ISI
2.1 DEFINISI
2.2 KLASIFIKASI
2.3 ETIOLOGI
3) Infark plasenta
5) Intrapartum asphyxia
6) Plasenta Previa
8) Chrioamnionitis
a) Antiphospholipid antibody
b) DM
c) Hipertensi
d) Trauma
e) Abnormal labor
f) Sepsis
g) Acidosis/ Hypoxia
h) Ruptur uterus
i) Postterm pregnancy
j) Obat-obat
k) Thrombophilia
m) Epilepsy
n) Anemia berat
2.6 PATOFISIOLOGI
I. Patologi
Bila janin mati dalam kehamilan yang telah lanjut terjadilah
perubahan- perubahan sebagai berikut :
b) Stadium maserasi I
c) Stadium maserasi II
A. Anamnesis
f) Pemeriksaan Fisik
g) Inspeksi
B. Palpasi
C. Auskultasi
D. Pemeriksaan Lab
E. Pemeriksaan Tambahan
X-Ray :
a. Spalding¡’s sign (+) : tulang-tulang tengkorak
janin saling tumpah tindih, pencairan otak dapat
menyebabkan overlapping tulang tengkorak.
2.8 KOMPLIKASI
1. Kematian janin akan menyebabkan desidua plasenta menjadi rusak
menghasilkan tromboplastin masuk kedalam peredaran darah ibu.
Pembekuan intravaskuler yang dimulai dari endotel pembuluh darah oleh
trombosit terjadi pembekuan darah yang meluas biasa pada 4-5 minggu
sesudah IUFD
2. Kadar normal fibrinogen pada wanita hamil adalah 300-700mg %. Akibat
kekurangan fibrinogen maka dapat terjadi hemoragik post partum. Prtus
biasanya berlangsung 2-3 minggu setelah janin mati.
3. Dampak psikologis dapat timbul pada ibu setelah lebih dari 2 minggu
kematian janin yang dikandungnya.
2.10 PENATALAKSANAAN
12) Jika tes pembekuan sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan
mudah pecah, waspada koagulopati
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
1. Mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA