon peneduh pada
pakan jalur-jalur sirkulasi seperti trotoar, trotoar yang dibutuhkan. tahapan pembangunan pedestrian ini se- rambu, penerangan, serta halte bus. jalur hijau guna menciptakan kenya-
pedestrian mall, jembatan penyebrangan, Terdapat sedikitnya empat perda luruhnya berada dalam indikasi program • Pembangunan jaringan drainase manan bagi pejalan kaki dan peng-
kembatan penghubung antar bangunan, yang akan menjadi dasar hukum yang BWP Pusat Kota, yang disatukan dengan saluran pem- guna sepeda.
jembatan pandang dan sebagainya. mendampingi proses pembangunan jalur Keseluruhan koridor yang diban- buangan sebagai syarat pemenuhan • Penataan mengikuti rumija rencana
Perencanaan jalur pedestrian Jalam pedestrian dan jalur sepeda tersebut, yai- gun ini masing-masing sudah mema- ruang milik jalan. supaya terintegrasi dengan perenca-
Ahmad Yani, Jalan KH. Noer Ali kali tu 1) Perda nomor 10 tahun 2011 tentang suki tahapan tahun ketiga (tabel waktu). • Penertiban PKL yang menggunakan naan selanjutnya.
Malang, Jl. Cut Meutia dan Jl. Juanda di- Ketentuan Umum Ketertiban, Kebersihan Rata-rata masing-masing koridor dibagi fasilitas pedestrian. Persiapan ini sedianya akan ber-
menjadi 8 sampai dengan 9 segmen pe- • Penanaman pohon peneduh pada segera memasuki beberapa langkah
Lebar Trotoar Minimum kerjaan. Segmen ini memiliki rentang le- jalur hijau guna menciptakan kenya- menuju pembangunan fisik. Seperti-
Lebar Minimum bar bervariasi dari paling rendah sekitar manan bagi pejalan kaki. nya masyarakat Bekasi boleh berdebar-
Klasifikasi Jalan Rencana Kelas Jalan Standar Minimum (m)
(pengecualian) 600 meter hingga hampir 1400 meter per • Penataan mengikuti rumija rencana debar menanti kehadiran ruang-ruang
Tipe II Kelas I 3 1,5 segmen. supaya terintegrasi dengan perenca- berjalan yang nyaman dan aman di kota
Kelas II 3 1,5 Segmen ini dibuat berdasarkan jenis naan selanjutnya. ini. Dan Bekasi yang dulu dibully kian
Kelas III 1,5 1,0 dan rencana penyediaan pelengkap. Se- Sementara sebagai pembanding un- layak huni dan nyaman di tempati. Sila
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki perti segmen di rencana koridor Juanda tuk menyelesaikan permasalahan yang dinanti. o EK
di Kawasan Pertokoan No.11/T/Bt/1995
ada penyiapan jalur sepeda. Seluruh berbeda di ruas jalan Cut Meutia. Band-
Standar Lebar Trotoar Minimum Berdasarkan Lokasi proyek ini didanai dari APBD atau Ang- ingkan dengan konsep penataan jalur pe- Standar Lebar Trotoar Minimum Menurut Jumlah Pejalan Kaki
No Lokasi Trotoar Lebar Trotoar Minimal (m)
garan Pendapatan Belanja Daerah Kota destrian yang perlu dilakukan di koridor
No Jumlah pejalan kaki/detik/meter Lebar minimum trotoar (m)
1 Jalan di daerah perkotaan atau kaki lima 4
Bekasi. Beberapa segmen dana didapat jalan Cut Meutiah adalah dengan cara, 1 6 orang 2,3 – 5,0
2 Di wilayah perkantoran utama 3 juga dari investor dan swasta. Pelaksana terutama hal jalur sepeda. Rancangan 2 3 orang 1,5 – 2,3
3 Di wilayah industri juga dipegang secara lintas SKPD meli- ini dibuat menyesuaikan dengan kondisi 3 2 orang 0,9 – 1,5
a. pada jalan primer 3 batkan beberapa Dinas terkait. Misalnya riil dan kebutuhan pada wilayah tersebut. 4 1 orang 0,6 – 0,9
b. pada jalan akses 2 saja, segmen di Koridor ruas jalan Juanda Cut Meutia dibangun dengan rancangan :
4 Di wilayah pemukiman Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 65 tahun 1993
dipegang oleh Dinas Bina Marga dan Tata • Perbaikan jalur pedestrian (Renovasi)
a. pada jalan primer 2,25
Air (Disbinmarta) dengan pihak swasta. dengan desain yang sesuai dengan Standar Lebar Trotoar yang Dibutuhkan
b. pada jalan akses 2
Di segmen yang lain terlihat dipegang kebutuhan dan kaidah fungsi jalur Sesuai dengan Penggunaan Penggunaan Lahan Lebar yang
Standar Lebar Trotoar Minimum Menurut Jumlah Pejalan Kaki oleh Dinas Pertaman dan sebagainya. Se- pedestrian pada kawasan koridor ja- Lahan Sekitarnya Lebar Min (m) dianjurkan (m)
No Lokasi Trotoar Lebar Trotoar Minimal (m) bagian besar lainnya dipegang oleh Dinas lan Cut Meutiah. Pemukiman 1,50 1,75
1 Jalan di daerah perkotaan atau kaki lima 4 Tata Kota. • Pembangunan baru jalur pedestrian Perkantoran 2,00 3,00
2 Di wilayah perkantoran utama 3 Pembangunan pedestrian ini dikem- yang belum tersedia sehingga jalur Industri 2,00 3,00
3 Di wilayah industri bangkan disesuaikan dengan hasil analisa pedestrian tidak terputus. Sekolah 2,00 3,00
a. pada jalan primer 3 akan keadaan eksisisting Bekasi dan juga • Pembangunan jalur sepeda yang Terminal/stop bis/TPKPU 2,00 3,00
b. pada jalan akses 2
disesuaikan kebutuhan. Sebagai contoh, terintegrasi dengan pusat-pusat ke- Pertokoan/Perbelanjaan 2,00 4,00
4 Di wilayah pemukiman
untuk permasalahan-permasalahan yang giatan di sekitar koridor jalan Cut Jembatan/Terowongan 1,00 1,00
a. pada jalan primer 2,25
b. pada jalan akses 2 ditemui di kondisi riil Juanda dipilih pe- Meutiah. Sumber : Keputusan Direktorat Jendral Perhubungan Darat No.SK.43/AJ 007/DRJD/97

56 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 57
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

PERENCANAAN JALUR PEJALAN KAKI (PEDESTRIAN) DESAIN PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI
PERENCANAN JALUR PEJALAN KAKI DESAIN PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI (PEDESTRIAN)
DI KORIDOR JALAN IR. H. JUANDA DAN JALAN CUT MEUTIA (PEDESTRIAN) DI KORIDOR JALAN IR. H. JUANDA
DAN JALUR SEPEDA DI KORIDOR JALAN JEND. AHMAD YANI
DAN JALAN CUT MEUTIA
DI KORIDOR JALAN KH NOER ALIE

Segmen 1 dari persimpangan Jl. Jend. A.Yani - Segmen 2 dari persimpangan Jl. Pramuka -
persimpangan Jl. Pramuka. persimpangan Jl. R.A. Kartini

Desain perencanaan untuk halaman 33 Desain Pedestrian di Depan Taman

Tampak atas pada jalan lurus

Segmen 3 dari persimpangan Jl. R.A. Kartini - Segmen 4 dan 5 dari Bunderan Simpang
persimpangan Jl. Beringin Jl. Sersan Aswan - persimpangan Jl. Beringin
Desain perencanaan untuk halaman 39 Desain Pedestrian di lengkapi aksen Sculpture

Tampak atas pada jalan menikung


Segmen 6 dari Jl. Sersan Aswan - Jl. Chairil Segmen 7 dari Jl. Chairil Anwar - Simpang
Anwar Rawa Panjang Desain Pedestrian di sekitar pintu gerbang Islamic Center
Desain perencanaan untuk halaman 41

Desain perencanaan untuk halaman 46 Segmen 8 dari Simpang Rawa Panjang - Segmen 9 dari Bunderan Simpang Jl. Sersan Desain Halte di Jalan Ahmad Yani
Jl. Pekayon Aswan - persimpangan Jl. Beringin
Isometri pedestrian di Jalan Ir. H. Juanda dan Cut Meutia
58 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 59
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

Ir. Koswara A, MP

Disiplin Diri, Bukan


huni. Konsep kelayakan di sini berupa kenyamanan, tang peraturan harus dibuka secara mendalam
keamanan dan keselamatan warga dalam melaku- sampai kepada filosofi yang mendasarinya, agar
kan aktivitas atau kegiatan di ruang kota. Pemba- pembentukan sikap disiplin bukan hanya karena

karena Takut Sanksi


ngunan pedestrian yang saya maksud tidak berdiri ketakutan atas sanksi tapi bersumber dari kesadar-
sendiri hanya sebagai fasilitas pejalan kaki, tapi an diri. Metode pendidikan baik formal maupun in-
terintegrasi dengan sistem pelayanan kota lainnya formal harus didorong untuk dapat mengembang-

I
seperti jaringan drainase, utilitas dan estetika kota kan sikap disiplin yang atas dasar kesadaran dan
R. KOSWARA A, MP. Lelaki kelahiran April, empat puluh lainnya. Pembangunan pedestrian ini sekaligus pe- pemahaman yang benar sehingga disiplin menjadi
tujuh tahun lalu ini adalah otak dari bergeraknya Dinas nataan sistem perkotaan lainnya. budaya sehari-hari, baik ada maupun tidak ada
pengawasan dari peraturan.
Tata Kota Bekasi. Punya mimpi menjadikan Bekasi kota Menurut Anda mana yang lebih dahulu ha-
yang layak huni dalam arti nyaman dan menyenangkan, rus disiapkan, pembentukan disiplin yang se- Disiplin juga selalu dianggap gabungan
suai sistem perkotaan atau sistem perkotaan dari konsep nature atau sikap alamiah dan
serta mendorong Dinas Tata Kota yang dipimpinnya mela-
yang memaksa masyarakat berdisiplin? nurture atau pengasuhan. Bagaimana peran
hirkan banyak regulasi yang mengarah pada terciptanya Pembangunan kota merupakan cerminan pem- peraturan dalam mensiasati nature dan nur-
mimpi itu. bangunan budaya yang terjadi pada kota tersebut. ture ini?
Semakin baik pembangunan sebuah kota, memper- Peran peraturan dalam pembinaan disiplin
lihatkan baiknya budaya warga. Kedisiplinan war- menjadi krusial di sini. Ada lembaga-lembaga
Membangun sarana kota yang baik sering- ga adalah salah satu bentuk budaya. Keteraturan yang mempunyai kewenangan menjalankan per-
kali menghadapi pesimisme bahwa tertib sistem yang mendukung sebuah kota merupa- aturan tersebut. Lembaga inilah kemudian yang
dan keindahannya tak akan bertahan lama. kan wujud bahwa kedisiplinan sebagai budaya war- menjalankan peran alamiah dan pengsuhan ini
Bagaimana tanggapan Anda? ga kota. melalui sosialisai, diskusi dan lain-lain. Misalnya
Pembanguan kota yang hanya berorientasi Para pengelola kota harus mendesain sistem dalam Perda tentang RTRW (Rencana Tata Ruang
proyek pasti tidak akan bertahan lama, demikian jaringan kota yang baik dan terpadu. Sistem ini Wilayah, red.) atau RDTR (Rencana Desain Tata
juga penataan estetika kota yang dilakukan secara yang kemudian akan memudahkan tindakan ter- Ruang, red.), Distako mempunyai peran dalam
pragmatis akan bernasib hanya sebatas jadwal hadap warga kota yang tidak mau mengikuti atau melakukan pembinaan kepada semua stakeholder
proyek. Itu sebabnya, penataan kota harus dilaku- mematuhinya. Misalnya sanksi terhadap warga agar mematuhi rencana ruang kota dan mengapli-
kan secara terpadu dan menjadi komitmen semua yang buang sampah sembarangan tidak akan efek- kasikannya dalam kegiatan masing-masing stake-
pihak baik pemerintah, dunia usaha, masyarakat tif ketika sistem persampahannya tidak disiapkan holder.
dan stakeholder lainnya. pemerintah. Dengan demikian ketersedian sistem
Kerjasama semua elemen ini dibarengi program perkotaan yang baik dengan sendirinya akan men- Bagaimana pula peran desain tata kota
kerja yang bisa bersinergi dan berkelanjutan meru- dorong terjadinya budaya disiplin dan tertib di menyiasati nature dan nurture ini?
pakan pendekatan pembangunan yang paling tepat perkotaan melalui penegakan hukum yang tepat. Dalam kehidupan perkotaan warga telah diikat
dan harus dipakai saat ini dan seterusnya. Orientasi dalam sistem kota yang harus dipatuhi, sikap keti-
adalah manfaat, bukan hanya sebatas hasil proyek. Disiplin dalam konteks pendidikan adalah dakdisiplinan warga untuk tidak mematuhi sistem
Partisipasi masyarakat akan terbentuk dengan sen- sebuah proses evolutif karakter yang memak- akan berdampak pada kekacauan kehidupan warga
dirinya apabila masyarakat sudah benar merasakan an waktu panjang. Menurut Anda, seberapa kota lainnya. Misalnya, membuang sampah ti-
manfaat program. besar peraturan dapat membentuk sikap di- dak pada tempatnya, berdampak pada kerusakan
siplin? sistem lingkungan, banjir, polusi, dan lain-lain.
Pemenuhan hak pejalan kaki dengan proyek Peraturan apa pun bentuknya akan mempu- Peran tata kota adalah dalam merancang sistem
pedestrian ini, menurut Anda merupakan pe- nyai pengaruh apabila diikuti tindakan penegakan kota yang terpadu dengan sifat alam dan ruang
laksanaan amanat regulasi atau ada harapan aturan, pengawasan dan pengendalian. Sikap pa- kota, desain sistem kota ini dituangkan dalam Per-
yang lebih dari itu? tuh terhadap aturan pada awalnya harus dipak- da tentang RTRW dan RDTR, selanjutnya tata kota
Penyediaan fasilitas pedestrian di perkotaan sakan supaya menjadi tingkah laku yang menjadi harus menerjemahkan Perda tersebut dalam pro-
dapat dilihat sebagai kewajiban pengelola kota un- kebiasaan dan budaya sehari hari. gram-program operasional yang bisa jadi rujukan
tuk menjadikan kota sebagai lingkungan yang layak Dalam konteks pendidikan, pemahaman ten- SKPD lain yang mempunyai tupoksi sektoral.

