PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 PEMBORAN
Dasar Teori
Pekerjaan pengeboran hampir selalu diperlukan dalam
penyelidikan tanah. Tujuan dari pekerjaan pengeboran ini adalah
untuk mengetahui jenis lapisan tanah dan ketebalannya dan untuk
mendapatkan contoh tanah yang tidak terganggu pada kedalaman
yang diinginkan. Untuk membuat lubang bor dapat dilakukan
dengan bor tangan atau bor mesin. Bor tangan dilakukan dengan
mempergunakan mata bor (auger) yang dipasang pada ujung bagian
bawah dari batang bor. Pada bagian atas batang bor dipasang setang
untuk memutar alat bor tersebut. Bor tangan hanya dapat dilakukan
pada tanah lempung lunak (soft clay) sampai lempung dengan
kekerasan sedang (firm clay), dengan kedalaman 8 – 10 meter. Jenis
mata bor yang umumnya dipakai adalah mata bor Iwan. Jenis mata
bor yang lain adalah bor spiral dan bor helikal.
Bor mesin digunakan bila diperlukan untuk membuat lubang
bor pada lapisan tanah yang lebih keras, atau untuk mempercepat
pekerjaan. Untuk tanah keras, mata bor yang biasa dipakai adalah
core barrel, baik single tube maupun double tube core barrell.
Peralatan
o Mata bor tipe Iwan
o Pemahat atau linggis
o Batang bor
o Setang bor
Prosedur Pelaksanaan
1. Pasang mata bor dan setang pada batang bor
2. Buat lubang pada permukaan tanah dengan alat pemahat atau
linggis, dengan diameter sesuai dengan diameter mata bor
Iwan, dengan kedalaman setinggi mata bor Iwan.
3. Masukkan alat bor ke dalam lubang, lalu putar setang bor
searah jarum jam sambil ditekan.
3|PRAKTEK UJI TANAH
4. Setelah mata bor terisi tanah, keluarkan mata bor dengan
cara tetap diputar searah jarum jam sambil diangkat sedikit
demi sedikit.
5. Catat jenis tanah dan kedalamannya dalam formulir bor log.
6. Lakukan langkah 3 dan 4 sampai tercapai kedalaman yang
diinginkan.
7. Jangan memutar bor berlawanan arah dengan jarum jam
karena dapat mengakibatkan terlepasnya mata bor.
Peralatan
Tabung contoh tanah dan penutupnya.
Batang bor
Alat pemukul
Vaselin
Pita perekat
Kertas label
Spidol tahan air
Kantong plastic
Nampan
Peralatan untuk menggali
Depth Penetrasi
Diagram Description Depth
Total
15 15 15
N
(m) (m) I II III
Muka Tanah
0 0
-0.2 -0.2
-0.4 -0.4
-0.6 -0.6
-0.8 -0.8
Lempung warna
-1 cokelat, tektur lunak -1 2 4 5 9
-1.2 -1.2
-1.4 -1.4
-1.6 -1.6
-1.8 -1.8
Lempung warna
-2 cokelat, tektur lunak -2 5 6 9 15
-2.2 -2.2
-2.4 -2.4
-2.6 -2.6
-2.8 -2.8
-3 -3
10 | P R A K T E K U J I T A N A H
Grafik Pengujian SPT
0 10 20 30 40 50 60
0
-1
1
-2
2
-3
3
-4
4
-55
-66
-7
7
-88
-99
10
Dasar Teori
Alat sondir merupakan penetrometer statis yang dipakai
secara luas di Indonesia. Alat ini berasal dari negeri Belanda dan
dikenal dengan sebutan Dutch-cone Penetrometer Test. Prinsip kerja
dari alat ini adalah menekan ujung penetrometer (konus) kebawah
dengan mesin penekan yang dijangkarkan pada tanah, lalu mencatat
nilai perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat tanah.
Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap
ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas. Hambatan
lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus
dalam satuan gaya per satuan panjang. Ada dua macam ujung
penetrometer yang biasa dipakai, yaitu konus (standard type) dan
bikonus (friction sleeve atau adhesion jacket type). Konus ini
berupa kerucut dengan sudut 60% dengan luas penampang 10 cm2,
yang dipasang pada suatu rangkaian batang dalam dan pipa sondir.
Pada tipe standar, hasil pengukuran berupa perlawanan penetrasi
12 | P R A K T E K U J I T A N A H
konus saja (nilai konus). Hal ini didapatkan dengan cara menekan
hanya pada batang dalam saja. Gaya yang diperlukan untuk
menekan ujung konus diukur dengan alat pengukur tekanan yang
dipasang pada mesin penekan. Pengukuran dilakukan pada
kedalaman-kedalaman tertentu yang telah ditetapkan dan biasanya
dilakukan untuk setiap kedalaman 20 cm. Setelah pengukuran pada
suatu kedalaman dilakukan, maka pipa sondir ditekan sampai pada
kedalaman berikutnya, kemudian pengukuran selanjutnya dilakukan
dengan menekan batang dalam, dan gaya yang diperlukan diukur
dengan membaca alat pengukur tekanan.
Pada tipe bikonus, hasil pengukuran yang didapatkan adalah
nilai konus dan hambatan lekat, yang dilakukan dengan cara
menekan batang dalam. Pada awalnya, penekanan batang dalam
hanya menyebabkan masuknya ujung konus, sehingga dengan
demikian hanya nilai konus yang diukur. Setelah konus ditekan
sedalam 4 cm, maka penekanan selanjutnya akan menyebabkan
tertekannya konus dan selubung lekatan (friction sleeve) secara
bersama-sama, sedalam 4 cm. Jadi nilai yang terbaca pada alat
pengukur tekanan adalah jumlah dari nilai konus dan hambatan
lekat. Nilai hambatan lekat didapatkan dengan mengurangkan nilai
konus dari jumlah nilai konus dan hambatan lekat. Untuk
mendapatkan pembacaan berikutnya, pipa sondir ditekan, sehingga
konus, batang dalam dan selubung lekatan akan tertekan secara
bersamaan. Selanjutnya batang dalam ditekan, dan prosesnya
berulang seperti yang telah dijelaskan di atas.
