BAB 1
PENDAHULUAN
Peran dan fungsi perawat sangatlah penting dalam hal pelaksanaan asuhan
keperawatan jiwa, unit pelayanan bina jiwa tiga aspek meliputi aspek promotif
yaitu memberikan penyuluhan kesehaatan khususnya kesehatan jiwa untuk
meningkatkan status kesehatan , aspek preventif (primer dan kuratif ) primer yaitu
dapat berhubungan dengan orientasi realita, kuratif yaitu memperhatian dan
mengatur klien untuk minum obat dan aspek rehabilitasi yaitu baik dokter,
perawat maupun keluarga agar lebih memperhatikan dalam perbaikan fisik dan
mental serta perawatan diri yang optimal.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya berbagai macam proses kehilangan yang
dialami seseorang didalam kehidupannya. Proses kehilangan ini merupakan suatu
stresor yang menyebabkan terjadinya stres pada individu. Apabila stres ini
berkepanjangan, maka dapat memicu adanga masalah gangguan jiwa dan salah satu
tandanya adalah waham (Modul MPKP & BC CMHN, 2006).
Waham merupakan gangguan dari isi pikir. Isi pikir merupakan bagian akhir
untuk pengkajian dari fungsi kognitif dan untuk mengevaluasi adanya delusi yang
dialami seseorang dengan schizoprenia. Pikiran adalah hasil dari suatu yang muncul
dari proses yang rumit yang mempengaruhi penyaringan dari stimulus internal dan
eksternal yang menggunaan suatu proses dari berbagai pengulangan atau feedback
dari otak. Pengenalan dari kompleksitas proses ini membantu perawat untuk
menghargai cara seseorang yang tak mau mundur dengan pertahanan keyakinan
dirinya. Ketidakmampuan dari otak untuk melakukan proses akurasi data dapat
5
Waham dapat terjadi karena adanya saling pengaruh antara fisiologi otak,
stimulus yang timbul dari lingkungan serta kerangka acuan yang dipakai individu
mengenai kehidupan. Waham dapat terjadi satu pikiran saja atau meliputi
keseluruhan dari proses kognitif (Stuart & Laraia, 2005). Dalam hal ini waham
dapat juga dilihat dari karakteristik kerusakan proses pikirnya, karena proses pikir
merupakan suatu cara atau bagaimana pasien mengekspresikan dirinya. Proses pikir
ini dapat diobservasi melalui pembicaraan secara verbal. Meliputi: sircumstansial,
flight of ideas, kehilangan asosiasi, neologisme, perseverasi, tangensial, blocking.
a. Faktor predisposisi.
Adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat
dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress.
2) Faktor Biokimia
3) Faktor Genetik
Gen apa yang berpengaruh dalam skizoprenia belum diketahui secara pasti.
Namun studi tentang kembar: rata-rata schizoprenia antar kembar monozygot
(identik)adalah 4 kali dibanding dengan kembar dizygot dan hampir 50 kali
pada populasi secara umum. Namun demikian diyakini bahwa interaksi dari
lingkungan juga mempengaruhi. Studi lainnya yaitu adopsi: dinyatakan bahwa
anak adopsi dari ibu yang schizoprenia maka akan berkembang menjadi sakit.
4) Faktor Fisiologi
Infeksi virus, abnormal dari anatomi dan struktur otak. Kondisi fisik otak
seperti epilepsi (biasanya pada lobus temporal), Hungtinton’s chorea, trauma
lahir, injury kepala waktu dewasa, alkoholisme, tumor serebral (biasanya
sistem limbik), kecelakaan pada serebrovaskuler, SLE, myxedema,
parkinsonism, dan penyakit Wilson’s .
5) Faktor Psikologis
b. Faktor Presipitasi
1) Faktor Sosial-budaya
c. Perilaku
Respon klien terhadap waham dapat berupa curiga, ketakutan, perasaan tidak
aman, gelisah dan bingung, prilaku merusak diri, kurang perhatian, tidak mampu
mengambil keputusan serta tidak dapat membedakan keadaan nyata dan tidak
nyata.
perasaan
d. Sumber Koping
Suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi seseorang. Individu dapat
mengatasi stress dan anxietas dengan menggunakan sumber koping dilingkungan.
Sumber koping tersebut sebagai modal untuk menyelesaikan masalah, dukungan
sosial dan keyakinan budaya, dapat membantu seseorang mengintegrasikan
8
e. Mekanisme Koping
Tiap upaya yang diarahkan pada pelaksanaan stress, termasuk upaya penyelesaian
masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi
diri dari pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon
neurobiologik, termasuk:
diri : mandi/kebersihan,
berpakaian/berhias
waham
Keluarga
12
b. Tanyakan penyebabnya
otomatisnya
SP 4
Sesi V : Penyelesaian masalah
a. Diskusikan kembali prinsip terapi 3 kolom
penyelesaian
negatif
B. Terapi Prilaku
Kelompok Logoterapi
SP4
Komunitas A. ACT
B. Psycoeducation Therapy
STRATEGI PELAKSANAAN
Untuk Klien
Pertemuan : Ke 1
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi : Klien mengatakan dirinya adalah dukun yang bisa terbang. Klien
menguasai pembicaraan, sering berganti topik pembicaraan.
2. Diagnosa : Gangguan proses pikir : waham kebesaran
3. TUK :
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memnuhi
kebutuhan
c. Mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi.
“ Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini”
Kerja :
“ Saya mengerti bapak merasa bahwa bapak adalah dukun yang bisa terbang,
namun sulit bagi saya untuk mempercayai hal itu, karena setahu saya manusia
tidak dapat terbang. Apa bisa dilanjutkan pembicaraan yang terputus tadi ?”
19
”Kelihatannya bapak gelisah, coba ceritakan apa yang bapak rasakan saat
ini?” Oh...jadi selama ini bapak merasa takut nanti diatur-atur sama orang
lain dan merasa tidak punya hak untuk mengatur diri sendiri?”
