Anda di halaman 1dari 20

Journal reading

Contouring wajah dengan menggunakan dermal filler dan botulinum toxin

Lisandro Farolch-Prats1 • Celeste Nome-Chamorro2

Received: 28 November 2018 / Accepted: 22 February 2019

Abstract
Latar belakang
Persepsi dari suatu wajah yang menarik merupakan hal yang sangat subjective.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyediakan wawasan dan
pendekatan pklinis tentang management contouring wajah dengan implant hyaluronic
acid (HA) dan botulinum toxin A.
Metode
Pelajaran ini memaparkan pengalaman klinisi dari penulis terhadap contouring wajah.
Setelah menelusuri riwayat medis secara hati-hati, pasien menjalani penilaian
aesthetic lengkap yang meliputi foto dan video. Tujuan terapi telah didiskusikan dan
disetujui dengan pasien. Strategi terapi komprehensif untuk contouring wajah,
termasuk implant HA dana tau injeksi botulinum toxin A, dipilih sesuai dengan
kebutuhan pasien.
Hasil
Berdasarkan dari kode-kode MD, yang dikembangkan oleh Mauricio de Maio, strategi
terapi ini telah di adaptasi ke 6 kategori dasar yang berbeda dari bentuk-bentuk wajah,
disebut wajah bundar, persegi, segitiga, segitiga terbalik, persegi panjang, dan
lonjong. Insiden komplikasinya rendah dan, dari semua kasus, komplikasinya ringan
9edema, eritema, dan ekimosis local), durasinya pendek, dan dapat diatasi tanpa sisa
(sequela).
Kesimpulan
Artikel ini memaparkan pengalaman dari penulis-penulin dengan subject yang
spesifik, dan kejadian ini harus dipertimbangkan ketika menginterpretasikan data dari
makalah ini. Sebagai terapi estetika lain, contouring wajah harus difokuskan terhadap
kebutuhan pasien dan untuk menentukan pendekatan estetika tertentu sesuai dengan
bentuk wajah yang berbeda. Akhirnya, penting untuk memiliki pemahaman yang baik
tentang potensi komplikasi terkait, karena akan membantu spesialis untuk mengambil
tindakan pencegahan yang diperlukan untuk mencegahnya, dan jika hal itu muncul,
supaya dapat menanganinya secara efektif.
Level of evidence IV
Journal ini mengharuskan penulis menandatanganinya untuk setiap artikel. Untuk
deskripsi lengkap tentang Evidance-Based Medicine ratings, silahkan melanjutkan ke
daftar isi atau intruksi online dari penulis www.springer.com/00266.

Pendahuluan
Perseksi wajah yang menarik adalah hal yang subjektif, dengan etnisitas, usia,
gender, kultur dan kepribadian diri yang mempengaruhi variasi wajah rata-rata.1,2
wajah harus dinilai dengan Analisa menyeluruh dan bijaksana yang dilakukan melalui
anamnesa awal, pemeriksaan klinis lengkap dan pemeriksaan diagnostic tambahan
termasuk mengambil foto, video untuk penilaian dinamis, dll.3,4
Terdapat tiga aspek fundamental yang harus dievaluasi selama assessment wajah
pasien dan diagnosis : morfologi, keseimbangan, dan simetrisitasnya
Meskipun kecantikan dari wajah seseorang ditentukan dari keselarasan proporsi dan
simetrisitas5, definisi wajah cantic dan menarik merupakan faktor subjektif dan hal-hal
yang berbeda, seperti social, kultural, etnic dan usia, juga harus dipikirkan. 6
Wajah simetri dapat memiliki pengaruh positive dalam daya tarik wajah bagi laki-laki
dan wanita.7 Meskipun, sedikit asimetri dapat memberikan kesan natural dan memberi
kesan pribadi wajah tersebut dan tidak memandangnya sebagai hal yang tidak
memnarik.8
Prosedur estetika yang kurang invasive untuk estetika kecantikan wajah 9 dan
peningkatan berkembang terus-menerus.
Akhir 2 dekade terakhir, kami telah melihat pertumbuhan belum pernah terjadi
sebelumnya dalam popularitas prosedur estetika elektif. Selain itu, ada peningkatan
permintaan untuk prosedur estetika yang kurang invasif, seperti implan pengisian kulit
dan botulinum toxin A (BoNTA)10. dilaporkan oleh American Society of Plastic
Surgeons pada 2012, penggunaan estetika BoNTA dan implan dermal filler di antara
para spesialis meningkat dari 2000 hingga 2012 masing-masing sebesar 680% dan
205%, masing-masing. 11 Selain itu, statistik global dari International Society of
Aesthetic Plastic Surgery melaporkan peningkatan, dari 2015 hingga 2016, dalam
penggunaan estetika BoNTA dan implan dermal filler masing-masing 7% dan 18% 12.
Meskipun prosedur estetika nonsurgical yang kurang invasif, termasuk implan dermal
filler dan injeksi BoNTA ini efektif dan memiliki profil keamanan yang baik, komplikasi
awal dan akhir dengan berbagai tingkat keparahan dapat terjadi 13,14.

