PENATALAKSANAAN TERBARU
MALARIA SEREBRAL
Disusun Oleh:
NIM. 2018-84-017
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2018
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh sporozoa dari genus
komplikasi pernisiosa seperti ikterik, diare, black water fever, acute tubular
Berdasarkan laporan WHO (2014), terdapat lebih dari 2400 juta penduduk atau
40% dari penduduk dunia tinggal di daerah endemis malaria. Sementara, prevalensi
penyakit malaria di seluruh dunia diperkirakan antara 300-500 juta klinis setiap
penduduk per tahun,terutama terjadi pada anak – anak di Afrika, khususnya daerah
dimana angka API pada tahun 1990 sebesar 4,69 per 1000 penduduk menjadi 1,38
per 1000 pada tahun 2013 dan diharapkan pada tahun 2014 dapat mencapai target
MDGs yaitu API <1 per 1000 penduduk. Angka awal tahun 2009 sebesar 1,85%
menurun menjadi 1,75% pada tahun 2011, menurun lagi menjadi 1,69% pada tahun
2012, dan terus menurun menjadi 1,38% pada tahun 2013, mendekati target 1%
1
Dari 300 - 500 juta kasus klinis malaria di dunia, terdapat sekitar 3 juta kasus
malaria berat (malaria komplikasi) dan kasus kematian akibat malaria. Dari kasus
dengan disfungsi berbagai organ. Salah satu jenis malaria komplikasi adalah
yang sangat berat dan fatal. Dalam makalah ini, penulis akan menguraikan tentang
komplikasi). 2,4
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasite yang
yang sering periodik, anemia, pembesaran limpa dan berbagai kumpulan gejala oleh
Plasmodium adalah parasit yang termasuk vilum Protozoa, kelas sporozoa. Secara
benigna
3
1. Plasmodium vivax, secara klinis dikenal sebagai Malaria tertiana
3. Plasmodium ovale, secara klinis dikenal juga sebagai Malaria Ovale dengan
timbul setiap 3 hari sekali dengan gejala yang lebih berat dibandingkan
Infeksi parasit malaria pada manusia mulai bila nyamuk anopheles betina menggigit
dan akan melepaskan sporozoit ke dalam pembuluh darah dimana sebagian besar
dalam waktu 45 menit akan menuju ke hati dan sebagian kecil sisanya akan mati di
darah. Setelah sel parenkim hati terinfeksi, terbentuk sizont hati yang apabila pecah
akan mengeluarkan merozoit ke sirkulasi darah. Pada P. vivax dan ovale, sebagian
parasite didalam sel hati membentuk hipnozoit yang bertahan sampai bertahun –
Setelah berada didalam sirkulasi darah merozoit akan menyerang eritrosit dan
masuk melalui reseptor permukaan eritrosit. Pada P. vivax reseptor ini berhubungan
dengan faktor antigen Duffy Fya atau fyb. Hal ini menyebabkan individu dengan
golongan darah duffy negative tidak terinfeksi malaria vivax. Reseptor untuk P.
4
falciparum diduga suatu glycophorins, sedangkan P. malariae dan P. Ovale belum
diketahui. Dalam waktu kurang dari 12 jam parasit berubah menjadi bentuk ring,
secara mikroskopik. Eritrosit yang berparasit menjadi lebih elastic dan dinding
jam invasi kedalam eritrosit, parasite berubah menjadi sizont, dan bila pecah akan
ini pada P. falciparum, P.Vivax, P. Ovale ialah 48jam dan pada P. malariae 72 jam.