”Ya begitu..bagus sekali, jadi setiap hari bapak ingin ada kegiatan diluar
rumah karena bosan ya kalau dirumah terus”
Terminasi:
”Bagaimana kalau jadwal yang dibuat tadi coba dilakukan ya bapak, setuju
kan?”
“Bagaimana kalau kita bertemu 1 jam lagi untuk ngobrol tentang emampuan
yang pernah bapak miliki?”Mau dimana tempatnya?” Jam berapa ya
?”“Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”
Pertemuan : Ke 2
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi : Klien mengatakan dirinya adalah dukun yang bisa terbang. Klien
menguasai pembicaraan, sering berganti topik pembicaraan.
Orientasi :
“ Assalamualaikum bapak.
Kerja :
“Coba bapak ceritakan pada suster, apa saja hobinya?Suster catat ya,
bagus..terus apalagi?”
”Wah...rupanya bapak pandai menjahit baju ya, tidak semua orang bisa
menjahit baju lho”
”Bisa bapak ceritakan pada suster sejak kapan bapak bisa menjahit, siapa
dulu yang mengajarkannya?” Terus dimana pertamakali belajar menjahit?”
”Coba bapak peragakan bagaimana cara menjahit yang benar?” Wah bagus
sekali ya!”
”Coba kita buat jadwal untuk kemampuan bapak itu, berapa kali mau
melakukannya dalam sehari atau seminggu mau menjahitnya?”
”Apa yang bapak harapkan dari kemampuan bapak itu?” Masih ada tidak
hobi lainnya selain menjahit?”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbicara sama suster tentang hobi dan
kemampuan bapak?”
21
” Setelah ini, coba bapak lakukan terus hobi menjahit sesuai dengan jadwal
yang telah dibuat tadi”.
”Nanti kita membicarakan tentang obat yang harus bapak minum, setuju
kan?”
Untuk Keluarga
Pertemuan : Ke 1
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi : Klien mengatakan dirinya adalah dukun dan bisa terbang Klien
menguasai pembicaraan, sering berganti topik pembicaraan.
Orientasi :
“Hari ini kita akan membicarakani tentang apa masalah yang St sedang
alami dan bantuan apa yang bisa Bapak/Ibu bisa berikan.”
Kerja :
“Bapak dan Ibu, Apa masalah yang Bapak/Ibu rasakan dalam merawat Tn
A?”
”Kami mengerti Tn A merasa menjadi dukun, tapi sulit bagi kami untuk
mempercayainya karena setahu manusia tidak dapat terbang”
”Ketiga: hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang memang
sering berinteraksi dengan Tn A’
”Baka/Ibu, Tn A juga perlu minum obat ini, agar pikirannya menjadi tenang,
tidurnya juga menjadi tenang”Obatnya ada tiga macam: warna orange
namanya CPZ gunanya untuk agar tenang, dan yang putih namanya THP
gunanya untuk rileks, dan yang merah jambu namanya HLP gunanya agar
pikiran tenang. Dan semuanya ini harus diminum secara teratur 3 kali sehari,
mulai jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Jangan sampai dihentikan
23
Terminasi:
”Setelah ini coba Bapak/Ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi ya,
setiap kali berkunjung ke rumah sakit”.
Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk mempraktekkan cara
tersebut secara langsung sesuai dengan apa yang sudah kita bicarakan tadi?”
Jam berapa bapak/ibu bisa datang ke rumah sakit ini lagi? Bagaimana
kalau jam 10.00. Baiklah, saya tunggu, Sampai jumpa. Wassalammualaikum
Kognitif Terapi
Sesi II : Alasan
A. Proses Keperawatan
3. TUK :
Orientasi :
“ Assalamualaikum”
“Hari ini kita akan mempelajari cara untuk menghilangkan perasaan ingin
mejadi jin”.
Kerja :
“ Hal apa yang menyebabkan Tn A merasa ngin menjadi jin dan tindakan apa
yang biasanya dilakukan Tn A saat ngin menjadi jin?”
“ Baiklah Tn A, nanti bapak tulis perasaan yang paling bapak rasakan! Nanti
kita bahas apa yang bapak tuliskan.”
Terminasi:
“Coba bapak sebutkan lagi penyebab bapak merasa ngin menjadi jin.
25
“ Nanti tn A ingat-ingat lagi, jika ada hal lain yang menyebabkan munculnya
rasa ngin menjadi jin, sampaikan pada saya.
Triangle Terapi
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi : Klien mengatakan dirinya adalah dukun yang luar biasa karena
bisa menyembuhkan orang sakit
3. TUK :
Orientasi :
1. Salam terapeutik
“ Assalamualaikum”
2. Evaluasi / validasi
3. Bagaimana perasaan bapak dan ibu hari ini? Kontrak
a. Topik
” Sesuai dengan janji kita kemaren, hari ini kita akan membicarakan
tentang masalah yang dihadapi Tn A anak ibu
b. Tempat
c. Waktu
Kerja :
” Baiklah bu, Tn sudah seminggu dirawat disini. Ibu tentu ingin supaya St
cepat sembuh dan segera kembali kerumah. Untuk itu kita bersama-sama
merawat St. Saya harap bukan untuk disini saja kita merawat Tn A, tetapi
juga jika Tn A sudah dirumah. Untuk itu tentu kita harus tahu apa yang
menjadi masalah bagi Tn A sehingga menyebabkan Tn A dirawat disini.
Bagaimana ?”
” Jika masalah ini kita biarkan buk, kira-kira apa yang akan terjadi pada
bapak? Bagus, ibu dapat memahaminya. Nah, kira-kira apa yang ibu
harapkan dengan pertemuan kita kali ini? Saya harap ibu dapat
menuliskannya pada lembaran harapan ini.”
Terminasi:
1. Evaluasi Subjektif
3. Evaluasi Objektif
“ Jika ada lagi pikiran negatif atau pikiran positif yang Tn A rasakan
silahkan dicatat disini!”
4. Kontrak
c. Waktu : “Bagaimana jika setengah jam lagi saya kesini lagi? Ibu
masih disini kah? Baiklah .