Pencegahan dan pengobatan komplikasi implan dermal filler telah banyak dievaluasi
dalam dua rekomendasi konsensus ahli yang berbeda 15, 16.

Untuk mencegah komplikasi implant dermal filler, Urdiales et al. [15]

merekomendasikan untuk mendapatkan riwayat medis yang akurat. Selain itu, untuk
mencegah timbulnya komplikasi, mereka juga merekomendasikan menggunakan
pemeriksaan diagnostik tambahan, untuk mengevaluasi status kesehatan pasien;
persiapan kulit yang hati-hati (untuk mencegah infeksi jaringan), untuk memilih teknik
yang sesuai dan pdermal filler yang tepat sesuai dengan karakteristik pasien, dll.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan wawasan dan pendekatan praktis
untuk manajemen contouring wajah dengan implan dermal filler dan toksin botulinum
A.

Metode
Studi ini memaparkan pengalaman klinisi dari penulis-penulis dalam contouring wajah.
Dituliskan informed consent yang ditandatangani oleh semua pasien. Pasien
menerima semua informasi tentang terapinya, tehnik administrasi, hasil, perawatan
pre dan post prosedur, efek samping, komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi dan
informasi tambahan yang dibutukan untuk hasil yang optimal. Prinsip-prinsip etika
yang diuraikan dalam Deklarasi Helsinki dan Good Clinical Practice telah diikuti.

Assessment medical pasien


Langkah pertama adalah melakukan anamnesa riwayat kesehatan pasien dengan
hati-hati, memberikan perhatian khusus pada riwayat penyakit medis dan interaksi
medis yang dapat meningkatkan risiko komplikasi, seperti gangguan pendarahan,
hipertensi yang tidak terkontrol, dan pasien yang menggunakan antikoagulan.
Pemeriksaan klinis lengkap yang dimulai dengan menentukan keluhan utama dan
mengevaluasi riwayat medis tetap merupakan diagnostik esensial terpenting. Evaluasi
estetika wajah harus terlebih dahulu mempertimbangkan tujuan pasien. Namun
demikian, penting untuk menetapkan tujuan yang realistis dan disepakati dengan
pasien.
Aesthetic Assessment
Morfologi wajah