60 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 61
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

DR. Tri Adhianto Tjahyono


sain kota untuk menjadi lebih baik, memerlukan

Rencana Ruang Kota Bekasi disiapkan


untuk dapat mengantisipasi dan
komitmen semua pihak, masyarakat, dunia usaha
dan pemerintah.
Ada Kerumitan Masalah klasik seperti ini seringkali di-
anggap sumber permasalahannya adalah
panjang jalan yang tidak memadai dibanding

yang tak Berujung


Kultur masyarakat Bekasi asli yang cen- pertumbuhan penduduk. Pendapat Anda?
derung dekat dengan sistem pedesaan dan Saya kira itu memang tidak terhindarkan.
menampung kehidupan kota sampai kultur masyarakat urban, menurut Anda Perbandingan antara jumlah penduduk, volume
kendaraan dan panjang jalan tentu menjadi sebab
dengan tahun 2030... manakah yang lebih mampu mempercepat

D
utama. Tapi, kami jujur akui salah satu penyabab
proses pembentukan sikap disiplin kota? ITEMUI di kantor Dinas Bina Marga dan Tata Air (Disbin-
kemacetan adalah kualitas jalan yang belum baik,
Kota Bekasi tumbuh dari daerah pinggiran marta) Kota Bekasi, DR. Tri Adhianto Tjahyono sebagai seperti jalan berlubang yang membuat kendaran
Persoalan nature dan nurture di dalam pemben- jakarta dan perlintasan lalu lintas ke arah timur
tukan disiplin warga kota harus menjadi perhatian dari Jakarta. Kemudian setelah jadi pemerintahan Kepala Dinas Binmarta berbicara banyak, soal jalan yang memperlambat laju kendaraan dan pada akhirnya
menyebabkan kemacetan. Belum lagi tidak terse-
semua pihak, rencana kota yang bagus saja tidak otonom berkembang sebagai pusat kegiatan sen- menjadi tanggung jawabnya. Mengenakan celana batik se-
dianya alur penyeberangan dan jalan yang baik se-
cukup untuk membangun kota yang beradab, di- diri yang merupakan bagian dari PKN Jabodetabek. nada dengan ikat kepalanya, Tri bertutur dari mulai simpul hingga pejalan kaki bertumbukan langsung dengan
perlukan kedisiplinan semua pihak agar patuh pada Masyarakat Bekasi Asli memang awalnya adalah kemacetan, jalan rusak, hingga rencana pedestrian kota. pengendara juga menyumbang peran simpul kema-
sistem kota yang dibangun. Dan kalau hanya sikap bagian dari sistem perkotaan Jakarta namun ma- cetan. Jadi memang kompleks.
disiplin saja tanpa didukung sistem kota yang baik, sih bergaya pedesaan karena berada di pinggiran
tidak akan mampu mengantisipasi pertumbuhan kota, kondisi saat ini dengan jumlah penduduk 2,6 Jika sebelumnya orang Bekasi mengalami Apa yang dilakukan Dinas Bina Marga dan
dan perkembangan kota ke depan. juta jiwa dimana komposisi masyarakat asli Bekasi kemacetan saat menuju luar kota atau ibu- Tata Air dalam merancang penyelesaian soal
hanya sekitar 30%, sisanya warga kota Bekasi ter- kota, kini Bekasi sendiri sudah menjadi pusat jalan ini.
Sikap abai pada peraturan selalu dianggap diri dari hampir semua suku yang ada di Indonesia. kemacetan. Pendapat Anda? Disbinmarta menjawab hal ini ten-
disebabkan oleh faktor budaya yang sudah Pelayanan sistem perkotaan tidak membedakan Pertumbuhan penduduk kota dan tumbuhnya tu dengan berbagai pertimbangan.
melekat. Bagaimana pandangan Anda men- asal kesukuan dan agama, yang diperlukan adalah permukiman-permukiman baru di kota Bekasi Mengingat ruang terbuka untuk
jawab apatisme perubahan sikap dengan pe- budaya disiplin, tertib dan taat terhadap sistem ini luar biasa. Harus diakui, pertumbuhan pen- jalan di kota Bekasi ini sudah sa-
rubahan desain tata kota? perkotaan yang ada. duduk tidak terhindarkan meningkatkan mo- ngat terbatas, pilihan yang dilaku-
Sikap apatis disebabkan karena banyak hal. bilitas warga kota. Mobilitas ini suka-tidak- kan adalah meningkatkan kualitas
Ada apatis yang disebabkan karena lambatnya Apakah dalam mendorong perubahan sikap suka memang saling bertumbuhan. Pergerakan jalan, membangun jalan tanpa
perubahan dan perbaikan sistem kota yang rusak disiplin perlu dengan daya paksa/sanksi? Jika itu bisa kita amati bergerak ke luar di waktu perlu membuka ruang terbuka
sehingga warga menjadi terbiasa dengan kondisi perlu, sanksi semacam apa yang paling tepat? tertentu karena sifat kota Bekasi sebagai dae- baru seperti pembangunan jalan
tersebut. Ada juga apatis yang timbul karena as- Melalu saluran apa? rah penyangga, dan bergerak ke pusat kota
pirasi warga tidak ada yang memperhatikan se- Membentuk perilaku warga untuk disiplin dalam di saat tertentu juga. Kemacetan itu
hingga menjadi gak peduli lagi dengan aturan sistem perkotaan memerlukan upaya tegas secara mungkin tidak bisa dihilangkan
terus-menerus dan berkelanjutan, peran pemerin- sepenuhnya, akan tetapi da-
sistem kota. Ada juga apatis yang karena memang
pat diupayakan agar ting-
tidak punya kesadaran tentang perlunya peran ser- tah sangat penting karena sebagai penyedia sistem
kat kerumitannya ber-
ta disiplin warga dalam membangun kota. perkotaan harus memastikan sistemnya bisa berja-
kurang.
Rencana Ruang Kota Bekasi disiapkan untuk lan baik, maka untuk itu warga sebagai pengguna
dapat mengantisipasi dan menampung kehidupan sistem perkotaan harus mematuhi sistem dengan
kota sampai dengan tahun 2030, selanjutnya per- disiplin. Perencanaan teknis dari sistem perkotaan
tumbuhan kota direview setiap 5 tahunan. Dilihat harus mampu memaksa mendisiplinkan warga un-
dari kondisi yang ada dan proyeksi ke depan. Per- tuk mematuhi, sanksi ketidak-patuhan terhadap
tumbuhan kota ini sangat pesat, kondisi ini tidak sistem sebaiknya diberikan agar dapat mendorong
bisa diabaikan dan kemungkinan umur rencana ru- masyarakat lainnya bisa patuh terhadap sistem,
ang pun bisa menjadi lebih pendek. Apabila semua upaya law enforcement penting untuk menjamin
pihak tidak peduli dengan kondisi eksisting pertum- sistem kota berjalan dengan baik. Soal sanksi, ben-
buhan kota ini, bukan mustahil perwujudan ruang tuk sanksi pelanggaran melalui Perda dan sanksi
menjadi acak-acakan tidak karuan. Perubahan de- sosial menurut saya akan lebih ampuh. o EK

62 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 63
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

Perbaikan parsial akan memberi kesan tak terurus


dan tak tuntas. KEBUTUHAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN
Apakah Konsep pembangunan jalan terpadu FASILITAS PEDESTRIAN
dengan konsep tata ruang kota yang layak
huni sudah sangat urgent?
PADA SISTEM JALAN DI PERKOTAAN
Sudah. Jalan harus dipandang sebagai struktur
yang membentuk kota, sehingga kota akan diba- B.S. Kusbiantoro, Petrus Natalivan & Dian Aquarita
ngun dengan wajah seperti apa tentu sangat ber-
Kelompok Keahlian Sistem Infrastruktur Wilayah dan
gantung, struktur ini akan dibentuk seperti apa.
Kota Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan
Jadi itu harus sejak awal bahkan, bukan lagi soal
urgensi.

Apa skala prioritas Dinas Binmarta dalam Contact Person:


kerangka wacana pembangunan pedestrian B.S Kusbiantoro
di empat ruas jalan pusat kota dalam waktu Kelompok Keahlian Sistem Infrastruktur Wilayah dan Kota
dekat ini? Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan
Untuk pedestrian yang sedang kita persiapkan bskus@bdg.centrin.net.id ; natalivan@pl.itb.ac.id
ini dirancang dan dibangun sesuai kebutuhan yang
ada. Sebagai contoh, untuk ruas jalan Juanda pem- abstract
bangunan lebih bersifat membenahi dan mem-
percantik karena pada dasarnya sudah tersedia From the mid of twentieth century, development of transportation system is focused on automobiles
layang. Optimalisasi lahan jalan yang sudah ada ruang pedestrian yang cukup. Sementara untuk and causes urban land use change from pedestrian to vehicle size. This change influences the
dengan perbaikan dan pelebaran. Dan pada titik ruas KH Noer Ali Kali Malang, pembangunan lebih development of urban road system, which is focused on the vehicle interests. It does not look at
tertentu, tak ada pilihan lain, harus membuka besar karena memang sarana pedestrian belum transportation system comprehensively, which marginalizes the role of “walking” as a mode of
panjang jalan baru sebagai akses. memadai. Semua itu harus matang ditimbang transportation. As the results, number of vehicles increases progressively and the quality of life
karena pada akhirnya kita akan berhadapan dengan and environment decrease. Although the development of the road system pays lack of attention on
Panjang jalan ini boleh dikatakan ber- anggaran juga, selain kebutuhan. the pedestrian, the mode of walking still exists. Therefore, studying the need and possibility for the
singgungan dengan tanggung jawab dengan development of pedestrian facilities based on the existing road system will be an important step for
pihak lain secara hirarkis, apakah ini menjadi Bagaimana cara membangun sikap peduli not only improving the quality of urban environment but also locating this mode comprehensively
masalah? dan disiplin masyarakat terhadap apa yang in the transportation mode system. This article is aimed at explaining the relation between urban
Meski bukan persoalan utama dari permasalahan nanti dibangun oleh Pemerintah Kota seperti road system and need and possibility for the development of pedestrian facilities. Literature review
jalan di Kota Bekasi ini, tetapi pembagian tanggung pedestrian ini? is conducted to formulate need and possibility for the development of pedestrian facilities. Empirical
jawab pengelolaan dan perawatan jalan ini acap Saya selalu percaya sanksi itu pilihan terakhir,
study is conducted to structure the problems of the development of pedestrian facilities, to identify
bersinggungan dengan pihak lain, dalam hal ini meski tetap perlu dan penting. Masyarakat bisa
dengan pemerintah pusat sebagai pengemban the need based on the existing road system, and to formulate the possibility in the future.
dipaksa disiplin dan peduli karena memang kebu-
amanat pengelolaan jalan nasional dan pemerintah tuhannya terpenuhi dan ada rasa menghargai
provinsi Jawa Barat untuk kategori jalan provinsi. The results show us that the need for the development of pedestrian facilities based on the existing
yang timbul karena terpenuhinya kebutuhan itu.
Sampai saat ini, pemerintah pusat sangat ko- Jika kebutuhan untuk berjalan dengan leluasa road system can be identified based on road functions, road network pattern, and mobility pattern.
operatif dalam membangun konsep tentang ja- tersedia, cepat atau lambat mereka akan berjalan Based on this criteria, pedestrian facilities on the road system of Bandung Municipality are highly
lan dan juga dalam hal pelaksanaan perawatan pada tempatnya. Jika harus membuang sampah needed. However, the large space needed for pedestrian facilities and limited dimension of the right
jalan. Lebih dari itu, alokasi dana untuk itu juga pada tempatnya, akan dilakukan jika tempat untuk of ways (ROW) cause the limited space available for the development of pedestrian facilities. There
sangat memadai. Untuk kategori jalan provinsi, itu tersedia. Lihat saja program Car Free Day are only several rows of road on which pedestrian facilities can be optimally developed. The rests are
seperti misalnya Jalan Siliwangi dan Jalan Kartini, yang digagas pemerintah kota, pada awalnya sepi restricted only for the main pedestrian facilities. Moreover, they have no possibility to be developed
memang ditemui kerumitan. Sampai dengan se- peminat tapi kini membludak. Meski tentu harus for pedestrian facilities because the roadsides are small. Although the urban road system meets
karang, alokasi dana belum disertai konsep dan dengan perbaikan di sana-sini karena belakangan the criteria for the development of pedestrian facilities, it is not guaranteed that the pedestrian
dilakukan secara menyeluruh. Artinya alokasi dana konsepnya disalah-pahami sebagai pasar tumpah. facilities are developed on it. This is because motive and perception towards the mode of walking also
masih bersifat menanggulangi masalah secara Tapi, saya kira itu evolusi pelan tapi pasti kesadaran influence the development decision.
parsial, sehingga terkesan tambal sulam. Dan ini itu akan hadir. Yang jelas, corcern kami adalah
kerumitan tak berujung sebab persoalannya itu- memang menyediakan kebutuhan masyarakat de- Keywords: pedestrian, pedestrian facilities, urban road system, transportation system
itu sana, jalan berlubang atau aspal mengelupas. ngan sebaik-baiknya. Itu kewajiban kami. o EK

64 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 65
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

I. PENDAHULUAN pengembangan fasilitas pedestrian pada sistem jalan di Kota kursi roda bagi penyandang cacat juga termasuk dalam angkutan utama dan digunakan sepenuhnya dari
Bandung. aktivitas berjalan. Selain itu kegiatan perpindahan yang tempat asal ke tempat tujuan bepergian.
Kajian kebutuhan dan peluang pengembangan fasilitas dilakukan dengan menumpang orang yang berjalan 2. Kelompok pejalan kaki pemakai kendaraan umum.
pedestrian berdasarkan sistem jalan menjadi persoalan penting Di Indonesia, fasilitas pedestrian belum menjadi perhatian seperti digendong atau ditandu juga termasuk kategori Mereka yang menggunakan moda angkutan jalan
ditengah semakin dominannya kepentingan moda bermotor yang cukup baik dalam pengembangan sistem transportasi pejalan. sebagai moda antara pada jalur-jalur dari tempat
dalam pengembangan sistem transportasi di perkotaan. Seca- secara keseluruhan. Peraturan perundangan yang terkait asal ke tempat pemberhentian kendaraan umum,
ra historis, jalan sebenarnya tidak hanya berfungsi seba- dengan transportasi belum memasukkan pejalan sebagai Moda berjalan juga mempunyai sifat-sifat khusus yaitu pada jalur perpindahan rute kendaraan umum, di
gai media pergerakan manusia atau barang, tetapi jalan bagian pokok dalam pengembangan sistem jalan. Hal ini mudah digunakan, murah dan dapat mengahantarkan dalam terminal atau di dalam stasiun, dari tempat
merupakan tempat kehidupan publik. Jalan menjadi tempat menimbulkan perbedaan pendapat mengenai pejalan dan pelaku tepat sampai di tujuan. Karena sifat-sifatnya pemberhentian kendaraan umum ke tempat tujuan
bertemu, berinteraksi dan berkegiatan, khususnya untuk perbedaan tafsiran mengenai kebutuhan fasilitas pedestrian. itu moda ini digunakan hampir pada setiap aktivitas, akhir bepergian.
masyarakat kota. Fungsi jalan seperti tersebut di atas pada Oleh karena itu, kebutuhan dan peluang pengembangan terutama aktivitas perdagangan, perumahan, pendidikan 3. Kelompok pejalan kaki pemakai kendaraan umum
perkembangan selanjutnya mengalami differensiasi, di mana fasilitas pedestrian pada sistem jalan di perkotaan dapat dan rekreasi. Di samping itu moda angkutan ini mem- dan kendaraan pribadi. Mereka yang menggunakan
fungsi jalan sebagai tempat pergerakan, khususnya kendaraan dibahas dari tiga sudut pandang yang saling terkait. Pertama, punyai karakteristik khas sebagai berikut (Sjaifudian, jalan kaki sebagai moda antara lain dari:
(automobile) semakin menguat, sedangkan fungsi lainnya sistem jalan dapat ditinjau dari peran, dan pola jaringan 1987:53): n Tempat parkir kendaraan pribadi ke tempat pem-
yang bisa menggambarkan kehidupan kota mulai tersingkir, jalan, yang mempunyai karakteristik dimana kebutuhan 1. Pejalan mempunyai perasaan dan nyawa, sehingga berhentian kendaraan umum, di dalam terminal
berpindah ke tempat lain atau hilang sama sekali (Bishop, pengembangan fasilitas pedestrian dapat diidentifikasi apabila ada gangguan akan terasa langsung. Misal- atau stasiun.
tt:1-4). Perubahan ini memberikan dampak tidak hanya pada berdasarkan sifat pedestrian. Kedua, sistem jalan tidak nya menyebabkan rasa sakit atau bahkan sampai n Dari tempat pemberhentian kendaraan umum ke
perubahan persepsi terhadap moda berjalan tetapi sampai memberikan kebutuhan pengembangan fasilitas pedestrian mati, sedangkan gangguan pada kendaraan ber- tempat tujuan akhir bepergian.
pada kebijaksanaan dalam perencanaan dan menjadi domain secara spesifik. Untuk mengetahui secara spesifik kebutuhan motor, misalnya tergores atau rusak, hanya akan 4. Kelompok pejalan kaki pemakai kendaraan pribadi
bagi perencana transportasi dengan pendekatan tekniknya. tersebut diperlukan pemahaman mengenai pola pergerakan mengakibatkan kendaraan tersebut tidak dapat penuh. Mereka yang menggunakan atau memiliki
masyarakat, khususnya pedestrian. Ketiga, untuk melihat digunakan lagi. kendaraan pribadi dan hanya menggunakan moda
Pengembangan fasilitas pedestrian menjadi amat populer di peluang pengembangan fasilitas pedestrian pada sistem 2. Dari segi kecepatan, gerakan berjalan jauh lebih angkutan jalan sebagai moda antara dari tempat
negara-negara maju sebagai satu bagian dan upaya manusia jalan, harus dilihat kebutuhan ruang pengembangan fasilitas lambat dibandingkan kendaraan bermotor. Pejalan parkir kendaraan pribadinya ke tempat tujuan akhir
dalam memecahkan masalah sirkulasi manusia dalam kota tersebut serta keterbatasan ruang yang tersedia. rata-rata berjalan 3-5 km per jam sementara ken- bepergian yang hanya dapat ditempuh dengan ber-
sekaligus dalam rangka memanusiawikan kota. Pada prin- daraan bermotor dapat mencapai puluhan bahkan jalan kaki.
sipnya, pengembangan fasilitas pedestrian bertujuan untuk lebih dari 100 km/jam.
menciptakan suatu kawasan yang manusiawi dengan lebih II. KAJIAN TEORITIK PEDESTRIAN 3. Berat orang rata-rata mencapai sekitar 40-70 kg, 2.2 Peranan Moda Angkutan Pedestrian
mengutamakan kenyamanan dan keamanan pejalan daripada DAN KARAKTERISTIKNYA sementara berat kendaraan bermotor dapat mencapai Tidak ada moda tunggal yang dapat memenuhi semua
kendaraan bermotor. Penciptaan jalur pedestrian akan 2-3.5 ton. Dengan berat rata-rata yang relatif lebih kebutuhan perjalanan, tetapi seperangkat sistem trans-
membawa manfaat pada perbaikan pada aspek pengaturan 2.1 Pengertian Pedestrian dan karakteristiknya ringan daripada kendaraan bermotor sehingga orang portasi yang terdiri dari berbagai moda dan prasarananya
lalu lintas, ekonomi, lingkungan dan sosial di pusat kota. Pedestrian adalah seseorang yang berjalan dengan jarak lebih peka terhadap benturan dengan benda berat. dapat di tata sedemikian rupa untuk memenuhi kebu-
Mengembalikan ruang jalan yang ada di perkotaan dari ken- tertentu (Cutler, 1982). Untuk mengakomodasikan pejalan 4. Untuk bergerak, pejalan mengandalkan tenaga tubuh- tuhan tersebut. Peran moda angkutan jalan kaki yang
daraan bermotor menjadi ruang yang mendukung pedestrian secara aman dan nyaman perlu di buat jalur tersendiri nya (tenaga manusia) dan energi yang diperoleh utama berhubungan langsung dengan kemampuannya
merupakan sesuatu yang dianggap penting dan krusial (Jacobs, yang diperuntukkan oleh pejalan, jalur yang mewadahi adalah energi metabolis yang berasal dari makanan melayani permintaan akan perjalanan untuk berbagai
1961). Namun demikian tidak selamanya pengembangan kegiatan berjalan ini disebut sebagai pedestrian way. dan minuman, sedangkan kendaraan bermotor me- aktivitas kota. Moda ini berperan dalam menanggapi
fasilitas pedestrian diterima. Pengembangan jalan yang terus Berjalan merupakan alat penghubung antara moda- ngandalkan tenaga mesin dan energi yang diperoleh permasalahan transportasi yang dihadapi oleh kota-
menerus dan semakin dominan menyebabkan konflik dengan moda angkutan yang tidak mungkin dikerjakan oleh moda adalah energi mekanis dari bahan bakar. kota besar dewasa ini. Fruin (1971) mengatakan bahwa
penggunaan jalan lain, meskipun hal tersebut masih dalam angkutan lain (Rochadi dkk, 1991). Demikian pula berjalan 5. Dari segi perlindungan, pejalan relatif lebih terbuka jalan kaki merupakan alat utama untuk pergerakan
rangkaian sistem jaringan transportasi. merupakan sarana transportasi yang menghubungkan dari pada kendaraan bermotor, khsususnya mobil, internal dalam kota, satu-satunya alat untuk memenuhi
fungsi kawasan satu dengan kawasan lainnya serta sehingga apabila ada gangguan akibatnya secara kebutuhan interaksi tatap muka yang ada dalam semua
Tulisan ini dibagi menjadi 4 bagian besar. Bagian pertama merupakan alat untuk pergerakan internal kota, satu- fisik langsung terasa (sakit, luka dan sebagainya). aktivitas komersil dan kultural di lingkungan pergaulan
menguraikan konsep teoritik pedestrian dan karakteristiknya. satunya alat untuk memenuhi kebutuhan interaksi tatap kota. Berjalan merupakan alat untuk penghubung antara
Bagian kedua mendeskripsikan konsep teoritik kebutuhan muka yang ada di dalam aktivitas komersial dan budaya Berdasarkan jenis perjalanan yang dilakukan, tingkat moda-moda angkutan yang tidak mungkin dikerjakan
fasilitas pedestrian berdasarkan sistem jalan di perkotaan di lingkungan kehidupan kota (Giovany, 1977; Fruin, penggunaan moda berjalan dapat dibagi menjadi dua, oleh moda lainnya (Fruin, 1979: 88). Faktor yang menjadi
serta kebutuhan ruang fasilitas pedestrian. Bagian ketiga 1979). Berjalan adalah suatu kegiatan perpindahan yang yaitu sebagai moda utama dan sebagai moda antara. alasan pentingnya diperhatikan masalah fasilitas pejalan
membahas kondisi sistem jalan dan fasilitas pedestrian di Kota menggunakan kaki sebagai alat bergerak. Dalam hal-hal Pejalan sendiri, dapat diklasifikasikan menjadi: adalah sebagai berikut (Rhamdani, 1992: 5):
Bandung sebagai kasus studi serta persoalan-persoalannya. tertentu, pergerakan yang mengandalkan anggota badan 1. Kelompok pejalan kaki penuh. Mereka yang meng- a. Jalan berperan dalam menanggapi masalah perang-
Bagian terakhir adalah mengenai kebutuhan dan peluang lain seperti penggunaan tangan atau penggunakan gunakan moda angkutan jalan kaki sebagai moda kutan di perkotaan.