28
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
2. Aniaya Seksual - - - -
3. Penolakan - - - -
4. Kekerasan - - - -
dalam keluarga
5. Tindakan - - - -
kriminal
Jelaskan :
- Pasien tidak terkaji karena pada saat pasien diajak
berkomunikasi pasien bicaranya tidak nyambung
- Dari data sekunder tidak didapatkan informasi mengenai
riwayat trauma.
30
Diagnosa Keperawatan :
b. Pernah melakukan upaya / percobaan / bunuh diri
Jelaskan :
- Pasien mengatakan tidak pernah melakukan bunuh diri karena
pasien meyakini adi reinkarnasi dewa.
- Dari data sekunder tidak ditemukan adanya informasi
mengenai percobaan bunuh diri.
c. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan (peristiwa
kegagalan, kematian, perpisahan).
Jika ada jelaskan :
- Pasien tidak terkaji karena pasien tidak nyambung saat diajak
berkomunikasi, namun klien sempat mengatakan kehabisan
uang untuk mengarap sawah dan diberi pil double L oleh
temannya.
- Dari data sekunder tidak didapatkan informasi mengenai
pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan.
Diagnosa Keperawatan :
d. Pernah mengalami penyakit fisik ( termasuk gangguan tumbuh
kembang )
o Ya
o Tidak
Jika ya jelaskan :
- Pasien tidak dapat terkaji karena pasien berkomunikasi secara
tidak nyambung
- Dari data sekunder tidak didapatkan informasi mengenai
pengalaman penyakit fisik.
Diagnosa Keperawatan :
31
Gejala :
Riwayat pengobatan :
Diagnosa Keeperawatan:
Keterangan :
Laki- Laki
Perempuan
Ada Hubungan
Pasien
Garis Keturunan
Jelaskan :
Pola Asuh : klien mengatakan jika dirinya di asuh oleh dewa karena dirinya lahir
dari bumi.
Pola komunikasi : klien mengatakan bahwa tidak ada masalah jika dirinya
berkomunikasi dengan keluarga.
Pola pengambilan keputusan : klien mengatakan tidak mampu mengambil
keputusan sehingga klien menurut orang lain namun tidak disebutkan siapa yang
membantunya dalam mengambil keputusan.
Diagnosa Keperawatan :
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh :
Klien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak disukai bahkan
klien mengatakan sangat menyukai hidungnya karena seperti orang
belanda.
b. Identitas :
Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang dukun yang dapat
menyembuhkan orang sakit, bisa terbang, serta pasien adalah
reinkanarsi dari dewa yang lahir dari bumi klien selalu tampak
melakukan gerakan pertapaan dan duduk diam memegang bunga serta
komat kamit.
33
c. Peran :
Klien mengatakan dirinya ingin menjadi jin supaya dapat menghilang
dan perannya sebagai dukun adalah dapat menyembuhkan orang sakit
dan memberi jimat keselamatan dengan cara dirinya bertapa.
d. Ideal diri :
Klien mengatakan dirinya ingin menjadi jin supaya dapat menghitung
dan ingin terus bertapa supaya banyak mendapatkan jimat
keselamatan.
e. Harga diri :
Klien mengatakan bahwa dirinya sangat luar biasa karena memiliki
kemampuan menjadi dukun da bisa terbang karena menurut klien tidak
ada manusia yang berenkarnasi dari dewa seperti dirinya.
Diagnosa Keperawatan : Gangguan Konsep diri Harga diri rendah.
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti/ terdekat
Dirumah : klien mengatakan orang yang terdekat adalah istri dan
anaknya.
Di Rumah sakit : klien mengatakan yang paling dekat adalah jin.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat dan hubungan
social
Dirumah : klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan
karena terlalu sering mencuri ayam.
Di Rumah sakit : klien mengatakan ikut bekerjasama
membersikan ruangan.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.
Klien kesulitan berinteraksi dengan orang lain karena cara bicara yang
inkoheren dan kacau kepada semua orang.
Diagnosa keperawatan :
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan
34
6) PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Baik,GCS 446, Kesadaran compos mentis
2. Kesadaran (kuantitas)
Kesadaran compos mentis gcs 446
3. Tanda vita :
TD : 110/80 mmHg
N : 103x/mnt
S : 360C
RR : 20x/mnt
4. Ukur
BB : 55 kg
TB : 155 cm
5. Keluhan fisik:
Jelaskan :
Klien tidak mengungkapkan keluhan fisik yang terjadi.
Diagnosa Keperawatan :
35
7) STATUS MENTAL
1. Penampilan ( Penampilan usia, cara berpakaian, kebersihan)
Jelaskan:
Klien berpenampilan dengan menggunakan pakaian kadang terbalik, kadang
berpenampilan rapi, baju sesuai, gigi terlihat kuning, bau kurang sedap, kuku
terlihat kotor, kaki kotor, karena klien tidak mau memakai sandal.
Diagnosa Keperawatan : Defisit perawatan diri
2. Pembicaraan (frekuensi, volume,jumlah, karakter )
Jelaskan :
- Klien berbicara dengan frekuensi berulang-ulang dengan topic/ perkataan
yang sama. Berbicara dengan volume yang sedang, misalnya klien terus
bertanya pada perawat bagaimana bertapa di Rahim.
- Klien sering mengulang-ngulang pembicaraan kacau, berbelit-belit namun
tidak sampai tujuan ( Tangensial ).
3. Aktifitas motorik/ psikomotor
Kelambatan :
o Hipokinesia , hipoaktifitas
o Katalepsi
o Sub stupor katatonik
o Fleksibiltasserea
Jelaskan :
Pasien tidak menunjukkan keterlambatan dalam beraktivitas, pasien
tampak beraktifitas secara normal.