Pengetahuan tentang struktur wajah dasar dan bentuk wajah mengarah pada
pemahaman konsep keseimbangan.
Penilaian tipe wajah, dalam banyak aspek, penting untuk perencanaan dan prognosis
perawatan estetik. Berbagai model bentuk wajah telah diusulkan selama bertahun-
tahun.
Untuk mengevaluasi morfologi wajah yang berbeda, penting untuk memperhitungkan:
lebar dahi; lebar tulang pipi; dan rahang dan panjang wajah.
Dengan demikian, Rudolf Poch mengusulkan sepuluh bentuk wajah yang berbeda
yang termasuk elips, oval, oval terbalik, bulat, persegi panjang, persegi, rhomboid,
trapesium, trapesium terbalik dan pentagonal.
Berdasarkan model Po ̈ch 17 merupakan hal yang mungkin untuk membuat klasifikasi
terbaru dari tujuh kategori dasar bentuk wajah yang berbeda (Gbr. 1):
 Oval (Gbr. 1a): Ini dianggap sebagai bentuk wajah yang ideal karena
keseimbangan dan keseluruhan penampilan simetri. Ini ditandai dengan
penampilan yang lebih luas di sepertiga tengah, yang sedikit menyempit ke
arah dagu.
 Bulat (Gbr. 1b): Ini adalah wajah garis-garis halus, tanpa sudut, lebar dan
pendek. Wajah ini terluas di area tulang pipi dan biasanya tidak lebih panjang
dari lebarnya, memiliki garis rahang bulat lembut, dagu pendek dan garis
rambut bundar di dahi yang agak penuh. Secara visual, mata, mulut, dan
hidung saling berdekatan.
 Persegi (Gbr. 1c): Ini adalah wajah yang lebar dengan garis rahang sudut dan
dahi kotak. Garis-garis wajah ini lurus dan bersudut.
 Segitiga (Gbr. 1d): Ini adalah wajah yang menyajikan volume berlebih di zona
bawah, rahang lebar dan sangat lurus dan, kadang-kadang, pada tingkat dagu
yang sama. Itu adalah wajah yang menyempit di tingkat kuil dan dahi.
 Segitiga terbalik (Gbr. 1e): Wajah ini memiliki rahang yang memendek dan
sempit, dengan dagu menonjol, dahi lebar, dan tulang pipi lebar. Semua fitur
ini memberikan bentuk karakteristik segitiga terbalik
 Persegi Panjang (Gbr. 1f): Bentuk wajah ini memiliki garis lurus dengan rahang
sudut, mirip dengan wajah persegi, tetapi wajah ini lebih panjang
 Oblong (Gbr. 1g): Bentuk wajah ini panjang dan sempit dan sangat sugestif
karena eksotisme. Ini adalah oval dahi dan rahang sempit, dagu panjang, dan
tulang pipi tinggi dan menonjol

Keseimbangan

Berbagai metode telah digunakan untuk mengevaluasi karakteristik wajah termasuk


antropometri, fotogrametri, pencitraan komputer dan cephalometry [18]. Wajah dapat
dibagi menjadi tiga pertiga horisontal (Gbr. 2a) dan perlima vertikal (Gbr. 2b) [19].

Ketinggian wajah dibagi menjadi tiga bagian yang sama: Yang ketiga bergerak dari
trichion (Tr) ke glabella (G), sepertiga tengah dari G ke titik subnasal (subN) dan dari
titik ini ke menton sesuai dengan sepertiga bagian bawah wajah (Gbr. 2a) [19]. Di sisi
lain, lebar wajah dibagi menjadi lima bagian yang sama, masing-masing bagian kira-
kira sama dengan lebar mata (Gbr. 2b) [19].

Dalam pengamatan kontur, penilaian didasarkan pada bidang Ricketts ‘‘ Esthetic


plane ’atau‘ ‘E’. Pada dasarnya, bidang ‘‘ E ’adalah garis yang ditarik dari ujung hidung
ke ujung dagu [20]. Masalah utamanya adalah melihat bagaimana bibir atas dan bawah
berhubungan dengan garis itu [20]. Idealnya, bibir bawah akan 2 mm di belakang garis,
dan bibir atas 4 mm di belakang garis, dengan variasi normal untuk pasien latar
belakang etnis yang berbeda, tetapi dengan beberapa kesamaan berlaku untuk
semua pasien.
Maloklusi skeletal adalah cacat lahir umum yang terjadi karena distorsi perkembangan
rahang atas dan / atau rahang bawah yang akan memiliki dampak besar pada posisi,
alignment dan kesehatan gigi primer dan permanen [21].

Retrognathia
Retrognathia adalah suatu kondisi yang ditandai dengan posisi posterior abnormal
mandibula relatif terhadap struktur wajah, yang membuatnya terlihat seperti subjek
memiliki overbite parah [21].
Retrognathia dikaitkan dengan: (1) bibir bawah yang lebih rendah dan
ketidakmampuan labial; (2) alur labiomental yang ditandai karena depresor anguli oris
kontraksi otot untuk membantu menutup mulut; (3) kontraksi otot mentalis hingga
penutupan labial; (4) eher pendek; (5) profil wajah cembung; (6) sudut tumpul
mandibula; dan (7) maloklusi kelas II (masalah yang sering dan menantang yang
dihadapi pada pasien ortodontik).
Prognathism

Prognathisme adalah kelainan wajah skeletal yang umum, ditandai dengan tonjolan
(tonjolan) rahang [22].