66 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 67
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

b. Jalur pejalan merupakan elemen penting dalam pe- A. Theories of Urban Spatial Design Theory. Dari ketiganya akan diperoleh struktur ruang
rencanaan kota, penataan jalur dan jalur kendaraan Dalam sistem ini bermacam-macam lalu lintas dan sistem hubungan antara bagian ruang yang jelas
yang serasi akan mendukung potensi di wilayah pusat mengalir, bermacam-macam fungsi atau peruntukan serta tanggap terhadap kebutuhan manusia maupun
kota. terpisahkan. Menurut Trancik (1986) sistem peng- terhadap karakter setempat. Ruang penghubung per-
c. Penataan fasilitas pejalan yang strategis dengan hubung termasuk dalam organisasi dari jalur-jalur gerakan antar bagian akan terdefinisikan dengan
standar pencapaian yang tinggi akan dapat mendu- yang menghubungkan bagian-bagian dalam kota. adanya komposisi solid-void yang jelas dan baik. De-
kung keseluruhan sirkulasi di pusat kota. Menurut Fumihiko Maki (dalam Trancik, 1986) sistem ngan adanya dimensi sosial pada ruang pergerakan
penghubung adalah karakteristik yang sangat penting tersebut, ruang (space) pergerakan tidak sekedar
Sesuai dengan sifat-sifatnya tersebut, moda angkutan jalan dari eksterior ruang kota. Sistem penghubung adalah sebagai ruang tetapi merupakan tempat (place) untuk
kaki cocok digunakan untuk pergerakan jarak pendek atau perekat bagi kota. Ia adalah tindakan di mana kita me- melaksanakan kegiatan. Dengan demikian sistem
menengah khususnya pada saat digunakan sebagai moda nyatukan seluruh aktivitas dan menghasilkan bentuk penghubung sebagai faktor penentu tercakup dalam
antara/lanjutan (Faulks, 1982). Oleh sebab itu, pada kegiatan- fisik dari kota, yang diperhatikan dalam perancangan perpaduan tersebut.
kegiatan yang menghasilkan perjalanan jarak pendek dalam kota dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat
volume yang besar, ketika pelaku membutuhkan frekuensi hubungan-hubungan dapat dipahami diantara se- B. Theory of the Urban Web
pelayanan yang besar dan waktu tunggu yang lama tak suatu yang berlainan. Dalam kaitan ini sistem peng- Salingaros (1998) mengemukakan suatu teori
Keterangan :
dapat diterima, serta kecepatan tempuh di sisi lain tidak hubung merupakan sarana yang memungkinkan theory of the urban web yang adalah suatu struktur
(a) Simpul-simpul dipusatkan ke dalam tiga
terlalu dipentingkan (karena untuk jarak pendek penambahan terjadinya interaksi sosial. Dengan demikian sistem pengaturan kompleks yang ada terutama di dalam
cluster terpisah dan semua hubungan dipak-
kebutuhan waktu akibat berkurangnya kecepatan tempuh penghubung ruang kota dapat mencakup aspek ruang antar bangunan (Gehl, 1987). Urban web terdiri
sakan ke dua saluran. Koneksi seperti itu
tidak terlalu berarti), maka kebanyakan dari perjalanan di fisik dan non-fisik. Oleh karenanya beberapa hal dari elemen eksterior dan penghubung seperti jalur
melebihi daya dukung saluran.
daerah ini paling sesuai jika dilakukan dengan jalan kaki. yang perlu diperhatikan dalam perancangan sistem pedestrian, ruang terbuka hijau, jalan setapak dan
(b) Simpul-simpul yang sama dibagi-bagikan
penghubung adalah kemudahan pergerakan antar jalan (jalur sepeda hingga bagi kendaraan bermotor).
dengan hubungan yang bekerja dengan lebih
ruang, kemudahan saling berinteraksi bagi para pe- Pengamatan empiris membuktikan bahwa semakin
baik.
2.3 Jenis Fasilitas Pedestrian makai atau penghuninya, serta adanya kecocokan an- kuat hubungan dan terstrukturnya jaringan, akan
Fasilitas pedestrian sebagaimana disebut dalam Per- tara kegiatan pemakai/penghuni dengan ruang yang semakin hidup suatu kota (Alexander, 1965; Gehl,
Gambar 2. Bentuk Hubungan
aturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana mewadahi. 1987). Proses yang menghasilkan urban web dapat di
Dalam Urban Web
dan Lalu Lintas Jalan, dapat dikelompokkan sebagai ringkas ke dalam tiga prinsip, yaitu :
(Sumber : Salingaros, 1998)
berikut : Trancik (1986) mengajukan teori perancangan kota: 1. Nodes, Urban web berpusat pada simpul-simpul
1. Fasilitas utama, berupa jalur untuk berjalan, yang Theories of Urban Spatial Design. Dalam teori ini aktivitas manusia yang jika berhubungan akan
dapat di buat khusus sehingga terpisah dari jalur Trancik memadukan tiga teori dalam satu kesatuan membentuk suatu jaringan. Jaringan menentukan yang hilang, maka jaringan menjadi tidak sehat.
kendaraan, namun trotoar tidak termasuk ke dalam yaitu Figure Ground Theory, Linkage Theory dan Place jarak dan rencana bangunan, bukan sebaliknya. Suatu hirarki jarang dapat dibentuk semua dalam
jenis ini. Simpul-simpul yang terlalu jauh terpisah tidak satu waktu.
2. Fasilitas penyeberangan yang diperlukan untuk meng- dapat dihubungkan oleh suatu jalur pedestrian.
atasi konflik dengan moda dan angkutan lainnya. 2. Connections. Hubungan berpasangan terbentuk Ada beberapa pertimbangan fungsional untuk ber-
3. Fasilitas terminal untuk berhenti atau istirahat pe- antara simpul-simpul yang saling menggantikan bagai hubungan. Sering kali terlalu banyak jalur
jalan dapat berupa bangku-bangku, halte beratap (komplementer). Jalur pedestrian terdiri dari po- bersatu ke dalam satu saluran (lihat Gambar 2.3).
atau fasilitas lainnya. tongan lurus pendek antar simpul, tidak ada ba- Ketika semua hubungan-hubungan adalah sama
gian perlu melebihi suatu panjang maksimum jenis, mereka bersaing satu sama lain dan melebihi
tertentu. Untuk mengakomodasi berbagai hu- kapasitas beban arus saluran, yang ditunjukkan se-
III. KONSEP KEBUTUHAN FASILITAS PEDESTRIAN bungan antara dua simpul, beberapa jalur perlu bagai kemacetan lalu lintas kendaraan atau pejalan.
PADA SISTEM JALAN DI PERKOTAAN dibengkokkan atau tidak beraturan. Di dalam suatu kejadian di mana hubungan-hu-
3. Hierarchy. Secara mandiri urban web menciptakan bungan dari jenis yang berbeda bersamaan waktu,
3.1 Pendekatan Teoritis Sistem Jaringan dan suatu hirarki hubungan perintah pada beberapa semua hubungan yang lebih lemah akan menghilang.
Pengembangan Fasilitas Pedestrian skala tingkatan. Hal itu menjadi beberapa hu- Sebagai contoh, jalur pedestrian atau jalur sepeda
Terdapat beberapa pendekatan pengembangan fasilitas bungan tetapi tidak kacau. Proses organisasi tidak dapat hidup pada waktu yang sama dengan
pedestrian terkait dengan sistem jaringan/jalan, yaitu mengikuti suatu perintah tegas. Bermula dari suatu jalan raya. Secara luas hubungan-hubungan
pendekatan theories of urban spatial design, theory of skala yang paling kecil (jalan setapak) hingga pada tingkat yang berbeda dapat simpang siur tetapi
the urban web, graph-theorical network analysis, dan Gambar 1. Diagram Teori Perancangan Kota kepada skala yang lebih tinggi (kapasitas jalan tidak bersamaan waktu. Sebagai contoh aplikasi teori
teori sistem penghubung. (Sumber : Trancik, 1986) terus meningkat). Bila ada tingkatan hubungan adalah prioritas dalam penyediaan jalur pedestrian.

68 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 69
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