Peningkatan :
Hiperkinesia, hiperaktifitas Grimace
Stereotipi Otomatisma
Mannarism Reaksikonversi
Katapleksi Tremor
36
Tik Verbigerasi
Jelaskan :
Diagnosa Keperawatan :
Jelaskan :
√ Sesuai
o Tidak sesuai
o Tumpul/ dangkal/ datar
o Labil
37
Jelaskan :
Afek yang dimiliki klien sesuai, jadi jika pasien bahagia maka akan
tertawa/ tersenyum pada saat klien mengungkapkan hal yang sedih maka
raut muka terlihat sedih.
Diagnosa Keperawatan :
Diagnosa Keperawatan :
6. Persepsi Sensorik
a. Halusinasi
√ Pendengaran
o Penglihatan
o Perabaan
o Pengecapan
o Penciuman
b. Ilusi
o Ada
√ Tidak ada
38
Jelaskan :
7. Proses Pikir
a. Arus pikir.
o Koheren
o Sirkumtansial
o Tangensial
o Inkoheren
o Asosiasi longgar
o Flight of idea
o Blocking
√ Longorhoc
o Clang Association
o Afasia
√ Perseverasi
o Neologisme
o Main kata-kata
o Lain – lain
Jelaskan :
Klien mengatakan suatu hal dengan berbelit-belit tapi tidak sampai tujuan
pembicaraan, sering bicara secara bertubi-tubi mengenai hal magic selain
itu klien menceritakan suatu ide secara berlebihan yang sering dikatakan
adalah hal magic dan pendukunan.
39
b. Isi pikir
o Obsesif
o Ekstasi
o Fantasi
o Alienasi
o Pikiran bunuh diri
o Preokupasi
o Pikiran isolasi social
o Ide yang terkait
o Pikian rendah diri
o Pesimisme
Pikiran magis
o Pikiran curiga
o Fobia, sebutkan......
Waham
o Agama
o Spmatik/hipokondria
Kebesaran
o Kejar/curiga
o Nihilistik
o Dosa
o Sisip pikir
o Siar pikir
o Kontrol pikir
o Lain-lain
Jelaskan:
Klien mengatakan bahwa dirinya dukun dan dapat menyembuhkan
orang lain. Klien sering mengatakan mengenai hal-hal magis secara
berulang-ulang, klien tampak memperagakan gerakan pertapaan dan
semedi.
40
c. Bentuk pikir:
o Realistik
Non realistic
o Dereistik
Otistik
Jelaskan:
Bentuk pikir dari pasien adalah non realistik dubuktikan dengan pasien
mengatakan isa terbang dan bentuk pikir waham kebesaran yaitu
menjadi dukun.
Diagnosa Keperawatan: gangguan proses pikir waham kebesaran
8. Kesadaran
o Orientasi (waktu, tempat, orang)
Jelaskan:
Klien menyadari orientasi tempat dimana saat wawancara berada diruang
cendrawasih RSJ Lawang, pasien menyadari orang-orang disekitar, akan
tetapi pasien tidak menyadari pukul berapa saat berinteraksi hanya
mengetahui bahwa siang hari.
o Meninggi
o Menurun
o Kesadaran berubah
o Hipnosa
o Confusion
o Sedasi
o Stupor
Jelaskan:
Kesadaran pasien adalah kesadaran penuh dengan GCS 456, pasien
terorientasi dengan baik tidak ada kebingungan ataupun kesadaran yang
berubah-ubah.
Diagnosa Keperawatan:
9. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang (>1 bualan )
41
Pasien tidak terkaji karena pada saat diminta menilai sesuatu jawaban
pasien tidak nyambung dengan permintaan.
Diagnosa Keperawatan:
12. Daya Tilik Diri
o Menginkari penyakit yang diderita
o Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan:
Pasien tidak mengikari bahwa dirinya sakit jiwa akan tetapi pasien tidak
mengetahui penyebab dari sakit jiwanya.
Diagnosa Keperawatan:
8) KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
o Perawatan kesehatan
o Transportasi
o Tempat tinggal
o Keuangan dan kebutuhan lainnya
Jelaskan:
Klien pada saat ini belum mampu memenuhi kebutuhannya salah satu
kebutuhan ADLnya. Klien jarang membersihkan dirinya dengan baik, namun
pada saat ini klien diikut sertakan dalam kegiatan rehabilitasi guna
memberikan ketrampilan saat klien pulang.
2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri
1) Mandi
Jelaskan:
Klien mandi secara teratur tapi cara mandi kadang kurang tepat, klien
tampak masih kotor bagian tangan dan kaki selain itu pasien tidak pernah
gosok gigi terlihat giginya kuning.
2) Berpakaian, berhias dan berdandan
Jelaskan:
43
Cara berpakain klien sudah sesuai namun kadang masih terbalik, klien
juga tidak mau memakai sendal jepit dan kerah baju kadang jarang
dipakai rapi.
3) Makan
Jelaskan:
Klien makan dengan baik tidak ada gangguan saat makan, sebelum
makan klien cuci tangan terlebih dahulu, pasien makan menggunakan
sendok makan dengan tangan kanan dan segera membereskan piring dan
gelasnya jika sudah selesai.
4) Toileting (BAK, BAB)
Jelaskan:
Klien BAK dan BAB dikamar mandi, tidak pernah BAK/BAB
disembarang tempat.
Diagnosa Keperawatan:
b. Nutrisi
1. Berapa frekuensi makan dan frekuensi kudapan dalam sehari.
Klien makan 3x sehari habis 1 porsi penuh.
2. Bagaimana nafsu makannya
Nafsu makan sangat baik selalu habis disetiap makan.
3. Bagaimana berat badannya
Berat badannya dalam batas normal 55kg dengan TB 155kg dan mendapat
skor IMT 22,9.
Diagnosa Keperawatan:
c. Tidur
1) Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama: klien tidak pernah tidur siang
Tidur malam, lama: 07:00 s/d 05:00
Aktifitas sebelum/sesudah tidur: tidak ada
Jelaskan:
Klien tampak jarang tidur siang. Pada siang hari klien tampak
beraktifitas diluar ruangan misalnya berinteraksi dengan pasien
44
Jelaskan:
Klien tidak pernah dikunjungi oleh keluarga selama ± 1 minggu sebelumnya juga
tidak pernah di kunjungi. Selama ini klien tinggal di dinsos kediri, klien lebih
dekat dengan perawat, teman dan kelompok sosialnya sehingga dukungan yang
diperoleh dari mereka.