13 | P R A K T E K U J I T A N A H
(a) (b)
a. Skema alat sondir b. Dimensi alat sondir
Ada dua jenis mesin penekan, yaitu tipe ringan dan tipe
berat. Tipe ringan dapat mengukur tekanan sampai 150 kg/cm2,
sedangkan tipe berat dapat mengukur sampai 400 kg/cm2.
Kedalaman penetrasi dapat mencapai 30 m bila lapisan tanahnya
berupa lapisan tanah lunak.
Nilai perlawanan penetrasi konus yang didapat dari hasil
pengujian sondir ini tidak secara langsung menunjukkan nilai daya
dukung tanah yang bersangkutan. Nilai konus merupakan suatu
angka empiris, yang harus dianalisa terlebuh dahulu untuk dapat
dipakai sebagai dasar perhitungan daya dukung tanah.
Peralatan
Mesin penekan/sondir ringan (2 ton) atau sondir berat (10 ton).
14 | P R A K T E K U J I T A N A H
Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam sesuai
kebutuan,dengan panjang masing-masing 1 meter.
Alat pembaca tekanan/Manometer masing-masing 2 buah
dengan kapasitas:
a. Sondir ringan 0-50 kg/cm2 dan 0-250 kg/cm2
b. Sondir berat 0-50 kg/cm2 dan 0-600 kg/cm2
Konus dan Bikonus
4 buah angker
Kunci-kunci pipa, alat pembersih, oli, minyak hidrolik dan
lain-lain
Prosedur Pelaksanaan
Pasang angker pada titik yang telah ditenkan.
Letakan kaki angker pada penekan pada angker kemudian di
klem yang kuat, sehingga kedudukan mesin sondir benar-benar
kokoh.
Pastikan posisi mesin penekan benar-benar tegak.
Periksa oli hidrolisnya, jika kurang tambahkan oli dan jangan
sampai ada udara yang terperangkap.
Pasang alat pengukur tekanan, dan buka keran oli.
Pasang konus/bikonus pada ujung batang pipa sondir, dan
pastikan batang dalam berada di dalamnya.
Pasang ujung atas batang pipa sondir pada kepala plunyer, lalu
mesin penekan diputar dengan kecepatan 20 mm/detik.
Setelah mencapai penetrasi 20 cm, hubungkan setang dalam
dengan pluyer, putar mesin penekan sambil membaca alat
pengukur tekanan (dial gauge). Perhatikan gerakan jarum alat
pengukur tekanan. Yang pertama kali terbaca adalah nilai
tahanan ujung (nilai konus), pembacaan kedua adalah
pembacaan jumlah tanah konus dengan hambatan pelekat. Catat
kedua hasil pembacaan ini pada formulir pengujian.
Lepaskan setang dalam dari pluyer, lalu tekan selubung luar
sampai mencapai penetrasi sebesar 20 cm berikutnya.
Hubungkan kembali setang dalam dengan pluyer, putar mesin
penekan dan baca dial gauge seperti pada langkah nomer 8.
Ulangi prosedur 7-10 untuk setiap kedalaman penetrasi sebesar
20 cm, sampai dial gauge menunjukan bacaan 250 kg/cm2.
15 | P R A K T E K U J I T A N A H
Hasil Pengujian
Nilai
Jumlah Perlawanan
Conus Rata-Rata Perlawanan Hambatan Hambatan Hambatan
Tw
H Conus Gesek Setempat Pelekat Komulatif
Cw
(TAHANAN UJUNG +
(TAHANAN qc Kw Lcf Lcf x 20 Tf
LEKATAN)
UJUNG)
(m) (Kg/ m2) (Kg/ m2) (Kg/ m2) (Kg/ m2) (Kg/ m2) (Kg/ m) (Kg/ m)
0 0 0 0 0 0 0
0.4 8 9 1 0.1 2 7
0.6 8 20 12 1.2 24 31
0.8 12 21 9 0.9 18 49
1 15 7.58 40 25 2.5 50 99
1.2 20 60 40 4 80 179
16 | P R A K T E K U J I T A N A H
GRAFIK SONDIR
17 | P R A K T E K U J I T A N A H
2
Kedalaman ( m )
3
GRAFIK PENGUKURAN SONDIR
Nilai Konus Cw
5
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 1000 1050 1100 1150 1200
Hambatan Kumulatip ( kg/cm)
Kesimpulan Dari Pengukuran Sondir
Berdasarkan dari hasil sondir yang telah dilaksanakan,
diperoleh bahwa tanah lempung pada kedalaman -2,20 meter dari
permukaan tanah. Jumlah hambatan konus pada kedalaman tersebut
adalah 35 kg/m2 dengan jumlah hambatan pelekat yaitu 290 kg/m
serta hambatan setempat yaitu 14,5 kg/m.
18 | P R A K T E K U J I T A N A H
d = diameter cincin (cm)
t = tinggi cincin silinder (cm)
Peralatan
Cincin silinder atau cetakan untuk uji proctor
Pisau
Timbangan
Ekstruder
Benda uji : tanah pada kedalaman tertentu yang diambil
dengan tabung benda uji, yaitu pada kedalaman 1 m dan 2
m.
Prosedur Pelaksanaan
Ukur tinggi dan diameter masing – masing cincin.
Timbang berat cincin 1 (W1) untuk kedalaman 1 meter,
dengan contoh 3 buah cincin.
Olesi cincin bagian dalam dengan pelumas.
Dengan menggunakan ekstruder, contoh tanah dimasukkan
kedalam cincin silinder.
Ratakan kedua permukaan dengan pisau
Timbang ketiga cincin beserta contoh tanah (W2), untuk
kedalaman 1 meter.
Lakukan langkah tersebut untuk cincin ke-2 untuk
kedalaman 2 meter, dengan contoh 3 buah cincin yang telah
ditimbang sebelumnya.