Prognathisme dikaitkan dengan: (1) profil wajah cekung; (2) tonjolan dari defisiensi
ketiga dan skeletal sepertiga bagian bawah; (3) maloklusi kelas III (salah satu kelainan
maksilofasial paling parah); (4) defisiensi paranasal dengan dasar alar yang sempit;
dan (5) bibir atas ditarik dan dengan vermilion tipis.

Simetrisitas
Tingkat tertentu dari asimetri wajah adalah umum pada populasi umum. Seperti yang
disebutkan sebelumnya dalam Introduksi, sedikit asimetri memberikan persepsi yang
lebih alami terhadap wajah dan, dalam keadaan apa pun, pada tingkat tertentu
asimetri seperti itu dianggap tidak menarik.

Telah dilaporkan bahwa asimetri wajah nonpathologis cenderung menunjukkan


lateralitas [23, 24]. Disarankan bahwa hemiface kanan biasanya lebih luas daripada
hemiface kiri [25].

Tehnik : contouring wajah dengan HA implant dan botulinum toxin A

Pemilihan implan HA didasarkan pada indikasi dan lokasi penempatan. Strategi


perawatan kami berdasarkan pada kode MDÒ, yang dikembangkan oleh Mauricio de
Maio [26-28]

Teknik ini menggunakan koleksi Juve ́ derm VycrossÒ (VYC) (Allergan, Irvine, CA,
USA) koleksi dermal filler HA non-permanen [29]. Dermal filler asam hialuronat ini
bekerja dengan cara khusus untuk memperbesar volume dan memberi struktur pada
wajah:

 Untuk mengangkat dan mengembalikan volume, memberikan perbaikan pada


fondasi struktural dan kontur wajah, implan HA high-density (VYC-20L)
disuntikkan secara mendalam ke dalam supraperiosteum.
 Untuk mengobati depresi sedang-dalam, kami menggunakan filler asam
hyaluronic mid-density yang disuntikkan secara subdermal.
 Untuk merawat daerah periorbital, serta daerah di sekitar bibir, memberikan
penyempurnaan wajah, filler asam hialuronat densitas rendah dengan pengisi
konsistensi seperti air dipilih.

Mengenai Botulinumtoxin A, teknik ini menggunakan Vistabel / Botox CosmeticsÒ


(OnabotA) (Allergan, Irvine, CA, USA).

Titik-titik perawatan yang berbeda untuk wajah bagian atas, wajah tengah dan wajah
bawah ditunjukkan pada Gambar. 3, 4 dan 5, masing-masing.
Hasil
Strategi terapi ini telah disesuaikan dengan enam kategori dasar bentuk wajah yang
berbeda dan didasarkan pada pengalaman klinis penulis / penulis [30].

Treatment strategy According to the Facial Shape


 Wajah bulat (Gbr. 1b):
• Alis melengkung dan ekor alis dalam mode ke atas dengan BoNTA di daerah
periorbital, frontal, dan glabellar.
• Pipi (Ck) dan ekor alis (E) ke atas mode dengan implan HA di Ck1, Ck2 dan
E1.
• Implan HA di dagu (C) dengan C1 dan C2 (untuk mencapai eversi dari dagu).
 Wajah persegi (Gbr. 1c):
• sedikit di dahi dan alis melengkung dalam mode ke atas dengan BoNTA di
daerah periorbital, frontal dan glabellar dengan BoNTA.
• Pipi dan ekor alis dalam mode ke atas dengan implan HA di Ck1, Ck2 dan
E1.
• Area dagu dengan C1 dan C2 (untuk mencapai eversi chin).
• Lembutkan sudut rahang (Jw) dengan BoNTA pada otot masseter.

 Wajah segitiga (Gbr. 1d):


• Implan HA di daerah temporal (T) T1 dan T2 dan daerah pipi ke atas dengan
Ck1, Ck2 dan Ck3. Panjang area dagu C1 dan C2.
• Cahaya di daerah glabellar, frontal, dan periorbital dengan BoNTA (untuk
menyorot sepertiga atas dan melebarkannya).
• Lembutkan sudut Jw dengan BoNTA pada otot masseter.