Diagnosa Keperawatan:
9) MEKANISME KOPING
Jelaskan:
Klien tidak terkaji mengenai apa yang dilakukan ketika klien sedang menghadapi
masalah, namun klien mengatakan lebih ingin bersemedi dan bertapa. Klien
tampak sering menyendiri dengan melakukan gerakan semedi.
Diagnosa Keperawatan: Koping individu inefektif
Jelaskan:
Klien mengatakan tinggal bersama anak dan istrinya namun kemarin klien
mengatakan menjadi gelandangan dijalan
o Masalah dengan ekonomi, spesifiknya
Jelaskan:
Klien mengatakan tidak punya uang karena tidak dapat menggarap sawah
o Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya
Jelaskan:
Klien mengatakan jika dirinya merasa pusing klien segera mencari doa
keselamatan yang dibisikan oleh malaikat Jibril dan Nabi Muhammad
o Masalah lainnya, spesifiknya
Jelaskan:
Tidak ada
Diagnosa Keperawatan:
11) ASKEP PENGETAHUAN
Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang
kurang tentang suatu hal?
Bagaimana pengetahuan klien/keluarga saat ini tentang penyakit/gangguan
jiwa, perawatan dan pelaksanaannya faktor yang memperberat masalah
(presipitasi), obat-obatan atau lainnya. Apakah perlu diberikan tambahan
pengetahuan yang berkaitan dengan spesifiknya masalah tsb.
o Penyakit gangguan jiwa
o Sistem pendukung
o Faktor presipitasi
o Penatalaksanaan
o Lain-lain, jelaskan
Jelaskan:
Klien mengatakan bahwa dirinya gila dan mengatakan tanda stress ada 2
menyendiri dan berbicara sendiri namun klien tidak mengetahui penyebab dan
cara menghilangkan dan menyembuhkan, koien juga tidak tahu masalah obat,
klien minum obat jika hanya disuruh.
47
No Dx Perencanaan
Tgl
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
05/3/19 1 Gangguan proses TUM: Klien dapat 1.1. Setelah 3 x interaksi klien: 1.1. Bina hubungan saling percaya dengan
pikir: Waham … mengontrol o Mau menerima klien:
wahamnya kehadiran perawat di Beri salam
sampingnya.
Perkenalkan diri, tanyakan nama serta
o Mengatakan mau
nama panggilan yang disukai.
TUK: menerima bantuan
Jelaskan tujuan interaksi
perawat
1. Klien dapat Yakinkan klien dalam keadaan aman
o Tidak menunjukkan
membina dan perawat siap menolong dan
tanda-tanda curiga
hubungan saling mendampinginya
o Mengijinkan duduk
percaya dengan Yakinkan bahwa kerahasiaan klien
disamping
perawat akan tetap terjaga
Tunjukkan sikap terbuka dan jujur
Perhatikan kebutuhan dasar dan beri
bantuan untuk memenuhinya
05/3/19 1 2. Klien dapat 2.1 Setelah 3 x interaksi 1. Bantu klien untuk mengungkapkan
mengidentifikasi klien : perasaan dan pikirannya.
52
7/3/19 1 6. Klien dapat 6. Setelah 3 x interaksi klien : Diskusikan hobi/aktivitas yang disukainya.
melakukan Klien melakukan aktivitas Anjurkan klien memilih dan melakukan
teknik distraksi yang konstruktif sesuai aktivitas yang membutuhkan perhatian dan
sebagai cara dengan minatnya yang dapat ketrampilan fisik
menghentikan mengalihkan fokus klien Ikut sertakan klien dalam aktivitas fisik
pikiran yang dari wahamnya. yang membutuhkan perhatian sebagai
terpusat pada pengisi waktu luang.
wahamnya Libatkan klien dalam TAK orientasi realita
Bicara dengan klien topik-topik yang nyata
Anjurkan klien untuk bertanggung jawab
secara peronal dalam
mempertahankan/menungkatkan kesehatan
dan pemulihannya.
Beri penghargaan bagi setiap upaya klien
yang positif
7. Klien mendapat .1. Setelah X interaksi 7.1. Diskusikan pentingnya peran serta
dukungan Keluarga dapat menjelaskan keluarga sebagai pendukung untuk
keluarga. tentang : mengatasi waham.
o Pengertian waham
7.2.Diskusikan potensi keluarga untuk
o Tanda dan gejala
membantu klien mengatasi waham.
waham
55
13/3/19 1 8. Klien dapat 8.1 Setelah 3 x interaksi klien Diskusikan dengan klien tentang
memanfaatkan menyebutkan; manfaat dan kerugian tidak minum
obat dengan Manfaat minum obat obat, nama , warna, dosis, cara , efek
baik.