Masukkan data kedalam form yang telah dibuat.
19 | P R A K T E K U J I T A N A H
Hasil Pengujian
Bor. 1
Keterang
No . an
I II III
1 Volume ring 62.78 61.20 62.41
Berat mould
2 W1 (gr) 82.02 79.91 84.91
Berat mould + sampel
3 W2 (gr) 195.21 188.60 193.52
Berat sampel W2 -
4 W1 (gr) 113.19 108.69 108.61
Berat Isi
5 (gr/cm3) 1.803 1.776 1.740
Berat Isi rata-rata
6 (gr/cm3) 1.773
Prosedur Pelaksanaan
Catat nomor container
Timbang masing-masing container (W1)
Masukkan tanah basah kedalam container, timbang
container dan contoh tanah basah (W2).
Container dan contoh tanah basah kedalam oven,
kecincinkan sampai mencapai berat konstan. Suhu oven
diatur pada nilai 105 – 110oC. Hindari panas oven yang
lebih tinggi, karena dapat menyebabkan terbakarnya unsur-
unsur organik yang terdapat dalam tanah atau berubahnya
komposisi mineral dari butiran tanah. Catat berat container
dan tanah yang beratnya sudah konstan tadi (W3). Bila tak
sempat ditimbang langsung, maka contoh dapat
didinginkan dalam desikator.
21 | P R A K T E K U J I T A N A H
Perhitungan
W2 − W3
𝜔 (%) = (100)
W3 − W1
Dimana :
ω = Kadar air
Ww = Berat air
W1 = Berat container
W2 = Berat container +berat contoh tanah basah
W3 = Berat container + contoh tanah kecincin
Catatan :
Kemungkinan-kemungkinan kesalahan yang dapat terjadi :
Contoh tanah tidak mewakili, contoh untuk mengetahui
kadar air tanah lempung berkerikil, maka contoh tanah yang
diambil harus mewakili lempung dan kerikil yang
terkandung dalam tanah.
Contoh tanah yang terlalu sedikit sehingga ketelitian kurang.
Kemungkinan kehilangan air sebelum menimbang, oleh
karena itu contoh tanah basah harus secepatnya ditimbang
setelah diambil.
Ketidaktelitian suhu oven
Contoh ditimbang sebelum berat keringnya tetap.
Penyerapan air oleh tanah yang sudah dioven sebelum
ditimbang.
Menimbang contoh tanah dalam keadaan masih panas
karena dapat mempengaruhi kepekaan timbangan.
Berat container yang tidak benar.
Hasil Pengujian
Data Pengujian Kadar Air
Bor. 1
Df = 0.5
No. No. Keterangan m
1 2
1 1 Berat container Wc (gr) 10.50 10.31
2 2 Berat cont + sampel basah W1 (gr) 37.60 36.01
3 3 Berat cont + sampel kering W2 (gr) 30.55 29.31
4 4 Berat air W1-W2 (gr) 7.05 6.70
5 5 Berat sampel kering W2-Wc (gr) 20.05 19.00
Kadar air w = 4/5 x 100
6 6 % 35% 35%
7 7 w Rata-rata (%) 35%
22 | P R A K T E K U J I T A N A H
Kesimpulan Pengujian Kadar Air
Jadi, kadar air rata-rata yang didapat setelah pengujian yaitu 35%.
Dimana kadar air tersebut cukup besar untuk tanah berpasir atau
berbatu, namun kadar air tersebut juga cukup kecil untuk tanah
berbutir halus (lempung dan lanau). Maka dapat disimpulkan bahwa
tanah yang diuji merupakan campuran antara tanah berpasir dan
tanah berbutir halus.
2.7 UJI TEKAN LANGSUNG
Pelaksanaan
Hari/tanggal : Rabu, 12 April 2017
Tempat : Laboratorium Uji Tanah PNB
Waktu : 08.00 – Selesai WITA
Tujuan
Menentukan besarnya kuat tekan bebas dari tanah yang kohesif
dalam keadaan asli maupun buatan/ remoulded
Dasar Teori
Kuat tekan bebas adalah besarnya gaya aksial per satuan luas
pada saat benda uji mengalami keruntuhan atau pada saat
peregangan mencapai 20%. Kuat tekan bebas ditentukan dengan
cara menekan contoh tanah yang terjadi untuk kuat tekan yang
bersesuaian. Kuat tekan pada saat tanah mengalami keruntuhan
disebut dengan kuat tekan tidak terkekang Qu. Untuk tanah lempung
jenuh nilai Qu nya akan menurun dengsn meningkatkanya kadar air
dalam tanah. Untuk tanah tidak jenuh, untuk berat isinya yang sama
nilai qu menurun dengan meningkatnya derajat kejenuhan. UCT
merupakan metode untuk mengetahui nilai cu suatu tanah dengan
cepat. Hubungan antara cu dengan kuat tekan tidak terkekang suatu
masa tanah ditentukan oleh persamaan :
qu
cu
2
dimana :
qu = kuat tekan bebas tidak terkekang (unconfined compression
strength)
cu = nilai kohesi tak terdrainase (undrained cohesion)
23 | P R A K T E K U J I T A N A H
Peralatan
o Mesin tekan bebas ( unconfined compression machine)
o Ekstruder
o Cetakan benda uji berbentuk silinder dengan tinggi 2 kali
diameter
o Trimmer ( pisau kawat)
o Pisau tipis dan tajam
o Timbangan dengan ketelitian 0,1 gr
o Jangka sorong
o Stopwatch
o Oven
o Cawan penguapan ( evaporating dish)
24 | P R A K T E K U J I T A N A H
sumbu alat. Posisi mesin diatur sehingga permukaan benda
uji menyentuh plat atas
Atur jarum arloji tegangan pada angka nol. Atur pula
kedudukan jarum arloji regangan sehingga menunjukkan
angka nol
Pembacaan beban dilakukan pada regangan: 0,5%, 1%, 2%,
dan seterusnya dengan kecepatan 0,5 – 2 % per menit
Perlukan dilakukan terus sampai benda uji mengalami
keruntuhan yang ditandai dengan makin kecilnya beban
meskipun regangan semakin besar
