Abstract
Abstrak
Penggunaan biodiesel sebagai alternatif sumber energi yang bersifat renewable mengakibatkan
meningkatnya gliserol sebagai hasil samping produksi biodiesel. Peningkatan produksi gliserol
berdampak terhadap nilai jual gliserol yang semakin menurun. Pengolahan gliserol perlu dilakukan
untuk meningkatkan nilai jual gliserol di pasaran. Salah satu produk turunan gliserol adalah gliserol
karbonat. Gliserol karbonat mempunyai kegunaan sebagai perekat, pelarut, tinta, surfaktan, dan
pelumas. Penelitian ini dilakukan dengan mereaksikan gliserol dan urea dalam reaktor batch
menggunakan katalis resin Indion 225 Na. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
kondisi terbaik sintesis gliserol karbonat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konversi gliserol
terbaik yang didapatkan sebesar 48,43% dengan nilai konstanta kecepatan reaksi sebesar 0,1296
jam-1 dan nilai Ea sebesar 17,0628 kJ/mol.K dengan nilai faktor frekuensi sebesar 19,4199 jam-1pada
perbandingan gliserol:urea 1:1, konsentrasi katalis 5% dan suhu 1300C selama 5 jam reaksi.
How to Cite This Article: Adhitasari, A., Sulistyo, H., dan Prasetya, A., (2017), Sintesis Gliserol Karbonat dari
Gliserol dan Urea Menggunakan Katalis Resin Indion 225 Na, Reaktor, 17(3), 139-143,
http://dx.doi.org/10.14710/reaktor.17.3.139-143
139
Sintesis Gliserol Karbonat dari Gliserol dan ... (Adhitasari dkk.)
H2C OH H2C OH
O
HC OH C
CH O
+ H2N NH2 C O + 2 NH3
H2C OH
H2C O
Gliserol
Urea
Gambar 2. Rangkaian alat
Gliserol Karbonat Ammonia
Prosedur Penelitian
Gambar 1. Reaksi gliserolisis urea
Gliserol, urea, dan katalis yang telah diaktivasi
ditimbang dengan jumlah yang disesuaikan dengan
140
Reaktor 17(3) 2017: 139-143
variasi yang akan dilakukan. Kemudian gliserol dan pengamatan bahwa katalis berubah warna menjadi
katalis dimasukkan ke dalam labu leher tiga lalu kecoklatan. Katalis indion 225 Na memiliki
dipanaskan hingga mencapai suhu yang diinginkan karakteristik yang dapat digunakan pada suhu
(sesuai variabel) dan disertai dengan pengadukan. maksimum 140°C. Hal ini terbukti dengan
Setelah mencapai suhu yang diinginkan, urea menurunnya konversi gliserol pada suhu 140°C pada
dimasukkan ke dalam reaktor dan suhu dijaga tetap reaksi sintesis gliserol karbonat. Seperti pada
selama 5 jam. Setiap selang waktu 1 jam sampel penelitian yang telah dilakukan oleh Hu dkk. (2010)
diambil dan dianalisis gliserol bebas dengan metode dengan variasi suhu 110-160oC, hasil penelitian
titrasi. menunjukkan bahwa pada suhu dibawah 120oC,
gliserol karbonat yang didapatkan sedikit. Pada suhu
Analisis Hasil 120oC sampai 140oC, yield dan konversi gliserol
Analisis gliserol bebas dianalisis dengan karbonat semakin meningkat dan hasil maksimum
metode titrasi iodometri menggunakan natrium pada suhu 140oC. Sedangkan suhu diatas 140oC,
tiosulfat (Na2S2O3). Perhitungan konversi gliserol konversi gliserol karbonat yang semakin menurun.
yaitu dengan persamaan (1)
(1) Pengaruh Perbandingan Reaktan
Perbandingan reaktan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi jalannya suatu reaksi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berlebihnya salah satu reaksi akan mengakibatkan
Parameter yang dipelajari pada penelitian ini kesetimbangan bergeser ke kanan (produk) yang akan
adalah pengaruh suhu reaksi, perbandingan mol memungkinkan terjadinya kontak antar reaktan
reaktan, dan konsentrasi katalis terhadap sintesis semakin besar. Dengan berbekal suhu optimum dari
gliserol karbonat. variabel suhu, maka dilakukan eksperimen dengan
variasi perbandingan mol pada suhu 130°C dan
Pengaruh Suhu Reaksi konsentrasi katalis 5% dari berat gliserol.
