Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit sebagai sarana kesehatan yang mempunyai fungsi rujukan harus menyediakan
pelayanan yang bermutu, tidak terkecuali pada mereka yang memiliki gangguan fungsional dengan
menyediakan pelayanan Rehabilitasi Medik. Tetapi dengan adanya perbedaan kemampuan (SDM,
fasilitas/sarana) di tiap Rumah Sakit maka strata pelayanan yang diberikanpun akan berbeda.
Pelayanan Rehabilitasi Medik ini sifatnya komprehensif mulai dari promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif. Paradigma pelayanan Rehabilitasi Medik yang dianut saat ini dititik beratkan pada
strategi rehabilitasi pencegahan (prevention rehabilitation strategy), artinya pencegahan
ketidakmampuan (disabilitas) harus dilakukan sejak dini. Apabila tidak dapat dicegah, tetap
diupayakan mencapai tingkat kemandirian seoptimal mungkin, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Untuk memberikan pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang
Empat, maka diperlukan adanya pedoman pelayanan yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan
pelayanan yag bermutu dan berorientasi pada patient safety.

B. TUJUAN PEDOMAN
1. Memberi acuan bagi pelaksanaan pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit
2. Meningkatkan mutu pelayanan rehabilitasi medik di Rumah Sakit
3. Menjadi acuan pengembangan pelayanan rehabilitasi medik di Rumah Sakit

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit meliputi seluruh upaya kesehatan pada
umumnya, yaitu upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
1. Upaya promotif
Penyuluhan, informasi dan edukasi tentang hidup sehat, dan aktifitas yang tepat untuk
mencegah kondisi sakit.
2. Upaya preventif
Edukasi dan penanganan yang tepat pada kondisi sakit / penyakit untuk mencegah dan
meminimalkan gangguan fungsi atau resiko kecacatan.
3. Upaya kuratif
Penanganan melalui paduan intervensi medic, keterapian fisik, dan upaya rehabilitative untuk
mengatasi penyakit / kondisi sakit untuk mengembalikan dan mempertahankan kemampuan
fungsi.
4. Upaya rehabilitatif
Penanganan melalui paduan intervensi medic, keterapian fisik, keteknisan medik dan upaya
rehabilitative lainnya melalui pendekatan psiko-sosio-edukasi-ocupasi-vocasional untuk
mengatasi penyakit / kondisi sakit yang bertujuan mengembalikan dan mempertahankan
kemampuan fungsi, meningkatkan aktifitas dan peran serta / partisipasi di masyarakat.

D. BATASAN OPERASIONAL
Pelayanan rehabilitasi medik di RSI Ibnu Sina Simpang Empat meliputi pelayanan terhadap
pasien rawat jalan, dan rawat inap berdasarkan permintaan dari dokter penaggung jawab pasien.
Pelaksanaan pelayanan yaitu setiap Senin sampai Sabtu pukul 07.30 WIB sampai 14.30 WIB.

E. LANDASAN HUKUM

Pedoman Pelayanan Unit Rehabilitasi Medik RSI Ibnu Sina Simpang Empat 1
1. UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
2. UU No. 4 tahun 1997 tentang Penyandang Cacat
3. UU No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
4. UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
5. UU No. 6 tahun 1974 tentang Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat
6. Peraturan Pemerintah RI No. 7 tahun 1987 Jo SKB No.48/Menkes/II/1998 tentang
Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah dalam Bidang Kesehatan Kepada Pemerintah
Daerah
7. Permenkes RI No. 1045 tahun 2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan
Departemen Kesehatan
8. Permenkes RI No 867 tahun 2004 tentang Registrasi dan Praktek Terapis Wicara
9. Permenkes RI No. 104 tahun 1999 tentang Rehabilitasi Medik
10. Permenkes RI No. 585 tahun 1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik
11. Permenkes RI No. 159b tahun 1988 tentang Rumah Sakit
12. Permenkes RI No. 749a tahun 1988 tentang Rekam Medik / Medical Record
13. Kepmenkes No.1363 tahun 2001 tentang Registrasi dan Izin Praktik Fisioterapi
14. Kepmenkes No. 1333 tahun 1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
15. Kepmenkes No. 571 tahun 2008 tentang Standar Profesi Ocupasi Terapi