Jika regangan telah mencapai 20% tetapi benda uji belum
runtuh, maka pekerjaan dihentikan
Perhitungan
qu
st
qu '
Dimana :
st=sensitifitas
qu = kuat tekan benda uji
qu’ = kuat tekan benda uji buatan dengan berat isi yang sama
dengan benda uji asli
Hasil Pengujian
Sampel :
BERAT ISI
26 | P R A K T E K U J I T A N A H
KADAR AIR
37.60 gr
30.55 gr
Berat Air :
7.05 gr
20.05 gr
Kadar Air w :
35 %
27 | P R A K T E K U J I T A N A H
Luas Tampang
Pemendekan Tanah Basah Beban Tekanan
Beban P/A
Luas
Waktu Pembacaan dikoreksi P ( kg )
Regangan L = a x 10- koreksi
Dial 3 (cm)
A= A/(1- Pembacaan (kg/cm2
e = L/L0 (%) 1-e
(0.01mm) e) ( cm2 Dial )
)
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Catatan
:
Kali
brasi Proving ring 1 Div = 1.475 Kg
28 | P R A K T E K U J I T A N A H
Grafik Uji Tekan Bebas
2.5
2.4
2.3
2.2
2.1
TEGANGAN Kg/cm2
2
1.9
1.8
1.7
1.6
1.5
1.4
1.3
1.2
1.1
1
qu = 2.37kg/cm2
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
REGANGAN e %
29 | P R A K T E K U J I T A N A H
Sudut Runtuh
60.0 derajat
Sudut Geser
Kuat Tekan qu
2.370 kg/cm2
Kohesi C
Hasil Pengujian
Dari hasil pengujian nilai kuat tekan bebas atau qu sampel
undisturbed adalah sebesar 2,37 kg/cm2. Nilai kohesi tanah
lempung, yaitu c, adalah sebesar 1,135 kg/cm2.
30 | P R A K T E K U J I T A N A H
Mohr, keruntuhan yang terjadi pada suatu material adalah akibat
kombinasi kritis antara tegangan normal dan geser, bukan hanya
akibat tegangan normal maksimum atau tegangan geser maksimum
saja. Dalam persamaan matematis, dapat dinyatakan bahwa
tegangan geser merupakan fungsi tegangan normal, atau : f f ( )
31 | P R A K T E K U J I T A N A H
Gambar 10.1 Kondisi tegangan pada saat keruntuhan
1 ,
f ( 1 3, ) sin 2 .................(10.3 )
2
1 , 1
,f ( 1 3, ) ( 1, 3, ) cos 2 .................(10.4 )
2 2
dan adalah sudut teoritis antara bidang utama besar dengan bidang
,
runtuh, yang besarnya adalah 45 o .
2
Berdasarkan gambar 9.1 kriteria keruntuhan Mohr-Coulomb
akhirnya dapat dinyatakan sebagai :
, ,
1, 3, tan 2 (45 o ) 2c , tan(45 o ) .................(10.5 )
2 2
33 | P R A K T E K U J I T A N A H
d. Penggeseran benda uji dipasang pada arah mendatar untuk
memberi beban mendatar pada bagian atas cincin
pemeriksaan
e. Berikan beban normal pertama sesuai dengan beban yang
diperlukan. Segera setelah pembebanan pertama diberikan
isilah kotak cincin pemeriksaan dengan air sampai penuh
diatas permukaan benda uji, jagalah permukaan air supaya
tetap selama pemriksaan
f. Diamkan benda uji sehingga konsolidasi selesai. Catat
proses konsolidasi tersebut pada waktu-waktu ter tententu
sesui cara pemeriksaan konsolidasi
g. Seusai konsolidasi hitung t50 untuk menentukan kecepatan
penggeseran. Konsolidasi dibuat dalam tiga beban yang
diperlukan kecepatan penggeseran dapat ditentukan dengan
membagi deformasi geser maksimum dengan t50.
Deformasi geser maksimum kira-kira 10% diameter asli
benda uji
h. Lakukan pemeriksaan sehingga tekanan geser konstan dan
bacalah arloji geser setiap15 detik
i. Berikan beban normal pada benda uji ke dua sebesar dua kali
beban normal yang pertama dan lakukan langkah langkah
(6), (7), dan (8)
j. Berikan beban normal pada benda uji ketiga sebesar 3 kali
beban normal pertama dan lakukan langkah langkah (6),(7),
dan (8)
k. Hentikan hitungan jika angka sama secara berurutan 3 kali
atau jika angka menurun
34 | P R A K T E K U J I T A N A H
Skema alat uji geser langsung
Perhitungan
Pmax
A
35 | P R A K T E K U J I T A N A H
Hasil Perhitungan
division Dial Shear Shear Dial Shear Shear Dial Shear Shear
0.01 mm Reading force strength Reading force strength Reading force strength
(kg ) (kg/cm2) (kg ) (kg/cm2) (kg ) (kg/cm2)
25 1 2 1
50 2 5 2
75 4 8 4
100 5 10 8
125 6 12 12
150 8 13 14
175 10 16 17
200 12 17 19
225 13 18 22
250 15 21 25
275 16 23 27
300 17 24 28
325 18 25 30
350 19 26 31
375 20 27 33
400 21 28 34
425 21 29 35
450 22 29 36
475 22 30 36
500 23 13.8 0.436 30 37
525 23 31 18.6 0.588 38
550 23 31 38
575 31 39
600 39
625 40 24 0.759
650 40
675 40
36 | P R A K T E K U J I T A N A H
1.00
0.90
0.80
y = 0.6383x + 0.272
0.70
(kg/cm2)
0.60
0.50
0.40
0.30
C
0.20
0.10
0.00
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
(kg/cm2)
37 | P R A K T E K U J I T A N A H
2.9 BERAT JENIS
Pelaksanaan
Hari/tanggal : Kamis, 12-13 April 2017
Tempat : Laboratorium Uji Tanah PNB
Waktu : 08.00 – Selesai WITA
Tujuan
o Untuk menentukan berat jenis suatu tanah
o Mahasiswa dapat mengetahui dan menemukan berat jenis suatu
tanah
Dasar Teori
Berat Jenis adalah perbandingan antara berat isi suatu
material dengan berat isi air. Berat jenis dapat dihitung melalui
perbandingan antara berat suatu material dengan berat air dengan
volume yang sama.
W /V
Gs s
Ww / V
Dalam mencari berat jenis suatu tanah, ada satu masalah
yang kita temui yaiu menentukan volume berat dari benda yang kita
uji. Volume dari suatu masa tanah dengan berat tertentu, dapat dicari
dengan memakai suatu wadah (container) yang telah diketahui
volumenya. Wadah yang biasanya dipakai untuk mengukur berat
jenis suatu tanah adalah labu volumetrik (volumetric flask) yang
dapat menampung air dengan volume tertentu.
Peralatan
i. Piknometer 50 ml + penutup atau labu volumetrik dengan
volume 500 ml
ii. Timbangan
iii. Termometer
iv. Desikator
v. Mangkok evaporator (evaporator disk)
vi. Plastic squeeze bottle
vii. Panci pemanas
viii. Oven pengering dengan pengatur suhu
ix. Pompa hampa udara (vacuum pump) atau tungku pemanas
(hot plate)
x. Mesin pengaduk (mixer)
xi. Air suling, air keran, minyak tanah
38 | P R A K T E K U J I T A N A H
Prosedur Pelaksanaan
Mencari berat jenis suatu benda dapat di lakukan dengan
benda uji yang sudah di tentukan, Disini benda uji yang di jadikan
sample adalah tanah yang lolos saringan No. 10 sebanyak 100 –
120gr. Berikut ini adalah cara mencari berat jenis suatu tanah :
39 | P R A K T E K U J I T A N A H
Perhitungan
Setelah melaksanakan cara diatas, langkah selanjutnya kita
hitung pengujian untuk menemukan berat jenis suatu tanah itu
dengan perhitungan sebagai berikut :
(W2 W1 )
Gs
(W4 W1 ) (W3 W2 )
KETERANGAN :
Gs = berat jenis
α = faktor koreksi suhu
W1 = Berat picnometer + tutup
W2 = Berat picnometer + tanah + tutup
W3 = Berat picnometer + tanah + air + tutup
W4 = Berat Picnometer + air + tutup
Hasil Perhitungan
10 17
5 Temperatur oC 29 29
40 | P R A K T E K U J I T A N A H
Kesimpulan Dari Hasil Pengujian
Dari hasil pengujian sampel berat jenis didapatkan berat jenis rata-
rata yaitu sebesar 2,9. Dimana nilai Gs 2,9 tersebut menunjukan nilai
berat jenis untuk jenis tanah lempung atau lempung kelanauan.
Jenis tanah Gs
41 | P R A K T E K U J I T A N A H
c. Masukan tanah yang telah menjadi pasta kedalam cawan
Casagrande, lalu ratakan tanah tersebut pada cawan
Casagrande
d. Buat alur dengan alat penggores pada tanah yang sudah
diratakan pada cawan Casagrande
e. Putar handle dengan kecepatan kira-kira 2 putaran perdetik
f. Hitung jumlah pukulan (N) sampai celah tanah menutup
sepanjang sepanjang 1⁄2 (12,7 mm)
g. Jika nilai N untuk menutup celah tadi jumlahnya antara 25
sampai 35 pukulan,ambil bagian tanah yang menyatu tadi,
masukan kedalam container yang sudah diketahui berat
kosongnya (W1) dan timbang berat container yang terisi
dengan tanah basah . Ambil sisa tanah dalam cawan
Casagrande lalu bersihkan
h. Jika tanah terlalu kering maka, maka N akan dari 35. Dalam
kasus seperti ini, tambahkan air pada papan kaca, aduk rata
lalu ulangi langkah di atas. Jika tanah terlalu basah, maka N
lebih kecil dari 25. Untuk kasus seperti ini, pasta tanah
diaduk-aduk kembali dengan spatula untuk mengeringkan
pasta tanah tersebut.
i. Ulangi pekerjaan diatas, untuk kekentalan pasta tanah yang
bebeda. Sampai container ke-6
j. Jika semua container sudah berisi tanah kemudian di
timbang dan di oven unutk mengurangi jumlah kadar air.
k. Selanjutnya tunggu keesokkan harinya kemudian keluarkan
tanah dari oven. Lalu di timbang berat keringnya.
42 | P R A K T E K U J I T A N A H
Perhitungan
Tentukan kadar air untuk masing-masing nilai N, dengan
persamaan :
W2 − W3
𝜔 (%) = (100)
W3 − W1
100.00
90.00
80.00
70.00
Water Content (%)
60.00
50.00 Series1
40.00 Log. (Series1)
20.00
10.00 y = -2.5495x + 118.38
R² = 0.9468
0.00
0.1 1 10 100
Jumlah Pukulan
43 | P R A K T E K U J I T A N A H
2.11 BATAS PLASTIS
Pelaksanaan
Hari/tanggal : Kamis, 13 April dan Senin, 17 April 2017
Tempat : Laboratorium Uji Tanah PNB
Waktu : 08.00 – Selesai WITA
Tujuan
o Menentukan kadar air pada suatu contoh tanah pada kondisi
plastis.Batas plastis ialah kadar air minimum dimana suatu
tanah masih dalam keadaan plastis.
o Mampu memahami dan mengaplikasikan tahapan
penentuan nilai plastisitas tanah,
o Menguji tanah dalam keadaan plastis atau kadar air dimana
tanah berubah dari keadaan plastis menjadi keadaan semi
padat.