Kerugian tidak minum terapi dan efek samping penggunan obat
obat
Nama,warna,dosis, Pantau klien saat penggunaan obat
efek terapi dan efek Beri pujian jika klien menggunakan
samping obat obat dengan benar
8.2.Setelah ……..x interaksi
klien mendemontrasikan
Diskusikan akibat berhenti minum obat
penggunaan obat dgn
tanpa konsultasi dengan dokter
benar
56
FORMAT
ANALISA PROSES INTERAKSI
P: Peerkenalkan nama saya P: Perawat Berharap klien mau Klien menjawab dan Dengan memperkenalkan diri
safitri mahasiwa memperkenalkan dengan menerima perkenalan menanggapi perawat diharapkan BHSP seterusnya
keperawatan yang praktik di ramah dengan baik dengan ramah
ruangan ini 3 minggu
61
P: Kalau booleh tahu P: menanyakan dengan berharap klien mampu Klien menjawab dengan Dengan memberi pertanyaan
sejarang identitas bapak penuh perhatian berterus terang dengan percaya diri terbuka diharapkan pasien
sekarang sebagai apa ? identitas dapat bercerita
K: klien menjawab
K: klien menjawab dirinya dengan tersenyum dan
adalah dukun percaya diri
P: bagaimana ceritanya P: Menanyakan dengan Berharap klien menjawab Klien menjawab dengan Dengan memberi pertanyaan
bapak berfikir mengenai penuh perhatian dengan jujuf percaya diri terbuka diharapkan klien
menjadi dukun maubercerita
K: klien menjawab
K: klien menjawab karena dengan penuh semangat
sering bertapa
62
FORMAT
ANALISA PROSES INTERAKSI
P: Aktivitas apa yang sudah P: Perawat menanyakan Perawat berharap klien Klien menjawab dan Dengan menanyakan
bapak lakukan hari ini ? dengan penuh perhatian menceritakan aktivitas menanggapi perawat aktivitasnya dapat diketahui
yang sudah dilakukan dengan ramah sejauh mana klien
berdistraksi dg melakukan
K: iya bersemedi mbak K: klien menanggapi aktivitas
dengan tersenyum
63
P: bagaiamana jika bapak P: perawat mengajak Perawat berharap klien Klien tampak bersemangat Dengan mengajak terapi
nanti membantu dengan penuh perhatian berdistraksi dengan terapi saat diajak bekerjasama aktivitas pasien dapat
membersihkan ruangan aktivitas berdistraksi dengan baik
setelah makan ?
P: Bagus sekali bapak P: Menanyakan dengan Perawat berharap dengan Klien ampak bahagia saat Dengan memuji klien lebih
sekarang sangat rajin penuh empati memuji klien lebih dipuji semngat
semngat
FORMAT
ANALISA PROSES INTERAKSI
P: Apakah bapak megetahui P: Perawat menanyakan Perawat berharap jawaban Klien menjawab ngan Dengan menanyakan hal
keuntungan minu obat yang dengan penuh empati kilen menunjukkan percaya diri tersebut untuk mengetahui
teratur ? pemahaman klien sejauh mana klien paham
mengenai pentingnya pentingnya obat
minum obat
65
P: Apakah bapak P: perawat dengan penuh Perawat berharap jawaban Klien menjawab ngan Dengan menanyakan hal
mengetahui kerugian jika empati kilen menunjukkan percaya diri tersebut untuk mengetahui
tidak minum obat ? pemahaman klien sejauh mana klien
mengenai kerugian tidak pemahaman pentingnya obat
minum obat
K: klien menjawab
K: nanti kumat mbak dengan penasaran
66
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
( Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien )
Hari Selasa / tanggal 05 Maret 2019
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :Klien mengatakan bisa terbang dan ingin menjadi jin
DO :Klien berbicara inkoheren dan tidak sesuai dengan realitas.
2. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan Proses pikir : waham kebesaran
3. Tujuan Khusus ( TUK ) SP1
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
2) Klien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulang
dalam pikiran klien.
3) Klien dapat mengidentifikasi stressor / pencetus wahamnya.
4) Klien dapat mengidentifikasi konsekuensi wahamnya.
4. Tindakan Keperawatan
1) Bina Hubungan Saling Percaya
2) Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran
3) Bantu klien untuk mngidentifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi
Serta kejadian yang menjadi faktor pencetus wahamnya
4) Bantu klien mengidentifikasi keyakinanyang salah tentang situasi
yang nyata
5) Bantu klien mendiskusikan dengan klien pengalaman yang tidak
menguntungkan sebagai akibat dari wahamnya.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN.
a. Fase Orientasi
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak A, perkenalkan nama saya safitri mahasiswa
perawat dari Stikes maharani malang yang praktik di ruangan ini
selama 3 minggu dan akan merawat bapak.”
67
2. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan bapak sekarang ? berarti keinginan bapak
adalah menjadi jin karena ingin mendapat kekuatan bisa terbang ya
pak ? dan bapak sebagai dukun ya ?”
3. Kontrak
Bagaimana jika saya dan baapk berbincang-bincang sebentar
mengenai perasaan bapak saat ini kurang ebih 15menitan di meja
ruangan ini ya ?
b. Fase kerja
“Apakah ada yang dikeluhkan atau ditanyakan sebelum kita berbincang
pak ?”
“Pak A, bisa saya tahu sekarang identitas bapak adalah sebagai apa, baik
alamat, keluarga, hobi atau mungkin keinginan bapak sekarang apa ?”
“Bagaiaman bapak berfikir jika bapak adalah seorang dukun ?”
c. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subjektif klien :
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang dengan
saya ?”
“ apakah bapak sudah memahami perasaan dan keinginan bapak
sekarang ini ?”
Evaluasi subjektif ( Perawat )
Klien berinteraksi dengan kooperatif, kontak mata (+), bicara
klien inkoheren.
2. Rencana tindak lanjut.
“Bagaimana jika besok kita berbincang-bincang mengenai
kemampuan bapak ?”
3. Kontrak yang akan datang.
“Bagaimana jika besok pagi sekitar jam 9 pagi kita berbincang-
bincang mengenai kemampuan yang bapak miliki di ruangan ini saja
pak ?”
68
- Klien berinteraksi
dengan pandangan
melotot.
- Klien berkomunikasi
secara tidak nyabung
- Klien berBSHP dengan
baik.
- Klien sering
menunjukkan gerakan
bertapa.
A
- TUK yang Terlaksna
1&2
- TUK yang belum
terlaksana 3,4 &5
P
Ulangi TUK 3,4&5
70
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
( Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien )
Hari Rabu / tanggal 06 Maret 2019
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :Klien mengatakan dirinya adalah jin secara berulang-ulang.
DO :Klien tampak menyendiri dan melakukan gerakan bertapa.
2. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan Proses pikir : waham kebesaran
3. Tujuan Khusus ( TUK ) SP1
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
2) Klien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara
berulang dalam pikiran klien.
3) Klien dapat mengidentifikasi stressor / pencetus wahamnya.