Reaksi sintesis gliserol karbonat merupakan
reaksi endotermis. Kenaikan suhu akan mendorong 50
konversi menjadi meningkat dalam waktu yang '1:0,3
Konversi Gliserol, %
40
singkat. Sintesis gliserol karbonat dari gliserol dan '1:0,5
urea ini menggunakan variasi suhu reaksi 100-140°C. 30
'1:0,7
Studi pengaruh suhu reaksi ini diamati pada
20
perbandingan mol gliserol/urea 1:1 dan konsentrasi '1:1
katalis 5% selama 5 jam. 10
50 0
45 0 2 4 6
Konversi Gliserol, %
100
40 Waktu, Jam
35
30
110 Gambar 3. Hubungan antara konversi gliserol dengan
25 120 waktu reaksi pada berbagai perbandingan mol reaktan
20
130
15 Dari Gambar 3. dapat dilihat bahwa semakin
10 140 tinggi perbandingan mol gliserol:urea, maka semakin
5
0 tinggi juga konversi gliserol yang dicapai. Pada
0 1 2 3 4 5 6 perbandingan mol gliserol:urea 1:1 menghasilkan
Waktu, Jam konversi tertinggi yaitu sebesar 48,43%. Hal ini
Gambar 2. Hubungan antara konversi gliserol dengan menunjukkan bahwa semakin tinggi perbandingan mol
waktu reaksi pada berbagai suhu pereaktan maka berpengaruh pada kecepatan reaksi
dan konversi yang dicapai semakin besar. Hal ini juga
Gambar 2 menunjukkan bahwa konversi yang dijelaskan oleh Zhang dan He (2014) yang telah
paling tinggi dicapai pada suhu reaksi 130°C yaitu melakukan sintesis gliserol karbonat dari gliserol dan
sebesar 48,43%. Konversi paling rendah dicapai pada urea dengan katalis La2Cu0.5Fe0.5O4 dengan ratio mol
kondisi 100°C yaitu sebesar 31,04%. Dapat dilihat gliserol/urea divariasikan. Pada saat rasio molar
dengan pengamatan bahwa sampel pada suhu 100°C urea/gliserol adalah 0,5, selektivitas gliserol karbonat
setelah didinginkan akan membentuk kristal berwarna yang dihasilkan 95,7%. Saat rasio urea/gliserol naik
merah muda. Hal ini menunjukkan bahwa pada suhu menjadi 2,0, konversi gliserol meningkat menjadi
100°C reaksi yang terjadi belum maksimum sehingga 68,5% dan selektivitas gliserol karbonat menurun
konversi yang dihasilkan masih rendah. menjadi sekitar 58,4%. Selektivitas rendah gliserol
Akan tetapi pada suhu 140°C konversi gliserol karbonat terjadi karena adanya reaksi antara gliserol
mengalami penurunan yaitu sebesar 45,77%. Hal ini karbonat dan urea.
terjadi dikarenakan katalis yang digunakan sudah
mulai mengalami kerusakan. Dapat dilihat dari
141
Sintesis Gliserol Karbonat dari Gliserol dan ... (Adhitasari dkk.)
20.00
7% Nilai faktor frekuensi (A) dan –(Ea/R)
diperoleh dari regresi linear data 1/T dan ln k pada
10.00 Tabel 2. Hasil regresi linear diperoleh nilai A sebesar
19,4199 jam-1 dan nilai –(Ea/R) sebesar -2052,3
0.00 K/jam. Nilai energi aktivasi (Ea) diperoleh dengan
0 1 2 3 4 5 6
mengalikan nilai –(Ea/R) dengan nilai R=8,314
Waktu, Jam j/mol.K sehingga diperoleh nilai Ea sebesar 17,0628
Gambar 4. Hubungan antara konversi gliserol dengan kJ/mol.K.
waktu reaksi pada berbagai konsentrasi katalis
KESIMPULAN
Dari Gambar 4 terlihat bahwa konversi gliserol Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat
semakin meningkat seiring dengan naiknya disimpulkan bahwa semakin meningkatnya suhu
konsentrasi katalis yang digunakan. Dapat dilihat reaksi, perbandingan mol reaktan, dan konsentrasi
bahwa konversi gliserol tertinggi dicapai pada katalis akan meningkatkan konversi gliserol yang
konsentrasi katalis 5% yaitu sebesar 48,43%. Konversi dihasilkan. Konversi gliserol tertinggi diperoleh
gliserol paling rendah dicapai pada konsentrasi katalis sebesar 48,43% pada suhu 130°C dengan
3% yaitu sebesar 46,85%. Semakin tinggi konsentrasi perbandingan mol gliserol dan mol urea sebesar 1:1
katalis yang digunakan, maka semakin meningkat juga dan konsentrasi katalisator 5%. Nilai konstanta reaksi
konversi gliserol yang dicapai. Akan tetapi pada pada kondisi terbaik yaitu sebesar 0,1296 jam-1 dan
konsentrasi katalis 7% mengalami penurunan konversi nilai Ea sebesar 17,0628 kJ/mol.K dengan nilai A
gliserol. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada sebesar 19,4199 jam-1.