Peralatan & Bahan
Ayakan No. 40
Mangkok evaporator ( evaporator dish )
Plat kaca
Spatula
Plastic squeeze bottle
Container
Oven
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
Tanah
Prosedur Pelaksanaan
a. Contoh tanah yang sudah lolos saringan pada benda uji no.
40 kurang lebih sekitar 20 gram, setelah itu kita campurkan
sedikit air dan diaduk pada mangkuk evaporator.
b. Ambil contoh sampel tanah yang sudah diaduk, lalu buat
masa tanah berbentuk elips dan sambil digiling dengan
44 | P R A K T E K U J I T A N A H
telapak tangan diatas benda lempengan kaca sampai tanah
yang sudah digiling itu memenuhi persyaratan 3 mm.
c. Bila gilingan tanah sudah terlihat pecah-pecah sebelum
mencapai diameter 3 mm, berarti itu kadar airnya belum
tercapai ( air kurang ) tambahkan kembali air dan aduk lagi
sampai rata.
d. Lakukan kembali penggilingan ulang sehingga pada
diameter 3 mm tanah itu baru menunjukan pecah-pecah
rambut.
e. Setelah penggilingan, kita harus menimbang container
kosong dan catat berat container itu.
f. Langkah berikutnya kita timbang container yang sudah
berisi sampel tanah yang digiling tadi.
g. Berikutnya kita ambil contoh tanah dan diuji kadar airnya.
Perhitungan
Kadar air pada gilingan tanah yang mengalami retak-retak
pada diameter 3mm merupakan kadar air pada batas plastis, yang
dihitung dengan persamaan :
W2−W3
𝜔 (%) = W3−W1(100)
Hasil Perhitungan
45 | P R A K T E K U J I T A N A H
2.12 BATAS SUSUT
Pelaksanaan
Hari/tanggal : Senin, 17 April – Selasa, 18 April 2017
Tempat : Laboratorium Uji Tanah PNB
Waktu : 08.00 – Selesai WITA
Tujuan
Menentukan batas susut tanah lempung.
Peralatan
o Ayakan No. 40
o Cawan susut
o Mangkok evaporator
o Pelat kaca dengan 3 paku
o Spatula
o Plastik squeeze bottle
o Mistar perata
o Oven
o Mangkok gelas
o Air raksa
o Timbangan dengan ketelitian 0,1
Prosedur Pelaksanaan
1. Berilah pelumas pada cetakan supaya contoh tanah tidak
melekat pada cawan susut, lalu timbang beratnya (W1).
2. Ambil sekitar 40 gram contoh tanah yang lewat ayakan No.
40, yang dipakai untuk uji batas plastis, campur dengan air
untuk membuat pasta tanah dengan kadar air kira-kira diatas
batas cair.
3. Masukkan contoh tanah tersebut kedalam cawan susut
sampai sepertiga tinggi cawan, lalu pukul-pukulkan dengan
halus pada alas yang keras sampai permukaan tanah turun
dan tidak terlihat adanya gelembung udara. Ulangi prosedur
diatas untuk lapis kedua dan ketiga, lalu ratakan permukaan
tanah dengan spatula. Bersihkan tanah yang melekat
disekeliling cawan susut, lalu timbang cawan susut + tanah
(W2).
4. Angin-anginkan contoh tanah ( kurang lebih selama 6 – 8
jam ) sampai warna permukaan tanah berubah untuk
menghindari retak akibat kehilangan air yang cepat akibat
pemanasan, dan juga untuk menghindari tanah mendidih
selama dipanaskan. Keringkan dalam oven dengan suhu 105
– 110oC sampai dicapai berat yang tetap ( 12 – 18 jam ).
46 | P R A K T E K U J I T A N A H
5. Keluarkan contoh dari oven, lalu timbang cawan + contoh
tanah kering (W3). Hitung berat air dan berat tanah kering.
6. Hitung volume cawan susut dalam cm3, dengan cara
mengukur berat air raksa yang diperlukan untuk mengisi
cawan susut (W4).
7. Masukkan tanah kering tersebut ke dalam wadah gelas yang
sudah diisi penuh dengan air raksa, lalu tekan ke bawah
dengan memakai pelat kaca dengan 3 paku, sampai seluruh
masa tanah tenggelam di dalam air raksa. Catat berat air
raksa yang tumpah (W5).
Perhitungan
Hitung kadar air mula-mula ωi dari pasta tanah, dengan persamaan
:
W W3
i 2 (100)
W3 W1
(W4 W5 )
Shrinkage Limit ( SL ) = i (%) (100)
13,6(W3 W1 )
Hasil Perhitungan
Data Pengujian Batas Susut
𝑊2 − 𝑊3
𝜔𝑖 = (100%)
𝑊3 − 𝑊1 62,16216216 %
(𝑊4 − 𝑊5 ) 46,85015898 %
(100%
13,6 (𝑊3 − 𝑊1 )
(𝑊4 − 𝑊5 )
𝑆𝐿 = 𝜔𝑖 (%) − (100%) 15,31200318 %
13,6(𝑊3 − 𝑊1 )
SL = 15,31
47 | P R A K T E K U J I T A N A H
2.13 KESIMPULAN DARI BATAS SUSUT, PLASTIS, DAN CAIR
Plastic
Liquid Limit Limit Plastic Index Srinkage Limit
LL PL PI SL
(%) (%) (%) (%)
54,64 53,22 1,42 15,31
Dari hasil pengujian batas cair, plastis, dan susut diperoleh hasil
presentase dari liquid limit yaitu sebesar 54,64 %, plastic limid yaitu
sebesar 53,22 %, dan Srinkage Limit yaitu sebesar 15,31 %. Dari
selisih Liquid Limit dengan Plastic Limit didapatkan hasil yaitu
Plastic Index sebesar 1,42 %. Dilihat dari hasil data pengujian yang
didapat tanah yang diuji memiliki konsistensi yang cukup baik.
2.14 GRADASI
Pelaksanaan
Hari/tanggal : Selasa, 18 April 2017
Tempat : Laboratorium Uji Tanah PNB
Waktu : 08.00 – Selesai WITA
Tujuan :
o Agar mahasiswa mengetahui bagaimana cara mencari
analiasa ayakan tanah yang ukuran butirnya tertahan di
ayakan no#200.
o Menentukan ukuran butir tanah.
Peralatan
o Seperangkat saringan, tutup dan pan alas
o Sikat pembersih saringan
o Mesin pengocok/ sieve shaker
o Timbangan dengan ketelitian 0,1 gr
o Palu karet
o Talam
o Oven
o Desikator
o Benda Uji
48 | P R A K T E K U J I T A N A H
Prosedur Pelaksanaan
1. Timbang masing-masing ayakan yang digunakan, lalu susun dari ukuran
terbesar sampai terkecil secara berurutan dari atas ke bawah, lalu dibawahnya
diletakkan pan alas. Nomor saringan terbawah adalah saringan No. 200.
2. Hancurkan tanah yang akan diuji dengan palu karet.
3. Siapkan contoh tanah sebanyak 500 gram. Bila contoh tanah mengandung
butiran-butiran > ayakan No 4, maka contoh tanah tersebut perlu ditambah.
4. Tuang benda uji yang telah disiapkan ke dalam ayakan teratas, lalu pasang
penutup.
5. Tanah diayak dengan dengan mesin pengayak (Sieve Shaker) selama 10 – 15
menit.
6. Hentikan mesin pengayak, lalu lepaskan ayakan dari tumpukan.
7. Timbang berat benda uji yang tertahan pada masing-masing ayakan dan pan.
8. Kurangkan berat tanah + ayakan dengan berat ayakan masing-masing.
9. Jumlah kumulatip berat tanah yang tertinggal dalam ayakan harus dikontrol
dengan berat tanah semula.
10. Bila berat tanah yang tertinggal pada saringan No. 200 cukup besar, maka dalam
hal ini dilakukan pencucian. Masukkan air dalam ayakan No. 200 dan tanah
diremas-remas dan dibersihkan sampai benar-benar bersih. Jika air yang keluar
dari saringan No. 200 sudah bersih, pencucian dihentikan.
11. Siapkan nampan, lalu letakkan ayakan No. 200 diatasnya, balik posisinya, lalu
siram dengan air untuk melepaskan butiran tanah yang melekat pada saringan.
12. Keringkan butiran tanah tertahan saringan No. 200 sampai berat tetap.
13. Timbang berat tanah yang tertahan pada saringan No. 200.
14. Selisih berat antara langkah ke-13 dengan langkah ke-7 merupakan berat
butiran tanah yang lolos ayakan No. 200
49 | P R A K T E K U J I T A N A H
Perhitungan
berat _ tertinggal
100 %
berat _ total
Kombinasi A Kombinasi B
Dominan Dominan Dominan Dominan
gravel pasir dan gravel pasir dan
material material
berbutir berbutir
halus halus
3” No. 4 3” No. 4
2” No. 10 1 ½” No. 10
1 ½” No. 20 ¾” No. 16
1” No. 40 3/8” No. 30
¾” No. 60 No. 4 No. 50
3/8” No. 140 No. 8 No. 100
No. 4 No. 200 No. 16 No. 200
Pan Pan Pan Pan
50 | P R A K T E K U J I T A N A H
Tabel 8.3 Ukuran Ayakan Standar Amerika (Al-Khafaji, 1992)
51 | P R A K T E K U J I T A N A H
Hasil Perhitungan
Berat
No. Saringan / Berat
Berat Saringan+ Tanah %
Ukuran Berat Kosong Tanah % Lolos
Tanah Tertahan Tertahan
Saringan Tertahan
Komulatif
4 415.5 415.5 0 0 0 100
10 307.4 308.5 1.1 1.1 0.22 99.78
20 310.9 312.8 1.9 3 0.6 99.4
40 298.4 307.3 8.9 11.9 2.38 97.62
60 285.6 294.3 8.7 20.6 4.12 95.88
100 275.5 304 28.5 49.1 9.82 90.18
Pan 258.8 303.4 44.6 93.7 18.74 81.26
2.15 HIDROMETER
1. Pelaksanaan
Hari/tanggal : Selasa, 18 April – Rabu, 19 April 2017
Tempat : Laboratorium Uji Tanah PNB
Waktu : 08.00 – Selesai WITA
Tujuan
Menentukan distribusi/pembagian butir tanah yang lolos saringan No. 200
(0,075 mm)
Peralatan & Bahan
Ayakan No. 200
Hydrometer
Mixer
Oven
Evavorating dish
Timbangan
Stopwatch
Talam
Air suling
Tanah
52 | P R A K T E K U J I T A N A H
Prosedur Pelaksanaan
1. Timbang contoh tanah yang lolos saringan No. 200 sebanyak 50 gram.
2. Pindahkan contoh tanah ke dalam mangkok mixer dengan diberi air suling.
Kemudian diaduk selama 10 – 15 menit.
3. Setelah pengadukan selesai, pindahkan semuanya kedalam gelas ukur dan
tambahkan air suling sampai 1000 ml. Pindahkan sampai mangkok mixer
bersih dan tidak ada tanah yang tertinggal.
4. Tutuplah bagian atas tabung dengan telapak tangan kemudian kocoklah
berulang-ulang sampai tidak ada bagian tanah yang menggumpal dalam dasar
tabung.
5. Setelah mengocok selama 30 detik, letakkan tabung/gelas ukur diatas meja,
masukkan hydrometer dan siapkan stopwatch.
6. Lakukan pembacaan hydrometer pada rentang waktu ke ¼, 1/2, 1, 2, 5, 15, 30,
60, 240, dan 1.440 menit.
7. Usahakan bagian atas tabung tertutup untuk menghindari penguapan atau debu
yang masuk kedalam tabung.
8. Tentukan tinggi miniskus tangkai hydrometer pada air suling. Tinggi ini
dipakai sebagai koreksi miniskus yang dipergunakan dalam perhitungan.