4) Klien dapat mengidentifikasi konsekuensi wahamnya.
4. Tindakan Keperawatan
1) Bina Hubungan Saling Percaya
2) Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran
3) Bantu klien untuk mngidentifikasi kebutuhan yang belum
terpenuhi
4) Serta kejadian yang menjadi faktor pencetus wahamnya
5) Bantu klien mengidentifikasi keyakinanyang salah tentang
situasi yang nyata
6) Bantu klien mendiskusikan dengan klien pengalaman yang tidak
menguntungkan sebagai akibat dari wahamnya.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN.
a. Fase Orientasi
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak A, masih ingatkan bapak dengan saya ? silahkan
coba bapak sebutkan nama saya ?.”
71
2. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan bapak sekarang ?”
“apakah bapak sekarang sudah paham mengenai keyakinan yang
salah dan hal yang tidak menguntungkan ?”
3. Kontrak
Bagaimana jika saya dan bapak ngobrol sebentar mengenai perasaan
bapak saat ini kurang ebih 15menitan di meja ruangan ini ya ?
b Fase kerja
“saya mengerti jika bapak adalah seorang dukun tapi berat bagi saya
mempercayai karena pada kenyataan tidak ada bukinya”
“bapak mengatakan jika bapak dapat terbang , sekarang coba bapak
fikirkan apakah bapak dapat terbang sekarang?
c. Fase Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subjektif klien :
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang dengan
saya ?”
“ apakah bapak sudah memahami tentang suatu keyakinan yang
tidak sesuai dengan kenyataan?”
Evaluasi subjektif ( Perawat )
Klien berinteraksi dengan kooperatif, kontak mata (+), bicara
klien inkoheren serta tidak mudah beralih.
d. Rencana tindak lanjut.
“Bagaimana jika besok kita berbincang-bincang mengenai
kemampuan bapak ?”
f. Kontrak yang akan datang.
“Bagaimana jika besok pagi sekitar jam 9 pagi kita berbincang-
bincang mengenai aktivitas yang bapak sukai dan dapat bapak
lakukan di ruangan ini saja pak ?”
72
sebagai akibat
dari wahamnya.
74
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
( Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien )
Hari Kamis / tanggal 07 Maret 2019
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :Klien mengatakan berulang-ulang dirinya dapat membuat mantra.
DO :
- Klien tampak merenung
- Klien tampak beraktivitas positif misalnya bersih-bersih.
2. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan Proses pikir : waham kebesaran
3. Tujuan Khusus ( TUK ) SP2
1) Klien dapat melakukan teknik distraksi sebagai cara menghentikan
pikiran yang erpusat pada wahamnya.
4. Tindakan Keperawatan
1) Mendiskusikan hobi / aktivitas yang disukainya.
2) Menganjurkan memilih dan melakukan aktivitas yang membutuhkan
perhatian dan ketrampilan fisik.
3) Mengikut sertakan klien dalam aktivitas fisik yang membutuhkan
perhatian sebagai pengisi waktu luang.
4) Libatkan klien dalam TAK orientasi realita
5) Bicara dengan klien mengenai topic topic yang nyata
6) Anjurkan klien bertanggung jawab secara personal dalam
mempertahankan kesehatan
7) Beri penghargaan bagi setiap tindakan klien yang positif.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN.
a. Fase Orientasi
1. Salam Terapeutik
75
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
( Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien )
Hari Sabtu / tanggal 09 Maret 2019
A. Proses Keperawatan
5. Kondisi Klien
DS :Klien mengatakan lahir dari bumi dan seorang jin secara berulang-
ulang.
DO :
- Klien tampak beraktivitas menyapu dan mengepel namun cara
beraktivitas kurang tepat.
6. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan Proses pikir : waham kebesaran
7. Tujuan Khusus ( TUK ) SP2
1) Klien dapat melakukan teknik distraksi sebagai cara menghentikan
pikiran yang terpusat pada wahamnya.
8. Tindakan Keperawatan
1) Mendiskusikan hobi / aktivitas yang disukainya.
2) Menganjurkan memilih dan melakukan aktivitas yang
membutuhkan perhatian dan ketrampilan fisik.
3) Mengikut sertakan klien dalam aktivitas fisik yang membutuhkan
perhatian sebagai pengisi waktu luang.
4) Libatkan klien dalam TAK orientasi realita
5) Bicara dengan klien mengenai topic topic yang nyata
6) Anjurkan klien bertanggung jawab secara personal dalam
mempertahankan kesehatan
7) Beri penghargaan bagi setiap tindakan klien yang positif.
C. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN.
a. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
79
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
( Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien )
Hari Selasa / tanggal 13 Maret 2019
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :Klien mengatakan jika menjadi dukun tidak menghasilkan uang.
DO :
- Klien tampak beraktivitas bersama teman-temannya
- klien tampak melakukan gerakan sholat pada saat klien diam.
2. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan Proses pikir : waham kebesaran
3. Tujuan Khusus ( TUK ) SP3
1) Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
4. Tindakan Keperawatan
1) Mendiskusikan dengan klien untung manfaat dan kerugian tidak
minum obat.
2) Memantau klien saat penggunaan obat
3) Mendiskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan
dokter.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN.
a. Fase Orientasi
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak A, masih ingatkan bapak dengan saya ? silahkan
coba bapak sebutkan nama saya ?, wah bagus sekali bapak masih
mengingat nama saya”
2. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan bapak sekarang ?”
“apakah bapak sudah minum obat? ”
“ apakah paham dengan keuntungan minum obat ?”
83
3. Kontrak
Bagaimana jika saya dan bapak ngobrol sebentar mengenai
penggunaan obat dan keuntungan minum obat teratur saat ini kurang
lebih 15menitan di meja ruangan ini ya ?
b. Fase kerja
“apakah tahu alasan bapak harus minum obat teratur?”
“berapa kali bapak minum obat dalam sehari?”
“ apakah bapak mengetahui keuntungan jika bapak patuh minum obat
?”