konsentrasi katalis 7% mixing yang terjadi dalam
campuran tidak baik, selain itu dengan tingginya DAFTAR PUSTAKA
konsentrasi padatan dalam larutan memungkinkan
terjadinya dead zone dalam reaktor. Aresta, M., Dibenetto, A., Nocito, F., and Pastore, C.,
(2006), A Study on the Carboxylation of Glycerol to
Energi Aktivasi Glycerol Carbonate with Carbon Dixide : the Role of
Konstanta kecepatan reaksi (k) meupakan Catalyst, Solvent and Reaction Condition, Journal of
fungsi suhu dan dapat mengikuti persamaan Arrhenius Molecular Catalysis, 257, pp. 149-153.
yaitu : . . Nilai k diperoleh dari slope grafik Aresta, M., Dibenedetto, A., Nocito, F., and Ferragina,
hubungan antara –ln(1-XG) dengan waktu (t) pada C., (2009), Valorization of Bio-glycerol : New
setiap suhu percobaan. Nilai konstanta reaksi untuk Catalytic Materials for the Synthesis of Glycerol
perbandingan mol 1:1 dan konsentrasi katalis 5% pada Carbonate via Glycerolysis of Urea, Journal of
suhu 100-140°C dapat dilihat pada Tabel 1. Catalysis, 268, pp. 106-114.
Tabel 1. Nilai konstanta kecepatan reaksi Claude, S., Mouloungui, Z., Yoo, J.W., and Gaset, A.,
Suhu (T), K
Konstanta kecepatan reaksi (2000), Method for Preparing Glycerol Carbonate, US
(k), 1/jam Patent No : 6025504.
100 0,0735
110 0,0932 Dasari, M.A., Kiatsimkul, P.P., Sutterlin, W.R., and
120 0,1144 Suppes, G.J. (2005), Low-Pressure Hydrogenolysis of
130 0,1296 Glycerol to Propylene Glycol, Journal Applied
140 0,1203
Catalysis A : General, 281(1-2), pp. 225-231.
Tabel 1 dapat digunakan untuk menentukan Hammond, C., (2011), Synthesis Glycerol Carbonate
nilai energi aktivasi (Ea) dan faktor frekuensi (A) from Glycerol and Urea with Gold-based Catalyst,
Dalton Transactions, 40, p. 3927
142
Reaktor 17(3) 2017: 139-143
Hu, J., Li, J., Gu, Y., Guan, Z., Mo, W., Ni, Y., Li, T., melalui Proses Esterifikasi, Jurnal Ilmu Lingkungan,
and Li, G., (2010), Oxidative Carbonylation of 10 (1), hal. 26-31
Glycerol to Glycerol Carbonate Catalyzed by PdCl2
(phen)/KI, Applied Catalysis A : General, 386, pp. Seemann, L. and Kaszonyi, A., (2011), Study of
188-193 Preparation of Glycerol Carbonate from Glycerol,
45th International Petroleum Conference, Bratislava.
Kim, D.W., Park, M.S., Selvaraj, M., Park, G.A., Lee,
S.D., and Park, D.W., (2011), Catalytic Performance Turney, T.W., Patti, A., Gates, W., Shaheen, U., and
of Polymer-Supported Ionic Liquids in The Synthesis Kulasegaram, S., (2013), Formation of Glycerol
of Glycerol Carbonate from Glycerol and Urea, Res. Carbonate from Glycerol and Urea Catalysed by
Chem. Intermed., 37, pp. 1305-1312 Metal Monoglycerolates, Green Chemistry
Ocha-Gomez, J.R., Gomez-Jimenez-Aberasturi, O., Yuniati, Y., Sumarno, dan Mahfud, (2010),
Ramirez-Lopez, C., and Belsue, M., (2012), A Brief Pemanfaatan Gliserol Sebagai Hasil Samping
Review on Industrial Alternatives for the Biodiesel Menjadi Produk Kimia Lain dalam Media
Manufacturing of Glycerol Carbonate, a Green Air Subkritis Hingga Superkritis, Seminar Rekayasa
Chemical, Org. Process Res. Dev., 16, pp. 389-399 Kimia dan Proses, ISSN: 1411-4216
Oktarinda, D., Gustanti, Y., dan Roesyadi, A., (2012), Zhang, J. and He, D., (2014), Lanthanum-Based
Pembuatan Gliserol Karbonat dari Gliserol dengan Mixed Oxides for The Synthesis of Glycerol
Katalis Berbasis Nikel, Jurnal Teknik ITS Vol. 1, No. Carbonate from Glycerol and Urea, Reac. Kinet.
1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 Mech. Cat., 113, pp. 375-392.
143