NIM : 023115048
Mata Kuliah : Standar Akuntansi Keuangan
Dosen : Hexana Sri Lastanti, SE., Ak., MSi.
Hari, tanggal : Senin, 9 September 2013
2. Asumsi dasar
a. Dasar akrual, yaitu transaksi diakui pada saat kejadian, dicatat pada catatan
akuntansi dan dilaporkan pada laporan keuangan pada periode tersebut.
Laporan keuangan memberikan informasi mengenai transaksi masa lalu,
liabilitas masa depan dan sumber daya yang menunjukkan kas yang akan
diterima mendatang.
b. Kelangsungan usaha (Separate entity/Economic entity). Diasumsikan bahwa
usaha entitas akan terus berlangsung dan tidak berniat untuk melikuidasi atau
mengurangi secara material skala usahanya. Perusahaan dipandang sebagai
suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya. Maksudnya,
walaupun perusahaan itu dimiliki oleh seseorang, tetap saja perusahaan itu
dianggap sebagai sebuah badan yang terpisah dari pemiliknya. Seperti:
terpisah kekayaannya dari kekayaan pemilik, terpisah utangnya dari utang
pemilik.
c. Going concern/continuity. Suatu perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti
diharapkan tidak akan terjadi likuidasi di masa yang akan datang. Penekanan
dari konsep ini adalah terhadap anggapan bahwa akan tersedia cukup waktu
bagi suatu perusahaan untuk menyelesaikan usaha, kontrak-kontrak dan
perjanjian-perjanjian.
d. Penggunaan unit moneter dalam pencatatan. Semua transaksi-transaksi yang
terjadi akan dinyatakan di dalam catatan dalam bentuk unit moneter pada
saat terjadinya transaksi itu. Unit moneter yang digunakan adalah mata uang
dari negara di mana perusahaan itu berdiri. Contoh: Indonesia unit
moneternya Rupiah, Australia unit moneternya Dollar Australia, dsb.
e. Periode waktu (Time-period/Periodicity). Adanya pembatasan waktu untuk
dapat menilai dan melaporkan hasil dari usaha yang dijalankan. Hal ini
disebabkan karena perusahaan dianggap akan terus hidup dimasa yang akan
datang, sehingga tidak mungkin apabila untuk mengetahui keuntungan atau
kerugian dari usaha kita harus menunggu perusahaan ditutup terlebih dahulu.
(SAK per 1 Juni 2012: Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan paragraf ke 22, 23 dan http://buka-
mata.blogspot.com/2012/03/asumsi-dan-konsep-dasar-akuntansi.html)
(SAK per 1 Juni 2012: Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan paragraf ke 47 dan 49)
Unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi:
a. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau
penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal.
Penghasilan meliputi:
Pendapatan (revenues). Pendapatan timbul dalam pelaksanaan
aktivitas perusahaan. Contoh: Nokia, maka salah satu pendapatannya
adalah hasil penjualan handphone.
Keuntungan (gains). Keuntungan mencerminkan kenaikan manfaat
ekonomi. Keuntungan biasanya dicantumkan terpisah karena berguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi dan dilaporkan dalam jumlah
bersih setelah dikurangi dengan beban yang bersangkutan. Contoh:
keuntungan atas nilai tukar (kurs)
Penghasilan dapat juga berasal dari penyelesaian kewajiban.
(SAK per 1 Juni 2012: Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan paragraf ke 70, 74, 75, 76 dan 77)
b. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau
terjadinya liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanam modal.
Beban meliputi:
Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan, biasanya
berbentuk arus keluar atau berkurangnya asset. Contoh: beban gaji
karyawan
Kerugian, mencerminkan berkurangnya manfaat ekonomi, biasanya
disajikan secara terpisah untuk tujuan pengambilan keputusan
ekonomi. Kerugian seringkali dilaporkan dalam jumlah bersih setelah
dikurangi dengan penghasilan yang bersangkutan. Contoh: kerugian
atas persediaan yang rusak.
Definisi beban juga mencakupi kerugian yang belum direalisasi
(SAK per 1 Juni 2012: Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan paragraf ke 70, 78, 79 dan 80)
5. Pengakuan dan pengukuran unsur laporan keuangan
- Pengakuan unsur laporan keuangan
Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang
memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan dalam
paragraf 83 dalam neraca atau laporan laba rugi. Pengakuan dilakukan
dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah
uang dan mencantumkannya ke dalam neraca atau laporan laba rugi. Pos
yang memenuhi kriteria tersebut harus diakui dalam neraca atau laporan laba
rugi.
(SAK per 1 Juni 2012: Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan paragraf ke 82)
Pengakuan aset
Aset diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa manfaat
ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan dan aset tersebut
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Aset tidak diakui dalam neraca kalau pengeluaran telah terjadi dan
manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam
perusahaan setelah periode akuntansi berjalan.
(SAK per 1 Juni 2012: Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan paragraf ke 89 dan 90)
Pengakuan liabilitas
Liabilitas diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan
dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban saat ini dan jumlah yang harus
diselesaikan dapat diukur dengan andal.
(SAK per 1 Juni 2012: Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan paragraf ke 91)
Pengakuan Penghasilan
Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat
ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau
penurunan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti
pengakuan penghasilan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan
aset atau penurunan liabilitas.
(SAK per 1 Juni 2012: Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan paragraf ke 92)
Pengakuan Beban
Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi
masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan
liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan
beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan liabilitas atau
penurunan aset.
Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung
antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh.
Proses yang biasanya disebut pengaitan biaya dengan pendapatan
(matching of costs with revenues) ini melibatkan pengakuan penghasilan
dan beban secara gabungan atau bersamaan yang dihasilkan secara
langsung dan bersama-sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama
Beban segera diakui dalam laporan laba rugi kalau pengeluaran tidak
menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau kalau sepanjang
manfaat ekonomi masa depan tidak memenuhi syarat untuk diakui dalam
neraca sebagai aset.
Beban juga diakui dalam laporan laba rugi pada saat timbul liabilitas tanpa
adanya pengakuan aset, seperti apabila timbul liabilitas akibat garansi
produk.