 Wajah segitiga terbalik (Gbr. 1e):


• Koreksi dengan implan HA akan mencoba memberi arti lebih penting pada
sepertiga tengah dan bawah wajah, merawat area pipi dengan Ck3, Ck4 dan
Ck5, serta area rahang (Jw) Jw1, Jw2 dan Jw3.
 Wajah persegi panjang (Gbr. 1f):
• sedikit di daerah glabellar dan periorbital dengan BoNTA untuk menyoroti cara
melihat dan memperluas sepertiga wajah.
•Daerah pipi Ck1 dan Ck2 (horizontal) dan daerah dagu C1 dan C2 untuk
mempertajam wajah.
• Cahaya di daerah glabellar, frontal, dan periorbital dengan BoNTA untuk
menyoroti cara memandang; meratakan alis dan memperlebar wajah.

 Wajah Oblong (Gbr. 1g):


• Jika fossa temporal kosong, akan disuntikkan di T1, di medial ketiga Ck 1, Ck
2, Ck 3 (horizontal), Ck4, Ck 5 dan sorot area rahang Jw 1, Jw 2 dan Jw 3.
• sedikit di daerah glabellar, frontal, dan periorbital dengan BoNTA untuk
menyoroti cara memandang; meratakan alis dan memperlebar wajah.
Treatment Strategy According to the Axis

Vertical Axis
• Kita dapat mengangkat canthus luar mata dengan Ck1 dan menaikkan alis
yang turun dengan E1.
• Kita dapat memanjangkan wajah dengan C1 dan C2 untuk memperpanjang
sepertiga bagian bawah, jika perlu.

Horizontal Axis
• Dimungkinkan untuk memperluas perlima lateral, diterapkan pada T1. • Untuk
meregangkan jarak medial perlima dengan
glabellar BoNTA.
• Memperpendek jarak horizontal sayap hidung ke
bertepatan dengan canthus bagian dalam mata dengan menyuntikkan
ke dalam fossa anjing Nl 1.
• Tingkatkan area bibir (Lp), dengan Lp1 dan Lp3 untuk mencocokkan
pupil garis tengah.

Anteroposterior Axis
Meskipun maloklusi tulang yang parah diperlukan, dalam banyak kasus,
pendekatan bedah gabungan [31] dan, dalam kasus-kasus ringan, pendekatan
estetika mungkin dilakukan.
Retrognathia : dermal filler kulit harus digunakan untuk menyediakan struktur
dan dukungan ke jaringan lunak.
Sepertiga bawah wajah atau daerah mandibula: untuk meningkatkan volume
di seluruh wilayah dengan Lp1, Lp3 dan Lp5 di bibir bawah / M1, M2 dan M3,
selain itu C1, C2, C3, C4, C5 (pada pasien pria) dan C6 dan finishing
memperlakukan Jw1 dan Jw 3.
Prognatisme
• Sepertiga dari daerah wajah atau maksila: untuk meningkatkan volume di
seluruh wilayah dengan Ck 3, Nl1, Nl2 dan Nl3 plus Lp1, Lp2, Lp3, Lp4, dan
Lp7.

Asymmetries
Mid-third:
• Mengisi dengan pengisi asam hyaluronic mid-density di Ck1 dan Ck2
(beberapa milimeter di atas itu di sisi kontralateral) dan Nl1 di sisi pendek dan
penuh.
• Pengisi asam hialuronat berdensitas tinggi, disuntikkan dalam-dalam, dalam
Ck1, Ck2, Ck3 dan Ck4 di hemiface kontralateral (sisi yang lebih sempit dan
lebih panjang).
• Turunkan ketiga: pengisi asam hialuronat densitas tinggi, disuntikkan secara
mendalam, pada Jw1 dan Jw2 pada sisi yang tipis dan panjang dan Jw3, Jw4,
C1 dan C2 di sisi pendek dan penuh.
Mengenai profil keamanan dari strategi kami, insiden komplikasi rendah dan,
dalam semua kasus, ringan (edema, eritema, dan ekimosis lokal), durasi
terbatas, dan diselesaikan tanpa gejala sisa.

Diskusi
Jumlah pasien yang meminta prosedur estetika telah meningkat secara
eksponensial selama beberapa tahun terakhir 10-12]. Dalam kebanyakan kasus,
prosedur estetika ini bersifat elektif dan, oleh karena itu, kepuasan pasien
adalah yang pertama dan terutama. Namun, setelah tujuan perawatan pasien
telah dibahas dan disepakati, spesialis memiliki tanggung jawab untuk
membahas secara mendalam pendekatan pengobatan mana yang paling
cocok dengan kebutuhan pasien, serta keterbatasan pendekatan tersebut
secara umum.
Karena kecantikan bukanlah ilmu pasti dan sangat tergantung pada faktor
sosial, budaya dan etnis [1, 2, 5, 6], pendekatan perawatan estetika tidak boleh
berfokus pada menghasilkan '' wajah sempurna yang umum, '' melainkan untuk
memperlihatkan diri mereka sebenarnya. Untuk menawarkan hasil terbaik,
spesialis estetika harus memikirkan pendekatan komprehensif yang melihat
seluruh wajah dan kedalaman jaringan yang berbeda untuk menentukan
pendekatan perawatan yang tepat [32].
Strategi kami menyediakan pendekatan perawatan menyeluruh berdasarkan
metodologi diagnostik spesifik yang memberikan perhatian khusus pada
morfologi wajah. Seperti yang dinyatakan dalam Metode, strategi ini didasarkan
pada Kode MDÒ, yang mendukung penggunaan teknik metodis dalam semua
pengaturan perawatan dan untuk semua area wajah [26-28].
Tujuan dari strategi perawatan kami adalah untuk meningkatkan fitur-fitur
kepribadian wajah yang dapat memberikan sentuhan keindahan atau
perbedaan tersendiri, serta untuk melembutkan atau menutupi aspek-aspek
yang dapat dianggap tidak menarik. Namun, sangat penting untuk berhati-hati
untuk menghindari membuat 'wajah standar' yang mungkin menghilangkan
aspek-aspek penting dari kepribadian pasien.
meminimalkan dampak dari sedikit asimetri pada hasil akhir, mereka belum
dirancang untuk memperbaiki asimetri sedang hingga berat. Literatur saat ini
telah menyoroti faktor-faktor penyebab yang berbeda sebagai bertanggung
jawab untuk pengembangan asimetri wajah, termasuk faktor-faktor penyebab
bawaan, patologis, traumatis, fungsional atau perkembangan [25, 33, 34].
Haraguchi et al. [25] melaporkan bahwa pada asimetri wajah minor, hemiface
kanan lebih lebar daripada hemiface kiri dengan deviasi dagu ke sisi kiri.
Selain itu, Severt dan Proffit melaporkan frekuensi lateralitas wajah 5, 36 dan
74% di sepertiga bagian atas, tengah, dan bawah wajah [24].
Memberi perhatian khusus pada asimetri wajah memberikan titik rujukan
penting pada wajah pasien, karena memungkinkan untuk membandingkan sisi
wajah yang lebar / penuh dan pendek dengan yang sempit dan panjang [35].
Karena prosedur estetika yang kurang invasif untuk kecantikan dan
peningkatan wajah berevolusi terus-menerus, maka perlu untuk
menstandarisasikan manajemen mereka dengan memberikan strategi yang
mencegah atau mengurangi timbulnya komplikasi [13, 15, 16, 35].
Meskipun implan asam hialuronat dan pengobatan BoNTA umumnya dianggap
aman, kejadian yang tidak terduga dan hasil buruk dapat terjadi dengan agen
ini [13, 14, 16]. Seleksi pasien yang cermat, produk dan teknik yang memadai,
pendekatan aseptik yang benar, pengetahuan lengkap tentang anatomi wajah
ditambah dengan kesadaran konstan akan tanda-tanda awal kompromi
vaskular diperlukan untuk manajemen pasien yang tepat [13, 15, 16, 35].
Insiden dan jenis komplikasi yang ditemukan dengan pendekatan ini tidak
berbeda dari yang dilaporkan sebelumnya [13, 14, 16]. Dalam semua kasus,
efek samping ringan dan berhasil diselesaikan.
Kesimpulan
Artikel saat ini menyajikan pengalaman pribadi penulis pada subjek tertentu,
dan fakta ini harus dipertimbangkan ketika menafsirkan data dari makalah ini.
Makalah ini hanya informatif dan ditujukan kepada para spesialis.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, perlu bagi spesialis untuk memiliki
pemahaman menyeluruh tentang anatomi wajah serta apresiasi terhadap ide
estetika. Seperti perawatan estetik lainnya, pembentukan wajah harus
difokuskan pada kebutuhan pasien dan untuk memilih pendekatan estetika
tertentu sesuai dengan bentuk wajah yang berbeda.
Meskipun kemajuan terbaru, termasuk pengisi wajah yang lebih fleksibel,
teknik implantasi yang disempurnakan dan adopsi pendekatan wajah global,
telah berkontribusi pada peningkatan hasil pasien dan peningkatan kepuasan
pasien, pengembangan terus-menerus dari teknik estetika membuatnya perlu
untuk menerapkan program pelatihan yang baik.
Yang terakhir tetapi tidak kalah pentingnya, adalah penting untuk memiliki
pemahaman yang baik tentang potensi komplikasi terkait, karena itu akan
membantu spesialis untuk mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan
untuk mencegah mereka, dan jika mereka pernah muncul, untuk dapat
menanganinya secara efektif .
Ada kebutuhan untuk penelitian prospektif berkualitas tinggi yang
mengevaluasi kemanjuran dan keamanan strategi perawatan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

1. Mandall NA, McCord JF, Blinkhorn AS, Worthington HV, O’Brien KD (2000)
Perceived aesthetic impact of malocclusion and oral self-perceptions in 14-15-year-
old Asian and Caucasian children in greater Manchester. Eur J Orthod 22(2):175–183

2. Sahin Sag l̆ am AM, Gazilerli U (2001) Analysis of Holdaway soft-tissue


measurements in children between 9 and 12 years of age. Eur J Orthod 23(3):287–
294

3. Lee MS, Chung DH, Lee JW, Cha KS (2010) Assessing soft- tissue characteristics
of facial asymmetry with photographs. Am J Orthod Dentofacial Orthop 138(1):23–31

4. Masuoka N, Muramatsu A, Ariji Y, Nawa H, Goto S, Ariji E (2007) Discriminative


thresholds of cephalometric indexes in the subjective evaluation of facial asymmetry.
Am J Orthod Dento- facial Orthop 131(5):609–613

5. Borelli C, Berneburg M (2010) ‘‘Beauty lies in the eye of the beholder’’? Aspects of
beauty and attractiveness. J Dtsch Der- matol Ges 8(5):326–330

6. Bashour M (2006) History and current concepts in the analysis of facial


attractiveness. Plast Reconstr Surg 118(3):741–756

7. Jirathamopas J, Liao YF, Ko EW, Chen YR, Huang CS (2018) Female facial
attractiveness assessed from three-dimensional contour lines by university students.
Dent J 6(2):16

8. Choi KY (2015) Analysis of facial asymmetry. Arch Craniofac Surg 16(1):1–10

9. Swift A, Remington K (2011) BeautiPHIcationTM: a global approach to facial beauty.


Clin Plast Surg 38(3):347–377

10. 2012 Plastic Surgery Procedural Statistics. 2012. http://www.


plasticsurgery.org/Documents/news-resources/statistics/2012- Plastic-Surgery-
Statistics/plastic-surgery-trends-quick-facts.pdf. Accessed 13 April 15
11. Sandoval LF, Huang KE, Davis SA, Feldman SR, Taylor SL (2014) Trends in the
use of neurotoxins and dermal fillers by us physicians. J Clin Aesthet Dermatol
7(9):14–19

12. Authors no listed. The international study on aesthetic/cosmetic procedures


performed in 2016. https://www.isaps.org/medical- professionals/isaps-global-
statistics/. Accessed 29 Oct 2018

13. Sundaram H, Signorini M, Liew S, Trindade de Almeida AR, Wu Y, Vieira Braz A,


Global Aesthetics Consensus Group et al (2016) Global Aesthetics Consensus:
botulinum toxin type A-evidence-based review, emerging concepts, and consensus
recommendations for aesthetic use, including updates on com- plications. Plast
Reconstr Surg 137(3):518e–529e

14. Vedamurthy M (2018) Beware what you inject: complications of injectables-dermal


fillers. J Cutan Aesthet Surg 11(2):60–66

15. Urdiales-Ga ĺ vez F, Delgado NE, Figueiredo V, Lajo-Plaza JV, Mira M, Ort ́ız-Mart ́ı
F et al (2017) Preventing the complications associated with the use of dermal fillers in
facial aesthetic pro- cedures: an expert group consensus report. Aesthetic Plast Surg
41(3):667–677