Pedoman Pelayanan Unit Rehabilitasi Medik RSI Ibnu Sina Simpang Empat 2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Standar ketenagaan minimal unit Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit tipe C menurut
Permenkes No. 378 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit
sekurang – kurangnya terdiri dari :
No Jenis Ketenagaan Jumlah
1 Dokter Spesialis Ilmu 1
Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi (Sp.RM)
2 Fisioterapis 2
3 Ocupasi Terapis 1
4 Perawat Rehabilitasi 1

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan disesuaikan dengan jam pelayanan di Unit Rehabilitasi Medik dimana
pelayanan hanya dilakukan dalam satu sift dinas yang dimulai pada jam 07.30 WIB sampai 14.30
WIB.

C. PENGATURAN JAGA
Waktu Jumlah
Nama Jabatan Kualifikasi
Kerja SDM
Dokter Spesialis Spesialis Ilmu Kedokteran 1 shift 1
Rehabilitasi Medik Fisik dan Rehabilitasi
Dokter Dokter Umum 1 shift 1
penanggungjawab
pelayanan
Fisioterapis D – III Fisioterapi 1 shift 1

Pedoman Pelayanan Unit Rehabilitasi Medik RSI Ibnu Sina Simpang Empat 3
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

B. STANDAR FASILITAS

No Jenis Fasilitas Keterangan


A Ruangan
Ruang tunggu +
Ruang konsultasi +
Ruang asesmen +
Toilet / WC +

B Listrik
Minimal watt

C Mebel
Meja kerja +
Lemari arsip +
Lemari alat +

D Peralatan kantor
Komputer
Printer
Alat tulis
Telepon

Daftar Alat Fisioterapi :


NAMA KONDISI YANG BISA
NO INDIKASI
ALAT DI TREATMENT
1 Lampu IR satu  Kondisi sehabis  Rheumatism
lampu trauma sub akut  Stroke
atau kronis  Muscle

Pedoman Pelayanan Unit Rehabilitasi Medik RSI Ibnu Sina Simpang Empat 4
 Kondisi Paralyse
peradangan sub  Muscle
akut dan kronis Spasm
 Kondisi  Myelgia
kelumpuhan /  Fracture
kelayuhan / Recovery
nyeri urat saraf
pusat dan tepi
 Kondisi
terganggu otot /
nyeri
 Kondisi luka
superfisi kronik
dengan teknik
khusus
2 Lampu IR 3 sda sda
lampu
2 Paradisasi /  Otot yang layuh  Ligament
Tens dengan nilai otot Sprin
di bawah 3  Neuralgia
 Kelemahan otot  Myelgia
karena adanya  Improve of
penyakit / Physical
karena otot lama Performance
tidak berfungsi Capacity
 Otot yang tidak  Analgesia
mampu (effect
berkontraksi symphaticus
 Otot yang inhibition)
memendek  Acute /
 Adanya cronic trauma
pembengkakan pain
local / pada  Improve
anggota gerak blood
circulation
 Arthralgia
 Post
operative
pain

Pedoman Pelayanan Unit Rehabilitasi Medik RSI Ibnu Sina Simpang Empat 5
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. ALUR PELAYANAN

B. TATA LAKSANA PELAYANAN


Unit Rehabilitasi merupakan bagian dari unit kerja di RSI Ibnu Sina Simpang Empat.
Rehabilitasi Medik atau Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (IKFR) merupakan bidang kedokteran
spesialisasi yang berhubungan dengan diagnosis, evaluasi dan pengobatan serta pengelolaan penderita
dengan berbagai usia seperti kelainan (impairment), kecacatan (disability) serta handicap fisik dan
kognitif yang menggunakan pendekatan holistic dan menyeluruh serta bertujuan untuk tercapainya
kemampuan fungsional yang maksimal, baik fisik, psikososial, social, okupasional dan vocasional.
Tim Rehabilitasi Medik (Dokter Rehabilitasi Medik, dan Fisioterapis) dalam melaksanakan
kegiatan pelayanan terhadap pasien berwenang untuk melakukan penulisan catatan perkembangan
pasien dalam bentuk SOAP.
S = Subjektif (informasi yang diperoleh langsung dari pasien / keluarga)
O = Objektif (observasi langsung terhadap pasien dan pemeriksaan)
A = Assesmen (berupa diagnosis, asset / limitasi pasien)
P = Planning (meliputi tujuan terapi jangka pendek dan tujuan terapi jangka panjang)

Pelayanan Unit Rehabilitasi Medik dibagi menjadi beberapa layanan :


1. Konsultasi / rujukan dokter

Pedoman Pelayanan Unit Rehabilitasi Medik RSI Ibnu Sina Simpang Empat 6
Pelayanan rehabilitasi medik dilaksanakan melalui pendekatan sistem satu pintu dan harus
dilakukan pemeriksaan atau penilaian oleh dokter penanggungjawab pelayanan untuk dilakukan
diagnosis fungsional dan menentukan terapi yang dibutuhkan.

2. Fisioterapi
Pelayanan kesehatan terhadap pasien sebagai individu maupun kelompok, dalam memaksimalkan
potensi gerak dan meminimalkan kesenjangan antar gerak actual dan gerak fungsi pada dimensi
pelayanan pengembangan, memelihara, memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur kehidupan.
Berdasarkan ruang lingkup pelayanan fisioterapi dan tuntutan kebutuhan masyarakat maka
pelayanan fisioterapi dikembangkan sesuai kebutuhan masyarakat, yaitu :

No Jenis Layanan
1 TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulasi)
2 IR (Infra Red)
3 Cervical Traction
4 Lumbal Traction
5 Massage & Manipulation
6 General Exercise
7 Active / Pasive Exercise
8 Back / Neck Exercise
9 Shoulder Exercise
10 Knee Exercise
11 Walking Exercise
12 Chest Therapy
13 Vestibular Exercise
14 Pre / Post Op Excercise
15 Posture

Tata cara pelayanan pasien :


1. Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik
a. Identifikasi pasien, komunikasi efektif (pasien menyebutkan identitas diri (nama / tanggal
lahir), melihat gelang pasien)
b. Melakukan asesmen medis SOAP
c. Membuat rencana tindakan terapi serta menentukan dosis terapi
d. Melakukan evaluasi hasil tindakan terapi
e. Re-evaluasi tindakan medis (dikembalikan ke dokter pengirim / terapi dilanjutkan / terapi
dihentikan)
2. Fisioterapi
a. Identifikasi pasien, komunikasi efektif (pasien menyebutkan identitas diri (nama / tanggal
lahir), melihat gelang pasien)
b. Melakukan asesmen / pemeriksaan fisioterapi antara lain pemeriksaan kekuatan otot, lingkup
gerak sendi, tingkatan nyeri
c. Melakukan tindakan terapi sesuai dengan instruksi dokter spesialis rehabilitasi medik dan
mendokumentasikan tindakan terapi sesuai dengan SOAP ke dalam catatan perkembangan
pasien terintegrasi
d. Memberikan edukasi dan home programe kepada pasien

Pedoman Pelayanan Unit Rehabilitasi Medik RSI Ibnu Sina Simpang Empat 7
e. Melaporkan pasien ke dokter rehabilitasi medic setelah satu paket terapi
f. Memberikan pelayanan fisioterapi rawat jalan dan rawat inap
g. Membuat catatan kegiatan fisioterapi dalam berkas / status rehabilitasi medik
h. Melaporkan pelaksanaan kegiatan fisioterapi meliputi :
 Kemajuan pasien
 Kelainan penyakit yang menyertai
 Kendala – kendala yang ditemui saat melakukan terapi kepada dokter rehabilitasi
medik dan keluarga pasien

Pedoman Pelayanan Unit Rehabilitasi Medik RSI Ibnu Sina Simpang Empat 8
BAB V
LOGISTIK

A. INVESTASI
Guna mendukung kelancaran operasional di Unit Rehabilitasi Medik, dibutuhkan hubungan
kerja terkait dengan pengadaan alat – alat kesehatan dan investasi peralatan Rehabilitasi Medik. Hal
ini bertujuan untuk sentralisasi proses pengadaan di RSI Ibnu Sina Simpang Empat.
Proses pengadaan alat – alat dan investasi di Rumah Sakit dilaksanakan melalui proses usulan
dari unit kerja dengan pertimbangan kajian bisnis serta kebutuhan pelayanan. Adapun mekanisme
pengadaan akan dilaksanakan apabila memenuhi pertimbangan bisnis dan kebutuhan pengembangan
layanan baru ataupun pengganti alat kesehatan yang sudah tidak layak pakai. Dari proses itu, apabila
usulan pengadaan diterima oleh pihak manajemen maka akan diadakan tender terkait pengadaan
barang yang dibutuhkan.
Mulai dari awal proses pengadaan sampai dengan penerimaan barang, Rumah Sakit
melibatkan seluruh bagian terkait. Hal ini dilakukan untuk menjamin investasi yang dibeli sesuai
dengan kebutuhan pemakai.

B. Bahan Habis Pakai (BHP)


Guna mendukung kelancaran operasional di Unir Rehabilitasi Medik, dibutuhkan pengadaan
Barang Habis Pakai terkait layanan Rehabilitasi Medik. Proses permintaan Bahan Habis Pakai melalui
pengamprahan setiap akhir bulan ke unit terkait. Pengamprahan dilakukan sekali dalam sebulan
kecuali bila keadaan cito.

Pedoman Pelayanan Unit Rehabilitasi Medik RSI Ibnu Sina Simpang Empat 9
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah bebas bagi pasien dari cedera
(penyakit, cedera fisik, psikologis, sosial, penderitaan, carat, kematian, dan lain - lain)
yang tidak seharusnya terjadi atau cedera yang potensial, terkait dengan sebelumnva
atau saat ini.
Keselamatan pasien rumah sakit ( Hospital Patient Safety) adalah suatu sistem
di mana r umah saki t me mbuat asuhan pasien lebi h aman. Hal ini ter masuk resiko,
identifikasi, dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko identifikasi pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tin dak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Salah satu program dasar keselamatan pasien adalah menurunkan insiden keselamatan
pasien beserta Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC).
Laporan IKP ini bertujuan menurunkan insiden KTD dan KNC, meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien, de ngan bagian-bagian yang terdiri dari alur pelaporan,
analisa, dan format formulir laporan IKP.
Insiden Keselamatan Pasien ( IKP) adal ah setiap kej adian yang tidak
disengaja dan tidak diharapkan, yang dapat mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien.
Kej adian Tidak Diharapkan (KTD) adal ah suatu kej adian yang tidak
di har apkan yan g men ga ki bat kan ceder a pas i en aki bat mel aksana kan suat u tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil dan bukan karena penyakit
dasarnya atau kondi si pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau
bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah. KTD yang tidak dapat dicegah adalah
suatu KTD akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan mutakhir.
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah suatu kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak
terjadi.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menur unkan KT D dan K NC dan meni ngkat kan mut u pel ayanan dan
keselamatan pasien.
2. Tujuan Khusus
1. Adanya suatu pelaporan dan pendataan keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Mengetahui faktor penyebab atau faktor yang berpengaruh terhadap
terjadinya penyimpangan kinerja.
3. Mendapatkan suatu pelajaran untuk perbaikan asuhan pasien.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN


Pelayanan Rehabilitasi Medik adalah pelayanan kesehatan terhadap gangguan fisik dan fungsi
yang diakibatkan oleh keadaan / kondisi sakit / cedera melalui paduan intervensi medik, keterapian

Pedoman Pelayanan Unit Rehabilitasi Medik RSI Ibnu Sina Simpang Empat 10
fisik dan atau rehabilitatif untuk mencapai kemampuan fungsi yang optimal. Yang mengacu pada
prinsip umum pelayanan kesehatanbahwa keselamatan pasien adalah yang utama. Dapat diartikan
bahwa kepentingan pasien selalu menjadi pertimbangan utama.
1. Identifikasi pasien dengan benar
 Pasien diidentifikasi dengan nama pasien, nomor rekam medis, dan tanggal lahir
 Pasien diidentifikasi sebelum pemberian terapi
2. Meningkatkan komunikasi efektif dengan SBAR
 S : Situasi
 B : Background
 A : Assesmen
 R : Rekomendasi
3. Menurunkan resiko penularan infeksi pada pasien
 Menggunakan APD (masker, handscoon) saat melakukan tindakan
4. Manurunkan resiko jatuh dan cedera pada pasien
 Menerapkan ergonomik kerja (moving, lifting, proper body mechanic)

Manajemen risiko adalah suatu metode yang sistematis untuk mengidentifikasi, menganalisis,
mengendalikan, memantau, mengevaluasi dan mengkomunikasikan risiko yang ada pada suatu
kegiatan. Untuk mengetahui gambaran kegiatan pada suatu unit kerja terlebih dahulu dilakukan
inventarisasi kegiatan di unit kerja tersebut.
Inventarisasi dapat dilkukan dengan cara:
1. Mempelajari diagram kegiatan yang ada
2. Melakukan inspeksi dengan menggunakan daftar tilik (check list)
3. Melakukan konsultasi dengan petugas
Inventarisasi kegiatan diarahkan kepada perolehan informasi untuk menentukan potensi
bahaya (hazard) yang ada. Bahaya (hazard) adalah suatu kondisi pada suatu tempat kerja yang dapat
berpotensi menyebabkan kematian, cedera atau kerugian lain.
Pengendalian risiko melalui sistem manajemen dapat dilakukan oleh pihak Manajemen
pembuat komitmen dan kebijakan organisasi, program pengendalian prosedur pengendalian, tanggung
jawab, pelaksanaan dan evaluasi. Kegiatan-kegiatan tersebut secara terpadu dapat mendukung
terlaksananya pengendalian secara tekhnis.

Pedoman Pelayanan Unit Rehabilitasi Medik RSI Ibnu Sina Simpang Empat 11
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja di Unit Rehabilitasi Medik merupakan aspek penting yang harus
diperhatikan. Keselamatan kerja merupakan tanggung jawab bersama yang melibatkan unsur
manajemen, karyawan, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan
mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Tindakan yang dilakukan bila terjadi kecelakaan merupakan upaya untuk manangani suatu
keadaan yang tidak terencana dan tidak terkontrol yang merupakan salah satu aksi dan reaksi dari
objek zat dan manusia yang dapat merugikan sumber daya manusia, keuangan dan material.
Hal tersebut bertujuan untuk melindungi pekerja Unit Rehabilitasi Medik dan meminimalkan
kecelakaan, untuk mencapai produktivitas yang optimal.

Bahaya / Kecelakaan Fisik


a. Tertusuk jarum
1) Bersihkan luka dengan air mengalir dan berikan betadin
2) Segera lapor ke UGD untuk perawatan lebih lanjut
3) Lapor ke atasan dan isi formulir kecelakaan kerja
b. Kecelakaan karena arus listrik
1) Matikan panel listrik sesegera mungkin atau penderita harus segera dilepaskan
hubungannya dengan arus listrik, hati – hati, penolong sendiri jangan sampai terkena arus
listrik. Berdirilah di atas kain dan lepaskan hubungan penderita dengan kawat listrik.
2) Pertolongan selanjutnya disesuaikan dengan keadaan penderita, bila tidak sadar maka
dilakukan Bantuan Hidup Dasar dan segera melapor kepada tim code blue. Bila penderita
sadar, maka bawa ke UGD.
3) Lapor kepada atasan dan isi formulir kecelakaan kerja.
c. Kebakaran
Bila terjadi kebakaran lakukan prosedur penanganan sesuai dengan standar. Gunakan APAR
terdekat yang berada di lokasi kebakaran.
d. Gempa Bumi
1) Tetap tenang dan jangan panik
2) Berlindung di tempat yang aman dan terhindar dari kemungkinan kejatuhan benda
3) Segera keluar dari ruangan bila gempa sudah berhenti dengan cara teratur menuju titik
kumpul terdekat.

Pedoman Pelayanan Unit Rehabilitasi Medik RSI Ibnu Sina Simpang Empat 12
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah uji kelengkapan sistem layanan untuk menentukan seberapa baik
layanan Unit Rehabilitasi Medik. Sistem pengendalian mutu yang dapat diandalkan merupakan hal
penting untuk menjadikan layanan Rehabilitasi Medik yang berkualitas. Dengan tujuan meningkatkan
mutu pelayanan Unit Rehabilitasi Medik, mengidentifikasikan masalah kinerja yang tidak diketahui
dari mekanisme internal.

Prosedur pengendalian mutu mencakup :


1. Validasi fungsi alat
a. Pemeriksaan secara berkala alat – alat Rehabilitasi Medik sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan
b. Jadwal kalibrasi alat
2. Validasi alur proses layanan
a. Pelayanan rawat jalan dan rawat inap
b. Melakukan sesmen dan re-asesmen
c. Melakukan tindakan evaluasi dan re-evaluasi
d. Dokumentasi
3. Validasi sarana dan prasarana penunjang
a. Kelengkapan ruangan yang memadai
b. Alat – alat penunjang layanan Rehabilitasi Medik
4. Validasi program peningkatan mutu
a. Penilaian kinerja pegawai Unit Rehabilitasi Medik
b. Kepuasan pelanggan
5. Validasi sertifikasi pegawai dan standar prosedur operasional (SPO)
a. Kelengkapan STR (Surat Tanda Registrasi) dan SIP (Surat Izin Praktek)
b. SPO Unit Rehabilitasi Medik

Pengendalian mutu Unit Rehabilitasi Medik antara lain : kelengkapan alat di Unit Rehabilitasi
Medik, kesiapan alur pelayanan pasien, kelengkapan formulir layanan, kelengkapan dan kelayakan
sarana dan prasarana Unit Rehabilitasi Medik, pelaksanaan proses kegiatan Unit Rehabilitasi Medik,
kelengkapan SPO yang ada, dokumen layanan, ketersediaan peralatan untuk menunjang fungsi
pelayanan, pemeliharaan dan kalibrasi peralatan, laporan bulanan dan tahunan, serta kecepatan
penanganan pasien.

Indikator mutu Unit Rehabilitasi medik antara lain :


1. Angka Kejadian Drop Out Pasien Terhadap Pelayanan Rehabilitasi Medik yang direncanakan
2. Angka Kejadian Kesalahan Tindakan Fisioterapi

Pedoman Pelayanan Unit Rehabilitasi Medik RSI Ibnu Sina Simpang Empat 13
BAB IX
PENUTUP

Dengan ditetapkannya Pedoman Pelayanan Unit Rehabilitasi Medik di Rumah


Sakit tidaklah berarti semua permasalahan tentang pelayanan Rehabilitasi Medik di
Rumah Sakit menjadi mudah dan selesai. Dalam pelaksanaannya dilapangan, Pedoman
Pelayanan Unit Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit ini tentu akan menghadapi banyak
kendala, antara lain sumber daya manusia/tenaga fisioterapi di rumah sakit dan
kebijakan manajemen rumah sakit.
Untuk keberhasilan pelaksanaan Pedoman Pelayanan Unit Rehabilitasi Mediki
di Rumah Sakit, perlu komitmen dan kerjasama yang lebih baik, sehingga pelayanan
Rehabilitasi Medik di rumah sakit pada umumnya akan semakin optimal, dan khususnya
pelayanan Rehabilitasi Medik di rumah sakit akan dirasakan oleh pasien/masyarakat.

Pedoman Pelayanan Unit Rehabilitasi Medik RSI Ibnu Sina Simpang Empat 14

Anda mungkin juga menyukai