Didalam darah sebagian parasite akan membentuk gamet jantan dan betina, dan
bila nyamuk menghisap darah manusia yang sakit akan terjadi siklus seksual dalam
tubuh nyamuk. Setelah itu terjadi perkawinan akan membentuk zygote dan menjadi
lebih bergerak menjadi ookinet yang menembus dinding perut nyamuk dan
akhirnya menjadi oocyst yang akan menjadi masak dan mengeluarkan sporozoit
yang akan berimigrasi ke kelenjar ludah nyamuk dan siap menginfeksi manusia. 5,6
5
Gambar 1. Siklus transmisi malaria7
2.3. Patogenesis
sirkulasi. Merozoit yang dilepaskan akan masuk kedalam RES di limpa dan
dalam eritrosit inilah yang bertanggung jawab dalam terjadinya malaria pada
parasite dan virulensi parasite. Sedangkan yang termasuk faktor host adalah tingkat
endemitas daerah, genetik, usia, status nutrisi, dan status imunologi. Parasite dalam
6
eritrosit secara garis besar mengalami 2 stadium, yaitu: stadium cincin pada 24 jam
pertama dan stadium matur pada 24 jam berikutnya. Permnukaan eritrosit yang
endotel vaskular. Perlekatan terjadi dengan cara molekul adhesi yang terletak di
kedalam sirkulasi. Parasite dalam eritrosit matur yang tinggal dalam jaringan
Falciparum yang mengalami hal ini, karena pada plasmodium lainya seluruh siklus
terjadi pada pembuluh darah perifer. Sekuestrasi terjadi pada organ – organ vital
dan hampir semua jaringan dalam tubuh. Sekuestrasi ertinggi terdapat diotak,
7
diikuti dengan hepar, ginjal,paru, jantung,usus, dan kulit. Sekuestrasi ini diduga
lebih eritrosit yang non-parasit. Plasmodium yang dapat melakuan sito adherensi
stimulasi dari malaria toksin (LPS, GPI). Sitokin ini antara lain TNF-a, IL-1 dan
INF-Y. 5,6,8
8
Gejala klinis
1. Masa inkubasi
2. Keluhan-keluhan prodromal
malaise, sakit kepala, sakit tulang belakang, nyeri pada tulang atau
otot,anoreksia, perut tidak enak, diare ringan dan kadang-kadang merasa dingin
3. Gejala-gejala umum
Gejala klasik yaitu terjadinya trias malaria (malaria proxysm) secara berurutan:
a. Periode dingin
9
b. Periode panas
Muka penderita terlihat merah, kulit panas dan kering, nadi cepat danpanas
badan tetap tinggi dapat sampai 40°C atau lebih, penderita membuka
terjadi kejang (anak). Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai
c. Periode berkeringat
basah temperatur turun, penderita merasa capek dan sering tertidur. Bila
penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa.
Trias malaria secara keseluruhan dapat berlangsung antara 6-10 jam, lebih
dapat berlangsung berat atau pun tidak ada. Periode tidak panas berlangsung
12 jam pada P. falsiparum, 36 jam pada P . vivax dan ovale , 60 jam pada
P. malariae. 5,6
minumprofilaksis biasanya dapat lebih ringan atau menjadi tidak jelas. Pada
10
2.4. Malaria Serebral
kesadaran, kejang yangt erutama terjadi pada anak, hemiplegi dan berakhir pada
kematian jika tidak secepatnya mendapatkan perawatan yang tepat. Pada malaria
falciparum, 10% kasus akan mengalami komplikasi malaria serebral, dan jumlah ini
diperkirakan telah sekitar 5% populasi dunia dan menyebabkan 0,5 – 2,5 juta jiwa
darah sehingga tidak efektif dan adanya hemolisis sel darah merrah. selain
11
b. Hipoglikemia, pada infeksi malaria berat , dapat terjadi hipoglikemia. Perlu
c. Hiponatremia, hampir selalu terjadi pada kasus yang dialami orang tua dan
belum diketahui secara pasti. Meskipun dasar kelainan adalah adanya sumbatan
permukaan sel, sitoadherensi, sekuestrasi dan rosetting , peranan sitokin dan NO (Nitrik
Oksida). 2,4,5,6
12
2.6. Diagnosis Klinis
1. Anamnesis2,4,5,6
endemik malaria.
a. Demam (T ≥ 37,5°C).
13
Pada tersangka malaria berat ditemukan tanda-tanda klinis sebagai berikut: 2,4,5,6
d. Frekuensi nafas > 35 kali per manit pada orang dewasa atau >40 kali per
menit pada balita, anak dibawah 1 tahun >50 kali per menit
g. Hemoglobinuria
pucat.
j. Terlihat mata kuning atau ikterik. (Bilirubun > 3 mg/dL dan kepadatan
14
3 Pemeriksaan Laboratorium2,4,5,6
Semi kualitatif
dalam 1 LPB)
dalam 1 LPB)
15
Koreksi kepadatan parasite dengan mortalitas:
Kuantitatif
Jumlah parasite dihitung per mikro liter darah pada sediaan darah apusan tebal
Contoh:
-Jika di jumpai 1500 parasit per 200 lekosit sedangkan jumlah lekosit 8000/ul
-Jika dijumpai 50 parasit per 1.000 eritrosit= 5%. Jika jumlah eritrosit adalah
a) Darah Rutin
b) Darah Kimia
c) Darah elektrolit
d) Urinalisa
16
Gejala klinis kesadaran pasien untuk malaria serebral diantaranya berupa delirium,
sakit yang dapat diobservasi/dinilai. Onset koma dapat bertahap setelah stadium
post iktal jarang menetap setelah lebih dari 30-60 menit. Bila penyebab
ditempat itu, seperti meningoensefalitis viral atau bakterial harus disingkirkan. 2,4,5,6
7. Mulut mencebil ( pouting) atau timbul refleks mencebil bila sisi mulut dipukul
17
Gambar 2. Dysconjugate gaze2
10. Kekakuan leher ringan kadang ada,Kernigs (+) dan photofobia jarang ada.
lumbal (LP).
11. Cairan serebrospinal (LCS) jernih, dengan < 10 lekosit/ml, protein sering
naik ringan.
Meskipun manifestasi klinis malaria serebral sangat beragam, namun hanya terdapat
18
2.7. Penatalaksanaan
1. Penanganan Umuma.
jika perlu dipasang kateter urin, khususnya untuk penderita lanjut usia.
sakit.
19
(Kemasan dan cara pemberian artesunat.)
kering asam artesunik dan pelarut dalam ampul yang berisi natrium
Kina drip bukan merupakan obat pilihan utama untuk malaria berat.
pada dewasa :
20
1) loading dose : 20 mg garam/kgbb dilarutkan dalam 500 ml (hati-
4 jam pertama.
NaCl.
0,9%.
orang dewasa atau klindamisin pada ibu hamil. Dosis total kina
obat.
21
Catatan :
1) Kina tidak boleh diberikan secara bolus intra vena, karena toksik
2-3 hari.
iv. Pasang nasogastric tube (NGT) dan sedot isi lambung untuk
mencegahaspirasi pneumonia.
tidak sadar.
karena kebersihan rongga mulut yang rendah pada pasien tidak sadar.
vii. Ubah/balik posisi lateral secara teratur untuk mencegah luka dekubitus
22
4. Monitoring
vi. Parameter lain sesuai indikasi (misal : ureum, creatinin & kalium darah
23
2.6 Pencegahan Malaria
- Awarness (Pengetahuan)
Memakai kelambu
dsb
- Chemoprophylaxist (kemoprofikasis)
- Diagnostic
24
2.9. Prognosis
Prognosis malaria berat tergantung kecepatan diagnosa dan ketepatan & kecepatan
pengobatan. Pada malaria berat yang tidak ditanggulangi, maka mortalitas yang
Prognosis malaria berat dengan kegagalan satu fungsi organ lebih baik dari pada
%. Mortalitas dengan kegagalan 4 atau lebih fungsi organ, adalah > 75 %.4
25
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
1. Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasit dari
genus Plasmodium.
serebral.
kejang yang terutama terjadi pada anak, hemiplegi dan berakhir pada
mikrosirkulasi serebral.
26
7. Pencegahan malaria serebral sesuai dengan pencegahan malaria secara
umum, yaitu dengan menghindari gigitan nyamuk dan memutus daur hidup
nyamuk.
8. Prognosis umumnya buruk bila telah terjadi kegagalan lebih dari 2 organ.
27
DAFTAR PUSTAKA
5. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu
https://www.cdc.gov/dpdx/malaria/index.html
28