16. Urdiales-Ga ĺ vez F, Delgado NE, Figueiredo V, Lajo-Plaza JV, Mira M, Moreno A
et al (2018) Treatment of soft tissue filler complications: expert consensus
recommendations. Aesthetic Plast Surg 42(2):498–510

17. Villanueva Sagrado M (2003) Forma y fenotipo facial. Estudios de Antropolog ́ıa
Biolo ́ gica 11:599–616

18. Ricketts RM, Roth RH, Chaconas SJ, Schulhof RJ, Engel GA (1983)
Bioprogressive technique of Ricketts. Panamericana, Buenos Aires

19. Milutinovic J, Zelic K, Nedeljkovic N (2014). Evaluation of facial beauty using


anthropometric proportions. Sci World J 428250
20. Ricketts RM (1976) Bioprogressive therapy as an answer to orthodontic needs.
Part I. Am J Orthod 70(3):241–268
21. Joshi N, Hamdan AM, Fakhouri WD (2014) Skeletal malocclu- sion: a
developmental disorder with a life-long morbidity. J Clin Med Res 6(6):399–408
22. Chang HP, Tseng YC, Chang HF (2006) Treatment of mandibular prognathism. J
Formos Med Assoc 105(10):781–790
23. Farkas LG, Cheung G (1981) Facial asymmetry in healthy North American
Caucasians. An anthropometrical study. Angle Orthod 51:70–77
24. Severt TR, Proffit WR (1997) The prevalence of facial asymmetry in the dentofacial
deformities population at the University of North Carolina. Int J Adult Orthodon
Orthognath Surg 12:171–176
25. Haraguchi S, Iguchi Y, Takada K (2008) Asymmetry of the face in orthodontic
patients. Angle Orthod 78(3):421–426
26. de Maio M, Swift A, Signorini M, Fagien S, Aesthetic Leaders in Facial Aesthetics
Consensus Committee (2017) Facial assessment and injection guide for botulinum
toxin and injectable hyaluronic acid fillers: focus on the upper face. Plast Reconstr
Surg 140(2):265e–276e
27. de Maio M, DeBoulle K, Braz A, Rohrich RJ, Alliance for the Future of Aesthetics
Consensus Committee (2017) Facial assessment and injection guide for botulinum
toxin and injectable hyaluronic acid fillers: focus on the midface. Plast Reconstr
Surg 140(4):540e–550e
28. de Maio M, Wu WTL, Goodman GJ, Monheit G, Alliance for the Future of
Aesthetics Consensus Committee (2017) Facial assessment and injection guide
for botulinum toxin and injectable hyaluronic acid fillers: focus on the lower face.
Plast Reconstr Surg 140(3):393e–404e

29. Juve ́ dermÒ . https://www.juvederm.com/ Last accessed Septem- ber 4, 2018

30. Farollch I Prats (2017) Facial contouring: An overview and clinical


recommendations. 28 national Congress on Aesthetic Medicine; December 7–9.
Lisbon (Portugal)

̃ TM, de Freitas MR (2009) An


31. Janson M, Janson G, Sant’Ana E, Sima o
orthodontic-surgical approach to Class II subdivision malocclusion treatment. J Appl
Oral Sci 17(3):266–273
32. Fabi S, Pavicic T, Braz A, Green JB, Seo K, van Loghem JA (2017) Combined
aesthetic interventions for prevention of facial ageing, and restoration and
beautification of face and body. Clin Cosmet Investig Dermatol 10:423–429

33. Chia MS, Naini FB, Gill DS (2008) The aetiology, diagnosis and management of
mandibular asymmetry. Ortho Update 1(1):44–52

34. Cheong YW, Lo LJ (2011) Facial asymmetry: etiology, evaluation, and


management. Chang Gung Med J 34(4):341–351

35. Heydenrych I, Kapoor KM, De Boulle K, Goodman G, Swift A, Kumar N, Rahman


E (2018) A 10-point plan for avoiding hya- luronic acid dermal filler-related
complications during facial aesthetic procedures and algorithms for management. Clin
Cosmet Investig Dermatol 11:603–611

Anda mungkin juga menyukai