Suatu kesalahan dibuat dengan memberikan prio- D. Sistem Penghubung Shirvani


ritas kepada jalur mobil di atas jalur pedestrian. Shirvani (1985) menguraikan elemen-elemen dari
Alexander (1987) menyimpulkan bahwa ada urutan sistem penghubung yaitu sirkulasi dan parkir, jalur
optimal untuk diikuti, yaitu menggambarkan ruang pedestrian, serta kegiatan pendukung. Jalur pe-
pedestrian dan ruang terbuka hijau terlebih dahulu, destrian adalah adalah sub-sistem penghubung
kemudian diikuti dengan hubungan-hubungan antar Gambar 4. Tipe Jaringan yang Selalu Digunakan yang menentukan hidup tidaknya suatu kawasan.
pedestrian, bangunan, dan jalan. Kota-kota terbesar Dalam Perbandingan Jaringan Jalur padestrian atau jalur pejalan adalah jalur
di masa lampau di bangun sesuai dengan urutan ini. (Sumber : Thomson, 1977) khusus bagi pejalan yang dapat berupa trotoar,
Studi mengenai urban web jelas menunjukkan bah- pavement, sidewalk, pathway, plaza dan mall.
wa dengan mengikuti urutan kebalikan, seperti yang Beberapa faktor yang harus diperhitungkan dalam
dilakukan pada saat ini, akan menghapuskan ruang 3. Garrison (1960) dan Taaffe and Gauthier (1973) perencanaan dan perancangan jalur pedestrian
pedestrian dan ruang terbuka hijau yang dapat di dengan pendekatan analisis jaringan transportasi (Shirvani, 1985) adalah:
pakai. melalui matrik matematika untuk menganalisis
jaringan dan titik-titik keterkaitan. 1. Asal dan tujuan pergerakan dengan memper-
C. Graph-theorical Network Analysis 4. Kansky (1963) yang mengaplikasikan graph- hatikan kegiatan yang sudah ada di sekitar atau
Perilaku pedestrian dalam memilih rute dipengaruhi theory dengan metoda statistik dan mengajukan rencana kegiatan baru.
oleh banyak faktor (gender, usia, preferensi, faktor 14 indeks untuk mengukur karakteristik topologi 2. Volume puncak lalu lintas.
sosial-ekonomi, karakteristik dan maksud perjalanan, jaringan transportasi. 3. Jumlah pergerakan membelok pada semua pe- Gambar 6. Kebutuhan Pengembangan Fasilitas
jarak dan biaya serta situasi sepanjang fasilitas pe- rempatan jalan yang ada. Pedestrian Berdasarkan Peran Jalan
jalan). Banyak penelitian yang telah dilakukan me- Teori-teori tersebut mengandung analisis teori ja- dan Penggunaan Lahan
nunjukkan bahwa panjang rute atau jarak adalah ringan secara konseptual dan terfokus pada tipe Kunci perencanaan jalur pedestrian adalah kese- (Sumber: Knoblauch et. al, 1988: 143)
pertimbangan yang penting. Sejak topologi jaringan jaringan yang sifatnya hipotesis dan sulit untuk imbangan antara jalur pejalan dan jalur kendaraan,
dikaitkan dengan jarak, maka topologi jaringan men- digunakan/diaplikasikan pada kondisi jaringan riil. yaitu keseimbangan penggunaan elemen pedestrian
jadi varian dalam model perilaku pedestrian da- Dalam hal ini penggunaan perangkat sistem infor- untuk mendukung ruang publik yang menarik serta Penyediaan fasilitas pedestrian tidaklah harus selalu
lam memilih rute. Namun demikian, meskipun ada be- masi sangat membantu untuk memadukan ana- memungkinkan kegiatan pencapaian, pelayanan berupa trotoar (jalur berjalan di sisi jalan), tetapi
berapa konsep (graph-theorical studies) yang concern lisis jaringan konseptual dengan graph-theoretical jasa dan kebutuhan pribadi berlangsung dengan dapat juga dikembangkan suatu jalur khusus pejalan
pada topologi jaringan, namun studi yang concern analysis. optimal. Keseimbangan ini menyangkut interaksi atau jalur pejalan berfungsi campuran (pedes-
pada jaringan riil pada saat ini tidak pernah dilakukan, antara pejalan dan kendaraan, di mana faktor trianisasi). Pedestrianisasi umumnya dilakukan di ka-
khususnya dari perspektif pedestrian. Teori-teori ter- keselamatan memegang peran utama (Shirvani, wasan yang memiliki tingkat arus pejalan yang tinggi
kait dengan analisis ini dikemukakan oleh : 1985). (perdagangan).
1. Iida (1992) yang mengembangkan 4 pola (pattern/
shape) yaitu tree, grid, grid+diagonal lines dan 3.2 Konsep Kebutuhan Pengembangan Fasilitas B. Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Pedestrian
regular triangle. Pedestrian Berdasarkan Sistem Jalan Berdasarkan Pola Jaringan Jalan
Kebutuhan pengembangan fasilitas pedestrian ber- Kebutuhan perjalanan dengan moda berjalan dapat
dasarkan sistem jalan dapat dilihat dari peran, sistem diobservasi dari ’jarak’ perjalanan yang dilakukan
jaringan dan pola pergerakan, sedangkan kebutuh- dari suatu aktivitas tertentu menuju aktivitas lain-
an ruang pengembangan pedestrian lebih menunjuk- nya. Dalam konteks aktivitas ekonomi, ’jarak’ meru-
kan peluang-peluang pengembangan fasilitas pedes- pakan representasi dari biaya (oleh karenanya, kepu-
trian. tusan memilih moda trasnportasi dipengaruhi oleh
faktor ekonomi), sumberdaya dan selera pelaku per-
A. Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Pedestrian jalanan. Dalam konteks Keputusan rumah tangga da-
Gambar 3. Empat Pola Tipikal Jalan Antarkota Berdasarkan Peran Jalan lam memilih moda perjalanan ’jarak’ diasosiasikan
(Sumber: Iida, 1992) Pada dasarnya pengembangan fasilitas pedestrian dengan urban form, keselamatan lingkungan dan
dibutuhkan pada setiap jenis fungsi dan peran jalan lalu lintas, guna lahan yang pada umumnya disebut
2. Thomson (1977) yang mengembangkan tipe ja- terutama pada jalan arteri dan kolektor. Kebutuhan sebagai konfigurasi guna lahan. Dalam konteks sis-
ringan hipotetik yang selalu digunakan dalam Gambar 5. Variasi Jaringan Grid pengembangan fasilitas pedestrian berdasarkan tem jalan ’jarak’ merupakan representasi dari pola
membandingkan kapasitas, reliabilitas dan struk- (Sumber: Kansky, 1963) fungsi jalan serta guna lahan seperti dikemukakan jaringan jalan (new urbanism). Sistem transportasi
tur kota. oleh Knoblauch (1988: 143) sebagai berikut. yang meliputi sistem sirkulasi/pilihan moda, sistem

70 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 71
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

jaringan maupun guna lahan menjadi bagian dari gerakan rutin dan pergerakan tidak rutin. Terkait Sejumlah penelitian tentang manusia, menunjukkan IV. KONDISI SISTEM JALAN DI PERKOTAAN
dua pendekatan tersebut. Banyak penelitian yang te- dengan pola jaringan jalan dan adanya perbedaan bahwa dimensi tubuh yang lengkap berpakaian DAN FASILITAS PEDESTRIAN SERTA PERSOALAN
lah dilakukan menunjukkan bahwa panjang rute atau tingkat penggunaan moda angkutan berjalan adalah 33 cm untuk tebal tubuh dan 58 cm untuk PENGEMBANGANNYA: KASUS KOTA BANDUNG
jarak adalah pertimbangan yang penting. Sejak pola sebagai moda utama dan moda antara, maka lebar bahu. Dengan demikian, daerah perencanaan
jaringan dikaitkan dengan jarak, maka pola jaringan pengguna moda berjalan dapat diklasifikasikan tubuh laki-laki rata-rata adalah 0,14 m2. Elips 4.1 Peran Jalan
menjadi varian dalam model perilaku pedestrian menjadi empat kelompok utama (Sjaifudian, 1988), tubuh (46x61 cm) sama dengan berdiri 0,21 m2 per Dalam UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan, berdasarkan
dalam memilih rute. yaitu: orang (Fruin, 1979). Pignatoro (1974) mengemukan peranannya, jalan dapat dikelompokkan menjadi jalan
kebutuhan ruang minimum tersebut 0.27 m2 primer dan jalan sekunder. Jalan primer adalah jalan
Dengan pemahaman kemampuan berjalan tersebut 1. Kelompok pejalan penuh adalah mereka yang (dengan ukuran lebar bahu 0.6 m dan tebal tubuh yang melayani pergerakan lalu lintas wilayah, sedangkan
di atas dapat diidentifikasi pola jaringan jalan yang menggunakan moda angkutan berjalan sebagai 0.45 m). Luasan tersebut belum termasuk ruang jalan sekunder adalah jalan yang melayani pergerakan
skala pejalan di mana pengembangan fasilitas sangat moda utama dan digunakan sepenuhnya dari yang dibutuhkan untuk membawa barang. Untuk kota. Peranan jalan ini terkait dengan hirarki sistem
dibutuhkan dan pola jaringan jalan yang tidak ramah tempat asal ke tempat tujuan, sehingga jarak lebih nyaman, kebutuhan ruang pejalan sekitar 0.63 jaringan yang harus disesuaikan dengan hirarki kegiatan
untuk pejalan. Gambar berikut ini menunjukkan pola yang ditempuh relatif besar. m2 sampai 0.9 m2 (FHMA, 1980; Fruin, 1971). Untuk kota baik sistem primer maupun sekunder. Jalan arteri di
tersebut, di mana gambar pada bagian kiri adalah 2. Kelompok pejalan pemakai kendaraan umum bergerak membawa barang dibutuhkan ruang Kota Bandung berada pada sisi Utara dan Selatan kota,
sistem jaringan jalan yang akan mendorong orang adalah mereka yang menggunakan moda ang- yang lebih luas. Menurut Rubenstain (1987) lebar menghubungkan timur-barat, sedangkan jalan kolektor
untuk berjalan kaki dibandingkan pola jaringan di kutan jalan kaki sebagai moda antara pada minimum yang harus disediakan untuk kursi roda lebih banyak menghubungkan utara-selatan kota. Pada
sebelah kanan. Pola jaringan jalan grid dengan skala jalur-jalur berikut: adalah 1.5 m. Kebutuhan ruang minimum untuk dasarnya ketiga peran atau hirarki jalan tersebut tersebar
kemampuan pejalan lebih mendorong orang untuk - Dari tempat asal ke tempat perhentian ken- berdiri, bergerak dan membawa barang dapat di merata dan ada pada seluruh bagian kota. Keberadaan
memilih perjalanannya dengan berjalan. daraan umum. lihat pada tabel berikut. peran jalan di Kota Bandung dapat dilihat pada gambar
- Pada jalur perpindahan rute kendaraan berikut ini. Dalam RT RW Kota Bandung pengembangan
umum. Lebar efektif merupakan lebar jalur pejalan hanya peran jalan lebih diarahkan pada upaya pemantapan
- Di dalam terminal atau di dalam stasiun. digunakan untuk sirkulasi pejalan. Lebar jalur pe- hirarki sistem jalan, tidak dikaitkan pada upaya-upaya
- Dari tempat perhentian kendaraan umum ke jalan bergantung pada intensitas penggunaannya. pengembangan fasilitas pedestrian baik yang utama
tempat tujuan akhir pepergian. Departemen Pekerjaan Umum (1990) dalam Petun- maupun penunjangnya.
3. Kelompok pejalan pemakai kendaraan umum juk Perencanaan Trotoar menyatakan lebar efek-
dan kendaraan pribadi adalah mereka yang tif minimum untuk kawasan pertokoan dan per- 4.2 Kondisi Sistem Jaringan Jalan
menggunakan moda berjalan sebagai moda dagangan adalah 2 m. Menurut Harris dan Dines Dari pola jaringannya, jalan di Kota Bandung cenderung
antara dari: (1988) lebar trotoar efektif minimum yang harus berpola radial-konsentris di mana terdapat ruas-ruas
- Tempat parkir kendaraan pribadi ke tempat disediakan adalah 1.2 m dengan batas dari trotoar jalan yang menghubungkan pusat kota ke seluruh pen-
perhentian kendaraan umum. ke jalan sebesar 0.75 m; jarak terdekat antara juru kota dan ruas-ruas jalan melingkar yang meng-
- Di dalam terminal atau stasiun. muka bangunan dan lebar efektif trotoaar sebesar hubungkan jalan-jalan radial tersebut. Poros pergerakan
- Dari tempat perhentian kendaraan umum ke 0.5 m – 0.75 m. Kebebasan ruang dari permukaan utama adalah Timur-Barat. Wilayah Utara dihubungkan
tempat tujuan akhir pepergian. trotoar menurut Petunjuk Perencanaan Trotoar terutama oleh jaringan jalan penghubung wilayah Se-
Gambar 7. Pola Jaringan Jalan yang Manusiawi 4. Kelompok pejalan pemakai kendaraan pribadi (Departemen Pekerjaan Umum, 1990) adalah 2.5 latan-Utara yang dimulai dari Lembang hingga masuk ke
(sebelah kiri) dan yang Tidak Ramah Bagi Pejalan penuh adalah mereka yang menggunakan atau m dan lebar untuk penyediaan utilitas sebesar 0.6 dalam kota. Pola jaringan transportasi di Kota Bandung
(sebelah kanan) memiliki kendaraan pribadi dan hanya menggu- m. Tingi trotoar 10-15 cm (Chiara dan Koppelman. menunjukkan karakteristik sebagai berikut :
(Sumber: Jacobs, 1993:221 dan 224) nakan moda angkutan berjalan sebagai moda 1978).
antara dari tempat parkir kendaraan pribadinya 1. Pola jaringan jalan di Kota Bandung sangat bervariasi
ke tempat akhir pepergian yang hanya dapat di- Fasilitas penunjang pedestrian antara lain adalah dari radial konsentris dengan pola grid dengan ka-
C. Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Pedestrian tempuh dengan berjalan. fasilitas penyeberangan yang dibuat untuk rakteristik:
Berdasarkan Pola Pergerakan mengatasi dan menghindari konflik dengan mo- n cenderung membentuk pola kombinasi radial-
Pergerakan penduduk berdasarkan tempat kegiatan da dan angkutan lainnya seperti zebra cross, lam- konsentris sesuai dengan pola guna lahannya,
dalam hubungannya dengan jaringan lalu lintas di- D. Kebutuhan Ruang Fasilitas Utama dan Fasilitas pu lalu-lintas, jembatan maupun terowongan pe- dengan beberapa poros utama kota. Pada sebagian
golongkan dalam, tempat kegiatan yang terbebas Penunjang Pedestrian nyeberangan; Fasilitas terminal untuk berhenti besar ruas jalan utama terdapat interaksi dengan
dari jaringan lalu lintas dan tempat kegiatan yang Pejalan membutuhkan ruang untuk berdiri dan ber- atau beristirahat dapat berupa bangku-bangku, jarak antara sangat dekat,
tidak terbebas dari jaringan lalu lintas. Karakteristik jalan. Para perencana memperkirakan tubuh ma- serta halte beratap. Kebutuhan fasilitas penunjang n kawasan perluasan membentuk pola radial untuk
pergerakan penduduk berdasarkan pola pergerakan nusia seperti elips dengan tebal tubuh sebagai sisi ini membutuhkan ruang antara 0.6 m hingga 2 m mengarahkan arus pergerakan supaya tidak me-
dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu per- pendeknya dan lebar bahu sebagai sisi panjangnya. (halte). lalui pusat kota,