“ apakah bapak mengetahui kerugian jika berhenti minum obat tanpa
bilang dokter dahulu ?”
c. Fase Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subjektif klien :
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang
mengenai obat bersama dengan saya ?”
Evaluasi subjektif ( Perawat )
Klien berinteraksi dengan kooperatif, kontak mata (+), bicara
klien inkoheren serta tidak mudah beralih.klien tampak bingung
saat ditanya mengenai keuntungan dan kerugian minum obat.
d. Rencana tindak lanjut.
“Bagaimana jika besok kita berbincang-bincang mengenai
penggunaan obat ?”
e. Kontrak yang akan datang.
“Bagaimana jika besok pagi sekitar jam 9 pagi kita berbincang-
bincang mengenai penggunaan obat di ruangan ini saja pak ?”
84
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
( Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien )
Hari Senin / tanggal 11 Maret 2019
a. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :Klien mengatakan berulang-ulang dirinya adalah dukun.
DO :
- Klien tampak beraktivitas menyapu dan mengepel namun caranya
masih kurang tepat sehingga butuh bimbingan..
2. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan Proses pikir : waham kebesaran
3. Tujuan Khusus ( TUK ) SP2
2) Klien dapat melakukan teknik distraksi sebagai cara menghentikan
pikiran yang erpusat pada wahamnya.
4. Tindakan Keperawatan
1) Mendiskusikan hobi / aktivitas yang disukainya.
2) Menganjurkan memilih dan melakukan aktivitas yang
membutuhkan perhatian dan ketrampilan fisik.
3) Mengikut sertakan klien dalam aktivitas fisik yang
membutuhkan perhatian sebagai pengisi waktu luang.
4) Libatkan klien dalam TAK orientasi realita
5) Bicara dengan klien mengenai topic topic yang nyata
6) Anjurkan klien bertanggung jawab secara personal dalam
mempertahankan kesehatan
7) Beri penghargaan bagi setiap tindakan klien yang positif
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN.
a. Fase Orientasi
1. Salam Terapeutik
86
jawab secara
personal dalam
mempertahankan
kesehatan
g. Beri penghargaan
bagi setiap
tindakan klien
yang positif
.
89
BAB 4
PEMBAHASAN
Peroral :
PEMBAHASAN SPTK
SPTK yang telah dilakukan pada Tn A dilaksanakan pada tanggal 5-13 Maret 2019
dengan rincian sebagai berikut :
1) Pada Hari Selasa, 5 Maret 2019: pada kllien dilakukan SP1 dengan tujuan
yaitu klien dapat membina hubungan saling percaya, klien dapat
mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulang dalam pikiran
klien, klien dapat mengidentifikasi stressor / pencetus wahamnya serta klien
dapat mengidentifikasi konsekuensi wahamnya.hasil dari SP1 adalah klien
dapat melakukan hubungan saling percaya dengan perawat dan dapat
mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulang dalam fikirannya.
Untuk intervensi yang dilakukan pada hari selanjutnya yaitu pada hari rabu
tanggal 6 maret 2019 yaitu tentang kllien dapat mengidentifikasi stressor /
93
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Sesuai dengan penjelasan pada bab sebelumnya , dapat disimpulkan
bahwa :
a. Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara
kuat / terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan
b. Waham disebabkan oleh faktor presipitasi dan predisposisi:
Faktor presipitasi salah satunya adalah stress lingkungan, secara
biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan
terjadinya gangguan perilaku.
Faktor predisposisi yang menyebabkan waham salah satunya adalah
faktor psikologi yaitu hubungan yang tidak harmonis peran ganda/
bertantangan , dapat menimbulkan ansietas dan berakhir dengan
pengingkaran terhadap kenyataan.
c. Tanda dan gejala yang dapat ditemukan pada pasien dengan waham
kebesaran seperti meyakini terahadaop suatu ekyakinan tang tidak
realistis.
Contoh: pasien meyakini bahwa dirinya adalah dukun yang bisa
menyembuhkan orang sakit dan bisa terbang, pasien berbicara hal
tersebut dengan berulang-ulang.
5.2 SARAN
Untuk pengembangan dari laporan asuhan keperawatan ini, masih jauh dari
sempurna maka dari itu saran dan kritik dari pembaca sangat dibutuhkan
untuk membuat laporan ini menjadi lebih baik, adapun manfaat laporanini
dapat dijadikan masukan untuk :
a. Bagi Mahasiwa
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan mengetahui gangguan
proses pikir: waham kebesaran dan bagaimana cara melakukan asuhan
keperawatan pada pasien gangguan proses pikir waham kebesaran.
95
b. Bagi Perawat
Perawat dapat mengetahui lebih dalam lagi tentang gangguan proses
pikir waham kebesaran. Dan perawat dapat menerapkan teori terbaru
c. Bagi Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan dapat menambah pengetahuan tentang
gangguan proses pikir waham kebesaran kepada mahasiswa
selanjutnya, serta dapat menambah pustaka keilmuan sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada saat ini.
d. Bagi RSJ dr Radjiman Wediodiningrat Lawang
Bagi Rumah sakit akan menambah teori baru dalam bidang
keperawatan yang mucul dari para mahasiswa praktikan, serta sebagai
sarana evaluasi dari pelayanan yang telah diterapkan selama ini.
96
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T.Heather,2018. NANDA-I diagnosis keperawatan: definisi dan
klasifikasi 2018-2020 ed 11, Jakarta: ECG.
Cerpenito, Lynda Juall, 1997. Diagnosa Keperawatan:buku saku Ed.6. Jakarta:
ECG
Kelliat, Anna, 2009. Model Praktik Keperawatan Professional Jiwa, Jakarta :
ECG.
Yosep Iyus, 2007. Buku Ajar Keperawatan Jiwa Dan Advance Mental Health
Nursing. Bandung: PT Revika Aditama.
Prabowo Eko, 2014. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperaaaatan Jiwa.
Yogyakarta: Nuhamedika.
Kusumawati Farida,2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika,