Anda di halaman 1dari 10

a.

Kepemilikan keluarga

perusahaan keluarga adalah perusahaan yang benar-benar dimiliki

oleh keluarga dan pembuatan dan pengambilan kebijakan

perusahaan di dominasi oleh anggota “emotional kinship group”. Ini

berarti bahwa sesuatu perusahaan keluarga manakala dominasi

anggota keluarga yang termasuk dalam kelompok yang mempunyai

pertalian keluarga secara emosional sangat besar dan kelihatan

secara kasat mata. Di perusahaan keluarga, manfaat dan biaya dari

tax avoidance sangat berhubungan karakteristik khusus perusahaan

keluarga. Karakteristik perusahaan keluarga membuat pemilik

keluarga akan merasakan manfaat tax avoidance yang lebih besar

dibandingkan manajer di perusahaan non-keluarga. Karena proporsi

kepemilikan yang tinggi, pemilik keluarga memperoleh

penghematan lebih besar. Ditambah lagi pengaruh pemilik keluarga

yang besar pada perusahaan membuat peluang tax avoidance lebih

besar.

b. Kepemilkan Institusional

kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan

yang dimiliki oleh investor institusional, seperti pemerintah,

perusahaan investasi bank, perusahaan asuransi, institusi luar negri,

dana perwalian serta instistusi lainnya. Kepemilikan institusional

memiliki arti penting dalam memonitor manajemen karena dengan

adanya kepemilikan institusional akan mendorong peningkatan

pengawasan yang lebih optimal. Semakin besar kepemilikan


institusional yang dimiliki pihak institusi akan memberikan tekanan

kepada manajemen untuk melakukan penghindaran pajak sehingga

dapat memaksimalkan laba.

c. Kepemilkan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh

pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan (Boediono,

2005). Kepemilikan manajemen terhadap saham perusahaan

dipandang dapat menselaraskan potensi perbedaan antara pemegang

saham luar dengan manajemen, sehingga permasalahan keagenan

diasumsikan akan hilang apabila seorang manajer adalah seorang

pemilik juga (Yuono dan Widyawati, 2016). Peranan kepemilikan

manajerial menjadi berpengaruh pada perusahaan, manajer bukan

hanya berperan sebagai manajer tetapi juga sebagai pemegang

saham. Hal ini membuat manajer akan lebih giat dalam memenuhi

keinginan dari para pemegang saham. Manajemen akan lebih

berhati-hati dalam mengambil keputusan karena akan berdampak

langsung pada dirinya selaku pemegang saham. Sehingga dapat

menekan kecenderungan perusahaan untuk melakukan penghindaran

pajak.

d. Kepemikan saham terbesar

Kepemilikan saham terbesar menandakan kelompok pemilik saham

yang memiliki hak suara yang lebih besar. Semakin tinggi persentase

kepemilikan saham terbesar maka akan lebih besar pengaruh untuk

menentukan kebijakan perusahaan dan memastikan kebijakan


tersebut yang dapat menguntungkan pemilik saham tentunya

sehingga kepemikan saham terbesar memiliki pengaruh terhadap

penghindaran pajak.

e. Kepemikan saham Publik

Kepemilikan saham yang menyebar cenderung untuk kurang

mempedulikan kebijakan-kebijakan strategis perusahaan dan kurang

memaksimalkan kompensasi eksekutif untuk meningkatkan kinerja

perusahaan. kepemilikan publik juga cenderung untuk memecah

konsentrasi perusahaan untuk meningkatkan laba dan efisiensi

terhadap biaya perusahaan termasuk melakukan penghindaran pajak

f. Kepemikan Saham Eksekutif

Teori kepatuhan menjelaskan bagaimana kepemilikan saham

perusahaan oleh eksekutif mampu mempengaruhi penghindaran

pajak perusahaan. Teori ini mengasumsikan bahwa eksekutif sebagai

seorang individu akan melaksanakan sesuatu jika ia mendapatkan

keuntungan dari hal tersebut. Dengan adanya kepemilikan saham,

seorang eksekutif juga menjadi bagian dari pemilik perusahaan.

Sehingga baik secara langsung atau tidak langsung, aliran cash flow

perusahaan yang baik menjadi harapan eksekutif agar ia mendapat

keuntungan yang lebih tinggi. Aliran kas perusahaan yang baik salah

satunya dapat dicapai dengan melakukan efisiensi beban pajak

melalui penghindaran pajak perusahaan. Selain itu kepemilikan atas

suatu saham mempunyai hak atas semua informasi perusahaan dan

mempunyai hak untuk mempengaruhi jalannya perusahaan melalui


Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Kepemilikan saham

eksekutif diharapkan akan meningkatkan kinerja perusahaan

diantaranya melalui penghindaran pajak perusahaan sebagai upaya

efisiensi pembayaran pajak.

g. Leverage

Leverage (tingkat pendanaan) merupakan rasio yang menunjukkan

besarnya hutang yang dimiliki oleh perusahaan untuk membiayai

aktivitas operasinya. Penambahan jumlah hutang akan

mengakibatkan munculnya beban bunga yang harus dibayar oleh

perusahaan. Beban bunga yang semakin tinggi akan memberikan

pengaruh berkurangnya beban pajak perusahaan akan cenderung

mengurangi perlakuan penghindaran pajak.

h. Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu skala atau nilai perusahaan yang

dapat diklasifikasikan besar kecilnya berdasarkan total aktiva, log

size, nilai saham, dan lain sebagainya. Perusahaan yang

dikelompokkan ke dalam ukuran yang besar (memiliki aset yang

besar) akan cenderung lebih mampu dan lebih stabil untuk

menghasilkan laba jika dibandingkan dengan perusahaan dengan

total aset yang kecil Laba yang besar dan stabil akan cenderung

mendorong perusahaan untuk melakukan praktik penghindaran pajak

(tax avoidance) karena laba yang besar akan menyebabkan beban

pajak yang besar pula. Kondisi tersebut menimbulkan peningkatan


jumlah beban pajak sehingga mendorong perusahaan untuk

melakukan praktik penghindaran pajak.

i. Profibilitas

Profitabilitas merupakan gambaran kinerja keuangan perusahaan

dalam menghasilkan laba dari pengelolaan aktiva yang dikenal

dengan Retun On Assets (ROA). ROA memiliki keterkaitan dengan

laba bersih perusahaan dan pengenaan pajak penghasilan untuk

perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan akan semakin

tinggi pula laba bersih perusahaan yang dihasilkan. Profit yang

tinggi akan mempengaruhi perusahaan melakukan tax avoidance,

karena jika laba yang diperoleh perusahaan meningkat, maka jumlah

pajak penghasilan juga akan meningkat. Perusahaan dengan laba

yang tinggi akan mempengaruhi perusahaan melakukan tindakan tax

avoidance

j. Komisaris independen

Komisaris independen mengawasi dan memberikan arahan atas

masalah-masalah perusahaan yang berkaitan dengan kebijakan

keuangan, akuntansi dan pengendalian internal. Proporsi komisaris

independen yang besar dalam struktur dewan komisaris akan

memberi pengawasan yang ketat sehingga mampu meminimalkan

kesempatan melakukan kecurangan seperti penghindaran pajak dari

manajemen perusahaan.

k. Kualitas audit
Kualitas audit adalah segala kemungkinan yang dapat terjadi saat

auditor mengaudit laporan keuangan klien dan menemukan

pelanggaran atau kesalahan yang terjadi, dan melaporkannya dalam

laporan keuangan auditan. Faktor kualitas audit dapat menjadi faktor

yang mempengaruhi penghindaran pajak karena kualitas audit

merupakan indikator utama yang digunakan dalam melilih auditor.

Dalam memilih auditor bisa di ukur dengan spesialisasi industri dari

Kantor Akuntan Publik (KAP). Laporan keuangan yang diaudit oleh

auditor KAP spesialisasi indutri dipercaya mampu mendeteksi

kesalahan secara lebih baik sehingga menampilkan nilai perusahaan

yang sebenarnya, oleh karena itu memungkinkan perusahaan

memiliki tingkat kecurangan yang lebih rendah dibandingkan

dengan perusahaan yang diaudit oleh non KAP spesialisasi

l. Komite aduit

Komite Audit adalah orang atau sekelompok orang sekurang

kurangnya tiga orang yang independen di dalam perusahaan yang

dipilih juga secara independen yang mempunyai kapabilitas dan

kompetensi dalam bidang akuntansi dan keuangan, komite audit

bertanggung jawab kepada dewan komisaris. Komite Audit

berfungsi memberikan pandangan mengenai masalah-masalah yang

berhubungan dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan

pengendalian internal perusahaan. Sementara BEI mensyaratkan

paling sedikit Komite Audit harus tiga orang. Jadi jika kurang dari

tiga orang maka tidak sesuai dengan peraturan BEI. Dengan


demikian, apabila jumlah komite audit dalam suatu perusahaan tidak

sesuai dengan peraturan BEI maka akan meningkatkan tindakan

manajemen dalam melakukan minimalisasi laba untuk kepentingan

penghindaran pajak (tax avoidance).

m. Karakteristik Eksekutuf

Karakter eksekutif dibedakan menjadi dua yaitu risk taker dan risk

averse yang tercermin dari besar kecilnya risiko perusahaan.

Eksekutif yang memiliki karakter risk taker adalah eksekutif yang

lebih berani dalam mengambil keputusan bisnis dan biasanya

memiliki dorongan kuat untuk memiliki penghasilan,posisi,

kesejahteraan, dan kewenangan yang lebih tinggi. Eksekutif yang

memiliki karakter risk takertidak ragu-ragu untuk melakukan

pembiayaan dari hutang (Dewi dan I Ketut, 2014). Berkebalikan

dengan risk taker, eksekutif yang bersifat risk averse

n. Multi Company

Era globalisasi mendorong perusahaan untuk melakukan perluasan

perdagangan yang semula hanya beroperasi lintas dalam negeri

menjadi operasi lintas negara dengan membuka agen atau cabang.

Multinasional Company adalah perusahaan yang beroperasi lintas

negara. Perusahaan yang beroperasi lintas Negara memiliki

kemungkinan melakukan tax avoidance lebih tinggi dibanding

perusahaan yang beroperasi lintas domestik. Karena mereka bisa saja

melakukan transfer laba (transfer pricing) ke perusahaan yang


berada di lain negara, dimana negara tersebut memungut tarif pajak

yang lebih rendah dibandingkan negara lainnya

o. Beban pajak tangguhan

Deferred Method (Metode Pajak Tangguhan), Dalam metode ini

menggunakan pendekatan laba rugi yang memandang perbedaan

perlakuan antara akuntansi dan perpajakan dari sudut pandang

laporan laba rugi, yaitu kapan suatu transaksi diakui dalam laporan

laba rugi baik dari segi komersial maupun fiskal. Pendekatan ini

mengenal istilah perbedaan waktu dan perbedaan permanen. Hasil

perhitungan dari pendekatan ini adalah pergerakan yang akan diakui

sebagai Pajak Tangguhan pada laporan laba rugi.

p. CSR

CSR merupakan bentuk komitmen terhadap aktivitas bisnis untuk

bertindak secara etis, berkontribusi dalam pembangunan ekonomi,

dan meningkatkan kualitas hidup pekerja dan masyarakat. Di

Indonesia CSR tidak wajib bagi perusahaan. Namun beberapa

perusahaan yang beroperasi di Indonesia, menganggap CSR

merupakan sebuah hal yang wajib dilakukan. Di Indonesia undang-

undang mengenai pengungkapan CSR telah diatur dalam Peraturan

Pemerintah No. 47 (2012) tentang Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan Perseroan Terbatas. Aktivitas CSR adalah pengeluaran,

begitu juga dengan pajak yang akan dikenakan atas aktivitas-

aktivitas CSR yang mungkin saja harus dikenakan pajak sesuai

peraturan yang berlaku. Dilihat dari sudut pandang pajak


penghasilan (PPh), perusahaan biasanya akan memilih strategi untuk

mensiasati pengenaan pajak ini sehingga semua biaya yang

dikeluarkan untuk aktivitas CSR yang dilakukan dapat dibebankan

sebagai biaya yang mengurangi laba kena pajak .

Corporate Governance

Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI)

definisi Corporate Governance adalah seperangkat peraturan yang

mengatur hubungan antara pemegang saham, pengelola perusahaan

pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta pemegang kepentingan

internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan

kewajiban mereka. Corporate governance dalam penelitian ini di

proksikan ke dalam komposisi komisaris independen. Hal ini

dilakukan karena dewan komisaris independen ikut berperan serta

dalam rapat dewan komisaris, rapat dengan dewan direksi dan

berperan juga sebagai wakil perusahaan dalam komite audit, yaitu

sebagai ketua komite audit. Komisaris independen diukur dengan

menggunakan persentase jumlah komisaris independen terhadap

jumlah total komisaris dalam susunan dewan komisaris perusahaan

sampel tahun amatan (Prakosa, 2014).

q. Kompensasi rugi fiskal dapat berhubungan dengan penghindaran

pajak. Berdasarkan peraturan perundang-undangan, bahwa

perusahaan yang telah merugi dalam satu periode akuntansi

diberikan keringanan untuk membayar pajaknya. Kerugian tersebut


dapat dikompensasikan selama lima tahun kedepan dan laba

perusahaan akan digunakan untuk mengurangi jumlah kompensasi

kerugian tersebut. Akibatnya, selama lima tahun tersebut,

perusahaan akan terhindar dari beban pajak, karena laba kena pajak

akan digunakan untuk mengurangi jumlah kompensasi kerugian

perusahaan. Revaluasi atau penilaian kembali asset dapat dilakukan

oleh wajib pajak terhadap asset yang dimilikinya bilamana nilai asset

yang dimilikinya sudah tidak sesuai dengan harga pasar yang

wajar.Selisih lebih hasil penilaian kembali diatas nilai sisa buku

fiskal semula setelah dikompensasikan terlebih dahulu dengan sisa

kerugian fiskal tahun-tahun sebelumnya dikenakan PPh final sebesar

10%.Wajib pajak yang mempunyai akumulasi kerugian tahun lalu,

lebih-lebih yang hampir melebihi batas waktu daluwarsanya, dapat

melakukan revaluasi atas asetnya agar dapat memanfaatkan

kompensasi kerugian tersebut agar tidak hilang percuma.

Anda mungkin juga menyukai