72 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 73
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

Pola jaringan grid yang berkembang pada be-


n Berkaitan dengan dimensi fasilitas pedestrian tersebut, akomodasi kebutuhan kenyamanan, keamanan serta
berapa bagian dalam batas-batas kemampuan beberapa temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini keselamatan pejalan. Secara kuantitas, persoalan pe-
orang berjalan (umumnya pada kawasan peru- berdasarkan survei lapangan adalah sebagai berikut : ngembangan fasilitas pedestrian dihadapkan pada :
mahan yang teratur/terencana) dan pada bebe- 1. Untuk jalan arteri primer hanya 1 dari 7 ruas jalan 1. Ketersediaan fasilitas pedestrian di Kota Bandung
rapa bagian di luar batas kemampuan orang yang memiliki lebar fasilitas trotoar ≥ 2 meter, masih terbatas. Belum seluruh ruas jalan memiliki
berjalan. yaitu Jl. Soekarno-Hatta (2,6 meter). fasilitas pedestrian.
2. Adanya permukiman padat (kampung kota) mem- 2. Pada jalan arteri sekunder terdapat 9 ruas jalan 2. Pertimbangan penyediaan fasilitas pedestrian lebih
bentuk sistem jaringan gang (hanya dapat dilalui yang memiliki lebar fasilitas trotoar ≥ 2 meter, didasarkan pada pemenuhan standar perancangan
oleh pejalan atau kendaraan roda dua). Kelompok yaitu Jl. Jend. Sudirman (3,27 meter), Jl. Asia Afrika jalan, dan umumnya digunakan standar minimal,
masyarakat yang tinggal di kawasan ini terbatas (2 meter), Jl. Jend. A. Yani (2,6 meter), Jl. Kebonjati sehingga pada masa mendatang pengembangan
aksesnya pada kendaraan pribadi, membutuhkan fa- (2,65 meter), Jl. Lembong (2,8 meter), Jl. Veteran fasilitas pedestrian yang lengkap, nyaman tidak
silitas pedestrian terutama pada jalan terdekat yang (2,8 meter), Jl. Jamika (4,1 meter), Jl. BKR (2,4 leluasa dilakukan.
dapat dilalui oleh kendaraan umum. meter) dan Jl. Sukabumi (3 meter), dari total 13 3. Pengembangan fasilitas pedestrian belum didasarkan
ruas jalan. pada pertimbangan sistem jalan dan guna lahan
3. Jalan kolektor primer dan jalan kolektor sekunder, serta tidak didasarkan pada pertimbangan pola
jumlah ruas jalan yang memiliki lebar fasilitas pergerakan.
trotoar ≥ 2 meter hanya sedikit jika dibandingkan 4. Sistem jalan di perkotaan di Indonesia dan khususnya
dengan jumlah keseluruhan ruas jalan. di Bandung tidak hanya didominasi oleh sistem
a. Pada jalan kolektor primer hanya sebanyak 12 jalan untuk kendaraan bermotor. Banyak bagian
dari 24 ruas jalan, yaitu Jl. HOS. Cokroaminoto dari kawasan perkotaan yang memiliki permukiman
(2,7 meter), Jl. Gardu Jati (2,66 meter), Jl. Gambar 9. Peta Sebaran Fasilitas Pedestrian padat, dan tidak mempunyai akses yang cukup
Astana Anyar (2,16 meter), Jl. Kopo (2,3 meter), di Kota Bandung lebar (gang yang hanya bisa dilalui dengan berjalan
Jl. Abdurrahman Saleh (2,2 meter), Jl. Pajajaran atau kendaraan roda dua). Kawasan ini sangat
(2,7 meter), Jl. Merdeka (2 meter), Jl. REE. membutuhkan fasilitas utama dan terutama fasilitas
Martadinata (2,2 meter), Jl. Pasirkoja (4 meter), 4.4 Persoalan Pengembangan Fasilitas Pedestrian penunjang pada jalur/jalan terdekat yang dilalui oleh
Jl. Terusan pasirkoja (4 meter), Jl. Moch. Toha Sekalipun dari sisi sebaran, fasilitas pedestrian sudah angkutan umum.
(3,2 meter), dan Jl. Terusan Buah Batu (3 meter). cukup banyak di Kota Bandung, namun pada dasarnya
b. Jalan kolektor sekunder hanya 7 dari 20 ruas penyediaan fasilitas pedestrian di Kota Bandung sebatas Dari sisi kualitas, saat ini kondisi fasilitas pedestrian di
jalan, yaitu Jl. Wastukencana (2 meter), Jl. Tam- hanya fasilitas utama, persoalan yang muncul terutama Kota Bandung masih relatif buruk. Adapun persoalan-
blong (3 meter), Jl. Lengkong Besar (3 meter), pada : persoalan yang dihadapi antara lain :
Gambar 8. Jaringan Gang Pada Sistem Jalan Jl. Astana Anyar (2,16 meter), Jl. Buah Batu (3 1. Pengembangan fasilitas utama berkesan hanya 1. Sistem sirkulasi yang menerus, menghubungkan
di Perkotaan meter), Jl. Leuwipanjang (2,6 meter), dan Jl. untuk memenuhi standar dimensi jalan yang diper- antara kawasan satu dengan kawasan lain tidak
Cibaduyut (2,5 meter). syaratkan oleh standar yang ada, belum sampai pernah terpikirkan sebelumnya dan belum ada.
4. Pada jalan lokal, dari hasil survei memperlihatkan pada penyediaan fasilitas pedestrian yang menjamin 2. Dimensi fasilitas trotoar di beberapa ruas jalan belum
4.3 Sebaran, Dimensi dan Kualitas Fasilitas Utama bahwa secara umum ketersediaan lebar fasilitas keselamatan dan kenyamanan. Kedua aspek tersebut memadai. Banyak dimensi fasilitas trotoar di ruas-
Pedestrian trotoar sebagian ruas jalan masih ≤1,5 meter, tidak dipenuhi, tampak pada tidak menerusnya jalur ruas jalan di Kota Bandung yang belum memenuhi
Sebaran fasilitas pedestrian utama berupa trotoar dapat bahkan banyak dari ruas jalan lokal tersebut yang pedestrian, terlalu tinggi, berlubang dan sebagainya. standar minimum fasilitas trotoar berdasarkan
dikelompokkan berdasarkan hirarki jaringan jalan yang belum menyediakan fasilitas trotoar. Perbaikan pedestrian yang akhir-akhir ini dilakukan standar dari Dep. Perhubungan.
ada di Kota Bandung, yaitu jalan arteri, jalan kolektor lebih didasarkan pada aspek keindahan karena 3. Kualitas fisik fasilitas pedestrian yang buruk, seperti
dan jalan lokal. Terlepas dari kualitasnya, berdasarkan Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa banyak adanya acara konferensi Asia Afrika beberapa waktu permukaan trotoar yang rusak dan permukaan yang
hasil observasi menunjukkan sebagian besar jalan-jalan ruas jalan yang belum memiliki dimensi fasilitas tro- yang lalu. tidak rata.
tersebut telah menyediakan fasilitas trotoar. Beberapa toar yang memadai sesuai dengan guna lahan ber- 2. Pengembangan fasilitas pedestrian belum sampai 4. Fasilitas pedestrian yang ada tidak sensitif terhadap
ruas jalan tersebut sudah menyediakan fasilitas trotoar dasarkan standar penyediaan fasilitas utama dan pada pengembangan fasilitas penunjang yang ter- umur, penyandang cacat. Banyak trotoar yang
di kedua sisi bahu jalan, sedangkan sebagian lainnya fasilitas penunjang pedestrian. Di Kota Bandung fa- padu dengan fasilitas utama. dibangun terlalu tinggi, jembatan penyebaerangan
hanya menyediakan di satu sisi bahu jalan maupun di silitas penunjang pedestrian masih sangat minim, terlalu curam, dan tidak ada fasilitas pedestrian pun
sebagian ruas jalan. Demikian pula pada kawasan yang tidak dimanfaatkan dengan baik, tidak lengkap, rusak, Dari segi kuantitas, suatu fasilitas pedestrian harus di Kota Bandung yang ramah bagi penyandang cacat
membutuhkan fasilitas pedestrian seperti kawasan penempatan yang tidak sesuai dan tidak pada antara mampu memenuhi karakteristik fisik dalam berjalan, (tidak ada pemandu bagi kelompok ini pada fasilitas
perdagangan. satu dengan lainnya. sedangkan dari segi kualitas harus mampu meng- pedestrian).

74 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 75
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