9. Lakukan pembacaan sampai pembacaan mendekati 1,001 atau sampai
pembacaan diinginkan ( kurang lebih 24 jam ).
10. Setelah pembacaan akhir, tungkan suspensi dalam talam jagalah agar tidak ada
kehilangan tanah.
Perhitungan
Gs V
N c (r rw )100% kalikan 1/1000 karena pembacaan.
Gs 1 Ws
Dimana :
Gs = Spesifik grafity
V = Volume suspensi (1000 ml)
Ws = Berat tanah kering
c = Berat jenis air pada suhu percobaan 20oC
53 | P R A K T E K U J I T A N A H
R = Pembacaan hydrometer pada suspensi
Rw = Pembacaan hydrometer pada air suling dalam suhu yang sama
18 zr
D
s w t
Dimana :
µ = Viskositas air pada suhu percobaan
s Berat jenis tanah
w= Berat jenis air pada suhu percobaan
zr = Jarak dari permukaan suspensi ke pusat volume hydrometer (= -266,7
R + 288,7)
t = Total waktu pembacaan
W1
N' N N % lebih halus dari ayakan No 200
Ws
Dimana :
N = % lebih halus
W1 = Berat tanah kering yang lolos ayakan No. 200
W2 = Berat seluruhnya dari tanah kering untuk perhitungan analisa ayakan
Hasil Perhitungan
54 | P R A K T E K U J I T A N A H
Bacaan hydrometer Zr
Waktu
(t) (R-Rw) N D N'
(menit) rw r R Rw (%) (cm) (micron) (%)
0.25 0.9960
1.026 26 (4.00) 22.00000 57.52 7222.00 0.05 5.75
0.5 0.9960
1.025 25 (4.00) 21.00000 54.90 6955.33 0.03 5.49
1 0.9960
1.025 25 (4.00) 21.00000 54.90 6955.33 0.02 5.49
2 0.9960
1.024 24 (4.00) 20.00000 52.29 6688.67 0.02 5.23
5 0.9960
1.023 23 (4.00) 19.00000 49.68 6422.00 0.01 4.97
1.021
15 0.9960 21 (4.00) 17.00000 44.45 5888.67 0.01 4.44
30 0.9960
1.02 20 (4.00) 16.00000 41.83 5622.00 0.00 4.18
1.0185
60 0.9960 19 (4.00) 14.50000 37.91 5222.00 0.00 3.79
240 0.9960
1.015 15 (4.00) 11.00000 28.76 4288.67 0.00 2.88
1440 0.9960
1.013 13 (4.00) 9.00000 23.53 3755.33 0.00 2.35
Grafik Gradasi
100.0
90.0
80.0
70.0
60.0
Lolos (%)
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
0.001 0.100 10.000
-10.0
55 | P R A K T E K U J I T A N A H
No Deskripsi Ukuran butir %
1 Clay < 0.002 mm 2.35
0.002 < d < 0.075
2 Silt mm -11.27
0.075 < d < 0.42
3 Fine Sand mm -7.44
Diameter Lolos
butir (%)
(mm)
4.75 100.0
2.00 99.8
0.84 99.4
0.42 97.6
0.25 95.9
0.15 95.9
0.08 90.2
0.07 5.8
0.06 5.5
0.04 5.5
0.03 5.2
0.02 5.0
0.01 4.4
0.01 4.2
0.01 3.8
0.00 2.9
0.00 2.4
56 | P R A K T E K U J I T A N A H
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam pembangunan konstruksi sipil kelayakan tanah sebagai
wadah dari kontruksi sebuah bangunan merupakan hal yang penting. Dalam
hal ini, tanah berfungsi sebagai penahan beban dari konstruksi di atas tanah
yang harus bisa memikul seluruh beban bangunan dan beban lainnya yang
turut diperhitungkan. Sehingga kuat atau tidaknya bangunan/konstruksi itu
juga dipengaruhi oleh kondisi tanah yang ada. Pada kedalaman tertentu
tanah juga memiliki sifat – sifat tertentu dan untuk mengetahui kondisi atau
sifat dari tanah tersebut, kita dapat melakukan pengujian dengan mengambil
sampel tanah kemudian menentukan berat isi tanah, berat jenis tanah, kadar
air tanah, batas susut, batas plastis, batas cair, menganalisa gradasi dan
menganalisa butir yang lebih halus dari 0.075 mm. Selain itu, untuk
mengetahui kekuatan dari tanah tersebut, kita dapat melakukan pengujian
seperti dengan sondir, SPT, uji geser langsung tanah, dan uji kuat tekan dari
tanah tersebut.
3.2 SARAN
Pada setiap pengujian sangat disarankan untuk mengikuti langkah-
langkah ataupun prosedur yang sudah disediakan pada jobsheet yang telah
diberikan dan apabila ada yang belum dipahami sesegera mungkin
ditanyakan pada dosen ataupun teknisi yang mendampingi saat itu, hal ini
dilakukan agar dapat mengantisipasi kesalahan-kesalahan yang mungkin
saja terjadi. Selain itu dalam pengerjaan job sebaiknya dilakukan secara
merata oleh tiap individu mahasiswa dalam tiap kelompok karena praktek
ini bersifat pembelajaran sehingga nantinya mahasiswa benar-benar paham
dalam menyelesaikan job dan tidak terfokus hanya pada satu atau dua orang
saja.
57 | P R A K T E K U J I T A N A H
LAMPIRAN-
LAMPIRAN
58 | P R A K T E K U J I T A N A H
Proses Pemboran
Uji Sondir
59 | P R A K T E K U J I T A N A H
Uji Tekan Bebas
Persiapan Uji
Hidrometer
60 | P R A K T E K U J I T A N A H
Penghancuran sample
DS
Benda Uji
Proses Pembuatan Gradasi
Benda Uji Gradasi Benda Uji Berat
Jenis
61 | P R A K T E K U J I T A N A H