5. Beberapa bangunan/gedung membuat trotoar dengan penyebab, yaitu karena tidak memiliki kendaraan, karena masih di bawah umur sehingga belum mendapatkan diperlukan penyediaan fasilitas pedestrian di kedua
kemiringan tertentu (umumnya sangat miring tidak mampu atau tidak diijikan mengendarai atau karena kesempatan untuk belajar menggunakan atau belum sisi jalan, sedangkan untuk hirarki jalan lokal terdapat
pada jalan keluar masuk gedung) untuk memenuhi tidak mampu mengeluarkan ongkos yang harus dikeluarkan dapat diberikan Surat Ijin Mengemudi. perbedaan penyediaan. Pada guna lahan komersial
fengshui gedung tersebut. untuk menggunakan moda kendaraan. 3. Sebagian besar wanita, baik karena alasan agama, dikatakan bahwa diperlukan fasilitas pedestrian di
6. Terjadinya alih fungsi sebagian trotoar menjadi budaya, kebiasaan, kemampuan fisiknya atau karena kedua sisi jalan, dan pada guna lahan permukiman
tempat parkir mengakibatkan trotoar terputus se- 5.1 Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Pedestrian alasan-alasan lain sehingga kurang lekuasan atau penyediaan fasilitas pedestrian bergantung pada jenis
hingga mengharuskan pejalan untuk menggunakan Berdasarkan Aspek Non Sistem Jalan tidak diberikan kesempatan untuk menggunakan perumahan serta kondisi sosial ekonomi masyarakat
badan jalan. Penelitian yang dilakukan dilakukan di Bandung Tahun kendaraan sendiri. sekitar. Kebutuhan pengembangan fasilitas pedestrian
7. Terganggunya fungsi trotoar sebagai jalur berjalan 1976 mengindikasikan bahwa 51% bepergian yang 4. Orang yang usianya sangat tua, karena keadaan berdasarkan peran jalan adalah sebagai berikut :
akibat penempatan perkakas jalan serta peletakkan dilakukan untuk tujuan bekerja, belanja, ke sekolah dan tubuhnya, terutama anggota badan dan inderanya
tanaman di tengah trotoar telah menyebabkan ruang lain-lain dilakukan dengan berjalan kaki (Soegijoko, sudah mulai melemah, juga tidak leluasa lagi me- 1. Pada jaringan jalan arteri dengan karakteristik
efektif trotoar menjadi berkurang. 1981:81). Pada Tahun 1983 berdasarkan survei yang ngendarai kendaraan sendiri. kecepatan tinggi, baik di perumahan maupun di
8. Fasilitas penyeberangan baik berupa zebra cross dilakukan oleh mahasiswa Planologi ITB di 3 kelurahan kawasan perdagangan sangat dibutuhkan fasilitas
maupun jembatan penyeberangan yang telah terse- di Bandung menunjukkan bahwa sekitar 49% bepergian Gambaran penduduk yang terbatas aksesnya kepada pedestrian.
dia tidak sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik untuk tujuan bekerja dilakukan dengan jalan kaki. Pro- kendaraan pribadi dan kemungkinan besar memper- 2. Pada jaringan jalan kolektor, seperti halnya de-
serta beberapa jembatan penyeberangan tertutup, sentase ini sedikit mengalami penurunan atau da- gunakan moda berjalan sebagai bagian pergerakan yang ngan jalan arteri, baik pada kawasan perdagangan
sehingga rawan terhadap tindakan kriminal. Jembat- pat dikatakan tetap pada Tahun 1986, yaitu sekitar dilakukan adalah sebagai berikut: maupun perumahan, keberadaan fasilitas pedes-
an penyeberangan yang saat ini ada, dibangun le- 48% dari seluruh pepergian dilakukan dengan jalan 1. Jumlah penduduk yang berusia dibawah 15 tahun trian sangat diperlukan.
bih pada motif untuk pemasangan media reklame kaki (Fujiwara, 1986:12). Pejalan tersebut di atas di- adalah 564.319 orang atau sekitar 25.33 % dari total 3. Pada jaringan lokal, pada kawasan perdagangan,
dibandingkan motif penyediaan fasilitas pedestrian kategorikan sebagai pejalan kaki penuh. Ini artinya penduduk. keberadaan fasilitas pedestrian sangat dibutuhkan,
atau kebutuhan dari pedestrian itu sendiri. prosentase tersebut di atas belum memasukkan peran 2. Jumlah populasi berusia lebih atau sama dengan 60 sedangkan pada kawasan perumahan keberadaan
9. Fasilitas penunjang pedestrian (halte, bangku isti- moda berjalan dalam pergerakan antara (misalnya me- tahun adalah 126.588 orang atau sekitar 5.68 % dari fasilitas pedestrian bisa diperlukan maupun tidak,
rahat, rambu pejalan, lampu penerangan pejalan, nuju ke tempat kendaraan umum atau tempat parkir total penduduk. tergantung dari karakteristik perumahan. Pa-
tempat sampah, telepon umum) sangat kurang pe- kendaraan, pada saat berbelanja yang bukan menuju 3. Jumlah populasi wanita usia antara 15-59 adalah da perumahan menengah ke atas keberadaan fa-
nyediaannya. Kurangnya penyediaan ini disebabkan tempat berbelanja, di dalam kampus, ketika berekreasi, 782.002 penduduk atau sekitar 35.09% dari total silitas dapat dianggap perlu, akan tetapi untuk
terbatas bahu jalan (terbatasnya rumija) yang masih berkunjung ke rumah tetangga, ke tempat peribadatan penduduk. kawasan perumahan padat untuk golongan eko-
memungkinkan untuk ditempatkan fasilitas tersebut. juga pergerakan-pergerakan lainnya). Studi terbaru 4. Jumlah penduduk di bawah usia 15 tahun dan di atas nomi menengah ke bawah, sangat diperlukan ke-
yang dilakukan Juwono (2005) menunjukkan bahwa 60 tahun adalah 690.907 atau sekitar 31 % dari total beradaan fasilitas pedestrian tersebut.
Karakteristik jalan di Kota Bandung yang memiliki ruang non-motorized (NMT, termasuk pedestrian) di Bandung jumlah penduduk. Total keseluruhan penduduk yang
milik jalan (Rumija) terbatas dan sempit, dan di sisi lain sangat dibutuhkan khususnya oleh wanita, pelajar, kurang mempunyai akses pada kendaraan pribadi B. Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Pedestrian
mempunyai volume kendaraan yang cukup besar menjadi pengguna dengan pendapatan kurang dan merupakan adalah 1.472.909 atau sekitar 66.10 %. Berdasarkan Pola Jaringan Jalan
persoalan dalam pengembangan fasilitas pedestrian kesempatan kerja bagi masyarakat yang terbatas ke- Sekalipun pola jaringan jalan bukanlah satu-satunya
terutama fasilitas penunjang pedestrian. Beberapa mampuan dan pendidikannya. Non-motorized (NMT) pertimbangan orang memilih menggunakan moda
aturan teknis untuk beberapa fasilitas pedestrian telah di Bandung keberadaannya di terima oleh masyarakat. 5.2 Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Pedestrian berjalan (masih ada pertimbangan kualitas pedes-
tersedia seringkali sulit diwujudkan karena keterbatasan Dalam konteks ini rencana guna lahan dan sistem ja- Berdasarkan Sistem Jalan trian, konfigurasi guna lahan, keberadaan angkutan
rumija. lan diperlukan untuk mereduksi akses-akses yang me- Kebutuhan pengembangan fasilitas pedestrian ber- kota serta kemampuan ekonomi), topologi atau pola
nyebabkan tingginya ekonomi transport melalui pe- dasarkan sistem jalan akan di bahas menurut peran jaringan jalan dapat menjadi pendekatan untuk
ngembangan konfigurasi guna lahan yang ramah untuk atau fungsi jaringan jalan, pola jaringan jalan dan pola mengidentifikasi kebutuhan pengembangan fasilitas
mewujudkan non-motorized transport (NMT). pergerakan. pedestrian pada suatu ruas jalan. Pola jaringan jalan
V. KEBUTUHAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN berupa grid adalah bentuk jaringan jalan yang paling
FASILITAS PEDESTRIAN BERDASARKAN SISTEM Disamping hal tersebut di atas, terdapat masyarakat A. Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Pedestrian banyak menimbulkan pergerakan pejalan (pola grid di
JALAN DI KOTA BANDUNG yang kurang diuntungkan oleh pelayanan transportasi Berdasarkan Peran dan Fungsi Jalan sini adalah pola jaringan jalan yang membentuk blok-
kota dan mereka yang kurang mampu menggunakan Kebutuhan pengembangan fasilitas pedestrian dapat blok dalam jangkauan kemampuan orang berjalan,
Potensi kebutuhan berjalan adalah sejumlah orang yang kendaraan pribadi khususnya mobil. Kelompok ini antara dilihat berdasarkan hirarki jalan, jenis guna lahan sedangkan pola grid yang membentuk blok yang tidak
karena sesuatu atau beberapa sebab tidak dapat menggunakan lain : dan juga topologi jaringan jalan. Berdasarkan hirarki skala kemampuan berjalan tidak mendorong orang
kendaraan, sehingga untuk kebutuhan pepergiannya kemung- 1. Para penyandang cacat (baik cacat tubuh maupun jalan yang ada di Kota Bandung dan jenis guna untuk berjalan). Di Kota Bandung jaringan jalan
kinan besar ia akan tergantung pada moda angkutan jalan cacat mental). lahannya, untuk hirarki jalan arteri dan kolektor baik grid skala kemampuan orang berjalan banyak ter-
kaki (Sjaifudian, 1988:39). Paling tidak terdapat beberapa 2. Anak-anak atau remaja yang usianya di anggap pada guna lahan komersial maupun permukiman dapat di sekitar kawasan komersial pusat kota dan

76 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 77
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

KOTA BEKASI
kawasan perumahan (terutama perubahan formal terdekat yang dilalui angkutan umum di sekeliling
yang direncanakan oleh pengembang), baik di te- kawasan perumahan padat tersebut fasilitas
ngah kota maupun pada kompleks permukiman- utama pedestrian sangat dibutuhkan serta minimal

KOTA UNTUK SIAPA?


permukiman baru di pinggiran kota, seperti sekitar fasilitas penunjang berupa tempat pemberhentian
Kelurahan Sarijadi, Kelurahan Geger Kalong, Ke- kendaraan umum harus disediakan.
lurahan Sukaluyu, Kelurahan Cijerah, Kelurahan
Caringin, Kecamatan Lengkong, Kecamatan Regol, C. Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Pedestrian
Kecamatan Margacinta, kelurahan Antapani dan Berdasarkan Pola Pergerakan
lain-lain. Oleh karena pergerakan pejalan yang ber- Jika kita melihat pada gambar di bawah, pemilihan Nisrina Muthi Meidiani *)
asal dari kawasan-kawasan tersebut besar, maka jalur perjalanan pejalan dapat dihubungkan dengan

K
kawasan-kawasan tersebut harus diberikan prioritas fasilitas yang harus disediakan. Keadaan ini akan
utama dalam pengembangan fasilitas pedestrian mempengaruhi besar dan jenis fasilitas pedestrian OTA Bekasi merupakan kota satelit yang ke- Memang, hal ini terlihat wajar melihat kebu-
yang memadai. yang harus diberikan di setiap jalur yang berbeda. beradaannya penting untuk menyokong ke- tuhan dari kota akan banyaknya jumlah penduduk
Pada tabel berikut juga diperlihatkan hubungan giatan Ibu Kota DKI Jakarta. Keberadaannya yang melakukan transit di Kota Satelit ini. Mereka
Selain di kawasan-kawasan permukiman tersebut di lokasi dengan prioritas penyediaan fasilitas pedes- yang strategis mengharuskan Kota Bekasi membutuhkan hotel untuk bersinggah sebelum me-
atas, kawasan perumahan padat, tidak terencana/ trian yang harus dilakukan. untuk selalu terintregasi dengan keadaan lanjutkan perjalanan atau melakukan pertemuan,
tidak teratur juga menjadi salah satu hal yang Sang Ibu Kota, dari transportasi, daerah industrial bahkan penduduk Bekasi sekalipun memerlukan
penting untuk diperhatikan dalam pengembangan hingga masalah pembuangan sampah akhir. Alur mall untuk menghabiskan akhir minggu mereka.
fasilitas pedestrian. Kawasan perumahan semacam perjalanan dan aktivitas manusia selalu terlihat di Namun, sebuah fenomena terlihat dari efek pem-
ini di Kota Bandung terletak menyebar hampir di berbagai sudut kota dengan intensitas yang tinggi, bangunan yang dilakukan oleh Kota Bekasi yang kita
seluruh bagian wilayah kota. Masyarakat yang ting- kehadiran masyarakat yang memanfaatkan Kota tinggali ini. Kendaraan bermotor terlihat di mana-
gal di kawasan perumahan padat tersebut ada- Bekasi sebagai penghubung untuk menuju kota lain mana, mulai dari skala kecil hingga besar, mulai
lah tidak mempunyai akses pada jalan yang lebar yang mengakibatkan keadaan semakin ramai de- dari beroda dua hingga beroda banyak. Tetapi, ke-
(gang); umumnya dari golongan ekonomi menengah ngan kendaraan bermotor setiap harinya. manakah para manusia yang biasa menggunakan
ke bawah; tingkat kepemilikan kendaraan pribadi Saat ini, perkembangan Kota Bekasi sedang kedua kakinya untuk mencapai tempat tujuan?
relatif kecil, sehingga sebagai fasilitas transportasi mengalami kelajuan yang sangat pesat. Gedung- Apakah efek dari pembangunan telah menghilang-
utama masyarakat adalah kendaraan umum dan gedung tinggi terlihat di bermacam-macam tem- kan lahan manusia untuk berjalan? Apakah selama
dengan berjalan. Pada umumnya masyarakat sebe- pat, pembangunan mall juga dilakukan dalam satu ini pembangunan Kota Bekasi benar-benar dituju-
lum mendapatkan angkutan umum akan berjalan daerah yang berdekatan, ditambah dengan ke- kan untuk manusia, atau untuk kepentingan kenda-
sepanjang gang dan menunggu angkuta umum di beradaan hotel-hotel yang tiba-tiba bermunculan raan dan industrial saja?
depan gang. Jika masyarakat termasuk perjalan kaki di sekitarnya. Hingga tahun 2014, kenaikan penduduk di Kota
penuh, maka akan diteruskan berjalan sepanjang
jalan. Pada umumnya jalan terdekat pada kawasan
perumahan ini tidak mempunyai fasilitas pedestrian
Gambar 10. Diagram Perjalanan Berjalan
yang cukup baik. Oleh karena itu, pada jaringan jalan

78 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 79
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

Bekasi telah mencapai angka 77.785 orang per ta- raan bermotor mereka? Apakah kita merasa nya- mak agar pengendara bermotor tidak lagi mengam- dapat memberikan akses bagi pemakainya untuk
hun (Alexander Zulkarnain dalam Mikael Niman, man berjalan di area tersebut? Berjalanlah sedikit bil jatah milik mereka. Selain itu, keberadaan tana- memantau keadaan jalan di sekitarnya. Kegiatan di
2014). Hal ini menandakan bahwa keberadaan ma- ke depan ke arah persimpangan, apakah kita baru man-tanaman hijau ini dapat membantu mengha- sekitar jalan utama yang awalnya terkesan berba-
nusia seharusnya menjadi poin penting yang diper- saja diusir oleh sebuah klakson karena hendak me- langi panas matahari yang terik dan menyerap yang haya justru dapat memanfaatkan keberadaan peja-
hatikan oleh Kota Bekasi. Namun, yang terlihat saat nikmati perjalanan dengan kaki kita sendiri? Tentu dihasilkan oleh kendaraan bermotor di sekitarnya. lan kaki untuk membantu mengawasi kegiatan yang
ini alih-alih diberikan lahan bagi manusia untuk saja, karena area pejalan kaki yang kita tapaki telah Kemudian bentuk dari area pejalan kaki dan jalur terjadi di dalamnya. Dengan adanya pejalan kaki
melakukan aktivitasnya dan berjalan menuju tem- habis di persimpangan tadi dan berganti menjadi sepeda dibuat berundak dan sedikit miring untuk di sekitar jalanan utama dan jalan sekitarnya pun
pat tujuannya, daerah Kota Bekasi justru melaku- aspal area kendaraan bermotor. Lahan kita sebagai menghindari penggenangan air, sehingga air dapat akan membantu setiap sudut kota tetap hidup hing-
kan perbesaran pada jalan kendaraan bermotor pejalan kaki telah habis dengan perluasan jalan. langsung mengalir ke arah area drainase. ga malam hari, memberikan lahan pada para peda-
dengan tujuan mengurangi kemacetan. Tetapi yang Bukalah kembali mata kita, apakah perjalanan Berikut merupakan perbandingan lahan yang di- gang kaki lima untuk mencari nafkah tanpa harus
tidak kita sadari adalah, semakin dibukanya lahan barusan menyenangkan? Apakah kita ingin kembali gunakan untuk memberikan kenyamanan pada pe- berkejaran dengan polisi setempat untuk mengusir
untuk kendaraan bermotor, maka semakin ba- menghabiskan waktu di area pejalan kaki kota kita jalan kaki, pengendara sepeda dan juga area draina- mereka, area pejalan kaki yang direncanakan jus-
nyak pula kendaraan bermotor yang akan masuk ini? Bisa penulis tebak, jawabannya adalah tidak. se. Area selebar 1.75 meter digunakan untuk me- tru dapat membantu mereka untuk mengendalikan
ke dalamnya, dan area untuk manusia berjalanpun Bagaimana mungkin seseorang ingin menikmati nampung dua orang pejalan kaki di sekitar gedung suasana. Dengan ramainya suasana di sekitar jalan,
akan semakin sedikit. harinya, berjalan menyusuri kotanya—mencoba me- atau area sekitar gedung yang terpakai, sedangkan maka kemungkinan kejahatan yang terjadi pada ja-
Seperti yang dikatakan Francis Tibbalds (1992) nikmati keadaan kota—namun disuguhi oleh polusi pengendara sepeda mendapatkan area selebar 1.5 lan sepi pun akan menipis, tiap individu tidak perlu
pada bukunya yang berjudul Making People Friendly udara dan keamanan yang minim. meter dan drainase 0.5 meter. lagi takut untuk berjalan di malam hari karena
Towns: Improving Public Environment in Towns and Sebuah area pejalan kaki yang baik seharusnya Dengan adanya pembagian yang jelas pada area keramaian yang ada dapat membantunya merasa
Cities, sebuah tempat untuk manusia berkegiatan dapat memberikan lahan bagi para penggunanya pejalan kaki di sekitar jalan utama, maka diharap- lebih terawasi. Pemerintah setempat dapat meloka-
menjadi lebih penting daripada bangunan-ba- untuk mengalami hal-hal tersebut di dalamnya, se- kan kita tidak perlu lagi mengalami keadaan seperti lisasi para pedagang untuk membantu mereka men-
ngunan di sekitarnya. Bagi Francis Tibbalds, akses cara kuantitas maupun kualitas. Secara kuantitas, yang kita bayangkan bersama sebelumnya. Papan- jaga area-area yang rawan sambil berjualan dan
bagi manusia untuk beraktivitas dan pembangunan seharusnya area pejalan kaki mampu menampung papan dari pemilik warung sekitar tidak lagi meng- melayani pelanggan mereka. Para pengamen dapat
dengan skala manusia dapat meningkatkan kualitas dua sisi manusia, satu sisi jalur sepeda, satu area halangi jalur kita untuk berjalan, kendaraan bermo- menggelar konser kecil untuk mencari sekeping-
dan kelayakan dari sebuah kota. untuk tanaman dan saluran air sebagai drainase. tor tidak lagi mengagetkan kita dengan klaksonnya dua-keping uang untuk mengisi perutnya sambil
Sekarang, mari kita coba memejamkan mata Ini merupakan gambaran ideal dari sebuah area pe- yang keras karena dianggap mengambil lahan me- tetap meramaikan daerah tersebut dengan suara
dan alihkan pikiran kita pada area-area pejalan jalan kaki di pinggir jalan besar di seluruh sudut reka, dan kita tidak perlu lagi merasa kepanasan nyanyian dan iringan gitar atau ukulelenya.
kaki di Kota Satelit ini. Apa yang saat ini kita li- kota. berjalan di bawah matahari terik Kota Bekasi de- Selain itu area pejalan kaki juga bisa dijadi-
hat? Batu-batu yang tidak rata, ukuran yang sangat Area bagi manusia dapat diakses secara nya- ngan bantuan tanaman di sekitar kita. kan tempat untuk bertemu atau melakukan kegi-
sempit, gersang tanpa pohon—atau bahkan tertu- man dengan meletakkannya lebih jauh dari area Kemudian, secara kualitaspun, area pejalan atan bersama sehingga interaksi sosial di dalam
tup oleh batang pohon?—atau kita terhalang oleh jalan utama dan membatasinya dengan tanaman kaki harus menarik perhatian penggunanya. Secara kehidupan berkota dapat terjaga dan hidup. Apabila
palang-palang toko sekitar untuk berjalan? Kemu- hijau, sedangkan jalur sepeda bisa diletakkan lebih umum, area pejalan kaki yang kita ketahui mungkin dirancang dengan baik, mungkin para businessman
dian cobalah melihat sekitar area berjalan kita, dekat ke arah jalan utama untuk mempermudah hanyalah sebatas apa yang terlihat pada gambar tidak hanya memiliki mall sebagai pilihan untuk
apakah ada orang lain yang banyak berjalan ber- akses tanpa mengganggu pejalan kaki. Bagian luar di atas. Sebuah jalanan yang ditutupi pavling, ber- bertemu dengan klien atau calon partner mereka,
sama kita? Atau mereka duduk nyaman di kenda- area pejalan kaki dan sepeda dipisahkan dengan se- batasan langsung dengan jalan utama dan hanya tetapi berjalan sambil menikmati suasana Kota
dapat digunakan sebagai akses manusia berjalan. Bekasi untuk memperkenalkan kota ini lebih jauh
Namun sebenarnya, area pejalan kaki bisa diguna- dapat menjadi pilihan yang baik untuk menjalin ker-
kan lebih dari apa yang terlihat. jasama. Para ibu tidak lagi harus membawa anak-
Dalam bukunya yang berjudul The Death and Life anaknya pergi ke restaurant untuk menarik per-
of Great American Cities, Jane Jacobs (1916-2006) hatian mereka menghabiskan makanannya, tetapi
seorang penulis dalam majalah arsitektur menceri- sambil mengajak mereka berjalan dan duduk-duduk
takan tentang kepentingan sebuah area pejalan kaki menikmati kolam atau tanaman yang ditempatkan
bagi sebuah kota. Menurutnya, sebuah area pejalan di area pejalan kaki. Kemudian yang terpenting
kaki menjadi penting sebagai bagian dari kota kare- adalah, keberadaan area pejalan kaki yang nyaman
na fungsinya yang bervariasi mulai dari keamanan, dapat menarik perhatian para pengendara kenda-
lahan kegiatan dan interaksi manusia, penjaga agar raan bermotor untuk beralih kembali menggunakan
kota tetap hidup, hingga pemisah antara publik- kakinya atau sepedanya untuk mencapai tempat tu-
privat dari sebuah tempat. juan mereka. Setiap individu akan kembali mencoba
Sebagai fungsi keamanan, area pejalan kaki untuk menikmati keberadaan Kota Bekasi secara

80 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 81
tatakota tatakota
JURNAL JURNAL

BEKASI BEKASI

langsung, bukan melewati jendela mobil, kaca spion tapi mereka dapat menyebar di sekitar daerahnya
atau helm yang digunakannya. Kenyamanan tidak karena berbagai macam kegiatan dapat dilakukan
lagi hanya bisa didapat di dalam gedung-gedung di area pejalan kaki dengan aman. Namun, tentu
mall yang penuh dengan air conditioner namun di saja keadaan ini harus didukung dengan peran-
setiap sudut tempat dan dapat dinikmati oleh setiap cangan kembali alur transportasi dan infrastruktur
kalangan warga. yang ada untuk memaksimalkan kualitas area pe-
Dapat terlihat pada ilustrasi area pejalan kaki di jalan kaki yang ada. Saat ini, pertanyaan besarnya
dalam lingkup kota ini bahwa terjadi interaksi di an- adalah, maukah Kota Bekasi berubah dari Kota
tara individu yang ada. Dengan adanya area pejalan Satelit-Industrial menjadi sebuah Kota Satelit Un-
kaki sebagai wadah interaksi dan berkegiatan yang tuk Manusia? Bisakah kita tidak lagi bersembunyi di
baru, maka warga pun akan memiliki pilihan lain balik dalih kata ‘negara berkembang membutuhkan
untuk menghabiskan waktu luangnya di hari-hari waktu untuk berubah’ namun benar-benar melaku-
sibuk mereka dan menaikan kelayakan serta kuali- kan perubahan? Hal ini, hanya kita masing-ma-
tas dari sebuah kota (Gehl, Jan 2011). singlah yang tahu jawabannya. Hanya Kota Bekasi
Dari teori-teori tersebut, bila kita melihat wajah lah yang tahu, seperti apakah ia akan dikembang-
Kota Bekasi saat ini maka seharusnya kita tidak me- kan selanjutnya. Lalu, Kota Bekasi seperti apakah
musatkan perhatian pada pembangunan mall atau- yang kita tunggu di masa depan nantinya?
pun pelebaran jalan, namun pada area bagi manu-
sia untuk menempatkan dirinya. Apabila hal-hal ini *) Penulis adalah mahasiswi jurusan Arsitektur
diterapkan dalam pembangunan kota tercinta kita Fakultas Teknik Universitas Indonesia, alumni
ini, maka akan tercipta Kota Bekasi sebagai Kota SMA Negeri 1 Bekasi.
Untuk Manusia. Kota di mana kita benar-benar me-
mentingkan keberadaan penduduknya, menyuguh-
kan dengan pohon-pohon hijau yang menyejukkan
mata serta pikiran—bukan dengan polusi dari kenda- Reference list :

NEXT EDITION
raan yang jumlahnya berlimpah—, memberikan Niman, Mikael 2014, Pertumbuhan Penduduk Kota
luasan area untuk bebas berjalan dan berinteraksi Bekasi Capai 3 Persen, viewed on May 13
sehingga tercipta kenyamanan—bukan memotong 2015 http://www.beritasatu.com/megapo-
areanya demi kenyamanan kendaraan bermotor di litan/ 200513-pertumbuhan-penduduk-
sekitarnya.
Dengan keberadaannya sebagai sebuah Kota
kota-bekasi-capai-3-persen.html.
Jacobs, Jane 1961, The Death and Life of Great Ame-
BEKASI
SMART CITY
Manusia, suatu saat mungkin Kota Bekasi dapat rican Cities, Random House, New York.
meminimalisir jumlah pemakai kendaraan bermo- Tibbalds, Francis 1992, Making People Friendly
tor karena ia telah menyuguhkan area pejalan kaki Towns: Improving Public Environment in
dengan kualitas yang lebih nyaman. Mungkin, suatu Towns and Cities, Spon Press, UK.
saat nanti mall bukan lagi menjadi tempat utama Gehl, Jan 2011, Life Between Buildings: Using public Konsep Kota Pintar dihadirkan sebagai jawaban untuk per-
untuk penduduk menghabiskan akhir minggunya, places, Islan Press, Washington, DC. masalahan perkotaan dengan pengelolaan sumber daya
secara efisien. Ada enam indikator titik berat menjadi ukuran
yaitu masyarakat penghuni kota, lingkungan, prasarana,
ekonomi, mobilitas, serta konsep smart living. Konsep
Smart City bisa lebih difokuskan atau dimaksimalkan
salah satunya. Misalnya, Kota Copenhagen, koya yang ada
di Denmark ini memfokuskan diri untuk pengoptimalan
bidang lingkungan. Copenhagen pun kemudian dianggap
sebagai salah satu kota pintar di dunia. Bekasi akan memulai
menerapkan konsep Smart City tersebut. Seperti apa kon-
sepnya? Temukan jawabannya di edisi mendatang.

82 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015 83
tatakota
JURNAL

BEKASI

84 JURNAL TATA KOTA BEKASI EDISI 03 MEI-JUNI 2015

Anda mungkin juga menyukai